Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MAJU MUNDURNYA STUDI ISLAM DI TIMUR DAN DI


BARAT

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Srpika Datumula, M.Hi

DISUSUN OLEH:

Sayid Muhammad Idrus 223111042

Muhammad Idris Pasuani 223111053


Irman Suryadin 223111046
Ali Anshori Yunus 223111051
Ririn 223111036
Vivi Navila Pakudu

PROGRAM STUDI AHWALUS SYAKHSIYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS ALKHAIRAAT PALU
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberi nikmat dan hidayah-

Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah mata kuliah

metodologi studi islam yang berjudul Maju mundurnya studi islam di timur dan

di barat ini pada tepat waktu. Salawat serta salam tak lupa pula kita kirimkan

kepada Nabi Muhammad SAW. Serta keluarga, sahabatnya sekalian.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk

menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Ibu dosen pegumpu mata kuliah, juga

untuk lebih memperluas pengetahuan kami, dan mempermudah kami dalam

berdiskusi di kelas nanti. Serta kami ucapkan terima kasih kepada Ibu dosen

pengampu mata kuliah ini atas bimbingan nya.

Kami telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik,

namun dapat diketahui masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,

diharapkan berbagai masukan yang dapat membangun demi kesempurnaannya.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat. Sekian

kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Palu, 21 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................
Daftar Isi........................................................................................................

BAB I : Pendahuluan

A. Latar Belakang....................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................

BAB II : Pembahasan

A. Maju dan mundurnya studi islam di timur..........................................


B. Maju dan mundurnya studi islam di barat...........................................

BAB III : Penutup

A. Kesimpulan.........................................................................................
B. Saran....................................................................................................
Daftar Pustaka...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam mengarungi kehidupan di dunia ini manusia tidak dapat lepas

dari sejarah/ pengalaman hidup. Sejarah merupakan kunci untuk kita dapat

memperbaiki kehidupsn kita di masa depan, oleh karena itu mengetahui sejarah

atau memahami sejarah merupakan cara untuk kita mengetahui apa yang harus

kita lakukan pada masa yang akan datang. Dalam hal ini kami akan

mengangkat sebuah pembahasan tentang maju mundurnya studi islam di timur

dan di barat. Dan beberapa hal yang harus kita ketahui berama dalam

memahami pembahasan tersebut yang pertama yaitu mengetahui pola

pembelajaran yang ada pada konteks terdahulu sampai sekarang baik di timur

maupun di barat yang kedua adalah dampak positif dan negatif yang terdapat

dalam studi islam yang di laksanakan pada masa terdahulu hingga sekarang

baik di timur maupun di barat Dan yangterakhir inti dari pembahasan ini

merupakan pemahaman tentang sudi studi islam pada masa terdahulu hingga

sekarang dan selanjutnya memenerapkan hal hal yang di anggap tepat ntuk

sekarang dan diharapkan juga dapat menemukan inspirasi baru untuk

memajukan studi studi islam pada era saat ini baik di timur maupun di barat

Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya muslim hal

ini yang seharusnya di amati perjalanan sejarahstudi islam, baik dari masa awal

masuknya islam hingga saat ini. Jika di lihat dari awal masuknya islam hingga

sekarang, Perkembangan studi Islam di Indonesia dapat digambarkan


demikian. Bahwa lembaga/ sistem pendidikan Islam di Indonesia memiliki

tahapan-tahapan sebagai seperti,Sistem langgar,Sistem kelas dan perguruan

tinggi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana maju mundurnya studi Islam di Timur?

2. Bagaimana maju mundurnya studi Islam di Barat?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Maju Mundurnya Studi Islam di Timur


1. Majunya Studi Islam di Timur
Perkembangan studi islam adalah sama dengan menyebut studi islam
didunia muslim dalam perkembangan studi islam ditimur pada akhir priode
madinah selama 4 fase dalam hal ini perkembangan dimulai yang mana dalam
pendidikan yang menjadikan masjid dan rumah-rumah masih dijadikan
sekolah dengan ciri yang khas yaitu hafalan namun sedah memiliki logika
dalam masa perkembanganya selama 5 abad dipimpin oleh khalifah
Abbasiyah dalam hal ini dimulai pendidikan sekolah dibangun dengan
gedung yang besar dan mulai dari pembelajaran yang spiritual ke intelektual
ilmu alam dan ilmu sosial dalam pembangunan ini memberikan sebuah timbal
balik yang mana menjadikan titik kejayaan pada masa kekhalifanya dalam
perkembangan studi islam ditimur masih memiliki suatu yang dapat kita lihat
hingga saat ini yaitu pembangunan atau pendirian sekolah tinggi yang sampai
sekarang masih ada.
Perkembangan studi islam kajiannya mencakup timur tengah, asia, dan
asia tenggara dalam perkembanganya pendekatan normatif dan historis adalah
merupakan tradisi dalam kajian islam yang harus di pengang sepanjang
setengah abad terakhir dalam hal percobaan menggunakan metode-metode
yang dikembangkan oleh fiolog salah satunya adalah pengkajian teks seksama
dengan hal ini mendapatkan minat mengkaji islam dalam praktek kajian
keagamaan yang yang hidup dalam masarakat-masarakat tertentu dalam hal
ini pertumbuhan minat tentang memahami islam lebih sebagai tradisi
keagamaan yang hidup
Dalam hal ini menjadikan perkembangan studi islam di timur menjadi
pesat hingga dunia barat Islam adalah agama terakhir yang telah diturunkan
kepada Nabi Muhammad Saw, islam sering dijadikan sebagai kajian budaya
dikalangan muslim maupun non muslim dalam hal ini tidak sedikit
menjadikan orang yang berpandangan islam sering berbeda pendapat tentang
islam sendiri yang mana islam adalah agama yang mengandung ajaran Allah
yang berkaitan dengan akidah maupun muamalah dan bila melihatnya dari
pandangan historisnya mempunyai sejarah yang Tersendiri dalam pandangan
yang menyebabkan islam menjuru sampai belahan dunia hingga barat yang
mana islam pertama kalinya adalah berada di timur yang menuju pesat hingga
barat yang mana islam di barat mengalami sebuah kemajuan yang dalam
semua bidang dalam hal ini tidak terkeculai adalah ilmu pengetahuan
teknologi.
Perkembangan yang terjadi dalam islam saat ini tidak terlepas dari
perkembangan dan pengetahun yang telah di kembangan pada zaman
abbasyiah yang mana menjadikan sebuah pendidikan sangat penting dan
mendirikan sekolah sebagai sarana yang membuat perkembangan studi timur
semakin terkenal dalam suatu pendidikan hingga perguruan tinggi yang
dimilikinya dalam hal ini pendidikan adalah dapat menjadikan suatu bangsa
menjadi jaya dan menjadikan alat penguasa, dalam pendidikan evaluasi
adalah komponen dari sistem pendidikan dalam hal ini juga studi islam dalam
arti adalah sebuah usaha untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan
dengan agama islam dan dapat diartikan juga usaha sadar dan sistematis
untuk memahami serta mengetahui dan membahas secara dalam tentang seluk
atau asal usul yang berkaitan dengan agama islam. Dalam pembelajaran
sejarah, maupun praktek-praktek pelaksanaannya secara nyata dalam
kehidupan dalam hal ini menjadikan studi islam dikelompokan kedalam studi
teknologi dengan tujuan dan muatan yang jelas dalam hal ini studi islam
bermanfaat untuk fenomena atau regional atau etnik sekalipun dalam hal ini
studi islam berawal dari timur tengah dan perkembangan studi islam ditimur
yaitu mendepankan atau pendekatan yang digunakan adalah normatif dan
ideology terhadap islam dalam pendidikan yang menjadikan suatu pendidikan
yang baik menjadikan pendidikan studi timur adalah ajuan untuk umat islam
yang menjadikan pemahaman yang baik dalam pendekatan pendidikan.5
Dalam hal ini menjadikan sebuah kemajuan yang harus dicapai lagi melalui
sebuah karya yang sangat bagus dalam menjadikan islam sebagai studi yang
baik dan memberikan atau menciptakan manusia-manusia yang mampu hidup
ditengah-tengah perubahan. Dalam dunia perkembangan islam ditimur
terlepas dari tingkat penggunanan pendekatan yang merupakan tradisi sentral
dalam studi islam berbicara mengenai perkembangan islam yang mana dalam
persoalan persolan mendapatkan banyak sekali yang mengenai bahan kajian
yang sejalan atau tidak dari berbagai dimensi dalam pendidikan sekalipun
banyak yang mendapatkan suatu pembelajaran yang sangat baik
perkembangan adalah suatu proses dalam suatu pengajian islam yang dapat
kita lihat saat ini islam sangat perkembang sampai di belahan dunia ini seiring
perkembangan zaman yang mana pendidikan islam bukanlah suatu yang baru
dalam dunia ini dalam hal ini kemunculan islam sendiri berasal dari timur
tenggah, afrika, Asia dan bahkan belahan barat dalam hal perkembangan studi
islam yang merupakan suatu studi yang berhasil memberikan Imam Mawardi,
“Perbandingan Model Pendekatan Studi Islam Di Timur Tengah Dan Barat.”
Moh.Riza Zainudiin, “Konsep Pendidikan Humanis Dalam Prefektif Islam,”
Dalam sebuah pengetahuan dapat diartikan upaya untuk keluar dari
sebuah jebakan yang konseptual yang hadir sebagai perbedaan yang sangat
keras antara islam yang sebenarnya dalam hal ini terdapat kitanb suci atau
dirumuskan ulama dengan islam yang tidak murni dalam pendapat ini rakyat
yang menyatakan islam adalah islam dan yang mana disebut pelopor islam
hanya memiliki segnifikan khas dalam pandangan yang sangat berbeda-beda
adalah yang mana memiliki sebuah pandangan penyimpangan atau perbedaan
namun dengan begitu bukan menjadikan atau hanya semata-mata bid’ah atau
sesat dalam pandangan ini islam memiliki sebuah peranan penting yang mana
islam yang sebenarnya tetapi bukan ekspresi historis yang absah dari islam .
Perkembangan studi islam ditimur sangatlah memberikan nilai yang baik bagi
perkembangan islam sendiri yang mana islam mampu menuju perkembangan
barat yang mana dapat dilihat di dunia barat pun sampai sekarang
memperajari islam dalam pembelajaran islam menyebabkan banyak sekali
yang menjadikan kejayaan pada masa perkembangan studi islam di timur
menjadikan salah satu contoh yang baik dalam segi pembangunan yang mana
dapat kita ketahui pada masa itu menjadikan sebuah alasan untuk mendirikan
sekolah bahwasanya yang mana sekolah dapat menjadikan suatu bangsa itu
berkuasa dan dapat membangun sebuah alasan yang mana menjadikan
pendidikan hingga saat ini penting.
2. Mundurnya Studi Islam di Timur
Kordinator Front Amal Islami Lebanon, Syekh Zubair Usmani Al Juaid
mengungkap penyebab kemunduran dunia Islam di Timur Tengah.Menurutnya,
kemunduran itu karena andil propaganda Amerika Serikat dan Israel."Saat
itulah fitnah-fitnah kepada umat Islam didengungkan, dan terjadilah
perpecahan etnis dan mazhab yang besar," kata Zubair Syekh Zubair
menjelaskan, salah satu bentuk propaganda tersebut adalah Arab Spring.
Akibat dari propaganda itu revolusi Arab seolah menjadi keinginan mulia
menjatuhkan rezim. Padahal yang terjadi,merupakan upaya menjatuhkan
kekuatan politik Timur Tengah.Dampaknya, menurut Syekh Zubair, kejatuhan
politik Timur Tengah membuat musuh Islam seperti leluasa melakukan
serangan, salah satunya lewat percobaan pembunuhan Perdana Menteri
Lebanon. Kekacauan pun melanda negara-negara Islam di Timur Tengah
seperti Mesir, Tunisia dan Libya, yang tanpa sadar turut menutup akses
perjuangan rakyat Palestina.AS, lanjut Syekh Zubair, menambahkan
propaganda dengan memunculkan kelompok militan ISIS dan menjadi fitnah
kepada umat Islam paling besar yang terjadi selama beberapa dekade terakhir.
Bahkan, ISIS telah menghancurkan situs-situs suci yang ada di negara-negara
Timur Tengah,termasuk membunuh ulama-ulama dan dengan kejinya
mengatasnamakan Islam.
"Lagi-lagi, yang paling diuntungkan adalah Israel karena semakin tenang
melakukan penodaan, termasuk kepada Al Aqsa," ujar Syekh Zubair.Terkait
itu, ia pun mempertanyakan keberadaan Muslim di seluruh dunia,karena
seakan diam saja menyaksikan Israel terus melakukan penistaan terhadap situs
suci Islam tersebut. Syekh Zubair mengingatkan, perpecahan etnis dan mazhab
bukan sesuatu yang harus jadi fokus perlawanan, karena musuh-musuh Islam
akan terus tertawa jika itu terus terjadi.

B. Maju mundurnya Studi Islam di Barat

Islam menjadi obyek kajian yang ramai dibicarakan di berbagai penjuru


dunia. Jelas saja jika di negara Islam, terdapat kajian Islam secara mendalam
di semua lembaga pendidikan. Namun ternyata, studi Islam juga ramai
diselenggarakan oleh negara-negara non muslim. Studi Islam di negara-
negara non Islam diselenggarakan antara lain oleh India, Amerika, London
dan Kanada. Kajian Islam yang diselenggarakan pun berbeda-beda. Ada yang
mengkaji Islam sebagai doktrin. Ada pula yang mengkaji kebahasaan dan
kebudayaan Islam. Dan banyak yang mengkaji Islam dari sisi sejarah dan
sosiologi.
Jika ditinjau dari aspek sejarah, Jamali Sahrodi mengelompokkan studi
Islam yang dilakukan oleh dunia barat dalam tiga tahapan. Yaitu tahap
teologis, tahap politis dan tahap saintifik.18 Berikut penjelasan detailnya:
1. Tahap Teologis
Tidak dapat dipungkiri bahwa agama Islam merupakan agama yang
yang sangat cepat perkembangannya pada masa awal Islam. Inilah yang
kemudian menimbulkan reaksi dari kalangan pemeluk agama lain, termasuk
Kristen, sebagai agama yang ada lebih dahulu. Adalah seorang teolog Kristen
bernama St. John asal Damaskus pada masa dinasti Umayyah yang
mengemban amanat untuk mempelajari Islam baik dari sisi Alquran sebagai
sumber utama Islam maupun sumber-sumber lain. Usahanya didukung
dengan kemampuannya berbahasa arab dan bahasa Yunani serta keluasan
penguasa Islam pada masa itu yang memberi ruang terbuka bagi perdebatan
teologis. Hasilnya, St. John menganggap Islam sebagai ‘agama yang
mengandung seribu satu ajaran murtad.’19 Karakteristik studi Islam yang
diwakili oleh St. John nampak masih tetap kuat hingga beberapa abad
kemudian.
2. Tahap Politik
Tahap politik dimulai pada abad ke-12 ketika usaha studi Islam
dilakukan lebih serius dengan tujuan misionaris. Tujuannya ialah,
menghadapi peradaban Islam dengan cara penerjemahan Alquran dan teks-
teks Muslim lainnya. Disebabkan oleh kuatnya pengaruh studi Islam pada
masa awal, tahapan ini juga masih diwarnai dengan unsur teologis berupa
mempertahankan keyakinan Kristen. Di antara tokoh-tokohnya adalah Peter
the Venerable (1094-1156). Ia menerjemahkan teks-teks Alquran, hadis, sirah
Nabi dan manuskrip-manuskrip lain. Termasuk tokoh dalam tahap ini ialah
St. Thomas Aquinas yang menganggap Islam sebagai ajaran kafir. Pada
tahapan ini, Islam dikaji lebih serius. Tidak hanya hal-hal yang bersifat
teologis, pada tahapan ini juga banyak dikaji karya-karya sains Islam yang
ditelurkan oleh ilmuwan-ilmuwan Muslim. Di antara karya-karya ilmuwan
Islam yang banyak dikaji dunia Barat saat itu antara lain karya Ibnu Sina Al
Qanun fi At-Tibb misalnya, menjadi rujukan paling penting ilmu kedokteran
di Eropa selama lebih dari tiga abad. Begitu juga buku penting Ibn Rusyd,
Fasl Al Maqal, menjadi rujukan kaum tercerahkan di Eropa, untuk
menghadapi dominasi gereja. Bahkan Ibnu Rusyd diakui sebagai komentator
pemikiran Aristoteles yang paling menyeluruh melalui karya beliau Tahafut
al-Tahafut. Kemudian pada abad ke-16, studi Islam diwarnai oleh situasi
politik yang sangat kompleks yaitu ketika terjadi gerakan Reformasi Eropa.
Di antaranya pertentangan antara Kristen Katholik dan Protestan. Studi
terhadap Islam saat itu dijadikan sebagai perantara dan argumen untuk saling
menyalahkan di antara mereka sendiri. Sebagai contoh seorang tokoh
Protestan bernama Mathew Sutcliff menggunakan Islam sebagai titik
perbandingan untuk menyerang Katholik. Sebaliknya Humphrey Prideaux,
seorang sarjana bahasa Arab di Inggris membela ajaran Katholik dengan jalan
memperbandingkannya dengan Islam. Dan pada abad ke-18, studi Islam di
Barat diwarnai dengan upaya berbentuk polemik teologis sebagai reaksi
Kristen terhadap pesatnya perkembangan agama Islam ketika itu.
3. Tahap Saintifik
Studi Islam tahap saintifik dimulai pada abad ke-19, yaitu ketika
sikap kalangan Kristen dalam studi Islam mulai dihubung-hubungkan dengan
kesesuaian agama Islam terhadap fenomena sosial yang terjadi di
masyarakat.22 Ketika itu, kekuasaan Islam mengalami penurunan drastis.
Hampir seluruh kekuasaan Bani Utsmaniyyah berada dalam kontrol
kolonialisme bangsa-bangsa Barat.23 Studi Islam pada masa itu diwujudkan
dalam bentuk kajian masalah-masalah ketimuran (oriental studies).
Pada awal-awal abad ke-20, mulai dimunculkan kajian keIslaman baru
yaitu berupa kajian kawasan (area studies) khususnya kawasan Timur
Tengah. Kajian keislaman pada masa ini tidak lagi dominan mengangkat
tentang tema kontroversi teologis yang terlalu berlebihan. Yang paling
penting bagi Barat ialah, kajian keislaman harus dapat memberi arti penting
bagi kepentingan politik Barat atas bangsa-bangsa Islam. Contoh nyata adalah
yang telah dilakukan oleh salah seorang orientalis bernama Snouck Hurgronje
yang memperhatikan kasus Islam di Indonesia.24 Snouck menggabungkan
studi bahasa Arab dan Islam dengan tekanan khusus kepada hukum islam di
satu pihak dengan perhatiannya kepada Islam kontemporer di Indonesia, atau
dalam arti luas, linguistik dan antropologi Hindia Belanda dan bahkan politik
kolonialisme. Snouck melakukan observasi langsung tentang Islam dengan
mengelilingi pulau jawa. Hasilnya, Snouck menyatakan bahwa Islam di
Indonesia adalah sebagaimana Hindia Belanda sebagai Imperium Kolonial
yang harus dipelajari dan digarao sungguh-sungguh. Snouck juga melatih
generasi setelahnya yang terdiri dari para mahasiswa untuk melanjutkan studi
keislamannya kelak jika ia wafat.
Dan pada era modern seperti sekarang ini, kita mendapati dunia akademi
barat lebih terbuka pada cabang-cabang keilmuan yang lain. Tidak hanya
filsafat dan sains, tetapi juga cabang-cabang ilmu keislaman, seperti Alquran,
hadis, fiqh, dan sejarah islam. Hal ini merupakan a respons dari semakin
meningkatnya kajian arkeologis, antropologis, historis, dan sosiologis di
Eropa. Dalam hal ini, A. Qodri Azizy mengamati bahwa para sarjana Barat
yang melakukan kajian Islam semata-mata dengan pertimbangan akademik,
mereka menempatkan Islam murni sebagai obyek studi. Sama seperti halnya
mereka mengkaji agama lain. Islam oleh para sarjana Barat yang termasuk
golongan tersebut memandang Islam tidak hanya sebagai agama dengan
pengertian sempit, namun juga meliputi peradabannya. A. Qodri Azizy juga
menambahkan bahwa kajian Islam di Barat lebih cenderung pada analisis
realitas baik yang berkaitan dengan keilmuan maupun berkaitan dengan
masyarakat pemeluk Islam.
Kondisi Studi Islam di Dunia Akademik Barat Studi tentang keislaman
di Barat sebenarnya berangkat dari paradigma berpikir bahwa islam adalah
agama yang bisa diteliti dari sudut mana saja dandengan kebebasan
sedemikian rupa. Tidak mengherankan kalau mereka begitu bebasnya
menilai, mengkritik bahkan melucuti ajaran-ajaran dasar Islam yang bagi
kaum muslim tabu unuk dipermasalahkan.
Kondisi studi Islam di dunia akademik Barat dapat diketahui dengan
banyaknya bermunculan pusat-pusat kajian keislaman di Eropa dan Amerikan
Serikat. Berikut ini uraian singkat mengenai beberapa pusat kajian
keagamaan yang telah diupayakan oleh berbagai kalangan sarjana Barat yang
berkonsentrasi pada kajian keislaman:
1. Pusat Kajian Keislaman di Kanada
Kajian islam di kanada pertama kali dilakukan di McGill Univrsity
dengan tokoh utamanya Wilfred Cantwel Smith. Gagasan utama
dibukanya kajian ini adalah banyaknya konflik yang ditimbulkan oleh isu
agama. Hal ini menggugah Smith untuk membuka pusat kajian agar para
sarjana barat tahu secara benar tentang islam dan sekaligus untuk
mengurangi adanya kesalahpahaman di antara mereka. Kemudian pusat
kajian ini berkembang menjadi sebuah departemen yang menjadi bagian
dari McGill University. Demi meningkatkan kualitas kajian Islam,
departemen ini mengundang para pakar dari berbagai universitas di
negara-negara Islam. Dari Indonesia, yang pernah menjadi tenaga pengajar
di departemen ini adalah Prof. Dr. Nur Cholis Madjid (alm) dan Prof. A.
Syafi’i Ma’arif.27 Di Kanada, studi Islam bertujuan: pertama, menekuni
kajian budaya dan peradaban islam dari zaman Nabi Muhammad SAW,
hingga masa kontemporer. Kedua, memahami ajaran islam dan masyarakat
muslim di seluruh dunia. Ketiga, mempelajari beberapa bahasa muslim.
Salah satu alumni Universitas ini yang kini eksis sebagai akademisi di
Indonesia adalah Dr. Affandi Mochtar, MA.
2. Kajian Islam di Amerika
Di Amerika, studi-studi Islam pada umumnya memang menekankan
pada studi sejarah Islam, bahasa-bahasa Islam selain bahasa arab, sastra
dan ilmu-ilmu sosial,berada dipusat studi Timur Tengah atau Timur
dekat.28 Kajian Islam telah lama menjadi sebuah kebutuhan di lembaga-
lembaga perguruan tinggi di Amerika Serikat. Salah satu penggagas kajian
Islam di Amerika Serikat ialah Prof. Mahmud Ayyub. Beliau menggagas
kajian Islam di Temple University. Salah seorang mahasiswa Indonesia
yang pernah beliau rekomendasikan untuk belajar di universitas ini ialah
Alwi Shihab. Alwi Shihab seusai pendidikannya di sana, sempat menjadi
anggota peneliti Harvort Seminary dalam beberapa tahun.29
Selain di Temple University, studi Islam juga banyak ditemukan di
lembagalembaga lain. Di UCLA (University of California Los Angles)
studi Islam dibagi kepada komponen-komponen. Pertama, mengenai
doktrin agama Islam, termasuk sejarah pemikiran Islam. Kedua, bahasa
arab termasuk teks-teks klasik mengenai sejarah, hukum dan lain-lain.
Ketiga, bahasa-bahasa non arab yang muslaim, sperti Turki, Urdu, Persia,
dan sebagainya. Sebagai bahasa yang dianggap telah ikut melahirkan
kebudayaan Islam. Kempat, ilmu-ilmu sosial, sejarah, bahasa arab,
sosiologi dan semacamnya.
3. Kajian Islam di Belanda
Islam, dan khususnya bahasa Arab, telah menjadi obyek studi di
universitasuniversitas Belanda. Universitas Leiden, karena di kemudian
hari Universitas ini menjadi pusat studi tentang Islam di Indonesia. Lebih
dari itu, perpustakaan Leiden dan koleksi manuskrip masih terus
berlangsung yang sangat penting untuk studi tentang sejarah dan ciri-ciri
khusus Islam Indonesia hingga dewasa ini. Namun demikian, studi bahasa
Arab di Leiden bukanlah merupakan masalah “murni akademis”.
Selanjutnya ia menambahkan tiga motif untuk mempelajari bahasa Arab,
yaitu (1) untuk penyiaran agama Kristen di daerah-daerah Islam, (2) untuk
mempelajari ilmu kedokteran, dan (3) sebagai pembantu untuk studi
linguistik, khususnya bahasa Ibrani.30 Universitas Leiden bekerja sama
dengan Departemen Agama RI telah banyak menghasilkan penelitian –
penelitian tentang keislaman di Nusantara.31
4. Kajian Islam di Jerman
Di Jerman, hingga hari ini, kajian-kajian tentang.... merupakan inti
dari studi Islam yang dipelajari. Dan di dunia akademik, lebih dikenal
dengan ‘Seminar Orientalis’. Sebagaimana studi ketimuran pada
umumnya, studi Islam berdiri terlepas dari kungkungan teologi serta tidak
terpengaruh oleh polemik dan apologi. Studi Islam di Universitas Jerman
berada di bawah fakultas Seni atau di bawah sub bagiaannya
(jurusanjurusan) misalnya, studi budaya sebagaimana yang ada di Swedia
dan Belanda. Di antara tokoh-tokoh studi Islam di Jerman adalah Theodor
Noldeke, Julius Wellhausen dan Ignaz Goldziher yang masing-masing
dikenal karena penelitian mereka tentang Alquran, awal sejarah Islam dan
perkembangan internal agama dan budaya Islam.32
5. Kajian Islam di London
Di London, studi Islam digabungkan dalam school of oriental and
african studies, fakultas mengenai studi ketimuran dan afrika, yang
memiliki berbagai jurusan bahasa dan kebudayaan asia dan afrika. Salah
satu progrm studi didalamnya adalah program MA tentang masyarakat dan
budaya Islam yang dapat dilanjutkan kejenjeng doktor.33
6. Kajian Islam di Chicago University
Maraknya kajian Islam di perguruan tinggi di Amerika Serikat
merupakan faktor pendorong bagi Chicago University untuk membuka
pusat kajian Islam. Salah satu tokoh cendekiawan Muslim yang sangat
dikenal di universitas ini ialah Fazlur rahman, guru besar asal Pakistan.
Banyak mahasiswa Indonesia yang mengenyam pendidikan di universitas
ini. Di antaranya, Nur Cholis Madjid, A. Syafi’i Ma’arif dan Mulyadi
Kertanegara.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjabaran di makalah ini dapat di simpulkan secara umum bahwa
studi islam yang pertama muncul adalah dari kaum muslim,sebagai pusatnya yaitu
Saudi Arabiya,bukti ini ialah Negara tersebut telah didirikan beberapa perguruan
tinggi yang sangat terkenal seperti universitas al-azhar, yang tercatat dalam
sejarah merupakan perguruan tinggi termasyur didunia bahkan sampai saat ini.
Hal tersebut menjadikan Saudi Arabia sebagai pusat pendidikan di
dunia,dan telah berhasil mendatngkan para prlajar dan mahasiswa dari luar
negeri,kebanyakan dari eropa dan Negara bagian barat untuk tujuan menuntut
ilmu dan metode yang ada di Negara ini.
Sejarah mencatat pada saat itu mengalami kejayaan, yaitu pada
pemerintahan khalifah harun al-rasyid yang telah berhasil membawa Negara maju
dan sebagai aspek kehidupannya.
Namun kemunduran tak dapat dielakan setelah kepemerintahannya berakhir
ternyata lama kelamaan studi islam di Negara itu menurun.dengan sikap licik dari
orang-orang barat yang telah membakar perpustakaan pusat studi Arabia setelah
mereka menguasai ilmu-ilmu dan mempunyai data buku dan sumber ilmu dari
perpustakaan tersebut.sehingga menjadikan dunia pendidikan di timur saat itu
mundur dan malah Negara barat mengalami kejayaan.
B. Saran
Melihat kenyataan yang terjadi dalam studi islam di Negara timur dan
barat,sangat di sayangkan karena Negara barat dengan sengaja untuk menjadikan
timur tengah menurun dalam kualitas peradabannya,sehingga mengharuskan para
ilmu timur bekerja keras untuk mengembangkan kembali kajayaan peradabannya.
Bagi para mahasiswa harapnyapun harus meluruskan niat dalam belajarnya dan
harus mampu memajukan peradaban islam di Negara kita,dengan kemampuan dan
bidang ilmu yang dikuasai,seperti dibidang pendidikan, hokum, kedokteran, sains,
sipil dan lainnya, yang telah ada programnya di Negara ini.
Daftar Pustaka
A Qodri Azizy (2004), Pengembangan Ilmu-Ilmu Keagamaan,
Semarang: Aneka Ilmu, Cet 2 Abudin Nata (2008), Metodologi
Studi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Ahmad Gholib
(2006), Study Islam, Pengantar Memahami Agama, Al-Qur’an,
Al-Hadis, dan Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Faza Media;
Amin Abdullah (2011), Studi Agama Normativitas atau
Historisitas, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011, Cet 5; Atang Abd.
Hakim, Jaih Mubarok (2009), Metodologi Studi Islam, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya; Departemen Pendidikan Nasional (2008),
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa; Jamali
Sahrodi (2008), Metodologi Studi Islam, Menelusuri Jejak Historis
Kajian Islam ala Sarjana Orientalis, Bandung, CV. Pustaka Setia;
Muhaimin, et al (2007), Kawasan Dan Wawasan Studi Islam,
Jakarta: Pranata Media, Cet 2; Mukti Ali (1998), Ilmu
Perbandingan Agama di Indonesia, Bandung: Mizan, Cet 10;
Musyrifah Sunanto (2003), Sejarah Islam Klasik Perkembangan
Ilmu Pengetahuan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Anda mungkin juga menyukai