Anda di halaman 1dari 10

MU’TAZILAH; SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA

Rohidin*

Abstrak

Perpecahan umat Islam tidak berhenti pada ranah pemikiran namun juga telah masuk pada
ranah action, bukan hanya perbedaaan pendapat namun juga berbeda aliran, dan diperparah lagi
perbedaan itu berkahir dengan pertumpahan darah. Dari rangkaian diatas maka penulis mencoba
mengurai kembali sejarah penyebab perpecahan umat Islam dalam sudut pandang salah satu aliran
yang fenomenal dalam sejarah pemikiran Islam agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap generasi
selanjutnya.Adapun tulisan ini membahas tentang bagaimana sejarah munculnya aliran Mu’tazilah,
siapa saja tokoh-tokoh dan pemikirannya dan bagaimana perkembangan aliran Mu’tazilah sebagai
aliran teologi.

Kata Kunci : Mutazilah, Sejarah, Pemikiran Islam, Aliran Teologi

Pendahuluan perbedaan itu berkahir dengan


Sejarah telah mencatat bahwa pertumpahan darah. Dari rangkaian diatas
perpecahan umat Islam sebagian besar maka penulis mencoba mengurai kembali
dipengaruhi oleh perbedaan pandangan sejarah penyebab perpecahan umat Islam
pada suatu persoalan subtansi agama. Ini dalam sudut pandang salah satu aliran
telah dicontohkan adanya perpecahan yang fenomenal dalam sejarah pemikiran
pada umat Islam pasca meninggalnya Islam agar tidak terjadi kesalahpahaman
Nabi Muhammad SAW, zaman terhadap generasi selanjutnya.
khulafaurrosidin, bani Umayyah dan bani Adapun tulisan ini membahas
Abbasiyah. Umat Islam semakin tentang bagaimana sejarah munculnya
mengeneralisasi pada saat perbedaan aliran Mu‟tazilah, siapa saja tokoh-tokoh
pemikiran dan pandangan telah masuk dan pemikirannya dan bagaimana
dalam ranah teologi, dan hukum. 1 perkembangan aliran Mu‟tazilah sebagai
Perpecahan umat Islam tidak aliran teologi.
berhenti pada ranah pemikiran namun
juga telah masuk pada ranah action, bukan
hanya perbedaaan pendapat namun juga
berbeda aliran, dan diperparah lagi

*Penulis adalah Kepsek SDN 60 Benteng/Mahasiwa Pasca IAIN Bengkulu


El-Afkar Vol. 7 Nomor II, Juli- Desember 2018

A. Sejarah Munculnya Aliran Mu’tazilah mendalami buku-buku filsafat yang


Kaum Mu`tazilah merupakan sekelompok banyak tersebar di masa khalifah Al-
manusia yang pernah menggemparkan dunia Makmun. Maka sejak saat itulah manhaj
Islam selama lebih dari 300 tahun akibat mereka benar-benar diwarnai oleh manhaj
fatwa-fatwa mereka yang menghebohkan, ahli kalam yang berorientasi pada akal
selama waktu itu pula kelompok ini telah dan mencampakkan dalil-dalil dari Al
menumpahkan ribuan darah kaum Qur‟an dan As Sunnah.2
muslimin terutama para ulama Ahlus Secara harfiah kata Mu‟tazilah
Sunnah yang bersikukuh dengan pedoman berasal dari I‟tazala yang berarti berpisah
mereka. atau memisahkan diri, yang berarti juga
Sejarah munculnya aliran Mu‟tazilah menjauh atau menjauhkan diri,
muncul di kota Bashrah (Iraq) pada abad Mu‟tazilah, secara etimologis bermakna:
ke 2 Hijriyah, tahun 105 – 110 H, tepatnya orang-orang yang memisahkan diri.
pada masa pemerintahan khalifah Abdul Sebutan ini mempunyai suatu kronologi
Malik Bin Marwan dan khalifah Hisyam yang tidak bisa dipisahkan dengan sosok
Bin Abdul Malik. Pelopornya adalah Al-Hasan Al-Bashri, salah seorang imam
seorang penduduk Bashrah mantan murid di kalangan tabi‟in. Asy-Syihristani
Al-Hasan Al-Bashri yang bernama Washil berkata: Suatu hari datanglah seorang
bin Atha‟ Al-Makhzumi Al-Ghozzal yang laki-laki kepada Al-Hasan Al-Bashri
lahir di Madinah tahun 700 M, seraya berkata: “Wahai imam dalam
kemunculan ini adalah karena Wasil bin agama, telah muncul di zaman kita ini
Atha‟ berpendapat bahwa muslim berdosa kelompok yang mengkafirkan pelaku dosa
besar bukan mukmin dan bukan kafir besar. Dan dosa tersebut diyakini sebagai
yang berarti ia fasik. Imam Hasan al- suatu kekafiran yang dapat mengeluarkan
Bashri berpendapat mukmin berdosa pelakunya dari agama, mereka adalah
besar masih berstatus mukmin. kaum Khawarij. Sedangkan kelompok
Inilah awal kemunculan paham ini yang lainnya sangat toleran terhadap
dikarenakan perselisihan tersebut antar pelaku dosa besar, dan dosa tersebut tidak
murid dan Guru, dan akhirnya golongan berpengaruh terhadap keimanan. Karena
mu‟tazilah pun dinisbahkan kepadanya. dalam madzhab mereka, suatu amalan
Sehingga kelompok Mu‟tazilah semakin bukanlah rukun dari keimanan dan
berkembang dengan sekian banyak kemaksiatan tidak berpengaruh terhadap
sektenya. kemudian para petinggi mereka keimanan sebagaimana ketaatan tidak

2
Rohidin
MU’TAZILAH; SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA

berpengaruh terhadap kekafiran, mereka Versi lain dikemukakan Tasy Kubra


adalah Murji‟ah umat ini. Bagaimanakah Zadah yang menyatakan bahwa Qatadah
pendapatmu dalam permasalahan ini agar bin Da‟mah pada suatu hari masuk
kami bisa menjadikannya sebagai prinsip mesjid Basrah dan bergabung dengan
dalam beragama. majelis Amr bin Ubaid yang disangkanya
Al-Hasan Al-Bashri pun berpikir adalah majlis Hasan Al Basri. Setelah
sejenak dalam permasalahan tersebut. mengetahuinya bahwa majelis tersebut
Sebelum beliau menjawab, tiba-tiba bukan majelis Hasan Al Basri, ia berdiri
dengan lancangnya Washil bin Atha‟ dan meninggalkan tempat sambil berkata,
berseloroh: “Menurutku pelaku dosa “ini kaum Mu‟tazilah.” Sejak itulah kaum
besar bukan seorang mukmin, namun ia tersebut dinamakan Mu‟tazilah.Al-
juga tidak kafir, bahkan ia berada pada Mas‟udi memberikan keterangan tentang
suatu keadaan di antara dua keadaan, asal-usul kemunculan Mu‟tazilah tanpa
tidak mukmin dan juga tidak kafir.” Lalu menyangkut-pautkan dengan peristiwa
ia berdiri dan duduk menyendiri di salah antara Washil dan Hasan Al Basri. Mereka
satu tiang masjid sambil tetap menyatakan diberi nama Mu‟tazilah, katanya, karena
pendapatnya tersebut kepada murid- berpendapat bahwa orang yang
murid Hasan Al-Bashri lainnya. Maka Al- berdosa bukanlah mukmin dan bukan
‫” ِا ْع َت َت َت ا َت َّن ا َت ِا‬
Hasan Al-Bashri berkata: “ ‫ا ًلا‬ pula kafir, tetapi menduduki tempat
“Washil telah memisahkan diri dari kita”, diantara kafir dan mukmin (al-manzilah
maka disebutlah dia dan para bain al-manzilatain).4
pengikutnya dengan sebutan Mu‟tazilah.
B. Tokoh – Tokoh Mu’tazilah dan Pemikiranya
Pertanyaan itu pun akhirnya dijawab oleh
1. Wasil bin Atha
Al-Hasan Al-Bashri dengan jawaban
Wasil bin Atha adalah orang
Ahlussunnah Wal Jamaah:
pertama yang meletakkan kerangka dasar
“Sesungguhnya pelaku dosa besar adalah
ajaran Muktazilah. Adatiga ajaran pokok
seorang mukmin yang tidak sempurna
yang dicetuskannya, yaitu paham al-
imannya. Karena keimanannya, ia masih
manzilah bain al-manzilatain, paham
disebut mukmin dan karena dosa
Kadariyah (yang diambilnya dari Ma‟bad
besarnya ia disebut fasiq yakni
dan Gailan, dua tokoh aliran Kadariah),
keimanannya menjadi tidak sempurna.3
dan paham peniadaan sifat-sifat Tuhan.
Dua dari tiga ajaran itu kemudian menjadi
El-Afkar Vol. 7 Nomor II, Juli- Desember 2018

doktrin ajaran Muktazilah, yaitu al- dan seterusnya. Penjelasan dimaksudkan


manzilah bain al-manzilatain dan oleh Abu-Huzail untuk menghindari
peniadaan sifat-sifat Tuhan. adanya yang kadim selain Tuhan karena
kalau dikatakan ada sifat dalam arti
2. Abu Huzail al-Allaf sesuatu yang melekat di luar zat Tuhan,
Abu Huzail al-„Allaf (w. 235 H), berarti sifat-Nya itu kadim. Ini akan
seorang pengikut aliran Wasil bin Atha, membawa kepada kemusyrikan.
mendirikan sekolah Mu‟tazilah pertama di Ajarannya yang lain adalah bahwa Tuhan
kotaBashrah. Lewat sekolah ini, pemikiran menganugerahkan akal kepada manusia
Mu‟tazilah dikaji dan dikembangkan. agar digunakan untuk membedakan yang
Sekolah ini menekankan pengajaran baik dan yang buruk, manusia wajib
tentang rasionalisme dalam aspek mengerjakan perbuatan yang baik dan
pemikiran dan hukum Islam. Aliran menjauhi perbuatan yang buruk. Dengan
teologis ini pernah berjaya pada masa akal itu pula menusia dapat sampai pada
Khalifah Al-Makmun (Dinasti Abbasiyah). pengetahuan tentang adanya Tuhan dan
Mu‟tazilah sempat menjadi madzhab tentang kewajibannya berbuat baik
resmi negara. Dukungan politik dari pihak kepada Tuhan. Selain itu ia melahirkan
rezim makin mengokohkan dominasi dasar-dasar dari ajaran as-salãh wa al-
mazhab teologi ini. Tetapi sayang, tragedi aslah.5
mihnah telah mencoreng madzhab
3. Al-Jubba’i
rasionalisme dalam Islam ini.
Al-Jubba‟I adalah guru Abu Hasan
Abu Huzail al-Allaf adalah seorang
al-Asy‟ari, pendiri aliran Asy‟ariah.
filosof Islam. Ia mengetahui banyak
Pendapatnya yang masyhur adalah
falsafah yunani dan itu memudahkannya
mengenai kalam Allah SWT, sifat Allah
untuk menyusun ajaran-ajaran
SWT, kewajiban manusia, dan daya akal.
Muktazilah yang bercorak filsafat. Ia
Mengenai sifat Allah SWT, ia
antara lain membuat uraian mengenai
menerangkan bahwa Tuhan tidak
pengertian nafy as-sifat. Ia menjelaskan
mempunyai sifat; kalau dikatakan Tuhan
bahwa Tuhan Maha Mengetahui dengan
berkuasa, berkehendak, dan mengetahui,
pengetahuan-Nya dan pengetahuan-Nya
berarti Ia berkuasa, berkehendak, dan
ini adalah Zat-Nya, bukan Sifat-Nya;
mengetahui melalui esensi-Nya, bukan
Tuhan Maha Kuasa dengan Kekuasaan-
dengan sifat-Nya. Lalu tentang kewajiban
Nya dan Kekuasaan-Nya adalah Zat-Nya

4
Rohidin
MU’TAZILAH; SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA

manusia, ia membaginya ke dalam dua tersusun dari huruf-huruf dan dapat


kelompok, yakni kewajiban-kewajiban didengar. Karena itu, kalam adalah
yang diketahui manusia melalui akalnya sesuatu yang bersifat baru dan tidak
(wãjibah „aqliah) dan kewajiban- kadim.7
kewajiban yang diketahui melalui ajaran-
ajaran yang dibawa para rasul dan nabi 5. Al- jahiz
(wãjibah syar‟iah).6 Al- jahiz : dalam tulisan-tulisan al-
jahiz Abu Usman bin Bahar dijumpai
4. An-Nazzam paham naturalism atau kepercayaan akan
An-Nazzam : pendapatnya yang hukum alam yang oleh kaum muktazilah
terpenting adalah mengenai keadilan disebut Sunnah Allah. Ia antara lain
Tuhan. Karena Tuhan itu Maha Adil, Ia menjelaskan bahwa perbuatan-perbuatan
tidak berkuasa untuk berlaku zalim. manusia tidaklah sepenuhnya
Dalam hal ini berpendapat lebih jauh dari diwujudkan oleh manusia itu sendiri,
gurunya, al-Allaf. Kalau Al-Allaf malainkan ada pengaruh hukum alam.
mangatakan bahwa Tuhan mustahil
6. Mu’ammar bin Abbad
berbuat zalim kepada hamba-Nya, maka
Mu‟ammar bin Abbad : Mu‟ammar
an-Nazzam menegaskan bahwa hal itu
bin Abbad adalah pendiri muktazilah
bukanlah hal yang mustahil, bahkan
aliran Baghdad. pendapatnya tentang
Tuhan tidak mempunyai kemampuan
kepercayaan pada hukum alam.
untuk berbuat zalim. Ia berpendapat
Pendapatnya ini sama dengan pendapat
bahwa pebuatan zalim hanya dikerjakan
al-jahiz. Ia mengatakan bahwa Tuhan
oleh orang yang bodoh dan tidak
hanya menciptakan benda-benda materi.
sempurna, sedangkan Tuhan jauh dari
Adapun al-„arad atau accidents (sesuatu
keadaan yang demikian. Ia juga
yang datang pada benda-benda) itu
mengeluarkan pendapat mengenai
adalah hasil dari hukum alam. Misalnya,
mukjizat al-Quran. Menurutnya, mukjizat
jika sebuah batu dilemparkan ke dalam
al-quran terletak pada kandungannya,
air, maka gelombang yang dihasilkan oleh
bukan pada uslūb atau gaya bahasa dan
lemparan batu itu adalah hasil atau kreasi
balāgah (retorika)-Nya. Ia juga memberi
dari batu itu, bukan hasil ciptaan Tuhan.
penjelasan tentang kalam Allah SWT.
Kalam adalah segalanya sesuatu yang
El-Afkar Vol. 7 Nomor II, Juli- Desember 2018

7. Bisyr al-Mu’tamir C. Ushul Al Khamsah


Bisyr al-Mu‟tamir : Ajarannya yang Abu Hasan Al- Kayyath berkata
penting menyangkut dalam kitabnya Al- Intisar “Tidak ada
pertanggungjawaban perbuatan manusia. seorang pun yang berhak mengaku
Anak kecil baginya tidak dimintai sebagai penganut Mu`tazilah sebelum ia
pertanggungjawaban atas perbuatannya mengakui Al- Ushul Al- Khamsah ( lima
di akhirat kelak karena ia belum *mukalaf. landasan pokok ) yaitu Tauhid, Al - „Adl,
Seorang yang berdosa besar kemudian Al- Wa`du Wal Wai`id, Al- Manzilah
bertobat, lalu mengulangi lagi berbuat Baina Manzilatain, dan Al Amr bi Al Ma‟ruf
dosa besar, akan mendapat siksa ganda, wa Al Nahi an Al Munkar.
meskipun ia telah bertobat atas dosa
besarnya yang terdahulu. 1. At- Tauhid (ke-Esaan)
At-tauhid (pengesaan Tuhan)
9. Abu Musa al-Mudrar merupakan prinsip utama dan intisari
Abu Musa al-Mudrar : al-Mudrar ajaranmu‟tazilah. Sebenarnya, setiap
dianggap sebagai pemimpin muktazilah mazhab teologis dalam islam memegang
yang sangat ekstrim, karena pendapatnya doktrin ini.Namun bagi mu‟tazilah ,tauhid
yang mudah mengafirkan orang memiliki arti yang spesifik. Tuhan harus
lain.Menurut Syahristani,ia menuduh disucikan dari segala sesuatu yang dapat
kafir semua orang yang mempercayai mengurangi arti kemahaesaannya.
kekadiman Al-Quran. Ia juga menolak Untuk memurnikan keesaan Tuhan,
pendapat bahwa di akhirat Allah SWT Mu‟tazilah menolak konsep Tuhan
dapat dilihat dengan mata kepala. memiliki sifat-sifat. Konsep ini bermula dari
founding father aliran ini, yakni Washil bin „Atho.
10. Hisyam bin Amr al-Fuwati
Ia mengingkari bahwa mengetahui, berkuasa,
Hisyam bin Amr al-Fuwati : Al-
berkehendak, dan hidup adalah termasuk esensi
Fuwati berpendapat bahwa apa yang
Allah. Menurutnya, jika sifat-sifat ini diakui
dinamakan surga dan neraka hanyalah
sebagai kekal-azali, itu berarti terdapat “pluralitas
ilusi, belum ada wujudnya sekarang.
yang kekal” dan berarti bahwa kepercayaan
Alasan yang dikemukakan adalah tidak
kepada Allah adalah dusta belaka. Namun
ada gunanya menciptakan surga dan
gagasan Washil ini tidak mudah diterima. Pada
neraka sekarang karena belum waktunya
umumnya Mu‟tazilah mereduksi sifat-sifat Allah
orang memasuki surga dan neraka.8
menjadi dua, yakni ilmu dan kuasa, dan

6
Rohidin
MU’TAZILAH; SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA

menamakan keduanya sebagai sifat-sifat esensial. pendapat lawannya yang mengatakan:


Selanjutnya mereka mereduksi lagi kedua sifat bahwa Allah telah mentaqdirkan
dasar ini menjadi satu saja, yakni keesaan.9 seseorang itu berbuat maksiat, lalu mereka
Doktrin tauhid Mu‟tazilah lebih di azab Allah, sedang Mu‟tazialah
lanjut menjelaskan bahwa Tuhan dapat berpendapat, bahwa manusia adalah
dilihat dengan mata kepala. Juga, keyakinan merdeka dalam segala perbuatan dan
tidak ada satupun yang dapat menyamai bebas bertindak, sebab itu mereka di azab
Tuhan, begitupula sebaliknya, Tuhan atas perbuatan dan tindakannya. Inilah
tidak serupa dengan makhluk-Nya. yang mereka maksud keadilan itu.11
Tegasnya Mu‟tazilah menolak Ajaran tentang keadilan berkaitan
antropomorfisme. Penolakan dengan beberapa hal, antara lain :
terhadap paham antropomorfistik bukan a. Perbuatan manusia. Manusia
semat-mata atas pertimbanagan akal, menurut Mu‟tazilah melakukan dan
melainkan memiliki rujukan yang yang sangat menciptakan perbuatannya sendiri,
kuat di dalam Al qur‟an yang berbunyi (artinya) : terlepas dari kehendak dan kekuasaan
“ tidak ada satupun yang menyamainya. ( Tuhan. Manusia benar-benar bebas untuk
Q.S.Assyura : 9 ).10 menentukan pilihannya. Tuhan hanya menyuruh
dan menghendaki yang baik. Konsep ini
2. Al – ‘Adl (keadilan Tuhan)
memiliki konsekuensi logis dengan keadilan
Ajaran dasar Mu‟tazilah yang kedua
Tuhan, yaitu apapun yang akan diterima
adalah al-adl, yang berarti Tuhan Maha
manusia di akhirat merupakan balasan
Adil. Adil ini merupakan sifat yang paling
perbuatannya di dunia.
gamblang untuk menunjukkan
b. Berbuat baik dan
kesempurnaan, karena Tuhan Maha
terbaik Maksudnya adalah kewajiaban
sempurna dia pasti adil. Faham ini bertujuan
Tuhan untuk berbuat baik, bahkan terbaik
ingin menempatkan Tuhan benar-benar adil
bagimanusia. Tuhan tidak mungkin jahat
menurut sudut pandang manusia. Tuhan
atau aniaya karena itu akan
dipandang adil apabila bertindak hanya
menimbulkan persepsi bahwa Tuhan
yang baik dan terbaik. Begitupula Tuhan
tidak maha sempurna. Bahkan menurut
itu adil bila tidak melanggar janjinya.
Annazam, salah satu tokoh mu‟tazilah
Dengan demikian Tuhan terikat
konsep ini berkaiatan dengan
dengan janjinya. Merekalah golongan
yang mensucikan Allah daripada
El-Afkar Vol. 7 Nomor II, Juli- Desember 2018

kebijaksanaaan, kemurahan dan 3. Al-Manzilah bain Al-Manzilatain


kepengasihan Tuhan. (tempat diantara kedua tempat)
c. Mengutus Rasul. Mengutus Rasul Inilah ajaran yang mula-mula
kepada manusia merupakan kewajiaban menyebabkan lahirnya mazhab
Tuhan karena alasan berikut ini : mu‟tazilah. Ajaran ini terkenal dengan

 Tuhan wajib berbuat baik kepada status orang mukmin yang melakukan

manusia dan hal itu tidak dapat dosa besar, seperti dalam sejarah, khawarij

terwujud kecuali dengan mengutus Rasul menganggap orang tersebut kafir bahkan

kepada mereka. musyrik, sedangkan menurut pandangan

 Al qur‟an secara tegas menyatakan Mu‟tazilah orang islam yang mengerjakan dosa

kewajiban Tuhan untuk belas kasih besar yang sampai matinya belum taubat, orang

kepada manusia .Cara terbaik untuk itu di hukumi tidak kafir dan tidak pula mukmin,

maksud tersebut adalah dengan pengutusan tetapi diantara keduanya. Mereka itu

rasul. dinamakan orang fasiq, jadi mereka di

 Tujuan di ciptakannya manusia adalah tempatkan di suatu tempat diantara

untuk beribadah kepadaNya dengan keduanya.12

jalan mengutus rasul.


4. Al Amr bi Al Ma’ruf wa Al Nahi an Al

2. Al-Wa’ad wa al-Wa’id (Janji dan Munkar (Menyuruh kebaikan dan

ancaman) melarang keburukan)

Ajaran ini berisi tentang janji dan ancaman. Ajaran ini menekankan

Tuhan yang Maha Adil tidak akan melanggar keberpihakan kepada kebenaran dan

janjinya dan perbuatan Tuhan terikat dan kebaikan. Ini merupakan konsekuensi

di batasi oleh janjinya sendiri. Ini sesuai logis dari keimananan seseorang.

dengan prinsip keadilan. Ajaran ketiga ini Pengakuan keimanan harus dibuktikan

tidak memberi peluang bagi Tuhan selain dengan perbuatan baik, diantaranya

menunaikan janjinya yaitu memberi dengan menyuruh orang berbuat baik dan

pahala orang yang ta‟at dan menyiksa mencegahnya dari kejahatan. Perbedaan

orang yang berbuat maksiat, ajaran ini mazhab Mu‟tazilah dengan mazhab lain

tampaknya bertujuan mendorong mengenai ajaran kelima ini terletak pada

manusia berbuat baik dan tidak tata pelaksanaanya. Menurut Mu‟tazilah

melakukan perbuatan dosa. jika memang diperlukan kekerasan dapat

8
Rohidin
MU’TAZILAH; SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA

ditempuh untuk mewujudkan ajaran bainal manzilatain”. Akan tetapi di bawah


tersebut. tekanan Asy‟ariah nampaknya mereka
berlindung kepada Bani Buwaihi.13
D. Perkembangan Aliran Mu’tazillah Golongan pertama, (disebut
sebagai aliran teologi Mu‟tazilah I) muncul sebagai respon
Disisi lain secara umum, aliran Mu‟tazilah politik murni. Golongan ini tumbuh
melewati dua fase yang berbeda. Fase Abbasiyah sebahai kaum netral politik, khususnya
(100 H - 237 M) dan fase Bani Buwaihi (334 H). dalam arti bersikap lunak dalam
Generasi pertama mereka hidup di bawah menangani pertentangan antara Ali bin
pemerintahan Bani Umayah untuk waktu yang Abi Thalib dan lawan-lawannya, terutama
tidak terlalu lama. Kemudian memenuhi zaman Muawiyah, Aisyah, dan Abdullah bin
awal Daulah Abbasiyah dengan aktivitas, gerak, Zubair golongan inilah yang mula-mula
teori, diskusi dan pembelaan terhadap agama, disebut kaum Mu‟tazilah karena mereka
dalam suasana yang dipenuhi oleh pemikiran menjauhkan diri dari pertikaian masalah
baru. Dimulai di Basrah. Kemudian di sini berdiri khilafah. Kelompok ini bersifat netral
cabang sampai ke Baghdad. Orang-orang politik tanpa stigma teologis seperti yang
Mu‟tazilah Basrah bersikap hati-hati dalam ada pada kaum Mu‟tazilah yang tumbuh
menghadapi masalah politik, tetapi kelompok dikemudian hari.
Mu‟tazilah Baghdad justru terlibat jauh dalam Golongan kedua, (disebut
politik. Mereka ambil bagian dalam menyulut Mu‟tazilah II) muncul sebagai respon
dan mengobarkan api inquisisi bahwa “Al persoalan teologis yang berkembang di
Qur‟an adalah makhluk”. kalangan Khawarij dan Mur‟jiah akibat
Memang pada awalnya Mu‟tazilah adanya peristiwa tahkim. Golongan ini
menghabiskan waktu sekitar dua abad untuk muncul karena mereka berbeda pendapat
tidak mendukung sikap bermazhab, dengan golongan Khawarij dan Mur‟jiah
mengutamakan sikap netral dalam pendapat dan tentang pemberian status kafir kepada
tindakan. Konon ini merupakan salah satu sebab yang berbuat dosa besar. Mu‟tazilah II
mengapa mereka disebut Mu‟tazilah. Mu‟tazilah inilah yang dikaji dalam bab ini yang
tidak mengisolir diri dalam menanggapi sejarah kemunculannya memiliki banyak
problematika imamah –sebagai sumber versi.
perpecahan pertama- tetapi mengambil sikap Kaum Mu‟tazilah sudah tidak ada
tengah dengan mengajukan teori “al manzilah lagi. Mereka mendapat tantangan keras
El-Afkar Vol. 7 Nomor II, Juli- Desember 2018

dari umat Islam lain setelah mereka keadilan dan keesaan Allah). Sedangkan
berusaha diabad ke Sembilan untuk ajaran pokok mu‟tazilah yakni tentang :
Keesaan (at-Tauhid), Keadilan Tuhan (Al-
memaksa faham-faham mereka dengan
Adlu), Janji dan ancaman (al-Wa‟du wal
kekerasan pada umat Islam yang ada pada Wa‟idu), Tempat di antara dua tempat (Al
waktu itu. Pemikiran rasionil Mu‟tazilah manzilatu bainal manzilatain), Menyuruh
kebaikan dan melarang keburukan („amar
dan sikap kekerasan mereka, membawa
ma‟ruf nahi munkar). Dan yang paling
pada lahirnya aliran-aliran teologi lain penting yakni kegiatan orang-orang
dalam Islam. Aliran-aliran itu timbul mu‟tazilah baru hilang sama sekali setelah
terjadi serangan orang-orang mongolia
untuk menjadi tantangan bagi aliran yang
atas dunia islam.
bercorak rasionil dan liberal tersebut.14

E. Kesimpulan
Kaum Mu`tazilah merupakan sekelompok
Referensi
manusia yang pernah menggemparkan dunia
Islam selama lebih dari 300 tahun akibat 1Ignaz Goldziher, Mazhab Tafsir: dari klasik

fatwa-fatwa mereka yang menghebohkan, hingga modern, (Yogyakarta, eLSAQ Press, 2010) h,
129
selama waktu itu pula kelompok ini telah 2Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai

menumpahkan ribuan darah kaum aspeknya, ( UI Press, 1986) jilid II hlm 36


3Ibid, hlm. 47

muslimin terutama para ulama Ahlus 4Abdul Rozak,Anwar ,Rosihoa. Ilmu Kalam,

cet.iv, (Bandung : CV. PustakaSetia 2009), Hlm.78


Sunnah yang bersikukuh dengan pedoman 5Ibid, hlm 80

mereka. 6Ignaz Goldziher, Op Cit hlm 150

7Abdul Rozak,Anwar ,Rosihan, Op cit, hlm.


Aliran mu‟tazilah merupakan aliran 80
teologi Islam yang terbesar dan tertua 8Ibid. hlm 81

Kaum mu‟tazilah secara teknis terdiri dari 9Sharif (ed). Aliran-aliran Filsafat Islam.
dua golongan dan masing-masing (Bandung : Nuansa Cendekia2004), hlm. 21
10Abdul Rozak,Anwar ,Rosihan, Op cit, hlm.
golongan mempunyai pandangan yang
82
berbeda. Golongan tersebut ialah 11Thahir Taib, Abd.Mu‟in. Ilmu Kalam,
golongan pertama, (disebut Mu‟tazilah I) (Jakarta : Penerbit Widjaya. 1986), hlm.103
12Ibid hlm. 84
muncul sebagai respon politik murni dan
13Madkour, Ibrahim.. Aliran dan Teori Filsafat
golongan kedua, (disebut Mu‟tazilah II)
Islam, (Jakarta PT. Bumi Aksara, 2009) hlm. 46-47
muncul sebagai respon persoalan teologis 14Harun Nasution, Op Cit. hlm 40

yang berkembang di kalangan Khawarij


dan Mur‟jiah akibat adanya peristiwa
tahkim. Banyak sebutan mengenai kaum
mu‟tazilah salah satunya Ahlul ‘Adl Wa at-
Tauhid (golongan yang mempertahankan

10

Anda mungkin juga menyukai