Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK 4

Penerapan
Multifungsi, Ideologi
Bahasa, Praktik, dan
Indeksikalitas di
Bidang Etnografi
Linguistik
1. Alissa Qothrunnada
2. Nadiatul Khusnah
3. Imanuella Anastasia Brigitha C. D.
Multifungsi Bahasa
Kata yang memiliki bentuk ortograf yang relatif sama namun mempunyai
makna dan fungsi yang berbeda jika digunakan dalam suatu kalimat.

Contoh kasus: tata bahasa dalam bahasa Perancis

Konsep tata bahasa Perancis:


Pergeseran kelas kata
pada lema Tout
Kata tout memiliki arti "semua", namun arti dari
kata tersebut dapat berubah sesuai dengn
pergeseran fungsinya pada suatu kelas kata.

Tout sebagai Adjektiva


Tout: maskula tunggal Toutes less fillesde mon campus sont belles
Tous: maskula jamak >>Contoh>>
Toute: femina tunggal (Semua perempuan di kampusku cantik-
Toutes: femina jamak cantik)   
Tout sebagai Pronomina

Tout: menggantikan kata benda maskula tunggal


Tous: menggantikan kata benda maskula jamak
Toute: menggantikan kata benda femina tunggal
Toutes: menggantikan kata benda femina jamak

Contoh: Les restaurents dans cette rue sont tous beaux


(Semua restoran yang ada di jalan ini bagus-bagus)
Tout sebagai Adverbia
Berfungsi untuk menerangkan atau menjelaskan adjektiva. Dua makna
yang dikandung tout:
Completement/Entierement (benar-benar/sepenuhnya/seutuhnya)
Tres (sangat)

>>Contoh>>

Il va pleurvoir, le ciel est tout sombre (hari akan hujan, langit sangat gelap)
Elle ne pouvait pas repondre a la question no. 34. Elle est toute difficile
(Dia tidak bisa menjawab soal no. 34 itu. Soal itu benar-benar sulit)
Ideologi Bahasa
Sebagai identitas, bahasa dihidupi oleh ideologi bahasa.
Ideologi bahasa bukan saja penting, tetapi merupakan
penopang utama eksistensi bahasa pada kehidupan sosial.

Ideologi bahasa adalah sistem kepercayaan, sikap, dan


opini tentang bahasa.

one way to spell things,


one way to pronounce things,
one way to put sentences together
Ideologi bahasa ini tampak, terutama pada masyarakat
multibahasa yang di dalam masyarakat tersebut hidup
beberapa bahasa sehingga menyediakan pilihan bahasa
bagi masyarakatnya.
Dalam kajian sosiolinguistik, dapat
dijumpai dengan istilah diglosia, yakni
pilihan bahasa dalam masyarakat
multibahasa berdasarkan fungsi yang
telah dikonstruksikan sebelumnya.

Akan tetapi, linguis etnografi


memandang pemilihan dan pilihan
kode bahasa tersebut dapat membawa
mereka pada kemungkinan-
kemungkinan untuk menelusuri nilai
dari bahasa dan norma yang mengatur
bahasa (Duranti, 1997:83).
Contoh JAMU
studi kasus 33.3%

Fenomena penggunaan
frasa obat herbal yang lebih
banyak digunakan daripada HERBAL
66.7%
kata jamu dalam teks politik
bidang farmasi Indonesia
Terdapat kesamaan unsur makna dari
kata jamu dan frasa obat herbal

Kesamaan makna ini memberikan dua


pilihan pengistilahan klasifikasi obat
hasil olahan bahan alam

Pemilihan dan pemilahan keduanya


membentuk relasi hierarki-evolutif
Indeksikalitas

Linguistics forms can index social meaning

Bahasa mencerminkan bangsa.

Berawal dari semantik


Sebuah tanda untuk menunjukan suatu kebiasaan masyarakat
Menunjukkan peran dalam masyarakat.
Konsep indeks (indeksikalitas) diterapkan pada ekspresi
linguistik seperti pronomina demonstratif (demonstrative
pronouns), pronomina diri (personal pronouns), adverbia
waktu (temporal expressions), dan adverbia tempat (spatial
expressions).
Bagaimana
Penerapan
Indeksikalitas
dalam
Etnolinguistik?
Indeksikalitas

Linguistics forms can index social meaning

Pemiihan kata

Pengucapan -ing

Struktur kalimat I ain't never had none of that.

Pemilihan bahasa.
Sebuah bentuk bahasa
belum tentu mengindeks
hal yang sama
INGGIH / INJIH

Artikulasi
Kelas sosial
Kekerabatan
Indeksikalitas tidak
langsung
Kasar

Maskulin
Contoh Artikel
Perangin-angin, A. B., & Sibarani, R. (2016). Teori
Duranti dalam Tradisi Mengket Rumah Mbaru pada
Masyarakat Karo. Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial
Humaniora, 1(2), 115-122.
Tujuan
Mengetahui bagiamana teori antropologilinguistik
Duranti yang berhungan dengan partisipasi,
indeksikalitas dan perfomansi pada tradisi mengket
rumah mbaru pada masyarakat Karo.

Pendahuluan
Metode
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif etnografi, penelitian ini disistematisasikan
untuk kepentingan penelitian yang berlatar fenomena
ilmiah sehingga untuk Vol 2, No. 1 November, Th. 2016
66 memahami secara keseluruhan peneliti langsung
memasuki dan melibatkan diri sebagai instrument
sekaligus pengumpul data.
Hasil dan Pembahasan
TRADISI MENGKET RUMAH MBARU TERDAPAT
INDEKSKALITAS, PERFOMANSI DAN PARTISIPASI DAPAT
DITEMUKAN PADA TRADISI TERSEBUT

Performansi
Harapan dan doa juga nasihat
yang diberikan oleh semua
keluarga besar yang mewakili
Indeksikalitas Partisipasi
dari pihak anak beru,
kalimbubu, dan senina. Semua
Indekalitas dalam tradisi
orang akan memberikan saran
mengket rumah mbaru terdiri Semua keluarga besar dari
kepada pemilik rumah, dari
dari kelengkapan pesta dan laki-laki dan perempuan juga
awal sampai akhir prosesi
juga makanan biasanya teman-teman. Lazim disebut
pada setiap tahap akan
disajikan oleh pemilik pesta Anak Beru, kalimbubu,
diucapkan doa, harapan dan
sembuyak, sangkep nggeluh
wacana.
Kesimpulan

Berdasarkan uraian teori juga penelitian


yang dilakukan pada tradisi mengket rumah
mbaru dapat disimpulkan bahwa
indekskalitas, perfomansi dan partisipasi
dapat ditemukan pada tradisi tersebut
Ada
pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai