Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Teknik Mesin Vol XX, No XX, Agustus 2020, Hal.

XX-XX
ISSN (e): 1234-1234, ISSN (p): 5678-5678

REPAIR WELDING PADA RADIATOR SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN


METODA GTAW
M.Yuga Belawan Saputra¹, Toto Triantoro²
Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin¹, Dosen Jurusan Teknik Mesin², Universitas Jenderal Achmad Yani
(UNJANI) Cimahi.
yugabelawan@gmail.com , trians65@yahoo.co.id
Dikirim: 31 Juli 2021; Revisi 1:-; Revisi 2:- ; Diterima: 31 Juli 2021;
Diterbitkan: -

Abstrak
Dengan seiringnya perkembangan zaman sepeda motor memiliki sistem pendingin mesin yang berfungsi untuk
mendinginkan dan mempertahankan suhu kerja mesin agar tetap optimal. Repair pada Radiator Sepeda Motor biasanya
menggunakan proses Patri. Metode proses Pematrian kurang maksimal kebocoran dan ketahan proses pematrian masih sering terjadi
kebocoran. Maka diperlukannya merubah metode pengelasan, yaitu menggunakan proses pengelasan menggunakan metode GTAW
(Gas Tungsten Arc Welding).
Penelitian ini menggunakan metode repair welding yaitu dengan bahan Radiator alumunium Seri 6XXX
menggunakan metoda pengelasan Gas Tungsten Arc welding (GTAW). dengan filler metal ER 4043, tegangan 21
Volt, arus 70 A, 110 A dan 150 A. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen dengan melakukan pemeriksaan
Dye Penetrant, pengujian kekerasan, pemeriksaan struktur mikro, dan pemeriksaan besar butir.
Dari pengujian yang telah dilakukan, hasil pengelasan dengan arus 150 A menghasilkan nilai kekerasan rata-
rata yang paling besar pada daerah HAZ yaitu : 65,8 HV. karena arus yang berlebih dan base metal akan lebih cepat
meleleh sehingga dapat mudah penetrasi ke dalam base metal dan terjadi fusi yang sempurna. Adapun nilai kekerasan
terendah di bagian weld metal adalah arus 70 dengan nilai kekerasan 59,84 HV, penyebabnya karena kurangnya
masukan arus di filler metal sehingga filler metal belum sepenuhnya meleleh sehingga penetrasi ke base metal belum
sempurna. dan dari hasil pemeriksaan struktur mikro tidak terjadi perbedaan yang signifikan dari ketiga jenis variasi
arus tersebut.

Kata kunci : Pengelasan; Metoda GTAW; Kuat arus; Sifat Mekanik.

Abstract
With the development of the era of motorcycles have an engine cooling system that serves to cool and
maintain the working temperature of the engine to remain optimal. Repair on Motorcycle Radiators usually uses patri
process. The method of the process of queuing is less than the maximum leakage and the durability of the process of
queuing is still frequent leaks. Therefore, it is necessary to change the welding method, which is to use the welding
process using gtaw method (Gas Tungsten Arc Welding).
This research uses repair welding method that is with aluminum radiator material 6XXX Series using
Tungsten Arc welding (GTAW) Gas welding method. with metal filler ER 4043, voltage 21 Volt, current 70 A, 110
A and 150 A. This research was conducted by experimental method by conducting Dye Penetrant examination,
hardness testing, microstructure inspection, and large grain inspection.
From the tests that have been conducted, welding results with a current of 150 A resulted in the largest
average hardness value in the HAZ area, namely: 65.8 HV. because of the excess current and base metal will melt
faster so that it can easily penetrate into the base metal and occur perfect fusion. The lowest hardness value in the
weld metal part is the current 70 with a hardness value of 59.84 HV, the cause of the lack of current input in the metal
filler so that the metal filler has not fully melted so that the penetration into the metal base is not perfect. and from
the results of the examination of microstructures there were no significant differences from the three types of current
variations.

Keywords : Welding; GTAW Method; current; Mechanical Properties


digunakan dibidang teknik. Keunggulan paduan
aluminium dibandingkan dengan logam lainya antara
1. Pendahuluan lain: ringan, mempunyai sifat kunduktivitas listrik
yang baik, serta mempunyai sifat tahan terhadap
Aluminium secara umum merupakan
korosi. Paduan aluminium juga banyak digunakan di
meterial atau logam yang banyak digunakan di dunia
bidang industri permesinan serta struktur, karena
industri manufaktur. Paduan aluminium merupakan mempunyai kelebihan-kelebihan antara lain kekuatan
logam yang memiliki keunggulan sehingga banyak tarik relatif tinggi, sifat mekaniknya dapat

© 2020 Penulis. Artikel ini adalah open access article dengan lisensi CC BY (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/). 1
doi.xx.xxxx/x.xxxx.xxxx.xxxxxxxx.xxxx
Koresponden: email: penulis2@unjani.ac.id, telepon: +62 815456xxx
ditingkatkan dengan pengerjaan dingin atau perlakuan Radiator merupakan komponen sistem
panas, sifat mampu bentuk (formability) yang baik, pendingin air yang dipasang pada bagian depan
serta mempunyai sifat mampu las (weldability) yang kendaraan. Daryanto (dalam Surjadi, 2016)
bervariasi tergantung pada jenis paduannya. menyatakan bahwa radiator berfungsi untuk
(Riswanda and Sugianto, 2019). mendinginkan air yang menjadi panas setelah beredar
Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) adalah dalam mantel air pendinginan mesin. Cairan
metode pengelasan dimana busur listrik terjadi pendingin yang telah bersirkulasi di dalam mantel air
diantara elektroda yang tidak leleh dengan benda suhunya akan meningkat. Saat cairan pendingin
kerja. Sekeliling elektrodanya disalurkan gas innert mengalir melalui inti radiator, panas dari cairan
yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pendingin akan diserap oleh sirip-sirip radiator. Panas
kontaminasi udara dimana gas tersebut tidak bereaksi yang telah terserap oleh sirip radiator kemudian ikut
dengan zat apapun, sehingga tiap pencemaran terbuang bersamaan dengan udara yang melewati
terhadap pengelasan dapat dihindarkan. Hampir pada sirip-sirip radiator. Pada saat ini Sepeda Motor yang
semua logam dapat menggunakan pengelasan proses memiliki kapasitas mesin 150cc lebih, banyak
GTAW, logam yang sering disambung adalah: Al, menggunakan sistem pendinginan Radiator. Untuk
Mg, baja karbon, baja paduan, stainless steel, menjaga temperatur mesin agar selalu optimal.
tembaga, paduan nikel, titanium dan lainlain. Dengan Radiator tersebut terbuat dari paduan aluminium.
mudah dapat dilakukan dan hasilnya baik (Suhadi, 2017).
Sistem pendingin merupakan salah satu Pengertian dari perbaikan atau repair itu
sistem yang paling penting pada mesin sepeda motor. sendiri adalah usaha untuk mengembalikan kondisi
Sepeda motor yang mempunyai kapasitas mesin relatif dan fungsi dari suatu benda atau alat yang rusak akibat
besar memerlukan pendingin yang efisien agar ketika pemakaian alat tersebut pada kondisi semula. Proses
beroperasi tidak mengalami panas yang berlebihan perbaikan tidak menuntut penyamaan sesuai kondisi
sehingga dapat merusak mesin tersebut dan dikenal awal, yang diutamakan adalah alat tersebut bisa
dengan nama radiator. berfungsi normal kembali. Tidak setiap perbaikan
Pada studi literatur dari hasil observasi dapat diselesaikan dengan mudah, tergantung tingkat
lapangan, Repair Wellding pada Radiator Sepeda kesulitan dan kerumitan assembling / perakitan alat
Motor menggunakan proses Patri. Metode proses tersebut, mulai dari tingkatan jenis bahan hingga
Pematrian kurang maksimal kebocoran dan ketahan tingkat kecanggihan fungsi alat tersebut. Proses
proses pematrian masih sering terjadi kebocoran. pengelasan adalah proses penyambungan dua buah
Maka diperlukannya merubah metode pengelasan, atau lebih material logam menjadi satu kesatuan
yaitu menggunakan proses pengelasan menggunakan dengan adanya energi panas. Energi panas yang
metode GTAW (Gas Tungsten Arc Welding). digunakan untuk mencairkan logam pada proses
Berdasarkan uraian diatas, salah satu yang pengelasan dapat berasal dari pembakaran gas, sinar
perlu di perhatikan dalam melakukan perbaikan elektron, gesekan, gelombang ultrasonik, tahanan
pengelasan (repair welding) adalah penggunaan listrik, atau busur listrik. Sedangkan repair welding
metoda atau penanganan terhadap penyambungan merupakan perbaikan dengan menggunakan teknik
wire rod dengan Aluminium yaitu dengan metoda pengelasan.
GTAW (Gas Tungsten Arc Welding) yang merupakan Tujuan dari repair welding adalah untuk
suatu metoda pengelasan yang bisa di gunakan untuk memperbaiki bentuk satu konstruksi yang mengalami
penyambungan dua bahan logam campuran atau kerusakan agar menjadi sama seperti bentuk dan
material pada Radiator Sepeda Motor fungsi benda asalnya dan memiliki sifat yang sama
sebagai mana logam dasarnya. Berbeda halnya dengan
2. Teori Dasar
product welding, yaitu pembuatan produk dari bahan
Aluminium merupakan material alam yang
mentah atau logam dasar (wrought metal) menjadi satu
sering dimanfaatkan oleh manusia. Diharjo (dalam
bentuk kontruksi yang baru, sehingga memiliki fungsi
Masyrukan, 2010) menyatakan bahwa aluminium (Al)
baru yang berbeda dari bahan asal sebelum dilakukan
adalah salah satu logam non ferro yang memiliki
pengelasan.
beberapa keunggulan diantaranya adalah memiliki
Pengelasan merupakan penyambungan dua bahan
berat jenis yang ringan, ketahanan terhadap korosi dan
atau lebih yang didasarkan pada prinsip-prinsip proses
mampu bentuk yang baik. Aluminium diolah dengan
difusi sehingga terjadi penyatuan bagian bahan yang
beberapa metode sehingga memiliki sifat mekanis
disambung. Kelebihan sambungan las adalah
yang baik sebagai material yang dapat dimanfaatkan
konstruksi ringan, dapat menahan kekuatan yang
sesuai kebutuhan. Mandala kk., (2016) Aluminium
tinggi, mudah pelaksanaannya, serta cukup ekonomis.
hasil pengecoran sering dijumpai pada peralatan
Namun kelemahan yang paling utama adalah
rumah tangga dan komponen otomotif seperti pelek,
terjadinya perubahan struktur mikro bahan yang dilas,
blok mesin dan piston. Aluminium hasil pembentukan
sehingga terjadi perubahan sifat fisik maupun mekanis
melalui proses tempa, rol dan ektrusi yaitu aluminium
dari bahan yang dilas (Umaryadi,2007).
profil dan plat yang banyak digunakan dalam
Berdasarkan definisi dari Deutche Industrie
konstruksi.
Normen (DIN), las adalah ikatan metalurgi pada

2 doi.xx.xxxx/x.xxxx.xxxx.xxxxxxxx.xxxx
sambungan logam atau logam paduan yang perangkat “kombi” artinya dapat digunakan untuk
dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Definisi mengelas dengan arus bolak-balik (AC) dan dapat juga
ini juga dapat diartikan lebih lanjut bahwa las adalah digunakan untuk mengelas dengan arus searah (DC).
sambungan setempat dari beberapa logam dengan Tentu saja ada konstruksi komponen sebagai
menggunakan energy panas (Wiryosumarto, 2000). pembangkit arus las AC maupun arus las DC. Arus
Berdasarkan definisi dari American Welding Society bolak-balik (alternating current/ AC) adalah arus
(AWS) pengelasan adalah proses penyambungan listrik dimana besarnya dan arahnya arus berubah-
logam atau non logam yang dilakukan dengan ubah secara bolak-balik. Berbeda dengan arus searah
memanaskan material yang akan disambung hingga dimana arah arus yang mengalir tidak berubah-ubah
temperatur las, yang dilakukan dengan atau tanpa dengan waktu.
menggunakan tekanan dan dengan atau tanpa Hasil pengelasan pada umumnya sangat
menggunakan logam pengisi. Definisi tersebut dapat bergantung pada keterampilan juru las. Kerusakan
diartikan lebih lanjut bahwa pengelasan adalah suatu hasil las baik di permukaan maupun di bagian dalam
aktifitas menyambung dua bagian benda atau lebih sulit dideteksi dengan metode pengujian sederhana.
dengan atau tanpa bahan tambah (filler metal) yang Metode pengujian daerah las secara kasar dapat
sama ataupun berbeda titik maupun strukturnya (Alip, diklasifikasikan menjadi pengujian merusak /
1989). destruktif (DT) dan pengujian tidak merusak / non-
Mengingat pengelasan yang dilakukan dalam destruktif (NDT). Dalam pengujian destruktif, sebuah
penelitian ini menggunakan las GTAW atau TIG, spesimen atau batang uji dipotong dari daerah las atau
maka sedikit di paparkan tentang pengelasan GTAW sebuah model berukuran penuh dari daerah las yang
atau TIG. Las TIG (Tungsten Inert Gas Welding) diuji dilakukan perubahan bentuk dengan dirusak
adalah nama dalam bahasa Inggris untuk Wolfram untuk menguji sifat-sifat mekanik dan penampilan
Inert Gas (WIG schweissen) dalam bahasa Jerman daerah las tersebut. Seperti yang terlihat dalam
atau kalau dalam bahasa Indonesia dapat kita sebut pembagian pengujian ini dibagi menjadi pengujian
sebagai las busur gas elektroda tungsten. Jenis las ini kekerasan dan pemeriksaan struktur mikro.
adalah salah satu metode yang termasuk paling
3. Metode Penelitian
penting dalam pengerjaan baja paduan tingggi 12
Metode penelitian adalah suatu cara yang
(high-alloy) dan logam bukan besi (non-ferrous)
digunakan dalam penelitian, sehingga pelaksanaan
seperti aluminium, tembaga, titanium, Molibdenum
dan hasil penelitian bisa untuk dipertanggung
dan paduan dari padanya. Stabilitas busur yang tinggi
jawabkan secara ilmiah. Penelitian ini menggunakan
menjadikan las TIG atau GTAW (Gas Tungsten Arc
metode eksperimen, yaitu suatu cara untuk mencari
Welding) adalah yang terbaik dari proses las listrik
hubungan sebab akibat antara dua faktor yang
modern, karena penyebaran panas yang berlebihan
berpengaruh.
pada benda kerja dikurangi dengan adanya
penambahan gas pelindung inert yang sekaligus Mulai
sebagai gas pendingin. Dalam pengelasan TIG, hampir Diagram Alir
tidak ada cacat las, dan beban kesehatan karena asap
Studi literatur
las relatif rendah. Sebuah keuntungan tertentu dari
pengelasan TIG adalah bahwa juru las tidak bekerja
dengan elektroda habis sekali pakai. Persiapan bahan radiator yang akan dilakukan proses Repair (Al seri
Proses menggunakan gas pelindung untuk 6XXX), tebal 1,9mm, panjang retakan 68, 𝑚𝑚, 53𝑚𝑚, 88𝑚𝑚.
lebar 30mm, tinggi 175mm.30mm, tinggi 175mm.
mencegah terjadinya oksidasi pada bahan las yang
panas. Untuk menghasilkan busur nyala, digunakan
elektroda yang tidak terkonsumsi terbuat dari logam Pengujian Spektrometri
tungsten atau paduannya yang memiliki titik lebur
sangat tinggi (sriwidharto, 2006).
Busur nyala dihasilkan dari arus listrik melalui Metoda Pengelasan : GTAW
konduktor dan mengionisasi gas pelindung. Busur Spesifikasi : AWS A5.10
terjadi antara ujung elektroda tungsten dengan logam Gas Pelingdung : Argon 99%
induk. Panas yang dihasilkan busur langsung Tegangan : 21 V
Polaritas : DCEN
mencairkan logam induk dan juga logam las berupa
Filler : ER 4043
kawat las (rod). Penggunaan kawat las tidak selalu Elektroda : ϕ 1.6 mm
dilaksanakan (hanya jika dirasa perlu sebagai logam
penambah). Pencairan kawat las dilaksanakan di ujung
kolam las yang sambil proses pengelasan berjalan.
Arus : Arus :
Terdapat 4 (empat) komponen dasar atau komponen Arus :
110 150
utama dari las GTAW, yaitu Obor (trouch), Elektroda 70 Amp
Amp Amp
tidak terkonsumsi (tungsten) Sumber arus las, Gas
pelindung (Sriwidharto, 2006). Pada umumnya
Perangkat atau mesin Las GTAW merupakan
A

3 doi.xx.xxxx/x.xxxx.xxxx.xxxxxxxx.xxxx
4. Analisa Data
A
Hasil Pengujian Spektrometri

Tabel 4.1 Hasil Spektrometri


Pemeriksaan :
 Pemeriksaan Dye Penetrant
 Analisa Struktur Mikro
 Perhitungan Besar Butir
Pengujian :
 Pengujian Kekerasan (Micro Vickers)

Pengolahan Data Hasil


Pengujian dan
Pemeriksaan

Analisa dan pembahasan

Kesimpulan dan saran

Selesai Hasil Pengelasan


Tabel 4.2 Pengelasan GTAW

Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Pengelasan

Penjelasan Diagram Alir


Studi Litelatur merupakan tahap pertama yang
bertujuan untuk memilih, mementukan dan
mengetahui jenis material yang akan digunakan
sebelum dilakukan experiment dalam pengelasan baik
dari journal atau studi lapangan.
Material yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah radiator sepeda motor yang berbahan dasar
alumunium dengan beberapa unsur pemadu yang
didominisasi oleh unsur Manganese (Mn) sebesar
1.07% dan akan dilakukan proses pengelasan di
bagian tube atau bagian tabung radiator yang
mengalami retakan akibat kendornya karet peredaman
anatara plat penyangga radiator tersebut. Berdasarkan
hasil identifikasi yang menyatakan bahwa permukaan
radiator ini mengalami keretakan atau kebocoran
dibagian tube sehingga dilakukan repair welding pada
radiator sepeda motor tersebut.

4 doi.xx.xxxx/x.xxxx.xxxx.xxxxxxxx.xxxx
Gambar 4.3 Hasil Pengelasan dengan Arus 70 A  Pengelasan Arus 70 A

21 𝑣𝑜𝑙𝑡. 70 𝑎𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒
𝐻𝐼 = = 2,917 𝐽⁄𝑚𝑚 0,291 𝑘𝐽⁄𝑚𝑚
0,504 𝑚𝑚⁄𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

 Pengelasan Arus 110 A

21 𝑣𝑜𝑙𝑡. 110 𝑎𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒


𝐻𝐼 = = 4,383 𝐽⁄
0,527 𝑚𝑚⁄𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑚𝑚 0,438 𝑘𝐽⁄𝑚𝑚

 Pengelasan Arus 150 A

21 𝑣𝑜𝑙𝑡. 150 𝑎𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒


𝐻𝐼 = = 2,506 𝑘𝐽⁄
1,257 𝑚𝑚⁄𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑚𝑚 0,250 𝑘𝐽⁄𝑚𝑚

Pemeriksaan Dye Penetrant


Gambar 4.4 Hasil pengelasan dengan Arus 110 A

Gambar 4.6 Pemberian cairan penetrant &


Developer pada hasil pengelasan Arus 70 A
Gambar 4.5 Hasil pengelasan dengan Arus 150 A

Kecepatan Pengelasan
Arus 70 A

𝑠 68,1 𝑚𝑚 68,1 𝑚𝑚
𝑣1 = = = = 0,504 𝑚𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑡 2,15 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 135 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙= 0,504 mm/detik

Arus 110 A

𝑠 53 𝑚𝑚 53 𝑚𝑚
𝑣1 = = = = 0,527 𝑚𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑡 57,64 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 57,64 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙= 0,527 mm/detik


Gambar 4.7 Pemberian cairan penetrant &
Arus 150 A Developer pada hasil pengelasan Arus 110 A
𝑠 88 𝑚𝑚 88 𝑚𝑚
𝑣1 = = = = 1,257 𝑚𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑡 1,10 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 70 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙= 1,257 mm/detik

Heat Input
𝑽𝒙𝑰
𝑯𝑰 = (𝑱⁄𝒎𝒎)
𝒔

Dimana:

HI: Heat input

V: Tegangan busur las

I: Arus busur las Gambar 4.8 Pemberian cairan penetrant & developer
pada hasil pengelasan Arus 150 A
s: Kecepatan las

5 doi.xx.xxxx/x.xxxx.xxxx.xxxxxxxx.xxxx
Pengujian Kekerasan
Pengujian kekerasan ini dilakukan dengan
metode micro hardness Vickers (HV) dengan
menggunakan standar uji ASTM E 384. Pengambilan
data sebanyak 9 Titik penekanan pada satu spesimen
dengan distribusi penitikan, yang meliputi 3 titik di
logam dasar (Base Metal), 3 titik di Heat Affected
Zone (HAZ), dan 3 titik di logam lasan (Weld Metal).

Data Hasil Pengujian Kekerasan


Tabel 4.3 hasil pengujian kekerasan RAW material

Gambar 4.11 Grafik hasil pengujian kekerasan arus


150 A

Gambar 4.12 Grafik Rata – rata pengujian


Kekerasan

Gambar 4.9 Grafik hasil pengujian kekerasan arus Pemeriksaan Struktur mikro
70 A Pengujian struktur mikro ini bertujuan untuk
mengetahui struktur yang terbentuk didalam 3 zona
lasan yaitu daerah weld metal, HAZ (Heat Affected
Zone, dan Base Metal menggunakan mikroskop
tertentu yang mempunyai kemampuan pembesaran
hingga 200x.
Data hasil pemeriksaan struktur mikro
Adapun data dari hasil pemeriksaan struktur mikro
yang terbentuk sebagai berikut :

1. Struktur Mikro pada RAW material

Gambar 4.10 Grafik hasil pengujian kekerasan arus


110 A

Gambar 4.13 Struktur mikro RAW material

6 doi.xx.xxxx/x.xxxx.xxxx.xxxxxxxx.xxxx
2. Struktur mikro pada Arus 70 A (pembesaran
50x)

Gambar 4.18 Struktur mikro arus 110 A dibagian


HAZ
Gambar 4.14 Struktur mikro arus 70 A dibagian
Base Metal

Gambar 4.19 Struktur mikro arus 110 A dibagian


Weld Metal
Gambar 4.15 Struktur mikro arus 70 A dibagian
HAZ 4. Struktur mikro pada arus 150 A
(pembesaran 50x)

Gambar 4.16 Struktur mikro arus 70 A dibagian Gambar 4.20 Struktur mikro arus 150 A dibagian
Weld Metal Base Metal
3. Struktur mikro pada arus 110A (pembesaran
50x)

Gambar 4.21 Struktur mikro arus 150 A dibagian


HAZ

Gambar 4.17 Struktur mikro arus 110 A di bagian


Base Metal

7 doi.xx.xxxx/x.xxxx.xxxx.xxxxxxxx.xxxx
Gambar 4.23 Besar butir untuk sample RAW
material

𝐿. 𝑝. 103
𝐷𝑚 = (µ𝑚)
𝑍. 𝑉
Diketahui:
L : Panjang Garis 60 mm
P : Jumlah Garis 5

Gambar 4.22 Struktur mikro arus 150 A dibagian Z : Jumlah Butir Terpotong
weld metal V : Pembesaran Struktur
Pembahasan Pemeriksaan Struktur mikro Penyelesaian:
Berdasarkan hasil penelitian struktur mikro
yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan Z = 14+9+13+10+9 = 55
sebagai berikut : 60.5. 103 300000
1. Pada daerah Raw material spesimen tidak ada 𝐷𝑚 = = = 109,1 µ𝑚
55.50 2750
perbedaan yang signifikan, karena daerah ini di
dominasi oleh struktur ferrite yang berwarna putih Tabel 4.4 Nilai besar butir RAW material
atau terang, sedangkan pearlite yang berwarna
No. Sampel Nilai Z Nilai Besar Butir
hitam. Pada daerah ini tidak terjadi perubahan
karena tidak terpengaruh panas pengelasan. 1 Raw Material 55 109,1(µ𝑚)
2. Pada daerah Heat Affected Zone (HAZ), terlihat
ferrite yang menyatu ditunjukkan dengan warna
putih dan bagian pearlite semakin sedikit. Pada Tabel 4.5 Nilai besar butir arus 70 A
daerah ini terjadi perubahan struktur martensite
karena terdapat perubahan struktur antara
transformasi austenite dan sementit karena
terpengaruh panas pengelasan dengan laju
pendinginan cepat.
3. Pada daerah weld metal, terlihat pearlite
ditunjukan dengan warna hitam lebih dominan
dibandingkan dengan ferrite dan sementit, maka
kekerasan di daerah weld metal ini nilainya tidak
lebih besar dibandingkan dengan daerah lainnya
4. Pada arus 70A masih terdapat fasa ferrite yang Tabel 4.6 Nilai besar butir arus 110 A
mendominasi, hal ini mempengaruhi nilai
kekerasan pada spesimen pengelasan arus 70 A
yang lebih rendah dibandingkan dengan spesimen
yang lainya.
Dapat disimpulkan bahwa pada pengujian
struktur mikro tidak terjadi perubahan yang signifikan,
karena dari prosedur pengelasan yang digunakan
sama, hanya saja yang membedakan adalah variasi
arus yang menentukan nilai kekerasan dan kekuatan
tariknya.
Tabel 4.7 Nilai besar butir arus 150 A
Perhitungan Besar Butir

8 doi.xx.xxxx/x.xxxx.xxxx.xxxxxxxx.xxxx
5. Kesimpulan dan saran 1. Untuk pengelasan pada Radiator sepeda
motor disarankan untuk menggunakan arus
Kesimpulan
yang rendah dikarenakan ketebalan material
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sangat tipis agar hasil pengelasan bisa lebih
telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan baik.
sebagai berikut: 2. Untuk pengujian kekerasan pada radiator
1. Komposisi material hasil uji spektrometri yang menggunakan pengujian kekerasan micro
terdapat pada Radiator itu sebesar Al 95,799%, vickers, di karenakan ketebalan material
Si 2,720% dan Mg 0,53% yang mana tergolong sangat tipis 1,9 mm. Daerah base metal pada
sebagai Aluminium, dimana yang termasuk ke pengelasan Radiator tidak terlalu besar jadi
Alumunium seri-6xxx sehingga untuk parameter memungkinkan pengambilan 3 titik pada
pembanding bahan Radiator ini dikategorikan daerah base metal tidak lebih akurat dan
kedalam spesifikasi Al 7-9% dan Mg 0,3-1,7% tepat.
dikeraskan dengan pengerasan prespitasi dimana 3. Pemilihan variasi arus pengelasan yang di
terjadi prespitasi Mg2Si, sehingga sifat-sifat gunakan harus di sesuaikan dengan
mekaniknya dapat diperbaiki. parameter logam pengisi.
2. Pada pemeriksaan struktur mikro (Metalografi),
yang pertama di periksa adalah bagian Raw Daftar Pustaka
material, dan setelah proses pengelasan untuk
AWS, A. 10/A5. 10. (1999) ‘Specification for Bare
spesimen yang diperiksa itu pada bagian Base
Alumunium and Alumunium-Alloy Welding
Metal (BM), Heat affected zone (HAZ), dan
Electrodes and Rods’.
Weld Metal (WM), dengan menggunakan arus
Biermann, Arnold E.; Ellerbrock, H. and H., J. (1939)
yang berbeda. pada setiap bagian tidak ada
‘The design of fins for air- cooled cylinders’, NACA,
perubahan yang signifikan karena masukan arus
p. Report No. 726.
serta panas yang tidak jauh berbeda, material
Legiman, & Sulaiman, F. (2014) ‘Perawatan dan
yang telah di lakukan reparasi ( Repair ) dengan
Perbaikan Sistem Pendingin Mesin Mitsubishi Galant
pengelasan ( welding ), hal tersebut dapat dilihat
2500’, Jurnal Teknovasi 1, 1, pp. 26–34.
dari hasil struktur mikro di setiap spesimen.
Majanasastra, R. (2016) ‘Analisis Sifat Mekanik Dan
3. Pada pengujian kekerasan berdasarkan hasil
Struktur Mikro Hasil Proses Hydroforming Pada
yang diperoleh dari nilai kekerasan pada bagian
Material Tembaga (Cu) C84800 Dan Aluminium Al
weld metal, heat affected zone dan base metal
6063’, Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Unisma ‘45’
penulis menyimpulkan bahwa arus pengelasan
Bekasi, 4(2), pp. 1–16.
yang memiliki nilai rata rata kekerasan yang
Okumura, T. and Wiryosumarto, I. H. (1979)
optimal berada pada arus 110 Amp, dengan nilai
‘Teknologi Pengelasan Logam’, Cet.1, p. 357.
kekerasan weld metal 67,84 kg/mm2, heat
Riswanda, R. and Sugianto, S. (2019) ‘Effect of
affected zone 62,57 kg/mm2 dan base metal 49,9
Welding Current on Mechanical Properties of
kg/mm2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Aluminum Alloys in Dissimilar Joint by GTAW
arus 110 Amp yang digunakan dalam metode
Process’, Conference SENATIK STT Adisutjipto
pengelasan GTAW sebagai variable bebas, dan
Yogyakarta, 5, pp. 33–40. doi:
dengan menggunakan Filler Metal ER 4043
10.28989/senatik.v5i0.318.
sebagai variable tetap, bisa menjadi satu acuan
Sanders, W. W. and Rager, D. D. (1983) ‘Aws
apabila diaplikasikan dalam proses perbaikan
Structural Welding Code - Aluminum.’, pp. 160–161.
(repair) terhadap Radiator secara keseluruhan,
Sangsaka, B. M. (2016) ‘Analisa Hasil Repair
hal tersebut dilihat berdasarkan nilai rata rata
Sambungan Las Baja Sa36 Pasca Terbakar Metode
yang di peroleh dari masing masing bagian
Pengelasan Smaw Filler Variasi Temperatur
pengelasan.
Pemanasan Analysis Repair Weld Joint Of Sa 36 Steel
4. Pemilihan kawat las atas dasar observasi dan
After Burned In Smaw Welding Method Filler E7016
referensi yaitu Wire rod / logam pengisi
Diameter 2 . 6 mm With Heating Variation Of T’.
menggunakan AWS Code ER4043 No. A5.10.
Suhadi, A. (2017) ‘ANALISIS KERUSAKAN
5. Hasil dari perhitungan dan pengujian ini hanya
RADIATOR SEPEDA MOTOR 150cc’, Majalah
untuk mencari nilai kekerasan, Besar butir dari
Ilmiah Pengkajian Industri, 11(2), pp. 101–108. doi:
masing masing arus pengelasan yang di jadikan
10.29122/mipi.v11i2.2257.
sebagai variable bebas yakni : 70 Amp, 110
Amp, 150 Amp yang digunakan dalam proses
ASTM E8/E8M;2002, Standard Test Methods For
perbaikan ( Repair ).
Tension Testing Of Metallic Materials
Saran ASTM B209-96 Alumunium dan Allumunium Alloy
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Sheet And Plate.
yang telah dilakukan, maka disarankan beberapa hal
sebagai berikut:

9 doi.xx.xxxx/x.xxxx.xxxx.xxxxxxxx.xxxx

Anda mungkin juga menyukai