Anda di halaman 1dari 5

NAMA : JIHAN PAHIRA

NIM :201801064
KELAS :4B KEPERAWATAN

JUDUL TELAAH JURNAL


FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HIPERTENSI PADA
LANSIA DIATAS UMUR 65 TAHUN
A. ABSTRAK
Proses menua ialah proses yang alamiah dimana terjalin bermacam pergantian
pada segala sistem badan lanjut usia,tercantum sistem kardiovaskuler yang umumnya
diiringi oleh penyakit utama ialah hipertensi. Riset ini bertujuan untuk mengenali faktor-
faktor yang berhubungan dengan hipertensi pada lanjut usia diatas Usia 65 tahun.
Pengambilan informasi dilakukan pada 87 orang responden yang ialah lanjut usia di atas
usia 65 tahun secara total sampling, dengan alternatif uji Fisher pada aspek generasi serta
kegemukan. Hasil uji menampilkan terdapatnya ikatan antara aspek generasi dengan
hipertensi Pvalue≤ 0, 05, tidak terdapat ikatan antara aspek tipe kelamin, kegemukan,
Kerutinan merokok, tekanan pikiran, berolahraga dengan Pvalue 0, 05. Dianjurkan
kepada lanjut usia diatas 65 tahun yang mengidap hipertensi buat melaksanakan
pengontrolan tekanan darah secara rutin serta dianjurkan kepada petugas kesehatan buat
melaksanakan promosi kesehatan ataupun penangkalan hipertensi terpaut lanjut usia.
B. PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan di Indonesia ialah upaya kesehatan buat mencapai
keahlian hidup sehat untuk tiap penduduk dalam mewujudkan derajat kesehatan yang
maksimal. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, sudah terwujud hasil
yang positif diberbagai bidang, ialah terdapatnya kemajuan ekonomi, perbaikan area
hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, paling utama dibidang kedokteran
sehingga dapat tingkatkan mutu kesehatan penduduk serta tingkatkan Umur Harapan
Hidup( UHH). Akibatnya jumlah penduduk yang berumur lanjut cenderung bertambah
serta meningkat lebih cepat Salah satu hasil pembangunan kesehatan di Indonesia
merupakan meningkatnya angka harapan hidup( life expectancy). Terus menjadi
meningkatnya UHH penduduk, menimbulkan jumlah penduduk lanjut usia terus
bertambah dari tahun ke tahun. Kenaikan UHH dari 45 tahun di dini tahun 1950 jadi 65
tahun pada dikala ini( Fatmah, 2010). Perihal ini berarti kelompok efek dalam warga kita
jadi lebih besar.
populasi lanjut usia ini bukan hanya fenomena di Indonesia saja namun pula
secara global Kenaikan jumlah lanjut usia di Indonesia ini membagikan sesuatu atensi
spesial pada lanjut usia yang hadapi sesuatu proses menua. Permasalahanpermasalahan
yang butuh atensi spesial buat lansia berkaitan dengan berlangsungnya proses jadi tua,
yang berdampak munculnya pergantian raga, kognitif, perasaan, sosial, serta
seksualPerubahan- perubahan pada lanjut usia di negara-negeri maju ialah pergantian
pada sistem kardiovaskuler yang ialah penyakit utama yang memakan korban sebab
hendak berakibat pada penyakit lain semacam hipertensi, penyakit jantung koroner,
jantung pulmonik, kardiomiopati, stroke,kandas ginjal.
Hipertensi ataupun tekanan darah tinggi ialah suatu keadaan kedokteran dimana
orang yang tekanan darahnya bertambah diatas wajar yaitu 140/ 90 mmHg serta bisa
hadapi efek kesakitan ( morbiditas) apalagi kematian( mortalitas). Penyakit ini kerap
dikatakan selaku the silent diseases. Faktor efek hipertensi dipecah jadi 2 kalangan yaitu
hipertensi yang tidak dapat diganti serta hipertensi yang bisa diganti. Hipertensi yang bisa
diganti meliputi merokok, kegemukan, style hidup yang monoton dan tekanan pikiran.
Hipertensi yang tidak bisa dirubah meliputi umur, tipe kelamin, suku bangsa, aspek
generasi. Dari hasil wawancara dini didapatkan 5 dari 7 lanjut usia berusia diatas 65
tahun yang menderita hipertensi memiliki Kerutinan merokok komsumsi kopi, suka
makan yang asin- asin, dan tidak sering berolah raga. Memandang fenomena tersebut di
atas, maka sangatlah berarti untuk lanjut usia buat melakukan pengontrolan tekanan darah
secara teratur. Mengingat berarti perihal tersebut, penulis tertarik buat melakukan riset
terhadap“ faktor- faktor yang berhubungan dengan hipertensi pada lanjut usia di atas usia
65”. Riset ini bertujuan buat mengenali faktor-aspek yang berhubungan dengan hipertensi
pada lansia diatas usia 65 tahun.
C. METODOLOGI
Tipe riset ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional
study. Ada pula yang diamati meliputi faktor- faktor yang berhubungan dengan hipertensi
pada lanjut usia di atas usia 65. Seluruh aspek diukur secara bertepatan dalam satu waktu.
Riset ini dilaksanakan di puskesmas Simpang 3. Bersumber pada informasi dari Dinas
Kesehatan Kota tahun 2011 diperoleh kalau hipertensi pada lanjut usia paling tinggi ada
pada daerah kerja puskesmas Simpang 3 Pekanbaru.
pada riset ini merupakan seluruh lanjut usia yang berobat diatas usia 65 tahun di
puskesmas Simpang 3 yang berjumlah 87 orang. Ilustrasi dalam riset ini berjumlah 87
orang lanjut usia yang mengidap hipertensi yang berobat di puskesmas Simpang 3
Pekanbaru. Metode sampling yang digunakan merupakan total sampling dengan cara
pengambilan ilustrasi dengan mengambil semua anggota populasi jadi ilustrasi. Dengan
kriteria inklusi ialah; Lanjut usia berumur diatas 65 tahun dengan hipertensi yang berobat
di puskesmas Simpang Tiga Pekanbaru, bisa berbicara dengan baik dan bersedia jadi
responden sebaliknya kriteria eksklusi ialah; Ada kondisi kendala jiwa semacam
demensia, pikun serta subjek wafat dunia ataupun tidak ditemui. Pengumpulan informasi
dicoba dengan cara ialah; Pengukuran tekanan darah( sistolik dan diastolik) dengan
memakai alat Sphygmomanometer air raksa serta auskultasi arteri dengan memakai
stetoskop. Pengumpulan data kegemukan periset mengumpulkan informasi dengan
memakai metode ukur Indeks Massa Badan.
Pengumpulan informasi aspek tipe kelamin, generasi, Kerutinan merokok,
tekanan pikiran, serta berolahraga yang pengaruhi hipertensi periset melakukan
pengukuran secara langsung dengan menggunakan kuesioner kepada responden yang
berisi pertanyaan serta pengumpulan informasi stress yang menggunakan Depression
anxiety stress scales( DASS). Penyusunan buat mengukur skala tekanan pikiran pada
lanjut usia terdiri dari 25 persoalan yang sudah dimodifikasi. Kuesioner stres dicoba uji
normalitas serta menghitung rata- rata mean yang maksudnya apabila lanjut usia hadapi
stres diatas nilai rata- rata. Analisa informasi yang dicoba ialah analisa univariat buat
menggambarkan distribusi frekuensi dari variabel independen( tipe kelamin, generasi)
kegemukan, Kerutinan merokok, tekanan pikiran, berolahraga) maupun variabel
dependen( hipertensi). Analisa bivariat dicoba dengan memakai uji Chi Square, dengan
derajat keyakinan 95%.
D. HASIL
Analisis Univariat
Lanjut usia yang berusia 60- 74 tahun yakni sebanyak 73 orang( 83, 9%) serta
sebanyak 40 orang ( 46, 0%) berasal dari suku melayu( Tabel 1). Sebagian besar lanjut
usia terletak pada keadaan hipertensi ringan ialah sebanyak 61 orang( 70, 1%)( Tabel 2).
Sebagian lanjut usia berjenis kelamin pria ialah sebanyak 45 orang( 51, 7%). Pada
biasanya lanjut usia yang memiliki riwayat generasi hipertensi sebanyak 79 orang( 90,
8%), serta lanjut usia yang tidak kegemukan yakni sebanyak 74 orang( 85, 1%).
Disamping itu, juga diperoleh hasil kalau sebagian besar lanjut usia memiliki Kerutinan
merokok sebanyak 49 orang( 56, 3%), hadapi tekanan pikiran sebanyak 62 orang( 71,
3%) serta tidak teratur olahraga ialah sebanyak 57 orang( 65, 5%)
Analisis Bivariat
Bersumber pada hasil riset bisa dilihat kalau lanjut usia yang mempunyai
hipertensi ringan pada tipe kelamin pria sebanyak 33 orang( 73, 3%),sedangkan itu lanjut
usia yang mempunyai hipertensi ringan pada tipe kelamin wanita sebanyak 28 orang( 66,
7%). Bersumber pada uji statistik diperoleh nilai p=value 0, 05 ialah, sebesar 0, 497.
Perihal ini berarti Ho kandas ditolak ialah tidak terdapat ikatan antara jenis kelamin
dengan hipertensi. Dari hasil aspek generasi yang diteliti dapat dilihat kalau lanjut usia
yang mempunyai hipertensi ringan memiliki riwayat generasi hipertensi sebanyak 59
orang( 74, 7%), sedangkan itu lanjut usia yang hipertensi ringan yang tidak memiliki
riwayat keturunan hipertensi sebanyak 2 orang( 25, 0%). Bersumber pada uji statistik
memakai alternatif uji Fisher diperoleh nilai p= value< 0, 05 ialah, sebesar 0, 008.
Perihal ini berarti Ho ditolak ialah terdapat ikatan antara generasi dengan hipertensi. Pada
hasil analisia juga diperoleh nilai OR=8, 850, Maksudnya lanjut usia dengan riwayat
generasi hipertensi memiliki kesempatan 8, 8 kali mengidap hipertensi ringan dibanding
dengan lanjut usia yang tidak terdapat riwayat generasi hipertensi. Bersumber pada hasil
riset pada faktor Kerutinan merokok bisa dilihat kalau lanjut usia yang mempunyai
hipertensi ringan dengan Kerutinan merokok sebanyak 33 orang( 67, 3%) sedangkan itu
lanjut usia yang tidak merokok sebanyak 28( 73, 3%). Bersumber pada uji statistik
diperoleh nilai p= value 0, 05 ialah, sebesar 0, 522. Perihal ini berarti Ho kandas ditolak
ialah tidak ada ikatan antara Kerutinan merokok dengan hipertensi.
Bersumber pada hasil riset pada aspek stres bisa dilihat kalau lanjut usia yang
mempunyai hipertensi ringan yang hadapi tekanan pikiran sebanyak 44 orang ( 71, 0%),
sedangkan itu lanjut usia yang hipertensi ringan yang tidak hadapi tekanan pikiran
sebanyak 17 orang ( 68, 0%). Bersumber pada uji statistik diperoleh nilai p=value 0, 05
ialah, sebesar 0, 784. Perihal ini Ho gagal ditolak ialah tidak terdapat ikatan antara
tekanan pikiran dengan hipertensi. Bersumber pada hasil riset pada aspek olahraga bisa
dilihat kalau lanjut usia yang mempunyai hipertensi ringan dengan teratur olahraga
sebanyak 18 orang ( 60, 0%) sedangkan itu lanjut usia yang hipertensi ringan dengan
tidak teratur olahraga sebanyak 43 orang ( 75, 4%). Bersumber pada uji statistik
diperoleh nilai p=value0, 05 ialah, sebesar 0, 135. Perihal ini berarti Ho kandas ditolak
ialah tidak terdapat ikatan antara olahraga dengan hipertensi
E. PEMBAHASAN
Cerminan hipertensi pada lanjut usia di atas usia 65 tahun yang berobat di
puskesmas Simpang Tiga Pekanbaru Bersumber pada Tabel 4. 2 bisa dilihat bahwa
sebagian besar lanjut usia mengidap hipertensi ringan yaitu sebanyak 61 orang( 70, 1%)
serta lanjut usia yang menderita hipertensi lagi sebanyak 26 orang( 29, 9%). Perihal ini
bisa disimpulkan kalau hipertensi merupakan permasalahan yang sungguh- sungguh pada
lanjut usia di puskesmas Simpang 3 serta butuh penindakan ataupun pencegahan
berkaitan dengan hipertensi semacam melaksanakan pola hidup sehat supaya tidak hadapi
komplikasi lebih lanjut. Perihal ini didukung oleh teori Rusdi serta Isnawati ( 2009) yang
melaporkan kalau orang yang tekanan darahnya bertambah diatas wajar ialah 140/ 90
mmHg bisa hadapi efek kesakitan( morbiditas) apalagi kematian( mortalitas).
F. KESIMPULAN
1. Biasanya lanjut usia yang berusia 60- 74 tahun mengidap hipertensi berasal dari
suku melayu.
2. Biasanya lanjut usia yang berjenis kelamin laki- laki lebih banyak mengidap
hipertensi dibandingkan lanjut usia wanita yang mengidap hipertensi.
3. Biasanya lanjut usia yang mengidap hipertensi memiliki riwayat generasi
hipertensi.
4. Biasanya lanjut usia yang tidak kegemukan lebih banyak mengidap hipertensi
dibanding lanjut usia yang kegemukan.
5. Biasanya lanjut usia yang mengidap hipertensi lebih banyak memiliki Kerutinan
merokok dibanding lanjut usia yang tidak merokok.
6. Biasanya lanjut usia yang mengidap hipertensi hadapi tekanan pikiran dibanding
lanjut usia yang tidak tekanan pikiran.
7. Biasanya lanjut usia yang mengidap hipertensi tidak teratur buat olahraga dibanding
lanjut usia yang teratur olahraga.
8. Terdapat ikatan antara aspek generasi dengan hipertensi pada lanjut usia di atas usia
65 tahun yang berobat di puskesmas Simpang 3 Pekanbaru tahun 2013 dengan hasil
p value= 0, 008.
9. Tidak terdapat ikatan antara aspek tipe kelamin, kegemukan, Kerutinan merokok,
tekanan pikiran, serta olahraga dengan hipertensi pada lanjut usia yang berobat di
puskesmas Simpang 3 Pekanbaru tahun 2013.
SARAN
1. Dianjurkan kepada lanjut usia diatas 65 tahun yang mengidap hipertensi buat
melaksanakan pengontrolan tekanan darah secara teratur dan
2. Dianjurkan kepada petugas kesehatan untuk melaksanakan promosi kesehatan
Sataupun pencegahan hipertensi terpaut lanjut usia.

Anda mungkin juga menyukai