Anda di halaman 1dari 1

Orang Jerman Mengagumi Pendidikan Pesantren

Para peneliti dari Jerman sangat terkesan dengan pendidikan Pesantren di Indonesia. Hal itu diungkap
oleh KH Ahmad Nadhif Mudjib saat memberikan khutbah taaruf di Pesantren Mahasiswa Unissula
(17/1). “Para peneliti pendidikan dari Jerman sangat terkesan dengan pola pendidikan pesantren di
Indonesia. Jika orang Jerman saja suka dengan pesantren maka menjadi sebuah keanehan jika
masyarakat Indonesia tidak suka dengan pesantren,” ungkapnya.

Lebih lanjut ia memuji langkah Unissula yang mengkonsep kuliah sambil mondok menimba ilmu di
pesantren. “Meskipun karena keterbatasan tempat sehingga mahasiswa saat ini hanya bisa menikmati
pendidikan di pesantren mahasiswa Unissula selama dua bulan namun hal itu merupakan langkah maju
di dunia pendidikan tinggi. Kita apresiasi dan semoga kedepan mahasiswa Unissula bisa mendapat
alokasi waktu lebih lama bisa mengenyam pendidikan di pesantren mahasiswa Unissula,” tambahnya.

Pengasuh Pesantren Al Husna Kajen Pati tersebut menyebut Indonesia dengan 17.000 pulau, 700 bahasa
dan berbagai suku bangsa sangat berpotensi untuk berkonflik dan terpecah belah. Namun hingga hari ini
Indonesai tetap kokoh berdiri karena kebinekaan tersebut justru menjadi sebuah kekuatan untuk besar
bersama, maju bersama dalam bingkai NKRI. “Menjadi tugas kita bersama menjaga kedamaian dan
persatuan serta terus memperlihatkan citra Islam Indonesia sebagai Islam yang ramah. Dan Pesantren
memainkan peran penting untuk mengkader pemimpin pemimpin bangsa masa depan yang rahmatan
lilalamin,” pungkasnya.

Sementara itu Wakil Rektor III Unissula Muhammad Qomaruddin ST MSc PhD dalam sambutannya
menyebut Unissula konsisten untuk mengembangkan pesantren mahasiswa sebagai bagian penting
dalam mendidik para mahasiswa menjadi generasi khaira ummah (generasi terbaik). “Mulai tahun
akademik 2022-2023 kami mempesantrenkan semua mahasiswa baru. Sementara ini setiap mahasiswa
baru hanya dua bulan belajar di pesantren. Harapan kami kedepannya bisa lebih lama setidaknya satu
tahun. Alhamdulillah respon masyarakat khususnya orang tua mahasiswa sangat positif dengan adanya
pesantren di Unissula,” pungkasnya.

Anda mungkin juga menyukai