UTS Semester 7
1. Hubungan industrial multi pirtait melibatkan konsumen, pemerintah, distributor,
pekerja, supplier, pemegang saham, investor. Berikan penjelasannya!
Jawab: 1. Konsumen
Konsumen pun memiliki peran yang sangat penting pada penggunaan atau
pembelian suatu produk. Konsumen dalam hal ini bisa berupa individu
ataupun bisnis. Tak peduli seberapa besar output produksi sebuah
perusahaan, tanpa konsumen, maka bisnis tidak akan dapat berlangsung.
Konsumen sebagai stakeholder adalah salah satu yang paling penting
untuk diperhatikan untuk memastikan keberlanjutan sebuah usaha.
2. Pemerintah
Pemerintah mempunyai peran penting sebagai pihak regulator di dalam
hubungan industrial. Artinya, pemerintahlah yang berhak dalam membuat
undang-undang ataupun peraturan yang bertujuan dalam mengatur proses
produksi suatu bisnis.
3. Distributor
Distributor adalah pelaku usaha distribusi yang bertindak atas namanya
sendiri dan atas penunjukan dari produsen atau supplier atau importir
berdasarkan perjanjian untuk melakukan kegiatan pemasaran barang.
4. Pekerja
Pengertian Serikat Pekerja/Serikat Buruh menurut Pasal 1 ayat 1 Undang-
Undang No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja adalah organisasi
yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh baik di perusahaan
maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri,
demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela
serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan
kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya. Pekerja/buruh merupakan
mitra kerja pengusaha yang sangat penting dalam proses produksi dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya,
menjamin kelangsungan perusahaan, dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Indonesia pada umumnya.
Didalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 Tentang Serikat
Pekerja/Serikat, Buruh terbagi menjadi dua yaitu Serikat Pekerja/Serikat
Buruh di perusahaan dan Serikat Pekerja/Serikat Buruh di luar
perusahaan. Pada Pasal 1 angka 2 Undang-Undang No.21 tahun 2000,
Serikat Pekerja/Serikat Buruh di perusahaan ialah serikat pekerja/serikat
buruh yang didirikan oleh para pekerja/buruh di satu perusahaan atau di
beberapa perusahaan. Pada Pasal 1 angka 3 Undang-Undang No.21 tahun
2000, Serikat Pekerja/Serikat Buruh di luar perusahaan ialah serikat
pekerja/serikat buruh yang didirikan oleh para pekerja/buruh yang tidak
bekerja di perusahaan.
5. Supplier
Arti supplier produk jasa adalah supplier yang mampu memasok bahan
mentah untuk diolah menjadi produk jasa. Jadi, pihak supplier hanya akan
menyuplai bahan mentah agar bisa diolah oleh pihak lain menjadi produk
jasa agar bisa disalurkan ke konsumen.
Arti supplier produk barang adalah jenis supplier yang menyuplai produk
bahan mentah untuk diolah dalam bentuk produk jadi. Jadi, pihak supplier
hanya akan memasok bahan baku saja agar bisa diolah oleh pihak yang
membutuhkan.
6. Pemegang Saham
pemegang saham adalah orang yang telah membeli saham atau telah
mengambil bagian kepemilikan perusahaan. Saham biasa merupakan surat
berharga yang menyatakan kepemilikan seseorang atas sebuah
perusahaan. Maka mereka dikenal sebagai pemegang saham.
7. Investor
Secara umum pengertian investor adalah pihak ataupun orang yang
melakukan investasi. Sedangkan menurut apa yang tertulis di dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang dimaksud investor adalah
penanam uang atau modal. Sehingga bisa diartikan investor adalah orang
yang menanamkan uangnya sebagai modal usaha dimana tujuannya agar
bisa mendapatkan keuntungan. Investor bisa perorangan (individu)
maupun lembaga baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.
Investor tersebut memasukkan uangnya ke dalam kegiatan tertentu agar
bisa memperoleh keuntungan secara finansial. Uang atau modal dari
investor tersebut kemudian akan dikelola oleh orang maupun perusahaan
yang menerimanya.
- Proses
Pengolah (Process) Suatu sistem mempunyai bagian pengolah yang akan
mengubah input menjadi output. Contoh: CPU. pada komputer, bagian
produksi yang mengubah bahan baku menjadi barang jadi, bagian akuntansi
yang mengolah data transaksi menjadi laporan, laporan keuangan, dan
sebagainya.
- Output
Keluaran (Output) Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah. Keluaran ini
dapat diklasifikasikan sebagai. a. Keluaran yang berguna, Contoh: informasi
yang dikeluarkan oleh komputer. b. Keluaran yang tidak berguna dikenal
sebagai sisa pembuangan, Contoh: panas yang dikeluarkan oleh komputer.
Jadi model pendekatan Input-Proses-Output adalah:
Model ini menganggap bahwa hubungan industrial bukan merupakan tujuan,
tetapi proses terselenggaranya hubungan di antara para pelaku produksi, yang
berlangsung secara mekanis, pada satu organisasi mikro maupun pada kondisi makro.
Dikatakan sebagai sebuah proses, karena hubungan industrial merupakan sebuah
tindakan atau aksi yang direncanakan dan dilakukan untuk mencapai tujuan sesuai
keinginan para pelakunya. Sedangkan yang dimaksud dengan mekanis, bahwa proses
hubungan industrial memiliki pola tertentu, berlangsung melalui tahapan-tahapan,
dimana setiap tahapan satu sama lain saling berkaitan dan pengaruh mempengaruhi
secara stepping stone.
Pada model ini terdapat masukan (input) yang di dalamnya terdiri dari
berbagai unsur/elemen/komponen yang keberadaannya bersifat mutlak (absolut) dan
berfungsi sebagai energi bagi sistem tersebut. Tinggi rendahnya kapasitas elemen
sangat berpengaruh terhadap kapasitas sistem, bahkan jika terlalu lemah maka akan
mendorong sistem terhenti pertumbuhannya (atrophy). Hubungan industrial
merupakan sistem terbuka (open system), dimana pada setiap tatanan input–proses
maupun output, senantiasa dipengaruhi dan mempengaruhi faktor lingkungan
(environment factors). Pada tatanan Input. Dalam hubungan industrial senantiasa
terdiri dari unsur/elemen manusia yang berfungsi sebagai aktor produksi.
Jika menggunakan model hubungan bi-partit hanya terdiri dari elemen
pengusaha (employer) sebagai pemberi pekerjaan, serta pekerja (labors) sebagai
pelaksana pekerjaan. Sedangkan jika menggunakan model tri-partit, ditambah dengan
elemen pemerintah (government) dengan peranan dan pengaruhnya melalui fungsi-
fungsi kebijakan dan pelayanan. Ketiga elemen tersebut seluruhnya berada dan
berasal dari faktor lingkungan dan memiliki pengaruh signifikan terhadap proses dan
bentuk hubungan industrial. Pengusaha yang memiliki kualitas dan kemampuan
dalam bisnis, dalam membangun dan menjalankan usaha, dalam management proses
maupun sikap dan perilakunya dalam human resources, akan menentukan sikap dan
perilakunya dalam hubungan industrial. Pekerja yang memiliki kualitas, kompetensi
dan profesionalitas yang memadai akan berperilaku baik dan positif dalam hubungan
industrial.
Oleh karena itu, diperlukan alat dan atau cara untuk mempermudah dan
memperlancar komunikasi, selama ini dikenal dengan dengan Sarana Hubungan
Industrial (Industrial Relation Tolls). Sarana ini diyakini manfaat dan kegunaannya
untuk kelancaran serta kemudahan proses dan tujuan hubungan industrial.
Sehingga secara eksplisit sarana tersebut dipersyaratkan melalui regulasi, yaitu
pada Pasal 102 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
yang terdiri terdiri dari:
1) Serikat Pekerja/Buruh
2) Organisasi Pengusaha
3) Lembaga Kerja Sama Bipartit
4) Lembaga Kerja Sama Tri-partit
5) Peraturan Perusahaan
6) Perjanjian Kerja Bersama
7) Peraturan Perundang-Undangan Ketenagakerjaan
8) Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
- Strategi (Strategy)
Strategi merupakan tujuan jangka panjang yang ingin dicapai dan ditetapkan
oleh para pengambil kebijakan organisasi, telah mendapat dukungan dan
kesepakatan dari semua pemangku kepentingan (stakeholders maupun
shareholders). Strategi merupakan kerangka hasil pilihan dari berbagai
alternatif pilihan, setelah memperhitungkan faktor-faktor lingkungan tentang
kekuatan dan kelemahan internal, serta peluang dan ancaman eksternal.
Strategi tersebut disusun dalam sebuah rencana strategi (strategic planning)
yang susunan urutannya terdiri dari visi, misi, kebijakan, program serta
kegiatan. Strategi yang telah disusun dan ditetapkan akan menjadi arah, tujuan
dan pedoman bagi setiap kegiatan organisasi.
Dimana apabila strategi tersebut dianggap berhasil bukan hanya menentukan
pencapaian tujuan, tetapi juga mempengaruhi pola kerja (work style), pola
hidup (life style) bahkan pola hubungan (relation style) termasuk pola dan
proses dalam hubungan antara pekerja dengan pengusahanya (industrial
relation style).
- Orang (People)
Orang (people) yang dimaksud disini adalah keseluruhan manusia yang berada
sebagai anggota organisasi pada berbagai posisi maupun tingkatan, mulai dari
tingkat operator, manajer, direksi, komisaris hingga pemegang saham.
Pengaruh orang sebagai anggota organisasi berkaitan dengan proses
komunikasi dalam hubungan industrial yang dapat dibedakan dari dimensi:
ukuran (size), mutu (quality) dari orang-orang, serta penyebaran penempatan
(distribution of placement). Ketiganya mempengaruhi tingkat kesulitan yang
harus dihadapi dalam proses komunikasi dalam hubungan industrial.
- Sistem (System)
Sistem yang dimaksud di sini adalah serangkaian aturan/ukuran/standar, atau
metode yang ditetapkan dan digunakan sebagai acuan/pedoman yang harus
dipatuhi oleh segenap jajaran organisasi dalam melaksanakan pekerjaannya,
contoh: Standard Operating Procedure (SOP), Standar Kompetensi Kerja,
Standar Mutu Bahan Baku Produksi dan banyak lainnya. Melalui sistem ini
selain mengatur hubungan antar unit kerja, diatur pula mekanisme interaksi
antar individu dalam melaksanakan proses pekerjaan untuk mencapai tujuan.
Sistem atau standar yang ketat dan rumit memiliki pengaruh yang berbeda
dengan sistem atau standar yang relatif longgar dan sederhana terhadap pola
komunikasi dalam hubungan industrial.
- Politik (Political)
Politik di sini dimaksudkan adalah serangkaian kebijakan (policy) yang
ditetapkan oleh negara dan atau pemerintah baik sebagai produk politik
maupun kebijakan administrasi. Ada produk kebijakan yang secara langsung
mengatur berbagai isu hubungan industrial maupun ketenagakerjaan, seperti:
kebijakan tentang pengupahan, waktu kerja, penyelesaian perselisihan,
penggunaan tenaga kerja asing, keselamatan dan kesehatan kerja, serikat
pekerja dan lain sebagainya.
Selain itu kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan isu-isu di luar
ketenagakerjaan, tetapi dampak penerapannya memiliki pengaruh sangat besar
terhadap ketenagakerjaan maupun hubungan industrial, seperti: kebijakan
membuka keran import barang-barang yang menjadi kekuatan ekonomi
negara, larangan eksport barang mentah, kenaikan harga bahan bakar,
kenaikan tarif pajak, perijinan dan masih banyak produk kebijakan lainnya.
- Hukum (Legal)
Faktor hukum berkaitan dengan eksistensi dan kualitas perundang-undangan
yang diberlakukan serta efektivitas penegakannya (law enforcement). Kedua
kelemahan tersebut menjadi pemicu timbulnya ketidakpastian hukum yang
dirasakan oleh masyarakat, sehingga bisa menjalar pada berbagai bidang
kehidupan termasuk ketidakpastian pada bidang usaha (business) dan
perekonomian pada umumnya. Dampak kelemahan tersebut akan lebih
dirasakan secara langsung jika terjadi pada penegakan hukum di bidang
ketenagakerjaan, baik dalam konteks keperdataan maupun hukum administrasi
produk pemerintah.
- Lingkungan (Environmental)
Lingkungan yang dimaksud di sini adalah lingkungan fisik (physical
environmental), baik yang terjadi di dalam perusahaan maupun lingkungan di
sekitar perusahaan. Kondisi kerja yang tidak tertata dan cenderung semrawut,
tingkat polusi yang tinggi baik polusi udara, air, sisa produksi, kebisingan,
stress akibat pekerjaan, kecelakaan dan penyakit akibat kerja, demikian juga
dengan kondisi lingkungan fisik di sekitar perusahaan seperti bencana alam,
banjir, kemacetan lalu lintas, secara perlahan tetapi pasti akan mempengaruhi
proses dan kualitas hubungan industrial.
- Teknologi (Technological)
Teknologi berasal dari kata teknos yaitu alat dan atau cara, sedangkan logos
adalah ilmu. Jadi teknologi berhubungan dengan ilmu untuk membuat dan
menggunakan alat dan atau cara. Perkembangan penemuan dan penggunaan
teknologi pada berbagai bidang kehidupan menjadi pemicu dan tolok ukur
bagi perkembangan peradaban manusia.
Karena dengan teknologi telah mengubah pola kehidupan manusia seperti
dalam melakukan produksi, transportasi, perdagangan, pelayanan kesehatan,
pendidikan dan pengajaran, terutama dengan berkembangnya penemuan di
bidang teknologi telekomunikasi dan teknologi informasi (information
technology).
- Kependudukan (Demographic)
Demografi merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu demos yang berarti
rakyat atau penduduk dan graphein yang berarti menggambarkan. Jadi
demografi merupakan sebuah ilmu dan kegiatan untuk menggambarkan
keadaan kependudukan, terutama tentang kelahiran, kematian, perkawinan,
migrasi.
Archille Guilard merupakan orang pertama yang menggunakan istilah
demografi dalam karyanya yang berjudul “elements de statistique humaine, ou
demographie comparree” (1855), dimana dia mengatakan bahwa demografi
merupakan studi ilmiah tentang jumlah, persebaran, geografis, komposisi
penduduk serta perubahannya dari waktu ke waktu.
-investasi (investation)
-pajak (tax)
Hal ini sangat berkaitan erat dengan kondisi usaha dan variabel hubungan
industrialnya.
4. Ada beberapa pendekatan keilmuan dalam menyelesaikan hubungan industrial yaitu
ilmu komunikasi, ilmu hukum, ilmu politik, ilmu administrasi manajemen. Silahkan
jabarkan masing-masingnya!
Jawab: a. Ilmu komunikasi
Sebagai ilmu yang mempelajari tentang interrelasi dan interaksi antara
pekerja dan atau serikat pekerja/buruh dengan pengusaha, maka ilmu
hubungan industrial sangat erat kaitannya dengan ilmu komunikasi.
Komunikasi merupakan salah satu hakekat dari manusia, seiring dengan
kenyataan bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang mensyaratkan
pergaulan hidup dengan manusia lain, agar segala ungkapan pikiran,
perasaan, persepsi, keinginan dan harapan disalurkan melalui lambang-
lambang yang digunakan, seperti: bahasa, tulisan, isyarat, maupun
menggunakan media yang dipilih berdasarkan kesepakatan bersama.
Semakin lama, pola hubungan manusia secara kuantitatif maupun kualitatif
makin luas dan kompleks.
b. Ilmu Hukum
Ilmu hubungan industrial memiliki hubungan yang sangat erat dengan
ilmu hukum, khususnya dengan hukum perburuhan dan hukum
keperdataan. Di Indonesia sendiri telah terjadi pergeseran pengertian
tentang hukum perburuhan (labour law atau Arbeidsrecht), menjadi hukum
ketenagakerjaan (man power law). Padahal keduanya memiliki makna yang
sangat berbeda, yaitu dari sisi luas lingkup obyek dan subyek hukum yang
diatur. Luas lingkup hukum perburuhan mengatur hubungan antara 2
subyek hukum (pengusaha/majikan sebagai pemberi kerja serta pekerja
sebagai pelaksana pekerjaan). Satu sama lain terikat dalam sebuah
hubungan kerja, yang terbentuk melalui proses perikatan (verbintenis)
dalam bentuk perjanjian kerja (overeenkomst/contract).
Hal tersebut sebagaimana dapat dikutip dari para pakar hukum
perburuhan, seperti: M.G. Levenbach “Hukum perburuhan sebagai sesuatu
yang meliputi hukum yang berkenaan dengan keadaan penghidupan yang
langsung bersangkut paut dengan hubungan kerja”. Molenaar “Hukum
perburuhan pada pokoknya mengatur hubungan antara majikan dan buruh,
buruh dan buruh, serta penguasa dengan penguasa”. Imam Soepomo
“Hukum perburuhan adalah himpunan peraturan baik tertulis maupun tidak
tertulis, yang berkenaan dengan suatu kejadian pada saat seseorang bekerja
pada orang lain secara formal dengan menerima upah”.
Di sisi lain hukum ketenagakerjaan mengatur subyek dan obyek
hukum yang lebih luas. Selain mengatur hubungan antara majikan dengan
pekerja, ditambah dengan segala hal yang berkaitan dengan tenaga kerja
pada periode-periode: sebelum, selama dan sesudah masa kerja (pre-
employment-during employment-post employment). Tenaga kerja sendiri
didefinisikan sebagai: “setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan
guna menghasilkan barang dan atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk kepentingan masyarakat.” (Undang- Undang
Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003).
c. Ilmu Politik
Secara etimologis, ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari sisi
khusus dari kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan kegiatan untuk
mendapatkan, mempertahankan dan mengembangkan kekuasaan pada suatu
sistem politik (negara), berkaitan dengan proses menentukan tujuan negara
serta bagaimana melaksanakan pencapaian tujuan tersebut untuk sebesar-
besarnya kepentingan dan kesejahteraan masyarakat (Miriam Budiharjo,
1992; Syarbani, 2002). Ilmu politik juga dikatakan sebagai sudi khusus
tentang tata cara manusia memecahkan masalah sosial secara bersama
(Maran, 1999).
Sedangkan Surbakti (1999) menyatakan bahwa studi ilmu politik
mempelajari interaksi antara negara dan masyarakat dalam proses
pembuatan keputusan dan kebijakan, serta bagaimana melaksanakan
keputusan dan kebijakan tersebut. Studi ilmu politik dapat dipelajari dari
tiga aspek, yaitu: Aspek Kelembagaan, mempelajari negara, tujuan negara,
Lembaga-lembaga negara, hubungan kekuasaan antar warga negara/negara
dengan masyarakat serta hubungan antar negara. Aspek Kekuasaan,
mempelajari sifat, hakekat, dasar, proses, ruang lingkup, manfaat
kekuasaan. Aspek Kelakuan, mempelajari budaya politik kekuasaan,
kepentingan, kebijakan. Oleh karena itu, ada 5 konsep dalam ilmu politik,
yaitu: konsep negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan
(decision making), serta pembagian/alokasi (distribution/allocation).