Research Siti Khotijah
Research Siti Khotijah
ABSTRAK
Penelitian ini mencoba mendeskripsikan proses reduplikasi yang terjadi pada
kakawihan masyarakat sunda di dusun Sempur Mayung. Peneliti
menggunakan metode kualitatif dengan teori reduplikasi yang berasal dari
teori morfologi Lieber (2009:80) serta teori mengenai jenis-jenis reduplikasi
yang berasal dari tata bahasa acuan bahasa sunda Sumardi (1994:60). Data
yang dikumpulkan berasal dari lirik kakawihan diantaranya kakawihan Oray
orayan, Ayang ayang gung, Punten mangga dan Ucang angge. Teknik
pengumpulan data menggunakan metode observasi partisipan. Analisis data
dilakukan dengan cara mengidentifikasi objek dan mengelompokkan data
berdasarkan jenis reduplikasi. Bentuk penyajian data dilakukan dengan
penyajian informal dan formal. Berdasarkan analisis data, terdapat tiga jenis
reduplikasi yang terjadi pada kakawihan tersebut yaitu reduplikasi penuh,
reduplikasi penuh yang disertai perubahan fonem dan reduplikasi sebagian.
Jenis reduplikasi yang paling banyak terjadi yaitu reduplikasi sebagian yang
ada dalam kakawihan Punten mangga.
Kata Kunci : Reduplikasi, Morfologi, Kakawihan Masyarakat Sunda di
Dusun Sempur Mayung
A. PENDAHULUAN
Teknologi yang semakin canggih menjadikan masyarakat lebih sering
berinteraksi dengan gadget yang dimilikinya. Hal tersebut terus berlangsung tanpa
bisa dihentikan, sehingga mempunyai dampak yang cukup besar dalam bidang
kearifan lokal. Salah satu dampak negatif dari canggihnya teknologi dalam bidang
kearifan lokal adalah semakin sedikit anak – anak yang mengetahui bahkan
mengerti dengan kearifan lokal yang dalam hal ini berupa kakawihan. Umumnya
kakawihan di senandungkan ketika sedang bermain dalam permainan tradisional
atau sekedar untuk membuat hati gembira.
Masyarakat sunda mengenal kakawihan sebagai salah satu kearifan lokal
yang di wariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Meskipun saat ini
teknologi sudah canggih, namun di pelosok daerah seperti di Dusun Sempur
Mayung masih ada beberapa kakawihan yang masih dapat kita dengar dari
kumpulan anak yang sedang bermain, kakawihan tersebut diantaranya adalah Oray
Orayan, Punten Mangga, Ucang Angge dan Ayang – Ayang Gung. Dalam
kakawihan tersebut, penulis menemukan beberapa proses reduplikasi bahkan dari
judul kakawihannya.
Kakawihan yang masih dapat di dengar dari kumpulan anak yang sedang
bermain di Dusun Sempur Mayung Desa Cimarga Kecamatan Cisitu Kabupaten
Sumedang menjadi objek dari penelitian ini, karena daerah tersebut merupakan
wilayah tertinggi di kecamatan Cisitu yang di dominasi oleh kebun dan hutan, di
dukung oleh mayoritas masyarakat yang menggunakan bahasa Sunda dalam
kegiatan sehari – hari, serta dengan kondisi akses internet yang masih belum stabil,
sehingga anak – anak yang tinggal disana tidak terlalu tergantung dengan gadget
yang dimiliki oleh orang tua mereka dan mereka juga lebih sering menghabiskan
waktu dengan bermain bersama di tempat terbuka seperti lapangan atau halaman
depan madrasah tempat mereka menimba ilmu agama.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori Lieber (2009:80) dan
Sumardi (1994:60). Penelitian yang membahas tentang reduplikasi telah dilakukan
oleh beberapa peneliti di antaranya Maniara (2014), Susilowati (2017), Tiana
(2017), Ridwan (2018), dan Wihayanti (2018). Pada penelitian terdahulu, beberapa
peneliti berfokus pada proses reduplikasi dengan objek berupa novel, cerita pendek,
buku pelajaran, karangan deskripsi siswa hingga analisis kontrastif suatu bahasa.
Dalam hal ini terdapat perbedaan objek yang diteliti, karena penulis berusaha
meneliti salah satu kearifan lokal masyarakat sunda yang berupa kakawihan.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat di identifikasikan permasalahan yang akan
diteliti dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana proses reduplikasi yang terjadi dalam kakawihan tersebut?
2. Jenis reduplikasi apa yang paling banyak terjadi?
B. KERANGKA TEORI
Reduplikasi adalah proses morfologis dimana semua atau sebagian dari kata
dasar diulang. Reduplikasi dibagi menjadi dua bagian yakni reduplikasi penuh (full
reduplication) dan reduplikasi sebagian (partial reduplication). Reduplikasi penuh
adalah sebuah proses di mana seluruh kata dasar diulang, sedangkan reduplikasi
sebagian hanya sebagian kata dasar yang diulang, bisa dari awal atau akhir, serta
dapat berupa pengulangan konsonan dan vokal pertama dari kata dasar (Lieber,
2009:80). Dalam morfologi bahasa Sunda, terdapat salah satu istilah yakni “kecap
rajekan”. Istilah tersebut merupakan istilah yang lazim digunakan dalam sistem
gramatika untuk menyebutkan bentuk – bentuk ulang. (Sumardi, 1994:60) Ahli
bahasa Sunda membagi reduplikasi ini menjadi beberapa bagian yaitu:
1. Dwilingga (pengulangan penuh)
a) Dwimurni
Dwimurni merupakan bagian dari dwilingga berupa pengulangan
seluruh bentuk dasar. Contoh nya: korsi ’kursi’ korsi-korsi ‘kursi
–kursi’.
b) Dwireka
Dwireka merupakan bagian dari dwilingga dengan bentuk yang
diulang mengalami perubahan bunyi (vokal). Dwireka juga dapat
mengalami afiksasi. Contoh nya:
Tulang ‘tulang’ tulang-taleng ‘bermacam-macam tulang’
Ganti ‘ganti’ digunta – ganti ‘sering diganti’
C. METHOD (METODE)
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif. Penggunaan
metode penelitian kualitatif berhubungan dengan data yang akan diperoleh.
Dimana, penelitian kualitatif tidak menggunakan perhitungan, maksudnya data
yang dianalisis bukan berbentuk angka. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat
Moelong (2011:11) yang mengatakan bahwa data yang dikumpulkan berupa kata –
kata, gambar dan bukan angka. Hal tersebut sejalan dengan data yang dianalisis
oleh peneliti yang berupa kata – kata, bukan angka.
Objek dari penelitian ini adalah proses reduplikasi yang terjadi pada kakawihan
masyarakat sunda di dusun Sempur Mayung. Metode pengumpulan data yang
digunakan yaitu metode observasi partisipan, dimana penulis menggunakan
pancaindera untuk memperoleh informasi yang diperlukan dengan terlibat langsung
ke lokasi data yang akan diteliti. Hal tersebut dikuatkan oleh pendapat Bungin
(2007:115-117) yang mengatakan bahwa metode observasi partisipan merupakan
metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian
melalui pengamatan dan penginderaan dimana peneliti terlibat dalam keseharian
informan. Dalam tahap analisis data, penulis berusaha mengidentifikasi objek data
kemudian mengelompokkan data berdasarkan jenis reduplikasi yang ada. Setelah
data terkumpul, kemudian penulis menyajikannya menggunakan penyajian
informal dan formal. Pertama, penulis menyajikan hasil analisis data dengan
menggunakan kata-kata biasa kemudian diakhiri dengan penyajian menggunakan
tanda atau lambing. Menurut Sudaryanto (2015:241), dalam metode ini pertama
penyajian informal merupakan metode yang perumusannya menggunakan kata kata
biasa atau dengan kalimat-kalimat. Kedua, penyajian formal merupakan metode
perumusan yang menggunakan tanda dan lambang-lambang.
D. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
E. KESIMPULAN
F. DAFTAR PUSTAKA
Entong ka sawah
paréna keur sedeng
beukah
Mending ka leuwi di
leuwi loba nu mandi
Ayang-ayang gung
Gung goongna ramé
Ménak Ki Mas Tanu
Nu jadi wadana
Naha manéh kitu
Tukang olo-olo
Loba anu giruk
Ruket jeung Kumpeni
Niat jadi pangkat
Katon kagoréngan
Ngantos Kangjeng Dalem
Lempa lempi lempong
Ngadu pipi jeung nu
ompong
Jalan ka Batawi
ngemplong
Data 3 : Lirik punten
mangga
Punten mangga
Ari ga –gatot kaca
Ari ca–cau Ambon
Ari bon- bonteng asak
Ari sak – sakit perut
Ari ru – rujak asem
Ari sem – sempal
sempil
Ari pil – pilem rame
Ari me – meja makan
Ari kan –kantong
kosong
Ari song – songsong
lampu
Ari pu –puak paok
Ari wok – wok
delewok
Mulung muncang ka
paranjé
Di gogog ku anjing
gedé
Anjing gedé nu Pa
Lebé