Anda di halaman 1dari 14

Nama kelompok 1:

1. Ahmad mushin febrianto (20403064)


2. Hevia wahyu k (20403066)
3. Oktavia enggar pradita (20403067)

1. Pengertian Ekonomi
Definisi ekonomi yang telah banyak kita dengar dan baca dari berbagai literature buku
dan awal bahas ekonomi negara Yunani dalam bahasa Greek yaitu Oikos Nomos, yang berarti
tata laksana rumah tangga. Sesudah melalui masa yang sangat panjang, barulah ilmu ekonomi
mendapatkan bentuk serta takrif (definisi) yang mantap seperti sekarang ini.Di dalam takrif itu
ternyata bahwa masalah utama dari setiap persoalan ekonomi adalah problem of choice
(masalah pemilihan) diantara pelbagai alternative peggunaan sesuatu barang. Dalam kamus
ekonomi, definisi ilmu ekonomi adalah kajian tentang produksi, distribusi dan konsumsi
kekayaan di dalam masyarakat dunia.
a. Definis lain ilmu ekonomi sebagai cabang ilmu pengetahuan yang berdaya upaya untuk
memberikan pengetahuan dan pengertian tentang gejala-gejala masyarakat yang timbul
karena perbuatan manusia dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan atau untuk mencapai
kemakmuran.
b. Jadi jika dikaitakan dengan definisi ilmu ekonomi makro adalah cabang dari ilmu ekonomi,
yang membahas permasalahan kebijaksanaan makro, yakni berupa pengelolaan dan
pengendalian umum perekonomian secara nasional, sehingga bisa tumbuh secara seimbang,
dan terhindar dari keadaan-keadaan yang mengganggu keseimbangan tersebut. Menurut
Prof. Samuelson bahwa ilmu ekonomi adalah Studi mengenai cara-cara manusia dan
masyarakat menentukan atau menjatuhkan pilihannya, dengan atau tanpa menggunakan
sumber-sumber produktif yang langka yang dapat mempunyai penggunaan alternatif, untuk
memproduksi berhagai barang serta membagikannya untuk dikonsumsi. Baik untuk waktu
sekarang maupun yang akan datang kepada berbagai golongan dan kelompok di dalam
masyarakat.
Ada juga definisi ekonomi yang sederhana namun padat makna seperti yang
didefinisikan oleh Robbins dari aliran Neo Klasik menyebutkan: Ilmu Ekonomi adalah kajian
tentang perilaku manusia sebagai hubungan antara tujuan-tujuan dan alat-alat pemuas yang
langka yang mengandung pilihan dalam penggunannya., namun ada literasi lain mengatakan
“Pilihan dan Penggunaan Sumberdaya”. Dengan demikian yang perlu dijawab adalah ilmu ini
adalah bagaimana mengatasi kelangkaan itu. Tentu saja kajian tentang perilaku manusia atau
bagaimana menentukan pilihan dan penggunaan barang dan jasa sangat berhubungan erat
dengan cara pandang seseorang terhadap sesuatu serta nilai-nilai apa yang ada pada dirinya.
Disinilah persoalan spiritual (religi) menjadi menarik sekaligus merupakan peluang bagi
ISLAM agar dapat memberikan jawabn terhadap tujuan-tujuan, pihan-pilihan dan penggunaan
sumber daya tersebut.1

2. Pengertian Pelaku Ekonomi


Setiap pelaku ekonomi memiliki perannya masing-masing. Menurut Cambridge Dictionary,
Pelaku ekonomi adalah seseorang, perusahaan, atau organisasi yang memiliki pengaruh
terhadap motif ekonomi dengan memproduksi, membeli, atau menjual.
Sementara menurut Longman Business Dictionary, Definisi pelaku ekonomi adalah seseorang,
perusahaan, dan lain-lain yang berdampak pada ekonomi suatu negara, misalnya dengan
membeli, menjual, atau berinvestasi2
Jenis Pelaku Ekonomi dan Perannya
Pelaku ekonomi di Indonesia jika digolongkan berdasarkan jenisnya terbagi menjadi rumah
tangga, perusahaan, dan pemerintah. Ketiganya memiliki peran yang berbeda-beda. Contoh-
contoh kegiatan pelaku ekonomi sendiri dimulai dari Seorang ibu rumah tangga yang membeli
bahan-bahan makanan, seperti beras, sayuran, buah-buahan, telur, daging, susu, dan lain-lain.
1. Rumah Tangga Keluarga
Rumah tangga sebagai ruang lingkup terkecil yang kemudian turut membangun masyarakat
luas. Rumah tangga sebagai pelaku ekonomi yang terdiri atas ayah, ibu, anak, dan anggota
keluarga lainnya. Sebagai pelaku ekonomi dalam hal ini rumah tangga konsumen memiliki 2
peran, yaitu sebagai pelaku produksi dan pelaku konsumsi. Peran rumah tangga sebagai pelaku
produksi dapat dilihat dari pemanfaatan tenaganya untuk perusahaan atau instansi pemerintah.
Selain itu, usaha yang dapat dijalankan dalam ruang lingkup rumah tangga dinamakan
UMKM yang Grameds dapat pelajari berbagai aspek pentingnya di buku UMKM Adalah Kunci
di bawah ini Sedangkan dari sisi konsumsi, peran rumah tangga dapat dilihat dari pemanfaatan
produk, baik barang atau jasa untuk memenuhi segala kebutuhannya. Untuk mendapatkan
penghasilan, rumah tangga keluarga memanfaatkan faktor produksi yaitu tenaga, untuk dijual
pada rumah tangga perusahaan. Berikut ini beberapa kegiatan pokok rumah tangga diantaranya
yaitu:
 Memperoleh penghasilan dari perusahaan atau produsen berupa upah atau gaji .
 Menabung sebagian dari pendapatan di lembaga keuangan negara.
 Membayarkan sejumlah pajak kepada pemerintah.

1
Damawan Raharja, Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi(Jakarta: LSAF, 1999) h.5-6
2
ri Redjeki Hartono, Hukum Ekonomi Indonesia (Malang : Bayu Media Publishing, 2007), hlm. 95
 Melakukan transaksi pembelian di pasar uang karena membutuhkan uang tunai untuk
berbelanja kebutuhan sehari-hari.
2. Produsen
Rumah tangga produsen memiliki peranan penting di masyarakat. Rumah tangga
produsen sebagai pelaku ekonomi yang menyediakan barang atau jasa bagi rumah tangga
konsumen. Rumah tangga produsen di Indonesia sendiri dapat dibagi menjadi beberapa
kelompok yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS),
dan Koperasi. Berdasarkan pada lapangan usahanya, perusahaan bisa dibedakan menjadi
tiga, yaitu: Industri Primer, yaitu perusahaan yang mengolah kekayaan alam dan
memanfaatkan faktor produksi yang disediakan oleh alam.
Contohnya kegiatan pertanian, pertambangan, perikanan, kehutanan, peternakan, dan
lain-lain. Industri Sekunder, yaitu perusahaan yang menghasilkan barang dalam arti industri
atau perusahaan yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi menjadi barang
jadi yang siap untuk dikonsumsi masyarakat.
Contohnya yaitu perusahaan pakaian, perusahaan sepatu, perusahaan mobil, dan lain-
lain. Industri Tersier, yaitu perusahaan yang menghasilkan jasa, seperti kegiatan jasa
pengangkutan (transportasi), simpan pinjam, sewa bangunan, dan lain-lain. Adapun peran
rumah tangga produsen diantaranya :
 Sebagai Penghasil Barang atau Jasa: Rumah tangga produsen atau perusahaan bertugas
memproduksi barang atau jasa sesuai dengan bidangnya. Barang atau jasa yang sudah
diproduksi kemudian didistribusikan kepada konsumen, sehingga konsumen bisa dengan
mudah membeli atau mengkonsumsi barang atau jasa tersebut.
 Memanfaatkan berbagai faktor produksi yang ada pada rumah tangga konsumsi untuk
melakukan proses produksi.
 Memohon kredit modal kerja kepada lembaga keuangan untuk membangun atau
mengembangkan usahanya.
 Menentukan pembelian berbagai barang modal dan stok barang lainnya.
 Rumah tangga produsen memberikan balas jasa berupa sewa, bunga dan lain sebagainya.
 Agen pembangunan rumah tangga produsen berperan dalam pembangunan di Indonesia.
Pemerintah merasa terbantu dengan adanya rumah tangga produsen di bidang
pembangunan untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
 Sebagai penyalur barang atau jasa (distributor) Tidak hanya membuat barang, tetapi
terdapat rumah tangga produsen yang langsung menyalurkan barang atau jasanya kepada
konsumen secara langsung.
 Menambah pendapatan negara melalui pajak rumah tangga produsen wajib untuk
membayar pajak kepada pemerintah atas kegiatan produksi yang dilakukan maka rumah
tangga produsen telah membantu pemerintah untuk menaikan pendapatan negara melalui
pajak.
3. Perusahaan
Perusahaan merupakan organisasi usaha yang dibentuk untuk menghasilkan barang
dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen. Peran perusahaan sebagai pelaku ekonomi lebih
luas, karena dapat berperan sebagai produsen, distributor, dan konsumen.
Peran sebagai produsen adalah peran utama sebuah perusahaan karena telah menjadi
tempat berlangsungnya produksi. Sementara itu, ada pihak-pihak perusahaan yang berupaya
agar suatu produk yang diproduksi bisa sampai ke tangan konsumen. Perusahaan ritel
bertugas memasarkan dan menjual produk dari perusahaan.3
Dalam hal ini, perusahaan berperan sebagai distributor. Sedangkan peran sebagai
konsumen bisa diketahui saat perusahaan harus memenuhi kebutuhan bahan baku
(persediaan) untuk produksi. Adapun beberapa kegiatan kelompok perusahaan atau produsen
adalah sebagai berikut :
 Menghasilkan produk, baik itu barang maupun jasa, serta berperan sebagai pemasok di
pasar barang atau jasa.
 Memanfaatkan berbagai faktor produksi yang ada pada rumah tangga konsumsi untuk
melakukan proses produksi.
 Memohon kredit modal kerja kepada lembaga keuangan untuk membangun atau
mengembangkan usaha mereka.
 Menentukan pembelian berbagai barang modal dan stok barang lainnya.
 Membayarkan pajak kepada pemerintah atas penjualan barang yang dihasilkannya.
 Pada sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya terdapat aturan yang harus diikuti,
pada buku Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis oleh Agus Arijanto ini akan dijelaskan
mengenai berbagai faktor serta contoh praktis dari etika dalam berbisnis.4
4. Pemerintah
Selain rumah tangga dan perusahaan, pelaku ekonomi yang sangat penting perannya
adalah pemerintahan. Perekonomian yang berlangsung di Indonesia harus terkendali dengan
berbagai kebijakan-kebijakan yang menguntungkan, baik untuk produsen, konsumen, maupun
distributor. Peran utama pemerintah sebagai pelaku ekonomi adalah mengendalikan

3
Mulhadi, Hukum Perusahaan Bentuk-Bentuk Badan Hukum di Indonesia (Bogor : Ghalia Indonesia,
2010), hlm. 74
4
udi Untung, Hukum Koperasi dan Peran Notaris Indonesia (Yogyakarta : Andi Yogyakarta),
hlm. 3
perekonomian dengan berbagai kebijakan ekonomi untuk memakmurkan warga negaranya.
Adapun beberapa kegiatan ekonomi pemerintahan diantaranya:
 Membuat Kebijakan Fiskal yaitu salah satu kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dan
berkaitan dengan pendapatan serta pengeluaran negara.
 Membuat Kebijakan Moneter yakni sebuah kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dan
berkaitan dengan pengaturan dari jumlah uang yang beredar untuk mengendalikan laju
dari inflasi.
 Membuat Peraturan Keuangan Internasional adalah semua kebijakan yang terdapat di
bidang keuangan dan sangat berkaitan dengan dunia internasional, misalnya seperti
perdagangan internasional, kerjasama ekonomi dengan negara lain dan masih banyak lagi.
 Pemerintah juga dapat berperan sebagai produsen dan konsumen. Sebagai konsumen,
artinya dalam menjalankan tugasnya, pemerintah membutuhkan barang dan jasa. Kegiatan
konsumsi yang dilakukan oleh pemerintah bisa berupa kegiatan membeli alat-alat kantor,
alat-alat kedokteran, alat-alat penunjang pendidikan, menggunakan rumah tangga keluarga
dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dan lain-lain.
 Sebagai Produsen, artinya pemerintah turut serta dalam menghasilkan barang dan jasa
yang dibutuhkan dalam rangka mewujudkan kemakmuran rakyat yang sebesar-besarnya.
Dari segi produsen rumah tangga pemerintah memproduksi listrik, air, dan sumber energi
bagi masyarakat.
 Kebijakan dalam mengatur perekonomian dengan menjaga stabilitas harga barang dan
jasa, menyediakan kebutuhan pokok, menyediakan sarana dan prasarana publik,
menyusun rancangan ekonomi jangka pendek, menengah, dan panjang, memberikan izin
usaha, menentukan besarnya pajak, dan memberikan subsidi.
 Dari Distributor dapat dilihat dalam kegiatan membagikan raskin, menyalurkan dana BOS
atau Bantuan Operasional Sekolah untuk membantu kegiatan operasional di sekolah,
misalnya melalui penyediaan buku-buku pelajaran, dan lain-lain.
 Negara juga bertugas menciptakan investasi umum, misalnya menyediakan sarana jalan
raya dan juga jembatan. Bertugas mendirikan perusahaan negara yang akan digunakan
sebagai penstabil dari kegiatan perekonomian.
 Berperan dalam penarikan pajak langsung dan juga tidak langsung. Bertugas
membelanjakan pendapatan negara yang
 digunakan untuk membeli barang-barang keperluan pemerintah.
 Melakukan pinjaman dari luar negeri untuk membantu pembiayaan pembangunan dalam
negeri.
 Menyewa tenaga kerja ahli untuk membantu berbagai tugas dan pekerjaan pemerintah
sekaligus melakukan kebijakan moneter.
 Menyediakan kebutuhan uang kartal bagi masyarakat.
5. Rumah Tangga Luar Negeri
Tidak dapat dipungkiri bahwa negara lain juga berperan bagi perekonomian di
Indonesia, karena suatu negara tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, sehingga
membutuhkan negara lain untuk mencukupi kebutuhannya. Adapun peran dari rumah tangga
luar negeri bagi perekonomian di dalam negeri yaitu sebagai konsumen, produsen, investor,
pertukaran tenaga kerja, pemberi pinjaman luar negeri. Sebagai konsumen, hal ini dapat
dilihat dari kegiatan impor yang dilakukan rumah tangga luar negeri terhadap produk dalam
negeri. Sebagai produsen, rumah tangga luar negeri membantu untuk memenuhi kebutuhan
suatu negara yang tidak dapat memproduksi barang dan jasa. Hal ini dapat dilihat dengan
kegiatan ekspor. Adapun beberapa kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat luar
negeri yaitu seperti berikut:
 Menyediakan kebutuhan barang tertentu untuk diimpor oleh negara lain. Melakukan
kegiatan ekspor dan impor dengan negara lain untuk saling memenuhi kebutuhan masing-
masing negara.
 Melakukan investasi dengan menyediakan kredit untuk membiayai kegiatan pembangunan
yang dilakukan pemerintah dan swasta di dalam negeri.
 Masuk ke dalam pasar uang Indonesia sebagai penyalur uang dari luar negeri, peminta
kredit, dan uang kartal rupiah untuk kebutuhan semua cabang perusahaan mereka di dalam
negeri.
 Menjadi media penghubung pasar uang dalam negeri dengan pasar uang luar negeri
 Pertukaran tenaga kerja perbedaan jumlah penduduk berpengaruh terhadap lapangan
pekerjaan yang tersedia. Umumnya, negara dengan jumlah penduduk banyak akan
mengalami kelebihan tenaga kerja manusia dan kurangnya lapangan pekerjaan, sebaliknya
pada negara yang penduduknya sedikit akan mengalami kekurangan tenaga kerja dan
kelebihan lapangan pekerjaan.
 Pemberi pinjaman luar negeri pinjaman luar negeri memiliki tujuan untuk membantu
perekonomian suatu negara yang sedang membutuhkan pinjaman dana. Pinjaman ini dapat
dilakukan melalui lembaga keuangan dunia atau kerjasama bilateral seperti Bank Dunia.
6. Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan yakni segala pihak yang melakukan kegiatan keuangan, baik
bank maupun bukan bank, untuk membantu meningkatkan perekonomian suatu negara.
Lembaga keuangan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk produk simpanan
dengan memberikan suku bunga deposito kepada masyarakat. Seperti tabungan berjangka,
tabungan sekolah, tabungan haji, deposito, safe deposit box dan produk-produk tabungan
lainnya. Adapun beberapa kegiatan kelompok lembaga keuangan yakni:
 Menghimpun dana dari berbagai pihak, baik rumah tangga konsumen maupun perusahaan.
 Menyediakan kredit modal usaha bagi perusahaan atau produsen untuk dapat
meningkatkan kinerja produksi mereka.
 Menyediakan uang giral untuk kegiatan transaksi keuangan sehingga dapat membantu
mekanisme pembayaran para pebisnis. Uang giral sendiri adalah dana yang disimpan pada
bank-bank umum yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk melakukan pembayaran
dengan perantara cek, giro, bilyet, surat saham dan lain sebagainya. Uang giral
dikeluarkan oleh bank umum dan merupakan uang yang tidak berwujud karena hanya
berupa saldo tagihan bank.
 Mengatasi inflasi dengan menaikkan cadangan kas bank sentral agar perputaran uang
bertambah.
Dalam lebih memahami ruang lingkup lembaga keuangan baik bank maupun lembaga
keuangan lainnya, Grameds dapat membaca buku Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya.

3. Perbedaan makro ekonomi islam dan makro ekonomi konvesional


Dalam teori makro, kita menggolongkan orang-orang atau lembaga-lembaga yang
melakukan kegiatan ekonomi menjadi lima kelompok besar:
1) RumahTangga
2) Produsen
3) Pemerintah
4) Lembaga-lembaga Keuangan
5) Negara-negara Lain
Kegiatan dari kelima kelompok pelaku ini serta kaitannya dengan keempat pasar di
atas akan dijelaskna perbedaan makro islam dengan makro konvenmsional :
1. Kegiatan Kelompok Rumah Tangga (Household) Kelompok rumah tangga melakukan
kegiatan-kegiatan pokok berupa:
a) Menerima penghasilan dari para produsen dari “penjualan” tenaga kerja merka (upah),
deviden, dan dari menyewakan tanah hak milik mereka (tidak terlihat dalam gambar).
Dalam ekonomi Islam, belanja (konsumsi) terikat dengan kehalalan jenis “pekerjaan
yang dijual”
b) Menerima penghasilan dari lembaga keuangan berupa bunga atas simpanansimpanan
mereka. (teori konvensional/non syari’ah). Dalam sistem ekonomi syariah mereka
mendapat bagi hasil (profit sharing)
c) Membelanjakan penghasilan tersebut di pasar barang/jasa(sebagai konsumen). Dalam
ekonomi Islam, belanja (konsumsi) terikat dengan kehalalan barang/jasa yang akan
dibeli kat, infak dan sedekah (ZIS)
d) Menyisihkan sisa dari penghasilan tersebut untuk ditabung pada lembaga-lembaga
keuangan. Dalam masyarakat Muslim, penghasilan juga disisihkan untuk zakat, infak
dan sedekah (ZIS)
e) Membayar pajak kepada pemerintah
f) Masuk dalam pasar uang sebagai “peminta” (demanders) karena kebutuhan mereka akan
uang tunai untuk misalnya transaksi sehari-hari
2. Kegiatan Kelompok Perusahaan (Firm) Kelompok produsen melakukan kegiatan-kegiatan
pokok berupa:
a) Memproduksi dan menjual barang-barang/jasa-jasa (yaitu sebagai supplier di pasar
barang). Dalam ekonomi islam, memproduksi dan menjual barang/jasa harus berupa
barang/jasa yang halal.
b) Menyewa/menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh kelompok rumah
tangga untuk proses produksi
c) Menentukan pembelian barang-barang modal dan stok barang-barang lain (selaku
investor masuk dalam pasar barang sebagai peminta atau demander)
d) Meminta kredit dari lembaga keuangan untuk membiayai investasi mereka (sebagai
demander di pasar uang). Dalam ekonomi Islam, berupa pembiayaan yang sesuai syariah
(mudhorobah/muyarakah) dan sistem bagi hasil
e) Membayar pajak. Dalam ekonomi Islam, selain pajak, perusahaan juga dikenai
pembayaran zakat perusahaan.
3. Kegiatan Kelompok Pemerintah (Government) Pemerintah (termasuk di dalamnya Bank
sentral) melakukan kegiatan berupa:
a) Menarik pajak langsung dan tak langsung
b) Membelanjakan penerimaan negara untuk membeli barang-barang kebutuhan
pemerintah (sebagai demander di pasar barang)
c) Meminjam uang dari luar negeri. Dalam ekonomi Islam, pinjaman adalah pembiayaan
yang sesuai dengan syari’ah dan bebas riba.
d) Menyewa tenaga kerja (sebagai demander di pasar tenaga kerja)
e) Menyediakan kebutuhan uang (kartal) bagi masyarakat (sebagai supplier di pasar uang)
4. Kegiatan Kelompok Negara-Negara Lain (Ekspor-Impor)
a) Menyediakan kebutuhan barang impor (sebagai supplier di pasar barang). Dalam
ekonomi islam, barang impor terikat dengan status kehalalannya
b) Membeli hasil-hasil ekspor kita (sebagai demander di pasar barang)
c) Menyediakan kredit untuk pemerintah dan swasta dalam negeri. Dalam ekonomi islam
berupa pembiayaan secara syariah dan bebas interst/bunga/riba
d) Membeli dari pasar barang untuk kebutuhan cabang perusahaannya di Indonesia
e) Masuk dalam pasar uang dalam negeri sebagai penyalur uang (devisa) dari luar negeri
(sebagai supplier dana) dan sebagai peminta kredit dan uang kartal rupiah untuk
kebutuhan cabang-cabang perusahaan mereka di Indonesia (demander akan dana).
(singkatnya sebagai penghubung pasar uang dalam negeri dengan pasar uang luar
negeri). Dalam ekonomi Islam, sistem jual beli forex (foreign exchange) harus sesuai
dengan syari’ah dan bebas riba serta gharar.
5. Kegiatan Kelompok Lembaga Keuangan Kelompok lembaga Keuangan mencakup semua
bank-bank dan lembaga-lembaga keuangan lainnya kecuali bank Central (Bank Indonesia).
Kegiatan mereka berupa:
a) Menerima simpanan/deposito dari rumah tangga
b) Menyediakan kredit dan uang giral (sebagai supplier dalam pasar uang).
Dalam ekonomi islam, kredit disini berarti pembiayaan secara syari’ah dan bebas
bunga/interest.5

4. Masalah
Masalah ini sudah tercermin pengertian rkonomi menurut Robert B. Ekelund Jr dan
Robert D Tollison. Keduanya yang mempelajari cara individu dan masyarakat yang
mempunyai keinginan yang tidak terbatas mengalokasikan sumber daya terbatas untuk
memenuhi keinginan mereka. Mengutip buku “Ekonomi” karya Alam S, perekonomian
menghadapi masalah dasar yang terkait dengan pilihan. Hal tersebut terjadi karena
kelangkaan.
Menurut Samuelson, ada tiga masalah utama ekonomi, yaitu apa yang diproduksi
dan berapa banyak, bagaimana memproduksinya, dan untuk siapa barang diproduksi.
Ketiganya merupakan masalah ekonomi mikro. Selain masalah tersebut, terdapat perkara
lainnya yang masih terkait, yakni penganguran. Masalah ini tentu tidak bisa lepas dari
ketidakstabilan kegiatan ekonomi dan neraca pembayaran. Ini merupakan masalah dalam
ekonomi makro.

5
MUHAMMAD SYAHBUDI, SE.I, MA, EKONOMI MAKRO PERSPEKTIF ISLAM, Medan, hal. 2
Masalah Ekonomi Makro
Objek pembahasan ekonomi makro, di antaranya pertumbuhan ekonomi, masalah
ketidakstabilan kegiatan ekonomi, masalah penganggurang, inflasi, dan neraca pembayaran.
1. Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu kondisi perkembangan dalam kegiatan
perekonomian yang menyebabkan kapasitas barang dan jasa yang diproduksi dalam
masyarakat meningkat. pertumbuhan ekonomi biasanya berhubungan dengan perubahan
teknologi.
Contohnya, pengenalan internet dan teknologi dalam industri Amerika Serikat yang
secara keseluruhan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi AS. Selain teknologi,
faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, di antaranya sumber daya manusia,
SDA, ilmu pengetahuan, budaya, dan modal. Pertumbuhan ekonomi tidak hanya sebagai
peningkatan kapasitas produksi, namun juga sebagai perbaikan kualitas hidup masyarakat.
2. Masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi
Dalam sistem ekonomi bebas atau ekonomi pasar, kegiatan ekonomi sering kali
pasang surut. Kadang pertumbuhan ekonomi berjalan cepat, lambat, atau bahkan merosot.
Pergerakan naik turunnya kegiatan perusahaan-perusahaan demi mencapai kemajuan
ekonomi  dalam jangka panjang disebut konjungtur atau siklus kegiatan perusahaan.Siklus
dalam suatu periode konjungtur berbeda dengan keadaan konjungtur pada periode lain.
Akan tetapi, tidak ada perbedaan terhadap sifat-sifat dasar setiap siklus.
3. Masalah pengangguran
Pengangguran merupakan kondisi ketika seseorang yang dikategorikan dalam
golongan angkatan kerja belum memperoleh pekerjaan. Hal ini dapat terjadi karena
beberapa faktor, di antaranya:
Ingin meninggalkan pekerjaan lama untuk mendapat pekerjaan baru yang lebih baik.
Kekurangan pengeluaran agregat. Perusahaan mengganti tenaga kerja manusia dengan
teknologi canggih. Ketidaksesuaian keterampilan pencari kerja dengan yang dibutuhkan
industri.
4. Inflasi
Inflasi adalah kondisi di mana harga naik secara umum dan terus-menerus. Terdapat
empat golongan inflasi, yaitu ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Pada inflasi ringan
kenaikan harga berkisar di bawah 10%. Sedangkan, pada hiperinflasi atau inflasi tak
terkendali, kenaikan harga berada di atas 100% setahun. Inflasi dapat terjadi karena
beberapa hal, seperti ketidakseimbangan pengeluaran agregat dibandingkan dengan
kemampuan perusahaan menyediakan barang-barang, tuntutan kenaikan upah oleh pekerja,
kenaikan harga-harga barang yang diimpor, hingga kekacauan politik dan ekonomi.
5. Masalah neraca perdagangan dan pembayaran
Neraca perdagangan merupakan ikhtisar yang menunjukan selisih antara nilai
transaksi ekspor dan impor suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Neraca perdagangan
positif menunjukan surplus perdagangan, sedangkan neraca negatif mencerminkan defisit
perdagangan.
Sementara itu, neraca pembayaran merupakan gambaran yang menunjukan aliran
pembayaran yang dilakukan dari negara-negara lain ke dalam negeri dan dari dalam negeri
ke negera lain dalam satu tahun tertentu. aliran tersebut mencakup:
a. Aliran penerimaan ekspor serta pembayaran impor barang dan jasa.
b. Aliran penanaman modal asing dan pembayaran penanaman modal asing.
c. Aliran keluar masuk modal jangka pendek seperti deposito di luar negeri.
Neraca pembayaran dikatakan bermasalah ketika pembayaran mengalami defisit.
Artinya, pembayaran ke luar negeri melebihi penerimaan yang diperoleh. Hal ini dapat
disebabkan oleh impor lebih besar daripada ekspor dan aliran modal terlalu banyak ke luar
negeri.
5. Kebijakan ekonomi makro pada masa rasulullah saw dan khulafaur rasyidin
a. Kebijakan Ekonomi Pada Masa Rasulullah SAW :
1. Kebijakan Moneter
Pengelolaan sistem moneter pada masa pemerintahan islam diserahkan
kepada lembaga Baitul mal. Baitul mal merupakan post yang dikhususkan untuk
mengelola semua pemasukan atau pengeluaran harta yang menjadi hak kaum
muslimin. Pengelolaan moneter tersebut mengalokasikan dana untuk penyebaran
Islam, pendidikan dan kebudayaan, pengembangan ilmu pengetahuan,
pengembangan inprastruktur dan penyediaan layanan kesejahteraan sosial. Alokasi
dana Baitul mal tersebut mempunyai dampak baik terhadap pertumbuhan ekonomi
dan kenaikan Agregate Demand sekaligus Agregate Supply. Karena populasi akan
semakin meningkat dan penggunaan sumber daya alam semakin maksimal.6
2. Kebijakan Fiskal
Dalam islam, kebijakan fiskal merupakan suatu kewajiban negara dan
menjadi hak rakyat. Pembelanjaan pemerintah dalam koridor negara islam berpegang
pada terpenuhinya pemuasan semua kebutuhan primer tiap-tiap individu dan
kebutuhan sekunder dan luks sesuai kadar kemapuannya sebagai individu yang hidup
6
Hoirul Amri, Kebijakan Moneter Pada Awal Pemerintahan Islam Dalam Pembangunan Perekonomian (Studi Analisis
Pada Masa Rasulullah SAW Dan Sahabat), (Muqtashid, Vol. 1, No. 1), h. 9-24
dalam masyrakat. Dengan penjaminan kebutuhan primer, negara telah membangun
suatu insfrastruktur ekonomi dengan distribusi ekonomi yang adil, karena orang-
orang kurang memiliki kemampuan dari sisi ekonomi disantuni oleh negara dengan
penjaminan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokoknya.7
b. Kebijakan ekonomi pada masa khulafaurasyidin
1. Abu Bakar As Shiddiq
Setelah wafanya Rasulullah SAW, Abu bakar As-Siddiq terpilih menjadi
khalifah pertama. Beliau merupakan pemimpin agama sekaligus pemimpin negara
kaum muslimin. Dalam pemerintahan Abu Bakar yang hanya berlangsung 2 tahun
berjalan dengan baik dengan berhasil mengatasi banyaknya orang yang murtad, nabi
palsu, dan pembangkang zakat, maka terjadila perang Riddah. (Perang Melawan
Kemurtadan).8 Dalam menjalankan pemerintahan dan roda ekonomi masyarakat
Madinah Abu Bakar sangat memperhatikan keakuratan perhitungan zakat. Abu
Bakar juga mengambil langkah-langkah yang strategis dan tegas untuk
mengumpulkan zakat dari semua umat Islam termasuk Badui (a’rabi) yang kembali
memperlihatkan tanda-tanda pembangkangan membayar zakat sepeninggal
Rasulullah saw. Prinsip yang digunakan Abu Bakar dalam mendistribusikan harta
baitul mal adalah prinsip kesamarataan, yakni memberikan jumlah yang sama
kepada semua sahabat Rasulullah saw.
2. Umar Bin Khattab
Umar bin Khattab merupakan pengganti dari Abu Bakar. Pemerintahan Umar bin
Khattab dikenal dengan pemerintahan yang berish ditopang dengan karakteristik
pribadi yang tegas dan berwibawa sehingga terbentuk kondisi masyarakat yang
damai, sejahtera dan makmur9. Adapun kebijakan- kebijakan ekonomi pada masa
pemerintahan Umar bin Khattab yaitu : Pendirian Lembaga Baitul Mal, Kepemilikan
tanah, Ushr (pajak), Sedekah dari Non- Muslim, Membuat mata uang sendiri,
mengganti dinar yang berasal dari persia yang selama ini di gunakan.
3. Utsman Bin Affan
Usman bin Affan terpilih menjadi khalifah ketiga yang memimpin paling
lama selama 12 tahun, namun tidak ada perubahan dalam masa kepemimpinanya.
Beliau melanjutkan dan mengambngkan kebijakan kebijakan pada masa
pemerintahan yang lalu. Khalifah Utsman bin Affan mengambil suatu langkah
kebijakan tidak mengambil upah dari kantornya. Sebaliknya, ia meringankan beban

7
Lilik Rahmawati, Kebijakan Fiskal dalam Islam, (Al-Qanun, Vol. 11. No. 2). h. 436- 461
8
Mudhiiah, Kharidatul. "Analisis Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Masa Klasik." IQTISHADIA 8.2 (2016).
9
Rizal Fahlefi, “KebijakanEkonomi Umar bin Khattab”, JURIS, Vol. 13 ,No. 2, 2014, H.130
pemerintah dalam hal-hal yang serius, bahkan menyimpan uangnya di bendahara
negara. Adapun kebijakan- kebijakan ekonomi pada masa pemerintahnya sebagai
berikut: Mengembangkan sistem ekonomi yang telah di praktikan pada masa umar
bin kahattab, Membentuk armada laut dan kepolisian di wilayah Mediterania., Tidak
mengambil upah dari kantornya, Mempertahankan sistem pemeberian bantuan serta
memberikan sejumlah uang kepada masyarakat yang berbedabeda.10
4. Ali bin Abi Thalib
Dalam pemerintahannya Ali bin Abi Thalib melakukan gebrakan dan
kebijakan politik seperti penegakan hukum secara masif, memecat guberur yang
melakukan korupsi pada masa Umar bi Affan,mengambil alih tanah yang sudah
negara dari keluarga Umar bin Affan dan memfungsikan kembali Baitul Mal.12 Di
antara kebijakan ekonomi pada masa pemerintahannya, ia menetapkan pajak
terhadap para pemilik hutan sebesar 4000 dirham dan mengizinkan Ibnu Abbas,
gubernur Kufah, memungut zakat terhadap sayuran segar yang akan digunakan
sebagai bumbu masakan. Ada persamaan kebijakan ekonomi pada masa Ali bin Abi
Thalib dengan khalifah sebelumnya. Pada masa Ali alokasi pengeluaran kurang
lebihmasih tetap sama sebagaimana halnya pada masa pemerintahan Khalifah
Umar.11

DAFTAR PUSTAKA

10
Mudhiiah, Kharidatul. "ANAlISIS SejArah PemIkIraN ekoNomI ISlAm mASA klASIk." IQTISHADIA 8.2 (2016).
11
Junaidin,. "PEMERINTAHAN ALI BIN ABI THALIB DAN PERMULAAN KONFLIK UMAT ISLAM." FiTUA:
Jurnal Studi Islam 1.1 (2020): 33-48
Buku Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis oleh Agus Arijanto
M. Damawan Raharja, Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi(Jakarta: LSAF, 1999) h.5-6
Redjeki Hartono, Hukum Ekonomi Indonesia (Malang : Bayu Media Publishing, 2007), hlm. 95
Mulhadi, Hukum Perusahaan Bentuk-Bentuk Badan Hukum di Indonesia (Bogor : Ghalia
Indonesia, 2010), hlm. 74
Untung, Hukum Koperasi dan Peran Notaris Indonesia (Yogyakarta : Andi Yogyakarta),
hlm. 3
MUHAMMAD SYAHBUDI, SE.I, MA, EKONOMI MAKRO PERSPEKTIF ISLAM, Medan, h 2
Hoirul Amri, Kebijakan Moneter Pada Awal Pemerintahan Islam Dalam Pembangunan
Perekonomian (Studi Analisis Pada Masa Rasulullah SAW Dan Sahabat), (Muqtashid, Vol.
1, No. 1), h. 9-24
Lilik Rahmawati, Kebijakan Fiskal dalam Islam, (Al-Qanun, Vol. 11. No. 2). h. 436- 461
Mudhiiah, Kharidatul. "Analisis Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Masa Klasik." IQTISHADIA
8.2 (2016).
Rizal Fahlefi, “KebijakanEkonomi Umar bin Khattab”, JURIS, Vol. 13 ,No. 2, 2014, H.130
Mudhiiah, Kharidatul. "ANAlISIS SejArah PemIkIraN ekoNomI ISlAm mASA klASIk."
IQTISHADIA 8.2 (2016).
Junaidin,. "PEMERINTAHAN ALI BIN ABI THALIB DAN PERMULAAN KONFLIK UMAT
ISLAM." FiTUA: Jurnal Studi Islam 1.1 (2020): 33-48

Anda mungkin juga menyukai