Aik 1
(Kemanusiaan Dan Keimanan)
Tim Penulis
1. Mahmud Muhsinin, M.PI
2. Dr. Din Muhammad Zakariya, M.Pd.I
3. Dr. Muhammad Hambal, Lc, M.Pd.I
4. Asrori, M.Pd.I
5. Dr. Sholihul Huda, M.Fil.I
Diterbitkan
PPAIK (Pusat Pengkajian Al-Islam KeMuhammadiyahan)
Universitas Muhammadiyah Surabaya
PPAIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
©2020
DAFTAR ISI
Daftar Isi..........................................................................................................iii
Kata Pengantar...............................................................................................iv
Kata Sambutan ...............................................................................................v
MODUL KULIAH AIK -1 (KEMANUSIAAN DAN KEIMANAN)........................1
MODUL KULIAH 1 ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE ......................................4
Kegiatan Belajar 1 Pengertian, Tujuan, Sumber Ajaran Islam..........................6
Kegiatan Belajar 2 Ruanglingkup Dan Karakteristik Ajaran Islam...................18
MODUL 2 HAKEKAT MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM .................33
Kegiatan Belajar 1 Hakikat Dan Asal Usul Manusia........................................35
Kegiatan Belajar 2 Potensi & Kelemahan Manusia.........................................42
MODUL 3 PERJALANAN HIDUP MANUSIA ................................................53
Kegiatan Belajar 1 Perjalanan Hidup Manusia dari Alam Ruh Hingga
hari Akhirat, Ragam Orientasi Hidup Manusia................................................55
Kegiatan Belajar 2 Tujuan dan Fungsi Penciptaan Manusia, Hidup
Sukses dalam Pandangan Al-Quran...............................................................71
MODUL 4 IMAN DAN PENGARUHNYA DALAM KEHIDUPAN.....................91
Kegiatan Belajar 1 Hakekat Iman, Hubungan Iman, Ilmu dan Amal...............93
Kegiatan Belajar 2 Karakteristik dan Sifat Orang Beriman, Hal-hal
yang Dapat Merusak dan Meniadakan Iman.................................................114
MODUL 5 TAUHID DAN URGENSINYA BAGI KEHIDUPAN MUSLIM ......129
Kegiatan Belajar 1 Pengertian Tauhid, Makna Kalimat La ilaaha illallah
dan Konsekuensinya dalam Kehidupan........................................................131
Kegiatan Belajar 2 Tauhid sebagai Landasan bagi Semua Aspek Kehidupan
dan Jaminan Allah Bagi Orang yang Bertauhid Mutlak.................................152
MODUL 6 KONSEP AQIDAH DALAM ISLAM ............................................167
Kegiatan Belajar 1 Konsep Aqidah Dan Ruang Lingkup Pembahasan
Aqidah, Sumber Dan Fungsi Aqidah.............................................................169
Kegiatan Belajar 2 Prinsip-Prinsip Aqidah Islam...........................................187
MODUL 7 KONSEP IBADAH, DAN MANFAATNYA BAGI KEHIDUPAN
MANUSIA......................................................................................................203
Kegiatan Belajar 1 Konsep Ibadah Dalam Islam...........................................205
Kegiatan Belajar 2 Manfaat Ibadah Bagi Kehidupan Manusia.....................213
MODUL 8 SYIRIK DAN BAHAYANYA BAGI MANUSIA..............................219
Kegiatan Belajar 1 Definis, Bentuk Dan Faktor Terjadinya Syirik..................221
Kegiatan Belajar 2 Syirik Zaman Modern......................................................235
MODUL 9 MAKNA DAN MANFAAT MEMPELAJARI ILMU TAUHID .........245
Kegiatan Belajar 1 Sumber dan Tujuan Mempelajari Tauhid.........................247
Kegiatan Belajar 2 Manfaat Mempelajari Tauhid ..........................................253
Profil Penulis AIK 1.....................................................................................262
Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga Tim Penulis Modul Kuliah PAI/AIK PPAIK
Universitas Muhamamdiyah Surabaya dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Modul Kuliah PAI/AIK disusun berdasarkan Standart Pen-
jaminan Mutu Pembelajaran PAI/AIK di lingkungan Universitas Mu-
hammadiyah Surabaya. Dengan adanya buku Modul Kuliah PAI/AIK
ini diharapkan proses pembelajaran PAI/AIK semakin sistematis dan
professional sehingga output dari Standart Mutu Pembelajaran PAI/AIK
di Universitas Muhamamdiyah Surabaya tercapai.
Penyusuanan Modul Kuliah PAI/AIK ini dibawah koordinasi Pusat
Pengkajian Al-Islam Kemuhammadiyahan (PPAIK) Universitas Mu-
hammadiyah Surabaya dengan membentuk 5 Tim Penyusun Modul
Kuliah yaitu Tim Penulis Modul Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI),
Modul Kuliah AIK 1 (Manusia dan Ketuhanan), Modul Kuliah AIK 2
(Ibadah, AKhlaq dan Muamalah), Modul Kuliah AIK 3 (Kemuhammad-
iyahan), Modul Kuliah AIK 4 (Islam dan IPTEKS). Adapun target dari
penyusunan Modul Kuliah ini adalah tersusun 5 Modul Kuliah PAI/AIK.
Tercapainya target dari penulisan Modul Kuliah PAI/AIK ini tidak lepas
dari peran serta semua Dosen AIK yang tergabung dalam Tim Peny-
usunan Modul Kuliah PAI/AIK.
Maka dari itu, atas Nama Kepala Pusat Pengkajian Al-Islam KeMu-
hammadiyahan (PPAIK) Universitas Muhamamdiyah Surabaya, kami
ucapakan banyak terima kasih kepada semua Tim Penulis Modul Kuli-
ah PAI/AIK Universitas Muhammadiyah Surabaya, atas semua jerih
payah dan pengorbanannya selama ini, sehingga penyusunan Modul
Kuliah PAI/AIK ini akhirnya terselesaikan tepat waktu. Semoga semua
amal ilmu Bapak/Ibu Tim Penulis Modul Kulaih PAI/AIK menjadi ilmu
yang bermanfaat sebagai sumbangsi untuk kemajuan Universitas Mu-
hamamdiyah Surabaya, serta semoga menjadi amal jariyah bekal ke-
hidupan kita di akherat kelak. Dan semoga Bapak/Ibu dan keluraga
selalu diberikan kesehatan dan dijauhkan dari wabah Covid-19 oleh
Allah SWT. Amien.
Dr. dr.Sukadiono, MM
Surabaya, 10 September 2020
1
• Modul 8: SYIRIK DAN BAHAYANYA BAGI MANUSIA
• Modul 9: MAKNA DAN MANFAAT MEMPELAJARI ILMU TAUHID
Agar anda berhasil dalam menguasai materi kuliah ini, ikutilah pe-
tunjuk belajar berikut ini:
• Pelajari setiap materi modul dengan sebaik-baiknya
• Kerjakan setiap kegiatan, Latihan, dan Tes formatif yang ter-
dapat pada setiap modul
• Catatlah konsep-konsep yang belum anda kuasai sebagai ba-
han untuk diskusi dengan teman anda dalam kelompok belajar
atay dengan tutor anda.
2. Kompetensi Dasar
1. Mampu Mendeskripsikan dan mengidentifikasi konsep
Islam sebagai way of life, pengertian, tujuan, dan fungsi
Islam, sumber ajaran Islam, ruang lingkup beserta
karakteristik Ajaran Islam.
2. Mampu Mendeskripsikan dan memahami hakekat manusia
dalam pandangan Islam, asal-usul kejadian manusia,
potensi-potensi, kelemahan dan sifat-sifat manusia beserta
kelebihannya atas makhluk lain.
3. Mampu Mendeskripsikan dan mengidentifikasi perjalanan
hidup manusia dari alam ruh hingga hari akhirat, ragam
orientasi hidup manusia, tujuan dan fungsi penciptaan
Pendahuluan
Modul ini merupakan modul pertama dari 9 modul mata kuliah AIK
1. Agama Islam merupakan agama yang mengusung kedamian, ke-
selamatan bagi semua makhluk di dunia ini sehingga Islam adalah
rahmatalilialamin. Agama Islam adalah agam terakhir yang diturunkan
oleh Allah sehingga Islam juga disebut sebagai agama samawi yang
memiliki Kitab Suci bernama Al-Quran. Dalam al-Quran berisi beragam
hal yaitu berisi aqidah (theology), aturan-aturan hukum (Syariat Islam),
aturan Ibadah, aturan akhlaq manusia, alam, Tuhan dan Qishas (seja-
rah-sejarah terdahulu). Sehingga fungsi al-Quran adalah sebagai pe-
doman aturan hidup manusia untuk mencapai kebahagian dunia dan
akherat.
Adapun dalam agama Islam terdapat beberapa sumber ajaran yang
dijadikan landasan dan pedoman dalam berinteraksi dalam kehidupan
ini baik secara horizontal (hablu min an-nas) dan secara vertikal (hablu
min Allah). Dalam Islam terdapat tiga sumber ajaran Islam yaitu Al-Qu-
ran, Hadis dan Ijtihad. Al-Quran sebagai sumber pokok (Asasi) dari
Allah SWT, Hadis sebagai sumber poko kedua bersumber dari Nabi
uhammad SAW dan Ijtihad adalah sumber ajaran Islam ketiga yang
bersumber dari hasil pemikiran para Sahabat, Tabiin, Tabiin Tabiat, Ula-
ma dan para Intelektual Islam.
Dari ketiga sumber ajaran Islam tersebut memiliki kekuatan hukum
yang berbeda. Al-Quran menjadi sumber ajaran Islam yang bersifat
QathI (tetap) sehingga mengandung kebenaran mutlak. Hadis menjadi
sumber ajaran Islam bersifat QathI bagi hadis shahih dan ijtihad men-
jadi sumber ajaran Islam yang bersifat mungkin benar mungkin ada
salah (Dzanni). Artinya dapat digunakan jika tidak bertentangan den-
gan al-Quran dan Hadis dan boleh ditinggalkan atau tidak digunakan
4
jika dianggap bertentangan dengan al-Quran dan hadis shahih. Mas-
ing-masing kajian ini akn dibahas tersendiri secara mendalam pada
modul ini.
Dalam modul ini kita akan mengkaji pengertian agama Islam, sum-
ber ajaran Islam, ruanglingkup ajaran Islam dan karakteristik Islam.
Setelah menguasai modul pertama ini, mahasiswa dapat menjelas-
kan dan memahami pengertian agama isla, sumber ajaran islam, rung
lingkup ajaran islam dan karakterustik ajaran islam. Secara lebih khu-
sus setelah mempelajari modul ini anda diharapkan dapat menjelaskan
dan memahami:
• Pengertian Agama Islam
• Sumber ajaran Islam (Al-Quran-Hadis-Ijtihad)
• Runglingkup ajaran Islam (Aqidah/Theologi, Syariat/Ibadah,
Muamalah/Akhlaq)
• Karakteristik Ajaran Islam adalah Rahmatalilalamin
Modul ini dibagi dalam 2 Kegiatan Belajar (KB):
1. Kegiatan belajar 1 : Pengertian dan Sumber Ajaran Islam
2. Kegiatan belajar 2 : Ruanglingkup dan Karakteristik Ajaran Islam
Agar dapat berhasil dengan baik dalam mmepelajari modul ini, ikuti-
lah petunjuk belajar sebagai berikut:
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai
anda memahami untuk mempelajari modul ini, dan bagaimana
cara mempelajarinya
2. Bacalah modul ini secara seksama dan kerjakan semua latihan
yang ada
3. Perhatikan contoh-contoh yang diberikan pada setiap kegiatan
belajar
4. Mantapkan pemahaman Anda melalui diskusi dengan kelompok
belajar anda.
6
agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku,
dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. (al Maidah :
3)
A. Al-Quran
1. Pengertian Al-Quran
Al Quran adalah firman Allah SWT diturunkan kepada Nabi Muham-
mad SAW penutup para nabi dan rasul dengan perantara malaikat Jibril
as, ditulis kepada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepa-
da kita dengan cara mutawatir. Membaca dan mempelajari Al Quran
adalah ibadah dan Al Quran dimulai dari surat Al Fatihah serta ditutup
dengan surat An Naas.
C. Ijtihad
1) Pengertian Ijtihad
Ijtihad menurut bahasa, ijtihad adalah mencurahkan semua kemam-
puan dalam segala perbuatan.
Secara istilah ijtihad adalah
َ ٍي
ظن ِ ْالطاقَ ِة مِ نَ ْالفَقِي ِه فِي تَح
ّ صيل ُح ْك ٍم ش َْر ِع َّ بَ ْذل
3) Jenis-Jenis Ijtihad
• Ijma, artinya kesepakatan yakni kesepakatan para ulama dalam
menetapkan suatu hukum-hukum dalam agama berdasarkan
Al-Qur’an dan Hadits dalam suatu perkara yang terjadi. Adalah
keputusan bersama yang dilakukan oleh para ulama dengan
cara ijtihad untuk kemudian dirundingkan dan disepakati. Hasil
dari ijma adalah fatwa, yaitu keputusan bersama para ulama dan
ahli agama yang berwenang untuk diikuti seluruh umat.
• Qiyas, adalah menggabungkan atau menyamakan artinya men-
etapkan suatu hukum atau suatu perkara yang baru yang belum
ada pada masa sebelumnya namun memiliki kesamaan dalam
sebab, manfaat, bahaya dan berbagai aspek dengan perkara
terdahulu sehingga dihukumi sama. Dalam Islam, Ijma dan Qi-
yas sifatnya darurat, bila memang terdapat hal-hal yang ternyata
belum ditetapkan pada masa-masa sebelumnya. Beberapa defi-
nisi qiyâs (analogi):
1. Menyimpulkan hukum dari yang asal menuju kepada cabangn-
ya, berdasarkan titik persamaan di antara keduanya.
2. Membuktikan hukum definitif untuk yang definitif lainnya, melalui
suatu persamaan di antaranya.
3. Tindakan menganalogikan hukum yang sudah ada penjelasan di
dalam [Al-Qur’an] atau [Hadis] dengan kasus baru yang memiliki
persamaan sebab (iladh).
RANGKUMAN
LATIHAN
TES FORMATIF 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
B. Ketuhanan
Manusia terlahir dalam keadaan fitrah, sebagaimana sabda Nabi :
ْ علَى ْالف
ُِط َرةِ فَأَبَ َواه َ سلَّ َم ُك ُّل َم ْولُو ٍد يُولَ ُد
َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى
َ ُللا ُّ ِع ْنهُ قَا َل قَا َل النَّب
َ ي َ ُللا َّ ي َ ض ِ ع ْن أَبِي ه َُري َْرة َ َر َ
َ ص َرانِ ِه أ َ ْو يُ َم ِ ّج
سانِ ِه ّ ِ َيُ َه ّ ِو َدانِ ِه أ َ ْو يُن
Artinya: dari Abu Hurairah berkata: Rosulullah SAW bersabda: seti-
ap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Lalu kedua orang tuanyalah
yang menjadikannya yahudi atau Nasrani atau majusi. (HR. Bukhari)
Dalam sebuah hadits qudshi yang diriwayatkan dalam Shahih Mus-
lim Allah berfirman:
َّ َوإِنِّى َخلَ ْقتُ ِعبَادِى ُحنَفَا َء ُكلَّ ُه ْم َوإِنَّ ُه ْم أَتَتْ ُه ُم ال
َ شيَاطِ ينُ فَاجْ ت َالَتْ ُه ْم
ع ْن دِينِ ِه ْم
18
kan tentang ketuhanan. Mengenal Allah lebih dekat melalui asma wa
sifat Nya. Dan juga melalui aturan Nya. Dan juga melalui ciptaan Nya.
C. Kemanusiaan
Bahasan Islam tentang manusia menjadi bahasan sentral. Ban-
yak ayat-ayat yang menyeru dan memanggil “Wahai manusia”. Islam
mengajarkan berbagai hal berkaitan dengan manusia, bahkan semua
hal tentang manusia diajarkan oleh islam dari asal usulnya, proses
penciptaannya, sifat-sifatnya, tugas-tugasnya, tujuan diciptakannya,
bagaimana menjalin hubungan antara manusia dengan sang pencipta,
menjalin hubungan antar manusia, dari tingkat keluarga, masyarakat,
berteman hingga ke tingkat bernegara. Bagaimana menjadi individu
yang sholeh. Semua hal berkaitan dengan manusia diajarkan oleh Is-
lam sebab islam adalah pedoman hidup manusia, karenanya berbagai
hal terkait manusia, diajarkan dalam islam.
Permasalahan kemanusian menjadi tema sentral dipenjuru dunia.
Konsep yang tidak mengenal belas kasihan tentang hubungan manu-
sia, didasarkan atas individualisme tanpa kendali dan hanya meng-
hasilkan masyarakat persaingan pasar, konfrontasi, kekerasan; di-
mana beberapa kesatuan ekonomi atau politik yang ketat dan sangat
kuat memperbudak atau memangsa mereka yang lebih lemah. Filsafat
evolusi menjadi dasar hubungan antar manusia. Dimana antar manusia
merupakan persaingan, yang kuat yang menang. Hukum rimba dalam
kehidupan bermasyarakat mulai terasa di zaman modern ini. Hal ini
menjadikan manusia yang tidak mengenal belas kasihan, rasa empati
antar manusia mulai terkikis.
Islam datang dengan konsep kemanusiaannya yang harmonis. Di-
mana hubungan antar manusia adalah saling mengenal, untuk bisa
saling memahami, kemudian saling melengkapi dan bekerja sama. Bu-
kan persaingan yang ditonjolkan tetapi tolong menolong yang menjadi
sentral hubungan antar manusia. Sebagaimana firman Allah :
للا أَتْقَا ُك ْم إِ َّن
ِ َّ ارفُوا إِ َّن أ َ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد ُ اس إِنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم مِ ْن َذك ٍَر َوأ ُ ْنثَى َو َجعَ ْلنَا ُك ْم
َ َشعُوبًا َوقَبَائِ َل ِلتَع ُ َّيَا أَيُّ َها الن
ٌ ِعلِي ٌم َخب
ير َ للا َ َّ
Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu ber-
bangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-men-
genal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Al-
lah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al Hujaraat: 13)
D. LingMkungan/alam
Tugas manusia di bumi ini adalah sebagai khalifah. Sebagaimana
firman Allah :
ِ َوإِ ْذ قَا َل َربُّكَ ل ِْل َم َلئِ َك ِة إِنِّي َجا ِع ٌل فِي ْال َ ْر
ًض َخلِيفَة
F. Keselamatan
Islam merupakan agama yang diridhoi Allah dan diterima Allah. Se-
hingga semua ajaran aturan islam akan berdampak kepada kesela-
matan dunia akhirat.
Allah SWT dalam Al-Quran berfirman:
َّ سبِي ِل ِه ۚ ٰ َذ ِل ُك ْم َو
َصا ُكم بِ ِه لَعَلَّ ُك ْم تَتَّقُون ِ َوأ َ َّن ٰ َه َذا
ُّ ص َراطِ ي ُم ْستَقِي ًما فَاتَّبِعُوهُ ۖ َو َل تَتَّبِعُوا ال
َ سبُ َل فَتَف ََّرقَ بِ ُك ْم
َ عن
Artimya : “dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku
yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan
(yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-
Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa”. (Qs.
Al-Anam: 153)
Kebahagiaan hanya dapat diperoleh dengan meniti jalan yang di-
gariskan oleh Allah. Yang dimaksud dengan meniti jalan Allah adalah
menaati perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya dengan ikhlas
dan benar. Ayat 153 surah al-Anam diatas sebelumnya didiahului den-
gan penjelasan tentang beberapa perintah dan larangan Allah kepada
orang beriman. Perintah dan larangan ini akan ditaati oleh orang yang
beriman kepada Allah.
Tiada kebahagiaan tanpa sakinah (ketenangan) dan thumaninah
(ketentraman).Dan tiada ketenangan dan ketentraman tanpa iman. Al-
lah Tala berfirman tentang orang-orang beriman:
ب ْال ُمؤْ مِ نِينَ ِليَ ْز َدادُوا ِإي َمانًا َّم َع ِإي َما ِن ِه ْم َّ ۗ ه َُو الَّذِي أَنزَ َل ال
ِ سكِينَةَ فِي قُلُو
Artinya : “Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati
orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping
keimanan mereka (yang telah ada). (Qs Al-Fath: 4).
Keimanan melahirkan kebahagiaan dari dua sisi (1) Iman dapat
menghindarkan dan memalingkan seseorang dari ketergelinciran ke da-
lam dosa yang merupakan sebab ketidak tenangan dan kesengsaraan
jiwa. (2) Keimanan dapat menjadi sumber utama kebahagiaan, yakni
sakinah dan thumaninah. Sehingga berbagai macam permasalahan
dan krisis hidup tidak ada jalan keluar dan keselamatan selain Iman,
dengan iman ini hal-hal tersebut akan dilewati dengan tenang.
Ajaran Islam terdiri dari 2 hal aqidah dan syariah. Adapun yang di-
maksud dengan aqidah yaitu setiap perkara yang dibenarkan oleh jiwa,
yang dengannya hati menjadi tenteram serta menjadi keyakinan bagi
para pemeluknya, tidak ada keraguan dan kebimbangan di dalamnya
dan disebut itiqadiyah. Artinya ajaran aqidah adalah ajaran yang akan
mengatur hati manusia agar ia dapat menjadi manusia yang mukhlis.
Adapun yang dimaksud syariah adalah tugas-tugas pekerjaan yang
dibebankan oleh Islam, seperti shalat, zakat, puasa, berbakti kepada
orang tua, dan lain sebagainya. Ajaran syariat adalah ajaran-ajaran
yang mengatur perbuatan manusia atau yang disebut amaliyah. Se-
bagaimana hadits jibril, yang menjelaskan tentang apa itu islam? Islam
adalah bersyahadatain kemudian menegakkan sholat, menunaikan
zakat, berpuasa di bulan romadhan dan terakhir haji ke baitullah bagi
yang mampu. Semua ini berkaitan dengan amaliyah (amal perbuatan
badan). Sedangkan iman hal-hal yang berkaitan dengan ’itiqat (keya-
kinan). Yaitu beriman kepada Allah, kepada para malaikat, kepada ki-
RANGKUMAN
TES FORMATIF 2
TES FORMATIF 1
1. C
2. A
3. B
4. C
5. C
TES FORMATIF 2
1. B
2. C
3. A
4. A
5. A
Pendahuluan
Modul ini merupakan modul ke-2 dari 9 modul mata kuliah AIK 1.
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh
Allah swt. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu kon-
sekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka dumi ini
dan beribadah kepada Allah. Dalam al-quran istilah manusia ditemu-
kan 3 kosa kata yang berbeda dengan makna manusia, akan tetapi
memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar, insan dan an-nas.
Kata ini juga menunjukkan kepada karakteristik manusia senantiasa
berada dalam keadaan labil. Sifat ketergantungan mereka pada lainn-
ya sehingga disebut sebagai makhluk sosial. Kata ini juga menunjuk-
kan sifat mudah terpengaruh atau bersifat labil. Sebagai makhluk sosial
manusia membutuhkan bantuan dari lainnya, ia harus hidup Bersama
tidak bisa hidup sendirian. Al-quran menyatakan dengan tegas baha-
wa manusia diciptakan dari tanah dengan berbagai istilah seperti debu
(Surah Ali Imran: 59), tanah kering dan lumpur hitam (Surah Al-hijr: 28),
tanah liat (Surah Ash shafat: 11), sari pati tanah (Surah Al-shad: 71)
dan sebagainya. Semasa penciptaan Adam, Allah telah berfirman bah-
wa “Jadilah,maka jadilah ia” (Surah Ali Imran: 59).
Manusia dibekali Allah dengan 2 potensi, potensi baik dan poten-
si buruk. Di dalam rohani setiap manusia tersimpan potensi-potensi
negatif yang jika tidak diatasi dan disentuh dengan nilai-nilai Islam,
maka potensi-potensi negatif itu akan tumbuh berkembang kemudian
bisa mengkristal menjadi sebuah penyakit. Masing-masing kajian ini
akn dibahas tersendiri secara mendalam pada modul ini.
Dalam modul ini kita akan mengkaji hakikat, asal usul manusia dan
potensi kelebihan dan kelemahan manusia. Setelah menguasai modul
pertama ini, mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami hakikat,
asal usul manusia dan potensi kelebihan dan kelemahan manusia.
33
Secara lebih khusus setelah mempelajari modul ini anda diharapkan
dapat menjelaskan dan memahami:
• Hakikat Manusia, Asal asul manusia
• Potensi kelebihan manusia
• Kelemahan manusia
Modul ini dibagi dalam 2 Kegiatan Belajar (KB):
Kegiatan belajar 1 : Hakikat & Asal Asul Manusia
Kegiatan belajar 2 : Potensi kelebihan dan kelemahan Manusia
Agar dapat berhasil dengan baik dalam mmepelajari modul ini, ikuti-
lah petunjuk belajar sebagai berikut:
• Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai
anda memahami untuk mempelajari modul ini, dan bagaimana
cara mempelajarinya
• Bacalah modul ini secara seksama dan kerjakan semua latihan
yang ada
• Perhatikan contoh-contoh yang diberikan pada setiap kegiatan
belajar
• Mantapkan pemahaman Anda melalui diskusi dengan kelompok
belajar anda.
“Selamat belajar semoga Anda diberi kemudahan pemahaman
Allah SWT dan ilmunya bermanfaat bagi semuanya”
A. Hakikat Manusia
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan
oleh Allah swt. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu
konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka dumi
ini dan beribadah kepada Allah.
Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda
dengan makna manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda
yaitu kata basyar, insan dan an-nas.
1. Kata basyar dalam al-quran bermakna bahwa manusia adalah
makhluk biologis serta memiliki sifat-sifat yang ada di dalamnya,
seperti makan, minum, perlu hiburan, sexs dan lain sebagainya.
Sebagaimana firman Allah :
َ ي أَنَّ َما ِإلَ ُه ُك ْم ِإلَهٌ َواحِ ٌد فَ َم ْن َكانَ يَ ْر ُجو ِلقَا َء َر ِبّ ِه فَ ْليَ ْع َم ْل
َ ع َم ًل
صا ِل ًحا َو َل َّ َقُ ْل ِإنَّ َما أَنَا بَش ٌَر مِ ثْلُ ُك ْم يُو َحى ِإل
يُ ْش ِر ْك بِ ِعبَا َدةِ َر ِبّ ِه أ َ َحدًا
Artinya : Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seper-
ti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan
kamu itu adalah Tuhan yang Esa.” Barangsiapa mengharap perjump-
aan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang
saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat
kepada Tuhannya.” (QS. Al Kahfi : 110)
Ayat terakhir surat al kahfi ini menjelaskan bahwa Nabi Muhammad
SAW itu hanyalah seorang manusia biasa sama dengan kalian (orang-
orang quraisy). Sebagaimana umumnya manusia Nabi Muhammad
SAW membutuhkan makan, minum, istirahat dan kebutuhan manusia
sebagaimana umumnya.
2. Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali. Kon-
35
sep insan selalu dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual.
Manusia sebagai makhluk yang berpikir, diberi ilmu, dan memi-
kul amanah. Sebagaimana firman Allah :
ض َو ْال ِجبَا ِل فَأَبَيْنَ أ َ ْن يَحْ مِ ْلنَ َها َوأ َ ْشفَ ْقنَ مِ ْن َها َو َح َملَ َها
ِ ت َو ْال َ ْر َ َضنَا ْال َ َمانَة
َّ علَى ال
ِ س َم َاوا ْ ع َرَ ِإنَّا
ً ظلُو ًما َج ُه
ول َ َسانُ ِإنَّهُ َكان ِْ
َ ال ْن
Artinya : Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat
kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya
enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, (al-
ahzab : 72).
Firman Allah :
RANGKUMAN
LATIHAN
PETUNJUK JAWABAN
TES FORMATIF 1
1. Manusia diciptakan Allah dari :
a. Tanah
b. Api
c. Cahaya
2. Manusia berasal dari :
a. Kera
b. Monyet
c. Nabi Adam
3. Makna kata an-naas adalah :
a. Manusia adalah ciptaan Allah
b. Manusia terdiri dari jasmani dan rohani
c. Manusia adalah makhluk sosial
4. Makna kata insan adalah
a. Manusia merupakan makhluk yang membutuhkan
makan, minum, istirahan
b. Manusia merupakan makhluk yang membutuhkan hal-
hal yang bersifat psikologis, ilmu dan spiritual.
c. Manusia adalah ciptaan Allah
5. Takwa bertempat di
a. Jasmani manusia
b. Hawa nafsu
c. Hati
Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 2
yang terdapat dibagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar,
kemudian gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat pengua-
saan Mahasiswa terhadap materi kegiatan belajar 2.
A. Potensi-potensi Manusia
42
Kedua adalah akal. Pada diri manusia terdapat akal yang menyim-
pan berbagai prinsip dan aksioma, pengetahuan, analisis dan kreati-
vitas sehingga menjadikan manusia pemuka seluruh makhluk. Allah
berfirman,
ِير مِ َّم ْن َخلَ ْقنَا َ ت َوفَض َّْلنَا ُه ْم
ٍ علَى َكث َّ ََولَقَ ْد ك ََّر ْمنَا بَنِي آ َد َم َو َح َم ْلنَا ُه ْم فِي ْالبَ ِ ّر َو ْالبَحْ ِر َو َرزَ ْقنَا ُه ْم مِ ن
ِ الط ِيّبَا
يل ً ض ِ ت َ ْف
Artinya : “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam,
Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka Rezeki
dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS.
Al-Isra’: 70).
Akal adalah suatu peralatan rohaniah manusia yang berfungsi untuk
membedakan yang salah dan yang benar serta menganalisis sesuatu.
Kemampuan akal sangat tergantung luas pengalaman dan tingkat pen-
didikan, formal maupun informal, dari manusia pemiliknya. Jadi, akal
bisa didefinisikan sebagai salah satu peralatan rohaniah manusia yang
berfungsi untuk mengingat, menyimpulkan, menganalisis, menilai apa-
kah sesuai benar atau salah.
Ketiga, hati nurani. Rosulullah bersabda :
LATIHAN
PETUNJUK JAWABAN
TES NORMATIF 2
Pilihlah jawaban yang paling tepat !
1. Salah satu hal yang menjadi kelebihan manusia adalah :
a. Hawa nafsu
b. Berkeluh kesah
c. Jasmani manusia
2. Diantara kelemahan-kelemahan manusia
a. Akal, hati Nurani dan jasmani manusia
b. Hawa nafsu dan hati
c. Mudah berkeluh kesah
TES NORMATIF 1
1. C. Agama para nabi, sejak nabi Adam (manusia pertama) sam-
pai nabi terakhir Nabi Muhammad saw.
2. A. Sebagai pedoman hidup manusia. Allah menurunkan agama
islam untuk menjadi pedoman hidup manusia, agar kehidupann-
ya bisa baik di dunia dan di akhirat
3. B. Firman Allah SWT diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
penutup para nabi dan rasul dengan perantara malaikat Jibril
as, ditulis kepada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan
kepada kita dengan cara mutawatir. Membaca dan mempelajari
Al Quran adalah ibadah.
4. A. Kekhalifahan Abu Bakar
5. C. Kabar atau Riwayat yang berisikan tentang ucapan rosulullah
atau perbuatannya atau persetujuan beliau.
6. C. Manusia diciptakan Allah memiliki naluri tauhid, naluri berib-
adah bertauhid.
7. C. Manusia bisa saling mengenal untuk bisa saling membantu
dan bekerja sama.
8. A. Manusia sebagai khalifah, maka manusia harus bisa mengay-
omi alam ini, dengan memperhatikan kebutuhan mereka, men-
jaga mereka.
9. C. Pengerahan segenap kesanggupan dari seorang ahli fiqih
atau mujtahid untuk memperoleh pengertian tingkat dhann terh-
adap sesuatu hukum syara’ (hukum Islam).
10. C. Istihsan, qiyas dan ijma
TES NORMATIVE 2
1. A. tanah
2. C. nabi adam
3. C. manusia adalah makhluk sosial
4. B. manusia merupakan makhluk yang membutuhkan hal-hal
yang bersifat psikologis, ilmu dan spiritual
5. C. jasmani manusia
6. C. hati
7. C. mudah berkeluh kesah
Pendahuluan
53
Agar dapat berhasil dengan baik dalam mempelajari modul ini, ikuti-
lah petunjuk belajar sebagai berikut:
• Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai
anda memahami untuk mempelajari modul ini, dan bagaimana
cara mempelajarinya.
• Bacalah modul ini secara seksama dan kerjakan semua latihan
yang ada.
• Perhatikan contoh-contoh yang diberikan pada setiap kegiatan
belajar.
• Mantapkan pemahaman anda melalui diskusi dengan kelompok
belajar anda.
55
1. Alam Arwah
Manusia merupakan makhluk terakhir yang diciptakan Allah setelah
sebelumnya Allah telah menciptakan makhluk lain seperti malaikat, jin,
bumi, langit dan seisinya. Allah menciptakan manusia dengan diper-
siapkan untuk menjadi makhluk yang paling sempurna. Karena, ma-
nusia diciptakan untuk menjadi khalifah (pemimpin) di muka bumi dan
memakmurkannya.
Persiapan pertama, Allah mengambil perjanjian dan kesaksian dari
calon manusia, yaitu ruh-ruh manusia yang berada di alam arwah. Allah
mengambil sumpah kepada mereka sebagaimana disebutkan dalam
Al-Quran: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan
anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian ter-
hadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?”
Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.”
(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak men-
gatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang
lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).” (QS. Al-Araf: 172).
Dengan kesaksian dan perjanjian ini maka seluruh manusia lahir ke
dunia sudah memiliki nilai, yaitu nilai fitrah beriman kepada Allah dan
agama yang lurus. “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada
agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan ma-
nusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah)
agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS.
Ar-Ruum: 30). Rasulullah bersabda: “Setiap anak dilahirkan secara fi-
trah. Maka kedua orang tuannya yang menjadikan Yahudi atau Nashra-
ni atau Majusi.” (HR Bukhari)
2. Alam Rahim
Fase berikutnya manusia akan memasuki alam kubur atau alam bar-
zakh. Di sana mereka tinggal sendiri. Yang akan menemaninya adalah
amal mereka sendiri. Kubur adalah taman dari taman-taman surga atau
lembah dari lembah-lembah neraka. Manusia sudah akan mengetahui
nasibnya ketika mereka berada di alam barzakh. Apakah termasuk ahli
surga atau ahli neraka. Jika seseorang menjadi penghuni surga, maka
dibukakan baginya pintu surga setiap pagi dan sore. Hawa surga akan
mereka rasakan. Sebaliknya jika menjadi penghuni neraka, pintu ner-
aka pun akan dibukakan untuknya setiap pagi dan sore dan dia akan
merasakan hawa panasnya neraka.
Al-Barra bin Azib menceritakan hadits yang panjang yang diriwayat
Imam Ahmad tentang perjalanan seseorang setelah kematian. Seorang
mukmin yang akan meninggal dunia disambut ceria oleh malaikat den-
gan membawa kafan surga. Kemudian datang malaikat maut duduk
di atas kepalanya dan memerintahkan ruh yang baik untuk keluar dari
jasadnya. Selanjutnya disambut oleh malaikat dan ditempatkan di kain
kafan surga dan diangkat ke langit. Penduduk langit dari kalangan
malaikat menyambutnya, sampai di langit terakhir bertemu Allah dan
Allah memerintahkan pada malaikat: “Catatlah kitab hambaku ke da-
lam illiyiin dan kembalikan kedunia.” Maka dikembalikan lagi ruh itu
ke jasadnya dan datanglah dua malaikat yang bertanya: Siapa Tuhan-
mu? Apa agamamu? Siapa lelaki yang diutus kepadamu? Siapa yang
mengajarimu? Hamba yang beriman itu dapat menjawab dengan baik.
Maka kemudian diberi alas dari surga, mendapat kenikmatan di kubur
dengan selalu dibukakan baginya pintu surga, dilapangkan kuburnya,
dan mendapat teman yang baik dengan wajah yang baik, pakaian yang
baik, dan aroma yang baik. Lelaki itu adalah amal perbuatannya.
5. Alam Akhirat (Hari Akhir)
Pada fase yang terakhir dari rihlah manusia di hari akhir adalah se-
bagian mereka masuk surga dan sebagian masuk neraka. Surga tem-
pat orang-orang bertakwa dan neraka tempat orang-orang kafir. Kedua
tempat tersebut sekarang sudah ada dan disediakan. Bahkan, surga
sudah rindu pada penghuninya untuk siap menyambut dengan se-
baik-baiknya sambutan. Neraka pun sudah rindu dengan penghuninya
dan siap menyambut dengan hidangan neraka. Al-Quran dan Sunnah
telah menceritakan surga dan neraka secara detail. Penyebutan ini
agar menjadi pelajaran bagi kehidupan manusia tentang persinggahan
akhir yang akan mereka diami.
Orang-orang kafir, baik dari kalangan Yahudi, Nashrani mau-
pun orang-orang musyrik, jika meninggal dunia dan tidak bertobat,
maka tempatnya adalah neraka. Neraka adalah tempat penuh den-
gan siksaan. Percikan apinya jika ditaruh di dunia dapat membakar
semua penghuni dunia. Minuman penghuni neraka adalah nanah dan
makanannya zaqum (buah berduri). Manusia di sana tidak hidup kare-
na penderitaan yang luar biasa, dan juga tidak mati karena jika mati
akan hilang penderitaannya.
Orang-orang beriman akan mendapatkan surga karena kesabaran
mereka. Dalam surga mereka duduk-duduk bersandar di atas dipan,
tidak merasakan panas teriknya matahari dan dingin yang sangat.
Mereka dinaungi pohon-pohon surga dan buahnya sangat mudah un-
tuk dipetik. Mereka juga mendapatkan bejana-bejana dari perak dan
piala-piala minuman yang sangat bening. Mereka akan minum minu-
man surga yang rasanya sangat nikmat seperti minuman jahe yang
didatangkan dari mata air surga bernama Salsabila. Di surga juga ada
banyak sungai yang berisi beraneka macam minuman, sungai mata air
yang jernih, sungai susu, sungai khamr, dan sungai madu.
Penghuni surga akan dilayani oleh anak-anak kecil yang jika dilihat
sangat indah bagaikan mutiara yang bertaburan. Surga yang penuh
dengan kenikmatan dan kerajaan yang besar. Orang beriman di surga
memakai pakaian sutra halus berwarna hijau dan sutra tebal, juga me-
RANGKUMAN
Dalam perjalanan hidupnya manusia akan melalui beberapa tahap
perjalanan hingga akhirnya mendapat kemenangan bertemu dengan
Allah di surga atau terpuruk di lembah neraka. Tahapan-tahapan terse-
but adalah: alam arwah, alam rahim, alam dunia, alam barzakh, alam
akhirat, serta surga atau neraka. Surga adalah tempat orang-orang
bertakwa dan neraka tempat orang-orang kafir dan yang membang-
kang terhadap aturan Allah. Kedua tempat tersebut sekarang sudah
ada dan disediakan. Bahkan, surga sudah rindu pada penghuninya un-
tuk siap menyambut dengan sebaik-baiknya sambutan. Neraka pun su-
dah rindu dengan penghuninya dan siap menyambut dengan hidangan
neraka. Al-Quran dan Sunnah telah menceritakan surga dan neraka
secara detail. Penyebutan ini agar menjadi pelajaran bagi kehidupan
manusia tentang persinggahan akhir yang akan mereka diami.
Di antara manusia ada yang orientasi hidupnya di dunia hanya
mengejar kenikmatan duniawi, sehingga ia lupa bahkan tidak pernah
memikirkan nasib hidupnya di akhirat kelak. Ini adalah orientasi hidup
yang salah karena akan berujung kerugian yang abadi. Akhirat tentun-
ya menjadi orientasi utama orang mukmin, namun dia tidak akan meny-
ia-nyiakan kehidupan dunianya. Ia akan mengurus dan membangun
dunianya sebaik-baiknya karena tugas dia adalah menjadi khalifatullah
dan agar bisa maksimal dalam beribadah, karena ada banyak ibadah
yang tidak bisa ditunaikan kecuali jika kita memiliki harta seperti ibadah
LATIHAN
1. Jelaskan tahapan-tahapan yang dilalui manusia dari alam ruh
hingga Hari Akhirat!
2. Sebutkan ayat yang menjelaskan tentang Allah mengambil per-
janjian dan kesaksian dari calon manusia, yaitu ruh-ruh manusia
yang berada di alam arwah!
3. Berapa lama proses yang dilalui manusia di alam rahim berupa
nutfah, alaqah, dan mudghah?
4. Apa yang dimaksud dengan alam barzakh?
5. Jelaskan tahapan alam akhirat yang dilalui manusia!
6. Apa yang dimaksud dengan orientasi?
7. Jelaskan macam-macam orientasi hidup manusia!
8. Sebutkan ayat yang menjelaskan orientasi hidup yang salah!
9. Sebutkan ayat yang menjelaskan orientasi hidup yang benar!
10. Jelaskan hubungan antara orientasi akhirat dan tugas manusia
di dunia!
TES FORMATIF 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Berikut tahapan-tahapan yang dilalui manusia, kecuali?
71
1. Al-Ibadah
Ungkapan kata al-Ibadah beserta musytaq-nya dalam al-Quran ter-
ulang sebanyak 275 kali (Abdul Baqiy, 1992.:560-565). Namun demiki-
an di sini hanya akan dipaparkan beberapa ayat yang paling relevan
dengan pokok kajian, yaitu:
1. QS. Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu
yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu,
agar kamu bertakwa.”
2. QS. Al-Dzariyat ayat 56: “Dan aku tidak menciptakan jin dan ma-
nusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
Ayat 21 dari surat al-Baqarah merupakan ajakan untuk mengham-
bakan diri hanya kepada Allah. Ayat-ayat sebelumnya menggambar-
kan beberapa kelompok manusia, yaitu kelompok orang-orang kafir
yang menolak hidayah dan kelompok orang-orang munafik yang ma-
sih dalam keadaan ragu-ragu. Lalu pada ayat ini manusia diajak untuk
memeluk agama tauhid, yaitu dengan menghambakan diri pada Allah,
Tuhan satu-satunya, tunduk serta mengikhlaskan diri pada-Nya. Kemu-
dian mereka diingatkan bahwa Allah-lah Tuhan yang telah mencipta,
mengatur urusan dengan sunnah-Nya serta menganugerahi mereka
hidayah dan jalan untuk bertaqarrub. Maka dari itu tidak ada yang layak
dan pantas untuk disembah selain Dia, sebab mensyarikatkan-Nya ha-
nya akan mendatangkan azab dan kehancuran. Lalu dijelaskan bahwa
penghambaan diri kepada-Nya serta sesuai dengan ketentuan yang
telah digariskan, dapat menghantarkan mereka kepada taqwa (Al-Mar-
aghiy, 2005: juz I/ 63).
Kemudian pada ayat 56 surat al-Dzariyat dijelaskan bahwa tujuan
hakiki dari penciptaan jin dan manusia adalah dalam rangka berubudi-
yah kepada-Nya. Pada ayat sebelumnya diungkapkan bagaimana
pengingkaran orang-orang Quraisy terhadap kerasulan Muhammad
bahwa mereka menuding bahwa Muhammad adalah tukang sihir dan
se- bagainya. Hal itu bukanlah sesuatu yang baru, karena umat-umat
sebelumnya juga berbuat serupa ketika menolak para nabi yang diutus.
Lalu Nabi Muhammad diajak untuk berpaling dari mereka serta hen-
daklah ia senantiasa berzikir, sebab itulah yang dapat mendatangkan
manfaat bagi kaum beriman.
2. Al-Khilafah
3. Al-Amanah
2. Al-Fauz
Al-fauz menurut bahasa adalah keberhasilan memperoleh kebaikan
dan terlepas dari keburukan, dan juga berarti keberuntungan (Sukard-
ja, 2002: 1). Dalam kamus al-Munawwir, kata al-fauz berasal dari kata
RANGKUMAN
TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Berikut tujuan penciptaan manusia, kecuali?
a. Beribadah
b. Menjadi khalifah
c. Berkarya
2. Arti ibadah adalah?
a. Bekerja
b. Berusaha
c. Mengabdi
3. Ayat yang menjelaskan misi ibadah adalah?
a. QS. Al-Dzariyat : 56
b. QS. Al-Adiyat : 56
c. QS. Al-Qiyamat : 56
TES FORMATIF 1
1. b. Alam ghaib
2. c. QS. Al-Araf: 172
3. a. Air mani
4. b. Gumpalan darah
5. c. Gumpalan daging
6. b. Alam kubur
7. c. Rahmat Allah
8. b. pandangan hidup
9. a. QS. Al-Baqarah: 200
10. b. QS. Al-Baqarah: 201
TES FORMATIF 2
1. c. Berkarya
2. c. Mengabdi
Pendahuluan
Iman bukan merupakan kata benda yang statis, tetapi iman adalah
energi spiritual yang mengendalikan dan mengarahkan ego seseorang
untuk mengerti, memilih dan menjalani kebenaran. Karena itu iman
tidak berhenti pada pengakuan atau pernyataan akan kepercayaan
adanya Tuhan saja, lebih jauh lagi iman adalah aktualisasi dalam amal
kesalehan, sehingga iman yang tidak melahirkan kesalehan bertindak
adalah dusta. Hal tersebut karena ayat-ayat al-Quran dan hadits-hadits
selalu mengaitkan iman dengan amal saleh dan akhlak.
Maka karakter orang beriman adalah keimanannya tidak hanya ber-
henti pada pembenaran di hati (tashdiq bi al-qalb) semata, tetapi ia
mengikuti keimanannya dengan keterlibatan lisan (iqrar bi al-lisan) dan
aktualisasi perbuatan (amal bi al-arkan). Demikianlah pengertian iman
secara terminologi, yaitu pembenaran dengan hati, pengakuan dengan
lisan, dan pengamalan dengan anggota badan.
Dalam modul ini kita akan mengkaji hakekat Iman, hubungan iman,
ilmu dan amal, karakteristik dan sifat orang beriman, dan hal-hal yang
dapat merusak dan meniadakan iman. Setelah menguasai modul ini,
mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan:
• Hakekat Iman
• Hubungan iman, ilmu dan amal
• Karakteristik dan sifat orang beriman
• Hal-hal yang dapat merusak dan meniadakan iman
91
Modul ini dibagi dalam 2 Kegiatan Belajar (KB):
1. Kegiatan belajar 1 : Hakekat Iman, dan hubungan iman, ilmu
dan amal
2. Kegiatan belajar 2 : Karakteristik dan sifat orang beriman, dan
hal-hal yang dapat merusak dan meniadakan iman.
Agar dapat berhasil dengan baik dalam mempelajari modul ini, ikuti-
lah petunjuk belajar sebagai berikut:
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai
anda memahami untuk mempelajari modul ini, dan bagaimana
cara mempelajarinya.
2. Bacalah modul ini secara seksama dan kerjakan semua latihan
yang ada.
3. Perhatikan contoh-contoh yang diberikan pada setiap kegiatan
belajar.
4. Mantapkan pemahaman anda melalui diskusi dengan kelompok
belajar anda.
A. Hakekat Iman
1. Pengertian Iman
Term iman berasal dari Bahasa Arab dari kata dasar amana
yuminu-imanan. Artinya beriman atau percaya. Percaya dalam Bahasa
Indonesia artinya meyakini atau yakin bahwa sesuatu (yang dipercaya)
itu memang benar atau nyata adanya. Menurut bahasa kata iman juga
berasal dari tiga huruf dasar a-m-n (hamzah-mim-nun) mengandung
makna tentram, tenang, amar, jujur dapat dipercaya dan tidak khianat.
Adapun îmân merupakan kata nominal dari kata dasar âmana-yuminu,
yaitu perubahan bentuk kata dasar a-m-n yang ditambah huruf hamzah
pada bagian fa fiilnya (tsulatsi mazid bi harf wahid) yang berarti memili-
ki rasa aman atau menjadikannya aman (Dhaif, 2011: 28).
Kata dasar iman ini mempunyai dua asal makna yang saling berdeka-
tan, yaitu amanah sebagai lawan dari khiyanah yang berarti ketenan-
gan hati (sukun al-qalb) dan at-tashdîq yang bermakna membenarkan,
lawan dari kata kufr (pengingkaran) (Zakariya, 1994: 89).
Dari sini dapat kita pahami bahwa seorang muknin adalah yang
memiliki ketenangan jiwa. Ia selalu merasa aman, baik lahir maupun
batinnya. Itu karena memang ia bersikap jujur dan tidak pernah berlaku
khianat pada dirinya sendiri dan orang lain, apalagi kepada Tuhan.
Bila kita perhatikan penggunaan kata Iman dalam AlQuran, akan
mendapatinya dalam dua pengertian dasar, yaitu:
1. Iman dengan pengertian membenarkan (tashdiq) adalah mem-
benarkan berita yang datangnya dari Allah dan Rasul-Nya. Da-
lam salah satu hadits shahih diceritakan bahwa Rasulullah keti-
ka menjawab pertanyaan Jibril tentang Iman yang artinya bahwa
yang dikatakan Iman itu adalah engkau beriman kepada Allah,
93
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari kiamat dan
engkau beriman bahwa Qadar baik dan buruk adalah dari Allah.
2. Iman dengan pengertian amal atau ber-iltizam dengan amal :
segala perbuatan kebajikan yang tidak bertentangan dengan
hukum yang telah digariskan oleh syara. Firman Allah: Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-
orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya,
kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berji-
had) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka
Itulah orang-orang yang benar.”(QS. Al-Hujurat: 15).
Dari ayat tersebut, dapat dikatakan bahwa Iman adalah membenar-
kan Allah dan Rasul-Nya tanpa keraguan, berjihad di jalan Allah dengan
harta dan jiwa. Pada akhir ayat tersebut “mereka Itulah orang-orang
yang benar” merupakan indikasi bahwa pada waktu itu ada golongan
yang mengaku beriman tanpa bukti, golongan ini sungguh telah ber-
dusta dan mereka tidak dapat memahami hakikat iman dengan sebe-
narnya. Mereka menganggap bahwa iman itu hanya pengucapan yang
dilakukan oleh bibir, tanpa pembuktian apapun.
Pengertian iman secara istilah adalah pembenaran dengan hati,
pengakuan dengan lisan, dan pengamalan dengan anggota badan.
Demikianlah pendapat mayoritas ulama, bahkan imam Syafii men-
ceritakan bahwa ini adalah ijma para sahabat, tabiin, dan generasi
setelah mereka yang bertemu dengan mereka dalam keadaan beriman
(al-Fauzan, 2016: 147).
Abu Bakar Jabir al-Jazairi menuturkan bahwa iman adalah mem-
benarkan dan meyakini Allah sebagai tuhan yang memiliki dan yang
disembah. Iman juga menuntut aktif menggapai hidayah, mendekatkan
diri kepada-Nya, dan beraktifitas selayaknya aktifitas para kekasih-Nya
(hamba-Nya yang saleh) (al-Jazairi, 1998: 31).
Menurut al-Qardawi, iman ialah kepercayaan yang meresap ke da-
lam hati, dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak (ragu), serta
memberi pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan
sehari-hari. Jadi, iman itu bukanlah semata-mata ucapan lidah, bukan
sekedar perbuatan dan bukan pula merupakan pengetahuan tentang
rukun iman.
Sesungguhnya iman itu bukanlah semata-mata pernyataan ses-
eorang dengan lidahnya, bahwa dia orang beriman (mukmin), kare-
na banyak pula orang-orang munafik (beriman palsu) yang mengaku
beriman dengan lidahnya, sedang hatinya tidak percaya (al-Qardhawi,
2017: 25).
2. Unsur-Unsur Iman
Beriman kepada para rasul Allah, yakni beriman bahwa Allah tel-
ah memilih para rasul di antara manusia dan mewahyukan syariat-Nya
kepada mereka serta menugaskan mereka untuk menyampaikannya
Beriman kepada qadha dan qadar, yakni meyakini qadha dan qadar
yang telah ditetapkan oleh Allah, serta hikmah dan kehendak-Nya, se-
hingga percaya bahwa segala sesuatu tidak akan terjadi di alam wu-
jud —termasuk segala perbuatan hamba yang dilakukan atas kemauan
sendiri- kecuali atas sepengetahuan dan takdir Allah Taala. Juga mey-
akini bahwasanya Allah Maha adil dalam qadha dan qadar-Nya, Maha
bijaksana dalam tindakan dan pemeliharaan-Nya. Dan bahwasanya ke-
bijaksanaan-Nya mengikuti kehendak-Nya, apa yang dikehendaki-Nya
pasti terjadi, dan apa yang tidak dikendaki-Nya pasti tidak terjadi. Tidak
ada daya dan kekuatan melainkan atas (kehendak) Allah Yang Maha
Kata ilmu dengan berbagai bentuknya terulang 854 kali dalam al-Qu-
ran. Hal ini menunjukkan bahwa Islam sangat menganggap penting
ilmu bagi kehidupan seorang mukmin, karena setiap perkataan dan
perbuatan harus dilandasi ilmu agar benar sesuai dengan petunjuk.
Kata ilmu digunakan dalam arti proses pencapaian pengetahuan dan
objek pengetahuan. Ilm dari segi bahasa berarti kejelasan, karena itu
segala yang terbentuk dari akar katanya mempunyai ciri kejelasan.
Islam merupakan ajaran agama yang sempurna, kesempurnaannya
RANGKUMAN
Iman secara bahasa berarti percaya, yaitu meyakini atau yakin bah-
wa sesuatu (yang dipercaya) itu memang benar atau nyata adanya.
Sedang secara istilah, iman berarti pembenaran dengan hati, penga-
kuan dengan lisan, dan pengamalan dengan anggota badan. Penggu-
naan kata Iman dalam Al-Quran mengandung dua pengertian dasar,
LATIHAN
TES FORMATIF 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Arti iman menurut bahasa adalah?
a. Percaya
b. Mengesakan
c. mentauhidkan
2. Arti iman menurut istilah adalah?
114
hanya berhenti pada pembenaran di hati (tashdiq bi al-qalb) semata,
tetapi diikuti dengan keterlibatan lisan (iqrar bi al-lisan) dan aktualisasi
perbuatan (amal bi al-arkan) (Yusuf, 2008: 39).
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu
suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman
kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi
dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan)
dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba
sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang
yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar
dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itu-
lah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang
yang bertakwa.” (QS. al-Baqarah: 177).
Di antara karakteristik orang yang beriman menurut surat al-Baqar-
ah:177 adalah Mukmin yang mau berjuang dengan jiwa dan hartanya,
termasuk di dalamnya kegiatan yang menuntut pengorbanan jiwa dan
hartanya. Dari kutipan beberapa ayat al-Quran di atas nampak bahwa
dalam menerangkan iman, al-Quran menjelaskannya dengan penyebu-
tan sifat-sifat yang dimiliki orang mukmin, bukan sekedar keyakinan
belaka.
Demikian juga menurut penjelasan hadits Nabi saw, bahwa karak-
teristik orang beriman adalah mengamalkan cabang-cabang keimanan
yang dijelaskan dalam hadits dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasûlullâh
bersabda, “Iman itu ada tujuh puluh cabang lebih, atau enam puluh
cabang lebih. Yang paling utama yaitu perkataan Lâ ilâha illallâh, dan
yang paling ringan yaitu menyingkirkan gangguan dari jalan.Dan malu
itu termasuk bagian dari iman.”(HR. Bukhari Muslim).
Hadits yang berasal dari Abu Hurairah tersebut memberi informasi
bahwa iman memiliki 60an atau 70an bagian (cabang). Tauhid la ilaha
illa Allah diposisikan sebagai iman yang paling tinggi (utama), semen-
tara iman yang terendah diungkapkan dengan bahasa “menyingkirkan
bahaya di jalan”. Berdasarkan logika matematis, masih ada cabang
iman sebanyak antara 61-69 atau 71-79 (bidun wa sittun aw wa sabun
syubah) bagian iman di antara interval iman tertinggi dan terendah itu,
di antaranya adalah rasa malu, bersikap adil, jujur, dermawan, toleran,
cinta damai, menghormati tamu, memberi rasa aman kepada tetangga
dan sebagainya (Yusuf, 2008: 55).
Menurut Ibn Hajar dalam kitab Fath al-Bârî mengatakan bahwa ber-
dasarkan informasi dari Ibn Hibban Ia mengatakan bahwa cabang kei-
2. Kufur
Kufur secara bahasa berarti penutup. Sedang menurut istilah berarti
tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, baik dengan mendustakan-
nya ataupun tidak. Kufur akbar dapat mengeluarkan pelaku dari agama
Islam. Kufur jenis ini terbagi menjadi lima:
1) Kufur takdzib (kafir karena mendustakan). Allah berfirman: “Dan
siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-
adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang hak
tatkala yang hak itu datang kepadanya? Bukankah dalam neraka
Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir?”(QS. Al-
Ankabut: 68).
2) Kufur iba wa istikbar maa tashdiq (kafir karena menolak dan
sombong, tapi disertai dengan pembenaran). Allah berfirman: “Dan
3. Nifaq
Secara bahasa, kata nifaq berasal dari kata nafiqa; lobang tempat
keluar hewan sejenis tikus (yarbu) dari sarangnya, jika hendak ditang-
kap dari satu lobang maka ia akan berlari ke lobang lainnya dan keluar
darinya. Ada yang berpendapat, nifaq berasal dari kata nafaq; lobang
terowongan yang digunakan untuk bersembunyi. Sedang menurut isti-
lah, nifaq ialah menampakkan keislaman dan kebaikan serta menyem-
bunyikan kekafiran dan keburukan.
Nifaq yang merusak iman adalah nifaq i’tiqadi (nifaq keyakinan),
disebut juga nifaq besar. Yaitu menampakkan keislaman dan menyem-
bunyikan kekafiran. Nifaq jenis ini dapat menyebabkan pelakunya kel-
uar dari agama Islam secara total dan Allah menempatkannya di ner-
aka yang paling bawah. Allah mensifati kelakuannya dengan segala
sifat buruk, kafir, tidak mempunyai iman, tindakan mengolok-olok dan
mengejek Islam dan pemeluknya, serta kecenderungan total kepada
musuh-musuh Islam karena keikutsertaan mereka dalam memusuhi
Islam.
4. Murtad
Murtad adalah isim fail dari kata riddah yang berarti kembali. Secara
istilah kata riddah berarti kafir setelah sebelumnya Islam. Allah berfir-
man: “Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu
dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya
di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka
kekal di dalamnya.”(QS. Al-Baqarah: 217).
Riddah ada empat macam:
1. Riddah karena ucapan. Contoh, menjelek-jelekkan Allah, rasul-
Nya, para malaikat-Nya, atau salah seorang utusan-Nya.
2. Riddah karena perbuatan. Contoh, sujud pada patung, pohon, batu
dan kuburan, serta menyembelih hewan untuk dipersembahkan
kepadanya.
3. Riddah karena aqidah (keyakinan). Contoh, meyakini adanya
sekutu bagi Allah, atau meyakini hukum melakukan shalat tidak
wajib.
4. Riddah karena meragukan sesuatu yang telah ditetapkan hukumnya
oleh al-Quran dan Sunanh. Contoh, orang yang meragukan
keharaman syirik, zina dan khomer (al-Fauzan, 2016: 350).
5. Sihir
Secara bahasa, sihir adalah segala hal yang halus dan lembut se-
6. Perdukunan
Perdukunan dan paranormal keduanya sama-sama berarti penga-
kuan mengetahui ilmu ghaib dan mengetahui perkara yang ghaib, sep-
erti peristiwa yang akan terjadi di muka bumi dan akibatnya, dan tem-
pat di mana barang yang hilang berada. Semuanya diketahui melalui
bantuan setan yang mencuri pendengaran dari langit. Allah berfirman:
“Apakah akan Aku beritakan kepadamu, kepada siapa syaitan- syaitan
itu turun? Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi yang banyak
dosa, mereka menghadapkan pendengaran (kepada syaitan) itu, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang pendusta.”(QS. Asy-Syuara:
221-223).
Setan mencuri kalimat yang diucapkan malaikat, lalu ia menyam-
paikannya ke telinga dukun. Kemudian dukun tersebut menambahi
kalimat itu dengan ratusan kedustaan. Tapi manusia tetap memper-
cayainya lantaran satu kalimat yang didengar setan dari langit itu.
Allah satu-satunya Dzat Yang Mengetahui perkara ghaib. Maka ba-
rangsiapa mengaku dapat menyamai-Nya dalam mengetahui perkara
yang ghaib, baik dengan perdukunan maupun selainnya, atau mem-
percayai orang yang mengaku mengetahuinya, berarti ia telah menjad-
ikan sekutu bagi Allah dalam hal-hal yang khusus bagi-Nya.
Perdukunan tidak bisa dilepaskan dari kesyirikan. Sebab ia merupa-
kan taqarrub kepada setan dengan melakukan hal-hal yang disenang-
inya. Perdukunan adalah perbuatan syirik rububiyah karena mengaku
menyamai ilmu Allah, dan syirik uluhiyah karena bertaqarrub kepada
selain Allah dengan suatu ibadah. Abu Hurairah meriwayatkan dari
Nabi, beliau bersabda: “Barangsiapa mendatangi dukun lalu ia mem-
percayai apa yang dikatakannya, sungguh ia telah kafir (mengingkari)
ajaran yang telah diturunkan kepada Muhammad.”(HR. Abu Daud)
(al-Fauzan, 2016: 361).
RANGKUMAN
LATIHAN
TES FORMATIF 1
1. a. percaya
2. c. Pembenaran dengan hati, pengakuan dengan lisan, dan pen-
gamalan dengan anggota badan
3. b. 6 macam
4. c. Semuanya saling terkait dan tidak bisa dipisahkan
5. c. Tauhid Kauni
6. b. As-Sunnah
7. c. Cahaya
8. c. Ketetapan Allah
9. c. Islam sangat menganggap penting ilmu bagi kehidupan seo-
rang mukmin, baik ilmu agama maupun sains, oleh karena itu
kata ilmu dengan berbagai bentuknya terulang 854 kali dalam
al-Quran
10. c. QS. Ibrahim: 24-25
TES FORMATIF 2
1. c. Berkata dusta
2. b. QS. Al-Mukminun: 1-11
3. c. 60an atau 70an cabang
4. c. Bagus dan tidaknya iman seseorang tercermin dalam akhlak-
nya
5. c. Menyempurnakan akhlak sebagai cermin keimanan
6. b. Taat
7. a. Maksiat
8. a. azimah, jampi-jampi, buhul-buhul, mantera, dan asap yang
dihembuskan
9. c. menampakkan keislaman dan menyembunyikan kekafiran
10. b. kafir setelah sebelumnya Islam
Asqalani (al), Ibnu Hajar (2015). Fath al-Bari: Syarah Sahih al-Imam
Abu Abdullah ibn Ismail al-Bukhari. Beirut: al-Muktabah al-Salafiyah.
Dhaif, Syauqi (2011). al-Mujam al-Wasit. Kairo: Dar al-Maarif.
Fauzan (al), Shalih bin Fauzan (2016), Kitab Tauhid, Jakarta: Ummul
Qura.
Ismail, M. S. (1987). Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual, Tel-
aah Maan al-Hadis Tentang Ajaran Islam yang Universal, Temporal dan
Lokal. Bandung: Bulan Bintang.
Jazairi (al), Abu Bakar Jabir (1998), Aqidatul Mumin, Kairo: Makta-
bah Kulliyah al-Azhariyah.
………. (2017), Minhaj al-Muslim, Jakarta: Ummul Qura.
Qardhawy (al), Yusuf (2017), Iman dan Kehidupan, Jakarta: Bulan
Bintang.
........... (2005), Merasakan Kehadiran Tuhan, Yogakarta: Pustaka
Pelajar Offset.
Shofaussamawati (2016), Iman dan Kehidupan Sosial. Riwayah:
Jurnal Studi Hadits, Vol. 2, No. 2.
Tholhah, Moch, M Arfan Muammar, Moch Kalam Mollah (2018), Pen-
didikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum, Surabaya: ITATS.
Yusuf, M. (2008). Metode dan Aplikasi Pemaknaan Hadits Relasi
Iman dan Sosial Humanistik Paradigma Integrasi Interkoneksi. Yogya-
karta: Bidang Akademik UIN Yogya.
Zakariyya, Abu al-Husain (1994). Mujam al-Maqayis fi al-Lughah.
Beirut: Dar alFikr.
Pendahuluan
129
Modul ini dibagi dalam 2 Kegiatan Belajar (KB):
• Kegiatan belajar 1 : Pengertian tauhid, makna kalimat la ilaaha
illallah dan konsekuensinya dalam kehidupan
• Kegiatan belajar 2 : Tauhid sebagai landasan bagi semua aspek
kehidupan dan Jaminan Allah bagi orang yang bertauhid mutlak.
Agar dapat berhasil dengan baik dalam mempelajari modul ini, ikuti-
lah petunjuk belajar sebagai berikut:
Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai anda
memahami untuk mempelajari modul ini, dan bagaimana cara mempe-
lajarinya.
1. Bacalah modul ini secara seksama dan kerjakan semua latihan
yang ada.
2. Perhatikan contoh-contoh yang diberikan pada setiap kegiatan
belajar.
3. Mantapkan pemahaman anda melalui diskusi dengan kelompok
belajar anda.
A. Pengertian Tauhid
Tauhid menurut bahasa: berasal dari bahasa Arab yaitu masdar dari
wahhada-yuwahhidu-tauhȋdan- artinya mengesakan atau menjadikan
satu. Makna wahhadtullaha adalah saya beritiqad keesaaNya pada
dzat dan sifat-sifat yang tidak ada tandingan dan kesamaan bagi-Nya.
Dikatakan juga makna wahhadtuhu adalah saya tahu Dia Esa. Dika-
takan maknanya juga adalah meniadakan al-kaifiyyah (berbentuk ter-
tentu) dan al-kammiyah (berjumlah) bagi-Nya, maka Dia itu Esa pada
Dzat yang tidak terbagi, pada sifat yang tidak ada yang menyerupai-
Nya, pada ketuhanan, kerajaan dan pengaturan yang tidak ada seku-
tu bagi-Nya, Tidak ada Rabb selain-Nya, dan tidak ada pencipta se-
lain-Nya”.
Tauẖîd secara istilah adalah mengesakan Allah dalam hal-hal yang
menjadi kekhususan Allah. Apa saja hal-hal yang menjadi kekhususan
Allah? Maka secara garis besar, tauẖîd dibagi menjadi tiga macam,
yaitu Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah, dan Tauhid asma wa sifat:
1) Tauhid Rububiyah
131
Mumît (yang menghidupkan dan yang mematikan), dan sebagainya
(al-Sili, 1993: 29). Ini adalah berdasarkan ayat: “Bagi-Nyalah hak pen-
ciptaan dan pengaturan (alam ini).”(QS. Al-Araf: 54). “Hanya bagi Al-
lah-lah kekuasaan di langit dan di bumi.”(QS. Al-Jatsiyah: 27).
Pencipta alam ini adalah Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Tauẖîd ini
sangat masyhur di kalangan musyrikin Arab. Mereka walaupun dalam
kondisi musyrik masih mengakui bahwa Allah adalah Tuhan segala
sesuatu dan Pencipta-nya, dan al-Quran telah mencatat hal ini dalam
ayat: “Jika engkau bertanya kepada mereka siapa yang menciptakan
mereka, maka pasti mereka menjawab: Allah.”(QS. Az-Zumar: 86).
Bahkan pada umumnya mereka yang menyekutukan Allah dengan
beribadah kepada selain-Nya mengakui bahwa yang mereka sembah
adalah milik dan diciptakan oleh pencipta alam ini. Kebanyakan amalan
syirik yang terjadi di dunia ini adalah menyembah banyak tuhan selain
Allah, dan mengakui adanya wasâit (perantara) antara Allah dan makh-
luk-Nya.
Menurut akidah Ibn Taimiyah, tauẖîd rububiyah atau tauẖîd afal saja
yang diakui oleh banyak orang dan ditetapkan oleh mayoritas kaum
mutakallimin. Padahal sebenarnya hal itu tidak cukup untuk menen-
tukan keshahihan akidah. Ini karena sebagian di antara mereka yang
mengakui tauẖîd rububiyah masih melakukan kemusyrikan di dalam
ibadah dan uluhiyah dan mengingkari asma Allah dan sifat-sifat-Nya
(Ibn Taimiyah, 1404H: 37-38). Sebagaimana dijelaskan oleh Allah da-
lam firman-Nya: “Tidaklah kebanyakan mereka yang beriman kepada
Allah melainkan mereka berbuat syirik.”(QS. Yusuf: 106).
Ibn Taimiyah menegaskan bahwa tauẖîd rububiyah yang diakui oleh
manusia tidak cukup untuk mengukur keshahihan akidah. Ia juga tidak
dapat membebaskan manusia dari api neraka dan memasukkan sese-
orang ke dalam surga, serta tidak pula dapat mengeluarkan seseorang
dari kemusyrikan (Ibn Taimiyah, 1432H: 53). Maka perlu ada aqidah
yang benar untuk menolak syirik dan melakukan ibadah secara ikhlas
kepada Allah. Hal ini bisa dilakukan dengan: pertama, penafian terle-
bih dahulu; kedua, pengitsbatan atau pengakuan terhadap kandungan
kalimat tauẖîd lâ ilâha illallah, atau yang terutama harus melakukan
pengingkaran terhadap thâghût, baru kemudian beriman kepada Allah.
Dengan demikian, ia telah berpegang kepada aqidah Islam yang benar
(al-Sili, 1993: 40). Ini sesuai dengan firman Allah: “Barangsiapa kafir
terhadap thaghut dan beriman kepada Allah, maka ia telah berpegang
teguh dengan tali yang sangat kuat.”(QS. Al-Baqarah: 256).
Sebenarnya tauẖîd afal yang dimaksudkan oleh mayoritas kaum mu-
RANGKUMAN
TES FORMATIF 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Arti tauhid menurut bahasa adalah?
a. Menduakan
b. Mengesakan
c. mensekutukan
2. Arti tauhid menurut istilah adalah?
a. Mengesakan Allah dalam hal-hal yang menjadi kekhususan-
Nya
b. berserah hati
c. berserah jiwa
152
penting dalam konsep pendidikan Islam, yaitu standar akhlak (standar
nilai) yang esensinya adalah baik-buruk dan benar-salah. Bagi orang
mukmin, standar nilai yang harus diacu tentu saja sangat jelas, yaitu
wahyu. Apa yang diperintahkan oleh Allah pastilah baik dan apa yang
dilarang-Nya tentulah buruk. Apa yang menurut Allah benar pastilah
benar dan apa yang menurut-Nya salah tentulah salah. Di sinilah kon-
sep tauhid memainkan perannya yang sangat sentral sebagai penyatu
pandangan kaum mukminin.
Tauhid hendaknya menjadi basis dalam pendidikan sebagaimana
yang sudah diajarkan oleh Allah melalui seorang ahli hikmah yang
namanya diabadikan sebagai salah satu nama surah dalam Al-Quran,
yakni Luqman. Konsep pendidikan ala Luqman ini menjadikan keiman-
an kepada Allah (tauhid) sebagai pelajaran pertama.
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu
ia memberi pelajaran kepada anaknya: “Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kedzaliman yang besar.”(QS. Luqman: 13).
Ayat di atas menegaskan tauhid atau akidah sebagai basis pendi-
dikan. Setelah itu, dalam ayat-ayat berikutnya, barulah Luqman mem-
berikan pelajaran akhlak dan ibadah kepada anaknya, seperti perintah
untuk berbakti kepada orang tua, larangan untuk tidak sombong, perin-
tah mendirikan shalat, dan sebagainya. Dalam konsep pendidikan ala
Luqman ini, tauhid dijadikan sebagai fondasi atau dasar, sebab darin-
yalah aspek-aspek lain (ibadah dan akhlak) dilahirkan. Dalam Al-Qu-
ran, Allah membuat tamsil yang sangat indah mengenai ketiga aspek
(akidah-ibadah-akhlak) tersebut.
“Tidaklah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perump-
amaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan
cabangnya (menjulang) ke langit? Pohon itu memberikan buahnya
pada setiap musim dengan seizin Tuhanya. Allah membuat perump-
amaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.”
(QS. Ibrahim: 24-25).
Dalam ayat di atas, iman (aspek akidah) diibaratkan akar sebuah
pohon yang amat rindang, dengan tauhid sebagai akar tunggangn-
ya. Batang, dahan, dan rantingnya adalah Islam (aspek ibadah), se-
mentara buahnya adalah ihsan (aspek akhlak). Akar ini tidak hanya
merupakan penentu kekukuhan sebatang pohon, tetapi juga menjadi
sumber kehidupan, kekuatan, kesuburan, bahkan kualitas buah pohon
tersebut, sebab darinyalah pohon itu menerima asupan gizi dan nutrisi.
Demikianlah akidah menjadi penentu kualitas ibadah dan keindahan
Hidup kita tidak luput dari gelimang dosa dan maksiat. Karena itu
pengampunan dosa adalah sesuatu yang sangat kita harapkan. Den-
gan melaksanakan tauhid secara benar, menjadi sebab terbesar dapat
menghapus dosa-dosa kita. Rasulallah saw bersabda:
ألَت َ ْيتُكَ بِقُرابِها َم ْغف َِرة: ثم لَقِيت َني ال ت ُ ْش ِركُ بي شيئا، طايا
َ ب األرض َخ
ِ يا ابنَ آدم إِنَّكَ لو أتيتني بِقُرا
Artinya : “Allah berfirman : Wahai anak adam, sesungguhnya sekira-
nya kamu datang pada-Ku dengan kesalahan sepenuh bumi, kemu-
dian kamu datang kepada-Ku tanpa menyekutukan sesuatu pun den-
gan-Ku, maka aku akan mendatangimu dengan ampun sepenuh bumi
pula”. (HR. Tirmidzi)
Dalam hadits ini Rasulullah mengabarkan tentang luasnya
keutamaan dan rahmat Allah. Allah akan menghapus dosa-dosa yang
besar sekalipun selama itu bukan dosa syirik. Semakna dengan hadist
ini seperti difirmankan Allah:
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik,
dan Dia mengampuni segala dosa yang lain dari (syirik) itu, bagi sia-
pa yang dikehendaki-Nya, Barangsiapa siapa yang mempersekutukan
Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”. (QS. An-Ni-
saa:48)
RANGKUMAN
LATIHAN
TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Apa yang harus menjadi landasan utama dalam semua aspek
kehidupan?
a. Sekulerisme
TES FORMATIF 1
1. b. mengesakan
2. a. Mengesakan Allah dalam hal-hal yang menjadi kekhusu-
Tes Formatif 2
1. c. Tauhid
2. b. Karena jika tauhid beres maka akhlak dan muamalah seseo-
rang akan bagus
3. c. Syirik
4. b. Mensekutukan Allah
5. c. Beribadah
6. b. Mengucapkannya dengan lisan, memahami maknanya, dan
mengamalkan segala konsekuensinya
7. c. Yang mengimplementasikan konsekuensi tauhid dan men-
jauhi syirik dan maksiat
8. a. QS. Al-Dzariyat: 56
9. c. QS. Luqman: 13
10. b. QS. Ibrahim: 24-25
Fauzan (al), Shalih bin Fauzan (2016), Kitab Tauhid, Jakarta: Ummul
Qura.
Hakami (al), H.A. (2003). Maarij al-Qabul. Kairo: Dar Ibnu al-Hait-
sam.
Ibn Taimiyah (1982). Darut taarud alaql wa al-naql. Riyadh: Jamiah
al-Imam al-Islamiyah.
___________ (1404H). Majmu fatawa. Mekah: Maktabah an-Nah-
dhah al-Haditsah.
___________ (1980). Minhaj as-Sunnah al-Nabawiyah. Kairo: Dar
al-Marifah.
___________ (1432H). al-Risalah al-Tadmuriyah. Kairo: Matbaah
al-Salafiyah.
Jauziyah (al), I.Q. (2011). Ighatsatul lahfan. Terj. Hawin Murtadha.
Solo: al-Qowam.
___________ (1982). Madarij al-Salikin. Kairo: al-Hayah al-Mishri-
yah al-Ammah lil kitab.
____________ (1995). al-Tibyan fi Aqsam al-Quran. Beirut: al-Mak-
tabah al-Islamiyah.
_____________(1398 H). al-Qashaid an-Nuniyah. Pakistan: Idarah
Turjuman as-Sunnah.
Maududi (al), A.A. (1397 H). Mabadi al-Islam. Beirut: Muassasah
al-Risalah.
____________ (1967). Islamic Way of Life. Terj. Usman Raliby. Ja-
karta: Bulan Bintang.
Qahthani (al), M.S. (1994). Memurnikan laa ilaaha illallah. Terj. Abu
Fahmi. Jakarta: Gema Insani Press.
_______________ (2005). al-Wala wal-Bara fil Islam. Mekah: Dar
at-Tauzi wan Nasyr al-Islamiyah.
Sadi (al), Abdurrahman bin Nashir (2010), al-Qaul al-sadid Syarh Ki-
tab al-Tauhid, Mekah: Maktabah al-Maarif.
Sili (al), S.A.A. (1993). Al-Aqidah al-Salafiyah Baina Imam Ibn Ham-
bal dan Imam Ibn Taimiyah. Kairo: Dar al-Manar.
Sutrisno (2012). Pendidikan Islam Berbasis Sosial. Yogyakarta:
ar-ruzz media.
Pendahuluan
167
• Prinsip-prinsip aqidah islam
Modul ini dibagi dalam 2 Kegiatan Belajar (KB):
1. Kegiatan belajar 1 : Konsep aqidah dan ruang lingkup pembaha-
san aqidah, sumber dan fungsi aqidah
2. Kegiatan belajar 2 : Prinsip-prinsip aqidah islam.
Agar dapat berhasil dengan baik dalam mempelajari modul ini, ikuti-
lah petunjuk belajar sebagai berikut:
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai
anda memahami untuk mempelajari modul ini, dan bagaimana
cara mempelajarinya.
2. Bacalah modul ini secara seksama dan kerjakan semua latihan
yang ada.
3. Perhatikan contoh-contoh yang diberikan pada setiap kegiatan
belajar.
4. Mantapkan pemahaman anda melalui diskusi dengan kelompok
belajar anda.
169
maka aqidah dapat didefinsikan suatu perkara yang yang dibenarkan
oleh hati terpatri kuat ke dalam lubuk jiwa yang tumbuh dari suatu sum-
ber yang jelas, memaksa manusia mempercayai suatu ketentuan yang
telah dijelaskan dalil dan tidak dapat digoncangkan dengan badai sub-
hat. Hal itu dapat menimbulkan rasa tentram dan tenang serta keyak-
inan dalam hati. Kepercayaan dan keyakinan itu nantinya akan menjadi
landasan dan pegangan dalam melakukan aktifitas yang lain, sehingga
dalam melaksanakan aktifitas tidak bertentangan dengan kepercayaan
dan keyakinannya.
Syariat terbagi menjadi dua, yaitu itiqadiyah dan amaliyah. Itiqadiyah
adalah hal-hal yang tidak berhubungan dengan tata cara amal. Misaln-
ya itiqad (kepercayaan) terhadap rububiyah Allah dan kewajiban berib-
adah kepada-Nya, juga ber-itiqad terhadap rukun-rukun iman yang
lain. Hal ini disebut ashliyah (pokok agama).
Amaliyah adalah segala apa yang berhubungan dengan tata cara
amal. Misalnya shalat, zakat, puasa, dan seluruh hukum-hukum amali-
yah. Bagian ini disebut fariyah (cabang agama), karena ia dibangun di
atas itiqadiyah. Benar dan rusaknya amaliyah tergantung dari benar
dan rusaknya i’tiqadiyah. Maka aqidah yang benar adalah fondasi bagi
bangunan agama serta merupakan syarat sahnya amal, sebagaimana
firman Allah: “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhann-
ya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah
ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhann-
ya.”(QS. Al-Kahfi: 110) (al-Fauzan, 2016: 2).
Esensi aqidah Islam adalah tauhid, diformulasikan dalam dua kali-
mat syahadat: asyhadu an la ila illa Allah; wa asyhadu anna Muham-
madar Rasulullah. Aqidah yang tidak sesuai dengan la ilaha illa Allah
berarti menyimpang dari aqidah Islam.
Karena itu, Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw, antara lain
untuk meluruskan aqidah umat terdahulu yang sudah mengalami
penyimpangan, seperti: anggapan kalangan Yahudi, Uzair anak Allah;
dan keyakinan kaum Nashrani, Nabi Isa anak Allah, padahal Isa putra
Maryam.
Aqidah tauhid harus dimaknai secara komprehensif dan menjadi
komitmen teologis Muslim sebagaimana tercermin dalam Iyyaka nab-
udu wa iyyaka nastain (Hanya kepada Engkau kami beribadah, dan
hanya kepada Engkau pula kami memohon pertolongan).
Komitmen berimplikasi mendasar bahwa Muslim tidak boleh melaku-
kan perselingkuhan teologis (syirik). Misalnya saja kita rajin shalat,
tetapi dalam waktu bersamaan kita masih percaya kepada selain-Nya
Dasar aqidah adalah al-Quran dan as-Sunnah Artinya apa saja yang
disampaikan Allah dalam al-Quran dan oleh rasul-Nya dalam sunnahn-
ya wajib diimani dan diamalkan (Ilyas, 1993: 6).
a. Al-Quran
b. As-Sunnah
RANGKUMAN
Pengertian aqidah secara bahasa adalah bentuk masdar dari kata
aqoda-yaqidu-aqidan-aqidatan yang berarti simpulan, ikatan, perjanji-
an, dan kokoh. Setelah terbentuk menjadi aqidah berarti keyakinan.
Sedangkan menurut istilah aqidah sesuatu yang diyakini dan dipegang
teguh, sukar sekali untuk diubah. Ia beriman berdasarkan dalil-dalil
yang sesuai dengan kenyataan, seperti beriman kepada Allah, para
Malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, dan Rasul-rasul Allah, adanya qadar
baik dan buruk, dan adanya hari akhir.
Pembahasan aqidah mencakup: (1) Illahiyyat (ketuhanan). Yaitu
yang memuat pembahasan yang berhubungan dengan Illah (Tuhan,
Allah) dari segi sifat-sifat-Nya, nama-nama-Nya, dan af‟al Allah. Juga
dipertalikan dengan itu semua yang wajib dipercayai oleh hamba terh-
adap Tuhan. (2) Nubuwwat (kenabian). Yaitu yang membahas tentang
segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi dan Rasul mengenai
sifat-sifat mereka, kema‟shum-an mereka, tugas mereka, dan kebutu-
han akan keputusan mereka. Dihubungkan dengan itu sesuatu yang
bertalian dengan para wali, mukjizat, karamah, dan kitab-kitab samawi.
(3) Ruhaniyyat (kerohanian). Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu
yang berhubungan dengan alam bukan materi (metafisika) seperti jin,
malaikat, setan, iblis, dan ruh. (4) Sam‟iyyat (masalah-masalah yang
hanya didengar dari syara). Yaitu pembahasan yang berhubungan den-
gan kehidupan di alam barzakh, kehidupan di alam akhirat, keadaan
alam kubur, tanda-tanda hari kiamat, bats (kebangkitan dari kubur),
mahsyar (tempat berkumpul), hisab (perhitungan), dan jaza‟ (pembala-
san). Ruang lingkup aqidah dapat diperinci sebagaimana yang dikenal
sebagai rukun iman, yaitu iman kepada Allah, malaikat (termasuk dida-
lamnya: jin, setan, dan iblis), kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada
para utusan-Nya, Nabi dan Rasul, hari akhir, dan takdir Allah.
Sumber utama aqidah adalah al-Quran dan as-Sunnah Artinya apa
saja yang disampaikan Allah dalam al-Quran dan oleh rasul-Nya da-
lam sunnahnya wajib diimani dan diamalkan. Sedangkan akal tidaklah
menjadi sumber aqidah, tetapi hanya berfungsi memahami nash-nash
yang terdapat dalam kedua sumber tersebut dan mencoba kalau diper-
lukan- membuktikan secara ilmiah kebenaran yang disampaikan oleh
al-Quran dan sunnah. Akal tidak menjadi sumber utama aqidah karena
akal tidak akan mampu menjangkau masalah ghaib.
LATIHAN
TES FORMATIF 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
187
liknya perbuatan jelek sekecil apapun mendapatkan balasan
yang setimpal dari Allah.
Adapun secara rinci, prinsip-prinsip aqidah Ahlussunnah wal jamaah
dijelaskan oleh Al-Allamah Hujjatul Islam Abu Jafar Al-Warraq Ath-Tha-
hawi dalam kitab Aqidah Thahawiyah:
“Inilah penuturan keterangan tentang aqidah Ahlus Sunnah wal Ja-
maah, menurut mahdzab para ahli fiqih Islam: Abu Hanifah An-Numan
bin Tsabit Al-Kufi, Abu Yusuf Yaqub bin Ibrahim Al-Anshari dan Abu
Abdillah Muhammad bin Al-Hasan Asy-Syaibani Ridwanallahu alaihim
ajmain, beserta pokok-pokok keagamaan yang mereka yakini dan mer-
eka gunakan untuk beribadah kepada Allah Rabbil alamin.”
1. Kami menyatakan tentang tauhid kepada Allah, berdasarkan
keyakinan semata-mata berkat taufiq Allah: Sesungguhnya Allah
itu Maha Tunggal, tiada sekutu bagi-Nya.
2. Tiada sesuatupun yang menyamai-Nya.
3. Tiada sesuatupun yang dapat melemahkan-Nya.
4. Tiada yang berhak untuk diibadahi selain diri-Nya.
5. Yang Maha Terdahulu tanpa berawal, yang Maha Kekal tanpa
pernah berakhir.
6. Tak akan pernah punah ataupun binasa.
7. Tak ada sesuatupun yang terjadi, melainkan dengan kehen-
dak-Nya.
8. Tidak menyerupai makhluk-Nya.
9. Yang Maha Hidup tak pernah mati, yang Maha Terjaga dan tak
pernah tertidur.
10. Mencipta tanpa merasa membutuhkan (kepada ciptaan-Nya),
membagi rezeki tanpa mengharapkan imbalan.
11. Mematikan tanpa gentar dan Membangkitkan (setelah mati) tan-
pa kesulitan.
12. Dia telah memiliki sifat-sifat itu semenjak dahulu, sebelum men-
cipta. Dengan terciptanya para makhluk, tak bertambah sedikit-
pun sifat-sifat-Nya. Yang selalu tetap dengan sifat-sifat- Nya
semenjak dahulu tanpa berawal, dan akan terus kekal deng-
an-Nya, sifat-sifat-Nya selamanya.
13. Dia menciptakan makhluk dengan ilmu-Nya.
LATIHAN
TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. keyakinan yang pasti terhadap masalah-masalah ghaib dan dasar-
dasar ajaran Islam disebut apa?
a. Tauhid
b. Keimanan
c. Aqidah
2. Ada berapa prinsip dasar aqidah Islam yang telah dijelaskan?
a. 2 prinsip
b. 4 prinsip
c. 5 prinsip
3. Masalah apakah yang menjadi prinsip paling utama dalam aqidah
Islam?
a. syirik
b. ibadah
c. Tauhid
4. Implikasi keimanan kepada Allah adalah?
a. Menunaikan zakat
b. Beribadah kepada Allah dan tidak mensekutukan-Nya
c. Rajin bersedekah
TES FORMATIF 1
1. b. keyakinan
2. c. ketuhanan
3. a. kenabian
4. c. Akal
5. c. Keyakinan yang menyimpang
6. c. Dasar dan fondasi dalam beragama
7. b. Terjerumus ke dalam kepercayaan takhayyul dan khurafat
8. c. Kepercayaan/keyakinan
9. b. segala apa yang berhubungan dengan tata cara amal
10. b. QS. Al-Kahfi : 110
1. c. Aqidah
2. b. 4 prinsip
3. c. Tauhid
4. b. Beribadah kepada Allah dan tidak mensekutukan-Nya
5. c. Menjadikan nabi sebagai teladan dan beriman kepada kitab
yang diturunkan
6. b. Menjadikannya sebagai pedoman hidup
7. c. Adanya kesadaran bahwa dunia bukanlah akhir dari se-
galanya, serta manusia nanti akan dibangkitkan dan akan di-
mintai pertanggungjawaba
8. a. Adanya keyakinan bahwa apa yang dilakukan akan
mendapatkan balasan dari Allah
9. c. Abu Jakfar al-Thahawi
10. b. 91 prinsip
Pendahuluan
Modul ini merupakan modul Ke-7 dari 9 modul mata kuliah AIK-1.
Allah Azza wa Jalla memberitahukan bahwa hikmah penciptaan jin dan
manusia adalah agar mereka melaksanakan ibadah hanya kepada Al-
lah Azza wa Jalla. Dan Allah Mahakaya, tidak membutuhkan ibadah
mereka, akan tetapi merekalah yang membutuhkan-Nya, karena ket-
ergantungan mereka kepada Allah, maka barangsiapa yang menolak
beribadah kepada Allah, ia adalah sombong. Siapa yang beribadah
kepada-Nya tetapi dengan selain apa yang disyariatkan-Nya, maka ia
adalah mubtadi (pelaku bidah). Dan barangsiapa yang beribadah ke-
pada-Nya hanya dengan apa yang disyariatkan-Nya, maka ia adalah
mukmin muwahhid (yang mengesakan Allah).
Hal yang demikian itu merupakan manifestasi (perwujudan) dari dua
kalimat syahadat Laa ilaaha illallaah, Muhammad Rasulullah. Pada
yang pertama, kita tidak beribadah kecuali kepada-Nya. Pada yang
kedua, bahwasanya Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam adalah
utusan-Nya yang menyampaikan ajaran-Nya. Maka kita wajib membe-
narkan dan mempercayai beritanya serta mentaati perintahnya. Beliau
Shallallahu alaihi wa sallam telah menjelaskan bagaimana cara kita
beribadah kepada Allah, dan beliau Shallallahu alaihi wa sallam mela-
rang kita dari hal-hal baru atau bidah. Beliau Shallallahu alaihi wa sal-
lam mengatakan bahwa semua bidah itu sesat.
Adapun Manfaat Ibadah Dalam Islam adalah sebagai berikut
: Sebagai kebahagiaan dan kesenangan hidup yang hakiki di dunia
dan akhirat. Sebagai solusi dalam menghadapai masalah. Sebagai
pendekatan diri kepada Allah. Sebagai Bentuk ketaatan. Sarana ber-
syukur kepada Allah SWT. Sarana menabung amal sholeh. Menambah
203
keimanan kita. Bertobat, Bentuk terimakasih kepada orangtua dari seo-
rang anak dengan cara mendoakan orang tua. Masing-masing kajian
ini akn dibahas tersendiri secara mendalam pada modul ini.
Dalam modul ini kita akan mengkaji konsep ibadah, syarat ibadah di-
eterima, pilar-pilar ibadah, keutamaan ibadah dan manfaat ibadah bagi
kehidupan manusia. Setelah menguasai modul pertama ini, mahasiswa
dapat menjelaskan dan memahami konsep ibadah, syarat ibadah diet-
erima, pilar-pilar ibadah, keutamaan ibadah dan manfaat ibadah bagi
kehidupan manusia. Secara lebih khusus setelah mempelajari modul
ini anda diharapkan dapat menjelaskan dan memahami:
• Konsep Ibadah
• Syarat diterima ibadah
• Pilar dan keutamaan Ibadah
• Manfaat ibadah
Modul ini dibagi dalam 2 Kegiatan Belajar (KB):
• Kegiatan belajar 1 : Konsep Ibadah dalam Islam
• Kegiatan belajar 2 : Manfaat Ibadah Bagi Manusia
Agar dapat berhasil dengan baik dalam mmepelajari modul ini, ikuti-
lah petunjuk belajar sebagai berikut:
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai
anda memahami untuk mempelajari modul ini, dan bagaimana
cara mempelajarinya
2. Bacalah modul ini secara seksama dan kerjakan semua latihan
yang ada
3. Perhatikan contoh-contoh yang diberikan pada setiap kegiatan
belajar
4. Mantapkan pemahaman Anda melalui diskusi dengan kelompok
belajar anda.
A. Pengertian Ibadah
205
Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rizki
sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka
memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pem-
beri rizki Yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” [Adz-Dzaari-
yaat: 56-58]
Ibadah adalah perkara tauqifiyah yaitu tidak ada suatu bentuk iba-
dah yang disyariatkan kecuali berdasarkan Al-Qur-an dan As-Sunnah.
Apa yang tidak disyariatkan berarti bidah mardudah (bidah yang dito-
lak) sebagaimana sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam :
علَ ْي ِه أ َ ْم ُرنَا فَ ُه َو َر ٌّد َ ع َمالً لَي
َ ْس َ َم ْن.
َ عمِ َل
Artinya: “Barangsiapa yang beramal tanpa adanya tuntunan dari
kami, maka amalan tersebut tertolak.”
Agar dapat diterima, ibadah disyaratkan harus benar. Dan ibadah itu
tidak bisa dikatakan benar kecuali dengan adanya dua syarat:
1. Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil.
Syarat yang pertama merupakan konsekuensi dari syahadat laa
ilaaha illallaah, karena ia mengharuskan ikhlas beribadah hanya
kepada Allah dan jauh dari syirik kepada-Nya.
2. Ittiba, sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam. Sedangkan syarat kedua adalah konsekuensi dari sya-
hadat Muhammad Rasulullah, karena ia menuntut wajibnya taat
kepada Rasul, mengikuti syariatnya dan meninggal-kan bidah
atau ibadah-ibadah yang diada-adakan
ِ َعلَ ْي ِه ْم َو َل ُه ْم يَحْ زَ نُون ٌ ِن فَلَهُ أَجْ ُرهُ عِن َد َربِّه َو َل خ َْو
َ ف ِ َّ ِ ُلَ ٰى َم ْن أ َ ْسلَ َم َوجْ َهه
ٌ ل َوه َُو ُمحْ س
صا ِل ًحا َو َل يُ ْش ِر ْك ِب ِعبَا َد ِة َر ِبّ ِه أ َ َحدًا َ “فَ َمن َكانَ يَ ْر ُجو ِلقَا َء َر ِبّ ِه فَ ْليَ ْع َم ْل
َ ع َم ًل
D. Keutamaan Ibadah
َسيَ ْد ُخلُونَ َج َهنَّ َم دَاخِ ِرين َ ََوقَا َل َربُّ ُك ُم ا ْدعُونِي أ َ ْست َِجبْ لَ ُك ْم ۚ ِإ َّن الَّذِينَ يَ ْست َ ْك ِب ُرون
َ ع ْن ِعبَا َدتِي
LATIHAN
TES FORMATIF 1
1. Apa arti Ibada secara etimologi?
a. Tunduk
Seperti yang kita ketahui bahwa ibadah merupakan tugas dan ke-
wajiban kita sebagai manusia. Bahkan kita senantiasa diingatkan oleh
orang tua kita sejak kecil dalam kewajiban kita untuk beribadah kare-
na ada begitu banyak pesan yang berguna bagi kita sebagai manusia
dalam menjalani proses kehidupan. Dalam proses kehidupan, tentun-
ya begitu banyak tantangan yang dihadapi sehingga kita memerlukan
pendekatan kepada Sang Pencipta melalui kegiatan ibadah.
Adapun ibadah merupakan sebuah kata yang diambil dari bahasa
Arab yang memiliki arti yang sesuai dan tersirat di dalam Al-Qur’an,
maka pengertian ibadah dapat dipamahi atau dapat diartikan sebagai
berikut :
1. Manusia itu diciptakan oleh Allah SWT untuk menghamba kepa-
da Allah, atau dengan kata lain beribadah kepada Allah (Adz-Dz-
aariyaat QS. 51:56).
2. Manusia yang menjalani kehidupan beribadah kepada Allah itu
tiada lain adalah manusia yang berada pada shiraathal mus-
taqiem atau jalan yang lurus (Yaasiin QS 36:61).
3. Sedangkan manusia yang berpegang teguh kepada apa
yang diwahyukan Allah, maka ia berada pada shiraathal mus-
taqiem atau jalan yang lurus (Az Zukhruf QS. 43:43).
Adapun pengertian tentang ibadah secara lebih lengap adalah ses-
uai oleh pendapat seorang tokoh bernama Syaikhul Islam Ibnu Taimi-
yah. Dia rahimahullah mengatakan, “Ibadah adalah suatu istilah yang
mencakup segala sesuatu yang dicintai Allah dan diridhai-Nya, baik be-
rupa perkataan maupun perbuatan, yang tersembunyi (batin) maupun
yang nampak (lahir).
213
Setelah memahami tentang pengertian ibadah, maka kita tidak in-
gin manusia kemudian hanya menjadlani proses ibadah sebagai suatu
pelaksanaan yang rutinitas tanpa adanya pemahanan atau esensi
dasar dari ibadah tersebut sehingga penulis mencoba untuk memba-
has tentang manfaat dari ibadah yang kita lakukan. Adapun berbagai
macam kegiatan ibadah yang kita lakukan atau sudah lakukan, maka
hal tersebut juga tidak akan terlihat manfaatnya secara langsung di
dunia ini, karena kegiatan ibadah yang kita lakukan itu ibaratnya sep-
erti halnya makanan,minuman ataupun bantuan orang lain terhadap
kita dimana makanan ataukah minuman serasa tidak berguna bagi kita
ketika kita dalam keadan kenyang. Akan tetapi makanan atau minuman
tersebut sangat berguna bagi kita ketika kisa sedang dalam keadaaan
kondisi kelaparan dan kehausan, dan seperti itulah manfaat dari berib-
adah kepada Allah SWT.
Ibadah yang kita lakuakn juga tidak akan secara wah langsung men-
datangkan kekayaan kepada kita yang beribadah dan juga tentunya
tidak dapat di lihat manfaatnya secara langsung di dunia, engapa kare-
na Allah SWT telah menjamin kehidupan kepada semua makhluk cip-
taanya yang beribadah kepada Allah selama hidup didunia. Nah seka-
rang sungguh jelas bahwa ibadah yang kita lakukan tidak bermanfaat
di dunia ini akan tetapi ibadah itu akan berharga bagi kita ketika kita
mengalami kematian sebagai akhir dari proses kehidupan dan menuju
ke akhirat kelak sebagaimana firman Allah SWT :
RANGKUMAN
LATIHAN
TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Pilihlah mana yang termasuk manfaat dari Ibadah?
a. solusi dalam menghadapai bencana
b. solusi dalam menghadapai ganguan
c. solusi dalam menghadapai masalah
2. Pilihlah mana yang termasuk manfaat dari Ibadah?
a. kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat
b. kebahagiaan hakiki di dunia
c. kebahagiaan hakiki di akhirat
3. Pilihlah mana yang termasuk manfaat dari Ibadah?
a. pendekatan diri kepada Allah
b. pendekatan diri kepada Manusia
c. pendekatan diri kepada Alam
4. Pilihlah mana yang termasuk manfaat dari Ibadah?
a. Sarana bersyukur kepada Manusia
b. Sarana bersyukur kepada Allah SWT
c. Sarana bersyukur kepada Nabi Muhammad
5. Pilihlah mana yang termasuk manfaat dari Ibadah?
a. Menambah keimanan kita
b. Menambah keislaman kita
c. Menambah keibadahkita
TES FORMATIF 1
1. A
2. B
3. A
4. B
5. A
6. A
TES FORMATIF 2
1. C
2. A
3. A
4. B
5. A
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Prinsip Dasar Islam Menutut Al-Quran
dan As-Sunnah yang Shahih, Bogor: Penerbit Pustaka At-Taqwa,
Sunardi, 2013. Falsafah Ibadah Mengungkap Kembali Keluasan dan
Kedalaman Makna Ibadah Kepada Allah, Bandung: Pustaka al-Kasaf,
Ash Shidiqy, Teungku Muhammad Hasbi, Kuliah Ibadah, Semarang :
PT. Pustaka Rizqi Putra, 2011
Alim, Muhammad, Pendidikan Agama Islam, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2006.
Muhaimin. Tadjab. Mujib, Abdul, Dimensi-Dimensi Studi Islam, Sura-
baya : karya Ab ditama, 1994
https://almanhaj.or.id/2267-pengertian-ibadah-dalam-islam.html
Pendahuluan
Modul ini merupakan modul Ke-8 dari 9 modul mata kuliah AIK-1. Sy-
irik adalah itikad ataupun perbuatan yang menyamakan sesuatu selain
Allah dan disandarkan pada Allah dalam hal rububiyyah dan uluhiyyah.
Umumnya, menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah yaitu hal-hal yang
merupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdo’a kepada selain Allah,
atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban),
bernadzar, berdo’a dan sebagainya kepada selainNya. Secara umum,
syirik dimasukkan ke dalam dua kelompok, yaitu Syirik besar dan Syirik
kecil. Syirik besar adalah memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada
selain Allah, seperti berdo’a kepada selain Allah atau mendekatkan diri
kepadanya dengan penyembelihan kurban atau nadzar untuk selain
Allah, baik untuk kuburan, jin atau syaitan, atau mengharap sesuatu
selain Allah, yang tidak kuasa memberikan manfaat maupun mudharat.
Syirik kecil yang dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Dalam bentuk
ucapan misalnya, bersumpah dengan nama selain Allah.
Faktor terjadinya Syirik, mengagumi dan mengagungkan sesuatu.
Secara fitrah manusia suka mengagumi kepahlawanan, sesuatu yang
agung dan luar biasa. Dari rasa kagum ini muncul keinginan untuk men-
gagungkan. Pada dasarnya mengagumi dan mengagungkan sesuatu
itu bukanlah suatu cacat dan tidak membahayakan keimanan. Bahkan
dalam beberapa hal mengagumi dan mengagungkan atau menghor-
mati itu diperintahkan, seperti mengagumi dan mengagungkan atau
menghormati kedua orang tua, mengagungkan Rasulullah saw. dan
mengagungkan ulama. Namun penyimpangan akan terjadi manakala
mengagungkan itu dilakukan secara berlebih-lebihan yang membawa
kepada kultus, yaitu memberikan sebagian sifat-sifat yang hanya dimi-
liki Allah kepada makhluk.
Syirik sebagaimana yang telah kita ketahui adalah menyamakan se-
219
lain Allah dengan Allah dalam hal rububiyah atau uluhiyah-Nya. Atau
dengan kata lain syirik adalah menyekutukan Allah. Sedangkan modern
adalah masa dimana kita berada saat ini, dengan berbagai kemajuan di
segala bidang. Perbuatan syirik tidak hanya terjadi di masa lalu, dima-
na belum adanya teknologi seperti sekarang ini, namun di zaman serba
canggih seperti sekarang pun masih terjadi perbuatan syirik.Syirik yang
berkembang pada jaman dahulu adalah syirik jali yaitu memperseku-
tukan Allah secara terang-terangan. Namun syirik yang berkembang
dimasa modern ini adalah syirik khafi yaitu mempersekutukan Allah
secara tidak sadar. Masing-masing kajian ini akn dibahas tersendiri se-
cara mendalam pada modul ini.
Dalam modul ini kita mengkaji pengertian syirik, bentuk-bentuk syir-
ik, faktor terjadinya syirik dan syirik zaman modern. Setelah menguasai
modul pertama ini, mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami kon-
sep pengertian syirik, bentuk-bentuk syirik, faktor terjadinya syirik dan
syirik zaman modern bagi kehidupan manusia. Secara lebih khusus
setelah mempelajari modul ini anda diharapkan dapat menjelaskan dan
memahami:
• Definisi syirik
• Bentuk-bentuk syirik
• Faktor terjadinya syirik
• Syirik Zaman modern
Modul ini dibagi dalam 2 Kegiatan Belajar (KB):
1. Kegiatan belajar 1 : Konsep, Bentuk Dan Faktor Terjadinya Syirik
2. Kegiatan belajar 2 : Syirik Zaman Modern
Agar dapat berhasil dengan baik dalam mmepelajari modul ini, ikuti-
lah petunjuk belajar sebagai berikut:
• Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai
anda memahami untuk mempelajari modul ini, dan bagaimana
cara mempelajarinya
• Bacalah modul ini secara seksama dan kerjakan semua latihan
yang ada
• Perhatikan contoh-contoh yang diberikan pada setiap kegiatan
belajar
• Mantapkan pemahaman Anda melalui diskusi dengan kelompok
belajar anda.
“Selamat belajar semoga Anda diberi kemudahan pemahaman
Allah SWT dan ilmunya bermanfaat bagi semuanya”
A. Pengertian Syirik
B. Bentuk-Bentuk Syirik
221
1. Syirik Besar
Syirik besar bisa mengeluarkan pelakunya dari agama Islam dan
menjadikannya kekal di dalam Neraka, jika ia meninggal dunia dan be-
lum bertaubat kepada Allah. Syirik besar adalah memalingkan sesuatu
bentuk ibadah kepada selain Allah, seperti berdo’a kepada selain Allah
atau mendekatkan diri kepadanya dengan penyembelihan kurban atau
nadzar untuk selain Allah, baik untuk kuburan, jin atau syaitan, atau
mengharap sesuatu selain Allah, yang tidak kuasa memberikan man-
faat maupun mudharat.
Bentuk-bentuk syirik besar:
• Syirik Do’a, yaitu di samping dia berdo’a kepada Allah Subhana-
hu wa Ta’ala, ia juga berdo’a kepada selainNya.
• Syirik Niat, Keinginan dan Tujuan, yaitu ia menunjukkan suatu
ibadah untuk selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.
• Syirik Ketaatan, yaitu mentaati kepada selain Allah dalam hal
maksiyat kepada Allah
• Syirik Mahabbah (Kecintaan), yaitu menyamakan selain Allah
dengan Allah dalam hal kecintaan.
2. Syirik Kecil
Syirik kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam,
tetapi ia mengurangi tauhid dan merupakan wasilah (perantara) kepa-
da syirik besar.
Bentuk-bentuk syirik kecil:
• Syirik Zhahir (Nyata), yaitu syirik kecil yang dalam bentuk uca-
pan dan perbuatan. Dalam bentuk ucapan misalnya, bersumpah
dengan nama selain Allah.
Rasulullah bersabda:
“Barangsiapa bersumpah dengan nama selain Allah, maka ia telah
berbuat kufur atau syirik.” HR. At-Tirmidzi (No.1535), Al-Hakim (I/18,
IV/297), Ahmad (II/34, 69, 86) dari Abdullah bin Umar r.a
Syirik dalam bentuk ucapan, yaitu perkataan.”Kalau bukan karena
kehendak Allah dan kehendak fulan”. Ucapan tersebut salah, dan yang
benar adalah.”Kalau bukan karena kehendak Allah, kemudian karena
kehendak si fulan”. Kata kemudian menunjukkan tertib berurutan, yang
berarti menjadikan kehendak hamba mengikuti kehendak Allah.
• Syirik Khafi (Tersembunyi), yaitu syirik dalam hal keinginan dan
niat, seperti riya (ingin dipuji orang) dan sum’ah (ingin didengar
3. Dikuasai nafsu
Di antara penyakit yang meninmpa fitrah manusia dan membawa
kepada kemusyrikan ialah selalu mengikuti kehendak hawa nafsu. Hal
ini karena ketika fitrah manusia bersih dan lurus, ia akan menerima se-
gala ajaran Allah denga ridha, dan berusaha dengan sungguh-sungguh
للا َل
َ َّ للا ِإ َّن َ َ فَإِ ْن لَ ْم يَ ْست َِجيبُوا لَكَ فَا ْعلَ ْم أَنَّ َما يَت َّ ِبعُونَ أ َ ْه َوا َء ُه ْم َو َم ْن أ
ِ َّ َض ُّل مِ َّم ِن اتَّبَ َع ه ََواهُ ِبغَي ِْر ُهدًى مِ ن
َّ يَ ْهدِي ْالقَ ْو َم
َالظا ِل ِمين
Artinya: Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu), keta-
huilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu
mereka (belaka). Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang
mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah
sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-
orang yang zalim. (QS. Al-Qashash/28 : 50)
ي الَّذِي يُحْ يِي َويُمِ يتُ قَا َل أَنَا َ ّللاُ ْال ُم ْلكَ إِ ْذ قَا َل إِب َْراهِي ُم َر ِب
َّ ُِيم فِي َر ِبّ ِه أ َ ْن آَت َاهَ أَلَ ْم ت ََر إِلَى الَّذِي َحا َّج إِب َْراه
َّ ب فَبُ ِهتَ الَّذِي َكف ََر َو
ُللا ِ ْ ق فَأ
ِ ت بِ َها مِ نَ ْال َم ْغ ِر ِ ش ْم ِس مِ نَ ْال َم ْش ِر َّ للا يَأْتِي بِال ََّ أُحْ يِي َوأُمِ يتُ قَا َل إِب َْراهِي ُم فَإِ َّن
َّ َل يَ ْهدِي ْالقَ ْو َم
َالظالِمِ ين
Artinya: Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat
Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) Karena Allah Telah memberikan ke-
pada orang itu pemerintahan (kekuasaan). ketika Ibrahim mengatakan:
“Tuhanku ialah yang menghidupkan dan mematikan,” orang itu berka-
ta: “Saya dapat menghidupkan dan mematikan”. Ibrahim berkata: “Se-
sungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, Maka terbitkanlah
dia dari barat,” lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (QS. Al-Baqarah/2 : 258)
Tentang kisah Firaun, Allah berfirman :
)91( ) َوأ َ ْه ِديَكَ ِإلَى َر ِبّكَ فَت َْخشَى81( ) فَقُ ْل ه َْل لَكَ ِإلَى أ َ ْن ت َزَ َّكى71( طغَى َ ا ْذهَبْ ِإلَى ف ِْر
َ ُع ْونَ ِإنَّه
) فَقَا َل أَنَا32( ) فَ َحش ََر فَنَا َدى22( ) ث ُ َّم أ َ ْدبَ َر يَ ْسعَى12( صى ع
َ َ َ َو ب َّ ذ َ
ك َ ف )02( ى َ فَأ َ َراهُ ْالَيَةَ ْال ُكب
ْر
للاُ نَكَا َل ْالَخِ َر ِة َو ْالُولَىَّ ُ ه َ
ذ َ
خ َ أَ ف )42( َربُّ ُك ُم ْال َ ْعلَى
َ) قَا َل ْال َم َل ُ الَّذِين56( َغي ُْرهُ أَفَ َل تَتَّقُون َ َّ عا ٍد أَخَا ُه ْم هُودًا قَا َل يَا قَ ْو ِم ا ْعبُدُوا
َ للا َما لَ ُك ْم مِ ْن ِإلَ ٍه َ َو ِإلَى
)66( َظنُّكَ مِ نَ ْالكَا ِذبِين ُ َسفَا َه ٍة َو ِإنَّا لَن
َ َكف َُروا مِ ْن قَ ْومِ ِه ِإنَّا لَن ََراكَ فِي
RANGKUMAN
TES FORMATIF 1
235
seimbang atau olah raga yang teratur. Sedangkan hakikatnya yang
memberikan kesehatan adalah Allah
1. Jabatan yang diperoleh karena kepintaran, kedekatan atau ke-
piawaiannya memanfaatkan bantuan orang lain. Jabatan diper-
oleh karena atas kehendak Allah
2. Panen melimpah, karena keprofesionalannya mengolah tanah
pertanian. Yang menumbuhkan tanaman adalah Allah
3. Anak-anaknya pintar karena gizi yang diberikan memenuhi stan-
dar gizi yang ditentukan. Allah Maha kuasa mencerdaskan ses-
eorang
4. Ia bisa sampai ke tujuannya tepat waktu, karena kepintarannya
menyetir kendaraan. Jika Allah tidak berkehendak maka sepin-
tar apapun kita menyetir, tidak akan sampai ke tujuan
5. Mempertuhankan undang-undang buatan manusia atau syirik
undang-undang. Dengan mengesampingkan undang-undang
Allah
ْ للا
القُلُوب ِ ِ َّ الَّذِينَ آ َمنُوا َوت َْط َمئ ُِّن قُلُوبُ ُه ْم بِ ِذ ْك ِر
َّ للا أَال بِ ِذ ْك ِر
ت َْط َمئِن
Artinya: “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi ten-
teram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingat Allah hati menjadi tenteram” (Qs. ar-Radu: 28).
5. Ikhlas dalam Melakukan amal Kebaikan. Segala perbuatan
ibadah yang disertai dengan riya termasuk syirik. Agar terhindar
dari perbuatan ini maka setiap melakukan amal baik hendaklah
dilakukan dengan penuh keikhlasan (Hanya Mengharap keridhoan
Allah Semata). Perbuatan yang dilakukan dengan penuh keikhlasan
pastilah akan mendapat pahala di akhirat. Adapun perbuatan baik
yang dilakukan dengan riya, amal perbuatan tersebut sia-sia
karena tidak bernilah di hadapan Allah Swt.
RANGKUMAN
Syirik yang berkembang pada jaman dahulu adalah syirik jali yaitu
mempersekutukan Allah secara terang-terangan. Namun syirik yang
berkembang dimasa modern ini adalah syirik khafi yaitu memperseku-
tukan Allah secara tidak sadar.
Ada beberapa bentuk syirik zaman modern adalah: Mengang-
gap yang menyembuhkan penyakit adalah dokter, tabib atau obat yang
diminum. Padahal dokter, tabib atau obat hanyalah washilah/sarana,
yang menyembuhkan adalah Allah. Menganggap tubuh tetap sehat
dan bugar karena pola makan yang seimbang atau olah raga yang
teratur. Sedangkan hakikatnya yang memberikan kesehatan adalah
Allah. Jabatan yang diperoleh karena kepintaran, kedekatan atau kepi-
awaiannya memanfaatkan bantuan orang lain. Jabatan diperoleh kare-
na atas kehendak Allah. Panen melimpah, karena keprofesionalannya
mengolah tanah pertanian. Yang menumbuhkan tanaman adalah Allah.
Anak-anaknya pintar karena gizi yang diberikan memenuhi.
Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menghindari sy-
irik,antara lainnya: Dengan Memperdalam keimanan kita kepada
Allah dan Rasulnya serta Ajaran Agama Allah yaitu Islam. Terbiasa
dengan kerja keras & Berdoa pada Allah dalam setiap Pekerjaan yang
kita lakukan dan mengharapkan hasil yang terbaik hanya kepada Al-
lah. Janganlah kita terbuai dengan rayuan untuk meraih kesuksesan
secara instan dengan melakukan cara-cara yang melanggar syariat.
Spt: mempelajari ilmu pesugihan, ilmu pelet, dsb. Meyakini bahwa tidak
ada kekuatan dan kekuasaan yang lebih besar dibandingkan dengan
kekuasaan dan kekuatan Allah. Oleh karena itu kita dianjurkan agar
selalu mengucapkan kalimat: Laa hawla walaa quwwata illa billah Art-
inya: tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.
Banyak Mengingat ALLAH SWT. Dengan banyak berzikir Dapat Meng-
hilangkan keraguan Akan Ke Esaan Allah Swt. Bahkan memperkuat
keyakinan dan keimanan Serta membuat hati kita tenang.
Adapun bahaya syirik bagi kehidupan manusia , antara lain:
Menghancurkan seluruh amal. Jika meninggal dalam keadaan syirik,
TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Apa arti dari Syirik khafi?
a. Mempersekutukan Allah secara tidak sadar
b. Mempersekutukan Allah secara sadar
c. Mempersekutukan Allah secara sengaja
2. Bentuk syirik zaman modern adalah?
a. Menganggap yang menyembuhkan penyakit adalah dokter
b. Bakar kemayan
c. Pergi ke dukun
3. Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menghindari syirik?
a. Memperdalam keimanan kita kepada Allah
b. Sholat yang khusuk
c. Puasa secara rajin
4. Adapun bahaya syirik bagi kehidupan manusia, antara lain:
a. Menghancurkan seluruh amal
b. Memberbayak amal saleh
c. Memberbayak kebaikan
5. Syirik masuk ke dalam katagori dosa?
a. Yang sulit diampuni
b. Yang muda diampuni
KUNCI JAWABAN
TES FORMATIF 1
1. A
2. A
3. A
4. A
5. A
TES FORMATIF 2
1. A
2. A
3. A
4. A
5. A
Pendahuluan
Modul ini merupakan modul Ke-9 dari 9 modul mata kuliah AIK-1.
Ilmu Tauhid merupakan ilmu yang sangat vital didalam Islam. Sebab
Ilmu Tauhid adalah sebagian dari tanda-tanda agama sejati dan mur-
ni yang diturunkan oleh Allah yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana.
Tanpa mengetahui Ilmu Tauhid, kita tidak akan menemukan tujuan hid-
up sebenarnya, sebab seorang hamba harus tahu benar, siapa yang
disembah dan dimana kita berdiam setelah mati. Ilmu tauhid memba-
has ajaran dasar dari agama Islam. Betapa pentingnya Tauhid bagi ke-
hidupan manusia, sehingga Tauhid ditempatkan pada bagian pertama
dan utama oleh semua agama, khususnya agama samawi. Oleh kare-
na itu, sangat penting sekali apa sebenarnya tentang sumber, man-
faat, dan tujuan Tauhid, bagi kehidupan manusia, sehingga dijadikan
sebuah tujuan utama dari diutusnya para Nabi dan Rasul.
Sumber utama ilmu Tauhid adalah Al-Quran dan Al-Hadits yang
banyak menjelaskan tentang wujud Tuhan dan sifat-sifatNya dan juga
persoalan ilmu Tauhid lainnya. Tujuan ilmu Tauhid ialah memantapkan
keyakinan atau kepercayaan agama dengan jalan akal fikiran disamp-
ing kemantapan hati bagi seseorang yang percaya padaNya dengan
mempertahankan kepercayaan-kepercayaan tersebut dan berusaha
menghilangkan berbagai keraguan yang masih melekat atau sengaja
dilekatkan oleh lawan-lawan kepercayaan itu. Manfaat Tauhid antara
lain ialah : Tauhid dapat memerdekakan umat manusia dari segala per-
budakan dan penghambaan kecuali kepada Allah SWT. Yang mencip-
takan dengan bentuk yang sempurna. Tauhid dapat membantu dalam
pembentukan kepribadian yang kokoh, arah hidup menjadi jelas, dan
245
tidak mempercayai Tuhan kecuali hanya kepada Allah SWT dan se-
bagainya. Masing-masing kajian ini akn dibahas tersendiri secara men-
dalam pada modul ini.
Dalam modul ini kita mengkaji sumber ilmu tauhid, tujuan mempe-
lajari ilmu tauhid dan manfaat mempelajari ilmu tauhid. Setelah men-
guasai modul pertama ini, mahasiswa dapat menjelaskan dan mema-
hami konsep sumber ilmu tauhid, tujuan mempelajari ilmu tauhid dan
manfaat mempelajari ilmu tauhid bagi kehidupan manusia. Secara leb-
ih khusus setelah mempelajari modul ini anda diharapkan dapat men-
jelaskan dan memahami:
• Sumber Ilmu tauhid
• Tujuan mempelajari ilmu tauhid
• Manfaat belajar Ilmu Tauhid
Modul ini dibagi dalam 2 Kegiatan Belajar (KB):
1. Kegiatan belajar 1 : Sumber dan Tujuan Mempelajari Ilmu Tauhid
2. Kegiatan belajar 2 : Manfaat mempelajari ilmu tauhid
Agar dapat berhasil dengan baik dalam mmepelajari modul ini, ikuti-
lah petunjuk belajar sebagai berikut:
• Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai
anda memahami untuk mempelajari modul ini, dan bagaimana
cara mempelajarinya
• Bacalah modul ini secara seksama dan kerjakan semua latihan
yang ada
• Perhatikan contoh-contoh yang diberikan pada setiap kegiatan
belajar
• Mantapkan pemahaman Anda melalui diskusi dengan kelompok
belajar anda.
Ilmu Tauhid merupakan ilmu yang sangat vital didalam Islam. Sebab
Ilmu Tauhid adalah sebagian dari tanda-tanda agama sejati dan mur-
ni yang diturunkan oleh Allah yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana.
Tanpa mengetahui Ilmu Tauhid, kita tidak akan menemukan tujuan hid-
up sebenarnya, sebab seorang hamba harus tahu benar, siapa yang
disembah dan dimana kita berdiam setelah mati. Ilmu tauhid memba-
has ajaran dasar dari agama islam. Karena itu, setiap orang muslim
berkeinginan mengenali seluk beluk agamanya secara mendalam
melalui ilmu tersebut.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Al-Anbiya: 25, yang art-
inya:
“Dan tidaklah kami mengutus seorang Rasul pun sebelum engkau
(Muhammad) melainkan kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada
Tuhan yang berhak disembah selain Aku, maka sembahlah Aku”.
Betapa pentingnya Tauhid bagi kehidupan manusia, sehingga Tauhid
ditempatkan pada bagian pertama dan utama oleh semua agama, khu-
susnya agama samawi. Oleh karena itu, sangat penting sekali apa se-
benarnya tentang sumber, manfaat, dan tujuan Tauhid, bagi kehidupan
manusia, sehingga dijadikan sebuah tujuan utama dari diutusnya para
Nabi dan Rasul.
Sumber utama ilmu Tauhid adalah Al-Quran dan Al-Hadits yang
banyak menjelaskan tentang wujud Tuhan dan sifat-sifatNya dan juga
persoalan ilmu Tauhid lainnya. Sumber yang lain tidak kalah pentin-
gnya dalam perkembangan ilmu Tauhid adalah dalil-dalil akan fikiran
yang telah dipersubur dengan filsafat Yunani dan filsafat-filsafat lainn-
ya. Bahasa Arab sebagai alat memahami Al-Quran dan Al-Hadits (yang
247
merupakan sumber ilmu Tauhid), keduanya juga sangat penting. Oleh
karena itu, ilmu Tauhid selalu berdasarkan pada dua hal yakni dalil naq-
li (Al-Quran dan Al-Hadits) dan dalil aqli (fikiran-fikiran murni).
Sumber-sumber tauhid adalah sebagai berikut :
1. Al-Quran
Sebagai sumber tauhid, Al-Quran banyak menyinggung hal-hal yang
bekaitan dengan ketauhidan, antara lain :
“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku.” (Q.S. Adz-Dzariyat; 56)
Ayat diatas menjelaskan bahwa hikmah penciptaan jin dan manusia
hanyalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Dan yang menciptakan
itulah yang berhak untuk diibadahi, sekaligus membantah orang-orang
yang menyembah kepada berhala-berhala dan semacamnya. Oleh
karena itu mempelajari tauhid merupakan kebutuhan setiap individu.
“Sungguh , Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang Rasul
yang mengajak: Sembahlah Allah dan jauhilah Thagut.” (Q.S. An-Nahl:
36)
Ayat diatas menjelaskan bahwa hikmah diutusnya seorang Rasul
yakni untuk mendakwahkan tauhid, serta membawa misi dakwah un-
tuk mengajak bertauhid dan menjauhi sifat syirik, yang disertai dengan
pengingkaran terhadap thagut dan sesembahan selain Allah SWT.
“Rabbmu memerintahkan kepadamu, agar kamu tidak beribadah
kecuali hanya kepada-Nya, dan berbaktilah kepada kedua orang tua.”
(Q.S. Al-Israa: 23)
Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah SWT. memerintahkan kepada
umatnya tentang, hak Allah adalah yang paling penting yang harus di-
tunaikan, karena hak-haknya Allah SWT. adalah sebagai sikap tauhid
kita kepada yang Maha Menciptakan, yang dilanjutkan dengan sikap
pengagungan terhadap hak-hak kedua orang tua untuk selalu berbakti
kepadanya.
2. Hadist
Adapun hadits-hadits yang menjadi salah satu sumber tauhid yang
menjelaskan tentang keutamaan tauhid, adalah :
Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka men-
gatakan bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah, tatkala mereka menga-
takannya maka mereka telah menjaga darah mereka dan harta mereka
RANGKUMAN
Ilmu Tauhid merupakan ilmu yang sangat vital didalam Islam. Se-
bab Ilmu Tauhid adalah sebagian dari tanda-tanda agama sejati dan
murni yang diturunkan oleh Allah yang Maha Kuasa dan Maha Bijak-
sana. Tanpa mengetahui Ilmu Tauhid, kita tidak akan menemukan tu-
juan hidup sebenarnya, sebab seorang hamba harus tahu benar, sia-
pa yang disembah dan dimana kita berdiam setelah mati. Ilmu tauhid
membahas ajaran dasar dari agama Islam. Betapa pentingnya Tauhid
bagi kehidupan manusia, sehingga Tauhid ditempatkan pada bagian
pertama dan utama oleh semua agama, khususnya agama samawi.
Oleh karena itu, sangat penting sekali apa sebenarnya tentang sumber,
manfaat, dan tujuan Tauhid, bagi kehidupan manusia, sehingga dijad-
ikan sebuah tujuan utama dari diutusnya para Nabi dan Rasul.
Sumber utama ilmu Tauhid adalah Al-Quran dan Al-Hadits yang
banyak menjelaskan tentang wujud Tuhan dan sifat-sifatNya dan juga
persoalan ilmu Tauhid lainnya. Tujuan ilmu Tauhid ialah memantapkan
keyakinan atau kepercayaan agama dengan jalan akal fikiran disamp-
ing kemantapan hati bagi seseorang yang percaya padaNya dengan
mempertahankan kepercayaan-kepercayaan tersebut dan berusaha
menghilangkan berbagai keraguan yang masih melekat atau sengaja
LATIHAN
TES FORMATIF 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Sumber ilmu tauhid adalah?
a. Al-Quran-hadis
b. Tajdid-Qiyas
c. IJtihad-al-Quran
2. Ilmu tauhid adalam Islam memiliki posisi yang?
a. Biasa saja
b. Sangat penting
c. Tidak perlu dikaji
3. Tujuan mempelajari Ilmu tauhid adalah?
a. Memantapkan keyakinan
b. Membersihkan hati
c. Memperdalam filsafat
4. Apa yang terjadi jika orang tidak memiliki Ilmu tauhid?
a. Semakin bahagiah
b. Semakin sabar
c. Terombang ambing hidupnya
5. Tujuan dari belajar ilmu tauhid adalah?
a. Agar kita terhindar dari pengaruh akidah-akidah yang
menyesatkan
b. Biar semakin terkenal
c. Biar semakin hebat
253
7. Membimbing manusia ke jalan yang benar, sekaligus mendorong
mereka untuk mengerjakan ibadah dengan penuh keikhlasan.
8. Mengeluarkan jiwa manusia dari kegelepan, kekacauan, dan
kegoncangan, hidup yang menyesatkan.
9. Mengantarkan umat manusia kepada kesempurnaan lahir dan
batin.
Dalam hal yang sama, Dr. Umar bin Suud al-Led dalam bukunya
Tauhid: Urgensi dan Manfaatnya, menyatakan bahwa diantar manfaat
tauhid adalah sebagai berikut:
1. Tauhid merupakan sebab paling utama terhapusnya dosa dan
kesalahan. Seperti hadits Nabi Shallallahu alaihi wassalam, be-
liau bersabda: “siapa yang bersaksi (bersyahadat) bahwa tidak
ada Tuhan yang disembah selain Allah semata, tidak ada seku-
tu bagi-Nya, dan (bersaksi) bahwa Muhammad adalah hamba
dan Rasul-Nya kepada Maryam dan roh dari-Nya, dan (bersak-
si) bahwa surga adalah haq, neraka adalah haq. Maka, Allah
akan masukkan dia ke dalam surga-Nya apapun amal yang ada
padanya.” (HR. Bukhori, no. 3435). Hadits ini menunjukkan bah-
wa Allah mengampuni dosa-dosa seorang hamba dengan sebab
tauhidnya yang murni.
2. Tauhid membebaskan seorang hamba dari perbudakan makhluk
dan ketergantungan, ketakutan, dan kepasrahan terhadap mer-
eka serta beramal untuk mereka.
3. Tauhid merupakan satu-satunya sebab untuk menggapai ridho
Allah Taala, cinta dan pahala-Nya.
4. Tauhid yang telah tertanam mantap dalam hati seseorang ham-
ba akan meringankannya dari segala kesulitan, musibah, kepe-
dihan, dan kesedihannya.
ِ “نعم العدة لكن لـ: فقال الحسن، شهادة أن ال إله إال هللا منذ سبعين سنة: ما أعددتَ لهذا اليوم ؟ قال
« ال إله إال هللا » شروطا ً ؛ فإياك وقذف المحصنات
Artinya: “apa yang engkau persiapkan untuk hari ini (hari kematian-
mu kelak)? Al Farazdaq berkata: syahadat Laa ilaaha illallah sejak 70
tahun yang lalu. Lalu Al Hasan berkata: iya benar, itulah bekal. Na-
mun Laa ilaaha illallah memiliki syarat-syarat. Maka hendaknya engkau
jauhi perbuatan menuduh zina wanita yang baik-baik“ (Majmu Rasail
Ibnu Rajab, 3/47).
صا ِل ًحا َو َل يُ ْش ِر ْك بِ ِعبَا َدةِ َربِّ ِه أ َ َحدًا َ فَ َم ْن َكانَ يَ ْر ُجو ِلقَا َء َربِّ ِه فَ ْليَ ْع َم ْل
َ ع َم ًل
ْ َأَيُّنَا الَ ي
َ ظ ِل ُم نَ ْف
ُسه
َ ظ ْل ٌم
عظِ ي ٌم ُ َش ْركَ ل ِ َّ ى الَ ت ُ ْش ِر ْك ِب
ّ ِ الل ِإ َّن ال ُ َ ْس ه َُو َك َما ت
َّ َظنُّونَ ِإنَّ َما ه َُو َك َما قَا َل لُ ْق َمانُ الِ ْب ِن ِهيَا بُن َ لَي
LATIHAN
TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Apa yang dimaksud dengan Ilmu Tauhid?
a. ilmu yang dengannya mampu menetapkan aqidah-aqidah
keagamaan yang diperoleh dari dalil-dalil meyakinkan
b. ilmu yang dengannya mampu menetapkan aqidah-aqidah
keagamaan
c. ilmu yang dengannya mampu menetapkan ajaran keagamaan
TES FORMATIF 1
1. A
2. B
3. A
4. A
5. A
TES FORMATIF 2
1. A
2. A
3. A
4. A
5. A