Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TRIAGE

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4

DESINTA LAMBO : 201801054

DINO DJULIANTO PAS : 201801055

MAWAN SETIAWAN : 201801066

MIRDAYANTI SY NAUKOKO : 201801068

NOVITA TANDI : 201801074

ROSANTI : 201801083

SISKAVIANTI : 201801085

WIJRA RAMADANI : 201801091

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIDYA NUSANTARA PALU

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan Makalah stase keperawatan kritis.
Kami menyadari bahwa Makalah yang dikerjakan ini masih jauh dari kata
sempurna dan terdapat banyak kekurangan maupun kesalahan, baik dari segi isi, tata
bahasa, maupun cara penulisan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran untuk perbaikan dan penyempurnaan Makalah ini.
Kami berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
memberikan pengetahuan dalam ilmu pendidikan dan kesehatan khususnya di
kampus STIKes Widya Nusantara Palu.

Palu, 19 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................................
B. Tujuan.................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Triage.....................................................................................................
1. Definisi Triage..............................................................................................
2. Prinsip Triage................................................................................................
3. Tipe Triage....................................................................................................
4. Klasifikasi dan Penentuan Prioritas Pasien...................................................
5. Proses Triage.................................................................................................
B. Skema Triage......................................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................................
B. Saran....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata triage berasal dari bahasa Perancis ‘trier’, yang berarti
membagi/memisahkan. Cara pemisahan pasien dengan triage berdasarkan
riwayat penyakit yang dialami. Asal dari triage modern dapat ditelusuri pada era
Napoleonic dimana Baron Dominique Jean Larry (1766-1842), seorang dokter
bedah pada pasukan Napoleon, dikembangkan dan diterapkan pada tentara yang
paling membutuhkan perawatan yang paling darurat namun tidak dihiraukan.
Sistem ini juga diterapkan ketika perawatan luka saat di medan perang, sebelum
dipindahkan ke rumah sakit. Sebelum Larrey, semua luka yang ada pada saat
perang akan diabaikan sampai perang itu usai, setelah itu akan dipindahkan ke
rumah sakit dimana mereka akan dirawat. Keterlambatan perawatan akan
menghasilkan hasil yang tidak memuaskan.
Pada 1846, John Wilson memperkenalkan kontribusi utama untuk triage saat
ini. Dia menuliskan, untuk pembedahan darurat agar menjadi efektif, ini harus
diutamakan pada pasien yang membutuhkan, hal ini diterapkan pada kedua jenis
pasien yaitu pasien yang memerlukan perawatan segera(darurat) dan pasien yang
penanganannya dapat ditunda.
Perang Dunia I dan II membawa kemajuan pendekatan dan perawatan pada
pasien dengan luka akut. Selama Perang Dunia I, pasien dipisahkan berdasarkan
dari asal kedatangannya. Sedangkan pada Perang Dunia II pasien dipisahkan
berdasarkan tingkat keparahan lukanya. Pendekatan ini memungkinkan untuk
menyelamatkan lebih banyak nyawa, terutama pada prajurit dengan luka pada
abdomen daripada faktor lain selama Perang Dunia II.
Saat perang Korea, evakuasi pasien melalui jalur udara setelah dilakukan
triage menjadi lebih umum untuk dilakukan, hal ini sangat meningkatkan jumlah
penyelamatan yang dapat dilakukan. Sistem ini menjadi lebih baik ketika terjadi
Konflik Vietnam, dimana triage cepat dan kemajuan resusitasi di lapangan
dikombinasikan dengan evakuasi menggunakan helikopter. Triage ini dan teknik
evakuasi memperlihatkan penurunan jumlah kematian dari 4,7% pada Perang
Dunia II menjadi 1% selama Konflik Vietnam. Sebagai seni dari triage yang
telah dikembangkan, keadaan akhir pasien terdapat peningkatan. Satu variabel
pertolongan ini telah mengurangi perawatan definitif dari waktu ke waktu.
Selama Perang Dunia II, rata-rata waktu yang dibutuhkan dari terjadinya luka
hingga perawatan definitif dari 12-18 jam, hal ini berkurang selama konflik
Vietnam menjadi kurang dari 2 jam. (Departement Emergency Hospital
Singapore, 2009).

B. Tujuan
Untuk mengetahui apa saja konsep dari triage dan bagaimana skema triage
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Triage
1. Definisi Triage
Kata triage berasal dari bahasa Perancis “trier” yang artinya
mengelompokkan/ mengklasifikasikan. Penggunaan awal kata “trier”
mengacu pada penapisan screening di medan perang. Kini istilah tersebut
lazim digunakan untuk menggambarkan suatu konsep pengkajian yang cepat
dan terfokus dengan suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber
daya manusia, peralatan serta faslitas yang paling efisien terhadap hampir
100 juta orang yang memerlukan pertolongan di unit gawat darurat (UGD)
setiap tahunnya. Tujuan triage yaitu memilih atau menggolongkan semua
pasien yang datang ke UGD dan menetapkan prioritas penanganannya.
(Oman, 2000 : 1)
Triage merupakan kunci utama dari managemen medis penanganan
disaster. Dengan pelaksanaan triage yang akurat akan membantu
menyelamatkan banyak korban bencana maupun korban perang secara
maksimal. Triage juga berarti suatu sistem pemisahan pasien atau
mengkategorikan pasien berdasarkan kegawatannya yang memerlukan
tindakan segera.
Triage adalah suatu proses memprioritaskan pasien berdasarkan berat
ringannya kondisi. Berdasarkan standar praktik ENA (Emergency Nurses
Association), perawat gawat darurat harus memberlakukan triage untuk
semua pasien yang masuk ke UGD dan menentukan prioritas perawatan
berdasarkan kebutuhan fisik dan psiokologis dan juga faktor-faktor lain yang
mempengaruhi pasien sepanjang sistem tersebut. (Iyer, P., 2004;259).
2. Prinsip Triage
a. Triase harus cepat dan tepat
Kemampuan untuk merespon secara cepat, terhadap keadaan yang
menganca nyawa merupakan suatu yang sangan penting pada bagian
kegawatdaruratan.
b. Pemeriksaan harus adekuat dan akurat
Akurasi keyakinan dan ketangkasan merupakan suatu element penting
pada proses pengkajian.
c. Keputusan yang diambil berdasarkan pemeriksaan
Keamanan dan keefektifan perawatan pasien hanya dapat
direncanakan jika ada informasi yang adekuat dan data yang akurat.
d. Memberikan intervensi berdasarkan keakutan kondisi
Tanggungjawab utama dari perawat triase adalah untuk mengkaji dan
memeriksa secara akurat pasien, dan memberikan perawatan yang sesuai
pada pasien, termasuk intervensi terapiutik, prosedur diagnostic, dan
pemeriksaan pada tempat yang tepat untuk perawatan.
e. Kepuasan pasien tercapai
1) Perawat triase harus melaksanakan prinsip diatas untuk mencapai
kepuasan pasien.
2) Perawat triase menghindari penundaan perawatan yang mungkin akan
membahayakan kesehatan pasien atau pasien yang sedang kritis.
3) Perawat triase menyampaikan support kepada pasien, keluarga pasien,
atau teman (Department Emergency Hospital Singapore, 2009)
3. Tipe Triage
Ada beberapa tipe triage
a. Daily triage
Daily triage adalah triage yang selalu dilakukan sebagai dasar pada
system kegawat daruratan. Triage yang terdapat pada setiap rumah bsakit
berbeda-beda, tapi secara umum ditujukan untuk mengenal,
mengelompokan pasien menurut yang memiliki tingkat keakutan dengan
tujuan untuk memberikan evaluasi dini dan perawatan yang tepat.
Perawatan yang paling intensif dberikan pada pasien dengan sakit yang
serius meskipun bila pasien itu berprognosis buruk.
b. Mass Casualty incident
Merupakan triage yang terdapat ketika sestem kegawatdaruratan di
suatu tempat bencana menangani banyak pasien tapi belum mencapai
tingat ke kelebihan kapasitas. Perawatan yang lebih intensif diberikan
pada korban bencana yang kritis. Kasus minimal bisa di tunda terlebih
dahulu.
c. Disaster Triage
Ada ketika sistem emergensi lokal tidak dapat memberikan perawatan
intensif sesegera mungkin ketika korban bencana sangat membutuhkan.
Filosofi perawatan berubah dari memberikan perawatan intensif pada
korban yang sakit menjadi memberikan perawatan terbaik untuk jumlah
yang terbesar. Fokusnya pada identifikasi korban yang terluka yang
memiliki kesempatan untuk bertahan hidup lebih besar dengan intervensi
medis yang cepat. Pada disaster triage dilakukan identifikasi korban yang
mengalami luka ringan dan ditunda terlebih dahulun tanpa muncul resko
dan yang mengalami luka berat dan tidak dapat bertahan. Prioritasnya
ditekankan pada transportasi korban dan perawatan berdasarkan level
luka.
d. Military Triage
Sama dengan tiage lainnya tapi berorientasi pada tujuan misi
disbanding dengan aturan medis biasanya. Prinsip triage ini tetap
mengutamakan pendekatan yang paling baik karena jika gagal untuk
mencapai tujuan misi akan mengakibatkan efek buruk pada kesehatan dan
kesejahteraan populasi yang lebih besar.
e. Special Condition triage
Digunakan ketika terdapat faktor lain pada populasi atau korban.
Contohnya kejadian yang berhubungan dengan senjara pemusnah masal
dengan radiasi, kontaminasi biologis dan kimia. Dekontaminasi dan
perlengkapan pelindung sangat dibutuhkan oleh tenaga medis. (Oman,
Kathleen S., 2008;2)
4. Klasifikasi dan Penentuan Prioritas Pasien
Ada banyak klasifikasi triage yang digunakan, adapun beberapa klasifikasi
umum yang dipakai :

a. Three Categories Triage System


Ini merupakan bentuk asli dari system triase, pasien dikelompokkan
menjadi prioritas pertama, prioritas kedua, dan prioritas rendah. Tipe
klasifikasi ini sangat umum dan biasanya terjadi kurangnya spesifitas dan
subjektifitas dalam pengelompokan dalam setiap grup.

b. Four Categories Triage System


Terdiri dari :

1) Prioritas paling utama (sesegera mungkin, kelas 1, parah dan


harus sesegera mungkin)

2) Prioritas tinggi (yang kedua, kelas 2, sedang dan segera)

3) Prioritas rendah (dapat ditunda, kelas 3, ringan dan tidak harus


segera dilakukan)
4) Prioritas menurun (kemungkinan mati dan kelas 4 atau kelas 0)

c. Start Method (Simple Triage And Rapid Treatment)


Pada triase ini tidak dibutuhkan dokter dan perawat, tapi hanya
dibutuhkan seseorang dengan pelatihan medis yang minimal. Pengkajian
dilakukan kdengan sangat cepat selama 60 detik pada bagian berikut :

1) Ventilasi / pernapasan
2) Perfusi dan nadi (untuk memeriksa adanya denyut nadi)
3) Status neurology
Tujuannya hanya untuk memperbaiki masalah-masalah yang
mengancam nyawa seperti obstruksi jalan napas, perdarahan yang massif
yang harus diselesaikan secepatnya. Pasien diklasifikasikan sebagai

1)
berikut :
The Walking Wounded
Penolong ditempat kejadian memberikan instruksi verbal pada
korban, untuk berpindah. Kemudian penolong yang lain melakukan
pengkajian dan mengirim korban ke rumah sakit untuk mendapat

2) penanganan lebih lanjut.


Critical/ Immediate
Dideskripsikan sebagai pasien dengan luka yang serius, dengan
keadaan kritis yang membutuhkan transportasi ke rumahsakit
secepatnya, dengan criteria pengkajian :
a) Respirasi >30x/menit
b) Tidak ada denyut nadi
c)
3) Tidak sadar/kesadaran menurun
Delayed
Digunakan untuk mendeskripsikan pasien yang tidak bisa yang
tidak mempunyai keadaan yang mengancam jiwa dan yang bisa
menunggu untuk beberapa saat untuk mendapatkan perawatan dan
transportasi, dengan kriteria :
a)
b) Respirasi <30x/menit
Ada denyut nadi

4)c) Sadar/ respon kesadaran normal


Dead
Digunakan ketika pasien benar-benar sudah mati atau
mengalami luka dan mematikan seperti luka tembak di kepala
(Departement Emergency Hospital Singapore, 2009).

Sistem klasifikasi pasien yang digunakan, diantaranya :


1) Traffic director
Dalam sistem ini, perawat hanya mengidentifikasi keluhan
utama dan memilih antara status “mendesak” atau “tidak mendesak”.
Berdasarkan klasifikasi ini pasien dikirim ke ruang tunggu atau area
perawatan akut. Tidak ada tes diagnostik permulaan yang dilakukan
sampai tiba waktu pemeriksaan.
2) Spot check
Pada model ini, perawat mendapatkan keluhan utama bersama
dengan data subjektif dan objektif yang terbatas, dan pasien
dikategorikan ke dalam salah satu dari tiga prioritas pengobatan
berikut ini : “gawat darurat,” “mendesak,” atau “ditunda”. Dapat
dilakukan beberapa tes diagnostic pendahuluan, dan pasien
ditempatkan di area perawatan tertentu atau di ruang tunggu. Tidak
ada evaluasi ulang yang direncanakan sampai dilakukan pengobatan.
3) Comprehensive
Sistem comprehensive adalah sistem yang paling maju dengan
melibatkan dokter dan perawat dalam menjalankan peran triase. Data
dasar yang diperoleh meliputi pendidikan dan kebutuhan pelayanan
kesehatan primer, keluhan utama, serta informasi subjektif dan ojektif.
Tes diagnostic pendahuluan dilakukan dan pasien ditempatkan di
ruang perawatan akut atau ruang tunggu. Jika pasien ditempatkan di
ruang tunggu, pasien harus dikaji ulang setiap 15 sampai 60 menit
(Rea, 1987).
5. Proses Triage
Proses triage dimulai ketika pasien masuk ke pintu UGD. Perawat
triage harus mulai memperkenalkan diri, kemudian menanyakan riwayat
singkat dan melakukan pengkajian. Misalnya, melihat sekilas kearah pasien
yang berada dibrakar sebelum mengarahkan keruang perawatan yang tepat.
Pengumpulan data subjektif dan objektif harus dilakukan dengan sangat
cepat-tidak lebih 5 menit, karena pengkajian ini tidak termasuk pengakajian
perawat utama.
Perawat triage bertanggung jawab untuk menempatkan pasien di area
pengobatan yang tepat ; misalnya, bagi trauma dengan peralatan khusus,
bagian jantung dengan monitor jantung dan tekanan darah, atau area
pengobatan cepat atau keluhan minor, seperti sakit tenggorok tanpa demam,
sakit gigi, atau terkilir. Tanpa memikirkan di mana pasien pertama kali
ditempatkan setelah triage, setiap pasien tersebut harus dikaji ulang oleh
perawat utama sedikitnya setiap 60 menit. Untuk pasien untuk pasien yang
dikatagorikan sebagai pasien yang “mendesak” atau “gawat darurat”
pengkajian ulang dilakukan setiap 15 menit atau lebih bila perlu. Setiap
pengkajian ulang harus didokumentasikan dalam rekam medis. Informasi
baru tentang kondisi pasien dapat mengubah kategorisasi ketakuatan dan
lokasi pasien di area pengobatan mirror ketempat tidur bermonitor ketika
pasien tampak mual atau mengalami sesak nafas, sinkop atau diaphoresis.
(Iyer, 2004)
Saat pasien masuk ke UGD, perawat harus mengidentifikasi 3 aspek
penting yaitu, airway (jalan nafas), Breating (pola nafas) dan Circulation
(sirkulasi). Untuk mencapai tujuan itu, perawat harus menyelesaikan dengan
cepat dan tepat dengan waktu tidak lebih dari 5 menit.

B. Skema Triage

Ukur Tanda Vital dan Tingkat Kesadaran

GCS<14 atau Tek. Darah Sistolik<90 atau


RR<10 atau >29 atau RTS<11 atau 
PTS<9

YA. Panggil tim trauma TIDAK. Nilai anatomi cedera

Flail chest Paralisis ekstremitas


Fraktur 1/lebih fraktur tulang Fraktur pelvis
Panjang Kombinasi trauma-luka bakar
Amputasi proks. Wrist/ankle Luka bakar luas
Cedera Tembus kepala, leher, toraks
abdomen, proksimal lutut/siku
Fr. Tengkorak, terbuka dan impresi

YA. Panggil tim trauma TIDAK. Nilai mekanisme cedera


dan bukti benturan keras

 Terlempar dari mobil  Waktu ekstrikasi >20 menit


 Meninggal di mobil yang sama  Jatuh > 6 m
 Pejalan kaki terlempar/terlindas  Mobil terbalik
 Mobil kecepatan tinggi  Pejalan kaki X Mobil kecepatan
 Kecepatan >64 km/jam > 8 km/jam
 Mobil penyok >50 cm  KLL motor kecepatan
> 32 km/jam
 Instruksi dalam kabin > 30 cm atau moto-pengendara
terpisah

TIDAK

YA. Panggil tim trauma atau rujuk


ke pusat trauma
Umur < 5 atau > 55 tahun Penyakit jantung-paru
Hamil IDDM, Sirosis
Imunosupresi morbid obesity, koagulopati

YA. Panggil tim trauma rujuk ke pusat TIDAK, Re evaluasi bersama


trauma control medik

Ket : gambar skema triage lapangan

Ket : gambar skema triage rumah sakit


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kata triage berasal dari bahasa Perancis “trier” yang artinya
mengelompokkan/ mengklasifikasikan. Penggunaan awal kata “trier” mengacu
pada penapisan screening di medan perang.
Perang Dunia I dan II membawa kemajuan pendekatan dan perawatan pada
pasien dengan luka akut. Selama Perang Dunia I, pasien dipisahkan berdasarkan
dari asal kedatangannya. Sedangkan pada Perang Dunia II pasien dipisahkan
berdasarkan tingkat keparahan lukanya.
Triage merupakan kunci utama dari managemen medis penanganan disaster.
Dengan pelaksanaan triage yang akurat akan membantu menyelamatkan banyak
korban bencana maupun korban perang secara maksimal. Triage juga berarti
suatu sistem pemisahan pasien atau mengkategorikan pasien berdasarkan
kegawatannya yang memerlukan tindakan segera.

B. Saran
Semoga dengan adanya penjelasan seperti ini bisa membuat perawat ataupun tim
medis lebih benar dan terstruktur dalam bekerja dalam situasi apapun dan dapat
memberikan contoh terhadap masiarakat agar proses gawat darurat atau bencana alam
terjadi tim kesehatan maupun masiarakat bisa saling membantu untuk proses
penanggulangan bencana terutama korban akibat bencana.
DAFTAR PUSTAKA

Iyer, P. 2004. Dokumentasi Keperawatan : Suatu Pendekatan Proses


Keperawatan, Jakarta : EGC

Oman, K 2008. Panduan Belajar Keperawatan Gawat Darurat : Jakarta :


EGC Aninomous,1999. Triage officers course.

Singapore : departement of emergency medicine singapore general hospital

Wikipedia, the free encyclopedia, 2009, triage, (Online),

(http://en.wikipedia. org/wiki/triage, Diakses pada tgl 21 Maret


2010).

Anda mungkin juga menyukai