Anda di halaman 1dari 3

Nama : Kartika Refitasari

NPM : 1754221007
Mata Kuliah : Ekotoksikologi Laut
Program Studi : Ilmu Kelautan

Soal :
1. Jelaskan secara perbedaan antara Bioakumulasi dan Biomagnifikasi ?

2. Jelaskan secara rinci apakah yang dimaksud dengan LC50 ?

3. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan logam berat, apa saja jenisnya,
bagaimana dampak di biota jika konsentrasinya melebihi ambang batas ?

4. Jelaskan mengapa nutrien (PO4, NO3 dan Si) termasuk ke dalam senyawa
toksik ?

5. Jelaskan bagaimana mekanisme buangan air panas dari PLTU bisa


mengakibatkan toksik bagi biota dan kondisi perairan di laut ?

Jawaban :
1. Perbedaan Bioakumulasi dan Biomagnifikasi
 Bioakumulasi mengacu pada bagaimana suatu polutan memasuki rantai
makanan. Bioakumulasi adalah suatu proses senyawa kimia dalam
mempengaruhi organisme. Hal ini ditandai dengan peningkatan kadar
senyawa kimia dalam tubuh organisme daripada kadar senyawa kimia
tersebut di lingkungan. Sehingga karena penyebaran senyawa kimia di
tubuh organisme lebih cepat daripada proses metabolisme dan ekskresi
maka terjadi penumpukan bahan kimia di tubuh organisme tersebut.
 Biomagnifikasi mengacu pada kecenderungan polutan untuk terkonsentrasi
dan berpindah dari satu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya.
Senyawa yang mengakibatkan biomagnifikasi bersifat mudah berpindah,
berumur panjang, larut lemak, dan aktif secara biologis. Biomagnifikasi
merupakan akibat keberlanjutan dari adanya bioakumulasi.
Biomagnifikasi adalah kecenderungan peningkatan kadar bahan kimia
seiring peningkatan level trofik pada jaring atau rantai makanan.
2. Lethal Concentration 50 (LC50) adalah konsentrasi yang menyebabkan
kematian sebanyak 50% organisme uji yang dapat diestimasi dengan grafik
dan perhitungan pada satuan waktu pengamatan tertentu. LC50 merupakan
suatu perhitungan untuk menentukan keaktifan dari suatu ekstrak atau
senyawa. Menurut waktunya LC50 diklasifikasikan menjadi short term
bioassay, intermediete bioassay, dan long term bioassay. Sementara itu,
berdasarkan metode penambahan larutan diklasifikasikan menjadi stratic
bioassay, renewal bioassay, dan flow trough bioassay sedangkan menurut
tujuannya diklasifikasikan menjadi pemantauan kualias air limbah, uji
senyawa kimia, dan penentuan toksisitas.
3. Logam berat adalah kelompok unsur senyawa dengan masa jenis lebih dari
5 gr/cm3. Logam berat bersifat mudah mengikat bahan organik, meengendap
di dasar perairan, serta menyatu dengan sedimen. Logam berat
diklasifikasikan menjadi logam berat sangat beracun, logam berat moderat,
logam berat kurang beracun, dan logam berat tidak beracun. Logam berat
sangat beracun terdiri atas senyawa Hg, Pb, Cd, Cr, dan As. Logam berat
moderat terdiri atas Ba, Be, Cu, Au, Li, Mn, Se, Te, Co, dan Rb. Logam
berat kurang beracun terdiri atas Al, Bi, Co, Fe, Ca, Mg, Ni, K, Ag, Ti, dan
Zn. Sementara itu, logam berat tidak beracun terdiri atas Na, Sr, dan Ca.
Tingginya konsentrasi logam berat di perairan mengakibatkan penurunan
kualitas air yang akan berdampak pada kehidupan organisme yang hidup di
perairan tersebut. Selain itu, logam berat yang tinggi di perairan akan
terakumulasi di sedimen. Hal ini mengakibatkan logam berat yang
terkumulasi di sedimen termakan oleh organisme yang hidup di dasar
perairan dan terakumulasi dalam tubuhnya. Sehingga apabila organisme
tersebut dimakan oleh manusia maka logam berat yang terakumulasi dalam
tubuh organisme tersebut akan berpindah ke tubuh manusia yang dapat
mengakibatkan berbagai penyakit.
4. PO4, NO3 dan Si merupakan senyawa toksik. Hal ini karena dalam
konsentrasi yang tinggi di laut PO4, NO3 dan Si dapat mengakibatkan
turunnya kulitas air laut tersebut. Selain itu, pada konsentrasi tinggi PO4,
NO3 dan Si dapat mengkibatkan periran mengalami eutrofikasi atau
pertumbuhan terlalu cepat pada organisme yang dapat melakukan
fotosintesis. Sehingga hal ini dapat berdampak negatif pada ekosistem di
perairan tersebut.
5. Buangan limbah air panas dari PLTU mengakibatkan perairan menjadi
toksik. Hal ini dikarenakan kenaikan suhu 10°C mengakibatkan semakin
cepatnya reaksi kimia menjadi dua kali lipat. Dengan semakin cepatnya
reaksi kimia yang terjadi di perairan maka mengakibatkan
ketidakseimbangan kualitas air. Selain itu, suhu juga merupakan faktor
pembatas terhadap sebaran organisme dan mempengaruhi viskositas.
Viskositas menurun dengan naiknya suhu perairan.

Anda mungkin juga menyukai