1. Jelaskan secara perbedaan antara Bioakumulasi dan Biomagnifikasi ?
2. Jelaskan secara rinci apakah yang dimaksud dengan LC50 ? 3. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan logam berat, apa saja jenisnya, bagaimana dampak di biota jika konsentrasinya melebihi ambang batas ? 4. Jelaskan mengapa nutrien (PO4, NO3, dan Si) termasuk ke dalam senyawa toksik ? 5. Jelaskan bagaimana mekanis buangan air panas dari PLTU bisa mengakibatkan toksik bagi biota dan kondisi perairan di laut ?
Jawab:
1. Bioakumulasi mengacu pada suatu proses dimana substansi kimia
mempengaruhi makhluk hidup dan ditandai dengan peningkatan konsentrasi bahan kimia di tubuh organisme dibandingkan dengan konsentrasi bahan kimia itu di lingkungan. Karena penyerapan bahan kimia ini lebih cepat daripada proses metabolisme dan ekskresi tubuh organisme, maka bahan-bahan kimia ini akan terakumulasi di dalam tubuh. Biomagnifikasi mengacu pada kecenderungan polutan untuk terkonsentrasi dan berpindah dari satu tingkat trofik ke tingkat berikutnya. Senyawa polutan penyebab biomagnifikasi umumnya bersifat mobile (mudah berpindah), long-lived (berumur panjang), larut lemak dan bersifat aktif secara biologis.
2. LC50 (Median Lethal Concentration) yaitu konsentrasi yang menyebabkan
kematian sebanyak 50% dari organisme uji yang dapat diestimasi dengan grafik dan perhitungan, pada suatu waktu pengamatan tertentu, misalnya LC50 48 jam, LC50 96 jam, dan sampai waktu hidup hewan uji. Berdasarkan lamanya, metode penambahan larutan uji dan maksud serta tujuannya, maka uji toksisitas diklasifikasikan sebagai berikut: Klasifikasi menurut waktu, yaitu uji hayati jangka pendek (short term bioassay), jangka menengah (intermediate bioassay) dan uji hayati jangka panjang (long term bioassay). Klasifikasi menurut metode penambahan larutan atau cara aliran larutan, yaitu uji hayati statik (static bioassay), pergantian larutan (renewal biossay), mengalir (flow trough bioassay). Klasifikasi menurut maksud dan tujuan penelitian adalah pemantauan kualitas air limbah, uji bahan atau satu jenis senyawa kimia, penentuan toksisitas serta daya tahan dan pertumbuhan organisme uji.
3. Logam memiliki definisi zat dengan konduktivitas tinggi listrik, kelenturan,
dan kilau, yang secara sukarela kehilangan trons pemilu mereka untuk membentuk kation. Distribusi logam di atmosfer dipantau oleh sifat dari logam yang diberikan dan oleh berbagai faktor lingkungan. Logam berat merupakan komponen alami yang terdapat di kulit bumi yang tidak dapat didegradasi ataupun dihancurkan dan merupakan zat yang berbahaya karena dapat terjadi bioakumulasi. Logam berat merupakan komponen alami yang terdapat di kulit bumi yang tidak dapat didegradasi ataupun dihancurkan dan merupakan zat yang berbahaya karena dapat terjadi bioakumulasi. Beberapa jenis logam yang termasuk kategori logam berat sebagai berikut: Alumunium (Al), Merkuri(Hg), Cadmium(Cd), Zinc(Zn), Chromium(Cr), Plumbum(Pb), Cufrum(Cu), Cobalt(Co), Manganese(Mn), Ferrum (Fe). Logam berat seperti; Merkuri (Hg), Cadmium (Cd), Plumbum (Pb), Chromium (Cr), Cufrum (Cu), Cobalt (Co) sangat berbahaya bila kadar yang terlarut dalam tubuh manusia cukup tinggi atau melebihi ambang batasbaku.Logam-logamberat tersebutbersifat sangat toksik yang dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui beberapa cara yaitu makanan, pernafasan dan penetrasi kulit, Namun sebagian dari logam-logam berat tersebut tetap dibutuhkan oleh makhluk hidup dalam kadar yang sangat sedikit. Logam yang diperlukan tersebut dinamakan logam atau mineral esensial tubuh. Beberapa nama logam-logamberat esensial adalah tembaga(Cu), seng(Zn),dan nikel (Ni). Logam berat dapat menjadi sangat beracun apabila keberadaannya melebihi ambang batas. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi toksisitas setiap jenis logam berat, antara lain: bentuk senyawa, daya kelarutan logam berat di dalam cairan, ukuran partikel dan beberapa sifat kimia dan fisika lainnya. Mekanisme toksisitas logam berat di dalam tubuh organisme dapat dikelompokkanmenjadi 3 (tiga) kategori yaitu: 1. Logam berat dapat memblokir dan menghalangi kerja gugus biomolekul esensialuntukproses-prosesmetabolisme. 2. Logam berat dapat menggantikan ion-ion logam eensial yang terdapat dalam molekulterkait. 3. Logam berat dapat mengadakan modifikasi atau perubahan bentuk (konformasi) dari gugus aktif yang dimiliki biomolekul. Klasifikasi toksisitas dapat digolongkan menjadi: 1. Berdasar durasi waktu timbulnya efek Toksisitas dikelompokkan menjadi :toksisitas akut sifatnya mendadak, waktu singkat, efeknya reversibel, serta kronis, durasi lama, konstan serta terus menerus, efeknya permanen atau irreversibel. 2. Berdasartempat bahan kimia (toksikan) tersebut berefek: yaitu toksikan lokal (efek terjadi pada tempat aplikasi atau exposure, di antara toksikan dan sistem biologis) dan toksisitas sistemik (toksikan diabsorpsi ke dalam tubuh dan di distribusi melalui aliran darah dan mencapai organ di mana akan terjadi efek). 3. Berdasarresponsyangterjadidanorgandimanabahankimia tersebut mempunyai efek toksisitas dibedakan : hepatotoksin, nefrotoksin, neurotoksin, imunotoksin,teratogenik karsinogenik serta allergen sensitizers atau bahan kimia/fisika yang bisa merangsang timbulnya reaksi alergi, karsinogenik. Adapun Efekdariinteraksikimia (sinergis, potensiasi, danantagonis) yang memungkinkan timbulnya efek toksik yaitu: 1. Sinergis apabila dua bahan kimia yang mempunyai sifat toksik yang sama digabungkan mempunyai efek toksik yang jauh lebih besar dibanding dari hasil perhitungan atau penjumlahan efek darikeduanya. 2. Potensiasi apabila zat kimia tidak mempunyai efek toksik sama sekali namun apabila ditambahkan zat kimia lain yang mempunyai efek toksik maka akan meningkatkan toksisitas dari zat kimia kedua, 3. Anatagonis apabila beberapa zat kimia digabungkan akan saling mengurangi efek toksik dari masing-masing zat kimia tersebut
4. Nutrien merupakan senyawa yang mengandung unsur N, P, dan Si yang sangat
dibutuhkan oleh organisme laut dalam metabolisme, proses fisiologis, dan reaksi biokimiawi. Konsentrasi nutrien perairan dipengaruhi oleh masukan dari daratan yang kemudian dimanfaatkan untuk pertumbuhan fitoplankton . Sumber utama nutrien di laut berasal dari pelapukan batu, pembusukan material organik dan limbah akibat aktivitas manusia yang dibawa oleh sungai menuju laut. Proses percampuran massa air secara vertikal di lautan juga akan menyebabkan konsentrasi nutrien yang berada di lapisan dalam terangkat ke lapisan eufotik . Variasi temporal dan spasial konsentrasi nutrien dapat mempengaruhi struktur komunitas fitoplankton dan produktivitas primer di ekosistem laut. Masukan nutrien dapat menyebabkan perubahan dalam rasionya yang berpengaruh terhadap komposisi spesies fitoplankton dan biota yang tingkat trofiknya yang lebih tinggi . Rasio N:P sebesar 16:1 merupakan indikator yang digunakan sebagai pembatas nutrien dan status ekosistem.
5. Pembangunan PLTU membutuhkan air laut untuk pendingin kondensor yang
menghasilkan panas kemudian dibuang di perairan di sekitanya. Pembuangan limbah sebagai pendingin akan mempengaruhi kondisi lingkungan disekitarnya akan menimbulkan pencampuran air panas diantaranya akibat gelombang, arus, pasang surut. Kelebihan panas akan merubah ambien temperatur air dan dapat mempegaruhi ekosistem akuatik baik secara langsung maupun tidak langsung. organisme laut dapat hidup, tumbuh dan berkembang dalam batas-batas suhu tertentu. Perubahan temperatur tersebut kemungkinan juga dapat mempengaruhi salinitas baik terhadap air limbah pendingin sendiri maupun terhadap perairan sepanjang penyebaran air limbah tersebut karena adanya proses percampuran antara air limbah dengan badan air di titik pembuangan dan sekitarnya. Secara kimia, kenaikan temperatur berpengaruh terhadap kecepatan reaksi dimana reaksi pada kondisi yang setimbang akan berubah sejalan dengan perubahan temperatur. Kecepatan reaksi akan naik sekitar dua kalinya untuk setiap kenaikan 10 oC(6). Banyak reaksi yang mempengaruhi kualitas air yaitu reaksi biokimia di sekitar pusat aktivitas mikroba. Rasa dan bau terjadi pada air yang hangat karena terjadinya penurunan kelarutan terutama gas H2S, SO2, CH4, SOx