Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
“Arus globalisasi dan modernisasi perlu disikapi secara arif dan
bijaksana, modernisasi dengan berbagai macam dampaknya begitu penting
untuk disikapi manusia yang memiliki dua kompetensi sekaligus, yakni ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta nilai-nilai spiritualitas keagamaan
tentang iman dan takwa (IMTAQ)”.1 Bila remaja memiliki kelemahan dalam
salah satu kompetensi tersebut, maka perkembangan remaja tidak seimbang,
yang pada akhirnya akan menciptakan pribadi yang pecah. Oleh karena itu
remaja harus memiliki kedua potensi tersebut secara seimbang dan sebagai
seorang pendidik kita harus mengawasi perkembangkan remaja agar para
remaja terhindar dari perilaku menyimpang.
“Perilaku menyimpang banyak terjadi pada masa remaja, hal ini
karena jiwa remaja adalah jiwa yang penuh dengan gejolak”.2 Gejolak ini
bisa terjadi dari kondisi internal seperti perubahan pada fisik remaja dan
kondisi eksternalnya yang didapat dari lingkungan keluarga, teman sebaya,
sekolah dan masyarakat. Jika kondisi internal dan eksternal ini terus
bergejolak dan tak ada yang memberi bimbingan yang positif maka ini bisa
membuat remaja masuk kepada perilaku menyimpang dan pergaulan bebas.
Pada Masa remaja seorang anak perlu bimbingan dari orang dewasa
karena jiwanya yang belum stabil, mereka masih mengikuti apa yang ada di
lingkungannya serta masih belum bisa memilih antara yang baik dan yang
buruk untuk dirinya. Kebanyakan dari mereka tidak berfikir apakah ini baik
untuknya atau tidak, melainkan berfikir apakah ini menyenangkan atau tidak
dan apakah ini bisa membuatnya keren atau tidak.
Akibat cara berfikir seperti ini banyak dari mereka melakukan hal-hal

1
Agus Maimun dan Agus Zainal Fitri, Madrasah Unggulan, (Malang: UIN-
Maliki Press, 2010), 12.
2
Sartito W.Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), 280.
negatif yang merusak artinya keluar dari norma- norma agama.3 Kenakalan-
kenakalan tersebut seperti: merokok, tawuran, minum-minuman keras, bolos
sekolah dan membangkang pada dewan guru. selain dari perilaku itu, dalam
berbicara juga sangat tidak mencerminkan keagamaan, tidak adanya etika dan
sopan santun. Secara tidak langsung perilaku seperti itulah yang mencoreng
nama pendidikan dimata masyarakat.
Pendidikan di sekolah berupaya untuk memberikan siswa ilmu-ilmu
yang bisa membantu mereka dalam kehidupan, baik ilmu yang bersifat IPTEK
maupun keagamaan. “Salah satu masalah yang sering dikemukakan para
pengamat pendidikan Islam adalah adanya kekurangan jam pelajaran untuk
pengajaran agama Islam yang disediakan di sekolah-sekolah. Masalah inilah
yang dianggap menjadi penyebab sebagai penyebab utama timbulnya
kekurangan para pelajar dalam memahami, menghayati dan mengamalkan
ajaran agama Islam”.4 Sebagai akibat dari kekurangan ini, para pelajar tidak
memiliki bekal yang memadai untuk membentengi dirinya dari berbagai
pengeruh negatif akibat globalisasi yang menerpa kehidupan.
Dari kasus tersebut maka remaja perlu pendidikan agama yang cukup
agar terhindar dari prilaku yang menyimpang dari agama. Banyak lembaga-
lembaga yang berupaya dalam menangani masalah kenakalan remaja tersebut,
salah satunya adalah sekolah madrasah yang berbasis boarding school.
Boarding school merupakan suatu lembaga pendidikan dimana siswa bisa
tinggal dan belajar di sekolah selama 24 jam, sehingga siswa bisa terkontrol
segala bentuk perubahan dan prilakunya. Selain itu asrama memiliki
keunggulan tersendiri dari sekolah-sekolah lain, karena asrama atau boarding
school memiliki fasilitas yang lengkap, lingkungan yang kondusif, dan
jaminan kualitasnya.
Sekolah Pondok Pesantren al-Falah merupakan sekolah model yang
memiliki asrama atau boarding school, sekolah yang berbasis madrasah ini
visi dan misinya senantiasa menjadikan anak bangsa beriman dan bertakwa
3
Surlito W. Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), 256-257.
4
Abuddin Nata, Manajement Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia,
(Jakarta: Prenada Media, 2010), 18.
kepada Allah SWT, berakhlak mulia, memiliki pengetahuan, dan keterampilan
yang cukup dan memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Berdasarkan hal tersebut, penulis berminat meneliti permasalahan
yang diangkat dalam judul penelitian : Pengaruh Pendidikan Sistem
Boarding School Terhadap Pembentukan Akhlak Siswa di Pondok
Pesantren al-Falah Padang.
B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
a. Arus Globlisasi dan modernisasi
Arus globalisasi dan modernisasi ini secara cepat bisa
mempenggaruhi masyarakat, baik dari segi sosial maupun ekonomi,
sehingga bisa menjadikan lingkungan masyarakat yang bebas dan
perlahan-lahan menjadikan individu yang lebih mementingkan dirinya
sendiri.
b. Masa remaja merupakan masa yang bergejolak
Masa remaja ini merupakan masa yang sulit bagi seorang anak
karena pada masa ini hati dan fikirannya bergejolak sehingga mudah
terpengaruh dengan hal-hal yanng negatif dan egonya lebih tinggi
sehingga apa yang dia mau dan inginkan harus tercapai.
2. Pembatasan Masalah
Untuk membatasi permasalahan yang telah dirumuskan, penulis
perlu menegaskan beberapa hal yang berkaitan dengan judul, yaitu:
a. Pendidikan Sistem Boarding School
Dalam hal ini peneliti membatasi pembahasan pada pendidikan
sistem boarding school di Pondok Pesantren al-Falah.
b. Akhlak Siswa
Untuk akhlak siswa ini peneliti membatasi pada perbuatan baik
dan buruk yang dilakukan siswa yang berada di boarding school
Pondok Pesantren al-Falah.
C. Perumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang permasalahan yang telah
dipaparkan di atas, maka penulis merumuskan perumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pendidikan sistem boarding school di Pondok Pesantren al-
Falah?
2. Bagaimana akhlak siswa di Pondok Pesantren al-Falah?
3. Apakah pendidikan sistem boarding school berpengaruh pada akhlak
siswa di Pondok Pesantren al-Falah?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pendidikan sistem boarding school di Pondok
Pesantren al-Falah.
2. Untuk mengetahui akhlak siswa di Pondok Pesantren al-Falah.
3. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan sistem boarding school
terhadap akhlak siswa di Pondok Pesantren al-Falah.
E. Manfaat Penelitian
Dari uraian di atas dapat diambil manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Madrasah
Hasil penelitian ini bisa menjadi sarana referensi dalam upaya
meningkatkan pendidikan di Boarding School dalam Madrasah. Sehingga
Boarding School tidak menjadi kaku karena pembelajarannya yang
monoton.
2. Bagi Siswa
Diharapkan penelitin ini bisa memotivasi siswa untuk lebih rajin
dalam belajar serta berakhlak yang baik. Serta seimbang antara ilmu
IPTEK dan IMTAQnya.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menjadi sarana belajar untuk menjadi
seorang pendidik dan sebagai bahan masukan untuk menambah dan
memperkaya ilmu pengetahuan.
F. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah proses pembahasan dalam sistematika
pembahasan ini disusun kedalam lima bab sebagai berikut:
Bab kesatu Pendahuluan yang meliputi: Latar Belakang Masalah,
Identifikasi dan Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian,
Manfaat Penelitian dan Sistematika Penellitian.
Bab kedua Landasan Teoretis, Kerangka Berfikir dan Hipotesis
Penelitian yang meliputi: Landasan Teoretis, Pendidikan Islam, Pengertian
Pendidikan, Pengertian Pendidikan Islam, Fungsi dan Tujuan Pendidikan
Islam, Landasan Pendidikan Islam, Tanggung Jawab Pendidikan Islam,
Sistem Boarding School, Pengertian Sistem, Pengertian Boarding School,
Tujuan Boarding School, Keunggulan Boarding School, Sistem Pendidikan di
Boarding School, Akhlak, Pengertian Akhlak, Macam-macam Akhlak, dan
Tujuan Akhlak, Kerangka Berfikir dan Hipotesis Penelitian.
Bab ketiga Metodologi Penelitian yang meliputi: Tempat dan Waktu
Penelitian, Metode Penelitian, Populasi dan Sampel, Instrumen Penelitian,
Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data.
Bab keempat Deskripsi Hasil Penelitian yang terdiri dari:
Deskripsi Data, Pendidikan Sistem Boarding School, Akhlak Siswa,
Pengujian Normalitas Data, Pendidikan Sistem Boarding school, Akhlak
Siswa, Pengujian Hipotesis, Uji Regresi, Uji Korelasi dan Pembahasan
Peleitian. Bab kelima Penutup yang terdiri dari: Kesimpulan dan Saran.
BAB II
LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
A. Landasan Teoretis
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan,
karena dengan pendidikan seseorang akan bisa hidup dan berbaur dengan
masyarakat luas tanpa menyimpang dari norma- norma yang telah ada. Orang
yang berpendidikan akan berbeda akhlaknya. Orang yang kurang
berpendidikan cenderung prilakunya kurang baik, bahasa yang kasar, dan
dalam melakukan sesuatu tidak difikirkan terlebih dahulu sebab dan
akibatnya, sedangkan orang yang berpendidikan sikap dan prilakunya
cenderung baik dan sopan, bahasa yang digunakan halus dan tidak membentak
kepada orang lain.
Akhlak merupakan prilaku seseorang tanpa difikirkan dahulu dan
spontan dilakukan oleh seseorang, akhlak ini merupakan sikap yang sudah
mendarah daging dalam diri seseorang, untuk merubah akhlak ini tidak mudah
perlu proses pendidikan dan pembiasaan secara terus menerus dan berulang-
ulang.
1. Pendidikan Islam
“Pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa dalam
pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan
rohaninya ke arah kedewasaan”.5 Pendidikan diberikan kepada seorang
anak dengan sengaja dilakukan untuk memberikan ilmu sehingga anak
mengerti. Pendidikan disini berupaya untuk menumbuh kembangkan
pemikiran anak agar bisa berfikir seoptimal mungkin menuju ke arah
kedewasaan sehingga berpengaruh pula kepada sikap dan tingkah laku
anak.
Pendidikan juga bisa didapat melalui pengalaman, “pengalaman itu
terjadi karena interaksi manusia dengan lingkungan fisik maupun
lingkungan sosial manusia secara efektif dan efesien”.2 Pengalaman ini

5
Badriyah Amir, Filsafat Pendidikan Islam, (Ciputat: Haja Mandiri2013), 251.
didapat memelalui kegiatan sehari-hari baik dari sebuah kesalah maupun
kejadian yang dialami sehingga menjadi pelajaran yang tidak bisa didapat
dari siapa pun.
Selain pendidikan secara umum pendidikan yang bersepektif
agama Islam juga diperlukan dalam kehidupan. Pendidikan Islam
merupakan suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar
senantiasa memahami ajaran Islam secara menyeluruh.3 Pendidikan Islam
merupakan pendidikan mengenai ajaran agama Islam dimana peserta didik
ditujukan agar bisa memahami suatu ajaran agama dengan baik, benar dan
menyeluruh sesuai dengan landasan agama Islam yaitu al- Qur’an dan
hadist.
2. Pengertian Pendidikan
Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani”Paedagogie” yang
berarti bimbingan yang diberikan kepada anak atau peserta didik. Istilah
ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan “education”
yang berarti pengembangan dan bimbingan. Dalam bahasa Arab
pendidikan disebut dengan ”Tarbiyah”.4
“Pendidikan adalah seluruh kegiatan pembelajaran yang
berlangsung sepanjang hayat dalam segala kegiatan kehidupan.
Pendidikan berlangsung disegala jenis, bentuk, dan tingkat lingkungan
hidup. Pendidikan ini bisa didapat dari manapun dan siapapun”.5 Sehingga
pendidikan bisa didapat dari mana saja dan siapa saja sehingga semua
orang pasti belajar dan mengajar kepada orang lain baik secara formal
maupun tidak formal.
Dalam UU NO. 20/2003 tentang sistem pendidikan
nasional, tercantum pengertian pendidikan sebagai berikut :

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.”6

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dirumuskan bahwa


pendidikan bisa diartikan sebagai berikut:
a. Pendidikan mengandung pembinaan kepribadian, pengembangan
kemampuan, atau potensi yang perlu dikembangkan, peningkatan
pengetahuan ini menjadikan orang yang tadinya tidak tahu menjadi
tahu dan seoptimal mungkin bisa mengaktualisasikan ilmunya.
b. Pendidik dan peserta didik memiliki kedudukan dan perasaan yang
berbeda. Tetapi, keduanya memiliki daya yang sama, yaitu saling
memengaruhi sehingga terlaksananya proses pendidikan.
c. Pendidikan adalah proses sepanjang hayat sebagai perwujudan
pembentukan diri secara utuh.
d. Aktivitas pendidikan berlangsung dalam keluarga, sekolah dan
masyarakat.
e. Pendidikan merupakan suatu proses pengalaman yang memberikan
pengertian, pandangan dan penyesuaian bagi seseorang yang
menyebabkanya berkembang.

“Pendidikan dalam maknanya yang luas tidak hanya dibatasi oleh


formalitas dalam bentuk transfer ilmu pengetahuan dalam ruang kelas
yang dilakukan oleh seorang guru kepada murid, tetapi termanifestasi
dalam berbagai aktifitas, beragam metode, dan beragam media”. 7 Dalam
hal ini, segala kegiatan yang memberikan nilai manfaat dan makna hidup
dapat dikategorikan sebagai kegiatan pendidikan. Pendidikan juga
ditujukan untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan manusia secara
menyeluruh baik jiwa, akal dan fisiknya.
“Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk
melaksanakan pendidikan”. Sekolah merupakan pendidikan formal yang
dilakukan secara terstruktur dan dipantau oleh pemerintah sehingga semua
kegiatan pembelajaran telah ditentukan dan harus dilaksanakan dengan
sebaik mungkin.
3. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang memiliki ciri Islam,
berbeda dengan pendidikan secara umumnya, kajian pendidikan Islam
lebih fokus pada pemberdayaan umat berdasarkan Al-Qur’an dan hadist.8
Pendidikan Islam ini merupakan pendidikan dan ajaran tentang agama
Islam dan didalam agama Islam Al-Qur’an dan hadist merupakan landasan
agama Islam.

“Menurut Darwyan Syah dan Supardi pendidikan agama Islam


adalah pendidikan yang memberikan keyakinan, pemahaman, penghayatan
dan pengalaman ajaran Islam dalam kehidupan sehari- hari baik sebagai
pribadi, masyarakat, bangsa dan negara melalui materi keimanan,
bimbingan ibadah, Al-Qur’an hadits, akhlak, syariah/fiqih/muamalah dan
tarikh (sejarah Islam), yang bersumber pada Al- Qur’an dan hadist.”9

Sehingga dapat disimpulkan bahwasanya pendidikan Islam


merupakan pendidikan akan ajaran agama Islam dimana pendidikannya
bersumber dari Al-Qur’an dan hadist. Pendidikan juga menjadi titik
perhatian dalam ajaran Islam. Islam menempatkan pendidikan dalam
posisi yang sangat penting. Hal ini tercantum dalam ayat Al-Qur’an yang
pertama kali diturunkan yaitu surat al-Alaq ayat 1-5 :

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan yang


menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah dan Tuhanmu yang paling pemurah yang mengajar (manusia)
dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya”. (Q.S. Al- Alaq: 1-5).10
Dalam ayat ini Allah memerintahkan untuk membaca, kegiatan
membaca ini menjadi hal yang paling penting dalam pendidikan karena
lewat membaca kita akan memperoleh informasi dan bisa memperkaya
pengetahuan dan merupakan jendela ilmu pengetahuan untuk melihat ke
wilayah yang lebih luas.
4. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Islam
“Fungsi dan tujuan utama dari pendidikan Islam adalah
pembentukan akhlak dan budi pekerti yang sanggup menghasilkan orang-
orang yang bermoral, jiwa yang bersih, kemauan yang keras, tahu arti
kewajiban, dapat membedakan baik dan buruk dan mengingat tuhan
dalam setiap pekerjaan yang mereka lalukan”.11 Fungsi dan tujuan
pendidikan ini bisa menjadikan seseorang beriman dan bertakwa sesuai
dengan syariat Islam dan bisa menjadikan hidup aman dan tentram
sehingga pendidikan Islam ini merupakan pendidikan yang harus
dipelajari oleh setiap orang yang beragama Islam.
Tugas pendidikan Islam membimbing dan mengarahkan peserta
didik kearah yang lebih baik sehingga menjadi seorang yang berbudi
pekerti luhur, bersikap baik, sopan, sehingga bisa menjadi siswa yang
memiliki akhlak yang sesuai dengan syariat Islam. Ini juga merupakan
tujuan dari pendidikan Islam.
Tujuan pendidikan Islam tidak hanya bertujuan agar seorang siswa
bisa mengetahui segala pengetahuan tentang agama Islam, melainkan
mengaplikasikan ilmu yang diketahuinya dalam kehidupan sehari-hari
sehingga menjadi pribadi yang kokoh dan iman yang kuat sehingga tidak
bisa digoyahkan keimananya.
5. Landasan Pendidikan Islam
1) Al-Qur’an
“Al-Qur’an ialah firman Allah berupa wahyu yang
disampaikan oleh Jibril kepada nabi Muhammad SAW. Didalamnya
terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan
seluruh aspek kehidupan melalui ijtihad”.12 Al-Qur’an ini merupakan
landasan agama Islam yang pertama yang berisi ajaran-ajaran agama
Islam. Ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an lebih banyak yang
berhubungan dengan amal perbuatan, yang berhubungan dengan amal
perbuatan ini antara lain: Ibadah yang langsung berhubungan dengan
Allah, mu‟amalah, akhlak, etika dan budi pekerti.
Pendidikan dalam Al-Qur’an yang berkenaan dengan kegiatan
pembelajaran atau pendidikan salah satunya terdapat dalam Al-Qur’an
surat An-Nahl ayat 125 berikut:

Artinya:”
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhan-mu Dialah yang mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Q.S. An-
Nahl:125).13
2) As-Sunnah
“As-Sunnah adalah perkataan, perbuatan dan takrir Nabi
Muhammad SAW”.14 Sunnah merupakan sumber ajaran Islam yang
kedua setelah Al-Qur’an, sunnah juga berisi akidah dan syari’ah.
Rasulullah mengajarkan kepada manusia apa-apa yang belum
difahami dalam Al-Qur’an dan menafsirkan ayat-ayat dalam Al-
Qur’an dengan jelas, sehingga sunnah termasuk kedalam landasan
pendidikan Islam yang kedua.
Salah satu hadis tentang pendidikan antara lain:
Artinya: "Rasulullah SAW bersabda: menuntut ilmu
hukumnya fardlu bagi setiap muslim, laki-laki maupun
perempuan".16

Anda mungkin juga menyukai

  • Kel - 2 Teo. Ekonimi. Mac
    Kel - 2 Teo. Ekonimi. Mac
    Dokumen17 halaman
    Kel - 2 Teo. Ekonimi. Mac
    urank awak
    Belum ada peringkat
  • Kel - 2
    Kel - 2
    Dokumen21 halaman
    Kel - 2
    urank awak
    Belum ada peringkat
  • Nada Nuraisyah Spi
    Nada Nuraisyah Spi
    Dokumen15 halaman
    Nada Nuraisyah Spi
    urank awak
    Belum ada peringkat
  • Nur Hasanah
    Nur Hasanah
    Dokumen9 halaman
    Nur Hasanah
    urank awak
    Belum ada peringkat
  • Kel - 1
    Kel - 1
    Dokumen16 halaman
    Kel - 1
    urank awak
    Belum ada peringkat
  • KEL - 2 Filsafat
    KEL - 2 Filsafat
    Dokumen15 halaman
    KEL - 2 Filsafat
    urank awak
    Belum ada peringkat
  • Kel - 3
    Kel - 3
    Dokumen17 halaman
    Kel - 3
    urank awak
    Belum ada peringkat
  • Kel - 5 Ap
    Kel - 5 Ap
    Dokumen19 halaman
    Kel - 5 Ap
    urank awak
    Belum ada peringkat
  • Kel - 5
    Kel - 5
    Dokumen16 halaman
    Kel - 5
    urank awak
    Belum ada peringkat
  • Kel - 4 Ebi
    Kel - 4 Ebi
    Dokumen18 halaman
    Kel - 4 Ebi
    urank awak
    Belum ada peringkat
  • Kel 9 Shi
    Kel 9 Shi
    Dokumen15 halaman
    Kel 9 Shi
    urank awak
    Belum ada peringkat
  • Kel 5 SQH
    Kel 5 SQH
    Dokumen16 halaman
    Kel 5 SQH
    urank awak
    Belum ada peringkat
  • Kel12 Sp.
    Kel12 Sp.
    Dokumen17 halaman
    Kel12 Sp.
    urank awak
    Belum ada peringkat
  • KEL - 1 Pen. PAK
    KEL - 1 Pen. PAK
    Dokumen17 halaman
    KEL - 1 Pen. PAK
    urank awak
    Belum ada peringkat
  • KEL 7 Psikologi
    KEL 7 Psikologi
    Dokumen18 halaman
    KEL 7 Psikologi
    urank awak
    Belum ada peringkat
  • Kel 8 Psi
    Kel 8 Psi
    Dokumen21 halaman
    Kel 8 Psi
    urank awak
    Belum ada peringkat
  • Kel - 6
    Kel - 6
    Dokumen16 halaman
    Kel - 6
    urank awak
    Belum ada peringkat
  • Kel8 Sp.
    Kel8 Sp.
    Dokumen11 halaman
    Kel8 Sp.
    urank awak
    Belum ada peringkat
  • KEL - 4 Pen. PAK
    KEL - 4 Pen. PAK
    Dokumen18 halaman
    KEL - 4 Pen. PAK
    urank awak
    Belum ada peringkat
  • KEL 4 Filsafat
    KEL 4 Filsafat
    Dokumen14 halaman
    KEL 4 Filsafat
    urank awak
    Belum ada peringkat
  • Kel 12
    Kel 12
    Dokumen17 halaman
    Kel 12
    urank awak
    Belum ada peringkat
  • Melia Sarapopa
    Melia Sarapopa
    Dokumen14 halaman
    Melia Sarapopa
    urank awak
    Belum ada peringkat
  • Putri Yeni.
    Putri Yeni.
    Dokumen14 halaman
    Putri Yeni.
    urank awak
    Belum ada peringkat
  • Kel 10
    Kel 10
    Dokumen16 halaman
    Kel 10
    urank awak
    Belum ada peringkat
  • Kel - 2 Pak
    Kel - 2 Pak
    Dokumen17 halaman
    Kel - 2 Pak
    urank awak
    Belum ada peringkat
  • Kel - 5
    Kel - 5
    Dokumen13 halaman
    Kel - 5
    urank awak
    Belum ada peringkat
  • Makalah Dinda
    Makalah Dinda
    Dokumen22 halaman
    Makalah Dinda
    urank awak
    Belum ada peringkat
  • KEL - 1 Pen. PAK
    KEL - 1 Pen. PAK
    Dokumen17 halaman
    KEL - 1 Pen. PAK
    urank awak
    Belum ada peringkat
  • KEL - 1 Kapita Selekta
    KEL - 1 Kapita Selekta
    Dokumen21 halaman
    KEL - 1 Kapita Selekta
    urank awak
    Belum ada peringkat
  • KEL - 1 Pem. Tab
    KEL - 1 Pem. Tab
    Dokumen20 halaman
    KEL - 1 Pem. Tab
    urank awak
    Belum ada peringkat