Laporan Praktikum Sterilisasi Pembuatan Media
Laporan Praktikum Sterilisasi Pembuatan Media
Disusun Oleh:
Nama : Andi Tri Saputra
NIM : 1209065039
Kelompok :6
Asisten : Wanda Merry Dedintha
Dalam praktikum kali ini kita akan mengetahu bagaimana cara suatu medium itu dibuat
agar dapan mengembangbiakan mikroorganisme dengan baik. Juga bagaimana untuk
menjadi medium pengembangbiakan itu steril atau bebas dari segala mikroba baik
pathogen maupun tidak (Indan, 2003).
Dasar makanan yang paling baik bagi pemiaraan bakteri ialah medium yang
mengandung zat-zat organik seperti rebusan daging, sayur-sayuran, sisa-sisa makanan,
atau ramuan-ramuan yang dibuat oleh manusia. Maka dari itu, pada praktikum kali juga
akan mencoba untuk membuat makanan yang baik untuk pengembangbiakan bakteri.
(Dwidjoseputro, 1985)
1.2 Tujuan Percobaan
Menurut Agus (1994), sterilisasi adalah setiap proses (kimia atau fisik) yang membunuh
semua bentuk hidup terutama mikroorganisme. Sedangkan menurut Indan (2003), steril
(Suci Hama) artinya bebas dari segala mikroba baik pathogen maupun tidak. Tindakan
untuk membuat suatu benda menjadi steril disebut sterilisasi.
Cara-cara Sterilisasi:
1. Pembersihan
Pembersihan benda-benda atau permukaan tubuh akan mengurangi jumlah mikroba
sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya infeksi. Misalnya, cuci tangan dengan
sabun dan dibilas dengan air mengalir sebelum melakukan operasi.
Sinar-X dan sinar gamma dapat membunuh mikroba karena merusak DNA dan
menyebabkan ionisasi komponen sel lainnya. Radiasi dengan sinar-X atau sinar gamma
sering digunakan untuk sterilisasi benda-benda yang tidak tahan suhu tinggi, misalnya
pompa suntik dari plastik, obat-obatan, alat-alat operasi. Selain untuk sterilisasi dalam
bidang kesehatan, radiasi tidak digunakan secara rutin karena mahal dan berbahaya.
Dalam bidang industri, radiasi dengan sinar gamma sering digunakan untuk sterilisasi
daging. Karena sinar ini memiliki daya tembus tinggi, maka radiasi dapat dilakukan
setelah dagingnya dikemas. Sebagai sumber sinar gamma yang sering digunakan dalam
industri adalah Cobalt-60.
3. Pendinginan
Suhu rendah menyebabkan pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba terhenti. Cara
ini dipakai untuk mengawetkan bahan makanan yang mudah membusuk, misalnya
daging karena pada suhu rendah ini, bahan makanan itu tidak akan dirombaknya. Pada
suhu -20°C (suhu lemari pendingin pada umumnya) mikroba tidak bisa merombak
makanan sehingga tidak terjadi pembusukan. Beberapa bakteri pathogen mati pada suhu
0°C. Misalnya: Neisseria gonorrhoea, Treponema pallida.
4. Pemanasan
Umumnya bakteri bentuk vegetatif, mati dalam waktu 5 — 10 menit pada suhu 65°C,
hal ini sama saja, baik bakteri yang mampu berbentuk spora maupun tidak. Sedangkan
bentuk spora perlu waktu lebih lama, misalnya bentuk spora Clotridium botulinum pada
suhu 100°C, mati dalam waktu 5 jam. Pemanasan dapat mematikan bakteri, karena
menggumpalkan (koagulasi) protoplasmanya (protein). Koagulasi protoplasma ini akan
lebih cepat bila terdapat lebih banyak air. Karena itu, sterilisasi dengan uap air panas
akan lebih cepat bila dibandingkan dengan menggunakan udara panas kering. Menurut
Agus (1994) panas juga membunuh bakteri karena mendenaturasi protein, terutama
enzim-enzim dan membran sel. Bentuk spora Clostridium botulinum dengan uap air
panas suhu 120°C, mati dalam waktu 10 menit, sedangkan dengan udara panas kering
suhu 120°C mati dalam 120 menit.
Macam-macam Cara Sterilisasi dengan pemanasan
(1) Pasteurisasi
Dengan pasteurisasi ini kita tida membuat steril, tetapi hanya membunuh mikroba
tertentu saja. Pasteurisasi dilakukan terhadap air susu juga pada pembuatan anggur.
Suhu yang diberikan dan lamanya pasteurisasi bergantung pada jenis mikroba yang
akan dibunuhnya.
Misalnya pasteurisasi susu. Maksud pasteurisasi susu adalah untuk mematikan bakteri
Mycobacterium tuberculosa. Brucella sp yang sering terdapat di dalam susu. Bakteri ini
mati pada suhu 60°C dalam waktu 15 menit. Pada tindakan pasteurisasi, susu
dipanaskan pada suhu 61,7°C atau 143°F selama 30 menit atau suhu 71,7°C atau 161°F
selama 15 menit. Dengan demikian, semua Mycobacterium tuberculosa akan mati
kemudian susu tersebut disimpan dalam kamar pendingin agar pertumbuhan mikroba
yang masih terhambat.
(2) Tyndallisasi
Dengan Tyndallisasi kita membuat steril suatu benda secara fraksi (sebagian-sebagian).
Cara ini dilakukan untuk membuat steril benda-benda yang tidak tahan suhu lebih dari
100°C. Caranya: Hari pertama, benda yang akan disterilkan dipanaskan dengan uap air
yang mengalir (100°C) selama 30 menit. Kemudian, dimasukkan ke dalam inkubator
selama 24 jam. Hari kedua, pemanasan dan pengeraman diulangi lagi. Hari ketiga
diulangi untuk ketiga kalinya dan sterilisasi dianggap selesai.
Maksud pemanasan secara ini, yaitu mula-mula dimatikan bentuk vegetatifnya. Setelah
itu, benda yang akan disterilkan dieramkan selama 24 jam untuk memberi kesempatan
kepada bentuk sporanya untuk berubah ke bentuk vegetatifnya yang akan dimatikan
pada pemanasan berikutnya.
5. Dengan Pengeringan
Air sangat penting untuk kehidupan mikroba, terutama karena mikroba mengambil
makanan dari luar dalam bentuk larutan. Pengeringan akan menyebabkan larutan di
sekeliling mikroba menjadi hipertonis, sehingga air ke luar dari sel mikroba dan
mikroba mati. Gangguan tekanan osmotik ini akan diperhebat bila ditambahkan garam
dan bumbu-bumbu, seperti halnya pada pembuatan ikan asin atau dendeng. Cara ini
bukanlah tindakan sterilisasi, melainkan pengawetan, karena dengan pengeringan ini
hanya menyebabkan berhentinya pertumbuhan dan perkembangan mikroba.
Beberapa bakteri yang akan segera mati karena pengeringan misalnya Neisseria
gonorrhoea dan Neisseria meningitidis, sedangkan Streptococcus pyogenes dan
Mycobacterium tuberculosis dapat tahan sampai berminggu-minggu.
Filter-filter ini mempunyai pori-pori yang sangat halus (0,1 — 0,2µm) sehingga
filtratnya bebas dari bakteri. Dengan filtrasi, tidak dapat membuat cairan steril
sempurna karena filtratnya masih mungkin mengandung virus, sebab virus akan lolos
pada saringan tersebut.
c. Yodium
Yodium merupakan germicida tertua. Kurang baik kelarutannya dalam air. Lebih baik
kelarutannya dalam alkohol atau dalam larutan KJ atau NaJ. Preparatnya disebut
yodium tincture yang dapat berupa NaJ 2% ditambah Yodium 2%, dilarutkan dalam
ethanol 70%; atau yodium 7% ditambah KJ 5% dilarutkan dalam larutan ethanol 83%
atau yodium 5% dilarutkan dalam larutan KJ 10% dalam air. Preparat yang lain adalah
betadine yang banyak digunakan untuk membersihkan luka dan tindakan antiseptik
pada kulit sebelum pembedahan. Betadine terdiri atas preparat yodium dan detergent.
Berbeda dengan yodium tincture, betadine tidak menimbulkan rasa sakit sehingga lebih
disukai, terutama bagi anak-anak. Yodium merupakan baktericida yang paling kuat,
bahkan bersifat sporisida, fungisida dan virusida. Diduga daya kerjanya karena yodium
berikatan dengan protein sel.
d. Preparat Klor
Banyak dipakai untuk desinfeksi air minum, misalnya calcium hypochlorite (kaporit).
Daya kerjanya berdasarkan proses oksidasi.
i. Oksidator
Misalnya: H2O2; KMnO4. Sering dipakai untuk mencuci luka.
j. Aerosol
Aerosol adalah zat kimia sebagai antimikrobial yang disemprotkan ke udara sehingga
membentuk butiran-butiran halus (1 — 2 mikron) dan tetap tersuspensi dalam udara
untuk waktu yang cukup lama. Dipergunakan untuk desinfektan ruangan. Zat yang
sering dipakai adalah: prophylene glycol; ethylen glycol; triethylene glycol.
k. Dengan Fumigasi
Yang sering dipakai adalah formaldehyde dan ethylene oxida. Formaldehyde hanya
berbentuk gas pada konsentrasi tinggi dan suhu agak tinggi, sedangkan pada suhu kamar
zat tersebut berbentuk padat. Cara fumigasi ini digunakan untuk desinfeksi suatu
ruangan setelah selesai ditempati penderita suatu penyakit menular, misalnya bekas
ruangan penderita pest paru-paru.
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-
zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang
dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan
isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media
pertumbuhannya. Media biakan adalah bahan atau campuran bahan yang dapat
digunakan untuk membiakkan mikroorganisme, karena memiliki daya duang yang
tinggi terhadap tumbuhan dan perkembang biakkannya (Dian, 2012).
Nutrient Agar (NA) merupakan suatu medium yang berbentuk padat, yang merupakan
perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. NA dibuat dari campuran
ekstrak daging dan peptone dengan menggunakan agar sebagai pemadat. Dalam hal ini
agar digunakan sebagai pemadat, karena sifatnya yang mudah membeku dan
mengandung karbohidrat yang berupa galaktam sehingga tidak mudah diuraikan oleh
mikroorganisme. Dalam hal ini ekstrak beef dan pepton digunakan sebagai bahan dasar
karena merupakan sumber protein, nitrogen, vitamin serta karbohidrat yang sangat
dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang. Medium Nutrient
Agar (NA) merupakan medium yang berwarna coklat muda yang memiliki konsistensi
yang padat dimana medium ini berasal dari sintetik dan memiliki kegunaan sebagai
medium untuk menumbuhkan bakteri (Harry, 2012).
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.2.1 Alat-Alat
1. Labu erlenmeyer
2. Cawan petri
3. Neraca analitik
4. Magnetic Stirrer
5. Hot plate
6. Oven
7. Medical Sterilizer
8. Spatula
9. Sikat tabung
3.2.2 Bahan-Bahan
1. Aquadest
2. PDA (Potato Dextrose Agar)
3. NA (Nutrient Agar)
4. Sabun cuci
5. Aluminium foil
6. Ekstrak daging
7. Ekstrak kentang
1. Cuci semua alat yang akan disterilkan dengan sabun seperti: labu erlenmeyer dan
cawan petri.
2. Bilas dengan aquadest kemudian keringkan.
3. Setelah itu dikeringkan, lalu dibungkus dengan aluminium foil. Untuk cawan petri
seluruhnya dibungkus dengan aluminium foil, sedangkan untuk labu erlenmeyer
hanya dibagian mulutnya.
4. Dimasukkan dalam oven & disterilisasikan dengan suhu 180°C selama 3 jam.
BAB 4
HASIL PENGAMATAN
4.2 Pembahasan
Percobaan kali ini mengenai sterilisasi dan pembuatan nutrien untuk mikroba, tujuannya
adalah untuk menciptakan sebuah medium yang steril dan membuat makanan untuk
mikroba. Percobaan dibagi menjadi 3.
Percobaan pertama adalah sterilisasi. Pada percobaan sterilisasi, labu erlenmeyer dan
cawan petri pada awalnya dicuci dengan sabun cuci untuk membunuh mikroba dengan
cara kimia, kemudian dibilas dengan aquadest. Setelah dikeringkan, labu erlenmeyer
dan cawan petri kemudian dibungkus dengan aluminium foil untuk isolasi termal
(penghalang dan reflektifitas), jadi panasnya tidak akan keluar dari dalam labu
erlenmeyer maupun cawan petri yang ingin disterilkan.
Percobaan kedua adalah pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA). Pada pembuatan
PDA ini awalnya adalah mencampurkan ekstrak kentang dengan PDA dan agar.
Tujuannya adalah untuk membuat nutrisi untuk mikroba yang mengandung substansi
jaringan tumbuhan yang dapat larut dalam air.Dan agar digunakan sebagai bahan
pemadatan media.
Percobaan ketiga adalah pembuatan Nutrient Agar (NA). Pada pembuatan NA ini
dengan cara mencampurkan ekstrak daging dengan pepton dan agar. Ekstrak sapi
mengandung substansi jaringan hewan yang dapat larut dalam air, meliputi karbohidrat,
senyawa nitrogen organik, vitamin yang dapat larut dalam air, dan garam-garam.
Penambahan pepton untuk sumber utama nitrogen organik; dapat pula mengandung
vitamin dan kadang-kadang karbohidrat, bergantung kepada jenis bahan berkandung
protein yang dicernakan. Dan agar digunakan sebagai bahan pemadatan media.
Autoclave adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu
benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (121°C, 15 lbs) selama kurang
lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah
yang akan membunuh mikroorganisme. Autoklaf terutama ditujukan untuk membunuh
endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap
pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Pada spesies yang sama, endospora dapat
bertahan pada kondisi lingkungan yang dapat membunuh sel vegetatif bakteri tersebut.
Endospora dapat dibunuh pada suhu 100°C, yang merupakan titik didih air pada tekanan
atmosfer normal. Pada suhu 121°C, endospora dapat dibunuh dalam waktu 4 — 5 menit,
di mana sel vegetatif bakteri dapat dibunuh hanya dalam waktu 6 — 30 detik pada suhu
65°C.
Perhitungan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di dalam autoklaf mencapai
121°C. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer panas pada bagian
dalam autoklaf akan melambat, sehingga terjadi perpanjangan waktu pemanasan total
untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu 121°C untuk waktu 10 — 15 menit.
Perpanjangan waktu juga dibutuhkan ketika cairan dalam volume besar akan diautoklaf
karena volume yang besar membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai suhu
sterilisasi. Performa autoklaf diuji dengan indikator biologi, contohnya Bacillus
stearothermophilus. Terdapat tiga jenis autoklaf, yaitu gravity displacement, prevacuum
atau high vacuum, dan steam-flush pressure-pulse. Perbedaan ketiga jenis autoklaf ini
terletak pada bagaimana udara dihilangkan dari dalam autoklaf selama proses sterilisasi.
Penghancuran bakteri tergantung pada adanya kelembaban, gas dan suhu dalam bahan
pengemas, penetrasi melalui bahan pengemas, pada pengemas pertama atau kedua,
harus dilakukan, persyaratan desain khusus pada bahan pengemas.
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-
zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang
dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan
isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media
pertumbuhannya.
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang
disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan
mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan
kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme
dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam
anargonik di tambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime
lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium
ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya.
Akan tetapi yang terpenting medium harus mengandung nutrien yang merupakan
substansi dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air. Nutrien ini adalah
degradasi dari nutrien dengan molekul yang kompleks. Nutrien dalam medium harus
memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi air, karbon, energi, mineral
dan faktor tumbuh.
Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang sangat umum yang digunakan
untuk mengembangbiakkan dan menumbuhkan jamur dan khamir. Komposisi Potato
Dextrose Agar ini terdiri dari bubuk kentang, dextrose dan juga agar. Bubuk kentang
dan juga dextrose merupakan sumber makanan untuk jamur dan khamir.
Potato Dextrose Agar juga bisa digunakan untuk menghitung jumlah mikroorganisme
menggunakan metode Total Plate Count. Perindustrian seperti industri makanan,
industri produk susu dan juga kosmetik menggunakan PDA untuk menghitung jumlah
mikroorganisme pada sample mereka.
Nutrient agar adalah medium pertumbuhan mikrobiologi umum digunakan untuk
budidaya rutin non-pemilih bakteri. Hal ini berguna karena tetap solid bahkan pada suhu
relatif tinggi. Juga, bakteri tumbuh di nutrient agar tumbuh di permukaan, dan jelas
terlihat sebagai koloni kecil. Dalam kaldu nutrisi, bakteri tumbuh dalam cairan, dan
dipandang sebagai zat pekat, bukan rumpun sejelas dibedakan. Agar nutrien biasanya
mengandung:
Peptone
Ekstrak daging sapi
Agar
NaCl
Air suling
pH disesuaikan dengan netral (6,8) pada 25 ° C. Kaldu nutrisi dibuat identik, kecuali
menghilangkan agar-agar.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a. Sterilisasi adalah setiap proses (kimia atau fisik) yang membunuh semua bentuk
hidup terutama mikroorganisme. Cara untuk sterilisasi antara lain:
Pembersihan
Sinar matahari, sinar ultraviolet, sinar-x dan sinar gamma
Pendinginan
Pemanasan
Pengeringan
Dengan penyaringan (filtrasi)
Dengan menggunakan zat kimia
b. Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran
zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
Media PDA (Potato Dextrose Agar) merupakan medium semisintetik, merupakan
tempat dimana terjadi perkembangan organisme, organisme menyerap karbohidrat
dari kaldu kentang dan gula serta dari agar yang telah dicampur. Cara pembuatan
PDA (Potato Dextrose Agar) adalah mencampurkan ekstrak kentang dengan PDA
dan agar. Kemudian memanaskannya di atas hot plate dan diaduk dengan magnetic
stirrer. NA (Nutrient Agar) adalah medium pertumbuhan mikrobiologi umum
digunakan untuk budidaya rutin non-pemilih bakteri. Hal ini berguna karena tetap
solid bahkan pada suhu relatif tinggi. Cara pembuatan Nutrient Agar adalah dengan
mencampurkan ekstrak daging dengan pepton dan agar. Kemudian memanaskannya
di atas hot plate dan diaduk dengan magnetic stirrer.
c. Autoclave adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu
benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (121°C, 15 lbs) selama
kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk
membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu
yang tinggi inilah yang akan membunuh microorganisme. Prinsip Cara Kerja
Autoclave:
Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoclave lama kelamaan akan
mendidih.
Uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoclave.
Setelah udara dalam autoclave diganti dengan uap air, katup udara/uap ditutup
sehingga tekanan udara dalam autoclave naik.
Pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai, maka proses sterilisasi dimulai dan
timer mulai menghitung waktu mundur.
Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan
turun perlahan hingga mencapai suhu 0°C.
5.2 Saran
Untuk praktikum berikutnya sebaiknya dilakukan juga pembuatan medium yang lainnya
selain PDA dan NA, karena dengan begitu mahasiswa akan lebih berwawasan dan tidak
hanya terpaku pada PDA dan NA.
Daftar Pustaka
Gambar 1: PDA (Potato Dextrose Agar) di atas magnetic stirrer & hot plate.