Anda di halaman 1dari 9

Salamah( 2005) pula menambahkan

kalau jumlah lanjut usia yang semakin

bertambah, hendak menyebabkan lansia

banyak hadapi masalah- masalah

semacam minimnya mendapatkan

pembelajaran, akses kesehatan sulit

diperoleh, tidak terdapat jaminan hari tua,

sokongan sosial dari keluarga ataupun teman

hendak menurun. Oleh sebab itu, tidak jarang

lanjut usia hendak hadapi masalahpsikologis

ataupun raga, serta kendala patologis

yang menyebabkan lanjut usia mudah

terkena bermacam berbagai penyakit.

Permasalahan psikologis pada lansia

ialah salah satu proses penuaan yang

hendak dirasakan oleh seluruh lanjut usia. Lansia


hendak hadapi pergantian psikologis

semacam short term memory, frustasi,

kesepian, khawatir kehabisan kebebasan,

khawatir mengalami kematian, perubahan

kemauan, tekanan mental, serta kecemasan.

Permasalahan psikologis pada lanjut usia biasanya

terjalin sebab transisi kedudukan pada

area sosial, kehabisan, perubahan

pada fisiologis serta kematian( Maryam,

dkk, 2008). Pergantian psikologis yang

dirasakan oleh lanjut usia hendak mengakibatkan

lanjut usia secara lama- lama menarik diri dari

ikatan dengan warga sekitar

sehingga bisa pengaruhi interaksi

sosial. Berkurangnya interaksi sosial pada


lanjut usia bisa menimbulkan perasaan

terisolir, sehingga lanjut usia memilih

menyendiri serta merasa terisolasi dan

kesimpulannya tekanan mental, hingga perihal ini dapat

pengaruhi mutu hidup lansia

( Maryam, dkk, 2008).

Interaksi sosial merupakan

ikatan sosial yang silih pengaruhi antar orang yang terjadi

di warga yang berlangsung sepanjang

hidupnya. Interaksi sosial bisa berdampak

positif terhadap mutu hidup karena

dengan terdapatnya interaksi sosial hingga lansia

tidak merasa kesepian, oleh karena itu

interaksi sosial wajib senantiasa dipertahankan

serta dibesarkan pada kelompok lanjut usia.

Lanjut umur yang bisa terus menjalin


interaksi sosial dengan baik merupakan lansia

yang bisa mempertahankan status

sosialnya bersumber pada kemampuan

bersosialisasi( Noorkasiani, 2009).

Terdapatnya pergantian mutu hidup

yang dirasakan oleh lanjut usia biasanya

cenderung menuju ke arah yang kurang

baik. Umumnya perihal tersebut berhubungan

dengan area sosial ekonomi lansia

semacam menyudahi bekerja sebab pensiun,

kehabisan anggota keluarga yang dicintai

serta sahabat, serta ketergantungan kebutuhan

hidup dan terdapatnya penyusutan keadaan fisik

yang diakibatkan oleh aspek umur.

Perubahan- perubahan tersebut menjadi


sesuatu hambatan dalam memastikan tingkat

kesejahteraan lanjut usia, sebab adanya

penyusutan dalam pemenuhan kebutuhan

hidup( Wikananda, 2015).

Perubahan- perubahan yang terjadi

pada lanjut usia hendak mengakibatkan

menyusutnya kedudukan sosial lanjut usia serta juga

menyusutnya derajat kesehatan akibatnya

lanjut usia hendak kehabisan pekerjaan dan

merasa jadi orang yang kurang

sanggup. Perihal tersebut hendak mempengaruhi

interaksi sosial lanjut usia sebab lansia

menarik diri dari ikatan dengan

warga dekat secara lama- lama.

Interaksi sosial yang kurang baik pada lansia

bisa pengaruhi mutu hidup lansia


dimana perihal tersebut hendak menyebabkan

lanjut usia merasa terisolir sehingga lanjut usia jadi

suka menyendiri serta hendak menyebabkan

lanjut usia tekanan mental( Samper, Pinontoan,&

Katuuk, 2017).

World Health Organization Quality

of Life( WHOQOL) mendefinisikan

mutu hidup merupakan sesuatu persepsi

orang yang berkaitan dengan tujuan,

harapan, standar, serta atensi dalam kehidupannya di warga dalam

konteks budaya serta sistem nilai yang terdapat.

Perihal ini membagikan penafsiran bahwa

mutu hidup dipengaruhi oleh hubungan

lanjut usia dengan area dekat, kondisi

raga lanjut usia, keadaan psikososial lanjut usia dan


tingkatan kemandirian lanjut usia( Suprajitno,

2004).

Pada biasanya mutu hidup

lanjut usia jadi menyusut sebab pada masa

umur lanjut umumnya lanjut usia hendak mengalami

keterbatasan serta ketidakmampuan dalam

melaksanakan sesuatu perihal. Buat meningkatkan

mutu hidup lanjut usia diperlukan perawatan

dimana kedudukan keluarga sangat dibututhkan

sebab ialah unit terkecil dari

warga( Demartoto, 2007).

Salah satu aspek yang dapat

pengaruhi mutu hidup lanjut usia adalah

lingkungannya paling utama area tempat

tinggal. Perbandingan area tempat

tinggal lanjut usia hendak bisa mempengaruhi


lanjut usia buat menyesuaikan diri. lanjut usia yang tinggal di

panti dari domain interaksi sosial memiliki

mutu hidup yang kurang karena

kegagalan lanjut usia itu sendiri dalam

lingkungannya serta pergantian kedudukan sosial

yang terjalin, sebaliknya yang tinggal

bersama keluarga sebagian besar memiliki

mutu hidup yang lumayan dari segi

layanan kesehatan, kegiatan tiap hari dan

interaksi sosialnya bersama keluarga,

orang sebelah, serta warga dekat.

Perbandingan mutu hidup dari

domain interaksi sosial ini dapat saja terjadi

sebab kesusahan lanjut usia dalam beradaptasi

dengan area yang baru, yang mana


lanjut usia umumnya tinggal bersama keluarga

 serta warga luas.

Anda mungkin juga menyukai