Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN OBSERVASI UKM “WIWIT COLLECTION”

DISUSUN OLEH:
NURYANTO PURNAMA (17080324022)
ANISSAH BALQIS ANGGRAINI (17080324046)
RONA ROFI’A FITROTIN (17080324052)
YOLA BERLIANA BHASWARA (17080324062)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA NIAGA
2019
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Selama ini eceng gondok dianggap sebagai tanaman yang banyak memberikan
kerugian dikarenakan eceng gondok mempunyai kecepatan berkembang biak vegetatif
yang sangat cepat dan tidak terkendali, terutama di daerah tropis dan subtropis, sehingga
banyak perairan, khususnya perairan air tawar menjadi tertutup oleh eceng gondok. Eceng
gondok merupakan tumbuhan pengganggu (gulma) perairan. Tanaman ini berasal dari
Brazilia dan pertama kali didatangkan ke Indonesia lewat Kebun Raya Bogor pada tahun
1894. Awalnya tanaman ini digunakan sebagai tanaman hias di kolam. Namun akibat
pertumbuhannya yang sangat cepat, mebuat jumlah eceng gondok menjadi semakin
banyak dan tidak terkendali. Hal itulah yang menyebabkan eceng gondok dianggap
menjadi tanaman pengganggu. Salah satu lokasi tempat pertumbuhan eceng gondok yang
sangat berlimpah yakni di daerah Kebraon, Karang Pilang, Surabaya.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi keberadaan eceng gondok di
Kebraon yakni dengan memanfaatkan eceng gondok tersebut sebagai bahan baku
kerajinan tangan yang sangat menguntungkan. Melalui usahanya yang diberi nama
“Wiwit Collection”, beliau memanfaatkan eceng gondok menjadi berbagai produk
kerajinan tangan yang unik dan bagus meliputi tas, sandal, sepatu, keranjang, meja,
karpet, dan sebagainya. Oleh karena itu, dilakukan observasi di UKM Wiwit Collection
untuk mengetahui usaha kerajinan eceng gondok tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana profil UKM Wiwit Collection?
2. Bagaimana penjabaran hasil observasi 10 Keputusan Manajemen Operasional?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui profil UKM Wiwit Collection
2. Untuk mengetahui penjabaran hasil observasi 10 Keputusan Manajemen Operasional
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Profil UKM
Wiwit Manfaati yang di kenal dengan panggilan Bu Wiwit adalah satu dari banyak
pengusaha enceng gondok. Pengusaha kecil menengah (UKM) yang sukses memberikan
added value pada tumbuhan berakar serabut tak bercabang itu. Beliau memberikan nama
Wiwit Collection pada seluruh koleksi barang jadinya. Wiwit Collection dirintis dari
tahun 2008. Tahun sebelumnya, Bu Wiwit adalah seorang ibu rumah tangga. Dan ketika
di lingkungannya diadakan pelatihan, beliau mengikuti pelatihan tersebut. Beliaupun
menekuni usaha kreasi enceng gondok. Dan kini, ribuan barang jadi telah dijual. Bahkan
telah melewati batas benua. Produknya cukup banyak. Seperti tas, sandal, kursi,
peralatan dapur, dan banyak inovasi barang dari enceng gondok yang beliau produksi. Bu
Wiwit dan suaminya Supardi memulai Bengkel Witrove yang terletak di Jalan Kebraon
Indah Permai C-46 Surabaya ini dengan tekad juga usaha yang gigih. Wiwit Collection
ini menjadi salah satu UKM idaman Pemkot Surabaya. Pemkot secara tidak langsung
mengenalkan produk Witrove pada mata dunia. Saat acara PrepCom 3 for Habitat III,
Pemkot Surabaya memesan 5.000 tas untuk dijadikan souvenir. Praktis, witrove begitu
terkenal di dunia, karena peserta UN Habitat datang dari berbagai negara. Supardi dan
Wiwit juga didapuk menjadi pelatih kerajinan tangan di Dinas Tenaga Kerja (Disnaker)
Surabaya, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Surabaya, Dinas
Koperasi Surabaya. Selain itu, beberapa Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) juga turut
mengakui kreativitas mereka.

2.1 Penjabaran hasil observasi 10 Keputusan Manajemen Operasional


1. Perencanaan Produk
Ide munculnya kerajinan ini berawal dari bu wiwit yang memiliki keinginan untuk
memanfaatkan tanaman gulma menjadi barang yang dapat dijual. Produk utama
adalah tas dan produk tambahan ada sandal, tudung saji, wadah buah, kursi, dll. Harga
Produk utama berkisar mulai Rp 100.000,00 – Rp 2.000.000,00 harga tergantung
dengan kerumitan sedangkan roduk tambahan ada yang dibandrol dengan harga mulai
Rp 10.000,00. Ciri khas kerajinan ini ialah terbuat dari eceng gondok dan memliki
motif yang sangat kreatif setiap produknya
Bahan baku produk UKM Wiwit Collection ialah eceng gondok. Bahan baku
utama dari “Wiwit Collection” sendiri adalah enceng gondok. Kenapa menggunakan
enceng gondok tidak bahan yang lain?. Karena enceng gondok murah, tempatnya
dekat, dan jika dibutuhkan berapun banyaknya pasti ada. Kriteria Enceng gondok
yang digunakan dalam proses pembuatan harus memiliki beberapa kriteria yakni
panjang enceng gondok minimal 30cm supaya dalam penganyaman tidak terlalu
rumit.
Untuk bahan penolong sendiri bervariasi karena “Wiwit Collection” tidak
hanya membuat satu produk tetapi membuat beraneka ragam produk mulai dari tas,
kursi, almari, tempat tissue, sandal, piring, tudung saji dan masih banyak lagi. Dari
sekian banyak produk yang dihasilkan tentunya bahan penolong yang digunakan juga
banyak. Diantaranya untuk pembuatan tas dll dibutuhkan bahan penolong berupa :

 Tali tas : untuk tali tas sendiri “Wiwit Collection” tidak menggunakan bahan kulit
asli melainkan menggunakan kulit sintetis yang memiliki kualitas premium di
pasaran. Alasan kenapa tidak menggunakan bahan kulit asli karena jika
menggunakan kulit asli maka akan memakan banyak biaya untuk bahan pembantu
atau bahan penolongnya saja dan harganya juga akan semakin melambung.
 Furing tas : furing tas yang digunakan juga harus memiliki kualitas yang baik,
kuat, tahan air dan tahan lama. Karena produk tas yang dihasilkan oleh “Wiwit
Collection” adalah tas yang tahan air dan memiliki daya tahan pakai yang lama.
Sehingga bahan – bahan baku utama dan penolong juga harus yang berkualitas
baik supaya untuk menghasilkan produk yang baik pula.
 Kain perca : kain perca digunakan untuk menambah estetik keindahan pada tas
yang dibuat. Tidak sembarang kain perca yang digunakan melaikan kain perca
yang memiliki motif yang sesuai dengan tema yang telah ditentukan dan juga
memiliki potongan kain yang bagus pula.
 Pernak pernik : banyak sekali variasi tas yang dihasilkan oleh “Wiwit Collection”
tentunya dengan pernak – pernik yang beragam dan memiliki kualitas yang bagus
akan menambah estetika keindahan pada produk tas yang dibuat
 Rajut : produk tas “Wiwit Collection” tidak hanya variasi dari kain perca dan juga
perna pernik saja, melainkan juga variasi dengan rajut dengan pola pola tertentu
yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam hal ini kualitas bahan rajut juga sangat
dipertimbangkan karena bahan yangbaik juag akan menghasilkan produk yang
baik pula.
 Pelepah pisang : pelepah pisang digunakan untuk bahan tambahan untuk beberapa
produk seperti tempat tisu dll. Pelepah pisang yang digunakan harus benar – benar
kering dan juga pipih.

Cara UKM untuk memodifikasi produk agar peminat tidak bosan dan banyak yang
tertarik dengan produk Wiwit Collection dengan memberikan motif rajutan yang
kreatif pada produknya sehinnga tidak berkesan itu-itu saja.
Perkembangan dalam segi jumlah yang daat dihasilkan tiap bulannya serta omzet
yang didapat. Wiwit Collection memliki banyak dukungan dari pemerintah dari segi
UKM yang termasuk unggulan kota Surabaya dll. UKM Wiwit Collection
memanfaatkan tanaman gulma atau eceng gondok yang jika dibiarkan juga dapat
merusak ekosistem sehingga pemerintah memiliki dukungan penuh dalam
perkembangan UKM tersebut
Mampu menciptakan lapangan kerja bagi pengangguran dan mengelola tanaman
yang dianggap sebagai gulma menjadi barang yang layak jual guna meningkatkan
perekonomian Indonesia

2. Proses Produksi
Alur proses produksi
- Proses Pengolahan Bahan Baku
Dalam proses pengolahan bahan baku ada beberapa tahap yang dilakukan agar
mendapatkan bahan baku yang kualitas bagus dan awet, yakni:

( KASIH GAMBAR TAS JADI )


Penjelasan :
a. Proses pembersihan eceng gondok Pada proses ini eceng gondok diambil
langsung dari sungai kebraon kemudian, untuk bagian daun serta akar
dipotong karena untuk menganyam yang diambil hanyalah bagian batang
eceng gondok saja.
b. Proses penjemuran Untuk menghilangkan kadar air dalam batang eceng
gondok diperlukannya tahap penjemuran menggunakan sinar matahari
langsung
c. Proses Pengasapan Pada proses inilah wiwit collection memiliki nilai lebih
dari pada pegerajin anyaman lainnya. Proses pengasapan ini memiliki tujuan
untuk mengeringkan batang eceng gondok serta untuk membunuh bakteri
selain itu untuk memunculkan warna asli dari eceng gondok yakni putih
bersih.
d. Proses penjemuran kedua Dalam proses ini tidak dibutuhkan waktu lama,
karena proses ini bertujuan hanya untuk menganginanginkan saja sehingga
bahan baku eceng gondok bisa kering secara sempurna.
e. Bahan baku eceng gondok siap anyam dirapikan terlebih dahulu dari bagian-
bagian yang tidak diperlukan saperti bagian ujung-ujung ada batang eceng
gondok kering tersebut dan dipilah-pilah sesuai dengan ukuran agar ketika
menganyam bisa terlihat seragam ukurannya.
f. Setelah proses pemotongan dan pemilahan, eceng gondok harus diberi
cipratan air supaya ketika saat proses menganyam eceng gondok tidak mudah
patah dan selain itu agar eceng gondok dapat lebih fleksibel untuk dianyam
menggunakan acuan kayu cetakkan. Dalam pembuatan produk anyaman
lembaran, peneliti menggunakan alat pemipih agar mendapatkan eceng
gondok yang tipis, dikarenakan dalam desain yang telah peneliti buat
mengharuskan beberapa desain menggunakan bahan baku eceng gondok
yang sudah terpipihkan dan tipis.
g. Beberapa eceng gondok yang sudah siap kemudian dianyam sesuai dengan
desain motif yang diinginkan. Berikut ini merupakan hasil anyaman yang
telah dianyam oleh peneliti dan pengerajin yang kemudian diproses menjadi
produk pengembangan. Proses selanjutnya adalah pembuatan produk sesuai
desain yang telah dibuat.
Lama waktu produksi
Untuk waktu produksi rata-rata yang dibutuhkan wiwit collection ialah :
Jenis produk Waktu produksi

Tas 7 hari
Sandal 5 hari
Tudung saji 5 hari
Kursi 10 hari
Dll Tergantung kerumitan produk

Teknologi yang digunakan


Dalam proses pembuatan kerajinan eceng gondok teknologi yang digunakan
ialah mesin pres untuk memipihkan eceng gondok agar mudah untuk dianyam,
selebihnya wiwit collection masih menggunakan sistem tradisional dalam
membuat kerajinan eceng gondoknya.
3. Kapasitas
Kapasitas kerajinan eceng gondok perbulannya rata-rata 300 produk dengan bahan
baku yang digunakan 2 ton eceng gondok. Akan tetapi hal ini pula tergantung dengan
pemesanan yang diterima. Wiwit Collection juga pernah mampu membuat 1000 pcs
tas dalam waktu sebulan karena merupakan pesanan dari wali kota Surabaya
Kenaikan jumlah produksi ini karena merupakan tuntutan yang harus diselesaikan
Wiwit Collection dalam satu bulan tergantung jumlah pesanan yang ia peroleh.
Dengan cara yang masih tradisional Wiwit Collection mampu mengahsilkan jumlah
produksi yang amat banyak dalam sebulan.
4. Lokasi

Letak kerajinan eceng gondok Wiwit Collection : Alamat: Jl. Kebraon Indah Permai
No.C-46, Kebraon, Kec. Karang Pilang, Kota SBY, Jawa Timur 60222. Lokasi tempat
produksi UKM tersebut terpisah dengan pemilik UKM, akan tetapi hanya beda gang
saja sehingga masih terbilang dekat. Akses ke tempat produksi terbilang mudah
karena terlatak di kota Surabaya yang jalan mudah untuk di akses siapapun. Letak
UKM Wiwit Collection belum pernah pindah sejak didirikan, pemilik merasa cukup
dengan lokasi usahanya karena mampu menampung semua kerajinan yang sudah
dibuat.
Sedangkan letak lokasi pembuatan per tahapan terletak terpisah yakni di rumah –
rumah warga yang menjadi karyawan “Wiwit Collection” terpisah dari satu sama lain.
5. Layout
Layout beriorentasi produk karena Layout ini disusun di sekeliling produk atau
keluarga produk yang sama yang memiliki volume tinggi dan variasi rendah. Produksi
yang berulang dan berkelanjutan. Asumsi yang digunakan adalah:
1. Volume yang ada mencukupi untuk pemanfaatan peralatan yang tinggi.
2. Permintaan produk stabil.
3. Produk distandarisasi atau mendekati fase siklus hidupnya.
4. Pasokan bahan baku dan komponen mencukupi dengan kualitas standar.

Keuntungan layout ini adalah:


1. Biaya variabel per unit rendah yang biasanya dikaitkan dengan produk
yangterstandardisasi dan bervolume tinggi.
2. Biaya penanganan bahan rendah.
3. Mengurangi persediaan barang setengah jadi.
4. Proses pelatihan dan pengawasan yang lebih mudah
5. Hasil output yang lebih cepat.
Kelemahan layout ini adalah
1. Butuh volume tinggi karena modalnya besar.
2. Jika ada penghentian pada satu bagian akan berakibat pada seluruh operasi.
3. Fleksibilitas yang ada kurang saat menangani beragam produk atau
tingkatproduksi berbeda.
6. Pemasok
“Wiwit Collection” memperoleh bahan baku utama dengan memanfaatkan enceng
gondok yang tumbuh liar di rawa dekat tempat tinggalnya. Karena pertumbuhan
enceng gondok yang sangat pesat dan jumlah populasinya tak terkendali sehingga
pemerintah kualahan untuk mengurangi jumlah gulma enceng gondok tersebut.
“Wiwit Collection” memanfaatkan keadaan tersebut, enceng gondok yang mulanya
menjadi permasalahan bagi pemerintah namun ditangan “Wiwit Collection” menjadi
bahan yang bernilai tinggi. Untuk pengiriman bahan baku enceng gondok sendiri
menggunakan truk pengangkut barang yang kemudian dikirimkan ke tempat produksi
pengeringan enceng gondok. Untuk system pemesanaanya sendiri tidak ada karena
enceng gondok tumbuh liar dan pemerintah juga berusaha keras untuk membasmi
enceng gondok tersebut.
Untuk bahan penolong sendiri “Wiwit Collection” sudah mempunyai langganan di
toko tertentu dalam pembelian bahan penolong sehingga mendapat harga dibawah
pasaran dan tidak menjadikan harga produk mahal.
Untuk informasi dari mana bisa mendapatkan bahan baku dan bahan penolong. Untuk
bahan baku “Wiwit Collection” mencari informasi di daerah mana saja yang ada rawa
dimana gulma enceng gondok tumbuh pesat dan populasinya pun juga banyak tak
terkendali. Untuk bahan penolongnya senidir “Wiwit Collection” mendapat informasi
dari relasi sesama ukm nya.
Jumlah pasokan bahan baku utama per bulan
Asal Pemasok Jumlah bahan baku
Surabaya (Rawa/ Sungai di Kebraon) 2 ton enceng gondok

Jumlah pasokan bahan penolong per bulan

Nama barang Asal pemasok Jumlah pembelian Harga


Tali tas Surabaya (PGS) 300 pcs Tidak disebutkan
Furring tas Surabaya (PGS) 300 pcs Tidak disebutkan
Kain perca Surabaya (PGS) 150 pcs Tidak disebutkan
Pernak – pernik Surabaya (PGS) 200 Tidak disebutkan
Rajut Surabaya (PGS) 150 Tidak disebutkan
Pelepah pisang Surabaya (Lidah Kulon) 500kg Tidak disebutkan

Jumlah pasokan bahan baku maupun bahan penolong perbulannya tidak menentu.
Tergatung pada volume pemesanan dan juga volume penjualan. Jika volume pemesan
membludak seperti waktu bu risma pesan 4000 tas dalam sebulan tentunya jumlah
pasokan juga akan semakin banyak.

7. SDM dan Pembagian kerja


“Wiwit Collection” mempunyai tenaga kerja lebih dari 100 orang. Karena disini
sistem kerjanya adalah dengan per tahapan. Ada 8 tahapan dalam pembuatan produk
yakni :
 Pencarian enceng gondok di rawa atau waduk
 Pengeringan enceng gondok
 Pemberian pola
 Penyulaman
 Pemotongan furring dan juga kain
 Penjahitan
 Pasang pernak – pernik
 Finishing

Disetiap tahapan proses pembuatan tidak dalam satu tempat produksi melainkan di
lain tempat. Tahap pertama pencaraian enceng gondok maka akan di salurkan ke
tahap yang berikutnya yaitu tahahap pengeringan. Setelah tahap pengeringan selesai
maka akan disetorkan ke tahap pemberian pola dan sterusnya sampai tahap finishing.
Dari seriap tahapan pembuatan didalamnya terdapat lebih dari 10 tenaga kerja. Karena
di “Wiwit Collection” sendiri tidak hanya sebagai tenaga kerja melainkan juga diberi
pelatihan, diberi wawasan untuk berwirausaha atau dengan kata lain dibina yakni
dengan tujuan menjadikan mereka karyawan mandiri yang hasil outputnya nanti
mereka akan bisa mempunyai usaha sendiri. Tidak susah dalam mencari SDM karena
“Wiwit Collection” memberdayakan masyarakat sekitar dan juga daerah lain. Bukan
hanya memberdayakan warga sekitar rumah owner tapi sudah menyebar di lain daerah
seperti Lidah kulon, Kebraon dll. Selain mendapatkan pekerjaan mereka juga
mendapatkan ilmu dan wawasan sehingga menjadikan mereka bersemangat dalam
menjalankan tugasnya. “Wiwit Collection” tidak melakukan perekrutan ataupun
seleksi khusus dalam mencari tenaga kerja. Karena sudah jelas pembagian tahapan
dalam proses pembuatan. Ada beberapa yang harus mempunyai keahlian khusus
seperti proses Pemberian pola, Penyulaman, Pemotongan futting dan juga kain,
Penjahitan, Pasang pernak – pernik, Finishing. Dalam tiap tahapan yang harus
memiliki kemampuan ataupun keahlian khusus tidak semua karyawan mempunyai
kemampuan khusus. Cuma ada beberapa saja yang memiliki kemampuan khusus
selanjutnya owner “Wiwit Collection” akan memberikan pelatihan khusus kepada
karyawan proses pembuatan produk per tahapan yang telah ditentukan sebelumnya
karena “Wiwit Collection” berbasis pembinaan. Untuk sistematika pemberian
gaji/upah karyawan “Wiwit Collection” yaitu sesuai dengan bagiannya masing –
masing per tahapan. Tergantung berapa banyak yang dihasilkan dan juga tingkat
kesulitan pekerjaannya. Upah yang diberikan beragam mulai dari Rp 7.000, Rp 8.000,
Rp 20.000 per picis barang yang dihasilkan. Jadi upah yang didaptkan karyawan
berbeda antara satu sama lain tergantung berapa banyak picis barang yang dihasilkan
dan juga tingkat kesulitan.

8. Kualitas
Keunggulan yang dimiliki oleh “Wiwit Collection” adalah penggunaan bahan baku
dari gulma yang akan disingkirkan oleh pemerintah namun ditangan “Wiwit
Collection” enceng gondok disulap menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomis
yang tinggi. Bukan hanya itu produk – produk yang dihasilkan oleh “Wiwit
Collection” adalh produk yang mempunyai kualitas tinggi, penuh inovasi. Salah
satunya adalah tas, tas dari enceng gondok hanya dihiasi dengan pernak – pernik dan
kain perca saja namun di “Wiwit Collection”mempunyai ciri yang khas yakni sulaman
dengan motif yang khas dan juga memiliki arti disetiap motif sulamannya.
Dalam proses pembuatan produk di “Wiwit Collection” tentunya pernah mengalami
kegagalan produk tetapi dalam kegagalan produk yang dialami “Wiwit Collection”
justru malah menciptakan produk baru. Seperti saat proses penganyaman produk,
awalnya proses membuat tempat buah tapi saat proses penganyaman justru
lekukannya tidak sesuai denga desain semula lebih cekung dari yang diharapkan akan
tetapi owner “Wiwit Collection” tidak begitu saja membuang produk gagal tersebut
justru owner memutar otak mau diapakan produk gagal ini dan timbulah pemikiran
yang sangat kreatif yakni dengan menambah pegangan pada sisi atas produk tersebut
dan jadilah produk baru dari produk gagal tersebut yaitu tudung saji. Bukan hanya itu
saja masih banyak lagi seperti saat pembuatan tutup untuk cangkir saat proses
penganyaman terlalu datar dan owner kesal dengan hal tersebut langsung saja si
owner menginjak – injak barang tersebut dan terlintas difikiran owner untuk
menjadikan produk gagal tersebut menjadi lepek cangkir. Dari produk – produk gagal
tersebut justru menghasilkan produk baru yang inovatif dan kreatif. Untuk merek dan
nama produk sendiri sudah didaftarkan di Jakarta oleh owner dengan nama “Wiwit
Collection” dan sudah di patentkan.
“Wiwit Collection”mempunyai quality control untuk produk yang sudah jadi dan
yang belum terjual yaitu dengan penyimpanan yang terstruktur dengan
pengelompokan jenis produk atau barang yang sesuai. Pembersihan, pengecekan
secara rutin setiap hari dan juga pengemasan produk yang standart. Yang melakukan
Quality Control adalah suami dari bu Wiwit yakni Bapak Supradi.
“Wiwit Collection” mempertahankan kualitas produk dengan tetap menjaga kualitas
bahan baku utama dan juga bahan penolong ataupun bahan tambahan sehingga
kualitas produk tetap terjaga serta kualitas pemberdayaan SDM yang selalu
dipertahankan dengan cara rutin diberikan pembinaan setiap satu bulan 2x untuk
meningkatankan kemampuan SDMnya. Sedangkan untuk mempertahankan produk
dan merk di pasaran yaitu dengan memberikan inovasi dan kreativitas di setiap produk
dengan mengikuti perkembangan zaman produk terbaru apa yang sedang trending dan
juga bagaimana cara agar produk tersebut diterima di pasaran untuk memenuhi
kebutuhan pasar.
9. Persediaan
Persediaan :
 Bahan baku utama material
“Wiwit Collection” ” per bulannya membutuhkan 2 ton enceng gondok kering.
Untuk persediaan “Wiwit Collection” membuat pasokan yaitu 3,5 ton enceng
gondok per bulan untuk memenuhi persediaan jika ada pesenan yang membludak.
 Bahan Penolong
Nama barang Jumlah pembelian
Tali tas 300 pcs
Furring tas 300 pcs
Kain perca 150 pcs
Pernak – pernik 200
Rajut 150
Pelepah pisang 500kg
 Barang Setengah Jadi
“Wiwit Collection” mempunyai persediaan barang setengah jadi yangdisimpan di
Kebraon Indah Permai. Disana untuk penyimpanan bahan baku utama, penolong,
barang setengah jadi dan barang jadi. Jumlah untuk persediaan barang setengah
jadi sendiri adalah 40% dari keseluruhan barang jadi. Sehingga jika ada pemesana
yang tak terduga dan membludak tidak membutuhkan waktu lama dalam
pembuatannya.
 Barang jadi
Selain barang setengah jadi “Wiwit Collection” juga mempunyai persediaan
barang jadi guna untuk customer yang sewaktu – waktu datang ke tempat dan juga
dipajang untuk memperlihatkan kepada customer barang apa saja yang di hasilkan
di “Wiwit Collection” selain itu juga mnyiapkan barang jadi untuk pameran dan
juga pelatihan – pelatihan yang sering kali mendadak.
“Wiwit Collection” selalu menyiapkan persediaan bahan baku kering dalam jumlah
besar. Karena proses pengeringan yang membutuhkan waktu yang cukup lama dan
juga cuaca yang tidak menentu. Proses pengeringan membutuhkan waktu minimal 3
hari jika cuaca benar – benar panas dan jika cuaca tidak menentu akan membutuhkan
waktu lebih dari 7 hari karena enceng gondok harus benar – benar kering sempurna
dan tidak boleh ada air didalamnya untuk menjadikan produk bertahan lama. Musim
penghujan dan cuaca yang tidak menentu menjadi masalah di “Wiwit Collection”
karena proses pengeringan masih menggunakan metode manual yaitu menggunakan
sinar matahari dan belom menggunakan alat pemanas. Jadi masih sangat bergantung
pada cuaca. “Wiwit Collection” per bulannya membutuhkan 2 ton enceng gondok
kering. Untuk persediaan “Wiwit Collection” membuat pasokan yaitu 3,5 ton enceng
gondok per bulan untuk memenuhi persediaan jika ada pesenan yang membludak.
Untuk biaya perbulannya owner tidak menyebutkan berapa biaya perbulan yang
dikeluarkan untuk persediaan bahan pembuatan produk. Daya tahan penyimpanan
bahan baku terbilang lama bisa satu bulan lebih karena bahan baku utamayang kering
dan juga mudah dalam penyimpanannya. Tetapi bahan baku di “Wiwit Collection”
dalam satu bulan pasti akan habis terpakai Karena tingginya permintaan pasar untuk
saat ini. Faktor yang mempengaruhi ketahanan penyimnan bahan baku adalah gudang
“Wiwit Collection” yang benar – benar kering, tidak lembab, tidak ada air karena
bahan baku utama harus lah kering supaya tahan lama.

10. Pemeliharaan
“Wiwit Collection” tidak mempunyai alat khusus dalam proses pembuatannya.
Karena dalam setiap proses pembuatan per tahapan “Wiwit Collection” menggunakan
metode manual dan memanfaatkan SDM yang ada. Untuk alat sendiri hanya ada alat
untuk memipihkan pelepah pisang dan juga mesin jahit untuk menjahit furring dan
juga aksesoris tas yang lain. Untuk pemeliharaan mesin tidaklah susah karena mesin
yang digunakan sangat sederhana. Cukup dengan pengecekan rutin satu bulan sekali,
dilakukan pembersihan secara berkala dan perawatan mesin pada umumnya. Untuk
pemeliharaan ini tidak dilakukan oleh orang lain melainkan dilakukan oleh owner
“Wiwit Collection” sendiri.
Mesin tentunya pernah mengalami kerusakan tapi sangat jarang karena rutin dalam
pemeliharaannya. Yang lebih sering rusak adaalah mesin jahitnya. Jika mesin jahit
ada tanda – tanda kerusakan maka owner akan segera melakukan perbaikan pada
mesin tersebut dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Tidak ada hambatan yang
berarti dalam proses pemeliharaan mesin Karena mudah dalam perawatan dan
pembersihannya.

BAB III
PERMASALAHAN DAN SOLUSI
3.1 Permasalahan
Permasalahan pasti datang pada suatu usaha yang sedang dijalani. Permasalahan
datang dengan berbagai ragam dan macam. Tetapi, tidak semua permasalahan yang
datang berdampak negatif. Di dalam usaha bisnis, permasalahan yang datang bertujuan
untuk mengevaluasi dan menginovasi produk agar kedepannya semakin baik dan mampu
menjadi produk unggulan di pasaran. Dengan tujuan lain, permasalahan mampu menguji
bagaimana pengusaha mampu menghadapi dan bangkit mencari solusi ketika dihadapi
oleh masalah yang datang tiba-tiba.
Di dalam usaha Wiwit Collection pernah mendapati sebuah permasalahan, yakni
mendapat pesanan sebanyak 7000 buah tas anyaman eceng gondok dari Pemerintahan
Kota Surabaya sebagai cindera mata ramah lingkungan. Usaha Wiwit Collection
mengalami kesulitan dari segi produksi dikarenakan lama waktu anyaman eceng gondok
relatif lama dan melibatkan banyak keahlian khusus dari setiap tahapan produksinya.
Apalagi ditambah lamanya pengeringan yang masih menggunakan energi panas
matahari. Pada saat itu, Pemerintahan Kota Surabaya meminta 7000 buah tas anyaman
eceng gondok yang harus selesai dalam kurun waktu kurang dari setahun. Dalam
permasalahan ini, Wiwit Collection mengerahkan lebih banyak lagi SDM untuk
membantu mempercepat kinerja penyelesaian 7000 buah tas anyaman eceng gondok.
Masalah lainnya yang dihadapi oleh Wiwit Collection, yakni pada saat musim hujan.
Wiwit Collection masih menggunakan energi panas matahari dalam hal pengeringan.
Dalam permasalahan ini, Wiwit Collection biasanya menyetok atau menambah jumlah
eceng gondok dalam tahap pengeringan sebelum musim hujan datang. Jadi, apabila
musim hujan datang, Wiwit Collection sudah mempunyai stok eceng gondok yang sudah
kering, sehingga proses produksi tetap berjalan saat musim hujan datang.
3.2 Keterbatasan
Keterbatasan yang dialami usaha Wiwit Collection, yakni keterbatasan alat. Jadi, dari
berdirinya usaha Wiwit Collection hingga sekarang masih mengandalkan keahlian dan
keterampilan tangan. Keterbatasan alat inilah yang menjadikan proses produksi
memerlukan waktu yang cukup lama. Selain itu, dalam proses produksi Wiwit Collection
memerlukan banyak keahlian yang hanya mampu dimiliki perorangan. Sehingga seorang
hanya mampu melakukan 1 sampai 2 keahlian dalam proses produksi, maka dari itu
tahapan produksi Wiwit Collection tidak dapat dikerjakan oleh 1 sampai 2 orang saja.
Keterbatasan lainnya yang dialami oleh usaha Wiwit Collection, yakni tidak
memasang produknya di e-commerce. Hal ini menyebabkan calon pembeli hanya mampu
menjangkau lewat akun media sosial yang dimiliki oleh Wiwit Collection dan
memesannya via Whatsapp atau nomor telepon saja. Padahal di era digital seperti ini
keterlibatan e-commerce sangat menunjang dalam hal penjualan dan pemasaran sebuah
produk. Ditambah sekarang kebanyakan e-commerce sudah memberikan fasilitas gratis
ongkir dari tempat penjual ke tempat pembeli.
3.3 Solusi
Solusi yang harus dilakukan oleh usaha Wiwit Collection, yaitu dengan melakukan
pembelian alat meskipun tidak secara langsung. Tetapi dengan keberadaan alat canggih
yang mampu menunjang efektivitas dan efisiensi produksi sehingga produksi kerajinan
eceng gondok dapat dilakukan secara cepat dan tidak membutuhkan waktu yang lama.
Selain itu, usaha Wiwit Collection harus melakukan program peningkatan kemampuan
keahlian SDM yang dapat melakukan lebih dari 1 keahlian saja agar mampu mengerjakan
kerajinan eceng gondok lebih cepat.
BAB IV
KESIMPULAN
Wiwit Manfaati yang di kenal dengan panggilan Bu Wiwit adalah satu dari banyak
pengusaha enceng gondok. Pengusaha kecil menengah (UKM) yang sukses memberikan
added value pada tumbuhan berakar serabut tak bercabang itu. Beliau memberikan nama
Wiwit Collection pada seluruh koleksi barang jadinya. Wiwit Collection dirintis dari tahun
2008. Tahun sebelumnya, Bu Wiwit adalah seorang ibu rumah tangga. Dan ketika di
lingkungannya diadakan pelatihan, beliau mengikuti pelatihan tersebut. Beliaupun menekuni
usaha kreasi enceng gondok. Dan kini, ribuan barang jadi telah dijual. Bahkan telah melewati
batas benua. Produknya cukup banyak. Seperti tas, sandal, kursi, peralatan dapur, dan banyak
inovasi barang dari enceng gondok yang beliau produksi. Bu Wiwit dan suaminya Supardi
memulai Bengkel Witrove yang terletak di Jalan Kebraon Indah Permai C-46 Surabaya ini
dengan tekad juga usaha yang gigih. Wiwit Collection ini menjadi salah satu UKM idaman
Pemkot Surabaya. Pemkot secara tidak langsung mengenalkan produk Witrove pada mata
dunia. Saat acara PrepCom 3 for Habitat III, Pemkot Surabaya memesan 5.000 tas untuk
dijadikan souvenir. Praktis, witrove begitu terkenal di dunia, karena peserta UN Habitat
datang dari berbagai negara. Supardi dan Wiwit juga didapuk menjadi pelatih kerajinan
tangan di Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Surabaya, Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas) Surabaya, Dinas Koperasi Surabaya. Selain itu, beberapa Lembaga
Sosial Masyarakat (LSM) juga turut mengakui kreativitas mereka.
LAMPIRAN

(DITAMBAH GAMBAR PRODUK LAIN YANG ADA DI WIWIT COLLECTION)

Anda mungkin juga menyukai