Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Perubahan Spiritual Pada Lansia

DISUSUN OLEH

Nama : Jihan Pahira

Nim : 210801064

Kelas : 4B keperawatan

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2021

KATA PENGANTAR

i
Segala puji bagi ALLAH SWT atas limpahan rahmat dan nikmatnya. Penulis
mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul perubahan spiritual pada
lansia. Selama proses pembuatan tugas makalah ini mendapatkan bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya selaku
penulis ingin mengucapkan terima kasih pada dosen pengampuh mata kuliah
karena telah memberikan tugas ini sehingga bisa menambah ilmu dan wawasan
penulis dalam ilmu keperawatan manajemen dan penulis mengucapkan terima
kasih kepada teman-teman yang sudah mau membantu dapam membuat tugas
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, saya sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca. Harapan penulis semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
dalam pengembangan maupun peningkatan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa.

Palu, Kamis 16 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................3
C. Manfaat.........................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................4
A. Pengertian Lanjut Usia..................................................................................4
B. Penafsiran Problem Psikospiritual Lanjut Usia............................................5
C. Penanda Problem Psikospiritual Lansia........................................................6
BAB III.................................................................................................................9
PENUTUP............................................................................................................9
KESIMPULAN....................................................................................................9
SARAN................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lanjut umur (lanjut usia) ialah sesi paling akhir dalam sesi kehidupan
manusia. World Health Organization( World Health Organization) berkata
kalau masa lansia dipecah jadi 4 kalangan, ialah umur pertengahan (middle
age) 45- 59 tahun, lanjut umur (elderly) 60- 74 tahun, lanjut umur tua (old)
75–90 tahun serta usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun. Dari
pernyataan diatas kita bisa merumuskan kalau dikatakan lanjut umur
apabila telah berusia 60 tahun keatas. Bagi World Health Organization
(2013), proporsi populasi penduduk yang berumur lebih dari 60 tahun
merupakan 11, 7% dari total populasi dunia serta hendak terus bertambah
sejalan dengan kenaikan umur harapan hidup. Sama seperti di Negara-
negara lain di dunia, Indonesia juga hadapi penuaan penduduk. Tahun
2019, jumlah lanjut usia di Indonesia diprediksikan hendak meningkat jadi
27, 5 juta ataupun 10, 3%, serta 57, 0 juta jiwa atau 17,9% di tahun 2045
( BPS, 2019). Bersumber pada hasil informasi SurLanjut umur( Lanjut
usia) ialah tahap akhir dari siklus hidup manusia yang tidak bisa
dihindarkan serta hendak dirasakan oleh tiap orang yang berumur panjang.
Pada sesi ini hendak terjalin pergantian atau penyusutan struktur serta
guna seluruh sistem dalam badan yang diucap dengan proses degeneratif,
yang hendak menimbulkan terbentuknya bermacam permasalahan
kesehatan baik permasalahan raga, psikologis, ataupun sosial (Miller,
2004). Secara orang, pengaruh proses menua bisa memunculkan berbagai
permasalahan, baik secara raga, biologis, mental, ataupun sosial ekonomi.
Terus menjadi lanjut umur seorang, hingga keahlian fisiknya hendak terus
menjadi menyusut, sehingga dapat menyebabkan kemunduran pada
kedudukan–kedudukan sosialnya (Tamher S, 2009). Kasus lanjut usia
yang esensial merupakan tingkatan kesejahteraan raga serta sosial yang
menyusut, dan kebutuhan mental- spiritual yang kurang terpenuhi (Asry
Y, 2013). Kesehatan seorang bergantung pada penyeimbang variabel raga,

1
psikologis, sosiologis, kultural, pertumbuhan, dan spiritual (Potter&
Perry, 2005)
Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh
tiap manusia. Permasalahan yang kerap terjadi pada pemenuhan kebutuhan
spiritual adalah distress spiritual yang merupkan suatu kondisi kala orang
ataupun kelompok hadapi ataupun berbahaya mengalami kendala dalam
keyakinan yang membagikan kekuatan, harapan, serta arti
kehidupan( Hidayat, A& alimul, A., 2009).Pertumbuhan spiritual
yang matang akan menolong lanjut usia buat menghadapi realitas,
berfungsi aktif dalam kehidupan, ataupun merumuskan makna serta tujuan
keberadaannya di dunia/ kehidupan (Graha Cendikia, 2009). Bagi
Hungelmann, angkatan laut (AL) pada tahun 1985 yang dilansir pada
novel yang ditulis oleh Potter serta Perry pada tahun 2005 melaporkan
kesehatan spiritual atau kesejahteraan merupakan rasa keharmonisan silih
keakraban antara diri dengan orang lain, alam, serta dengan kehidupan
yang paling tinggi( Potter& Perry, 2005).
Bagi lanjut usia yang tingkatan spiritualnya tidak baik menampilkan
tujuan hidup yang kurang baik, rasa tidak berharga, tidak dicintai, serta
rasa khawatir mati. Serta yang lanjut usia tingkat spiritualnya baik, dia
tidak khawatir akan kematian serta lebih sanggup buat menerima
kehidupan (Hamid, 2009).Tingkatan spiritual bisa meningkat lewat
pengalaman spiritual serta aktivitas spiritual yang dicoba orang sehari-
hari. Orang dengan tingkatan spiritualnya besar mempunyai perilaku yang
lebih baik, merasa puas dalam menempuh hidup. Melaksanakan aktivitas
spiritual dapat tingkatkan spiritualitas pada lansia dengan yakin
terdapatnya Tuhan (Liwarti,2013). Pertumbuhan spiritual yang matang
hendak menolong lanjut usia buat menghadapi realitas, berfungsi aktif
dalam kehidupan, ataupun merumuskan makna serta tujuan keberadaannya
dalam kehidupan.
B. Tujuan

2
Memberikan gambaran mengenai asuhan keperawatan yang
komferensif kepada lansia. Menjelaskan tentang keperawatan lansia
mengenai problem spiritual pada lansia.

C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Sebagai pengembangan kemampuan mahasiswa dalam hal
perawatan komperensif dan menambah pengalaman mahasiswa dalam
merawat lansia dem\ngan perubahan spiritual
2. Bagi institusi pendidkan
Memberikan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan,
khususnya disiplin ilmu keperawatan mengenai perawatan konperensif
pada perubahan spiritual pada lansia.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Lanjut Usia
Lanjut umur merupakan periode penutup rentang hidup seorang, yaitu
sesuatu periode dimana seorang sudah beranjak jauh dari periode terdahulu
(Hurlock, 1998: 380). Sesi umur lanjut ialah sesi terbentuknya penuaan
dan penyusutan, yang lebih jelas daripada sesi umur baya. Pada umur
lanjut, terjalin penyusutan keahlian raga kegiatan menyusut, kerap

3
mengalami kendala kesehatan, serta mereka cenderung kehabisan
semangat. Penuaan ialah pergantian kumulatif pada makhluk hidup,
termasuk badan, jaringan serta sel, yang hadapi penyusutan kapasitas
fungsional. Pada manusia, penuaan dihubungkan dengan pergantian
degenerative pada kulit, tulang, jantung, pembuluh darah, paru- paru, saraf
serta jaringan badan lainnya.
Ada pula batas usia lanjut Umur yang dijadikan patokan berbeda-
beda, biasanya berkisar 60- 65 tahun. Sebagian komentar para ahli tentang
batas umur untuk lanjut umur yang awal bagi World Health Organization
ada 4 tahapan ialah umur pertengahan( middle age) antara 45- 59 tahun,
umur lanjut( elderly) antara 60- 74 tahun, serta umur lanjut tua (old) antara
75-90 tahun, dan umur sangat tua( very old) di atas 90 tahun Sedangkan
Smith dalam Hurlock (1998: 380), membagi lanjut usia dalam 3 jenis
ialah: orang tua muda ialah yang berumur 65- 74 tahun, orang tua- tua
ialah yang berumur 75- 84 tahun, orang tua sangat tua ialah lansia yang
berumur 85 keatas. Bagi Hurlock lanjut umur terdapat 2 tahapan ialah
early old age( umur 60- 70 tahun), serta advanced old age (umur 70 tahun).
Di Indonesia, batas lanjut umur merupakan 60 tahun ke atas. Perihal
ini dipertegas dalam Undang- Undang No 13 Tahun 1998 tentang
kesejahteraan lanjut umur pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2. Pada bertepatan
pada 29 Mei 1996 ditetapkanlah hari lanjut umur pada bertepatan pada 29
yang diterbitkan oleh Kementerian Sosial dalam rangka pencanangan hari
lanjut umur nasional. Uraian tersebut di atas, bisa penulis pahami kalau
lanjut usia (lanjut usia) merupakan seorang yang sudah merambah suatu
umur serta ditandai pula dengan penurunan- penurunan raga serta psikis.
Umur yang penulis peruntukan patokan bersumber pada undang- undang
ialah 60 tahun keatas.

B. Penafsiran Problem Psikospiritual Lanjut Usia


Kesehatan manusia yang meliputi 3 elemen ialah kesehatan raga,
mental serta kesehatan rohani ataupun spiritual ada banyak kajian ilmiah

4
menerangkan secara mendalam tentang kesehatan raga serta mental,
namun kajian berkaitan dengan spiritual masih kurang dicoba.
Pada dasarnya problem psikologi merupakan sesuatu perkara sikap,
perbuatan ataupun proses-proses mental serta alam benak diri ataupun
orang yang berperilaku yang dialami serta menuntut terdapatnya sesuatu
pemecahan permasalahan. Sedangkan problem spiritual merupakan
sesuatu kasus yang berkaitan dengan kemampuan manusia tentang ajaran
agama serta keyakinannya.
Kala diperhatikan, problem spiritual maksudnya keadaan seorang
ketika spiritualnya lagi bermasalah ataupun tersendat. Bila telah terganggu
maksudnya butuh lekas diberikan upaya supaya kembali wajar. Sebutan
dalam psikologi dikatakan selaku kesehatan mental. Kesehatan mental
mangulas tentang upaya, tata cara serta prosedur lewat sebagian tahap
antara lain merupakan kedekatan ketuhanan (spiritual), dimana seorang
secara terus menerus membangun ritual dengan Tuhannya sehingga
melahirkan perasaan- perasaan spiritual dengan Tuhannya. Ary Ginanjar
juga memandang spiritual selaku aspek berarti yang sanggup memberi
kesegaran rohani yang berarti dalam menumbuh kembangkan kesehatan
mental. Apabila diperhatikan uraian tersebut, pada dasarnya spiritual ialah
bagian dari kejiwaan ataupun psikologi seorang yang berkaitan dengan
ukuran ketuhanan

C. Penanda Problem Psikospiritual Lansia


Tiap orang yang merambah umur lanjut mempunyai gangguan
psikologis serta spiritual dalam hidupnya. Perihal itu normal terjalin
terutama untuk orang yang kurang siap mengalami pergantian hidup serta
kehidupan.
Penanda kendala psikologis bagi BKKBN31 selaku berikut:
1. Kecemasan serta ketakutan.
Perasaan ketidakpastian dalam mengalami masa depan yang
berganti jauh dari pola hidup biasanya, banyak dirasakan oleh lanjut
usia. Perihal itu timbul sebab bermacam perihal semacam energi tahan

5
badan serta guna organ badan yang menyusut, banyak aktivitas kerja
serta posisi jabatan yang lenyap, kehidupan rumah tangga yang kurang
harmonis serta sebagainya ikut pengaruhi karakter seorang yang
merambah umur lanjut usia.
Kekhawatiran sosial khawatir merasa tersingkir dari area
terlebih ketika aktif suka dihormati serta ditakuti orang( bawahan)
sebab perilakunya yang keras kepala, sombong serta kurang
komunikatif dengan oranglain. Rasa takut serta takut kala merambah
lanjut usia hendak menaikkan kemampuan terserang penyakit raga
serta psikologis, kecuali orang yang sanggup menghadapi pergantian
kondisi dengan pegangan sipiritual yang kokoh serta mantap. Tiap
yang muda hendak tua serta tiap yang hidup hendak mati. Sebab itu
persiapkan hidup dihari serta persiapkan diri mengalami kematian
dengan mendekatkan diri kepada Yang Maha Pencipta (Tuhan).
2. Gampang tersinggung serta cenderung emosional.
Pertambahan usia serta pergantian raga jasmani, langsung
ataupun tidak langsung hendak pengaruhi kemantapan emosional serta
ketabahan spiritual seorang. Lanjut usia biasanya mempunyai karakter
yang labil, gampang tersinggung, khawatir kesepian, turun yakin diri,
nostalgia dengan masa jaya (dulu sekali) serta merasa sempat berjasa
namun tidak dihargai orang. Perilaku serta emosi tersebut cuma dapat
diatasi dengan melaksanakan introspeksi diri serta mawas diri sekalian
mendekatkan diri kepada Tuhan. Dunia ini merupakan tempat hidup
serta mengabdikan diri selaku bekal hidup yang lebih abadi diakherat.
Upayanya ialah dengan mengatur emosi dan berupaya melaksanakan
pendekatan diri kepada Tuhan, mudah-mudahan seluruh amal
perbuatan yang baik diterima serta yang tidak baik diampuni-Nya
sebelum kita menemui ajal.
3. Banyak menceritakan, mengatakan serta kurang ingin mendengar.
Salah satu perilaku serta sikap lanjut usia biasanya suka
bercerita panjang serta kesekian tentang keadaan masalalu yang

6
sukses (nostalgia).Sementara itu indra utama yang berperan kala lahir
merupakan rungu.
Sebab itu, lanjut usia butuh melatih diri jadi pendengar yang
baik terhadap cerita serta pengalaman yang lebih muda, sehingga bisa
memberikan pemikiran serta nasehat kepada yang lebih muda. Banyak
berdialog serta berkata- kata mungkin besar hendak banyak
melaksanakan kesalahan tercantum cerita yang ditambah sehingga
bisa jadi fitnah (dosa)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa masalah
spiritual pada lansia Pada dasarnya problem psikologi merupakan sesuatu
perkara sikap, perbuatan ataupun proses-proses mental serta dalam benak
diri ataupun orang yang berperilaku yang dialami serta menuntut
terdapatnya sesuatu pemecahan permasalahan. Sedangkan problem
spiritual merupakan sesuatu kasus yang berkaitan dengan kemampuan
manusia tentang ajaran agama serta kenyakinan.
B. SARAN
Sebagai perawat professional kita harus melakukan hal yang
memang dibutuhkan oleh pasien termasuk salah satunya adalah melakukan
asuhan keperawatan spritual

7
DAFTAR PUSTAKA

W, R. H. (2013). PERBEDAAN PENGALAMAN SPIRITUAL SEHARI-HARI


PADA LANSIA DI PANTI WREDA DAN DI MASYARAKAT. 2(2), 64–69.

Taqwa, N., Keperawatan, J., Kedokteran, F., & Diponegoro, U. (2016).


GAMBARAN TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PADA.

Naftali, A. R., Ranimpi, Y. Y., Anwar, M. A., Sakit, R., & Ario, P. (2020).
Kesehatan Spiritual dan Kesiapan Lansia dalam Menghadapi Kematian.
25(2), 124–135. https://doi.org/10.22146/buletinpsikologi.28992

Fitriani, M. (n.d.). PROBLEM PSIKOSPIRITUAL LANSIA DAN SOLUSINYA


DENGAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM ( Studi Kasus Balai
Pelayanan Sosial Cepiring Kendal ) Mei Fitriani Penyuluh Agama Tetap
Non PNS Kabupaten Pemalang Email : meyfitrianie@gmail.com tampak
mengecil , perut membes. 70–95.

Anda mungkin juga menyukai