Anda di halaman 1dari 5

Nama: Rizki Alga Farianda

Npm: 1714221026

Ekotoksikologi Kelautan

Soal :

1. Jelaskan secara perbedaan antara Bioakumulasi dan Biomagnifikasi ?


2. Jelaskan secara rinci apakah yang dimaksud dengan LC50 ?
3. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan logam berat, apa saja jenisnya,
bagaimana dampak di biota jika konsentrasinya melebihi ambang batas ?
4. Jelaskan mengapa nutrien (PO4, NO3, dan Si) termasuk ke dalam senyawa
toksik ?
5. Jelaskan bagaimana mekanis buangan air panas dari PLTU bisa mengakibatkan
toksik bagi biota dan kondisi perairan di laut ?

Jawab:

1. Bioakumulasi mengacu pada suatu proses dimana substansi kimia


mempengaruhi makhluk hidup dan ditandai dengan peningkatan konsentrasi
bahan kimia di tubuh organisme dibandingkan dengan konsentrasi bahan kimia itu
di lingkungan. Karena penyerapan bahan kimia ini lebih cepat daripada proses
metabolisme dan ekskresi tubuh organisme, maka bahan-bahan kimia ini akan
terakumulasi di dalam tubuh. Biomagnifikasi mengacu pada kecenderungan
polutan untuk terkonsentrasi dan berpindah dari satu tingkat trofik ke tingkat
berikutnya. Senyawa polutan penyebab biomagnifikasi umumnya bersifat mobile
(mudah berpindah), long-lived (berumur panjang), larut lemak dan bersifat aktif
secara biologis.

2. LC50 (Median Lethal Concentration) yaitu konsentrasi yang menyebabkan


kematian sebanyak 50% dari organisme uji yang dapat diestimasi dengan grafik
dan perhitungan, pada suatu waktu pengamatan tertentu, misalnya LC50 48 jam,
LC50 96 jam, dan sampai waktu hidup hewan uji. Berdasarkan lamanya, metode
penambahan larutan uji dan maksud serta tujuannya, maka uji toksisitas
diklasifikasikan sebagai berikut:
Klasifikasi menurut waktu, yaitu uji hayati jangka pendek (short term
bioassay), jangka menengah (intermediate bioassay) dan uji hayati jangka
panjang (long term bioassay). Klasifikasi menurut metode penambahan larutan
atau cara aliran larutan, yaitu uji hayati statik (static bioassay), pergantian larutan
(renewal biossay), mengalir (flow trough bioassay). Klasifikasi menurut maksud
dan tujuan penelitian adalah pemantauan kualitas air limbah, uji bahan atau satu
jenis senyawa kimia, penentuan toksisitas serta daya tahan dan pertumbuhan
organisme uji.

3. Logam memiliki definisi zat dengan konduktivitas tinggi listrik, kelenturan,


dan kilau, yang secara sukarela kehilangan trons pemilu mereka untuk
membentuk kation. Distribusi logam di atmosfer dipantau oleh sifat dari logam
yang diberikan dan oleh berbagai faktor lingkungan. Logam berat merupakan
komponen alami yang terdapat di kulit bumi yang tidak dapat didegradasi ataupun
dihancurkan dan merupakan zat yang berbahaya karena dapat terjadi
bioakumulasi. Logam berat merupakan komponen alami yang terdapat di kulit
bumi yang tidak dapat didegradasi ataupun dihancurkan dan merupakan zat yang
berbahaya karena dapat terjadi bioakumulasi.
Beberapa jenis logam yang termasuk kategori logam berat sebagai berikut:
Alumunium (Al), Merkuri(Hg), Cadmium(Cd), Zinc(Zn), Chromium(Cr),
Plumbum(Pb), Cufrum(Cu), Cobalt(Co), Manganese(Mn), Ferrum (Fe). Logam
berat seperti; Merkuri (Hg), Cadmium (Cd), Plumbum (Pb), Chromium (Cr),
Cufrum (Cu), Cobalt (Co) sangat berbahaya bila kadar yang terlarut dalam tubuh
manusia cukup tinggi atau melebihi ambang batasbaku.Logam-logamberat
tersebutbersifat sangat toksik yang dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui
beberapa cara yaitu makanan, pernafasan dan penetrasi kulit, Namun sebagian
dari logam-logam berat tersebut tetap dibutuhkan oleh makhluk hidup dalam
kadar yang sangat sedikit. Logam yang diperlukan tersebut dinamakan logam
atau mineral esensial tubuh. Beberapa nama logam-logamberat esensial adalah
tembaga(Cu), seng(Zn),dan nikel (Ni).
Logam berat dapat menjadi sangat beracun apabila keberadaannya melebihi
ambang batas. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi toksisitas setiap
jenis logam berat, antara lain: bentuk senyawa, daya kelarutan logam berat di
dalam cairan, ukuran partikel dan beberapa sifat kimia dan fisika lainnya.
Mekanisme toksisitas logam berat di dalam tubuh organisme dapat
dikelompokkanmenjadi 3 (tiga) kategori yaitu:
1. Logam berat dapat memblokir dan menghalangi kerja gugus biomolekul
esensialuntukproses-prosesmetabolisme.
2. Logam berat dapat menggantikan ion-ion logam eensial yang terdapat dalam
molekulterkait.
3. Logam berat dapat mengadakan modifikasi atau perubahan bentuk
(konformasi) dari gugus aktif yang dimiliki biomolekul.
Klasifikasi toksisitas dapat digolongkan menjadi:
1. Berdasar durasi waktu timbulnya efek Toksisitas dikelompokkan menjadi
:toksisitas akut sifatnya mendadak, waktu singkat, efeknya reversibel, serta
kronis, durasi lama, konstan serta terus menerus, efeknya permanen atau
irreversibel.
2. Berdasartempat bahan kimia (toksikan) tersebut berefek: yaitu toksikan lokal
(efek terjadi pada tempat aplikasi atau exposure, di antara toksikan dan sistem
biologis) dan toksisitas sistemik (toksikan diabsorpsi ke dalam tubuh dan di
distribusi melalui aliran darah dan mencapai organ di mana akan terjadi efek).
3. Berdasarresponsyangterjadidanorgandimanabahankimia tersebut mempunyai
efek toksisitas dibedakan : hepatotoksin, nefrotoksin, neurotoksin,
imunotoksin,teratogenik karsinogenik serta allergen sensitizers atau bahan
kimia/fisika yang bisa merangsang timbulnya reaksi alergi, karsinogenik.
Adapun Efekdariinteraksikimia (sinergis, potensiasi, danantagonis) yang
memungkinkan timbulnya efek toksik yaitu:
1. Sinergis apabila dua bahan kimia yang mempunyai sifat toksik yang sama
digabungkan mempunyai efek toksik yang jauh lebih besar dibanding dari hasil
perhitungan atau penjumlahan efek darikeduanya.
2. Potensiasi apabila zat kimia tidak mempunyai efek toksik sama sekali namun
apabila ditambahkan zat kimia lain yang mempunyai efek toksik maka akan
meningkatkan toksisitas dari zat kimia kedua,
3. Anatagonis apabila beberapa zat kimia digabungkan akan saling mengurangi
efek toksik dari masing-masing zat kimia tersebut

4. Nutrien merupakan senyawa yang mengandung unsur N, P, dan Si yang sangat


dibutuhkan oleh organisme laut dalam metabolisme, proses fisiologis, dan reaksi
biokimiawi. Konsentrasi nutrien perairan dipengaruhi oleh masukan dari daratan
yang kemudian dimanfaatkan untuk pertumbuhan fitoplankton . Sumber utama
nutrien di laut berasal dari pelapukan batu, pembusukan material organik dan
limbah akibat aktivitas manusia yang dibawa oleh sungai menuju laut. Proses
percampuran massa air secara vertikal di lautan juga akan menyebabkan
konsentrasi nutrien yang berada di lapisan dalam terangkat ke lapisan eufotik .
Variasi temporal dan spasial konsentrasi nutrien dapat mempengaruhi struktur
komunitas fitoplankton dan produktivitas primer di ekosistem laut. Masukan
nutrien dapat menyebabkan perubahan dalam rasionya yang berpengaruh terhadap
komposisi spesies fitoplankton dan biota yang tingkat trofiknya yang lebih tinggi .
Rasio N:P sebesar 16:1 merupakan indikator yang digunakan sebagai pembatas
nutrien dan status ekosistem.

5. Pembangunan PLTU membutuhkan air laut untuk pendingin kondensor yang


menghasilkan panas kemudian dibuang di perairan di sekitanya. Pembuangan
limbah sebagai pendingin akan mempengaruhi kondisi lingkungan disekitarnya
akan menimbulkan pencampuran air panas diantaranya akibat gelombang, arus,
pasang surut. Kelebihan panas akan merubah ambien temperatur air dan dapat
mempegaruhi ekosistem akuatik baik secara langsung maupun tidak langsung.
organisme laut dapat hidup, tumbuh dan berkembang dalam batas-batas suhu
tertentu. Perubahan temperatur tersebut kemungkinan juga dapat mempengaruhi
salinitas baik terhadap air limbah pendingin sendiri maupun terhadap perairan
sepanjang penyebaran air limbah tersebut karena adanya proses percampuran
antara air limbah dengan badan air di titik pembuangan dan sekitarnya. Secara
kimia, kenaikan temperatur berpengaruh terhadap kecepatan reaksi dimana reaksi
pada kondisi yang setimbang akan berubah sejalan dengan perubahan temperatur.
Kecepatan reaksi akan naik sekitar dua kalinya untuk setiap kenaikan 10 oC(6).
Banyak reaksi yang mempengaruhi kualitas air yaitu reaksi biokimia di sekitar
pusat aktivitas mikroba. Rasa dan bau terjadi pada air yang hangat karena
terjadinya penurunan kelarutan terutama gas H2S, SO2, CH4, SOx

Anda mungkin juga menyukai