Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN OBSERVASI

PELAKSANAAN BUDAYA AKADEMIK ISLAMI


DI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

Disusun oleh:

Mustafa
Zamroni
Toha Makhshun
Muhammad Zuhri
Ariyanto

LEMBAGA KAJIAN & PENERAPAN NILAI – NILAI ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2014
HALAMAN PENGESAHAN

1
1. Judul Observasi: Pelaksanaan Budaya Akademik Islam di Kampus UNISSULA
2. Ketua Kelompok:
Nama : Mustafa
Jenis Kelamin : Laki-Laki
NIK :
Pangkat Golongan :
Jabatan : Staf Pengajar FTI
Telp. :
Alamat Rumah :
3. Anggota:
a. Nama Anggota 2 : Toha Makhshun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
NIK : 211514022
Pangkat Golongan : Penata Muda
Jabatan :
b. Nama Anggota 1 : Zamroni
Jenis Kelamin : Laki-Laki
NIK :
Pangkat Golongan : Penata Muda
Jabatan :
c. Nama Anggota 1 : Muh. Zuhri
Jenis Kelamin : Laki-Laki
NIK :
Pangkat Golongan : Penata Muda
Jabatan :
d. Nama Anggota 1 : Ariyanto
Jenis Kelamin : Laki-Laki
NIK : 110013519
Pangkat Golongan : -
Jabatan :
4. Lokasi Kegiatan: Kampus UNISSULA Semarang
Semarang, 15 Agustus 2014
Ketua Kelompok,
Mustafa, ST., MT

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan berkah
dan karunia-Nya kami dapat menyusun tugas ini sebagai salah satu syarat telah
diselesaikannya pendadaran BUDAI Bagi Dosen dan Karyawan. Salawat serta salam kita

2
haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang selalu menjadi uswah
khasanah bagi umat muslim sedunia hingga akhir jaman.

Terima kasih kami sampaikan kepada Unissula yang telah memberikan kesempatan
kepada para dosen dan karyawan baru untuk mengenal Budaya Akademik Islam (BUDAI)
melalui kegiatan pendadaran BUDAI yang diselenggarakan oleh Tim Motivator BUDAI
Unissula di Bandungan, pada tanggal ……. Juni 2014. Banyak sekali manfaat yang kami
rasakan setelah mengikuti kegiatan tersebut. Semoga apa yang telah Tim Motivator berikan
dapat secara konsisten kami laksanakan demi mencapai tujuan bersama yaitu membangun
generasi khaira ummah secara umumnya dan demi menjadi insan yang lebih baik secara
khususnya.

Adapun Laporan Observasi ini kami beri judul “PELAKSANAAN BUDAYA


AKADEMIK ISLAMI DI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG” meliputi
pengamatan kami pada beberapa aspek, antara lain: pelaksanaan thoharoh (kampus bersih &
bebas rokok), pelaksanaan shalat berjama’ah Dhuhur & Asar, implementasi busana islami,
dan adab pergaulan putera-puteri. Sasaran kegiatan pengamatan ini antara lain kami lakukan
di beberapa tempat di kampus Unissula, seperti masjid & sekitarnya (tempat2 duduk di
bawah pohon), kantin pumanisa, dsb.

Dalam proses pengerjaan tugas ini, kami menjadikan buku-buku BUDAI sebagai
bahan acuan dan beberapa buku sebagai referensi lain. Dokumentasi juga kami sertakan di
dalamnya, semata-mata sebagai bukti bahwa Gerakan BUDAI belum menjangkau seluruh
insan Unissula tanpa kami memandang siapa yang melakukan.

Selanjutnya, kami mohon maaf atas kekurangan-kekurangan dalam penulisan ini


karena kami sadari bahwa sebagai manusia kami adalah makhluk dhoif (punya
keterbatasan). Dengan komitmen kuat, insya Allah kami siap turut membangun peradaban
BUDAI di Unissula demi mencetak generasi khaira ummah.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………….. 1

3
HALAMAN PENGESAHAN (WR4 dan Kepala LKPI)………………………………… 2

HALAMAN KATA PENGANTAR…………………………………………………….. 3

HALAMAN DAFTAR ISI………………………………………………………………. 4

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………………………………………. 5


B. Rumusan Masalah……………………………………………………………... 6
BAB II KONSEP BUDAYA AKADEMIK ISLAMI…………………………………… 7

BAB III PELAKSANAAN BUDAYA AKADEMIK ISLAMI

A. Hasil Observasi
1. Pelaksanaan thoharoh (kampus bersih & bebas rokok)………………….. 14
2. Pelaksanaan shalat berjama’ah Dhuhur & Asar…………………………. 18
3. Implementasi busana islami……………………………………………… 20
4. Adab pergaulan putera-puteri……………………………………………. 20
B. Hasil Memotivasi
1. Pelaksanaan thoharoh (kampus bersih & bebas rokok)………………….. 22
2. Pelaksanaan shalat berjama’ah Dhuhur & Asar…………………………. 22
3. Implementasi busana islami……………………………………………… 22
4. Adab pergaulan putera-puteri……………………………………………. 22
BAB IV ANALISIS

A. Analisis Observasi………………………………………………………………... 23
B. Analisis Memotivasi…………………………………………………………….... 23
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………. 24
B. Rekomendasi…………………………………………………………………….. 24
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………… 25

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Fenomena yang banyak terjadi saat ini berkaitan dengan rendahnya nilai moral remaja
bukanlah menjadi cerita yang langka lagi. Kebebasan dalam pergaulan dan rendahnya
kesadaran diri serta ketidakpedulian para remaja dalam hal ini mahasiswa terhadap nilai-nilai

4
Islam menjadi hal yang sudah biasa di sekitar kita. Tidak sedikit mahasiswa mahasiswi
muslim yang berprestasi bahkan sampai tingkat internasional, namun ironisnya tidak banyak
mahasiswa atau mahasiswi muslim yang mampu berprestasi dan mempunyai akhlak dan
akidah Islam.

Unissula sebagai salah satu universitas Islam yang cukup berprestasi di dunia
pendidikan Indonesia mempunyai visi ingin dapat membangun generasi khairu ummah yang
dapat mengamalkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi atas dasar nilai-
nilai Islam seperti apa yang telah difirmankan Allah SWT dalam QS. Ali Imron ayat 110,
melalui penerapan Budaya Akademik Islam (BudAI), dengan harapan yang lebih besar dapat
menggantikan umat Yahudi yang sampai detik ini mempengaruhi peradaban dunia dengan
budaya heddonisme, keserakahan, penindasan, ketidakadilan, dsb. Sehingga dengan
demikian, diharapkan Unissula mampu melahirkan generasi-generasi baru yang mampu
memimpin dunia dengan rahmat Allah SWT.

BudAI adalah suatu budaya yang secara garis besar terdiri dari beberapa gerakan yang
meliputi pelaksanaan thoharoh (kampus bersih & bebas rokok), pelaksanaan shalat
berjama’ah Dhuhur & Asar, implementasi busana islami, dan adab pergaulan putera-puteri.
Gerakan-gerakan yang sangat ideal, bukan? Namun, kenyataan yang terjadi tidaklah seindah
yang diharapkan, penerapan BudAI di Unissula saat ini belum mencapai titik ideal yang
diharapkan. Masih banyak hal-hal yang apabila kita lihat membuat kita mengernyitkan dahi
sambil bertanya dalam hati, “Kok mahasiswa Unissula buang sampah sembarangan?”, atau
“Kok mahasiswi Unissula pakai celana ketat ke kampus??”.

Ketimpangan yang terjadi antara cita-cita BudAI Unissula dengan belum kokohnya
penerapan BudAI di lingkungan kampus Unissula bukanlah hal yang mudah seperti sulitnya
membuat segerombolan semut untuk berbaris, namun bukan berarti hal ini boleh diabaikan.

Hal inilah yang menjadi dasar utama bagi kelompok kami untuk melakukan observasi
penerapan BudAI di Unissula, apakah ketimpangan yang terjadi ini karena adanya
kekurangan dari BudAI sendiri, ataukah karena pribadi masing masing warga kampus
Unissula.

B. Rumusan Masalah
Kurangnya kesadaran massing-masing individu warga Unissula akan pentingnya
menjaga nilai-nilai Islami dalam bersikap-perilaku membuat pelaksanaan BudAI menjadi
sebuah keterpaksaan, sehingga sungguh langka kita dapat melihat implementasinya di

5
lingkungan kampus Unissula. Saat ini di kampus Unissula masih terlihat mahasiswa yang
berpakaian belum sesuai dengan ketentuan Islam, masih banyak mahasiswa dan dosen yang
merokok di dalam lingkungan kampus, lingkungan sekitar masjid yang penuh dengan sampah
dan tidak terjaga kebersihannya, serta masih banyak dosen dan mahasiswa yang lebih
memilih sholat di sudut-sudut ruangan kantor, ketimbang berjalan menuju masjid untuk
sholat berjamaah. Hal ini tentunya perlu mendapatkan perhatian dari berbagai pihak agar
penerapan Budaya Akademik Islami yang diformulasikan dari perumusan yang mendalam
terhadap cita-cita akan terbentuknya generasi khaira ummah bisa terlaksana dengan baik
sehingga tidak hanya berada di dalam kampus saja kepatuhan itu ada, tetapi di luar kampus
pun seharusnya memiliki kepatuhan yang sama. Dari fenomena di atas maka perumusan
masalah yang dapat disimpulkan adalah :

1. Bagaimanakah Pelaksanaan Thoharoh (termasuk program Kampus Bebas Rokok) di


kampus UNISSULA?
2. Bagaimanakah Pelaksanaan shalat berjama’ah Dhuhur & Asyar di kampus UNISSULA?
3. Bagaimanakah Implementasi Busana Islami di kampus UNISSULA?
4. Bagaimanakah Adab Pergaulan Putera – Puteri di kampus UNISSULA?

BAB II
KONSEP BUDAYA AKADEMIK ISLAMI

A. APAKAH BUDAI ITU?


BudAI adalah singkatan dari Budaya Akademik Islami yang dideklarasikan pada tanggal
18 Agustus 2005 merupakan strategi pendidikan di Universitas Islam Sultan Agung
(Unissula) yang pada intinya berisi  penguatan ruhiyah dan penguatan Iptek. Adapun
penguatan ruhiyah adalah penguatan akidah, ibadah dan akhlak yang dikemas dalam gerakan
pembudayaan yang meliputi gerakan shalat berjama’ah, gerakan berbusana Islami, gerakan
thaharah, gerakan keteladanan, gerakan keramahan Islami, dan gerakan kualitas hidup.

6
Sedangkan penguatan Iptek terdiri atas semangat iqra’, mengembangkan Iptek atas dasar
nilai-nilai Islam, Islamic Learning Society, dan apresiasi Iptek.

B. LANDASAN HUKUM
Adapun beberapa landasan hukum yang menjadi dasar dalam pengukuhan BudAI
sebagai acuan berbudaya di kampus Unissula adlah sebagai berikut:
1. Surat Keputusan Rektor Unissula nomor 4654/B.I/SA/VIII/2007 tentang penegakan
BUDAI Universitas Islam Sultan Agung Semarang (UNISSULA)
2. Surat Keputusan Rektor Unissula nomor 3687/J/SA/VII/2006 tentang kampus Universitas
Islam Sultan Agung Semarang (UNISSULA) Bebas Rokok.
3. Surat Keputusan Rektor Unissula nomor 3703/E/SA/VIII/2005 tentang penetapan standart
operating procedure (SOP) Budaya Akademik Islami Universitas Islam Sultan Agung
Semarang (UNISSULA)
4. Surat Keputusan Rektor Unissula nomor 3687/J/SA/VII/2006 tentang Busana Islami di
Universitas Islam Sultan Agung Semarang (UNISSULA)

C. GERAKAN BUDAYA AKADEMIK ISLAMI


Seperti yang telah dijelaskan di atas BudAI sebagai paradigma baru sistem pendidikan di
Unissula yang mengutamakan penguatan iptek sejajar dengan penguatan ruhiyah
menggunakan beberapa gerakan-gerakan untuk mewujudkan visi dan misi Unissula dengan
motto “Bismillah Membangun Generasi Khaira Ummah”.

Gerakan Budaya Akademik Islami untuk penguatan ilmu pengetahuan dan


teknologi diawali dari semangat iqra’ diikuti dengan mengembangkan ilmu pengetahuan atas
dasar nilai-nilai Islam. Semangat ini dimaksudkan agar semua insan kampus (terutama dosen
dan mahasiswa) memiliki budaya atau membudayakan semangat yang kuat dalam membaca,
studi, kegiatan ilmiah, menulis sehingga mantap ilmunya (basthatan fil’ilmi), namun tidak
mengenyampingkan firman-firman Allah SWT sebagai dasar dari semua ilmu. Dengan
demikian maka keilmuan seseorang menjadi lengkap karena ketakwaan seseorang bisa

7
menjadi meningkat melalui agama, tetapi juga pengetahuannya menjadi lebih baik dengan
bekal takwa yang dia punyai.

Insan-insan Unissula yang telah dikuatkan ilmu pengetahuan dan teknologinya tadi
didukung dengan penguatan ruhiyah, Unissula percaya bahwa generasi unggul akan betul-
betul lahir sebagai generasi khairu ummah sebagai alumnus kenbanggaan Unissula.
Mengawali strategi pembudayaan disusunlah beberapa kegiatan dalam rangka implementasi
strategi ini antara lain:

- Gerakan Thaharah dan Bebas Rokok


- Gerakan Sholat Jamaah
- Gerakan Busana Islami
- Adab Pergaulan Putra dan Putri

Gerakan Thaharah dan Kampus Bebas dari Asap Rokok

Hampir dalam setiap kitab fiqh, para fuqaha selalu menyimpan pembahasan thaharah
sebagai sesuatu yang dibahas di awal bab. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya
kebersihan atau kesucian dalam Islam. Selain dapat menjaga ummatnya dari berbagai
penyakit, thaharah dalam Islam juga berperan sebagai syarat dari sahnya sebuah peribadahan.
Seseorang tidak dapat beribadah saat ia memiliki hadats. Ia pun tidak dapat beribadah saat
pakaian atau tempat yang akan dilaksanakannya peribadahan terkena najis.

Karena urgensinya dalam menegakkan tiang-tiang diin ini, Rasulullah saw. bersabda
tentang thaharah, “Ath-Thahuur (suci) itu sebagian daripada Iman.” Dalam Al-Quran, Allah
SWT menegaskan betapa pentingnya thaharah dalam Islam. Allah SWT berfirman,
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang
yang menyucikan diri.” (QS. Al-Baqarah, 2: 222)

“Dan pakaianmu bersihkanlah.” (QS. Al-Muddatstsir, 74: 4)

8
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah
orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syams, 91: 9-10)

Allah juga berfirman tentang kewajiban berwudhu untuk membersihkan hadats kecil serta
mandi untuk membersihkan hadats besar. “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan
sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub
maka bersucilah.” (QS. Al-Maa’idah, 5: 6)

ROKOK dan Thaharah

Banyak orang yang tidak mengetahui atau tidak mau tahu tentang apa itu hukum dari
rokok, sehingga banyak dari kita yang terjerumus ke dalamnya dan tanpa merasa malu lagi
untuk menghisap rokok ini di depan umum.

9
Sesungguhnya Allah -Subhanahu wa Ta’ala- telah memerintahkan kepada hamba-Nya
untuk memakan dengan makanan yang halal dari rizki yang Allah -Subhanahu wa Ta’ala-
telah berikan kepada hamba-Nya, Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman :

ِ َ‫ت ال َّش ْيط‬


ٌ‫ان ۚ ِإنَّهُ لَ ُك ْم َع ُدوٌّ ُّمبِين‬ ِ ْ‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ ُكلُوا ِم َّما فِي اَأْلر‬
ِ ‫ض َحاَل اًل طَيِّبًا َواَل تَتَّبِعُوا ُخطُ َوا‬

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaithon itu
adalah musuh yang nyata bagimu” (QS. Al-Baqarah:168)

Maka jelaslah dari ayat di atas tersebut perintah dari Allah -Subhanahu wa Ta’ala- kepada
hamba-Nya untuk makan makanan yang halal juga yang baik yang tidak ada kemudharatan
atau bahaya bagi badan atau menyakiti tetangga atau menyia-nyiakan harta karena Allah
Subhanahu wa Ta’ala mengharamkan segala sesuatu yang buruk yang dapat mendatangkan
kemudharatan, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya:

َ ‫ت َوي َُحرِّ ُم َعلَ ْي ِه ُم ْالخَ بَاِئ‬


‫ث‬ …ِ ‫َوي ُِحلُّ لَهُ ُم الطَّيِّبَا‬

“Dan Rasul menghalalkan yang baik bagi mereka dan mengharamkan bagi mereka segala
yang buruk“. (QS. Al-A’raf:157)

Diantara kemudharatan pada zaman sekarang ini yang banyak dari kaum muslimin lalai dari
padanya, baik dari kalangan pemuda ataupun yang dewasa yang kebanyakan dari mereka
tidak mengetahui keburukan-keburukannya adalah apa yang terdapat pada rokok.

UNISSULA menggarisbawahi betapa pentingnya kebersihan dan meninggalkan


perilaku sia-sia dengan gerakan Thaharah dan Kampus Bebas Rokok. Dimulai dengan
sosialisasi di antara pejabat, dosen, karyawan dan mahasiswa. Setiap sudut kampus dihiasi
dengan poster/slogan dan himbauan untuk tidak merokok terutama di kampus.

Tidaklah mudah mengimplementasikan gerakan ini. Kesadaran akan “merokok adalah


perbuatan yang sia-sia” tidak begitu saja melekat pada civitas akademika UNISSULA.
Karenanya upaya-upaya untuk terus melaksanakan gerakan ini harus di dukung. Hal-hal yang
dapat di lakukan untuk mendukung gerakan ini antara lain:
1. Sosialisasi kebijakan harus terus dilakukan
2. Melarang kantin/koprasi/ unit usaha di lingkungan UNISSULA menjual rokok
3. Tidak menerima sponsorship dari perusahaan rokok

10
4. Saling nasehat-menasehati dalam kesabaran tentang manfaat hidup bersih dan sehat.

Shalat merupakan salah satu bentuk ibadah yang menjadi barometer bagi kebenaran
amalan lain dan identitas keimanan kedua setelah syahadat, bahkan syahadat tidak bernilai
jika tidak diikuti oleh shalat. Shalat merupakan perintah yang utama dan kewajiban yang
harus ditunaikan, serta ada ancaman bagi yang tidak melaksanakannya.

Gerakan Sholat Jamaah


Adapun fadlilah salat berjamaah seperti apa yang disebutkan dalam Hadits Riwayat Bukhari
dan Muslim,“Salat berjamaah itu lebih utama daripada salat sendirian dengan 27 derajat”.
Keutamaan salat berjamaah dengan 27 derajat dalam hadits ini hanya disampaikan secara
global. Ini berarti kita diberi kesempatan untuk mengabstraksikan 27 derajat itu. 27 derajat
keutamaan salat berjamaah itu, pada garis besarnya dibagi menjadi 2 bagian, yaitu ritual dan
sosial.
A. Ritual
1. Gugur melakukan rukun. Contohnya: Seseorang yang datang untuk berjamaah,
padahal imam sudah ruku’, dia lalu berniat dan takbiratul ihram, kemudian langsung
ruku’ bersama imam tanpa membaca Fatihah.
2. Boleh menyalahi aturan salat. Contoh: Salat Maghrib bisa terjadi 4 x tahiyat.
3. Kekurangan rukun/sunah diampuni.
4. Mengurangi kesalahan dalam salat.
5. Pahalanya tetap 27 derajat, walaupun makmum tidak sampai 1 rakaat.

B. Sosial
1. Membangun ukhuwah.
2. Belajar berorganisasi.
3. Dekorasi.
4. Dalam mengingat/mengkoreksi pimpinan wajib dengan etika.
5. Dilarang mengikuti pemimpin yang salah.
6. Pemimpin apabila diingatkan harus kembali ke jalan yang benar.
7. Mengurangi jurang pemisah antara rakyat dan pejabat, kaya dan fakir.
8. Pemimpin harus orientasinya kepada rakyat.
9. Lebih mengedepankan akhlakul karimah. Orang yang akhlaknya mulia padahal
bacaannya kurang baik, lebih diutamakan menjadi imam daripada orang yang
bacaannya bagus tapi akhlaknya jelek.
10. Adanya proses belajar mengajar.
11. Saling menebarkan perdamaian.
12. Forum silaturahmi “Silaturrahmi memanjangkan umur dan meluaskan rizki”.
13. Makmum harus berada di belakang imam.
14. Etika pergaulan, jamaah lelaki dan perempuan harus dipisah.
15. Belajar memanage waktu.
16. Belajar memilih amal yang lebih utama.
17. Sebagai forum pengajian yang efektif.

11
18. Tidak mengisolir diri.
19. Melakukan kebaikan bersama-sama lebih baik daripada melakukan kebaikan
sendirian.
20. Pemimpin harus mengetahui kondisi sosial rakyatnya.
21. Belajar mendahulukan kepentingan orang banyak daripada kepentingan sendiri.
22. Forum saling mendo’akan, saling memberi dan meminta maaf.

Dari pengetahuan ini amatlah sayang apabila kita tidak memanfaatkan waktu kita untuk
memupuk sebanyak mungkin pahala melalui gerakan salat berjamaah. Dan pengetahuan-
pengetahuan inilah yang akan menjadi alat kami dalam memotivasi para insan Unissula untuk
terus menggalakkan gerakan salat berjamaah.

Gerakan Busana Islami


Gerakan berbusana Islami adalah sebuah gerakan yang memiliki makna kesadaran
bahwa menjalankan syariat Islam adalah untuk kemaslahatan dan keselamatan umat manusia
di dunia dan khirat. Ulama Usul Fikih mendefinisikan maqasid asy-syariah yaitu maksud dan
tujuan yang dikehendaki syarak dalam mensyariatkan suatu hukum., Tujuan disyariatkan
suatu hukum adalah untuk kemaslahatan umat manusia. Maqasid asy-syariah di kalangan
umat disebut juga dengan asrar asy-syariah, yaitu rahasia-rahasia yang terdapat di balik
hukum yang ditetapkan oleh syarak, berupa kemaslahatan bagi umat manusia, baik di dunia
maupun di akhirat (Abdul Azis Dahlan, edit 1996).Aturan itu sejatinya bukan untuk mengikat
yang diatur melainkan justru untuk mensejahterakan, menyelamatkan yang diatur. Bisa
dianalogkan dengan produk sepeda motor yang juga menerbitkan aturan pemakaiannya.
Dalam aturan pemakaian salah satunya dijelaskan bahwa bahan bakar motor tersebut adalah
bensin. Oleh karena itu jika motor tersebut ingin selamat atau tidak cepat rusak tentu harus
mengikuti aturan pemakaian tersebut yaitu diisi bahan bakar bensin. Jadi sekali lagi aturan itu
bukan mengikat melainkan untuk menyelamatkan yag diatur. Ketentuan berbusana Islami
dalam Islam merupakan salah satu ajaran atau syariat Islam, tujuannya tidak lain untuk
memuliakan dan menyelamatkan manusia di dunia dan di akhirat. Mode busana selayaknya
sesuai dengan kepribadian muslim yaitu dengan busana yang sesuai dengan syariat, dan
busana yang Islami harus dilakukan di kampus.

Adab Pergaulan Putra dan Putri


Dalam Islam, termuat ketentuan yang menyeluruh yang tidak dapat dipisah-pisahkan,
yang meliputi akidah (tata keyakinan), syariah, dan akhlak untuk mengatur pergaulan pria

12
dan wanita. Tersebut dalam Q.S An Nuur; 30-31, “Katakanlah kepada orang laki-laki yang
beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang
demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang
mereka perbuat. Dan katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya,
kecualii yang biasa tampak dari padanya”. Keluarga besar Unissula dituntut keteladannya
dalam mempraktekkan kehidupan yang Islami yakni tertanamnya ihsan (kebaikan) dan
pergaulan dengan ma’ruf.

BAB III
PELAKSANAAN BUDAYA AKADEMIK ISLAMI

A. Hasil Observasi

1. Pelaksanaan Thoharoh dan Kampus Bebas Rokok


Pada umumnya, berdasarkan hasil pengamatan kami selama 1 bulan di bulan
September 2012, kesadaran warga Unissula untuk tidak merokok di tempat umum sudah
berkurang sehingga jarang kami dapatkan mahasiswa atau dosen maupun karyawan
Unissula yang kedapatan merokok di tempat umum. Hal ini mungkin dikarenakan sudah
banyaknya poster atau papan peringatan “dilarang Merokok’ yang banyak tersebar di
kampus Unissula. Sebagai salah satu contohnya poster tentang bahaya merokok yang
terpampang di kampus FK Unissula:

13
Dan papan peringatan “dilarang merokok’ di pintu-pintu masuk kantin Pumanisa:

14
Akan tetapi pada beberapa hari pengamatan kami masih juga terdapat mahasiswa,
dosen, dan karyawan laki-laki yang kedapatn merokok di tempat-tempat yang memang
tertutup dan tidak ada papan larangan merokok. Bagaimanapun juga, hal ini sangat
mengganggu jika di sekitar mereka ada yang tidak perokok. Tabel 1 di bawah ini
merupakan hasil pengamatan kami terhadap warga Unissula yang kedapatan merokok.

H
ar
NO TEMPAT i
ke
-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Pumanisa 10 8 6 12 10 4 10 10 13 17
2 Kampus 2 4 2 3 2 4 2 4 2 2
Sekitar
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
masjid
Pintu
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
gerbang

15
Di lain pihak, ternyata kesadaran warga Unissula untuk menjaga kebersihan
lingkungan kampus Unissula juga masih sangat kurang. Hal ini dapat kami lihat dari
kotornya saluran-saluran pembuangan air di hampir seluruh lingkungan kampus
Unissula, bahkan di sekitar masjid:

Bahkan kami mendapati kotornya masjid setelah kegiatan pekan ta’aruf pada tanggal 10
September 2012, sampah-sampah bungkus makanan dan gelas-gelas bekas minuman
berserakan di sekitar halaman masjid dan juga di sekitar tempat wudhu wanita sampai
mengundang kucing untuk datang. Hal yang amat memilukan!!

16
Secara keseluruhan hasil pengamatan kami mengenai kebersihan di kampus Unissula
dijelaskan di tabel berikut.

17
N
Tempat Diskripsi hasil Pengamatan
O
1 Pumanisa Di sekitar pumanisa masih banyak sampah berserakan,
didalam pumanisa sudah lumayan bersih
2 Kampus Bersih
3 Sekitar masjid Masih ada sampah berserakan
4 Pintu gerbang Di tepi jalan masuk masih banyak sampah
Tabel 2. Pengamatan kebersihan di beberapa tempat di kampus Unissula

2. Gerakan Sholat Jamaah


Hasil observasi kami akan pelaksanaan gerakan sholat berjamaah juga cukup
membuat kami bernafas lega, karena menurut kami kesadaran para mahasiswa, dosen,
dan karyawan untuk melaksanakan solat dhuhur dan ashar berjamaah sudah cukup baik.
Tidak hanya gerakan shalat berjamaah saja yang terjadi, namun para mahasiswa pun
gencar membentuk halaqah-halaqah di lingkungan masjid. Selain itu, kami mendapati
bahwa semangat para mahasiswa mahasiswi untuk membaca Al Quran setelah
mengerjakan salat juga patut dijadikan motivasi untuk kami untuk ikut menggerakan
kegiatan-kegiatan tersebut. Namun, karena keterbatas kami berkaitan dengan
ketidaksiapan alat dokumentasi (kamera yang mati karena batere habis), kami tidak bias
mendokumentasikannya.

Kemauan dan kesadaran warga Unissula untuk melakukan solat Jumat pun sudah
cukup memuaskan. Kami melakukan observasi pada saat dilaksanakannya solat Jumat,
dan mendapati ada salah satu pemilik usaha fotokopian beserta karyawannya memilih
untuk meninggalkan stand nya untuk melaksankan solat Jumat di masjid:

18
Akan tetapi, di sisi lain masih ada warga Unissula yang mempunyai kesadaran
yang kurang untuk melakukan sholat berjamaah di masjid, bahkan pada saat sedang
dilaksankannya solat Jumat. Kami melakukan observasi di Pumanisa, masih terdapat
penjual warung makan yang memilih untuk tetap membuka warungnya ketimbang
melaksanakan solat Jumat.

19
3. Gerakan Busana Islami
Kesadaran para civitas academia Unissula akan pentingnya menjaga kesopanan
berbusana sesuai syari’ah Islam masih amat kurang. Kami sering mendapati mahasiswi
yang menggunakan celana dan kaos yang ketat di lingkungan kampus Unissula. Tidak
hanya itu, kadang mereka menggunakan jilbab namun, panjang lengan dan roknya
hanya 7/8, bahkan ada yang menggunakan rok panjang, namun bahannya amat tipis,
sehingga dapat terlihat bagian dalam/ kakinya.

20
4. Adab Pergaulan Putra dan Putri
Memang tanpa kuatnya akhlak yang tertanam dalam diri masing-masing individu
tidak akan mampu meredam gejolak ketertarikan antar lawan jenis, terutama pada usia
mahasiswa yang tergolong remaja. Hasil pengamatan kami tentang adab pergaulan putra
dan putri masih sangat mengecewakan. Masih sering kami temukan mahasiswa dan
mahasiswi yang berdua-duaan dengan dalih untuk diskusi, bahkan si wanita tidak
berbusana Islami, entah itu benar atau tidak. Duduk berdempet-dempetan tanpa
menghiraukan akan tersentuhnya bagain-bagian tubuh yang mungkin akan
membangunkan syahwat.

21
Pergaulan putra-putri di UNISSULA nampaknya masih bebas, mereka bebas untuk
berkumpul antara laki-laki dan perempuan (berikhtilath), ada yang berkhalwat terang-
terangan baik di tangga kampus, didalam kelas, di kantin pumanisa maupun di luar
gedung, dan juga sering kali terlihat mereka sering berboncengan. Ketika di tegur mereka
beralasan sedang berdiskusi.

NO Tempat Hari
ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Pumanisa 10 13 10 12 13 9 12 13 11 10
2 Kampus 1 0 2 1 2 0 1 2 1 0
3 Sekitar masjid 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Pintu gerbang 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
5 Lingkungan 2 3 5 6 2 8 4 2 3 1
UNISSULA
Tabel 4. Pengamatan pada Pergaulan Putra –Putri selama 10 hari di beberapa tempat di Unissula

Dilihat dari hasi pengamatan diatas masih banyak mahasiswa dan mahasiswi yang
berkhalwat, hari pertama di pumanisa saja ada 10 pasangan yang berduaan, di kampus
Fak. Ilmu Keperawatan ada sepasang yang berkhalwat dan di luar terlihat ada dua pasang
kekasih yang duduk di kendaraan bermotor.

B. Hasil Memotivasi
1. Pelaksanaan thoharoh (kampus bersih & bebas rokok)

22
Di kampus, kami berusaha untuk sadar diri untuk membuang sampah pada
tempatnya. Menambah tempat sampah di berbagai tempat di kampus. Mengambil
sampah yang mungkin tercecer di lantai. Sehingga saat ini kampus sudah lumayan
bersih.

2. Pelaksanaan shalat berjama’ah Dhuhur & Asar


Sebisa mungkin kami mengajak teman dan mahaiswa untuk melaksanakan salat
jamaah di masjid. Memang agak sulit, bukan hanya untuk mengajak, untuk kami sendiri
kadang kami harus mengumpulkan niat untuk mengenyampingkan tugas yang
menumpuk agar bisa melaksanakan salat berjamaah di masjid.

3. Implementasi busana islami


Mulai dari diri sendiri, kami berusaha untuk mengenakan busana Islami yang sesuai
dengan yang ditentukan dlam SOP Busana Islami dalam BudAI. Kami juga
mengingatkan mahasiswi , dosen, dan karyawan yang masih mengenakan busana yang
kurang sopan dan tidak memenuhi kriteria Islami.

4. Adab pergaulan putera-puteri


Selama melakukan pengamatan, kami langsung memperingatkan apabila kami
mendapati mahasiswa dan mahasiswi yang kedapatan sedang berduaan. Kami
memotivasi mereka untuk menjaga jarak dan tidak hanya berduaan meski alasan mereka
untuk berdiskusi masalah tugas kuliah.

BAB IV

ANALISIS

A. Analisis Observasi
Dari hasil obeservasi yang kami lakukan selama bulan September 2012,
pelaksanaan Budaya Akademik Islami dengan gerakan-gerakannya, masih bisa dinilai

23
kurang memuaskan. Hal-hal yang telah kami analisa menjadi penyebabnya antara
lain:

1. Kekurangtahuan warga Unissula tentang BudAI dan geraka-gerakanya.


2. Kekurangtahuan warga Unissula tentang peting dan bermanfaatnya BudAI apabila
dilakukan dengan sepenuh hati.
3. Masih kurangnya kesadaran warga Unissula untuk berakidah dan berakhlak Islam
sepenuhnya.
4. Tidak semua pihak yang telah mengerti tentang apa itu BudAI dan apa pentingnya
BudAI tidak saling bekerjasama untuk memperingatkan dan memotivasi para
civitas akademika Unissula untuk menggerakkan BudAI.
Hal-hal tersebut di ataslah yang kami anggap menjadi penyebab mengapa pelaksanaan
BudAI di Unissula masih sejauh keterpaksaan saja.

B. Analisis Motivasi
Setelah kami melakukan motivasi para warga Unissula untuk saling
menggerakkan BudAI, ada beberapa yang mau mendengarkan dan melakukan
perubahan sesuai apa yang tercakup dalam BudAI, namun tidak sedikit yang skeptik
dan masih belum siap untuk melakukan perubahan. Contohnya, masih banyak dosen
dan karyawan yang memilih untuk tetap melaksanakan solat dhuhur dan ashar di
ruangan kerja, ketimbang ke masjid, dengan alasan waktu yang mepet dan masih
banyak tugas yang harus dikerjakan.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil observasi dan memotivasi yang telah kami lakukan selama bulan
September 2012, begitu pula dari analisa observasi dan memotivasi yang kami lakukan,
pelaksanaan BudAI di kampus Unissula masih sangat jauh dari sempurna. Kesadaran
akan penting dan sangat bermanfaatnya pelaksanaan BudAI masih perlu ditingkatkan.
Tidak hanya itu, kita yang sudah mengerti tentang apa itu BudAI, apa manfaat BudAI
24
harus mau terus menggerakkan dan memotivasi semua pihak berkaitan dengan
pelaksanaan BudAI.

B. Rekomendasi
Beberapa rekomendasi yang bisa kami berikan untuk pelaksanaan gerakan
BUDAI adalah :

1. Melakukan survei mengenai persepsi civitas akademika terhadap BUDAI


Untuk mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa, dosen dan karyawan terhadap
pelaksanaan gerakan budaya akademik Islami maka diperlukan suatu riset atau
survei mengenai bagaimana pendapat mereka tentang budaya akademik Islami.

2. Membuat program kampanye gerakan BUDAI


Dengan berdasarkan pada survei yang sudah dibuat maka akan mempermudah dalam
menentukan program kampanye atau program komunikasi yang bisa dipakai dalam
penerapan gerakan budaya akademik Islami yang persuasif dan komunikatif
sehingga tidak muncul persepsi bahwa BUDAI itu keras dan sebagainya.

3. Melakukan edukasi dan sosialisasi melalui kegiatan pelatihan sebagai bagian dari
program komunikasi. Hanya saja dalam program pelatihan seharusnya disesuaikan
antara dosen dan karyawan, karena tingkat pemahaman yang berbeda sehingga perlu
penyesuaian materi.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an al-kariem

Anwar, R., 2007, Mengapa BudAI, Unissula Press, Semarang.

Asror, M., 2011, Materi Bimbingan BudAI – Panduan Salat Berjamaah, LKPI Unissula,
Semarang.

TIM BUDAI, 2007, Kumpulan Surat dan SK Rektor tentang Budaya Akademik Islami,
Unissula Press, Semarang.

TIM BUDAI, 2007, Keteladanan-Materi Pelatihan Budaya Akademik Islami, Unissula Press,
Semarang.

25
TIM BUDAI, 2007, Standard Operating Procedure (SOP) Budaya Akademik Islami,
Unissula Press, Semarang

26

Anda mungkin juga menyukai