SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu (S. ) dalam Ilmu (Jurusan)
Fakultas Dakwah
Oleh
NABILA TASYA
NIM:
ف َويَ ْنهَ ْو َن َع ِن ا ْل ُم ْن َك ِر ْ َو ْلتَ ُك ْن ِّم ْن ُك ْم اُ َّمةٌ يَّ ْد ُع ْو َن اِلَى ا ْل َخي ِْر َويَأْ ُم
ِ رُو َن ِبا ْل َم ْعر ُْو
۴۰۱ك هُ ُم ا ْل ُم ْفلِح ُْو َن َ َِواُولَىإ
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar.
Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imron: )1
1
Tim Penterjemah dan Penafsir Al-Qur’an, Mushaf An-Nur Al-Qur’anul Karim, (Jakarta:
Maktabah Al-Fatih, ), .
v
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran
Islam yang telah mempelajari ilmu-ilmu dakwah, tetapi tidak memanfaatkan
Instagram untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah. Hanya sedikit dari jumlah
mahasiswa KPI yang menjadikan Instagram sebagai media dakwah. Padahal
Instagram menjadi hal yang tidak terlepas dalam kehidupan sehari-hari para
mahasiswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk
media dakwah yang dipelajari, mengetahui faktor pendukung dan penghambat
penggunaan Instagram sebagi media dakwah, serta menganalisis penggunaan
Instagram sebagai media dakwah.
Pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan kualitatif, dengan
menggunakan teknik Sampling Purposive. Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek
penelitiannya adalah mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam konteks
masyarakat Melayu Jambi menjadi kekhasan skripsi ini.
Hasil penelitian menemukan bahwa: Pertama, bentuk-bentuk media dakwah
yang dipelajari ada lima diantaranya, lisan, seni, audio visual, tulisan, dan auditif.
Kedua, faktor pendukung penggunaaan Instagram sebagai media dakwah ada tiga
yaitu keinginan pribadi, mudah diakses oleh banyak orang dan lingkungan.
Sedangkan faktor penghambatnya ada empat yaitu terlalu sibuk dengan urusan
lain, jaringan dan kuota internet yang tidaak memadai, keterbatasan pengetahuan,
serta takut akan prasangka orang lain. Ketiga, penggunaan Instagram sebagai
media dakwah dalam penelitian ini didapatkan orang pengguna mahasiswa
KPI. Informan dipilih oleh peneliti dengan alasan bahwa mereka sering
mengunggah pesan-pesan dakwah dalam instastory atau Instagram.
Kata Kunci: Instagram, Mahasiswa, Media Dakwah
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada ayah dan ibuku yang sangat luar biasa. Berkat
doa dan dukungan dari mereka aku dapat menyelesaikan skripsi ini. Serta teman-
temanku terutama Gee-el terima kasih untuk tahun-tahun kebersamaan kita,
senang bisa mengenal kalian.
vii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan hanya kepada
Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kesabaran, kekuatan, rahmat dan
inayahnya serta ilmu pengetahuan yang dilimpahkan. Atas perkenan-Mu jugalah
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta
salam “Allahumma Sholli Ala Muhammad Waala Ali Muhammad” juga penulis
sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta sahabat-
sahabatnya.
Skripsi dengan judul “Penggunaan Instagram sebagai Media Dakwah oleh
Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi” penulis hadirkan sebagai salah satu
persyaratan untuk menyelesaikan studi S dan memperoleh gelar sarjana sosial di
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak,
diantaranya:
. Bapak Arfan, S.Th.I, M.Soc. Sc. Ph.D, selaku Pembimbing I yang senantiasa
bersabar dalam memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi bagi penulis
dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
. Bapak Ade Novia Maulana, M. Sc, selaku Dosen Pembimbing II yang dengan
penuh kesabaran membimbing, mengarahkan dan memotivasi penulis.
Dengan sabar mendengarkan keluhan penulis mengenai kendala-kendala yang
didapatkan selama penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
. Bapak Dr. M Ied Al Munir, S.Ag, M.Hum, selaku pembimbing Akademik
yang senantiasa memberikan saran, semangat, dan waktunya demi
terselesaikannya skripsi ini.
. Bapak M. Junaidi, S.Ag, M.Si, selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
. Bapak Ade Novia Maulana, M.Sc, Selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
. Bapak Dr. Zulqarnin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Dakwah Universitas
Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
. Bapak Dr. Sahmin Batubara, M.HI, selaku Wakil Dekat I Fakultas Dakwah
Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
. Bapak Arfan Aziz, S.Th., S.Soc., Ph.d, selaku Wakil Dekan II Fakultas
Dakwah Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
. Bapak Dr. D.I.Ansusa, Putra, Lc., M.A.Hum, selaku Wakil Dekan III
Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, M.A., Ph.D, selaku Rektor beserta Wakil
Rektor I, II, III Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
viii
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
NOTA DINAS ..................................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ................................... iii
PENGESAHAN ................................................................................................. iv
MOTTO .............................................................................................................. v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
TRANSLITERASI ........................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...............................................................
B. Permasalahan ................................................................................
C. Batasan Masalah ...........................................................................
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................
E. Kerangka Teori..............................................................................
F. Metode Penelitian .......................................................................
G. Studi Relevan .............................................................................
x
BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA
DAKWAH
A. Pemahaman mahasiswa terhadap dakwah Islam .........................
B. Kesadaran mahasiswa menggunakan media sosial Instagram
sebagai media dakwah ................................................................
C. Penggunaan media sosial Instagram sebagai media dakwah .....
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................
B. Implikasi Penelitian ....................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xi
DAFTAR TABEL
xii
TRANSLITERASI
ب b ظ ẓ
ت t ع ‘
ث th غ gh
ج j ف f
ح ḥ ق q
خ kh ك k
د d ل l
ذ dh م m
ر r ن n
ز z ه h
س s و w
ش sh ء ,
ص ṣ ي y
ض ḍ
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
2
M. Fahmi Abdul Ghoni, “Penggunaan Instagram sebagai Media Dakwah”, Skripsi,
(Semarang: UIN Walisongo Semarang, ).
3
Yosiena Duli Deslima, “Pemanfaatan Instagram sebagai Media Dakwah”, Skripsi,
(Lampung: UIN Raden Intan Lampung, ).
4
Asmaniar, “Instagram sebagai Media Dakwah”, Skripsi, (Makassar: UIN Alauddin
Makassar, ).
5
Muchtar Agus Cholif, Hukum Adat Kerajaan Islam Melayu Jambi di Luak XVI, (Jambi:
), .
atau mengajak. Da’i merupakan sebutan untuk orang yang berdakwah dan
Mad’u merupakan sebutan untuk orang yang didakwahi.6
Dakwah secara terminologi menurut Prof. Toha Yahya Oemar yaitu
upaya mengajak umat dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar
sesuai dengan perintah tuhan untuk kemaslahatan di dunia dan akhirat.7
Muhamad Abu Zahrah menyebutkan hukum berdakwah adalah fardu ‘ain
dan fardu kifayah. Secara personal dakwah tersebut hukumnya fardu ‘ain
sesuai kemampuannya, dan fardu kifayah jika ditunjukkan kepada tenaga
ahli (organisasi) yang ditopang oleh negara.8
6
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, ), .
7
Ibid., .
8
Abdul Wahid, Gagasan Dakwah Pendekatan Komunikasi Antarbudaya, (Makasar:
Kencana, ), .
9
Tim Penterjemah dan Penafsir Al-Qur’an, Mushaf An-Nur Al-Qur’anul Karim, (Jakarta:
Maktabah Al-Fatih, ), .
Sehingga internet tidak hanya sebagai media komunikasi, tetapi sudah
merambat ke segala lini kehidupan. Dengan perkembangan yang pesat
tersebut, muncul media baru yang disebut dengan media sosial.
Media sosial merupakan sebuah media online di mana para
penggunanya dapat saling terhubung, berkomunikasi, berpartisiapsi,
berbagi dan menciptakan isi atau suatu konten dari media yang digunakan
secara bersama-sama tersebut. Media sosial tidak hanya menjadi sarana
komunikasi tetapi juga menjadi media hiburan, dikarenakan sifatnya yang
saling terhubung secara online dan mampu menyajikan konten berupa
teks, gambar, dan video. Facebook, Google, Twitter, BBM, WhatsApp,
Path, Instagram, Kaskus, Wikipedia, Wordpress, dan Blogger merupakan
berbagai media sosial yang paling populer di Indonesia. 10
Media sosial, kini menjadi media yang paling banyak diminati oleh
seluruh lapisan masyarakat. Salah satu media sosial yang banyak digemari
adalah Instagram. Pengguna Instagram tidak hanya dari kalangan biasa
saja, kalangan elite pun juga menggunakan Instagram, contohnya yaitu
Presiden Joko Widodo yang merupakan pemimpin negara di Indonesia.
Mustafa Imam dalam situs Good News from Indonesia menyatakan
pengguna Instagram di Indonesia mencapai , juta ( . . )
pengguna. Tidak bisa dimungkiri bahwa para pengguna Instagram di
Indonesia didominasi oleh usia produktif, yakni pada rentang - tahun.
Pengguna dari usia tersebut mendominasi hingga juta pengguna atau
- untuk usia - tahun. Sementara untuk usia - tahun
mendominasi dengan juta pengguna atau - . Oleh karena itu, pada
rentang usia tersebut secara kemampuan mereka ramah dengan dunia
digital dan mahir mengeksplorasi gawai. 11 Seperti tabel yang dibuat oleh
Mustafa Imam berikut ini.
10
Sahrul Mauludi, Socretes Café, (Jakarta: Elex Media Komputindo, ), .
11
Mustafa Imam, “Pengguna Instagram di Indonesia didominasi Wanita dan Generasi
Milenial”, diakses melalui alamat https://www-goodnewsfromindonesia-id.cdn.ampproject.org/v/s,
tanggal November .
Sumber: Goodnewsfromindonesia.id
12
Simosir , F.T., Pitasari, D.N,. Purwaka & Tjahjono, P.E, ”Efektivitas Youtube Sebagai
Media Pembelajaran Mahasiswa”, Record and Library Journal, Vol , No. ( ), .
13
Agus Sulistyanto, “Generasi Digital Natives dan Digital Immigrants”, diakses melalui
https://www.codepolitan.com, tanggal Januari .
Media dakwah digunakan sebagai alat untuk menyampaikan pesan
dakwah agar mudah samapai kepada sasaran dakwah. Para da’i bisa
memanfaatkan media ini untuk menyampaikan dakwahnya baik dengan
lisan atau tulisan.14 Dalam hal ini media sosial Instagram mencakup
keduanya. Dakwah dalam bentuk tulisan berupa potongan ayat atau hadis
dan sebagainya. Sedangkan yang berbentuk audio visual berupa video
ceramah ataupun siaran langsung dari da’i atau dai’yah.
Berdasarkan observasi awal peneliti pada Januari dan
pengalaman peneliti sebagai mahasiswa di Fakultas Dakwah, mahasiswa
di Fakultas Dakwah telah dibekali dengan ilmu-ilmu dakwah. Tetapi
dalam penerapannya tidak semua mahasiswa di Fakultas Dakwah
memanfaatkan Instagram sebagai media untuk menyampaikan pesan-
pesan dakwah. Jumlah mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
angkatan tahun di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebanyak
orang, dari orang tersebut semuanya memiliki media sosial Instagram.
Tetapi jumlah mahasiswa yang menggunakan media sosial Instagram
sebagai media dakwah hanya orang saja. Padahal Instagram menjadi hal
yang tidak lepas dalam kehidupan sehari-hari para mahasiswa di Fakultas
Dakwah. Instagram dijadikan sebagai tempat atau wadah untuk
membagikan postingan-postingan dari yang sifatnya umum sampai kepada
hal yang pribadi. Berdasarkan uraian dari observasi peneliti, maka skripsi
ini akan meneliti sejauh mana penggunaan media sosial Instagram sebagai
media dakwah pada mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
14
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, ), .
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, rumusan masalah yang
diangkat sebagai permasalahan penelitian ini adalah:
. Apa bentuk-bentuk media dakwah yang dipelajari oleh mahasiswa
Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi?
. Apa saja faktor pendukung dan penghambat penggunaan Instagram
sebagai media dakwah pada mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran
Islam Fakultas Dakwah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi?
. Sejauh mana penggunaan Instagram sebagai media dakwah pada
mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi?
C. Batasan Masalah
Penelitian ini mengkaji tentang penggunaan Instagram sebagai media
dakwah pada mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Berhubung dengan banyaknya
mahasiswa di Fakultas Dakwah, maka penelitian ini dibatasi hanya kepada
mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan tahun
yang memiliki media sosial Instagram saja. Hal tersebut dilakukan agar
sesuai dengan tujuan penelitian dan untuk menghindari terjadinya
penyimpangan masalah yang akan dibahas.
E. Kerangka Teori
. Media Sosial
a. Pengertian Media Sosial
Media sosial merupakan sebuah media online di mana para
penggunanya dapat saling terhubung, berkomunikasi,
berpartisiapsi, berbagi dan menciptakan isi atau suatu konten dari
media yang digunakan secara bersama-sama tersebut. Media sosial
tidak hanya menjadi sarana komunikasi tetapi juga menjadi media
hiburan, dikarenakan sifatnya yang saling terhubung secara online
dan mampu menyajikan konten berupa teks, gambar, dan video.
Facebook, Google, Twitter, BBM, WhatsApp, Path, Instagram,
Kaskus, Wikipedia, Wordpress, dan Blogger merupakan berbagai
media sosial yang paling populer di Indonesia.15
b. Jenis-jenis Media Sosial
Dalam tulisannya yang berjudul Users of the World, Unite! The
Challenges and Opportunities of Social Media, Andreas M. Kaplan
dan Michael Hanlein membagi media sosial ke dalam enam jenis,
yaitu:
) Collaborative projects, di mana para pengguna dapat berkerja
sama dalam membuat konten secara simultan. Contohnya
Wikipedia yang merupakan ensiklopedia kolaboratif dan semua
orang bisa menulis, mengedit, serta menambah isinya. Karena
siapa saja bisa menjadi kontributor maka perlu klarifikasi jika
menggunakan informasi dari wadah ini.
) Blogs and microblogs, merupakan salah satu bentuk media
sosial paling awal yang tumbuh sebagai web pribadi dan
umumnya menampilkan date-stamped entries dalam bentuk
kronologis. Blog berbasis teks adalah jenis blog yang sangat
populer. Saat ini, microblogs seperti Twitter menjadi salah satu
media sosial yang paling banyak digunakan.
) Content communities, memiliki tujuan utama untuk berbagi
konten media di antara para pengguna, termasuk di dalamnya
adalah teks, foto, video, dan PowerPoint presentasi. Sebuah
situs web video sharing populer di mana para pengguna dapat
menonton dan berbagi klip video secara gratis adalah Youtube.
) Social networking sites, memungkinkan para penggunanya
terhubung dengan menciptakan informasi profil pribadi dan
mengundang teman serta kolega untuk mengakses profil dan
untuk mengirim surat elektronik serta pesan instan. Facebook,
15
Sahrul Mauludi, Socretes Café, (Jakarta: Elex Media Komputindo, ), .
MySpace, dan Google Plus adalah contoh dari social
networking.
) Virtual games worlds, terikat di antara online gaming dan
social networks, virtual world emulations berubah dari
eksperimental menjadi surge untuk immersive communities.
) Virtual sosial worlds, memungkinkan para inhabitan untuk
memilih perilaku secara bebas dan untuk hidup dalam bentuk
avatar dalam sebuah dunia virtual yang sama dengan kehidupan
nyata. Contohnya adalah Second Life yang diluncurkan pada
.16
16
Ibid., - .
) Forum diskusi, merupakan salah satu jenis media sosial perintis
pada masa awal mula berkembangnya internet. Sebelum
Facebook muncul, pengguna internet bertemu dan saling
berkomunikasi dalam forum diskusi. Contoh: Kaskus, Stack
Over Flow, Reddit.
) Social publishing platforms, contoh media sosial ini adalah
blog dan microblog untuk membagikan artikel yang ditulis para
pengguna. Social publishing platform bisa bersifat real time
maupun tidak. Contoh: Blog, Medium, Tumbler.
) Bookmarking sites, media sosial ini memungkinkan pengguna
untuk mengumpulkan konten (teks, gambar, video link) lalu
menyimpannya dalam akun masing-masing. Pengguna bisa
menyimpan konten secara privat atau memberikan bebas akses
untuk pengguna lainnya. Contoh: StumbleUpon, Pinterest,
Flipboard.
) Internet-based network, manfaat utama media sosial ini adalah
kemampuannya mempertemukan banyak orang dengan latar
belakang yang sama ataupun berbeda dalam sebuah jaringan
(network). Contoh: Facebook Groups, Linkedin Groups,
Google Plus Communities, dan lain-lain.
) E-Commerce, bentuk media sosial yang memungkinkan
pengguna untuk melakukan transaksi jual beli menggunakan
fitur yang ada. Contoh: Amazon, Tokopedia, Gojek, dan lain-
lain.17
. Instagram
Kata “insta” berasal dari kata “instan”, seperti kamera polaroid
yang pada masanya lebih dikenal dengan sebutan “foto instan”.
Instagram juga dapat menampilkan foto-foto secara instan, seperti
polaroid di dalam tampilannya. Sedangkan untuk kata gram berasal
dari kata telegram yang cara kerjanya untuk mengirimkan informasi
17
Ibid., - .
kepada orang lain dengan cepat. Sama hal nya dengan Instagram yang
dapat mengunggah foto dengan menggunakan jaringan internet.
Sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan
cepat. Oleh karena itulah Instagram merupakan gabungan dari kata
instan dan telegram.18
Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan
pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan
membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik
Instagram sendiri. Instagram berdiri pada tahun dan didirikan
oleh dua bersahabat Kevin Systrom dan Mike Kriger. Tujuan umum
dari Instagram itu sendiri salah satunya yakni sebagai sarana
kegemaran dari masing-masing individu yang ingin mempublikasikan
kegiatan, barang, tempat atau pun dirinya sendiri ke dalam bentuk
foto.19
. Media Dakwah
Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada
beberapa pakar psikologi yang memandang bahwa dalam komunikasi
antar manusia, media yang paling dominan dalam berkomunikasi
adalah pancaindra manusia, seperti mata dan telinga. Pesan-pesan yang
diterima pancaindra selanjutnya diproses dalam pikiran manusia untuk
mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum
dinyatakan dalam tindakan.20
Dakwah ditinjau dari segi bahasa berarti panggilan, seruan atau
ajakan. Bentuk kata tersebut dalam bahasa Arab disebut mashdar.
Sedangkan bentuk kata kerja fi’il دعوة- دعا – ىدعو اberarti
memanggil, menyeru, atau mengajak. Orang yang berdakwah biasa
18
Meutia Puspita Sari, “Fenomena Penggunaan Media Sosial Instagram sebagai
Komunikasi Pembelajaran Agama Islam”, Jurnal FISIP, Volume , No. ( ), .
19
Bimo Mahendra, “Eksistensi Sosial Remaja dalam Instagram”, Jurnal Visi Komunikasi,
Volume , No. ( ), .
20
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
), .
disebut dengan Da’i dan orang yang menerima dakwah atau orang
yang didakwahi disebut dengan Mad’u.21
Dalam pengertian istilah dakwah diartikan sebagai berikut:
a. Prof. Toha Yahya Oemar menyatakan bahwa dakwah Islam
sebagai upaya mengajak umat dengan cara bijaksana kepada jalan
yang benar sesuai dengan perintah tuhan untuk kemaslahatan di
dunia dan akhirat.
b. Syaikh Ali Makhfudz, dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin
memberikan definisi dakwah Islam yaitu mendorong manusaia
agar berbuat kebaikan dan mengikuti petunjuk (hidayah), menyeru
mereka berbuat kebaikan dan mencegah dari kemungkaran, agar
mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.
c. Hamzah Ya’qub mengatakan bahwa dakwah adalah mengajak
umat manusia dengan hikmah (kebijaksanaan) untuk mengikuti
petujuk Allah dan rasul-nya.
d. Menurut Prof. Dr. Hamka dakwah adalah seruan panggilan untuk
menganut suatu pendirian yang ada dasarnya berkonotasi positif
dengan substansi terletak pada aktivitas yang memerintahkan amar
ma’ruf nahi mungkar.
e. Syaikh Abdullah Ba’alawi mengatakan bahwa dakwah adalah
mengajak membimbing, dan memimpin orang yang belum
mengerti atau sesat jalannya dari agama yang benar untuk
dialihkan ke jalan ketaatan kepada Allah, menyuruh mereka
berbuat baik dan melarang mereka berbuat buruk agar mereka
mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.
f. Menurut Muhammad Natsir dakwah mengandung arti kewajiban
yang menjadi tanggung jawab seorang Muslim dalam amar ma’ruf
nahi mungkar.
21
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, ), .
Syaikh Muhammad Abduh mengatakan bahwa dakwah adalah
menyeru kepada kebaiakan dan mencegah dari kemungkaran adalah
fardhu yang diwajibkan kepada setiap muslim.22
Media dakwah (Washilah Ad-Da’wah, Media, Chanel) adalah alat
untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah. Penggunaan media
dakwah yang tepat akan menghasilkan dakwah yang efektif.
Penggunaan media-media dan alat-alat modern bagi pengembangan
dakwah adalah suatu keharusan untuk mencapai efektivitas dakwah.
Media-media yang dapat digunakan dalam aktivitas dakwah antara
lain: media-media tradisional, media-media cetak, media broadcasting,
media film, media audio-visual, internet, maupun media elektronik
lainnya. Penggunaan media-media modern sudah selayaknya
digunakan bagi aktivitas dakwah, agar dakwah dapat diterima oleh
publik secara komperhensif.23
Berikut beberapa pendapat tentang media dakwah dan jenis-
jenisnya:
a. A. Hasjim menyebutkan bahwa media dakwah dan sarana dakwah
atau alat dakwah dan medan dakwah terdiri dari enam macam,
yaitu: podium (mimbar) dan pidato/ceramah (khithabah); pena
(qalam) dan tulisan (kitabah); pementasan (masrah) dan drama
(malhamah); seni suara dan seni bahasa; madrasah dan surau
(dayah); serta lingkungan kerja dan usaha.
b. Abdul Kadir Mansyi mencatat enam jenis media dakwah yaitu:
lisan, tulisan, lukisan atau gambaran, audiovisual, perbuatan dan
organisasi.
c. Asmuni Syukir mengelompokkan media dakwah menjadi enam
macam, yaitu: lembaga-lembaga pendidikan formal, lingkungan
keluarga, organisasi-organisasi Islam, hari-hari besar Islam, media
massa, dan seni budaya.
22
Ibid., - .
23
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, ), .
d. Barmawi Umari tidak menegaskan definisi media dakwah. Tetapi
membahas tentang alat dakwah, di samping mengajukan istilah
tempat dakwah. Menurutnya, alat dakwah digolongkan dalam
empat kelompok, yaitu: lisan, lukisan, tulisan dan perbuatan.
e. Hamzah Ya’kub menyebutkan ada lima macam media dan metode
dakwah, yaitu: lisan, tulisan, lukisan, audiovisual, dan akhlak. Ia
menyamakan media dan metode dakwah.
f. Syukriadi Sambas menyatakan bahwa ada dua instrumen dakwah,
yaitu seluruh diri pendakwah (Da’i) dan di luar diri pendakwah.
g. Mira Fauziyah membagi media dakwah menjadi dua macam, yaitu:
media dakwah eksternal (media cetak, media auditif, media visual,
dan media auditif visual) dan media dakwah internal (surat,
telepon, pertemuan, wawancara, dan kunjungan).
h. Al-Bayanuni memilah media dakwah menjadi dua, yaitu media
materi (madiyyah) dan nonmateri (ma’nawiyyah). Media materi
adalah segala yang bisa ditangkap panca indra untuk membantu
pendakwah dalam dakwahnya, seperti ucapan, gerakan, alat-alat,
dan perbuatan. Sedangkan media nonmateri adalah segala yang
tidak bisa ditangkap pancaindra yaitu berupa perasaan (hati) dan
pikiran, seperti keimanan dan keikhlasan pendakwah.24
24
Moh. Ali Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, ), .
lukisan yang dalam kehidupan sehari-hari dikenal dengan buku,
majalah, surat kabar, brosur, pamflet, dan sebagainya.
c. Berbentuk gambar hidup (The audio visual), merupakan
penggabungan dari The spoken words dan The printed writing,
artinya yang dapat didengar dan dilihat, yang termasuk golongan
ini adalah film, televisi, video, dan sebagainya. 25
a. Media Auditif
) Radio
Media ini sangat penting dijadikan media dakwah sebab media
ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
a) Bersifat langsung. Untuk menyampaikan dakwah melalui
radio, tidak harus melalui proses yang kompleks
sebagaimana penyampaian dakwah melalui pers, majalah
dan sebagainya. Dengan mempersiapkan secarik kertas,
pendakwah dapat langsung menyampaikan pesannya di
depan mikrofon.
b) Siaran radio tidak mengenal jarak dan rintanagan. Daerah-
daerah terpencil yang sulit dijangkau dakwah dengan media
lain dapat diatasi dengan media ini.
c) Radio siaran mempunyai daya tarik yang kuat. Disebabkan
sifatnya yang serba hidup berkat tiga unsur yang ada pada
nya, yakni: musik, kata-kata dan efek suara.
d) Biayanya relatif murah. Dibanyak negara di dunia ketiga
Asia, Afrika dan Amerika Latin, umumnya radio telah
menjadi media utama yang dimiliki setiap penduduk, baik
yang kaya atau yang miskin.
25
Muhammad Hasan, Metodologi dan Pengembangan Ilmu Dakwah, (Surabaya: Pena
Salsabila, ), .
e) Mampu menjangkau tempat-tempat terpencil. Bahkan di
beberapa negara, radio merupakan satu-satunya alat
komunikasi yang efektif untuk menghubungkan tempat-
tempat terpencil.
f) Tidak terhambat oleh kemampuan baca dan tulis.
Dibeberapa negara Asia, tingkat kemampuan baca tulis
populasinya . Jutaan orang tersebut tidak disentuh oleh
media massa lain kecuali media radio dalam bahasa
mereka.
) Cassete/Tape Recorder
Media yang dapat merekam suara pendakwah ini telah
berkembang lebih canggih. Tidak lagi menggunakan kaset yang
sudah dimasukkan ke saku. Sekarang cukup dengan alat sebesar
jari kelingking semacam MP sudah dapat merekam pesan-pesan
dakwah berpuluh-puluh jam. Dakwah dengan rekaman harus
dipersiapkan lebih matang baik isi pesan maupun intonasi suara.
Perlu diperhatikan bahwa pendakwah harus melakukan pengecekan
persiapan berkali-kali, sebab kesalahan mengemukakan detail
berarti kesalahan yang berulang-ulang.
b. Media Visual
) Pers
Pers sebagai media dakwah memiliki beberapa keunggulan,
yaitu:
a) Memberikan kesempatan untuk memilih pesan dakwah
sesuai dengan kemampuan dan kepentingannya.
b) Tidak terikat oleh suatu waktu dalam mencapai
khalayaknya.
c) Dapat mengembangkan suatu topik yang diinginkan.
d) Dapat hidup dan berkembang dalam keadaan yang tidak
diikat oleh standar tertentu dalam hal isi keseluruhan
dibanding pada media yang lainnya.
) Majalah
Saat ini telah banyak majalah yang secara khusus menyatakan
sebagai majalah dakwah Islam. Penulis keagamaan juga bisa
memanfaatkan majalah nondakwah untuk mempublikasikan
tulisannya asal disesuaikan dengan spesifikasi majalah yang
bersangkutan. Menulis pesan dakwah di majalah juga tidak terlepas
dari visi redakturnya. Islam dilihat dari sudut pandang mana pun
dan bisa dikaji dengan pendekatan apapaun. Pandangan dan
pendekatan sebuah majalah atau jurnal harus terlebih dahulu
dipelajari oleh penulis keagamaan.
) Surat
Dakwah dengan surat telah dicontohkan oleh Nabi SAW. Pada
masa Nabi surat disampaikan oleh kurir. Sekarang surat melalui
pos, bahkan melalui internet. Pesan dakwah dengan surat tidak
hanya ditulis dengan kata, melainkan pula melibatkan perasaan
yang paling dalam. Apalagi dengan surat-e (surat elektronik) di
mana seseorang dapat langsung berinteraksi dengan sekian banyak
orang dalam waktu yang sangat singkat baik sesama muslim
maupun denagn masyarakat non-muslim.
) Poster atau Plakat
Poster atau plakat merupakan karya seni atau desain grafis
yang berisi komposisi gambar dan huruf di atas kertas berukuran
besar. Dakwah dengan poster berarti dakwah dengan ketertarikan
atau ingatan. Pesan dakwah tidak akan dibaca bila pandangan mitra
dakwah tidak tertuju padanya. Ini berbeda jika pesan ditulis dengan
kata-kata yang singkat dan mengena. Dengan kata lain dakwah
dengan iklan.
) Buku
Dakwah dengan buku merupakan investasi masa depan. Boleh
jadi penulis telah wafat, tetapi ilmunya terus dibaca lintas generasi
dan memberikan pahala yang mengalir. Semua pendakwah saat ini
tidak akan bisa mengetahui apalagi mengutip ucapan Rasulullah
jika tidak ada pendakwah melalui buku pada masa sebelumnya.
Pendakwah melalui karya tulis buku memiliki beban psikologis
lebih ringan daripada pendakwah lisan. Karena sering kali
pendengar mengharapkan pendakwah lisan berprilaku seperti Nabi
dan tidak boleh melakukan satu kekeliruan pun. Satu kesalahan
sikap dan perilaku saja bisa menurunkan kredibilitas pendakwah.
Berbeda halnya dengan tulisan, pembaca hanya membaca tulisan
pendakwah, bahkan bisa dengan nama samaran.
) Internet
Kegiatan dakwah dapat dilakukan dengan membuat jaringan-
jaringan tentang Islam atau yang sering disebut dengan
cybermuslim atau cyberdakwah. Masing-masing cyber tersebut
menyajikan dan menawarkan informasi Islam dengan berbagai
fasilitas dan metode yang beragama variasinya. Kita harus
membangkitkan kesadaran umat Islam untuk memiliki dan
menggunakan teknologi tersebut. Jika umat Islam tidak segera
memanfaatkan media-media tersebut di era global sekarang ini,
maka dakwah Islam akan semakin tersaing dan terpinggirkan di
tengah persaingan ideologi-ideologi sekuler dengan agama-agama
besar lainnya.
) Brosur
Keunggulan sebuah brosur sebagai media dakwah adalah
pengulasan suatu topik secara singkat. Media ini efektif dalam
menggiring massa untuk tujuan tertentu. Brosur “Al-Islam” milik
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang mengusung ide Khalifah selalu
mengulas ragam topik dari sudut pandang Khalifah. Brosur ini
dibagikan secara gratis setiap minggu di hampir semua kota besar
di Indonesia. Tidak sedikit pengikut baru HTI yang berawal dari
brosur tersebut.
c. Media Audiovisual
) Televisi
Televisi bagi sebagian masyarakat Indonesia dijadikan sarana
hiburan dan sumber informasi utama. Kalau dakwah Islam dapat
memanfaatkan media ini dengan efektif, maka secara otomatis
jangkauan dakwah akan lebih luas dan kesan keagamaan yang
ditimbulkan akan lebih mendalam.
) Film
Berikut keunikan film sebagai media dakwah:
a) Secara psikologis, penyuguhan secara hidup dan tampak
yang dapat berlanjut dengan animation memiliki
keunggulan daya efektifnya terhadap penonton. Banyak hal
yang abstrak dan samar-samar serta sulit diterangkan
dengan kata-kata dapat disuguhkan kepada khalayak lebih
baik dan efisien dengan media ini.
b) Media film yang menyuguhkan pesan hidup dapat
mengurangi keraguan yang disuguhkan, lebih mudah
diingat dan mengurangi kelupaan.
) Sinema Elektronik
Sinema elektronik atau yang lebih dikenal dengan akronim
sinetron adalah sandiwara bersambung yang disiarkan oleh stasiun
televisi. Sinetron pada umumnya bercerita tentang kehidupan
manusia sehari-hari yang diwarnai dengan konflik, seperti
layaknya drama dan sandiwara. Mulai tahun -an banyak
bermunculan sinetron bernuansa dakwah yang disiarkan oleh
hampir sema stasiun TV di Indonesia.
) Cakram Padat
Cakram padat atau sering disingkat CD adalah sebuah piringan
optikal yang digunakan untuk menyimpan data secara digital.
Model-model dakwah bisa direkam dalam CD: CD Shalawat Nabi
SAW, CD ceramah agama, CD alunan ayat suci Al-Qur’an, bahkan
CD mempelajari agama Islam.26
F. Metode Penelitian
. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Metode
penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek
yang alamaiah, di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan),
analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna dari pada generalisasi.27 Pendekatan
kualitatif dapat digunakan apabila ingin melihat dan mengungkapkan
suatu keadaan maupun suatu objek dalam konteksnya; menemukan
makna (meanings) atau pemahaman yang mendalam tentang sesuatu
masalah yang dihadapi, yang tampak dalam bentuk data kualitatif, baik
berupa gambar, kata maupun kejadian serta dalam “natural setting”.
Penelitian tipe ini dalam analisis datanya tidak menggunakan analisis
statistik, tetapi lebih banyak secara naratif. 28
. Setting dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Komunikasi dan
Penyiaran Islam angkatan tahun di UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi. Pemilihan setting didasarkan atas pertimbangan rasional bahwa
mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam yang merupakan bagian
dari Fakultas Dakwah sudah dibekali dengan ilmu-ilmu dakwah.
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran
Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, yang menjadi bagain dari
26
Moh. Ali Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, ), - .
27
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
), .
28
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan,
(Jakarta: Kencana, ), - .
masyarakat Melayu Jambi. Semboyan utama orang Melayu Jambi
adalah adat bersendi syara’ syara bersendi kitabullah, yang artinya
adat masyarakat Jambi sesuai dengan ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan
Hadis. Subjek penelitian mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
dalam konteks masyarakat Melayu Jambi menjadi kekhasan skripsi ini.
. Sumber dan Jenis Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari manusia (mahasiswa
Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi)
yang menjadi sumber utamanya. Sumber data tersebut merupakan
objek yang akan diobservasi. Sumber data dokumenter atau berbagai
referensi yang menjadi bahan rujukan dan berkaitan langsung dengan
masalah yang diteliti.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer
dan sekunder.
a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber
pertama (first hand) melalui observasi atau wawancara di
lapangan. Dalam hal ini adalah hasil wawancara dengan
mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan tahun
di Fakultas Dakwah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua
berupa dokumentasi serta peristiwa yang bersifat lisan dan tertulis,
yaitu dokumen tentang mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran
Islam di Fakultas Dakwah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik Sampling
Purposive. Teknik ini merupakan salah satu bagian dari teknik
Nonprobability Sampling yang dalam penentuan sampelnya
berdasarkan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini,
misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita
harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan
memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti. 29
Dalam hal ini penulis memilih mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran
Islam angkatan tahun untuk dijadikan sebagai informan dari
populasi mahasiswa di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
. Metode Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam studi ini menggunakan metode
observasi, wawancara dan dokumentasi.
a. Observasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke
objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.
Apabila objek penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia,
fenomena alam (kejadian-kejadian yang ada di alam sekitar),
proses kerja, dan penggunaan responden kecil.30 Observasi juga
berarti peneliti berada bersama partisipan. Maksudnya peneliti
tidak hanya sekedar numpang lewat, berada bersama akan
membantu peneliti memperoleh banyak informasi yang
tersembunyi dan mungkin tidak terungkap saat sesi wawancara.31
b. Wawancara
Wawancara atau sering disebut dengan interview dilakukan
untuk mendapatkan informasi yang tidak dapat diperoleh melalui
observasi atau kuisioner. Karena tidak semua data dapat diperoleh
dari observasi.32 Wawancara merupakan pertemuan dua orang
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga
dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
29
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
), - .
30
Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, (Bandung: CV Alfabeta,
), .
31
Conny R. Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif Jenis Karakteristik dan
Keunggulannya, (Jakarta: Grasindo, ), .
32
Ibid., .
permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik
pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri
sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan
dan atau keyakinaan pribadi.33
Jumlah informan yang akan penulis teliti adalah sebanyak
orang yang merupakan mahasiswa KPI angkatan tahun .
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data
langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan,
peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter,
data yang relevan penelitian.34
. Metode/Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data
dalam periode tertentu. Penulis menggunakan metode analisis data di
lapangan model Miles dan Huberman, yang mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh. Selanjutnya akan dilakukan langkah-langkah yaitu:
a. Data Reduction, yaitu merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan dicari
pola dan temanya. Dengan demikian data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas, mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan
mencarinya jika diperlukan.
b. Data Display, yaitu menyajikan data dalam uraian singkat,
bagan, hubungan antar kategori, flowchat dan sebagainya.
33
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
), .
34
Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian (Bandung: CV Alfabeta,
), .
Dengan penyajian data, maka akan memudahkan peneliti untuk
memahami apa yang terjadi, selanjutnya merencanakan kerja
berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
c. Conclusion Drawing/Verification, yaitu penarikan kesimpulan
dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan
bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan
data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan
pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisiten saat peneliti kembali ke lapangan untuk
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel.35
35
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
), - .
hilang jika sejak awal peneliti tidak diterima pada latar penelitian. Di
pihak lain, biasanya peneliti menghasilkan distorsi karena adanya
nilai-nilai bawaaan dan bangunan tertentu. Karena tidak ada seorang
pun peneliti yang memasuki lapangan tanpa bawaan tersebut.
Distorsi juga dapat berasal dari responden, banyak diantaranya
terjadi tanpa sengaja. Ketidaksengajaan tersebut mungkin terjadi
karena beberapa hal seperti distorsi retrospektif dan cara pemilihan,
salah dalam mengajukan pertanyaan serta jawaban yang diperolehnya,
motivasi setempat, misalnya keinginan untuk menyenangkan peneliti
atau malah sebaliknya. Perpanjangan keikutsertaan juga dimaksudkan
untuk membangun kepercayaan para subjek terhadap peneliti dan juga
kepercayaan diri peneliti sendiri. Jadi bukan sekedar menerapkan
teknik yang menjamin untuk mengatasinya.
. Ketekunan/Keajegan Pengamatan
Ketekunan pengamatan artinya menemukan ciri-ciri dan unsur-
unsur dalam situasi yang sanagat relvan dengan persoalan atau isu
yang sedang dicaridan kemudian memusatkan diri pada hal-hal
tersebut secara rinci. Jika perpanjangan keikutsertaan menyediakan
lingkup, maka ketekunan pengamatan menyediakan kedalaman. Hal
itu berarti bahwa peneliti hendaknya mengadakan pengamatan dengan
teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang
menonjol. Kemudian menelaahnya secara rinci sampai pada suatu titik
sehingga pada pemeriksaan tahap awal tampak salah satu atau seluruh
factor yang ditelaah sudah dipahami dengan cara yang biasa.
. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Denzin,
membedakan triangulasi menjadi empat macam, yaitu sebagai teknik
pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode
penyidik, dan teori.
. Diskusi dengan Teman Sejawat
Pemeriksaan yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan rekan-
rekan yang sebaya, yang memiliki pengetahuan umum yang sama
tentang apa yang sedang diteliti, sehingga bersama mereka peneliti
dapat memberi ulasan persepsi, pandanagan dan analisis yang sedang
dilakuakan.36
H. Studi Relvan
Berdasarkan penelusuran penulis, terdapat beberapa karya yang
membicarakan pemanfaatan media sosial sebagai media dakwah, yaitu
M. Fahmi Abdul Ghoni (UIN Walisongo Semarang, ), berjudul
“Penggunaan Instagram Sebagai Media Dakwah (Studi Kasus Mahasiswa
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Walisongo Semarang)”. Penelitian ini memiliki tujuan
untuk menganalisis bagaimana mahasiswa Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) dalam
menggunakan Instagram sesuai dengan tipologi interaksi media dengan
orang.37 Persamaan dengan yang penulis teliti adalah sama-sama
menggunakan media sosial Instagram dalam penelitian dan sama-sama
meneliti mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam. Perbedaannya
dengan yang penulis teliti adalah terletak pada subjek penelitian
mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam konteks masyarakat
Melayu Jambi menjadi kekhasan skripsi ini.
Yosiena Duli Deslima (UIN Raden Intan Lampung, ), berjudul
“Pemanfaatan Instagram sebagai Media Dakwah bagi mahasiswa
36
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
), .
37
M. Fahmi Abdul Ghoni, “Penggunaan Instagram sebagai Media Dakwah”, Skripsi,
(Semarang: UIN Walisongo Semarang, ).
Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Raden Intan Lampung. Penelitian
ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sampel
penelitian ini adalah mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN
Raden Intan Lampung yang menggunakan Instagram dan mengakses
pesan dakwah di Instagram. Sampel penelitian ini ditentukan secara
random sampling, di mana peneliti memilih sampel dari populasi secara
acak.38 Persamaan dengan yang penulis teliti adalah sama-sama
menggunakan media sosial Instagram dalam penelitian dan sama-sama
meneliti mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam. Perbedaannya jika
Yosiena menggunakan teknik random sampling sedangkan penulis
menggunakan teknik sampling purposive yang merupakan teknik
pengambilan sampel sumber data kualitaatif dengan pertimbangan
tertentu.
Asmaniar (UIN Alauddin Makasar, ), berjudul “Instagram
Sebagai Media Dakwah (Respon followers pada akun @felixsiauw dan
@yusufmansurnew)”. Jenis penelitian yang digunakan oleh Asmaniar
adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan komunikasi massa. Sumber
data pada penelitian ini ada dua sumber yaitu sumber data primer meliputi
data yang diambil langsung dari sosial media Instagram ustad Felix Siauw
dengan akun @felixsiauw dan ustad Yusuf Mansur dengan akun
@yusufmansurnew dengan melihat postingan dakwah terhadap akun
tersebut. Sumber data sekunder meliputi wawancara oleh tiga informan
pengguna media sosial Instagram.39 Persamaan dengan yang penulis teliti
adalah sama-sama menggunakan media sosial Instagram dalam penelitian,
dan perbedaannya jika Asmaniar meneliti respon followers sedangkan
penulis meneliti mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam.
38
Yosiena Duli Deslima, “Pemanfaatan Instagram sebagai Media Dakwah”, Skripsi,
(Lampung: UIN Raden Intan Lampung, ).
39
Asmaniar, “Instagram sebagai Media Dakwah”, Skripsi, (Makassar: UIN Alauddin
Makassar, ).
BAB II
40
Fakultas Dakwah, diakses melalui https://dakwah.uinjambi.ac.id, pada tanggal
Agustus .
Peneliti dan Menjadi Peneliti dan pengembang dakwah
Pengembangan yang berkepriadian baik, berpengetahuan
Dakwah luas dan mutakhir serta mampu
menerapkan dalam pengembangan
keilmuan dan keahlianya dalam dunia kerja
dan masyarakat dan bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan tugas berdasarkan
etika keIslaman, keilmuan dan keahlian
a. Landasan Teologis
Pendidikan yang dikembangkan adalah pendidikan yang
berperspektif Qur’ani, yakni pendidikan yang utuh menyentuh seluruh
domain yang disebutkan oleh Allah dalam kitab suci Al Qur’an yang
secara sistemik dikembangkan melalui konsep hadlarah al nash,
keilmuan, dengan konsep hadlarah al ilm dan amalan–amalan praksis
(akhlak) dengan konsep hadlarah al falsafah.
b. Landasan Filosofis
Misi Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam sesuai dengan Tri
Dharma PT yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat dalam upaya mewujudkan cita-cita kemerdekaan
sebagaimana diamanatkan pada pembukaan UUD . Kurikulum
yang akan dibangun adalah kurikulum inklusif dan humanis. Inklusif
artinya tidak menganggap kebenaran tunggal yang hanya didapat dari
satu sumber, melainkan menghargai kebenaran yang berasal dari
beragam sumber. Humanis berarti walaupun berbeda pandangan
keagamaan tetap menjunjung tinggi moralitas universal, sehingga
mendorong terciptanya keadilan sosial dan menjaga kelestarian alam
serta meminimalisir radikalisme agama.
c. Landasan Kultural
Kurikulum yang diterapkan harus berbasis pada pemaduan antara
globalisme - universalisme dan lokalisme - partikularism guna
pengembangan keagamaan dan keilmuan.
d. Landasan Sosiologis
Kurikulum yang berdasarkan pada keberagaman suku bangsa,
budaya, dan agama sehingga melahirkan lulusan yang mampu
menyelesaikan konflik di masyarakat
e. Landasan Psikologis
Kurikulum yang diarahkan untuk mengembangkan kepribadian
yang asertif, simpatik, memiliki keterampilan sosial yang baik dan
beretos kerja tinggi. Kurikulum program studi dikembangkan oleh
setiap lembaga dan mencakup kurikulum inti dan kurikulum
institusional. Kurikulum inti sebagai ciri kompetensi utama mencakup
pengalaman belajar dan substansi yang mendukung ketercapaian
kompetensi utama, sedangkan kurikulum institusional sebagai
kompetensi pendukung dan kompetensi lain mencakup pengalaman
belajar dan substansi yang mendukung pencapaian kedua kompetensi
tersebut, dengan elemen-elemen yang terdiri atas:
) Nasionalisme dan Landasan kepribadian
) Penguasaan Akademik Kependidikan
) Penguasaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni.
) Kemampuan Berkarya dan Keterampilan
) Sikap dan perilaku dalam berkarya berdasarkan ilmu dan
ketrampilan yang dikuasai.
) Penguasaan kaidah berkepribadian dan bermasyarakat sesuai
dengan pilihan keahlian dalam berkarya.
f. Landasan Yuridis
) Undang-undang nomor Tahun tentang sistem
Pendidikan Nasional
) Undang- undang Republik Indonesia nomor Tahun
tentang Pendidikan Tinggi
) Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor tahun
tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
nomor /U/ tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa
) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
nomor /U/ tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi
Indonesia
) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia nomor tahun tentang Penerapan Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi
) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia nomor tahun tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia nomor tahun tentang Ijazah, Sertifikat
Kompetensi dan Sertifikasi Profesi Pendidikan Tinggi
) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia nomor tahu tentang Rumpun Ilmu
Pengetahuan dan teknologi serta Gelar Lulusan Perguruan
Tinggi
) Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI
Nomor Tahun tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi
) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor Tahun tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor Tahun tentang Perubahan Perguruan
Tinggi Negeri menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan
Hukum
) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor Tahun tentang Akreditasi Program
Studi dan Perguruan Tinggi
) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor Tahun tentang Pendirian, Perubahan,
Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri dan Pendirian,
Perubahan dan Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta
) Pedoman Pembelajaran dan Penilaian pada Pendidikan
Keagamaan Islam (PTKI) tahun
) Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi di Era
Industri . Direktorat Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan, Kemenristekdikti tahun .41
41
Dokumen Redesain Kurikulum
Tabel Sebaran Mata Kuliah Semester II
42
Hadi Prayitno, Mahasiswa KPI-C, Wawancara dengan Penulis, Maret , Pesan
Whatsapp.
43
M.Irham, Mahasiswa KPI-A, Wawancara dengan Penulis, Maret , UIN STS
Jambi, Rekaman Audio.
dengan media apapun. Mungkin di Fakultas kita ini sudah terbentuk grub
hadrah ya itu salah satu media dakwah kita.44
Salah satu bentuk media dakwah yang ada di UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi yaitu Hadrah. Dari segi bahasa makna hadrah diambil dari
bahasa Arab yakni hadhrotan, yadhiru, hadhron atau hadhrotan yang berarti
kehadiran. Sedangkan dari segi istilah, hadrah menurut tasawuf adalah suatu
metode yang bermanfaat untuk membuka jalan masuk ke hati, karena orang
yang melakukan hadrah dengan benar terangkat kesadarannya akan kehadiran
Allah dan Rasul-Nya. Hadrah juga tak lepas dari sejarah perkembangan
dakwah Islam para Wali Songo. 45 Hadrah tersebut sering dipentaskan saat
adanya acara-acara keagamaan, seperti Isra’ Mi’raj dan Maulid Nabi.
Dakwah Multi Media merupakan salah satu mata kuliah yang diajar oleh
Bapak Agus Salim, mahasiswa diajarkan tentang bentuk-bentuk media
dakwah salah satunya audio visual. Seperti penuturan Ulil Amri yang diberi
tugas “[M]embuat video animasi”.46 Hadi Prayitno juga menuturkan,
“[K]emudian ada pula melalui media sosial dengan cara membuat video
dakwah singkat, dubbing video”.47 Video singkat, video animasi dan dubbing
video tersebut semuanya bertemakan tentang dakwah, mahasiswa dibebaskan
untuk berkreatifitas dalam membuat tugas-tugas tersebut.
44
Ahmad Triyono, Mahasiswa KPI-B, Wawancara dengan Penulis, Maret , UIN
STS Jambi, Rekaman Audio.
45
BPSMP Sangiran, “Mereka memperdalam Arti Penting Situs Sangiran (Hadrah),
diakses melalui alamat https://kebudayaan.kemdikbud.go.id, pada tanggal September .
46
Ulil Amri, Mahasiswa KPI-B, Wawancara dengan Penulis, Maret , UIN STS
Jambi, Rekaman Audio.
47
Hadi Prayitno, Mahasiswa KPI-C, Wawancara dengan Penulis, Maret , Pesan
Whatsapp.
dakwah, di Youtube pun saya pernah mengunggah video tentang
dakwah.48
48
Rohada, Mahasiswa KPI-B, Wawancara dengan Penulis, Maret , UIN STS
Jambi, Rekaman Audio.
BAB III
MEDIA SOSIAL INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA DAKWAH
A. Faktor Pendukung
Berikut faktor-faktor pendukung yang melatarbelakangi mahasiswa
dalam menggunakan media sosial Instagram sebagai media dakwah:
. Keinginan Pribadi
Menurut penuturan Muhammad Ridho salah satu narasumber
saat ditanya apa yang menjadi faktor pendukung dirinya
menggunakan media sosial Instagram sebagai media dakwah
adalah:
[K]alau saya pribadi itu untuk mengingatkan diri sendiri dulu.
Media sosial yang saya pakai itu seperti Instagram, WhatsApp,
Facebook, sering saya posting tentang dakwah. Intinya untuk
saya sendiri, saya searching ke bawah. Kalau orang lain ya
Alhamdulillah, tapi kalu motif lain sekarang banyak. Dakwah
bisa dijadikan profesi, selagi niat itu bukan jadi niat utama
tidak masalah. Kalo motif untuk narik endorse boleh-boleh
saja, tapi itu bukan yang utama.49
49
Muhammad Ridho, Mahasiswa KPI-C, Wawancara dengan Penulis, Maret ,
UIN STS Jambi, Rekaman Audio.
Kalau seandainya semua orang itu tahu pada hakikatnya kita
sekarang adalah umat dakwah.50
50
Rinaldi Asbiantara, Mahasiswa KPI-C, Wawancara dengan Penulis, Maret ,
UIN STS Jambi, Rekaman Audio.
51
Ana Pertiwi, Mahasiswa KPI-C, Wawancara dengan Penulis, Maret , UIN STS
Jambi, Rekaman Audio.
ini tidak panjang tapi setiap apapun yang mereka posting itu
punya jejak digital. Walaupun kita sudah wafat tahun, hari
ini wafat tahun yang akan datang jejak digital itu akan tetap
ada. Artinya apa-apa yang kita posting itu diartikan sesuatu itu
bisa abadi, contoh saya memposting sesuatu yang bersifat
dakwah ayo jaga sholat gitu aja postingannya. Mungkin foto di
sana foto sebuah masjid ayo jangan tinggalkan sholat waktu
jika hidupmu ingin bahagia, saya wafat ada mungkin sekitar
atau orang yang like dan membaca caption itu terngiang-
ngiang bahkan ada yang me-repost itu lah yang di repost kayak
MLM (Multi Level Marketing) terus berkembang, satu orang
dikembangkan terus berkembang-berkembang itu yang menjadi
abadi, gak ditelan zaman. Kalo setiap orang itu sadar akan hal
sedemikian maka platform media sosial seperti Instagram itu
mereka akan gunakan untuk media dakwah, bukan hanya untuk
memposting tentang gaya hidup mereka, aktivitas mereka yang
di sana itu tidak disertakan nilai dakwah tidak ada dikaitkan
dengan sesuatu yang bersifat dakwah. Padahal seperti yang
saya sampaikan tadi bahwasanya setiap muslim itu punya
kewajiban menjadi da’i dan da’iyah.52
52
Ahmad Triyono, Mahasiswa KPI-B, Wawancara dengan Penulis, Maret , UIN
STS Jambi, Rekaman Audio.
mengupload video-video yang singkat dengan MB yang kecil,
jangkauannya luas tergantung followersnya. Dan jika sesorang
sering membuka konten dakwah, maka konten yang serupa
akan sering muncul.53
53
Hadi Prayitno, Mahasiswa KPI-C, Wawancara dengan Penulis, Maret , Pesan
Whatsapp.
54
M.Irham, Mahasiswa KPI-A, Wawancara dengan Penulis, Maret , UIN STS
Jambi, Rekaman Audio.
55
Ari Pratama Putra, Mahasiswa KPI-B, Wawancara dengan Penulis, Maret ,
Pesan Whatsapp.
Selain itu Vitria Dewi RS salah satu mahasiswa KPI
menuturkan bahwa:
. Lingkungan
Saat ditanya faktor apa yang memengaruhi seseorang untuk
menggunakan Instagram sebagai media dakwah Heryanti
menjawab:
[F]aktor lingkungan, karena dilihat dari yang sekarang ini
kebanyakan orang menggunakan media sosial dan dari situ juga
orang-orang menjadikan media sosial sebagai salah satunya
yaitu sebagai media dakwah.57
56
Vitria Dewi RS, Mahasiswa KPI-A, Wawancara dengan Penulis, April , UIN
STS Jambi, Rekaman Audio.
57
Heryanti, Mahasiswa KPI-A, Wawancara dengan Penulis, Maret , UIN STS
Jambi, Rekaman Audio.
hidup dia ke mall gak ada nilai dakwah ya sudah dia
terpengaruh. Tapi kalo kesehariannya walaupun foto nya ada di
mall tapi captionnya ada nilai dakwah tidak masalah. Jadi
lingkungan teman sepermainan itu punya pengaruh besar.58
B. Faktor Penghambat
Berikut faktor-faktor penghambat yang melatarbelakangi
mahasiswa dalam menggunakan media sosial Instagram sebagai media
dakwah:
. Terlalu Sibuk dengan Urusan Lain
Menurut Muhammad Ridho, faktor yang menghambat
seseorang untuk menjadikan Instagram sebagai media dakwah
karena:
[T]erlalu sibuk dengan aplikasi-aplikasi yang unfaedah lah.
Kita habis waktu di situ, sehingga kita lupa untuk intropeksi
diri. Lupa untuk memberikan manfaat untuk orang lain. Dalam
penggunaan boleh-boleh saja tapi jangan over. Lupa
memaksimalkan aplikasi yang lain untuk berdakwah, dakwah
diri sendiri dan orang lain.59
58
Ahmad Triyono, Mahasiswa KPI-B, Wawancara dengan Penulis, Maret , UIN
STS Jambi, Rekaman Audio.
59
Muhammad Ridho, Mahasiswa KPI-C, Wawancara dengan Penulis, Maret ,
UIN STS Jambi, Rekaman Audio.
bermain game online sehingga untuk menyebarkan konten dakwah
terbilang kurang atau bahkan tidak ada sama sekali”.60 Selain itu
Rohada juga menjelaskan hal yang sama, menurutnya faktor
penghambatnya karena, “[T]erlalu sibuk dengan urusannya sehari-
hari, sehingga dia lupa diri”.61 Dalam hal ini seseorang harus bijak
dalam memaksimalkan waktunya untuk menggunakan aplikasi-
aplikasi yang bermanfaat dan tepat guna.
60
Gusli Bambang Irawan, Mahasiswa KPI-A, Wawancara dengan Penulis, Maret
, UIN STS Jambi, Rekaman Audio.
61
Rohada, Mahasiswa KPI-B, Wawancara dengan Penulis, Maret , UIN STS
Jambi, Rekaman Audio.
62
Ahmad Triyono, Mahasiswa KPI-B, Wawancara dengan Penulis, Maret , UIN
STS Jambi, Rekaman Audio.
bisa menggunakan Instagram tersebut sebagai media dakwah. Jika
jaringan internet saja tidak memadai tentunya tidak bisa mengakses
media sosial tersebut. Seperti penuturan Hadi Prayitno, ia
mengatakan bahwa:
63
Hadi Prayitno, Mahasiswa KPI-C, Wawancara dengan Penulis, Maret , Pesan
Whatsapp.
64
Yuri Yatun, Mahasiswa KPI-A, Wawancara dengan Penulis, Maret , UIN STS
Jambi, Rekaman Audio.
65
Ari Pratama Putra, Mahasiswa KPI-B, Wawancara dengan Penulis, Maret ,
Pesan Whatsapp.
. Keterbatasan Pengetahuan
Menurut Ulil Amri faktor penghambat seseorang menjadikan
Instagram sebagai media dakwah itu karena, “[B]elum memahami
untuk posting konten-konten dakwah”.66 Sebelum mengunggah
sesuatu di media sosial, orang tersebut harus paham dan mengerti
terlebih dahulu apa yang diunggah. Karena setiap postingan harus
dipertanggungjawabkan.
Selain itu M. Irham berpendapat bahwa:
66
Ulil Amri, Mahasiswa KPI-B, Wawancara dengan Penulis, Maret , UIN STS
Jambi, Rekaman Audio.
67
M.Irham, Mahasiswa KPI-A, Wawancara dengan Penulis, Maret , UIN STS
Jambi, Rekaman Audio.
68
Galang Saputra, Mahasiswa KPI-C, Wawancara dengan Penulis, Maret , UIN
STS Jambi, Rekaman Audio.
dakwah, tetapi jika tidak bisa membuat konten dakwah untuk
diunggah di Instagram, itu yang menjadi faktor penghambatnya.
69
Heryanti, Mahasiswa KPI-A, Wawancara dengan Penulis, Maret , UIN STS
Jambi, Rekaman Audio.
70
Rinaldi Asbiantara, Mahasiswa KPI-C, Wawancara dengan Penulis, Maret ,
UIN STS Jambi, Rekaman Audio.
BAB IV
[Y]ang saya tahu, dakwah Islam pada zaman Nabi Muhammad SAW
dilakukan dengan dua acara yaitu: pertama dengan cara sembunyi-
sembunyi dan yang kedua secara terang-terangan. Sedangkan caranya,
secara tabligh dengan contoh dari suri tauladan yang baik melalui
sahabat politik. Media dakwahnya pun masih terbatas. Sedangkan di
zaman modern sekarang ini media yang digunakan lebih beragam,
mulai dari mimbar ke mimbar, media sosial, TV, radio, surat kabar,
dan sebagainya.72
71
Muhammad Ridho, Mahasiswa KPI-C, Wawancara dengan Penulis, Maret ,
UIN STS Jambi, Rekaman Audio.
72
Hadi Prayitno, Mahasiswa KPI-C, Wawancara dengan Penulis, Maret , Pesan
Whatsapp.
Saat ditanya sejauh mana pemahamannya tentang dakwah Heryanti
menjawab, “[T]idak begitu dalam, tetapi sedikit banyak saya tahu tentang
dakwah Islam”.73 Sama halnya dengan yang dikatakan oleh Ana Pertiwi.
“[S]ebenarnya dibilang tahu banget tidak juga, soalnya kan pasti kalo
manusia itu akan kurang saja, jika dibilang tahu semuanya juga tidak
mungkin. Jadi ya sedikit banyak paham”.74
[K]alo yang saya tahu dakwah itu bagaimana cara kita menunjukkan
atau menyiarkan syariat-syariat Islam. Namun tidak hanya melalui
lisan atau menggunakan ceramah seperti itu, tetapi juga bisa melalui
perilaku kita. Karena bisa saja perilaku kita juga menginspirasi orang
lain untuk memiliki perilaku baik yang sama seperti kita. Mungkin dari
cara berpakaian seperti itu.
[D]akwah Islam, seperti yang sudah kita ketahui apa itu dakwah, kita
sudah belajar apa itu dakwah Islam. Kalo sepengetahuan saya yang
telah kita pelajari, bahwa dakwah itu kan mengajak kita kepada
kebaiakan, melakuakan perbuatan makruf dan mencegah perbuatan
yang mungkar. Itu kan sudah jelas tertera dalam Al-Qur’an Surah An-
73
Heryanti, Mahasiswa KPI-A, Wawancara dengan Penulis, Maret , UIN STS
Jambi, Rekaman Audio.
74
Ana Pertiwi, Mahasiswa KPI-A, Wawancara dengan Penulis, Maret , UIN STS
Jambi, Rekaman Audio.
75
M.Irham, Mahasiswa KPI-A, Wawancara dengan Penulis, Maret , UIN STS
Jambi, Rekaman Audio.
Nahl Ayat , disitu menjelaskan bahwa kita sebagai umat muslim
diwajibkan untuk menyeru kepada kebaikan melakukan perbuatan
makruf dan mencegah perbuatan mungkar. Kemudian dakwah Islam
zaman sekarang kan berbeda-beda, ada yang secara langsung dan ada
yang secara virtual. Semuanya baik dilakuakan, tetapi kalo menurut
saya pribadi tatap muka yang lebih baik.76
76
Anisa Fitri, Mahasiswa KPI-C, Wawancara dengan Penulis, Maret , UIN STS
Jambi, Pesan Whatsapp.
77
Ahmad Triyono, Mahasiswa KPI-B, Wawancara dengan Penulis, Maret , UIN
STS Jambi, Rekaman Audio.
B. Kesadaran Mahasiswa Menggunakan Media Sosial Instagram
sebagai Media Dakwah
Dari hasil observasi peneliti ditemukan bahwa tidak semua mahasiswa
memiliki kesadaran untuk menggunakan Instagram sebagai media dakwah.
Tetapi kesadaran dalam berdakwah itu ada, hanya saja cara dakwahnya
yang berbeda-beda. Menurut informan Muhammad Ridho saat ditanya
tentang kesadarannya dalam berdakwah ia menjawab:
[S]adar bahwa dakwah itu suatu kewajiban, dari dulu memang suka
dakwah, hobi ceramah kemana-mana. Kita juga sudah belajar, yang
pertama tahu kewajiban, yang kedua suka, ketiga sebagai intropeksi
diri sendiri. Dakwah ini banyak orang bilang dengan berdakwah oh
orang ini baik padahal tidak. Karena banyak orang posting dakwah
untuk dirinya sendiri. Selain itu kalau ada orang lain itu nilai plusnya,
nilai plusnya itu pahala lah. Kita tahu kan siapa yang berbuat kebaikan,
akan mendapat kebaikan bersama.78
[S]eperti yang saya sampaikan tadi dakwah itu wajib bagi siapapun,
entah itu orang sudah berilmu, orang punya ilmu sedikit, gak punya
ilmu, itu wajib. Kata Umar bin Hafid setiap dari kita itu punya
kewajiban untuk jadi seorang qadi )(قاضي, qadi itu adalah seseorang
yang paham banyak hukum lalu beliau tersebut mampu memberikan
keputusan ya hakim lah bahasanya hakim dalam Islam ya. Tapi
kewajiban kita itu menjadi seorang da’i bagi siapa pun, jadi mengingat
kalo kita menunggu menyampaikan sesuatu nasihat pencermah
anggaplah kalo yang cowok khotbah Jum’at seminggu sekali baru
dengar nasehat, kalo yang cewek ikut yasinan kalo kayak mbak-mbak
kan belum tentu ikut yasinan. Artinya kepada siapapun wajib dan
menjadi tanggung jawab kita, bagi saya, teman saya ini salah nggak
sholat saya ada di situ saya tahu mungkin dia memang terlupa,
mungkin dia memang tidak tahu tata cara sholat sempat kita biarkan
itu kita yang dapat dosa. Artinya kalo setiap orang punya kesadaran
seperti itu aman, hidupnya aman tidak ada orang usil lah saling
mengingatkan watawasaubil haq watawasaubil shob.80
Jadi seperti yang Ahmad katakan bahwa dakwah itu adalah suatu
kewajiban bagi setiap umat muslim, dan kita bertanggung jawab untuk
saling mengingatkan ke jalan yang lurus. Karena jika kesadaran itu sudah
tertanam dalam diri kita, maka hidup akan aman dan tentram. Sesuai arti
surah Al-Asr “kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran, dan saling menasehati
untuk kesabaran”.
80
Ahmad Triyono, Mahasiswa KPI-B, Wawancara dengan Penulis, Maret , UIN
STS Jambi, Rekaman Audio.
[S]adar banget apalagi di dunia sekarang ini yang namanya sifat-sifat
liberal di dalam urusan agama itu sudah banyak banget. Sebenarnya
sadar banget tapi kan ada yang namanya keterbatasan masing-masing,
keterbatasan ilmu. Kalo nanti malah dapat serangan balik dan kita gak
paham ilmu yang sebenar-benarnya itu kan malah bisa menjerumuskan
orang jadinya. Lagian juga dakwah itu kan seperti yang disebutin tadi
kan dak hanya dengan lisan, eh ayoklah sholah kayak gitu kan, tapi
bisa juga menunjukan dengan kita sholat, bisa juga menunjukkan
dengan kita menggunakan pakaian yang sopan dan syar’i atau bisa
juga menunjukkan dengan kita yang bersikap baik kepada orang lain,
seperti itu kan bisa menjadi salah satu cara kita untuk berdakwah.
Karena gak semua orang memiliki keberanian untuk mengatakan eh
kau tuh seharusnya begini atau langsung melakukan tindakan. Karena
kita tahu kan yang namanya menolak kemungkaran itu ada tiga,
dengan tanganmu, dengan lisanmu, dengan hatimu. Nah jika kita tidak
merasa mampu, cukup dengan hati kita mengingkari kemungkaran itu
itukan sudah temasuk dengan berdakwah ya. 81
82
Muhammad Ridho, Mahasiswa KPI-C, Wawancara dengan Penulis, Maret ,
UIN STS Jambi, Rekaman Audio.
83
Muhammad Ridho, Mahasiswa KPI-C, Wawancara dengan Penulis, Maret ,
UIN STS Jambi, Rekaman Audio.
84
Hadi Prayitno, Mahasiswa KPI-C, Wawancara dengan Penulis, Maret , Pesan
Whatsapp.
@adydir merupakan akun Instagram Hadi dengan jumlah pengikut
dan postingan.
Lain hal nya dengan Ulil Amri selaku Kosma KPI-B yang nama akun
Instagram @ulil . Saat ditanya apa yang sering dibagikan di lini masa
Instagramnya Ulil menjawab “[F]oto-foto pribadi, tapi cuma caption nya
yang ada unsur dakwah-dakwahnya”.86 Dalam Instagramnya Ulil lebih
sering membagikan tentang kegiatan sehari-harinya, tetapi dalam caption
nya sering diselipkan unsur dakwah.
85
Hadi Prayitno, Mahasiswa KPI-C, Wawancara dengan Penulis, Maret , Pesan
Whatsapp.
86
Ulil Amri, Mahasiswa KPI-B, Wawancara dengan Penulis, Maret , UIN STS
Jambi, Rekaman Audio.
87
Heryanti, Mahasiswa KPI-A, Wawancara dengan Penulis, Maret , UIN STS
Jambi, Rekaman Audio.
pelatihan menulis”.88 Selain itu Yuri juga sering membagikan postingan
tentang buku-buku yang bertemakan tentang Islam, Yuri juga pernah ikut
dalam pelatihan menulis.
[S]aya termasuk orang yang jarang buka Instagram, tapi saya kalo
buka Instagram biasanya membagikan dinding atau media sosial
Instagram. Contohnya jika ada pemberitahuan informasi tentang KPI
88
Yuri Yatun, Mahasiswa KPI-A, Wawancara dengan Penulis, Maret , UIN STS
Jambi, Rekaman Audio.
89
M.Irham, Mahasiswa KPI-A, Wawancara dengan Penulis, Maret , UIN STS
Jambi, Rekaman Audio.
90
Rohada, Mahasiswa KPI-B, Wawancara dengan Penulis, Maret , UIN STS
Jambi, Rekaman Audio.
juga sering saya bagikan, poster-poster yang sudah ada. Kemudian
yang kedua yang sering saya bagikan di media sosial Instagram
misalnya tentang dakwah Islam.91
[S]angat baik, karena yang namanya dunia kan kehidupan kan pasti
teknologi makin maju tidak bisa kita tolak dan itu merupakan salah
satu yang bisa membantu manusia. Lagian kan kalo dakwah cuman
mengumpulkan orang dari satu tempat kan susah, sedangakan cara kita
mengumpulkan orang itu kan menggunakan media sosial jadi dakwah
menggunakan media sosial itu lebih efektif, lebih produktif kan. 93
91
Anisa Fitri, Mahasiswa KPI-C, Wawancara dengan Penulis, Maret , UIN STS
Jambi, Pesan Whatsapp.
92
Galang Saputra, Mahasiswa KPI-C, Wawancara dengan Penulis, Maret , UIN
STS Jambi, Rekaman Audio.
93
Galang Saputra, Mahasiswa KPI-C, Wawancara dengan Penulis, Maret , UIN
STS Jambi, Rekaman Audio.
Ahmad Triyono @ahmad_muhammad_ dalam bio Instagramnya
Ahmad menuliskan bahawa dirinya merupakan santri. Saat ditanya apa
yang biasa dibagikan dalam lini masa Instagram nya Ahmad menjawab:
[U]ntuk masalah dakwah di Instagram, kita hari ini sudah masuk di era
digital. Dakwah bagaimana pun itu tetap relvan, entah secara ceramah,
94
Ahmad Triyono, Mahasiswa KPI-B, Wawancara dengan Penulis, Maret , UIN
STS Jambi, Rekaman Audio.
ke masjid-masjid tetap relevan, secara tradisionalis mungkin kita bisa
bahasakan ya. Tapi di sisi lain kita juga tetap mengikuti zaman, karena
Islam itu selalu memudahkan umatnya begitu pula di dalam bidang
dakwah. Kita gak kaku artinya di mana pun selama di sana kita mampu
dan bisa ya kita isi jangan sampai platform media sosial Instagram itu
hanya dipenuhi oleh konten-konten negatif, itu menjadi dosa bagi kita
orang muslimin. Setiap orang yang buka yang muncul hal yang
negatif, setiap orang yang buka yang dihasilkan hanya dosa. Tapi
begitu kita terjun ke sana, kita mengisi ruang di sana, maka hal-hal
negatif itu bisa diminimalisir artinya walaupun tidak secara total tapi
ada penyeimbang. Karena kalo kata guru komputer saya itu dunia
internet itu antara baik negatif dan positifnya itu sangat tipis
pembedanya. Maka kalo sampai yang negatif itu memenuhi sudah
harus ada penyeimbangnya. Kayak postingan itu kalo kita lihat
postingan dakwah, kita swipe kita naikkan di bawahnya postingan
negatif kita naikkan lagi dakwah lagi gitu kan, itu kalo gak ada yang
ngisi konten dakwah ya sudah.95
95
Ahmad Triyono, Mahasiswa KPI-B, Wawancara dengan Penulis, Maret , UIN
STS Jambi, Rekaman Audio.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Implikasi Penelitian
Sebagai mahasiswa KPI yang paham tentang ilmu dakwah sudah
seharusnya menjadi pelopor untuk mengisi ruang-ruang di Instagram tersebut
dengan muatan dakwah. Karena selain simple dalam penggunaannya
Instagram merupakan media yang mudah diakses oleh banyak orang. Dalam
suatu perkara tentu ada sisi baik dan sisi buruknya, begitu pula yang terdapat
di dalam Instagram. Tugas kita adalah memanfaatkan ruang ini untuk
menjalankan kewajiban kita sebagai umat muslim yaitu berdakwah. Dengan
kata lain kita mengejar akhirat maka dunia mengikuti.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Buku
Cholif, Muchtar Agus. Hukum Adat Kerajaan Islam Melayu Jambi di Luak XVI.
Jambi: .
Internet
Jurnal
F.T., Pitasari, D.N,. Purwaka & Tjahjono, P.E, Simosir. ”Efektivitas Youtube
Sebagai Media Pembelajaran Mahasiswa”. Record and Library Journal. Vol
, No. ( ).
Skripsi
Skripsi
B. Panduan Dokumentasi
A. Informasi Diri
Nama : Nabila Tasya
Tempat & Tanggal Lahir : Jambi, November
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jl. Arjuna Lrg. Berlin RT. Kel. Eka Jaya
Kec. Paal Merah Kota Jambi
B. Riwayat Pendidikan
S UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
SMA Unggul Sakti Kota Jambi
SMP N Kota Jambi
SD IT Al-Faqih Kota Jambi