Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH LAPORAN EKONOMI

PERANAN PELAKU EKONOMI DALAM


KEGIATAN EKONOMI

Disusun oleh:

Audy rizky beliana


X MIPA 3

Dinas pendidikan & kebudayaan


Provinsi kal-sel
SMAN 1 SIMPANG EMPAT
2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Laporan bertajuk
peranan pelaku ekonomi dalam kegiatan ekonomi, makalah ini berbentuk
berupa karangan ilmiah, berdasarkan narasumber yang menerangkan peranan
pelaku ekonomi. Dan layaknya segala ciptaan tangan manusia banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya
dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
khususnya kepada guru Ekonomi Lintas minat Ibu rosdiati yang telah
membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Batulicin, 4 november 2018

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata pengantar

Daftar isi

Bab 1 Pendahuluan

1.1Latar belakang

1.2Tujuan penulisan

2
1.3deskripsi

Bab 2 Pembahasan

Bab 3 Penutup

3.1Kesimpulan

daftar pustaka

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATARBELAKANG
Seiring dengan kemajuan dan perkembangan ekonomi dewasa ini dan juga
semakin ketatnya persaingan yang terjadi dalam dunia usaha,baik dalam
negeri maupun diluar negeri dimana system ekonomi dewasa ini sudah
memasuki era persaingan global antar Negara.Oleh karena itu dirasakan
perlu adanya pemahaman serta pengetahuan bagi kalangan pelaku
ekonomi guna meningkatkan mutu,kinerjanya dalam mengembangkan
unit-unit usahanya.dan bagi para mahasiswa hal ini akan dirasa sangat
bermanfaat nilainya didalam kita mempelajari peranan pelaku-pelaku
ekonomi yang ada di Indonesia sehingga akan memberikan gambaran yang
jelas dalam mahasiswa mendapatkan tambahan wawasan dan
pengetahuan sebagai bekal nantinya.Hal inilah yang melatarbelakangi
penting bagi setiap mahasiswa untuk mempelajari aspek-aspek yang saling
terkait dalam perekonomian,dimana pelaku ekonomi memiliki peran yang
sangat strategis,dan pemerintah juga berperan penting sebagai pemberi
juga pemegang kebijakan yang dapat member makna positif bagi para
pelaku ekonomi baik itu kebijakan yang berdampak langsung maupun tidak
langsung bagi pelaku ekonomi itu sendiri.Jadi dengan demikian mahasiswa
dapat melakukan analisis-analisis yang terkait dengan hal itu.Mahasiswa
juga dituntut lebih pro aktif untuk ikut serta menyumbangkan pengetahuan
maupun pemikiran-pemikirannya untuk kemajuan ekonomi.

1.2 TUJUAN PENULISAN


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Memperoleh agar para siswa memperoleh gambaran pelaku-pelaku
ekonomi yang ada secara garis besar dalam suatu perekonomian.serta
kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh Pemerintah bagi para pelaku
ekonomi yang ada di Indonesia yang bersifat langsung maupun tidak
langsung dalam perekonomian.Dan juga kebijakan menyeluruh dalam
ekonomi.
2. Tujuan Khusus

4
Agar siswa lebih memahami dan mengetahui seberapa penting arti para
pelaku ekonomi didalam ikut serta menggerakkan roda perekonomian dan
juga memahami pentingnya peran Pemerintah dalam melindungi para
pelaku ekonomi dengan penerapan berbagai kebijakan baik yang secara
langsung bagi para pelaku ekonomi maupun tidak langsung berpengaruh
bagi para pelaku ekonomi itu sendiri.

1.3 Deskripsi
A.Pelaku Ekonomi
1.Definisi
Pelaku ekonomi merupakan pihak-pihak yang melakukan kegiatan
ekonomi. Secara garis besar, pelaku ekonomi dapat dikelompokkan
menjadi lima pelaku, yaitu rumah tangga, perusahaan, koperasi,
masyarakat, dan negara. Setiap pelaku ekonomi ada yang berperan
sebagai produsen, konsumen, atau distributor.

5
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pelaku-Pelaku Ekonomi

1. Rumah Tangga Keluarga


Rumah tangga keluarga adalah pelaku ekonomi yang terdiri atas ayah, ibu,
anak, dan anggota keluarga lainnya. Rumah tangga keluarga termasuk
kelompok pelaku ekonomi yang cakupan wilayahnya paling kecil adalah pemilik
berbagai faktor produksi,antara lain tenaga kerja, tenaga usahawan, barang-
barang modal, kekayaan alam, dan harta tetap (seperti tanah dan bangunan).
Faktor-faktor produksi yang disediakan oleh rumah tangga keluarga akan
ditawarkan kepada sektor perusahaan.
Karena mereka telah memberikan tenaga mereka untuk membantu
menghasilkan barang atau jasa. Pada saat rumah tangga keluarga bekerja,
mereka akan memperoleh penghasilan. Penghasilan yang diperoleh rumah
tangga keluarga dapat berasal dari usaha-usaha berikut ini.

a. Usaha sendiri,
b. Bekerja pada pihak lain,
c. Menyewakan faktor-faktor produksi,
. Penghasilan-penghasilan yang diperoleh rumah tangga keluarga tersebut
dapat digunakan untuk dua tujuan, yaitu membeli barang atau jasa dan
ditabung.

a. Membeli berbagai Barang atau Jasa (Konsumsi)


Perbedaan-perbedaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini.

1) Kebiasaan hidup
2) Jumlah anggota keluarga
3) Status sosial
4) Lingkungan
5) Pendapatan

b . Disimpan/Ditabung
Sisa penghasilan yang digunakan untuk konsumsi dapat disimpan atau

6
ditabung. Kegiatan menabung dilakukan untuk memperoleh dividen (bunga).
Di samping itu kegiatan menabung dapat berfungsi sebagai cadangan dalam
menghadapi berbagai kemungkinan buruk di masa depan.

2. Perusahaan
Perusahaan adalah organisasi yang dikembangkan oleh seseorang atau
sekumpulan orang dengan tujuan untuk menghasilkan berbagai jenis barang
dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Kegiatan ekonomi yang dilakukan
rumah tangga perusahaan meliputi kegiatan konsumsi, produksi, dan
distribusi. Perusahaan adalah tempat berlangsungnya proses produksi. Dengan
demikian, kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan adalah kegiatan
produksi (menghasilkan barang). Hal ini juga sekaligus menunjukkan bahwa
perusahaan adalah pelaku ekonomi yang berperan sebagai produsen.
Berdasarkan lapangan usahanya, perusahaan yang ada dalam perekonomian
dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu industri primer, industri
sekunder, dan industri tersier.

a. Industri Primer
Industri primer adalah perusahaan yang mengolah kekayaan alam dan
memanfaatkan faktor-faktor produksi yang disediakan oleh alam. Contohnya,
pertanian, pertambangan, perikanan, kehutanan, peternakan.

b . Industri Sekunder
Industri sekunder adalah perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang
industri atau perusahaan-perusahaan yang mengolah barang setengah jadi
menjadi barang jadi dan siap untuk dikonsumsi masyarakat. Contohnya:
perusahaan mobil, sepatu, pakaian, dan lainlain.

c . Industri Tersier
Industri tersier adalah industri yang menghasilkan jasa-jasa perusahaan yang
menyediakan pengangkutan (transportasi), menjalankan perdagangan,
memberi pinjaman, dan menyewakan bangunan.

3. Pemerintah
Pemerintah adalah badan-badan pemerintah yang bertugas untuk mengatur
kegiatan ekonomi. Seperti halnya rumah tangga keluarga dan perusahaan,

7
pemerintah juga sebagai pelaku ekonomi yang melakukan kegiatan konsumsi,
produksi, dan distribusi.

a. Kegiatan Konsumsi Pemerintah


Pemerintah dalam menjalankan tugasnya membutuhkan barang dan jasa.
Kegiatan konsumsi pemerintah dapat berupa kegiatan membeli alat-alat tulis
kantor, membeli alat-alat kedokteran, membeli peralatan yang menunjang
pendidikan, menggunakan tenaga kerja untuk melaksanakan tugas-tugas
pemerintah, dan sebagainya.

b . Kegiatan Produksi Pemerintah


Pemerintah ikut berperan dalam menghasilkan barang dan atau jasa yang
diperlukan dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran
rakyat. Hal ini sesuai dengan UUD 1945 Pasal 33 ayat (2), yang berbunyi:
“Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara”. Pelaksanaan peran pemerintah dalam
kegiatan produksi diwujudkan dalam kegiatan usaha hampir di seluruh sektor
perekonomian. Sebagai pelaksana kegiatan produksi pemerintah mendirikan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Berikut ini maksud dan tujuan pendirian
BUMN berdasarkan UU Nomor 19 Tahun 2003.

1) Memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional pada umumnya dan


penerimaan negara pada khususnya.
2) Mencari keuntungan.
3) Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan atau
jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi orang banyak.
4) Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan
oleh sektor swasta dan koperasi.
5) Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha
golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.

c . Kegiatan Distribusi Pemerintah


Selain melakukan kegiatan konsumsi, pemerintah juga berperan dalam
kegiatan distribusi. Berikut ini kegiatan-kegiatan distribusi yang dilakukan
pemerintah.
1) Menyalurkan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk membantu kegiatan

8
operasional yang ada di sekolah. Misalnya mengenai penyediaan buku-buku
pelajaran, dan sebagainya.
2) Memberi bantuan kepada rakyat miskin berupa penyaluran raskin (beras
rakyat miskin) melalui BULOG. Selain melakukan kegiatan pokok-pokok
ekonomi, pemerintah juga berperan sebagai pengatur dan pelaksana
kebijakan. Peran pemerintah sebagai pengatur yaitu dengan mengeluarkan
berbagai peraturan yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi. Tujuan
dibuatnya peraturan adalah agar kegiatan-kegiatan ekonomi dijalankan secara
wajar dan tidak merugikan masyarakat. Sebagai contoh peraturan mengenai
impor barang. Pemerintah menetapkan berbagai tarif masuk barang. Hal ini
dimaksudkan agar barang-barang yang berasal dari luar negeri tidak mudah
masuk ke Indonesia. Peraturan-peraturan pemerintah lainnya masih banyak,
seperti peraturan pendirian industri, peraturan ekspor, perbaikan lalu lintas,
kebijakan fiskal dan moneter, dan berbagai peraturan kegiatan ekonomi
lainnya.

4. Masyarakat
Masyarakat sebagai pelaku ekonomi maksudnya adalah masyarakat luar
negeri. Masyarakat luar negeri juga termasuk pelaku ekonomi yang penting
bagi perekonomian, karena berhubungan dengan transaksi luar negeri.
Transaksi luar negeri tidak hanya berupa transaksi perdagangan, namun juga
berhubungan dengan penanaman modal asing, tukar menukar tenaga kerja,
serta pemberian pinjaman.

Kegiatan konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat luar negeri, akan tampak
pada aktivitas berikut ini.
a. Membeli barang-barang yang tidak diproduksi oleh masyarakat dalam
negeri.
b. Menggunakan fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh negara, seperti
bandara, stasiun, pasar, dan sebagainya.
c. Menikmati objek-objek wisata negara lain seperti pegunungan, pantai, candi,
dan objek-objek yang lainnya.
d. Menggunakan tenaga kerja-tenaga kerja dari negara lain.

Masyarakat juga melakukan kegiatan produksi. Kegiatannya akan tampak pada


aktivitas berikut ini.

9
a. Masyarakat luar negeri menghasilkan barang yang tidak diproduksi oleh
negara lain.
b. Melakukan penanaman modal di negara lain.
c. Memberikan pinjaman kepada negara yang membutuhkan.
d. Mengirimkan tenaga kerja dan tenaga ahli ke negara-negara yang
membutuhkan.

Melalui kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat luar negeri akan
memberikan pengaruh yang cukup besar bagi perekonomian suatu negara.
Berikut ini beberapa peran masyarakat luar negeri dalam kegiatan ekonomi.
a. Melalui kegiatan perdagangan (kegiatan ekspor impor) dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di negara yang bersangkutan.
b. Adanya tukar-menukar tenaga kerja antarnegara dapat meningkatkan
produktivitas tenaga kerja, sehingga dapat meningkat mutu serta jumlah
barang yang dihasilkan.
c. Membuka lapangan kerja baru.
d. Meningkatkan keuangan atau pendapatan negara berupa devisa.
Para pelaku ekonomi (rumah tangga, masyarakat luar negeri, perusahaan, dan
negara) pada dasarnya mempunyai hubungan yang sangat erat.

5. Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum
yang berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Kegiatan
usaha koperasi merupakan penjabaran dari UUD 1945 pasal 33 ayat (1).
Dengan adanya penjelasan UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) koperasi berkedudukan
sebagai soko guru perekonomian nasional dan sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dalam sistem perekonomian nasional..

B.PERANAN PELAKU EKONOMI

Setiap negara mempunyai permasalahan ekonomi dan setiap negara


mempunyai cara tersendiri dalam mengatasinya. Ada negara yang dengan
tegas menentukan bahwa pemerintah yang harus mengatasi setiap masalah
ekonomi, dan pemerintahlah pula yang mengatur semua kegiatan ekonomi.
Sebaliknya ada negara yang berpendapat bahwa dalam mengatasi setiap
masalah ekonomi dan mengatur semua kegiatan ekonomi diserahkan pada

10
pihak swasta. Selain itu ada juga negara yang mencari jalan tengah antara
keduanya. Bagaimana setiap negara menjawab permasalahan-permasalahan
ekonomi menunjukkan sistem ekonomi yang dianutnya. Dalam rangka
menjalankan sistem ekonominya, negara akan membutuhkan pelakupelaku
ekonomi. Pada pembahasan kali ini akan dijelaskan mengenai bagaimana
bentuk-bentuk sistem ekonomi yang ada di dunia dan siapa saja pelaku-pelaku
ekonominya.

C.KEBIJAKAN PEMERINTAH dalam BIDANG EKONOMI


a.Peran dan Fungsi Pemerintah di Bidang Ekonomi
Dalam upaya peningkatan kehidupan ekonomi, individu, dan anggota
masyarakat tidak hanya tergantung pada peranan pasar melalui sektor swasta.
Peran pemerintah dan mekanisme pasar (interaksi permintaan dan penawaran
pasar) merupakan hal yang bersifat komplementer (bukan substitusi) dengan
pelaku ekonomi lainnya.
Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi (rumah tangga pemerintah),
memiliki fungsi penting dalam perekonomian yaitu berfungsi sebagai
stabilisasi, alokasi, dan distribusi. Adapun penjelasannya sebagai berikut :
 Fungsi Stabilisasi, yakni fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan
ekonomi, sosial politik, hokum, pertahanan, dan keamanan.
 Fungsi Alokasi, yakni fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa
publik seperti pembangunan jalan raya, gedung sekolah, penyediaan fasilitas
penerangan, dan telepon.
 Fungsi Distribusi, yakni fungsi pemerintah dalam pemerataan atau distribusi
pendapatan masyarakat.
Perlunya peran dan fungsi pemerintah dalam perekonomian, yaitu sebagai
berikut:
 Perlunya peran dan fungsi pemerintah dalam Pembangunan ekonomi
dibanyak negara umumnya mencakup intervensi pemerintah baik secara
langsung maupun tidak langsung. Intervensi pemerintah diperlukan dalam
perekonomian untuk mengurangi dari kegagalan pasar (market failure) seperti
kekakuan harga monopoli dan dampak negatif kegiatan usaha swasta
contohnya pencemaran lingkungan.
 Mekanisme pasar tidak dapat berfungsi tanpa keberadaan aturan yang
dibuat pemerintah. Aturan ini memberikan landasan bagi penerapan aturan

11
main, termasuk pemberian sanksi bagi pelaku ekonomi yang melanggarnya.
Peranan pemerintah menjadi lebih penting karena mekanisme pasar saja tidak
dapat menyelesaikan semua persoalan ekonomi.
Kebutuhan publik meliputi dua macam barang, yaitu barang dan jasa publik
dan barang dan jasa privat. Adapun penjelasannya sebagai berikut :
• Barang dan jasa publik adalah barang dan jasa yang pemanfaatannya dapat
dinikmati bersama. Contoh barang dan jasa publik yaitu jalan raya, fasilitas
kesehatan, pendidikan, transportasi, air minum, dan penerangan..
• Barang dan jasa privat adalah barang dan jasa yang diproduksi dan
penggunaannya dapat dipisahkan dari penggunaan oleh orang lain. Contoh :
pembelian pakaian akan menyebabkan hak kepemilikan dan penggunaan
barang berpindah kepada orang yang membelinya.
Selain itu, peran penting pemerintah baik secara langsung dan tidak langsung
didalam di dalam kehidupan ekonomi adalah untuk menghindari timbulnya
eksternalitas, khususnya dampak sampingan bagi lingkungan alam dan sosial.
Pada umumnya sektor pasar (sektor swasta) tidak mampu mengatasi dampak
eksternalitas yang merugikan seperti pencemaran lingkungan yang timbul
karena persaingan antar lembaga ekonomi.
Pada intinya, pemerintah ikut serta dalam kegiatan perekonomian dengan
peran pemerintah yakni dengan melakukan intervensi baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Intervensi Pemerintah dalam Perekonomian
. Berikut adalah intervensi pemerintah secara langsung dan tidak langsung
dalam penentuan harga pasar untuk melindungi konsumen atau produsen
melalui kebijakan penetapan harga minimum (floor price) dan kebijakan
penetapan harga maksimum (ceiling price).
a. Intervensi Pemerintah secara Langsung
 Penetapan Harga Minimum (floor price)
Penetapan harga minimum atau harga dasar yang dilakukan oleh pemerintah
bertujuan untuk melindungi produsen, terutama untuk produk dasar
pertanian. Misalnya harga gabah kering terhadap harga pasar yang terlalu
rendah..

 Penetapan Harga Maksimum (ceiling price)

12
Penetapan harga maksimum atau Harga Eceran Tertinggi (HET) yang dilakukan
pemerintah bertujuan untuk melindungi konsumen. Kebijakan HET dilakukan
oleh pemerintah jika harga pasar dianggap terlalu tinggi diluar batas daya beli
masyarakat (konsumen). Penjual tidak diperbolehkan menetapkan harga diatas
harga maksimum tersebut. Contoh penetapan harga maksimum di Indonesia
antara lain harga obat-obatan diapotek, harga BBM, dan tariff angkutan atau
transportasi seperti tiket bus kota, tarif kereta api dan tarif taksi per kilometer.
Seperti halnya penetapan harga minimum, penetapan harga maksimum juga
mendorong terjadinya pasar gelap.
b. Intervensi Pemerintah secara Tidak Langsung
 Penetapan Pajak
Kebijakan penetapan pajak dilakukan oleh pemerintah dengan cara
mengenakan pajak yang berbeda-beda untuk berbagai komoditas. Misalnya
untuk melindungi produsen dalam negeri, pemerintah dapat meningkatkan
tarif pajak yang tinggi untuk barang impor. Hal tersebut menyebabkan
konsumen membeli produk dalam dalam negeri yang harganya relatif lebih
murah.
 Pemberian Subsidi
Pemerintah dapat melakukan intervensi atau campur tangan dalam
pembentukan harga pasar yaitu melalui pemberian subsidi. Subsidi biasanya
diberikan pemerintah kepada perusahaan-perusahaan penghasil barang
kebutuhan pokok. Subsidi juga diberikan kepada perusahaan yang baru
berkembang untuk menekan biaya produksi supaya mampu bersaing terhadap
produk-produk impor. Kebijakan ini ditempuh pemerintah dalam upaya
pengendalian harga untuk melindungi produsen maupun konsumen sekaligus
untuk menekan laju inflasi.

Kebijakan lain yang dilakukan Pemerintah selaku pemegang otorias Ekonomi


antara lain

A. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal berhubungan erat dengan kegiatan pemerintah sebagai pelaku
sektor publik. Kebijakan fiskal dalam penerimaan pemerintah dianggap sebagai
suatu cara untuk mengatur mobilisasi dana domestik, dengan instrumen
utamanya perpajakan. Dinegara sedang berkembang seperti Indonesia,
13
kebijakan moneter dan kebijakan luar negeri belum berjalan seperti yang
diharapkan. Dengan demikian, peranan kebijakan fiskal dalam bidang
perekonomian menjadi semakin penting.
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk
mengendalikan atau mengarahkan perekonomian pada saat kondisi yang lebih
baik. Caranya yaitu mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Kebijakan fiskal pemerintah dapat bersifat ekspansif maupun kontraktif.
Kebijakan yang bersifat ekspansif dilakukan pada saat perekonomian sedang
menghadapi masalah pengangguran yang tinggi. Tindakan yang dilakukan
pemerintah adalah dengan memperbesar pengeluaran pemerintah (misalnya
menambah subsidi kepada rakyat kecil) atau mengurangi tingkat pajak.
Adapun kebijakan fiskal kontraktif adalah bentuk kebijakan fiskal yang
dilakukan pada saat perekonomian mencapai kesempatan kerja penuh atau
menghadapi inflasi. Tindakan yang dilakukan adalah mengurangi pengeluaran
pemerintah atau memperbesar tingkat pajak.

B. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi yang digunakan Bank Indonesia
sebagai otoritas moneter, untuk mengendalikan atau mengarahkan
perekonomian pada kondisi yang lebih baik atau diinginkan dengan mengatur
jumlah uang yang beredar (JUB) dan tingkat suku bunga. Kebijakan moneter
tujuan utamanya adalah mengendalikan jumlah uang yang beredar (JUB).
Kebijakan moneter mempunyai tujuan yang sama dengan kebijakan ekonomi
pemerintah lainnya,dalam kebijakan moneter Bank Sentral (Bank Indonesia)
mengendalikan jumlah uang yang bersedar (JUB),Bank Sentral dapat
mempertahankan, menambah, atau mengurangi JUB untuk memacu
pertumbuhan ekonomi sekaligus mempertahankan kestabilan harga-harga.
Kebijakan moneter memiliki selisih waktu (time lag) yang relatif lebih singkat
dalam hal pelaksanaannya. Hal ini terjadi karena Bank Sentral tidak
memerlukan izin dari DPR dan kabinet untuk melaksanakan kebijakan-
kebijakan untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi dalam
perekonomian.
Kebijakan moneter memiliki tiga instrumen;
 operasi pasar terbuka (open market operation)

14
 kebijakan tingkat suku bunga (discount rate policy)
 rasio cadangan wajib (reserve requirement ratio).
1. Operasi pasar terbuka ( open market operation )
Yaitu kebijakan pemerintah mengendalikan jumlah uang yang bredar dengan
cara menjual atau membeli surat-surat berharga milik pemerintah. Di
Indonesia operasi pasar terbuka dilakukan dengan menjual atau membeli
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU).

2.Fasilitas Diskonto ( Discount Rate )


Salah satu fasilitasnya yaitu adanya tingkat bunga diskonto yang maksudnya
adalah tingkat bunga yang ditetapkan pemerintah atas bank-bank umun yang
meminjam ke bank sentral,pemerintah melakukan suatu cara yaitu
menurunkan tingkat bunga penjaman (tingkat diskonto). Dengan tingkat bunga
pinjaman yang lebih murah, maka keinginan bank-bank untuk meminjam uang
dari bank sentral menjadi lebih besar, sehingga jumlah uang yang beredar
bertambah dan sebaliknya.

3. Rasio Cadangan Wajib ( Reserve Requirement Ratio )


Penetapan ratio cadangan wajib juga dapat mengubah jumlah uang yang
beredar. Jika rasio cadangan wajib diperbesar, maka kemampuan bank
memberikan kredit akan lebih kecil dibandingkan sebelumnya.
Selain ketiga instrumen yang bersifat kuantitatif tersebut, pemerintah dapat
melakukan himbauan moral (moral suasion). Misalnya untuk mengendalikan
jumlah uang beredar (JUB) di masyarakat, Bank Indonesia melalui Gubernur
Bank Indonesia memberi saran supaya perbankan mengurangi pemberian
kredit ke masyarakat atau ke sektor-sektor tersebut.
Kebijakan moneter dapat bersifat ekspansif maupun kontraktif. Kebijakan
moneter ekspansif dilakukan pemerintah jika ingin menambah jumlah uang
beredar di masyarakat atau yang lebih dikenal kebijakan uang longgar (easy
money policy). Sebaliknya, jika pemerintah ingin mengurangi jumlah uang
beredar di masyarakat, kebijakan moneter yang ditempuh adalah kebijakan
moneter kontraktif atau yang lebih dikenal kebijakan uang ketat (tight money
policy). Selain itu dalam melaksanakan kebijakan moneter, Bank Sentral dapat
menggunakan tiga instrumen, yaitu operasi pasar terbuka (open market
operation), kebijakan tingkat suku bunga (discount rate policy) dan rasio
15
cadangan wajib (reserve requirement ratio).

C. Kebijakan Perdagangan Luar Negeri


Kebijakan Perdagangan Luar Negeri merupakan salah satu bagian kebijakan
ekonomi makro. Karena merupakan salah satu bagian dari kebijakan ekonomi
makro maka kebijakan perdagangan internasional bekerja sama dengan baik
dengan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Kebijakan Perdagangan Luar
Negeri adalah peraturan yang dibuat oleh pemerintah yang mempengaruhi
struktur atau komposisi dan arah transaksi perdagangan serta pembayaran
internasional.
Tujuan dari kebijakan perdagangan luar negeri yaitu sebagai berikut :
• Melindungi kepentingan nasional dari pengaruh negatif yang berasal dari luar
negeri seperti dampak inflasi di luar negeri terhadap inflasi di dalam negeri
melalui impor atau efek resesi ekonomi dunia (krisis global) pertumbuhan
ekspor Indonesia.
• Melindungi industri nasional dari persaingan barang-barang impor.
• Menjaga keseimbangan neraca pembayaran sekaligus menjamin persediaan
valuta asing (valas) yang cukup, terutama untuk kebutuhan impor dan
pembayaran cicilan serta bunga utang luar negeri.
• Menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil.
• Meningkatkan kesempatan kerja.
Kebijakan perdagangan luar negeri terbagi menjadi dua macam, yaitu :

– Kebijakan Pengembangan atau Promosi Ekspor


Tujuan Kebijakan Pengembangan atau Promosi Ekspor adalah untuk
mendukung dan meningkatkan pertumbuhan ekspor. Tujuan kebijakan ini
dapat dicapai dengan berbagai kebijakan, antara lain kebijakan perpajakan
dalam berbagai bentuk, misalnya pembebasan atau keringanan pajak ekspor
dan penyediaan fasilitas khusus kredit perbankan bagi eksportir.

– Kebijakan Proteksi atau Kebijakan Impor


Kebijakan Proteksi atau Kebijakan Impor bertujuan untuk melindungi industry
di dalam negeri dari persaingan barang-barang impor. Kebijakan proteksi dapat

16
diterapkan dengan berbagai instrumen, baik yang berbentuk tarif maupun non
tarif. Proteksi-proteksi yang dilakukan dengan tidak menggunakan tarif disebut
non-tariff barriers. Hambatan yang termasuk ke dalam hambatan non-tarif,
antara lain kuota, subsidi, diskriminasi harga, larangan impor, premi, dan
dumping.

B. KEGIATAN EKONOMI

Apa yang dimaksud dengan kegiatan ekonomi? Pengertian Kegiatan


Ekonomi adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh manusia dalam
upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya. Definisi kegiatan ekonomi
dapat juga diartikan sebagai upaya yang dilakukan manusia untuk
mencapai suatu tingkatan kesejahteraan atau kemakmuran dalam
hidup.

Secara umum, kegiatan ekonomi tersebut terdiri dari kegiatan


produksi, distribusi, dan konsumsi. Masing-masing kegiatan tersebut
(produksi, distribusi, dan konsumsi) saling terkait dan tidak
terpisahkan satu dengan lainnya.

Tujuan Kegiatan Ekonomi

Secara umum tujuan kegiatan ekonomi adalah untuk memenuhi


segala kebutuhan manusia di dalam hidupnya, yaitu kebutuhan
primer, sekunder, dan tersier.

Dalam upaya untuk memenuhi tujuan kegiatan ekonomi tersebut,


manusia melakukan berbagai hal. Mulai dari memproduksi barang
atau jasa, melakukan proses distribusi produk, hingga penggunaan
(konsumsi) terhadap produk tersebut.

Jenis Kegiatan Ekonomi

17
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak pernah lepas dari
kegiatan ekonomi. Mengacu pada pengertian kegiatan ekonomi
berikut ini adalah beberapa jenis kegiatan ekonomi secara umum:

1. Kegiatan Produksi

Kegiatan produksi adalah suatu aktivitas atau pekerjaan yang dapat


menghasilkan suatu produk, baik itu barang maupun jasa. Dengan
adanya kegiatan produksi maka diharapkan barang/ jasa yang
dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

Pelaku kegiatan produksi ini biasanya disebut dengan produsen


dimana tujuan dari kegiatan produksi adalah untuk memperoleh
keuntungan dari barang/ jasa yang dihasilkan. Contoh kegiatan
produksi misalnya perusahaan pembuat roti yang menghasilkan
berbagai produk roti untuk memenuhi permintaan pasar.

Beberapa jenis barang yang dihasilkan dari kegiatan produksi adalah:

• Barang mentah

• Barang setengah jadi

• Barang jadi

• 2. Kegiatan Distribusi

Kegiatan distribusi adalah kegiatan menyalurkan suatu produk, baik


itu barang atau jasa, dari produsen ke konsumen sehingga produk
tersebut tersebar luas ke masyarakat yang membutuhkan.

Tujuan dari kegiatan distribusi ini adalah untuk memastikan


keberlangsungan kegiatan produksi dan memastikan produk diterima
oleh konsumen dengan baik.
18
Pihak yang melaksanakan kegiatan distribusi biasanya disebut
dengan distributor atau penyalur, dimana umumnya merupakan
pedagang besar. Contoh kegiatan distribusi misalnya distributor
beras, agen surat kabar, agen penyalur bahan makanan mentah, dan
lain-lain.

Adapun beberapa aktivitas dalah kegiatan distribusi adalah sebagai


berikut:

• Pembelian dari produsen

• Pengangkutan barang

• Pengepakan (pengemasan)

• Penjualan ke pedagang pesar (grosir)

• Penyimpanan di gudang

• Standarisasi mutu barang

• Klasifikasi barang

• Promosi barang

• Penyaluran barang

3. Kegiatan Konsumsi

Kegiatan konsumsi adalah aktivitas penggunaan atau memakai


barang atau jasa yang dihasilkan oleh produsen. Tujuan dari kegiatan
konsumsi adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam
hidupnya.

Pelaku kegiatan konsumsi disebut dengan konsumen dimana semua


aktivitasnya adalah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Beberapa contoh kegiatan konsumsi misalnya membeli makanan dan
19
minuman di restoran, membeli pakaian di toko, membeli gadget, dan
lain sebagainya.

Adapun beberapa pelaku utama kegiatan konsumsi adalah sebagai


berikut:

• Rumah tangga keluarga

• Pemerintah

• Industri atau perusahaan

Contoh Kegiatan Ekonomi

Ada banyak sekali contoh kegiatan ekonomi yang ada di sekitar kita.
Semua kegiatan ekonomi tersebut memiliki dampak besar bagi
kehidupan bermasayarakat. Artinya, satu kegiatan ekonomi akan
mempengaruhi kegiatan ekonomi lainnya.

Kegiatan Ekonomi di Indonesia

Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya manusia melakukan berbagai


kegiatan ekonomi untuk mendapatkan barang dan jasa yang mereka
butuhkan. Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam, sehingga
banyak sekali kegiatan ekonomi yang bisa dilakukan di Indonesia.
Warga Indonesia bekerja sesuai dengan kondisi wilayah, pendidikan
yang telah mereka tempuh, dan juga sesuai dengan bakat yang
mereka miliki. Jenis kegiatan ekonomi Indonesia terbagi menjadi
kegiatan ekonomi agraris dan kegiatan ekonomi nonagraris. Berikut
ini jenis-jenis kegiatan ekonomi yang biasa dilakukan oleh warga
Indonesia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

20
Kegiatan Ekonomi Agraris

Kegiatan ekonomi agraris yaitu kegiatan ekonomi yang dilakukan


dengan memanfaatkan keadaan alam. Contohnya yaitu pada bidang
pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, dan juga kehutanan.
Biasanya kegiatan ekonomi agraris dilakukan di pedesaan karena
sumber daya alam di pedesaan dapat memenuhi kegiatan ekonomi
agraris. Berikut ini penjelasan lengkap berbagai kegiatan ekonomi
agraris.

1. Pertanian

Pertanian yaitu kegiatan ekonomi agraris yang melakukan kegiatan


produksi dengan menggunakan tanah sebagai faktor utama. Adapun
hasil dari pertanian yaitu menghasilkan bahan pangan. Indonesia
merupakan negara agraris. Untuk meningkatkan hasil pertanian
dapat digunakan cara intensifikasi, ekstensifikasi diversifikasi dan
juga rehabilitasi. Di Indonesia daerah yang memiliki kegiatan
ekonomi pertanian lebih banyak terjadi di Pulau Jawa, Kalimantan,
Bali dan beberapa bagian Sulawesi. Pulau Jawa merupakan pusat
utama penghasil padi terbesar di Indonesia. (baca juga: Bentuk-
bentuk Perubahan Sosial)

2. Peternakan

21
Peternakan yaitu kegiatan memelihara atau mengembangbiakkan
berbagai hewan ternak untuk diambil manfaatnya dari hasil kegiatan
beternak. Adapun usaha peternakan dapat dibagi menjadi tiga
bagian yaitu peternakan satwa besar, peternakan satwa kecil, dan
juga peternakan unggas. Peternakan satwa besar meliputi sapi,
kerbau, kuda sedangkan peternakan satwa kecil yaitu kelinci,
kambing dan peternakan unggas yaitu peternakan hewan-hewan
unggas seperti ayam, bebek, dan juga burung. (baca juga Jenis
Pengendalian Sosial)

Sponsors Link

3. Perkebunan

Perkebunan adalah kegiatan penanaman lahan ataupun


membudidayakan berbagai tanaman. Perkebunan dan pertanian
memiliki kesamaan hal yang membedakan dua kegiatan tersebut
yaitu jenis tanaman yang dibudidayakan jika pertanian cenderung
pada tanaman bahan pangan, perkebunan membudidayakan kelapa,
kelapa sawit, kopi, dll.

Perkebunan terbagi menjadi dua jenis yaitu perkebunan rakyat dan


perkebunan besar. Perkebunan rakyat yaitu perkebunan yang
langsung dikelola oleh rakyat sedangkan perkebunan besar dikelola
oleh suatu instans pemerintah ataupun perusahaan swasta. Adapun
berdasarkan jenis tanaman yang berada diperkebunan, perkebunan
dibagi menjadi dua yaitu perkebunan musiman dan perkebunan
tahunan. Di Indonesia wilayah yang melakukan kegiatan perkebunan

22
yaitu Sumatra dengan tanaman yang dibudidayakan yaitu kelapa
sawit, teh, kopi, dan juga karet. Selain Sumatra, pulau Jawapun
melakukan kegiatan perkebunan.

4. Perikanan

Perikanan yaitu suatu kegiatan pembudidayaan ikan. Kegiatan


ekonomi perikanan dibedakan menjadi perikanan air tawar dan juga
perikanan air laut. Ikan yang dihasilkan dari perikanan air tawar yaitu
ikan nilai, ikan patin, ikan mas, dan juga berbagai ikan hias.
Sedangkan ikan yang dihasilkan dari perikanan air laut yaitu ikan
kerapu, udang, lobster dan berbagai macam ikan laut lainnya.
Indonesia merupakan negara kepulauan, dimana sebagian besarnya
berupa lautan. Oleh karena itu Indonesia mempunyai tempat
perikanan yang banyak. (baca juga: Disintegrasi Sosial)

Kegiatan Ekonomi Nonagraris

Kegiatan ekonomi yang kedua yaitu kegiatan ekonomi nonagraris.


Kegiatan ekonomi nonagraris biasanya lebih berkembang di daerah
perkotaan karena kegiatan yang dilakukan seperti perdagangan,
perindustrian, dan juga berbagai jasa banyak terjadi di perkotaan.
Berikut ini penjelasan lengkap berbagai kegiatan ekonomi
nonagraris, sebagai berikut:

23
1. Perdagangan

Perdagangan yaitu kegiatan transaksi jual beli antara produsen


kepada konsumen, kegiatan ekonomi perdagangan yaitu
menyediakan dan mendistribusi berbagai barang yang dibutuhkan
oleh masyarakat. Perdagangan merupakan salah satu faktor penentu
perkembangan ekonomi Indonesia. Pusat perdagangan di Indonesia
biasanya terjadi di kota-kota besar. (baca juga: Ciri-Ciri Pranata
Sosial)

Adapun kegiatan perdagangan terbagi menjadi perdagangan besar


dan perdagangan eceran. Perdagangan besar yaitu perdagangan
yang dilakukan dari pedagang kepada pedagang eceran ataupun
perusahaan. Sedangkan pedagang eceran yaitu kegiatan
perdagangan yang dilakukan dari pedagang kepada seseorang. Dan
kegiatan perdagangan antar negara atau manfaat perdagangan
internasional disebut dengan kegiatan ekspor impor.

Artikel lainnya:

Hambatan Perdagangan Internasional

Manfaat Kegiatan Ekspor dan Impor

Manfaat Perdagangan Internasional

24
2. Perindustrian

Industri yaitu suatu kegiatan pengolahan bahan mentah menjadi


bahan setengah jadi ataupun menjadi barang konsumsi dengan
menggunakan berbagai fasilitas dan juga peralatan yang canggih.
Sedangkan perindustrian yaitu kegiatan yang berhubungan dengan
proses industri. Di Indonesia sendiri perindustrian semakin
berkembang pesat dari tahun ke tahun. (baca juga: Pengaruh Letak
Geografis)

Sponsors Link

3. Pertambangan

Indonesia sangat kaya akan sumber daya alamnya oleh karena itu di
Indonesia banyak sekali kegiatan pertambangan. Hasil utama dari
pertambangan di Indonesia yaitu migas dan juga batu bara.
Pertambangan banyak dilakukan di Sumatra tepatnya di Bukit asam
dan Sawah Lunto, selain itu di Pulau Kalimantan, Sulawesi Selatan,
Banten, dan juga Jawa Barat. (baca juga: Cara Mengatasi Masalah
Persebaran Penduduk)

4. Jasa

Kegiatan ekonomi nonagraris yang terakhir yaitu pada bidang jasa.


Kegiatan ekonomi jasa yaitu kegiatan yang dilakukan sebagai
25
pemberi layanan suatu jasa. Misalnya jasa transportasi baik itu
transportasi darat, laut ataupun udara. Selain itu dapat juga jasa
pada bidang pariwisata untuk memenuhi segala kebutuhan para
wisatawan yang mengunjungi Indonesia. Hal ini dapat pula
menyebabkan peningkatan penghasilan negara.

Indonesia mempunyai banyak sumber daya alam dan memiliki


kondisi alam yang strategis. Oleh karena itu tak heran jika Indonesia
mempunyai banyak sekali kegiatan ekonomi yang dapat dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan hidup rakyatnya.

BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan

Jadi berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Pelaku Ekonomi dan
Pemerintah sama sama memiliki peran yang sangat penting dalam
pembangunan Perekonomian di Indonesia untuk mewujudkan kesejahteraan
bersama segenap masyarakat Indonesia yang merata hingga ke
pelosok.Keterkaitan hubungan antara Para Pelaku Ekonomi dan Pemerintah
sebagai pemegang Kebijakan sangat saling tergantung di dalam membangun
Perekonomian yang mapan dan sinergi dalam pemenuhan kebutuhan
Masyarakat pada umumnya.Demikian pula Pemerintah mampu memberikan
proteksi(perlindungan) bagi Pelaku Ekonomi untuk bisa bersaing di Era pasar
Globalisasi dewasa ini.

26
Daftar pustaka

https://karyanaworld.wordpress.com/2012/01/29/pelaku-ekonomi-dan-
perannya-dalam-perekonomian-
indonesia/https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-kegiatan-
ekonomi.htmlhttps://materiips.com/kegiatan-ekonomi-di-indonesia

27

Anda mungkin juga menyukai