1 PB
1 PB
DAFTAR ISI
IMPLIKATUR PERCAKAPAN PADA ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB EPISODE 137 - 142
“SETELAH AHOK MINTA MAAF”
Abdul Ghoni Asror, Syahrul Udin
STUDI KOMPARATIF STRUKTUR CERITA DALAM CERITA RAKYAT SAMPURAGA 159 - 168
(MANDAILING, SUMUT) DENGAN BUKIT SAMPURAGA VERSI DAYAK TOMUN
(KALIMANTAN TENGAH)
Erlinda Nofasari
TINDAK VERBAL DAN NONVERBAL GURU DALAM MEMBERIKAN PENGUATAN 169 - 180
(Studi Kasus pada Wacana Akademik Guru di TK Negeri se-Kabupaten Gianyar)
I Putu Gede Sutrisna, I Putu Agus Endra Susanta
http://ejournal.upi.edu/index.php/RBSPs/index i
RIKSA BAHASA p-ISSN 2460-9978
Volume 4, No. 2, November 2018 e-ISSN 2623-0909
................................................................................................................................................................................
KURIKULUM BAHASA INDONESIA DI ERA GLOBAL: ANTARA HARAPAN DAN 221 - 228
KENYATAAN
Rizki Akbar Mustopa, Andoyo Sastromiharjo, Yeti Mulyati,
Vismaia S. Damaianti
PERBEDAAN DAN PERSAMAAN BUDAYA DALAM FILM INDONESIA DAN FILM 235 - 246
BARAT (Kajian Bandingan Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck dan Titanic)
Saidiman
PANDANGAN DUNIA PENGARANG DALAM NOVEL TARIAN BUMI DAN CERPEN 261 - 274
SAGRA KARYA OKA RUSMINI (TINJAUAN STRUKTURAL GENETIK)
Syihaabul Hudaa
Saidiman
Universitas Pendidikan Indonesia
saidimanneangka@gmail.com
ABSTRAK
Perbedaan dan Persamaan Budaya dalam Film Indonesia dan Film Barat "Kajian
Bandingan Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck dan Titanic". Rumusan masalah
dalam penulisan ini adalah bagaimanakah perbedaan dan persamaan budaya
dalam film Indonesia Tenggelamnya Kapal Vander Wijck dan film Barat Titanic?
Tujuannya adalah untuk mendeskripsikan perbedaan dan persamaan budaya
Indonesia dalam film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck dan film Barat Titanic.
Sumber data adalah film Indonesia Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck dan film
Barat Titanic. Metode yang digunakaln adalah metode kualitatif dengan pendekat-
an struktural. Tujuan analisis struktural adalah untuk membongkar, memaparkan se-
cermat mungkin keterkaitan dan keterjalinan dari berbagai aspek yang secara
bersama-sama membentuk makna (Teew, 1984), kemudian makna dalam unsur-
unsur karya sastra hanya dapat dipahami dan dinilai sepenuhnya atas dasar pema-
haman tempat dan fungsi dalam keseluruhan karya sastra (Pradopo, 1995). Teori
yang digunakan adalah teori struktural, kajian bandingan, sastra, film. Hasil kajian
menunjukkan bahwa dalam film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck dan Titanic
memiliki persamaan dan perbedaan budaya. Persamaannya adalah memiliki tema
yang sama yaitu kasih tak sampai, dimana Zaenudi tidak jadi menikah dengan
Hayati akibat dari pertentangan budaya yang akhirnya Hayati meninggal dunia.
Begitupun juga denga Jack yang tidak jadi menikah denga Rose akibat dari per-
bedaan status sosial yang pada akhirnya Jack meninggal dunia karena tidak bisa
menyelamatkan diri dari kapal Titanic yang tenggelam. Persamaan budaya lainnya
adalah tergambar pada tokoh Azis yang hidupnya berfoya-foya dan suka minum
alkohol, hal ini sama dengan tokoh Cal yang juga suka main kasino dan berfoya-
foya. Alur dalam Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck dan Titanic menggunakan
alur maju mundur, karena menceritakan hal-hal yang sudah lampau atau masa lalu
dan kembali lagi membahas hal yang nyata atau kembali ke cerita baru dan
berlanjut. Perbedaan budaya dapat dilihat dari setting/latar: latar dalam film
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck berlatar di daerah Makasar., Minagkabau dan
Surabaya. Sedangkan film Titanic hanya di kapal Titanic saja. Bahasa dalam film
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa
daerah, sedangkan film Titanic hanya satu bahasa yaitu bahasa Inggris.
Kata Kunci: sastra bandingan, karya sastra, kajian bandingan, kajian struktural.
http://ejournal.upi.edu/index.php/RBSPs/index 235
RIKSA BAHASA p-ISSN 2460-9978
Volume 4, No. 2, November 2018 e-ISSN 2623-0909
................................................................................................................................................................................
ABSTRACT
Cultural Differences and Similarities in Indonesian Films and Western Films
"Comparative Study of the Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck and Titanic".
The formulation of the problem in this paper is how are the differences and cultural
similarities in the film Indonesia Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck and the
Western film Titanic? He aim is to describe the differences and similarities of
Indonesian culture in the film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck and the Western
film Titanic. The source of the data is the Indonesian film Tenggelamnya Kapal Van
Der Wijck and the Western film Titanic. The method used is a qualitative method
with a structural approach. The purpose of structural analysis is to dismantle,
describe as closely as possible the interrelationships and intertwining of various
aspects which together form meaning (Teew, 1984), then the meaning in the
elements of literary works can only be understood and judged entirely on the basis
of understanding place and function in overall literary work (Pradopo, 1995). The
theory used is structural theory, comparative study, literature, film. The results of
the study showed that in the film Indonesian Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
and the Western film Titanic had cultural similarities and differences. The similarity
is to have the same theme of unending love, where Zaenudi did not get married to
Hayati due to the cultural conflict that finally died. Likewise also with Jack who did
not become married to Rose due to differences in social status which in the end
Jack died because he could not save himself from the sinking Titanic. Other
cultural equations are illustrated in the figure of Azis whose life is frenzied and likes
to drink alcohol, this is the same as the figure of Cal who also likes to play casinos
and spree. Grooves in Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck and Titanic ships
use back and forth grooves, because they tell things that have been past or past
and return to discussing the real thing or returning to new and continuing stories.
Cultural differences can be seen from the setting / setting: the setting in the film
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Ship set in the areas of Makassar, Minagkabau
and Surabaya. While the Titanic film was only on the Titanic. The language in the
film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck uses Indonesian and regional languages,
while the film Titanic is only one language, namely English.
http://ejournal.upi.edu/index.php/RBSPs/index 237
RIKSA BAHASA p-ISSN 2460-9978
Volume 4, No. 2, November 2018 e-ISSN 2623-0909
................................................................................................................................................................................
http://ejournal.upi.edu/index.php/RBSPs/index 239
RIKSA BAHASA p-ISSN 2460-9978
Volume 4, No. 2, November 2018 e-ISSN 2623-0909
................................................................................................................................................................................
sebut-sebut kapal pesiar yang mewah pulang ke rumah dan hayati tidak Stand By
buatan Feyenoord. Saat itu pula lah, ada menyambut kepulangannya, Azis jadi
orang dari bagian penerbit yang suka sering bertindak dan berbicara kasar
dengan kisah hikayat yang dikarang oleh dengan Hayati. Di sinilah sosok Azis yang
Zainuddin dan layak diterbitkan di koran sebenarnya mulai diperkenalkan. Watak
sebagai cerita bersambung. Nasib baik pun kesombongan & kekasarannya mulai
berpihak pada si anak rantau dan sahabat- menguat. Hal ini ditandai oleh seringnya
nya ini, ia ditawari untuk menjadi seorang ia berbicara kepada Hayati,"Dasar Kam-
penulis yang kemudian diberi fasilitas pungan!", "Kamu cuma seorang gadis
mesin tik, kertas dan ruang. Bang Muluk kampung!". Puncaknya, Azis marah besar
menjadi sahabat setia yang mengurusi se- karena Hayati sering baca buku "Teroesir"
gala hal yang berkaitan dengan Zainuddin. meski keduanya belum tahu bahwa buku
Lambat laun, tulisannya di koran tersebut karangan Zainuddin.
ternyata mempengaruhi banyak orang, Tentu hal tersebut sering membuat
hingga cerita hikayatnya dibuat menjadi sedih di hati Hayati. Sangat sedih dan lang-
sebuah buku yang berjudul Teroesir. sung diutarakan kepada Azis. Meski dalam
Cerita hikayat tersebut sontak digan- beberapa scene, perecokan rumah tangga
drungi dan membuat galau khalayak luas. mereka sering terjadi setelah itu. Singkat
Di Batavia, akhirnya terjadi mobilitas cerita, Azis mengajak Hayati untuk pindah
sosial pada diri Zainuddin. Kini, ia menjadi ke Soerabaja karena kabarnya ada kenaik-
penulis terkenal. Bukunya laku keras, habis an pangkat jabatan Azis dan disuruh
terjual. Dibukunya menggunakan nama mengurus kantor pula di Soerabaj. Be-
samaran Tuan Zhabir. Sekarang ia mulai rangkat lah mereka dan setiba di sana, ada
membenahi tampilannya (tentu atas undangan menonton pertunjukan Opera
dorongan dan arahan Bang Muluk) dan bisa "Teroesir". Pada momen ini, setelah se-
membeli mobil. Dua tahun kemudian, kian lama tak bertemu, mereka bertiga
nasib baik untuk kedua kalinya datang (Azis-Hayati dan Zainuddin) akhirnya
menghampiri si anak rantau yang alim dan saling bertemu kembali. Dengan nasib
baik hatinya itu. Ia ditawari untuk meng- yang berbeda.
urus kantor penerbitan yang terbengkalai Yang membuat terpingkal adalah
di Surabaya. Maka, kesempatan itu tidak ketika dialog Zainuddin menyapa mereka,
ditolak oleh Zainuddin dan Bang Muluk. khususnya Hayati,"Halo Zainuddin,
Pada tahun 1932, Zainuddin mengelola sahabatku, lama kita tak jumpa dan Halo
kantor penerbitan "Poestaka Rakjat" di pula "Orang Kayo ni"(bernada menyindir),
Surabaya. Di Surabaya, Zainuddin membeli Hayati". Hayati hanya bisa tertunduk malu,
rumah yang mungkin lebih tepat dikatakan merasa tidak enak akan semua yang terjadi
sebagai Istana, karena memang berbentuk di antara mereka. Momen tersebut ter-
seperti istana. nyata digunakan oleh Azis untuk men-
Bagaimana dengan kehidupan Hayati- dekati Zainuddin untuk meminjam uang
Azis di Padang Panjang? Suram. Kehidupan untuk membayar semua hutang-hutang
mereka kian tak ada kebahagiaan. Hayati judi selama ini. Hal ini kemudian menguak
yang mula menjalani hidup mewah meski satu hal, bahwa kondisi keuangan rumah
kesepian karena sering ditinggal oleh Azis tangga Azis-Hayati sedang kacau balau.
ke Padang. Padahal, yang dilakukan oleh Ditunjukkan oleh scene ada sekelompok
Azis hanyalah main perempuan dan berjudi penagih hutang berlogat Jawa datang dan
tanpa sepengetahuan Hayati. Setiap kali menyita habis barang di rumah mereka.
http://ejournal.upi.edu/index.php/RBSPs/index 241
RIKSA BAHASA p-ISSN 2460-9978
Volume 4, No. 2, November 2018 e-ISSN 2623-0909
................................................................................................................................................................................
setelah semua ini terjadi?. Pada saat ini hatinya selama ini kepada Zainuddin.
lah scene dimana Zainuddin meluapkan Hidupnya dicurahkan, mati pun ingin
segala curahan emosinya di depan Hayati. bersama Zainuddin.
Ada kalimat menarik yang diutarakan oleh Namun, takdir berkata lain. Firasat
Zainuddin kepada Hayati meski saya buruk Hayati terjadi. Kapal mengalami
sedikit lupa akuratnya bagaimana tapi kendala di tengah-tengah perjalanan.
kurang lebih seperti ini, Kapal pun karam, korban berjatuhan ke
"Seperti itulah perempuan, lebih bisa laut. Begitupun Hayati, harapannya,
mengingat kekejaman yang diakibat- impiannya, cita-citanya, cintanya,
kan oleh orang lain kepadanya meski- kenangannya.. tenggelam bersama Kapal
pun sangat kecil, sedangkan kekejam- Van Der Wijck. Takdir akhir memberi
annya sendiri kepada orang lain tidak menit-menit terakhir, mempertemukan
pernah ia ingat!" kembali 'janji' kepada sang kekasih. Ia
selamat. Namun sekarat. Zainuddin dan
Curhatan akumulasi emosinya selama Bang Muluk yang mengetahui kabar itu,
ini sangat menguras emosi penonton, bergegas naik mobil seharian untuk
bahkan banyak penonton yang kemudian melihat keadaan Hayati.
kembali terisak tangis. Dialog yang di-
bangun sangat lugas oleh Zainuddin untuk
menyampaikan dan menyimpulkan,
"Sekarang, siapa yang sebenarnya kejam?
Bukan aku! Bukan!". Lantas, itu tandanya
Zainuddin telah menutup pintu hatinya
kepada Hayati secara terang-terangan.
Zainuddin pun menyarankan Hayati pulang
ke kampung halaman, ke Batipuh dengan Setibanya di rumah sakit, dokter tidak
menggunakan Kapal Van der Wijck. bisa menolong banyak kepada Hayati
Hayati yang secara kilas peristiwa karena peralatan yang tidak memadai.
memang bersalah, tak bisa berbuat banyak Adegan Scene terakhir ini akan membuat
untuk meyakinkan hati Zainuddin bahwa klimaks film ini menjadi kembali sangat
hatinya masih mencintai Zainuddin, tidak menguras emosi. Di ambang kematian-
pernah berubah, gagal. Sia-sia. Lantas, ke- nya, Hayati lega, senang bisa bertemu
esokan harinya dengan diantar oleh Bang untuk terakhir kalinya dengan Zainuddin.
Muluk ke pelabuhan, tibalah mereka di Orang yang sangat dicintainya, hidup dan
samping kapal yang megah itu, Kapal Van matinya pun ingin terus bersamanya.
Der Wijck. Namun, entah kenapa Hayati Hayati minta dibacakan dua kalimat sya-
memiliki firasat buruk, ia berucap ke Bang hadat oleh Zainuddin. Sambil menangis,
Muluk,"Bang, apa gerangan ini, serasa kaki Zainuddin menuruti permintaan Hayati.
tak mau menaiki kapal yang karamnya Dituntunnya berkali-kali Hayati untuk
seperti akan tenggelam. Serasa kaki ini membaca dua kalimat syahadat. Hingga
diam, lebih nyaman menapak di pijak pada akhirnya, Hayati menutup mata
bumi". Namun, pada akhirnya tak ada pilih- untuk selamanya.
an lain, naik lah ia ke kapal. Sebelum benar- Di akhir cerita, Scene diganti menjadi
benar pergi, Hayati memberikan secarik kepedihan yang mendalam dengan mem-
kertas kepada Bang Muluk yang isinya ke- bacakan ayat suci Al-Quran di kuburan
sungguhan , keteguhan dan konsistensi Hayati pada beberapa waktu. Menuju
http://ejournal.upi.edu/index.php/RBSPs/index 243
RIKSA BAHASA p-ISSN 2460-9978
Volume 4, No. 2, November 2018 e-ISSN 2623-0909
................................................................................................................................................................................
akhir film, Zainuddin kemudian terlihat bagai Jack dan Kate Winslet sebagai Rose.
sangat sibuk mengetik di mesin tik, me- Film ini diproduseri oleh seseorang
nulis seharian, lembar per lembar. Hingga yang sangat profesional, tidak hanya men-
menjadi satu naskah tulisan. Selain itu, jadi Sutradara yang profesional, James
kabar baiknya, Bang Muluk yang tadinya Cameron juga merupakan petualang.
bermental preman pasar, sekarang sudah Pembuatan film Titanic ini menghabiskan
menjadi lelaki sejati dengan melamar dana yang melebihi pembuatan kapal Ti-
seorang wanita bernama… Lupa sih, kalo tanic yang asli. Hal ini dikarena pem-
ga salah sih Ida deh. Dan kembali menya- buatan kapal yang memang dibuat semirip
takan bahwa mereka adalah sahabat mungkin dengan kapal Titanic yang asli.
sejati, sampai mati. Oh iya, Rumah 'istana' Awal film ini dimulai dengan per-
di Soerabaja itu dijadikan Panti Yatim temuan Jack dan Rose di sebuah kapal
Piatu bernama "Panti Yatim Piatu Hayati". bernama Titanic. Singkat cerita, mereka
Scene yang mengakhiri film ini adalah saling mencintai. Namun, kisah cinta
dialog Bang Muluk menyuruh Zainuddin mereka tidak berjalan mulus. Rose dan
menyudahi kesedihan dan menerima Jack adalah dua orang yang memiliki sta-
kenyataan bahwa Hayati sudah meninggal. tus sosial yang berbeda. Rose adalah
Namun, ternyata kata-kata Zainuddin golongan bangsawan sedangkan Jack
membuat Bang Muluk tercengang, hanya rakyat biasa. Ditambah lagi, ibu
"Tidak. Hayati tidak mati. Ia tetap rose tidak menyetujui mereka karena
hidup… Hidup dalam buku ini, buku Rose telah dijodohkan oleh pengusaha
baruku… "Tenggelamnya Kapal Van kaya bernama Cal.
Der Wijck". Akan tetapi, Rose tetap memilih Jack
meskipun pada awalnya, ia ingin menu-
Hasil Analisis dari film Titanic ruti permintaan ibunya untuk menjauhi
Jack dan bersama dengan Cal. Namun
Rose tidak bisa melakukan itu. Hingga
suatu malam, kapal Titanic melaju dengan
kecepatan penuh. Awak kapal tidak me-
lihat bahwa ada gunung es di depan jalur
yang dilalui Titanic. Kapal pun tak bisa di-
hentikan ataupun dibelokkan karena ter-
lalu mendadak.
Akhirnya kapal yang dijuluki "Unsink- sedangkan film Titanic hanya satu
able Ship" ini mengalami kebocoran bahasa yaitu bahasa Inggris.
parah,yang menyebabkan kapal ini mema-
tahkan julukannya itu. Rose dan Jack tidak SIMPULAN
naik ke sekoci. Padahal, Rose memiliki ke- Berdasarkan hasil kajian antara per-
sempatan itu. Tetapi ia tetap memilih be- bedaan budaya film Indonesia dan film
rsama Jack. Saat kapal Titanic benar-benar Barat bahwa kedua film tersebut jelas me-
tenggelam,mereka berdua berenang nunjukkan identitas masing-masing
mencari pertolongan. Hanya ada satu meskipun sebagian budaya Indonesia
papan kayu yang mampu dinaiki oleh satu dalam Film Tenggelamnya Kapal Van Der
orang. Jack mengangkat Rose untuk naik Wijck dipengaruhi oleh budaya barat,
ke atas papan. Sedangkan Jack hanya ber- akan tetapi faktor lokal sangat kental se-
pegangan tangan Rose sambil menahan bagai jati diri bangsa Indonesia yang kaya
dinginnya air laut yang menusuk-nusuk akan budaya.
badannya. Akibat dari itu sehingga Jack Secara umum kebudayaan Indonesia
tidak bisa diselamatkan dan akhirnya adalah bagian dari tradisi dan adat yang
meninggal. melekat dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga kebudayaan tersebut menjadi
Persamaan acuan dalam berperilaku sedangkan ke-
• Tema: Dalam Film Tenggelamnya budayaan barat (Western Culture) adalah
Kapal Van Der Wijck karya Hamka ini himpunan sastra, sains, politik, serta
tentang kasih tak sampai. Sangat prinsip-prinsip artistik dan filosofi yang
kental dengan budaya Minang yang membedakannya dari peradaban lain.
sangat patuh akan peraturan adat. Rangkaian tradisi dan pengetahuan ter-
Sedangkan film Titanic juga bertema sebut umumnya telah dikumpulkan
kasih tak sampai antara Jack dan Rose. dalam konon barat. Istilah ini juga telah
• Alur: Dalam Film Tenggelamnya Kapal dihubungkan dengan negara-negara di
Van Der Wijck karya Hamka meng- benua Amerika dan Australia, orang Eropa
gunakan alur maju mundur, karena dianggap sebagai penyumbang unsur asli
menceritakan hal-hal yang sudah kebudayaan barat.
lampau atau masa lalu dan kembali Pembinaan kebudayaan ini kesadar-
lagi membahas hal yang nyata atau annya dengan cara memahami ilmu penge-
kembali ke cerita baru dan berlanjut. tahuan dan filsafat. Merea melakukan
• Tokoh: Zaenuddin, Hayati, Aziz, Jake, berbagai macam cara diskusi dan debat
Rose, Cal untuk menemukan atau menentukan
makna seperti apa yang sebenarnya murni
Perbedaan /asli dari kesadaran. Mereka banyak belajar
• Setting/Latar: Latar dalam Film Teng- dan juga mengajar yang awalnya datang
gelamnya Kapal Van Der Wijck karya dari proses diskusi dan perdebatan yang
Hamka berlatar di daerah Makasar., mereka lakukan. Melalui proses belajar
Minangkabau dan Surabaya. Sedang- dan mengajar, para ahli kebudayaan barat
kan film Titanic hanya di kapal Titanic dituntut untuk pandai dalam berceramah
saja. dan berdiskusi. Hal tersebut dilakukan ber-
• Bahasa: dalam film tenggelamnya tujuan agar budaya mereka menjadi
kapal Van Der Wijk menggunakan budaya yang dapat diikuti oleh negara-
bahasa Indonesia dan bahasa daerah, negara lain.
http://ejournal.upi.edu/index.php/RBSPs/index 245
RIKSA BAHASA p-ISSN 2460-9978
Volume 4, No. 2, November 2018 e-ISSN 2623-0909
................................................................................................................................................................................