TRIAGE
ROSANTI : 201801083
SISKAVIANTI : 201801085
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan Makalah stase keperawatan kritis.
Kami menyadari bahwa Makalah yang dikerjakan ini masih jauh dari kata
sempurna dan terdapat banyak kekurangan maupun kesalahan, baik dari segi isi, tata
bahasa, maupun cara penulisan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran untuk perbaikan dan penyempurnaan Makalah ini.
Kami berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
memberikan pengetahuan dalam ilmu pendidikan dan kesehatan khususnya di
kampus STIKes Widya Nusantara Palu.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................
B. Tujuan.................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Triage.....................................................................................................
1. Definisi Triage..............................................................................................
2. Prinsip Triage................................................................................................
3. Tipe Triage....................................................................................................
4. Klasifikasi dan Penentuan Prioritas Pasien...................................................
5. Proses Triage.................................................................................................
B. Skema Triage......................................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................................
B. Saran....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata triage berasal dari bahasa Perancis ‘trier’, yang berarti
membagi/memisahkan. Cara pemisahan pasien dengan triage berdasarkan
riwayat penyakit yang dialami. Asal dari triage modern dapat ditelusuri pada era
Napoleonic dimana Baron Dominique Jean Larry (1766-1842), seorang dokter
bedah pada pasukan Napoleon, dikembangkan dan diterapkan pada tentara yang
paling membutuhkan perawatan yang paling darurat namun tidak dihiraukan.
Sistem ini juga diterapkan ketika perawatan luka saat di medan perang, sebelum
dipindahkan ke rumah sakit. Sebelum Larrey, semua luka yang ada pada saat
perang akan diabaikan sampai perang itu usai, setelah itu akan dipindahkan ke
rumah sakit dimana mereka akan dirawat. Keterlambatan perawatan akan
menghasilkan hasil yang tidak memuaskan.
Pada 1846, John Wilson memperkenalkan kontribusi utama untuk triage saat
ini. Dia menuliskan, untuk pembedahan darurat agar menjadi efektif, ini harus
diutamakan pada pasien yang membutuhkan, hal ini diterapkan pada kedua jenis
pasien yaitu pasien yang memerlukan perawatan segera(darurat) dan pasien yang
penanganannya dapat ditunda.
Perang Dunia I dan II membawa kemajuan pendekatan dan perawatan pada
pasien dengan luka akut. Selama Perang Dunia I, pasien dipisahkan berdasarkan
dari asal kedatangannya. Sedangkan pada Perang Dunia II pasien dipisahkan
berdasarkan tingkat keparahan lukanya. Pendekatan ini memungkinkan untuk
menyelamatkan lebih banyak nyawa, terutama pada prajurit dengan luka pada
abdomen daripada faktor lain selama Perang Dunia II.
Saat perang Korea, evakuasi pasien melalui jalur udara setelah dilakukan
triage menjadi lebih umum untuk dilakukan, hal ini sangat meningkatkan jumlah
penyelamatan yang dapat dilakukan. Sistem ini menjadi lebih baik ketika terjadi
Konflik Vietnam, dimana triage cepat dan kemajuan resusitasi di lapangan
dikombinasikan dengan evakuasi menggunakan helikopter. Triage ini dan teknik
evakuasi memperlihatkan penurunan jumlah kematian dari 4,7% pada Perang
Dunia II menjadi 1% selama Konflik Vietnam. Sebagai seni dari triage yang
telah dikembangkan, keadaan akhir pasien terdapat peningkatan. Satu variabel
pertolongan ini telah mengurangi perawatan definitif dari waktu ke waktu.
Selama Perang Dunia II, rata-rata waktu yang dibutuhkan dari terjadinya luka
hingga perawatan definitif dari 12-18 jam, hal ini berkurang selama konflik
Vietnam menjadi kurang dari 2 jam. (Departement Emergency Hospital
Singapore, 2009).
B. Tujuan
Untuk mengetahui apa saja konsep dari triage dan bagaimana skema triage
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Triage
1. Definisi Triage
Kata triage berasal dari bahasa Perancis “trier” yang artinya
mengelompokkan/ mengklasifikasikan. Penggunaan awal kata “trier”
mengacu pada penapisan screening di medan perang. Kini istilah tersebut
lazim digunakan untuk menggambarkan suatu konsep pengkajian yang cepat
dan terfokus dengan suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber
daya manusia, peralatan serta faslitas yang paling efisien terhadap hampir
100 juta orang yang memerlukan pertolongan di unit gawat darurat (UGD)
setiap tahunnya. Tujuan triage yaitu memilih atau menggolongkan semua
pasien yang datang ke UGD dan menetapkan prioritas penanganannya.
(Oman, 2000 : 1)
Triage merupakan kunci utama dari managemen medis penanganan
disaster. Dengan pelaksanaan triage yang akurat akan membantu
menyelamatkan banyak korban bencana maupun korban perang secara
maksimal. Triage juga berarti suatu sistem pemisahan pasien atau
mengkategorikan pasien berdasarkan kegawatannya yang memerlukan
tindakan segera.
Triage adalah suatu proses memprioritaskan pasien berdasarkan berat
ringannya kondisi. Berdasarkan standar praktik ENA (Emergency Nurses
Association), perawat gawat darurat harus memberlakukan triage untuk
semua pasien yang masuk ke UGD dan menentukan prioritas perawatan
berdasarkan kebutuhan fisik dan psiokologis dan juga faktor-faktor lain yang
mempengaruhi pasien sepanjang sistem tersebut. (Iyer, P., 2004;259).
2. Prinsip Triage
a. Triase harus cepat dan tepat
Kemampuan untuk merespon secara cepat, terhadap keadaan yang
menganca nyawa merupakan suatu yang sangan penting pada bagian
kegawatdaruratan.
b. Pemeriksaan harus adekuat dan akurat
Akurasi keyakinan dan ketangkasan merupakan suatu element penting
pada proses pengkajian.
c. Keputusan yang diambil berdasarkan pemeriksaan
Keamanan dan keefektifan perawatan pasien hanya dapat
direncanakan jika ada informasi yang adekuat dan data yang akurat.
d. Memberikan intervensi berdasarkan keakutan kondisi
Tanggungjawab utama dari perawat triase adalah untuk mengkaji dan
memeriksa secara akurat pasien, dan memberikan perawatan yang sesuai
pada pasien, termasuk intervensi terapiutik, prosedur diagnostic, dan
pemeriksaan pada tempat yang tepat untuk perawatan.
e. Kepuasan pasien tercapai
1) Perawat triase harus melaksanakan prinsip diatas untuk mencapai
kepuasan pasien.
2) Perawat triase menghindari penundaan perawatan yang mungkin akan
membahayakan kesehatan pasien atau pasien yang sedang kritis.
3) Perawat triase menyampaikan support kepada pasien, keluarga pasien,
atau teman (Department Emergency Hospital Singapore, 2009)
3. Tipe Triage
Ada beberapa tipe triage
a. Daily triage
Daily triage adalah triage yang selalu dilakukan sebagai dasar pada
system kegawat daruratan. Triage yang terdapat pada setiap rumah bsakit
berbeda-beda, tapi secara umum ditujukan untuk mengenal,
mengelompokan pasien menurut yang memiliki tingkat keakutan dengan
tujuan untuk memberikan evaluasi dini dan perawatan yang tepat.
Perawatan yang paling intensif dberikan pada pasien dengan sakit yang
serius meskipun bila pasien itu berprognosis buruk.
b. Mass Casualty incident
Merupakan triage yang terdapat ketika sestem kegawatdaruratan di
suatu tempat bencana menangani banyak pasien tapi belum mencapai
tingat ke kelebihan kapasitas. Perawatan yang lebih intensif diberikan
pada korban bencana yang kritis. Kasus minimal bisa di tunda terlebih
dahulu.
c. Disaster Triage
Ada ketika sistem emergensi lokal tidak dapat memberikan perawatan
intensif sesegera mungkin ketika korban bencana sangat membutuhkan.
Filosofi perawatan berubah dari memberikan perawatan intensif pada
korban yang sakit menjadi memberikan perawatan terbaik untuk jumlah
yang terbesar. Fokusnya pada identifikasi korban yang terluka yang
memiliki kesempatan untuk bertahan hidup lebih besar dengan intervensi
medis yang cepat. Pada disaster triage dilakukan identifikasi korban yang
mengalami luka ringan dan ditunda terlebih dahulun tanpa muncul resko
dan yang mengalami luka berat dan tidak dapat bertahan. Prioritasnya
ditekankan pada transportasi korban dan perawatan berdasarkan level
luka.
d. Military Triage
Sama dengan tiage lainnya tapi berorientasi pada tujuan misi
disbanding dengan aturan medis biasanya. Prinsip triage ini tetap
mengutamakan pendekatan yang paling baik karena jika gagal untuk
mencapai tujuan misi akan mengakibatkan efek buruk pada kesehatan dan
kesejahteraan populasi yang lebih besar.
e. Special Condition triage
Digunakan ketika terdapat faktor lain pada populasi atau korban.
Contohnya kejadian yang berhubungan dengan senjara pemusnah masal
dengan radiasi, kontaminasi biologis dan kimia. Dekontaminasi dan
perlengkapan pelindung sangat dibutuhkan oleh tenaga medis. (Oman,
Kathleen S., 2008;2)
4. Klasifikasi dan Penentuan Prioritas Pasien
Ada banyak klasifikasi triage yang digunakan, adapun beberapa klasifikasi
umum yang dipakai :
1) Ventilasi / pernapasan
2) Perfusi dan nadi (untuk memeriksa adanya denyut nadi)
3) Status neurology
Tujuannya hanya untuk memperbaiki masalah-masalah yang
mengancam nyawa seperti obstruksi jalan napas, perdarahan yang massif
yang harus diselesaikan secepatnya. Pasien diklasifikasikan sebagai
1)
berikut :
The Walking Wounded
Penolong ditempat kejadian memberikan instruksi verbal pada
korban, untuk berpindah. Kemudian penolong yang lain melakukan
pengkajian dan mengirim korban ke rumah sakit untuk mendapat
B. Skema Triage
TIDAK
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata triage berasal dari bahasa Perancis “trier” yang artinya
mengelompokkan/ mengklasifikasikan. Penggunaan awal kata “trier” mengacu
pada penapisan screening di medan perang.
Perang Dunia I dan II membawa kemajuan pendekatan dan perawatan pada
pasien dengan luka akut. Selama Perang Dunia I, pasien dipisahkan berdasarkan
dari asal kedatangannya. Sedangkan pada Perang Dunia II pasien dipisahkan
berdasarkan tingkat keparahan lukanya.
Triage merupakan kunci utama dari managemen medis penanganan disaster.
Dengan pelaksanaan triage yang akurat akan membantu menyelamatkan banyak
korban bencana maupun korban perang secara maksimal. Triage juga berarti
suatu sistem pemisahan pasien atau mengkategorikan pasien berdasarkan
kegawatannya yang memerlukan tindakan segera.
B. Saran
Semoga dengan adanya penjelasan seperti ini bisa membuat perawat ataupun tim
medis lebih benar dan terstruktur dalam bekerja dalam situasi apapun dan dapat
memberikan contoh terhadap masiarakat agar proses gawat darurat atau bencana alam
terjadi tim kesehatan maupun masiarakat bisa saling membantu untuk proses
penanggulangan bencana terutama korban akibat bencana.
DAFTAR PUSTAKA