Se 22 Mk1 2020 Transisi New Normal
Se 22 Mk1 2020 Transisi New Normal
REPUBLIK INDONESIA
SURAT EDARAN
NOMOR SE-22/MK.1/2020
TENTANG
SISTEM KERJA KEMENTERIAN KEUANGAN
PADA MASA TRANSISI DALAM TATANAN NORMAL BARU
Yth. 1. Para Pimpinan Unit Organisasi Eselon I/Pimpinan Unit Organisasi Non-
Eselon yang bertanggung jawab langsung kepada Menteri Keuangan
2. Para Pengelola Kepegawaian
3. Para Pegawai
di lingkungan Kementerian Keuangan
A. Umum
Dalam rangka menindaklanjuti Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 58 Tahun 2020 tentang Sistem Kerja Pegawai Aparatur
Sipil Negara dalam Tatanan Normal Baru, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam
Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi, dan Surat Edaran Menteri
Kesehatan Nomor HK.02.01/MENKES/335/2020 tentang Protokol Pencegahan Penularan
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Tempat Kerja Sektor Jasa dan Perdagangan
(Area Publik) dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha, perlu diterbitkan Surat Edaran
mengenai Sistem Kerja Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Pada Masa Transisi dalam
Tatanan Normal Baru.
C. Ruang Lingkup
1. Surat Edaran ini ditujukan untuk seluruh pegawai, pengelola kepegawaian, dan
pimpinan unit di lingkungan Kemenkeu dalam melaksanakan adaptasi perubahan pola
hidup dan sistem kerja pada masa transisi dalam tatanan normal baru yang produktif
dan aman dari COVID-19.
2. Surat
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-2-
2. Surat Edaran ini memuat pengaturan sistem kerja pada masa transisi dalam tatanan
normal baru yang produktif dan aman dari COVID-19 yang meliputi panduan umum,
panduan pelaksanaan Work From Office (WFO), panduan pelaksanaan Flexible
Working Space (FWS) melalui mekanisme Work From Home (WFH), panduan
presensi dan pelaporan tugas, panduan peningkatan keamanan Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK), panduan beribadah di tempat umum/kantor, dan panduan
lainnya.
D. Dasar Hukum
1. Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam
Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19) sebagai Bencana Nasional;
2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 539/KMK.01/2019 tentang Pelimpahan
Kewenangan Menteri Keuangan dalam Bentuk Mandat kepada Pejabat di Lingkungan
Sekretariat Jenderal;
3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 942/KMK.01/2019 tentang Pengelolaan
Keamanan Informasi di Lingkungan Kementerian Keuangan;
4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 119/KMK.01/2020 tentang Pedoman
Pelaksanaan Rencana Keberlangsungan Layanan (Business Continuity Plan) terkait
Dampak Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Lingkungan Kementerian
Keuangan;
5. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 223/KMK.01/2020 tentang Implementasi
Fleksibilitas Tempat Bekerja (Flexible Working Space) di Lingkungan Kementerian
Keuangan;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan
Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease (COVID-19) di Tempat Kerja
Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi
Pandemi.
E. Ketentuan
1. Dalam rangka melaksanakan masa transisi dalam tatanan normal baru yang produktif
dan aman dari COVID-19 di lingkungan Kemenkeu serta dalam upaya mencegah
terjadinya gelombang selanjutnya atas COVID-19, pelaksanaan sistem kerja di
lingkungan Kemenkeu dapat dilaksanakan melalui fleksibilitas dalam pengaturan
lokasi bekerja, yang meliputi:
a. pelaksanaan tugas kedinasan di kantor (WFO); dan/atau
b. pelaksanaan tugas kedinasan dengan menerapkan mekanisme fleksibilitas tempat
bekerja (FWS).
2. Pelaksanaan
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-3-
b. Pengaturan
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-4-
l. khusus
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-5-
l. khusus untuk pegawai yang hendak ditugaskan melakukan WFH pada homebase,
pejabat yang berwenang menugaskan harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1) penugasan tidak bersifat permanen dan hanya untuk jenis pekerjaan yang
dapat dilakukan WFH pada homebase (mengacu pada keputusan Menteri
Keuangan Nomor 223/KMK.01/2020);
2) kepada pegawai yang melaksanakan WFH pada homebase tidak diberikan
biaya perjalanan dinas;
3) pegawai yang hendak ditugaskan harus dalam kondisi sehat dan memenuhi
ketentuan perjalanan dinas dalam kondisi COVID-19;
4) baik kantor maupun lokasi tujuan penugasan tidak dalam kondisi PSBB;
5) penugasan WFH pada homebase tidak lebih dari 10 hari kerja;
6) lamanya WFH pada homebase ditentukan oleh masing-masing unit eselon I
dengan mempertimbangkan jarak dan tingkat kesulitan transportasi serta
kepentingan organisasi;
7) penugasan WFH pada homebase hanya diperuntukkan bagi pegawai yang
sudah lebih dari 3 (tiga) bulan berturut-turut tidak pulang ke
homebase/bertemu keluarga inti;
8) maksimum jumlah pegawai yang melaksanakan WFH pada homebase untuk
setiap unit/satker dalam waktu yang bersamaan tidak melebihi dari 20%;
9) setelah jangka waktu penugasan WFH pada homebase selesai, pegawai harus
kembali ke kota/lokasi tempat pegawai ditugaskan/ditempatkan, kecuali kota
tujuan atau asal pegawai kemudian ditetapkan PSBB;
10) bagi pegawai yang saat ini tengah melaksanakan WFH di homebase, agar
mempersiapkan diri untuk kembali ke wilayah/kota/lokasi kantor pegawai
ditempatkan/ditugaskan sesuai kebijakan/instruksi masing-masing pimpinan
unit eselon I.
6. Dalam hal unit kerja berlokasi di wilayah dengan penetapan PSBB:
a. pelaksanaan tugas dan fungsi (tusi) dilakukan melalui WFH secara penuh dengan
tetap memperhatikan sasaran kinerja dan target kerja organisasi serta pegawai
yang bersangkutan; dan
b. untuk unit yang memiliki tusi bersifat strategis bagi masyarakat sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan pemerintah mengenai PSBB, dapat memberlakukan
WFO dengan prinsip seminimal mungkin pegawai serta tetap mengutamakan
protokol kesehatan dan keselamatan yang berlaku.
7. Pegawai yang melaksanakan WFH tetap mendapat hak keuangan sebagaimana
pegawai yang bekerja di kantor (WFO) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
8. Penyelenggaraan
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-6-
8. Penyelenggaraan rapat, kegiatan tatap muka dan perjalanan dinas pada masa transisi
tatanan normal baru yang produktif dan aman dari COVID-19 dilaksanakan dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. seluruh penyelenggaraan rapat dan/atau kegiatan tatap muka agar memanfaatkan
TIK atau melalui media elektronik lainnya yang tersedia;
b. apabila berdasarkan urgensi yang sangat tinggi harus diselenggarakan rapat
dan/atau kegiatan pertemuan fisik lainnya, agar memperhatikan jarak aman antar
peserta rapat (physical distancing) dan jumlah maksimum peserta mengacu pada
ketentuan yang berlaku;
c. perjalanan dinas dilakukan secara selektif dan sesuai dengan tingkat prioritas dan
urgensi yang harus dilaksanakan, serta memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan kebijakan Pemerintah yang berkaitan dengan protokol
kesehatan.
9. Panduan Pelaksanaan WFO
a. Bagi Pegawai, agar:
1) Saat perjalanan ke/dari tempat kerja:
a) memastikan kondisi tubuh dalam keadaan sehat;
b) menggunakan masker selama di perjalanan; dan
c) menghindari transportasi umum, namun apabila terpaksa maka:
(1) tetap menjaga jarak/physical distancing minimal 1 (satu) meter dengan
penumpang lain;
(2) upayakan tidak menyentuh fasilitas umum dan gunakan hand sanitizer;
(3) gunakan helm sendiri jika menggunakan kendaraan roda dua;
(4) hindari pembayaran dengan uang kertas/logam atau pembayaran tunai,
jika terpaksa memegang uang gunakan hand sanitizer setelahnya;
(5) tidak menyentuh wajah khususnya mata, hidung, dan mulut; dan
(6) segera mandi dan berganti pakaian sebelum melakukan kontak fisik
dengan rekan kerja.
2) Selama di lokasi/tempat kerja:
a) melakukan presensi dan melaporkan kondisi kesehatan pegawai;
b) menyusun, melaksanakan, dan melaporkan pelaksanaan tugas harian;
c) menggunakan masker;
d) segera mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir saat tiba;
e) gunakan siku untuk membuka pintu dan menekan tombol lift;
f) senantiasa menjaga jumlah orang dan jarak di dalam lift dengan posisi
saling membelakangi;
g) secara
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-7-
4) Menerapkan
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-8-
4) Menerapkan
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-9-
c. Bagi
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-10-
2) Tetap
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-11-
2) Tetap mengutamakan keselamatan pegawai, dan memperhatikan BCP serta
target kinerja unit/satkernya.
3) Dalam hal terdapat alasan penting/kebutuhan organisasi, dapat sewaktu-waktu
menugaskan pegawai yang WFH untuk melakukan WFO.
4) Melakukan sosialisasi, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan WFH di
unit/satkernya.
5) Menetapkan jenis dan prosedur dalam rangka pemberian izin peminjaman
barang milik negara (BMN) dengan tetap mempertimbangkan tertib
administrasi dalam pengelolaan BMN.
6) Menerapkan protokol/etika/ketentuan pelaksanaan WFH masa COVID-19 yang
ditetapkan oleh pemerintah pusat/daerah c.q. kementerian/dinas setempat
yang memiliki tusi/kewenangan terkait.
c. Bagi Pengelola Kepegawaian dan Atasan Langsung agar:
1) Memantau dan memperbaharui perkembangan informasi terkait protokol/etika
WFH dalam masa COVID-19.
2) Melakukan sosialisasi, edukasi, dan pengawasan kepada pegawai terkait
pelaksanaan etika WFH dalam masa COVID-19.
3) Melaporkan secara berkala kepada pimpinan unit/satker sesuai hierarki
organisasi apabila terdapat pegawai OTG, ODP, PDP dan/atau Positif COVID-
19.
4) Menerapkan protokol/etika/ketentuan pelaksanaan WFH masa COVID-19 yang
ditetapkan oleh pemerintah pusat/daerah c.q. kementerian/dinas setempat
yang memiliki tusi/kewenangan terkait.
11. Panduan Presensi, Pelaporan Tugas, dan Pelaporan Kesehatan
a. Baik pegawai yang melakukan WFO dan/atau WFH, melakukan presensi sesuai
ketentuan jam kerja yang berlaku di lingkungan Kemenkeu dan melaporkan kondisi
kesehatan melalui aplikasi e-Kemenkeu yang dapat diunduh melalui
Playstore/Appstore atau melalui laman https://office.kemenkeu.go.id.
b. Selanjutnya, pegawai menyampaikan laporan kinerja/ tugas harian melalui fitur
Tugas Saya yang terdapat dalam modul Nadine pada aplikasi e-Kemenkeu atau
laman https://office.kemenkeu.go.id.
c. Ketentuan presensi sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b dikecualikan bagi
pegawai non-aktif, pegawai yang sedang ditugaskan di luar instansi, pegawai tugas
belajar, dan pegawai yang tengah melaksanakan penugasan lain yang dikecualikan
dari melakukan presensi sesuai ketentuan yang berlaku.
12. Panduan Peningkatan Keamanan TIK serta dalam melakukan rapat virtual, kaitannya
dengan pelaksanaan WFH dan/atau WFO, pegawai agar:
a. Menghindari penggunaan free internet (free wifi) yang tidak terjamin keamanannya.
b. Selektif
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-12-
j. Dalam
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-13-
7) berada
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-14-
3) memiliki
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-15-
3) memiliki identitas diri (KTP atau tanda pengenal lainnya yang sah); dan
4) tetap memperhatikan dan melakukan prosedur/protokol kesehatan dan
keselamatan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam rangka pencegahan
penyebaran COVID-19, seperti physical distancing, menggunakan masker ketika
berada di area publik, menerapkan etika batuk, sering mencuci tangan dengan
sabun dan air mengalir.
c. Pegawai dapat melaksanakan perjalanan ke luar negeri/kota dalam rangka keperluan
pribadi dengan ketentuan sebagai berikut:
1) pelaksanaan perjalanan atau bepergian ke luar negeri/kota hanya diperuntukkan
untuk memenuhi kondisi mendesak antara lain berkaitan dengan keselamatan
jiwa/kesehatan pegawai, keluarga inti pegawai meninggal dunia/sakit keras, istri
pegawai melahirkan, atau kondisi lainnya, atas izin Pimpinan Unit Eselon
I/setingkat serta sesuai dengan ketentuan protokol kesehatan terkait COVID-19
yang berlaku;
2) mengajukan izin dari pejabat yang berwenang yaitu paling kurang Pejabat Eselon
I/setingkat masing-masing atau sesuai ketentuan selanjutnya dari instansi/pihak
yang berwenang;
3) memenuhi syarat kondisi kesehatan untuk melakukan perjalanan; dan
4) melaksanakan prosedur/protokol kesehatan dan keselamatan yang dikeluarkan
oleh baik pemerintah pusat maupun daerah dalam rangka pencegahan penyebaran
COVID-19, seperti menerapkan physical distancing dan menggunakan masker
ketika di perjalanan, dan syarat-syarat lainnya apabila ada (contoh: surat izin keluar
masuk bagi yang akan keluar/masuk DKI Jakarta).
d. Pegawai yang baru kembali dari penugasan/tugas belajar/perjalanan dari luar
negeri/daerah zona merah/daerah transmisi lokal, dan/atau sempat terdapat kontak fisik
dengan PDP atau pasien Positif COVID-19, agar melakukan karantina atau isolasi diri
paling kurang 14 (empat belas) hari kalender terhitung sejak hari kepulangan,
mengukur temperatur badan 2 (dua) kali/hari (mencatat apabila lebih dari 37,3 derajat
celcius), serta mengurangi interaksi dengan orang lain dan melaporkan keadaan
tersebut kepada atasan langsung, yang kemudian diteruskan kepada pengelola
kepegawaian di unit kerja masing-masing.
e. Dalam hal pegawai pada sebagaimana dimaksud pada huruf d kemudian dalam masa
karantina dirinya muncul gejala (batuk, pilek, demam, dan atau gejala sakit lainnya),
agar melakukan pengecekan kesehatan di fasilitas kesehatan terdekat/yang ditunjuk
oleh Pemerintah atau melakukan konsultasi dokter secara online seperti melalui aplikasi
konsultasi kesehatan, serta melaporkan hasil pengecekan tersebut kepada atasan
langsung dan/atau pengelola kepegawaian serta mengikuti prosedur selanjutnya terkait
kesehatan dan keselamatan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
f. Pegawai
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-16-
f. Pegawai yang sedang menjalankan tugas di luar instansi atau tugas belajar, diimbau
untuk:
1) tetap berada pada tempat/kedudukan saat ini dan tidak melakukan
perjalanan/bepergian kecuali karena penugasan dari instansi/lembaga pendidikan
tempatnya ditugaskan atau kebutuhan mendesak lainnya;
2) mengikuti prosedur/protokol keselamatan yang dikeluarkan oleh pemerintah
setempat; dan
3) senantiasa melakukan pemantauan perkembangan informasi terkait COVID-19.
g. Pelaksanaan cuti pegawai dilaksanakan sesuai ketentuan/kebijakan sebagaimana
tercantum dalam SE-18/MK.1/2020 serta kebijakan yang diterbitkan oleh pemerintah
pusat c.q. Kementerian PAN-RB dan/atau Badan Kepegawaian Negara.
h. Dalam hal pelaksanaan WFH membutuhkan sarana penunjang berupa BMN, pegawai
dalam mengajukan permohonan peminjaman BMN sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan oleh pimpinan unit/satker.
i. Dalam hal terjadi dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan pembatasan bepergian,
pembatasan cuti, dan/atau ketentuan lainnya yang masih berlaku berdasarkan temuan
atasan langsung/pengaduan maupun hasil pelaksanaan pemantauan Inspektorat
Jenderal/unit yang menangani kepatuhan internal, maka atasan langsung dapat
melakukan prosedur pemeriksaan sesuai ketentuan dan kebijakan yang berlaku dengan
tetap memperhatikan kondisi dan upaya pencegahan penyebaran COVID-19.
15. Dalam melaksanakan WFO, FWS serta prosedur kesehatan/keselamatan, baik dalam
masa transisi maupun dalam masa tatanan normal baru, seluruh pegawai agar terus
beradaptasi dan melaksanakan budaya (corporate culture) yang berlandaskan pada Nilai-
Nilai Kemenkeu, yaitu:
a. Integritas, yang berarti seluruh pegawai harus berpikir, berkata, berperilaku, dan
bertindak baik dan benar serta selalu memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip
moral (contoh: jujur dalam menggunakan/melaporkan waktu bekerja, jujur dalam
melaporkan kondisi kesehatan, konsisten menerapkan panduan masa transisi maupun
masa tatanan normal baru yang telah ditetapkan instansi dalam perilaku sehari-hari,
tidak menyebarkan hoax, dsb.);
b. Profesionalisme, yang berarti seluruh pegawai harus bekerja dengan tuntas dan akurat
berdasarkan kompetensi terbaik dan penuh tanggung jawab serta komitmen tinggi
(contoh: meskipun WFH tugas/layanan tetap dapat dituntaskan tepat waktu, mampu
menyelesaikan tugas yang diberikan atasan secara mandiri dan bertanggung jawab,
dsb.);
c. Sinergi
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-17-
c. Sinergi, yang berarti seluruh pegawai harus berkomitmen untuk membangun dan
memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang
harmonis dengan para pemangku kepentingan, untuk menghasilkan karya yang
bermanfaat dan berkualitas (contoh: meskipun tidak ada tatap muka namun koordinasi
dan kerja sama antar rekan kerja/unit dalam rangka penyelesaian tugas tetap
dilaksanakan sebaik-baiknya, saling bersinergi untuk menjaga komitmen dalam
menjalankan panduan WFH/WFO serta prosedur kesehatan/keselamatan yang telah
ditetapkan instansi, tidak membangun opini dan/atau menyebarkan informasi yang
dapat memecah belah, dsb.);
d. Pelayanan, yang berarti seluruh pegawai harus memberikan pelayanan untuk
memenuhi kepuasan para pemangku kepentingan dan dilaksanakan dengan sepenuh
hati, transparan, cepat, akurat, dan aman (contoh: tidak menggunakan alasan WFH
sebagai alasan untuk tidak melayani kepentingan masyarakat/stakeholders dan
berupaya mencari berbagai alternatif dalam rangka mengoptimalkan pelayanan,
menerapkan prosedur kesehatan/keselamatan dalam pelayanan, dsb.);
e. Kesempurnaan, yang berarti seluruh pegawai harus senantiasa melakukan upaya
perbaikan di segala bidang untuk menjadi dan memberikan yang terbaik (contoh:
memberikan integritas yang terbaik, menunjukkan profesionalisme yang terbaik,
melakukan sinergi yang terbaik, memberikan pelayanan yang terbaik, berupaya
mengintegrasikan/mengharmonisasikan tanggung jawab terhadap kantor dan
tanggung terhadap keluarga/pribadi dengan baik/work-life harmony, dsb.).
F. Penutup
1. Seluruh pegawai harus mematuhi protokol/kebijakan mengenai pencegahan/penanganan
COVID-19, baik yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat/daerah maupun Kemenkeu.
2. Seluruh pegawai agar melaksanakan Surat Edaran ini dengan penuh iktikad baik, serta
seluruh pimpinan unit dan atasan langsung agar mensosialisasikan, melaksanakan, dan
melakukan pengawasan atas pelaksanaan Surat Edaran ini.
3. Ketentuan
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-18-
3. Ketentuan pada Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-19/MK.1/2020 dan surat
edaran Menteri Keuangan lainnya terkait pencegahan COVID-19 yang tidak bertentangan
dengan Surat Edaran ini, tetap berlaku.
4. Surat Edaran ini berlaku sejak tanggal 5 Juni 2020 sampai dengan terbitnya kebijakan
lebih lanjut dari Pimpinan Kemenkeu.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 04 Juni 2020
a.n. MENTERI KEUANGAN
SEKRETARIS JENDERAL,
Tembusan:
1. Menteri Keuangan
2. Wakil Menteri Keuangan
Kp.:SJ.5/SJ.55/2020