Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI

MODUL : FILTRASI
Dosen pembimbing : Fauzi Abdilah, S.Si, M.T

Oleh :
Hasna Aulia Iswahyuni 181431012
Ilahi Hidayanti Nur 181431013
Inayah 181431014
Liesna Kania Habibah 181431015
Milah Puspitasari 181431016

PROGRAM STUDI DIII – ANALIS KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan kebutuhan mendasar bagi makhluk hidup sehingga air yang
digunakan harus memenuhi syarat dari segi kualitas dan kuantitasnya. Dari segi
kualitas air harus tersedia pada kondisi yang memenuhi syarat kesehatan yang dapat
ditinjau dari aspek fisik, kimia, dan biologi. Salah satu proses pengolahan air secara
fisik adalah dengan filtrasi menggunakan media filter yang cukup efektif adalah
pasir kuarsa/silika. Filtrasi mampu menyaring polutan fisik yang terdapat didalam
air tersebut sehingga air yang dihasilkan lebih jernih. Melalui penyaringan atau
filtrasi ini diharapkan mampu mengurangi kandungan zat tersuspensi pada air, bau,
rasa, bahkan kandungan bakteri.
Proses filtrasi umumnya digunakan untuk mengurangi partikel yang tersuspensi
(suspended solids) yang dapat diendapkan (seatable). Kualitas hasil filtrasi
umumnya dinyatakan dalam satuan kekeruhan (turbidity). Semakin kecil nilai
kekeruhan, maka air tersebut semakin jernih atau sebaliknya, semakin besar nilai
kekeruhan, maka air tersebut semakin keruh. Hasil filtrasi akan membentuk filter-
cake yang menempel dibagian atas media filter.
Umumnya fitrasi digunakan pada pengolahan air (water treatment), pengolahan
air limbah (water waste treatment) dan pengolahan air langsung minum (dari proses
Reverse Osmosis/RO)
Ukuran Partikel 25-150 um 0,2-4 mm 2-6 mm
Nama Microstraining Macrostraining Fine screening
Operasi Gravitasi atau Gravitasi Gravitasi
vakum

2
1.2 Rumusan Masalah
Dari persoalan proses filtrasi air limbah maka rumusan masalah yang akan diamati
adalah bagaimana menentukan efisiensi penurunan konsentrasi untuk proses
filtrasi.

1.3 Tujuan
- Mengetahui dan memahami proses pengolahan air limbah dengan cara filtrasi.
- Menentukan efisiensi penurunan konsentrasi pada proses filtrasi.
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam percobaan ini adalah:
1. Media filter yang digunakan untuk percobaan ini yaitu ijuk, pasir halus, arang,
kerikil, dan batu.
2. Parameter yang diukur pada percobaan ini yaitu kekeruhan dan TDS.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Filtrasi

Filtrasi adalah pengurangan zat/bahan padatan dalam fluida ( gas dan


cair) dengan melalui media penyaringan (filter). Dalam industri, filtrasi
meliputi operasi mulai dari penyaringan sederhana hingga pemisahan yang
lebih kompleks. Media filter dapat umumnya berupa pasir silika, zeolit dan
karbon aktif yang dalam peggunaannya dapat ditempatkan secara terpisah atau
digabung. Ukuran media filter sangat berpengaruh pada proses filtrasi, semakin
kecil ukuran partikel, proses filrasi semakin baik/air yang dihasilkan semakin
jernih.

Pada saat operasi, fluida mengalir dari atas ke bawah melalui kolom
berisi media filter sehingga fluida yang keluar dari filter mempunyai kulitas
relatif lebih jemih dari pada sebelum melalui media filter. Pada suatu saat media
filter akan mengalamai kejenuhan (saturated), sehingga perlu diregenerasi
dengan menggunakan air bersih (aliran dari bawah ke atas),

Ukuran Partikel 25-150 mm 0.2-4 mm 2-6 mm


Nama Microstaining Macrostaining Fine Screening
Operasi Gravitasi atau Gravitasi Gravitasi
vakum

Gambar 1. Skema proses filtrasi yang dilakukan secara gravitasi.

4
Untuk pengolahan air, susunan media filter (dari atas ke bawah ),
biasanya berisi ijuk (untuk menahan kotoran/pertikel padatan), kemudian silika
(ukuran kecil), silika ukuran lebih besar, karbon aktif dan paling bawah berisi
gravel. Arang aktif dapat digunakan sebagai adsorben karena arang aktif
bersifat sangat aktif terhadap partikel yang kontak dengan arang aktif tersebut
(Sembiring, 2003). Zeolit mampu bertindak sebagai adsorben (penyerap)
melalui proses pengikatan senyawa dan molekul tertentu yang hanya terjadi
dipermukaan. Ukuran media filter di unit filtrasi adalah scbagai berikut :

• Silica = 8-12 Mesh


• Zeolite = 8-12 Mesh
• Active Carbon = 8-12 Mesh
• Gravel = 0.5 -2.0 cm

Berdasarkan pada kapasitas produksi air yang terolah, filter pasir dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu filter pasir cepat dan filter pasir lambat. kapasitas
produksi air yang terolah, filter pasir dapat dibedakan menjadi dua, yaitu filter
pasir cepat dan filter pasir lambat. Filter pasir cepat atau rapid sand filter adalah
filter yang mempunyai kecepatan filtrasi cepat, berkisar 4 hingga 21 m/jam.
Filter ini selalu didahului dengan proses koagulasi – flokulasi dan pengendapan
untuk memisahkan padatan tersuspensi. Jika kekeruhan pada influen filter pasir
cepat berkisar 5 – 10 NTU maka efisiensi penurunan kekeruhannya dapat
mencapai 90 – 98%. Bagian-bagian dari filter pasir cepat meliputi (Gambar 2)
:
Gutte

5
Gambar 2. Bagian-Bagian Filter

Filter pasir lambat atau slow sand filter adalah filter yang mempunyai
kecepatan filtrasi lambat, yaitu sekitar 0,1 hingga 0,4 m/jam. Kecepatan yang
lebih lambat ini disebabkan ukuran media pasir lebih kecil (effective size = 0,15
– 0,35 mm). Filter pasir lambat banyak digunakan untuk pengolahan air dengan
kekeruhan air baku di bawah 50 NTU. Efisiensi filter pasir lambat tergantung
pada distribusi ukuran partikel pasir, ratio luas permukaan filter terhadap
kedalaman dan kecepatan filtrasi.

Gambar 3. Skema Filter Pasir Lambat

2.2 Kekeruhan dan TDS


Kekeruhan (turbidity) dan Total Dissolved Solid (TDS) merupakan
parameter yang diukur dalam praktrikum filtrasi. Kekeruhan (turbidity) adalah
ukuran yang menggunakan efek cahaya sebagai dasar untuk mengukur keadaan
air baku dengan skala NTU (Nephelometrix Turbidity Unit) atau JTU (Jackson
Turbidity Unit) atau FTU (Formazin Turbidity Unit). Kekeruhan dinyatakan
dalam satuan unit turbiditas, yang setara dengan 1 mg/liter SiO2. Nephelometer
adalah suatu alat untuk mengukur kekeruhan yang memberikan hasil dalam
satuan Nephelometric Turbidity Unit (NTUs). NTUs adalah satuan standar

6
untuk mengukur kekeruhan. Pada nephelometri dan turbidimetri, sumber
cahaya diproyeksikan melalui sampel cairan yang disimpan dalam wadah
sampel transparan. Kekeruhan dapat disebabkan oleh clay pasir, zat organik dan
anorganik yang halus, plankton dan mikroorganisme lainnya. Standar
kekeruhan air ditetapkan antara 5-25 NTU (Nephelometric Turbidity Unit) dan
bila melebihi batas yang telah ditetapkan akan menyebabkan pengurangan
efektifitas desinfeksi air.
Total Dissolved Solid (TDS) atau padatan terlarut adalah padatan-
padatan yang mempunyai ukuran lebih kecil dari padatan tersuspensi. Bahan-
bahan terlarut pada perairan alami tidak bersifat toksik, akan tetapi jika
berlebihan dapat meningkatkan nilai kekeruhan yang selanjutnya akan
menghambat penetrasi cahaya matahari ke dalam air dan akhirnya berpengaruh
terhadap proses fotosintesis diperairan. Tingginya kadar TDS apabila tidak
dikelola dan diolah dapat mencemari badan air. Selain itu juga dapat mematikan
kehidupan aquatik, dan memiliki efek samping yang kurang baik pada
kesehatan manusia karena mengandung bahan kimia dengan konsentrasi yang
tinggi antara lain fosfat, surfaktan, ammonia, dan nitrogen serta kadar padatan
tersuspensi maupun terlarut, kekeruhan, BOD5, dan COD yang tinggi (Ahmad
dan El-Dessouky, 2008).

7
BAB III
METODOLOGI
3.1 Bahan dan Peralatan Analisis
Peralatan Analisa Bahan yang digunakan
• Turbidity-meter • Bentonit (powder),
• TDS-meter • Pasir silika
• pH-meter • Karbon aktif
• Alat titrasi • Zat organik
• flokulan

3.2 Skema Alat Filtrasi

Gambar 1 Skema percobaan filtrasi

Gambar 2 Alat Filtrasi

3.3 Cara Kerja Percobaan

Isi bak umpan dengan air yang mengandung


zat/bahan tersuspensi sekitar 100 liter

Pastikan bak umpan dilengkapi dengan


pompa

Pastikan semua keran dalam keadaan


terbuka
8
Alirkan cairan yang mengandung zat/bahan tersuspensi kedalam
media filtrasi dengan debit tertentu

Catat waktu yang diperlukan pada saat cairan


melalui media filter sampai efluen keluar

Ukur volume filtrat (efluen) dan ukur kekeruhan


serta TDS dari efluen pada setiap periode waktu

Hitung efisiensi pada proses tersebut

Analisa dan bahas hasil percobaan yang telah


dilakukan

Berikan saran pada percobaan tersebut

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
Volume umpan = 100 Liter
Laju influen =1 L/menit
Waktu tinggal = 12 menit
Efisiensi
Waktu Penurunan
Kekeruhan (NTU) TDS (mg/L)
(menit) Konsentrasi
(%)
0 38,14 721,6 0%
12 9,82 164,6 74,25%
14 8,17 164,3 78,58%
16 7,02 164,6 81,59%
18 5,14 164,6 86,52%
20 5,16 166,3 86,47%
22 5,89 166,9 84,56%
24 6,32 167,2 83,43%
26 6,62 167,8 82,64%
28 6,88 168,6 81,96%
30 6,89 168,6 81,93%
Rata - rata 9,64 216,83 74,72%

Grafik Penurunan Kekeruhan terhadap Waktu


45
40
35
Kekeruhan (NTU)

30
25
20
15
10
5
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Waktu (menit)

10
4.2 Pembahasan
Hasna Aulia Iswahyuni (181431012)
Pada percobaan kali ini dilakukan proses filtrasi untuk memisahkan campuran
berupa air dan padatan dengan cara melewatkannya pada medium penyaringan.
Proses ini dilakukan secara kontinyu yang terdiri dari rangkaian alat berupa tangki
penampungan, sistem perpipaan, pompa, dan bak filtrasi. Air umpan dari tangki
penampung dialirkan melalui bak filtrasi dengan menggunakan bantuan pompa.
Jenis filtrasi yang digunakan pada percobaan ini adalah filtrasi pasir cepat (Rapid
Sand Filter), ini digunakan untuk mengurangi padatan tersuspensi dan tingkat
kekeruhan. Filter ini selalu didahului dengan proses koagulasi-flokulasi dan
pengendapan untuk memisahkan padatan tersuspensi. Proses filtrasi dengan cara
ini merupakan jenis unit filtrasi yang mampu menghasilkan debit air yang lebih
banyak, namun kurang efektif untuk mengatasi bau dan rasa yang ada pada air yang
disaring.
Bak umpan diisi dengan air yang mengandung zat/bahan tersuspensi atau zat
organik tertentuk sebanyak 100 Liter. Percobaan ini diawali dengan melakukan
kalibrasi laju alir efluen. Valve umpan atau valve 4 dalam kondisi tertutup
sedangkan valve 1, 2, 3, dan 5 terbuka penuh, pompa dinyalakan dan laju alir efluen
diukur dengan menggunakan gelas ukur. Setelah itu valve 5 ditutup dan valve 4
dibuka, kemudian bukaan valve 3 diatur hingga menghasilkan laju alir yang sama
dengan keluaran filtrasi. Setelah laju alir sesuai, valve 4 ditutup kembali dan valve
5 dibuka penuh. Dari percobaan tersebut didapatkan laju alir efluen sebesar 1
L/menit.
Sebelum menjalankan proses filtrasi, sampel air limbah diambil untuk diukur
nilai kekeruhan dan TDS, didapatkan nilai kekeruhan awal sebesar 38.14 NTU dan
nilai TDS awal sebesar 721.6 mg/L. Setelah itu dilakukan proses filtrasi, sampel
masuk kedalam medium penyaringan yang ada pada bak filtrasi. Medium
penyaringan tersebut terdiri dari 7 lapisan, yaitu lapisan paling atas adalah ijuk,
lapisan kedua adalah pasir halus, lapisan ketiga adalah ijuk, lapisan keempat adalah
pasir halus, lapisan kelima adalah arang, lapisan keenam adalah kerikil, dan lapisan

11
ketujuh adalah batu. Ijuk berfungsi untuk menangkap atau menyaring bahan yang
bersifat mikro seperti bakteri dan mikroba lain yang mungkin terdapat dalam air,
pasir halus berfungsi untuk menyaring bahan yang bersifat makro seperti sampah
dan bahan-bahan lain yang ukuran partikelnya lebih besar dari pasir sehingga
partikel padat yang akan dipisahkan tertahan dalam pasir, arang berfungsi untuk
menghilangkan bau pada air dan memurnikan air, kerikil dan batu berfungsi untuk
menjernihkan air. Setelah itu sampel hasil filtrasi keluar dan diambil sesuai dengan
periode waktu yang telah ditentukan untuk kemudian dianalisis meliputi
pengukuran kekeruhan dan TDS. Pengukuran kekeruhan dilakukan menggunakan
turbidimeter dan pengukuran TDS dilakukan menggunakan konduktometer.
Setelah percobaan selesai, alat dimatikan dengan mematikan pompa dan menutup
valve 3.
Berdasarkan data pengamatan, waktu tinggal yang diperlukan ketika influen
masuk dan keluar bak filtrasi adalah 12 menit. Selama 30 menit percobaan, nilai
kekeruhan sampel pada waktu ke 12 menit sampai ke 18 menit mengalami
penurunan hingga menjadi 5.14 NTU, namun pada waktu ke 20 menit sampai 30
menit mengalami peningkatan hingga menjadi 6.89 NTU. Nilai TDS sampel pada
waktu ke 12 menit sampai ke 14 menit mengalami penurunan hingga menjadi 164.3
mg/L, namun pada waktu ke 16 menit sampai 30 menit mengalami peningkatan
hingga menjadi 168.6 mg/L. Hal ini terjadi karena pada awal percobaan, padatan
yang terlarut dalam sampel tersaring oleh medium penyaringan sehingga jumlah
padatan yang terlarut dalam sampel berkurang namun pada proses filtrasi
selanjutnya terdapat padatan yang tidak tersaring atau ikut masuk kedalam sampel
sehingga jumlah padatan yang terlarut dalam sampel bertambah. Ini karena medium
penyaringan yang digunakan sudah jenuh, seharusnya medium penyaringan ini
dilakukan pembersihan dengan backwash maksimal 20 jam setelah filtrasi untuk
mengikat kotoran dan pasir supaya proses filtrasi yang dilakukan dapat berjalan
dengan baik. Nilai TDS yang dihasilkan sesuai dengan Kep.08/Men.LH/2009
tentang baku mutu air limbah bahwa kadar TDS air limbah yang diperbolehkan
untuk dibuang ke lingkungan adalah maksimal 500 mg/L. Proses efisiensi

12
penurunan konsentrasi maksimum terjadi pada waktu ke 18 menit dengan efisiensi
sebesar 86.52% dan rata-rata efisiensi penurunan konsentrasi sebesar 74.72%.

Ilahi Hidayanti Nur (181431013)


Pembahasan (Ilahi Hidayanti Nur – 181431013)
Pada praktikum ini, dilakukan metode filtrasi untuk mengolah limbah cair. Media
penyaringan yang digunakan adalah filter pasir cepat. Metode filter pasir cepat ini
digunakan karena tidak memerlukan lahan yang besar dan penyaringannya cepat
(4-21 m/jam), namun media yang digunakannya beragam tersusun dari (dilihat dari
atas) ijuk, pasir halu, arang, kerikil, batu. Semakin kebawah ukuran bahan
penyusun semakin kecil. Ijuk dan pasir halus dibuat 2 lapisan karena diharapkan
hasil filtrasi menjadi lebih baik, seperti gambar dibawah ini.

Selain itu metoda pembersihannya dilakukan dengan backwash yaitu dengan


mengangkat kotoran dan pasir ke atas dan harus dibongkar. Pada filter pasir cepat
terdapat pengolahan pendahuluan yaitu koagulasi-flokulasi-sedimentasi, hasil
sedimentasi dimasukkan sebagai air umpan ke bak filtrasi. Setelah itu, air umpan
dipompa dan akan masuk bak/media filtrasi. Sebelum digunakan, pompa harus
dikalibrasi terlebih dahulu. Skema penyaringan nya adalah sebagai berikut :

13
Pengerjaan praktikum ini dimulai dari tangki diisi oleh sampel berupa air
tepung yang sudah diatur kekeruhannya, volume sampel sebanyak 100 Liter.
Kemudian dilewatkan melalui rangkaian pipa menggunakan pompa yang sudah
dikalibrasi laju alirnya. Kalibrasi laju alir dilakukan dengan cara mengukur laju alir
pada valve keluaran dan valve 4. Setelah itu, atur valve 3 hingga menghasilkan laju
alir yang sama dengan valve keluaran filtrasi, dicatat waktunya. Setelah dikalibrasi
proses filtrasi dapat dilakukan. Sebelum masuk ke proses filtrasi, ambil sampel
sebanyak 10 ml (t0) pada tangki untuk dianalisis. Proses dilakukan secara kontinu
sehingga air umpan terus dialirkan. Ambil sampel pada periode waktu tertentu.
Setelah selesai, matikan rangkaian alat filtrasi.
Parameter yang dianalisis adalah kekeruhan dan TDS yang diukur selama 30
menit dan waktu tinggal selama 12 menit. Pengukuran kekeruhan menggunakan
turbidimetri. Kekeruhan awal sebesesar 38.14 dan menurun drastris pada menit ke-
12 menjadi 9.82 NTU, kekeruhan menurun sampai menit ke- 18 menjadi 5.14 NTU
namun kembali meningkat di menit ke- 24 sampai menit ke-30 menjadi 6.89,
diperoleh rata-rata nilai kekeruhan sebesar 9.64 NTU. Pada pengukuran TDS
terjadi kejadian yang serupa seperti pada pengukuran kekeruhan. Pengukuran TDS
awal sebesesar 721.6 mg/L dan menurun drastris pada menit ke-12 menjadi 164.6
mg/L NTU, TDS menurun sampai menit ke- 18, namun kembali meningkat di
menit ke- 24 sampai menit ke-30 menjadi 168.6 mg/L, diperoleh rata-rata nilai

14
TDS sebesar 216.83 mg/L. Hal ini terjadi karena bak filtrasi yang jarang
dibersihkan sehingga media penyusun pada bak filtrasi tidak homogen dan
mengurangi kinerja proses filtrasi. Efesiensi penuruan konsentrasi dengan rata-rata
sebesar 74.72% dam mencapai efisiensi penurunan konsentrasi pada menit ke-8.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 32 Tahun 2017
tentang Standra Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air
untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua dan pemandian
umum. Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk Media Air untuk
Keperluan Higiene Sanitasi, Standar Baku Mutu Kekeruhan (kadar maksimum)
sebesar 25 NTU dan Standar Baku Mutu TDS (kadar maksimum) sebesar
1000mg/L. Sehingga nilai kekeruhan dan TDS memenuhi standar baku mutu.

Inayah (181431014)
Filtrasi merupakan suatu operasi pembersihan partikel padat dari suatu cairan
dengan cara melewatkannya pada suatu media penyaringan sehingga partikel
padatan dapat terendapkan. Media penyaringan yang dapat digunakan sangat
beragam. Pada percobaan ini dilakukan pengolahan air limbah dengan metode
filtrasi pasir cepat. Sampel air limbah yang digunakan ialah campuran terigu yang
dilarutkan dalam air dan kekeruhannya telah ditentukan. Dalam proses filtrasi,
influen yang masuk biasanya sudah melalui proses sedimentasi sehingga kekeruhan
awal tidak terlalu tinggi.
Rangkaian alat yang digunakan dalam filtrasi air limbah terdiri dari bak influen,
pompa, media penyaring dan penampung effluent. Pada pompa dilakukan kalibrasi
terlebih dulu untuk mengetahui laju alir yang dihasilkan, kemudian bisa diatur laju
alir yang diinginkan dengan cara membuka atau menutup keran yang sesuai. Pada
percobaan, laju alir yang dihasilkan adalah 1 L/menit.
Pada sampel air limbah, dilakukan analisis kekeruhan dan TDS awal sebagai t0.
Kemudian dilakukan pengoperasian filtrasi kontinyu, sampel air limbah dialirkan
menuju bak filtrasi dengan bantuan pompa. Bak filtrasi terdiri dari rangkaian media
penyaring, yaitu lapisan ijuk, pasir halus, ijuk, pasir halus, arang, kerikil dan batu.

15
Dalam bak filtrasi ini, proses penyaringan/pemisahan zat padat dalam air limbah
akan terjadi. Ijuk merupakan bahan penyaring untuk menyaring kotoran halus.
Pasir berfungsi sebgai penyaring kotoran halus yang masih lolos pada ijuk. Arang
pada rangkaian ini berfungsi untuk mengadsorpsi/menyerap logam-logam dan zat
warna yang terlarut dalam air limbah. Kerikil dan Batu berfungsi sebagai penyaring
kotoran-kotoran kasar pada air limbah dan membantu mengalirkan air limbah ke
dalam underdrain.
Effluent yang keluar setelah proses filtrasi diambil pada periode waktu yang
telah ditentukan untuk dilakukan analisis, meliputi pengukuran kekeruhan dan
TDS. Sampling dilakukan setiap 2 menit setelah waktu tinggal, dan operasi berjalan
selama 30 menit. Pengukuran kekeruhan dilakukan menggunakan alat turbidimeter.
Kekeruhan merupakan salah satu parameter yang menentukan keberhasilan dari
proses filtrasi.

Grafik Penurunan Kekeruhan terhadap Waktu


45
40
35
Kekeruhan (NTU)

30
25
20
15
10
5
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Waktu (menit)

Berdasarkan percobaan yang dilakukan, nilai kekeruhan mengalami penurunan


drastis pada waktu 12 menit. Kekeruhan awal air limbah adalah 38,14 NTU menjadi
9,82 NTU pada t12 dan menjadi 6,89 NTU pada akhir proses filtrasi. Rata-rata
efisiensi penurunan kekeruhan sebesar 74,12% dengan efisiensi maksimum sebesar
86,52% terjadi pada waktu ke 18 menit dengan kekeruhan mencapai 5,14 NTU.
Kenaikan kekeruhan terjadi setelah t18 dapat disebabkan oleh laju alir yang tidak

16
konstan dan juga homogenitas dari media penyaring yang kurang baik. Pada ilai
TDS juga mengalami penurunan dari 721,6 mg/L menjadi 168,6 mg/L pada akhir
proses.

Liesna Kania Habibah (181431015)


Filtrasi adalah suatu proses pemisahan campuran antara padatan dan cairan dengan
cara melewatkanya melalui media filter (penyaringan). Secara umum filtrasi
dilakukan bila jumlah padatan dalam suspensi relatif kecil dibandingkan zat
cairnya. Pada percobaan ini dilakukan proses filtrasi sederhana dengan
menggunakan media filtrasi bersusun. Parameter yang dianalisis yaitu Total
Dissolved Solid (TDS) dan kekeruhan (turbiditas).
Media penyaringan pada percobaan ini terdiri dari lima lapisan, lapisan paling
atas adalah ijuk, lapisan kedua pasir halus, lapisan ketiga arang, lapisan keempat
kerikil dan lapisan kelima batu. Ijuk dan pasir berfungsi untuk menyaring bahan
yang ukuran partikelnya lebih besar dari pasir dan ijuk. Arang berfungsi sebagai
adsorben, arang memiliki ruang pori yang sangat banyak dengan ukuran tertentu
yang dapat menangkap partikel yang sangat halus. Kerikil dan batu berfungsi untuk
menjernihkan air.
Prinsip dari proses filtrasi adalah air umpan dialirkan dari atas kedalam media
penyaring bersusun, kemudian partikel-partikel padatan yang tersuspensi akan
tertahan oleh media penyaring sehingga air keluaran dari media penyaring sudah
berada keadaan yang lebih jernih. Pada percobaan ini jenis filter yang digunakan
adalah filter pasir cepat sehingga sebelum dilakukan filtrasi, air umpan harus
melewati proses koagulasi, flokulasi dan sedimentasi.
Pada percobaan ini volume air umpan adalah 100 liter dengan laju alir 1
liter/menit dan waktu tinggal 12 menit, kemudian selama proses filtrasi
berlangsung dilakukan pengukuran kekeruhan dan TDS setiap 2 menit sekali
selama 30 menit. Berdasarkan hasil percobaan nilai kekeruhan dari awal proses
sampai menit ke 18 mengalami penurunan dan mencapai efisiensi penurunan
kekeruhan paling tinggi yaitu 86,52%. Kemudian pada menit 20 sampai menit 30

17
nilai kekeruhan meningkat walaupun tidak signifikan, nilai kekeruhan akhir proses
pada menit 30 adalah 6,89 NTU. Sedangkan nilai TDS dari awal proses sampai
menit ke 14 mengalami penurunan, dan pada menit ke 16 sampai menit 30
mengalami kenaikan yang tidak siginifikan, nilai TDS dari akhir proses pada menit
30 yaitu 168,6 mg/L.
Kenaikan nilai kekeruhan dan TDS di tengah-tengah proses filtrasi dapat
disebabkan oleh media penyaring yang kurang baik atau sudah tidak homogen.
Nilai efisiensi penurunan kekeruhan rata-rata pada percobaan ini adalah 74,72%.
Untuk meningkatkan nilai efisiensi tersebut dapat dilakukan dengan cara
menghomogenkan bahan-bahan penyusun media penyaring dan melakukan
pencucian terhadap media penyaring agar proses filtrasi berjalan dengan maksimal.
Pencucian dilakukan dengan cara memberikan aliran balik pada media (back wash)
agar partikel-partikel yang menyumbat pori-pori media dapat dikurangi atau
dihilangkan.
Hal yang harus diperhatikan pada proses filtrasi adalah laju alir dari air umpan,
laju alir ini harus diatur dengan kecepatan optimum. Laju alir yang terlalu cepat
menyebabkan proses filtrasi kurang maksimal. Hal ini karena dengan laju alir yang
tinggi maka waktu kontak antara permukaan media penyaring dengan air umpan
akan berkurang. Selain itu dengan laju alir yang tinggi maka dapat menyebabkan
partikel-partikel halus yang sudah tersaring akan lolos. Oleh karena itu untuk
mengatur laju alir air umpan maka harus dilakukan kalibrasi pompa terlebih dahulu
agar dapat diketahui laju alir optimum dari air umpan.

Milah Puspitasari (181431016)


Pada percobaan ini dilakukan proses filtrasi untuk mengurangi partikel atau zat
padat dalam air limbah melalui sebuah media filtrasi. Pada percobaan ini, jenis filter
yang digunakan adalah filter pasir cepat. Filtrasi dilakukan setelah pada air yang
sudah mengalami proses koagulasi, flokulasi dan sedimentasi. Filtrasi dilakukan
dengan cara memompa air umpan kedalam bak filtrasi. Didalam bak filtrasi,
partikel – partikel padatan yang tersuspensi akan tersaring bahan – bahan yang

18
tersusun di bak filtrasi sehingga setelah masuk ke underdrain, efluen sudah tebebas
dari partikel atau zat padat.
Sebelum proses filtrasi dilakukan, pompa yang akan digunakan untuk
memompa air umpan kedalam bak filtrasi harus dikalibrasi terlebih dahulu untuk
mengetahui laju alir optimum dari air umpan. Kalibrasi dilakukan dengan cara
menyamakan laju alir pada valve keluaran dan valve 4. Pertama, laju alir dari valve
keluaran diukur dengan cara mengukur air yang keluar dengan volume tertentu dan
dicatat waktunya. Setelah didapat laju alir dari valve keluaran, maka valve 5 ditutup
dan valve 4 dibuka dan diukur laju alirnya dengan cara yang sama seperti pada
valve keluaran. selama mengukur laju alir valve 4, valve 3 dapat diatur sehingga
didapat laju alir yang sama. Setelah laju alir dari valve keluaran dan valve 4 sama,
maka valve 4 ditutup lalu valve 5 dapat dibuka dan proses filtrasi akan berlangsung.

Valve 3
Valve 5

Valve keluaran

Valve 4

Bak filtrasi yang digunakan terdiri dari beberapa lapis bahan penyusun, yaitu
ijuk, pasir halus, arang, kerikil, dan batu. Ijuk berfungsi untuk menyaring kotoran
– kotoran halus dan menahan pasir halus agar tidak lolos ke lapisan bawahnya.
Pasir halus yang digunakan pada percobaan ini adalah pasir kuarsa yang digunakan
untuk mengurangi kadar logam seperti Fe dan Mn pada air limbah. Arang
digunakan untuk menjernihkan air limbah, atau mengurangi zat warna yang
mungkin ada pada air limbah. Kerikil dan batu digunakan sebagai celah agar air
dapat mengalir ke bawah (underdrain).

19
Parameter yang diukur pada percobaan ini adalah kekeruhan dan TDS yang
diukur pada periode waktu tertentu selama 30 menit. Sebelum filtrasi berjalan,
sampel air umpan diambil 10 ml untuk diukur nilai kekeruhan dan TDS nya sebagai
t0. Volume umpan yang digunakan adalah 100 liter, dengan laju alir 1 liter/menit
dan waktu tinggal selama 12 menit. Nilai kekeruhan awal dan TDS dari air umpan
adalah 38,14 NTU dan 721,6 mg/l. Hasil percobaan menunjukan bahwa nilai
kekeruhan dan TDS menurun dengan tajam pada 12 menit pertama, yaitu menjadi
9,82 NTU dan 164,6 mg/l. Selanjutnya, nilai kekeruhan mengalami peningkatan
pada menit ke-22. Nilai TDS juga mengalami peningkatan pada menit ke-16. Hal
ini dapat terjadi karena bahan penyusun bak sedimentasi sudah kurang homogen
sehingga filtrasi tidak berlangsung secara maksimal. Berdasarkan hasil
perhitungan, efisiensi penurunan kekeruhan terbesar terjadi pada menit ke-18
dengan nilai efisiensi sebesar 86, 52%. Rata – rata dari efisiensi penurunan
kekeruhan pada percobaan ini adalah sebesar 74,72%. Nilai efisiensi penurunan
kekeruhan ini dapat ditingkatkan dengan cara menghomogenkan bahan penyusun
bak filtrasi atau melakukan backwash maksimal 20 jam setelah filtrasi agar proses
filtrasi dapat berlangsung secara maksimal.

20
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan :
1. Proses filtrasi dilakukan dengan metode filtrasi pasir cepat dengan media
penyaring terdiri dari susunan ijuk, pasir, arang, batu dan kerikil. Laju alir air
umpan sebesar 1 L/menit. Waktu tinggal proses filtrasi selama 12 menit.
2. Parameter yang dianalisis pada percobaan adalah kekeruhan dan TDS. Nilai
kekeruhan mengalami penurunan, mula-mula sebesar 38,14 NTU menjadi
6,89 NTU pada akhir proses filtrasi, dengan rata-rata efisiensi penurunan
sebesar 74,72%. Adapun efisiensi maksimum terjadi pada t18 dengan efisiensi
sebesar 86,52% dan kekeruhan mencapai 5,14 NTU.
3. Nilai TDS mengalami penurunan setelah proses filtrasi, TDS awal sebesar
721,6 mg/L menjadi 168,6 mg/L pada akhir proses.

5.2 Saran
1. Untuk meningkatkan efisiensi penurunan nilai kekeruhan dapat dilakukan
dengan cara menghomogenkan bahan penyusun pada bak filtrasi. Serta
melakukan backwash maksimal 20 jam setelah filtrasi agar proses filtrasi
berikutnya dapat berlangsung secara maksimal.

21
2. Laju alir air umpan perlu disesuaikan agar filtrasi berjalan dengan baik. Laju
alir yang terlalu tinggi menyebabkan waktu kontak antara permukaan media
penyaring dengan air umpan akan berkurang dan partikel-partikel halus yang
sudah tersaring akan lolos.
3. Nilai kekeruhan dan TDS yang mengalami kenaikan pada saat proses
berlangsung dapat disebabkan oleh laju alir yang tidak konstan dan
homogenitas media penyaring yang kurang baik. Sehingga perlu dilakukan
kalibrasi laju alir dan memperbaiki/mengganti media penyaring yang
digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Baedury, Laela Intan. 2013.


https://www.academia.edu/5400277/LAPORAN_FILTRASI. (Diakses pada 20
Januari 2021).
2. Dewa, Riardi P. 2016. Penanganan Baku Mutu Kualitas Air Limbah Produksi ATC
dari Rumput Laut Eucheuma Cottonii. Majalah BIAM. 12(02): 34-40.
3. Kustiyaningsih, E., Irawanto, R. 2020. Pengukuran Total Disolved Solid (TDS)
dalam Fitoremediasi Deterjen dengan Tumbuhan Sagittaria lancifolia. Jurnal
Tanah dan Sumberdaya Lahan. (7) : 143.
4. Nur Fajri, dkk. 2017. “Efektifitas Rapid Sand Filter Untuk Meningkatkan Kualitas
Air Daerah Gambut Di Provinsi Riau”. Jom FTEKNIK Volume 4 No. 1 Februari
2017.
5. Rolia Eva., dan Yusuf Amran. 2015. “Perencanaan Bangunan Pengolahan Limbah
Cair pada Pabrik Tahu Di Kelurahan Mulyojati 16 C Kota Metro”. TAPAK Vol. 5
No. 1 Nov 2017 : 83-88
6. Sulianto, dkk. 2000. “Perancangan Unit Filtrasi untuk Pengolahan Limbah
Domestik Menggunakan Sistem Downflow”. Jurnal Sumberdaya Alam dan
Lingkungan : 31-39

22
7. Sulistyanti, D., Antoniker., Nasrokhah. 2018. Penerapan Metode Filtrasi dan
Adsorpsi dalam Pengolahan Limbah Laboratorium. EduChemia(Jurnal Kimia dan
Pendidikan). (3) : 148.

LAMPIRAN
Perhitungan
1. Efisiensi penurunan konsentrasi
(kekeruhan awal − kekeruhan akhir)
% Efisiensi = x 100%
kekeruhan awal
38,14−38,14
Waktu 0 menit → % Efisiensi = x 100% = 0%
38,14

38,14−9,82
Waktu 12 menit → % Efisiensi = x 100% = 74,25%
38,14

38,14−8,17
Waktu 14 menit → % Efisiensi = x 100% = 78,58%
38,14

38,14−7,02
Waktu 16 menit → % Efisiensi = x 100% = 81,59%
38,14

38,14−5,14
Waktu 18 menit → % Efisiensi = x 100% = 86,52%
38,14

38,14−5,16
Waktu 20 menit → % Efisiensi = x 100% = 86,47%
38,14

38,14−5,89
Waktu 22 menit → % Efisiensi = x 100% = 84,56%
38,14

38,14−6,32
Waktu 24 menit → % Efisiensi = x 100% = 83,43%
38,14

38,14−6,62
Waktu 26 menit → % Efisiensi = x 100% = 82,64%
38,14

23
38,14−6,88
Waktu 28 menit → % Efisiensi = x 100% = 81,96%
38,14

38,14−6,89
Waktu 30 menit → % Efisiensi = x 100% = 81,47%
38,14

2. Rata – rata efisiensi penurunan kekeruhan


Rata-rata efisiensi penurunan kekeruhan =
(kekeruhan awal−rerata kekeruhan akhir)
x 100%
kekeruhan awal

38,14−9,64
= x 100%
38,14

28,50
= 38,14 x 100%

= 74,72 %

24

Anda mungkin juga menyukai