MINGGU KE-5
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Oleh:
KELOMPOK 5
2. Isi
2.1. Perlindungan Stakeholder
2.1.1. Konsep Dan Cakupan
Selain itu, pekerja juga mempunyai hak untuk cuti (tahunan, haid,
melahirkan, haji, dan cuti besar), menyusui anak, dan waktu kerja. Perlakuan
yang sama dalam hal upah dan tenaga kerja wanita yang dituangkan dalam
Undang-Undang Nomor 80 Tahun 1957. Sementara itu, perlakuan terhadap
tenaga kerja anak telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1990
tentang batas usia minimum untuk bekerja.
Oligopoli adalah salah satu bentuk pasar dimana penjual hanya terdiri atas
beberapa pelaku saja. Perjanjian penetapan harga terjadi jika dua atau lebih
pelaku usaha yang saling bersaing bersepakat untuk melakukan pengaturan
harga.
Pembagian wilayah pemasaran atau alokasi pasar di antara para pesaing tidak
dibenarkan menurut undang-undang. Pembagian wilayah atau alokasi pasar dapat
mengambil beberapa bentuk, yaitu pembagian pasar berdasarkan teritori,
konsumen, fungsi, dan produk.
Perjanjian kartel, trust, dan oligopsoni pada dasarnya mengacu pada hal yang
sama, yaitu penguasaan pasar dan produksi. Perjanjian kartel intinya pengaturan
harga dan jumlah yang diproduksi yang berlaku bagi para pihak yang terlibat
dalam perjanjian. Trust dalam UU No.5 tahun 1999 diartikan sebagai gabungan
perusahaan atau perseroan dengan tetap menjaga dan mempertahankan
kelangsungan hidup masing-masing perusahaan atau perseroan. Oligopsoni
adalah oligopoli dari sudut pandang pasokan atau pembelian barang dan jasa.
Jika pembelian atau penerimaan pasokan oleh dua atau tiga pelaku usaha atau
kelompok pelaku usaha telah menguasai lebih dari 75% pangsa pasar, struktur
pasar yang demikian disebut dengan oligopsoni.
Integrasi vertical secara umum adalah penguasaan serangkaian proses
produksi atas barang tertentu, mulai dari hulu sampai hilir atau proses yang
berlanjut atas suatu layanan jasa tertentu oleh pelaku usaha tertentu. Larangan
dalam UU No.5 Tahun 1999 hanya berlaku bagi perjanjian yang bertujuan untuk
menguasai produksi dalam suatu rangkaian produksi.
Perjanjian yang dilakukan oleh pelaku usaha dengan pihak luar negeri (siapa
pun dan dimana pun) tidak boleh memuat ketentuan yang dapat mengakibatkan
terjadinya praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.
Posisi dominan adalah keadaan ketika posisi pelaku usaha di pasar tidak
mempunyai pesaing yang berarti atau merupakan posisi tertinggi di antara
pesaingnya. Syarat posisi dominan adalah penguasaan pangsa pasar satu jenis
barang atau jasa tertentu yang lebih besar dari 50% oleh satu kelompok pelaku
usaha atau lebih dari 75% oleh dua atau tiga pelaku usaha atau kelompok usaha.
1. Regulator (OJK)
2. Penyelenggara pasar (bursa efek, lembaga kliring penjaminan, dan
lembaga penyimpanan dan penyelesaian).
3. Pelaku pasar (reksa dana, perusahaan efek, emiten, perusahaan publik
dan investor).
4. Lembaga penunjang pasar modal (kustodian, biro administrasi efek,
dan wali amanat).
5. Profesi penunjang pasar modal (akuntan publik, konsultan hukum,
penilai dan notaris).
2.2.4. Pencatatan
2.3.4. Kepailitan
Kepailitan atau Pailit adalah sebuah proses dimana seorang debitur memiliki
kesulitan untuk membayar utangnya dan dinyatakan pailit oleh pengadilan.
Pengadilan yang berhak menggugat adalah pengadilan niaga karena, debitur
dianggap tidak dapat membayar utangnya. Karena hal ini, maka harta debitur
akan diangkat kepada para kreditur berdasarkan keputusan pengadilan atas
undang-undang yang berlaku.
Syarat Pengajuan Pailit :
Perusahaan memiliki utang
Terdapat hutang yang sudah jatuh tempo
Adanya debitur
Adanya kreditur (lebih dari satu kreditur)
Permohonan pernyataan Pailit
Pernyataan Pailit oleh pengadilan niaga
Perdamaian
Tujuan dari pengajuan PKPU adalah untuk pengajuan rencana perdamaian dari
debitur. Rancangan perdamaian ini dibahas ketika rapat kreditur, tujuannya
adalah untuk menyetujui atau menolak perdamaian.
Pada umumnya, rencana perdamaian mengandung tawaran penyelesaian
sebagian atau seluruh utang debitur pada kreditur. Tawaran pelunasan Sebagian
atau semua liabilitas dapat melingkupi tawaran untuk melakukan restrukturisasi
utang. Sjahdeni (2002: 368) dalam Sinaga (2012: 286) mengatakan bahwa dalam
praktik perbankan, restrukturisasi utang dapat berupa tindakan sebagai berikut.
1) Penjadwalan kembali pelunasan utang (rescheduling).
2) Penyusunan kembali persyaratan utang (reconditioning).
3) Pengurangan jumlah utangn pokok (haircut).
4) Pengurangan atau pembebasan jumlah bunga yang tertunggak, denda dan
biaya-biaya lain.
5) Penurunan tingkat suku bunga.
6) Pemberian utang baru.
7) Konversi utang menjadi modal.
8) Penjualan asset yang tidak produktif.
9) Bentuk-bentuk lain.
Jangka Waktu
Rancangan perdamaian dapat dibawakan ketika atau selama periode sebagai
berikut.
1) Saat pengajuan permohonan PKPU oleh debitur.
2) Selama periode permohonan PKPU sampai dengan diputuskannya PKPUS.
3) Selama masa PKPU Sementara (PKPUS), yaitu maksimum 45 hari.
4) Selama masa PKPU Tetap (PKPUT), yaitu maksimum 270 hari.
Keputusan
Keputusan akan dilakukan dalam sebuah sidang atau dalam rapat kreditur.
Keputusan dibuat dengan system musyawarah. Jika, rencana perdamaian ditolak
kreditur, maka debitu akan dinyatakan pailit demi hukum. Sedangkan bila
rencana perdamaian diterima, hakim pengawas wajib mengirimkan laporan
tertulis pada pengadilan (Majelis Hakim yang melakukan pemeriksaan dan
memutus perkara PKPU) pada tanggL yang telah ditetapkan untuk keperluan
pengesahan pengadilan.
Pihak kreditur yang sudah menyetujui adanya perdamaian akan terikat
dengan perdamaian tersebut, hal ini tertuang pada Pasal 186. Dengan telah
ditetapkannya perdamaian oleh pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap (Pasal 288), PKPU pun berakhir.
Kemudian pada Pasal 285 ayat (2), pengadilan harus menolak untuk
melakukan pengesahan perdamaian jika.
1) Harta debitur jauh lebih besar daripada jumlah yang disetujui dalam
perdamaian.
2) Pelaksanaan perdamaian tidak cukup terjamin.
3) Perdamaian tersebut dicapai karena penipuan atau persekongkolan dengan
satu atau lebih kreditur atau karena pemakaian upaya lain yang tidak jujur
dan tanpa menghiraukan apakah debitur atau pihak lain bekerja sama untuk
mencapai hal ini.
4) Imbalan jasa dan biaya yang dikeluarkan oleh ahli dan pengurus belum
dibayar atau tidak diberikan jaminan untuk pembayarannya.
Pengurusan
Sesuai dengan Pasal 240 ayat (1), ketika dalam kondisi PKPU, debitur tidak bisa
melakukan kepengurusan atau kepemilikan atas seluruh atau sebagian hartanya
bila tidak ada persetujuan dari pengurus. Kewajiban debitur yang dalukan tanpa
mendapatkan persetujuan dari pengurus yang timbul setelah PKPU, hanya dapat
dbebankan kepada harta debitur sejauh hal itu menguntungkan harta debitur
(Pasal 240 ayat (2)).
Selain kewajiban yang harus dipenuhi, debitur juga memiliki hak-hak sebagai
berikut.
1) Debitur tidak dapat dipaksa untuk membayar utangnya dan semua tindakan
eksekusi yang teiah mulai dilakukan untuk memperolch pelunasan harus
ditangguhkan (Pasal 242 ayat (1)).
2) Semua sita yang telah dilakukan gugur dan jika debitur disandera, ia harus
dilepaskan segera setelah putusan PKPUT atau setelah pengesahan
perdamaian memperoleh kekuatan hukum tetap (Pasal 242 ayat(2)).
3) Pembayaran utang selama berlangsungnya PKPU tidak dilakukan, kecuali
pembayaran utang tersebut dilakukan kepada semua kreditur menurut
perimbangan piutang masing- masing (Pasal 245).
Usai Belasan Tahun Bersengketa dengan BFI Finance (BFIN), Aryaputra Teguharta
Bubar (2020) insight.kontan.co,id diakses melalui
https://insight.kontan.co.id/news/usai-belasan-tahun-bersengketa-dengan-bfi-finance-
bfin-aryaputra-teguharta-bubar. 9 Maret 2021
Soal Sengketa Saham BFI Finance yang Berlangsung Belasan Tahun (2018)
finance.detik.com diakses melalui https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-
4060553/soal-sengketa-saham-bfi-finance-yang-berlangsung-belasan-tahun. 9 Maret
2021
Sejarah dan Profil Singkat BFI Finance Indonesia (2017) padamu.net diakses melalui
padamu.net/sejarah-dan-profil-singkat-bfi-finance-indonesia. 9 Maret 2021