Anda di halaman 1dari 6

Gunungsitoli, Oktober 2023

Hal :Pengajuan Judul Rancangan Skripsi KepadaYth:


Bapak Arozatulo Bawamenewi, S.Pd,.M.Pd
Dosen Penasehat Akademik

Dengan hormat,
1. Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ester Claryta Telaumbanua
NIM : 202124017
Jumlah SKS yang telah diselesaikan : 131 SKS
Dengan ini mengajukan Judul Rancangan Penelitian dan memohon kepada Bapak/Ibu kiranya
dapat berkenan menyetujui salah satu judul yang saya ajukan di bawah ini:

Persetujuan
No Judul
Tanggal Paraf
Analisis Makna Yang Terkandung Dalam
1
Amaedola (Peribahasa) Ono Niha
Analisis Makna Hendri-Hendri Pada Tradisi
2
Pernikahan Adat Nias (Kajian Pragmatik)
Analisis Kesalahan Penggunaan Bahasa
3 Indonesia Dalam Laporan Hasil Observasi Pada
Siswa SMP

2. Demikian permohonan ini saya ajukan dengan harapan semoga Bapak/Ibu dapat
mempertimbangkannya.

Hormat Saya,
Mahasiswa

ESTER CLARYTA TELAUMBANUA


NIM 202124017

Tembusan:
1. Kaprodi
2. Arsip
OUTLINE TOPIK PENELITIAN SKRIPSI

Nama : ESTER CLARYTA TELAUMBANUA


NIM : 202124017
Program : Sarjana
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

Judul Analisis makna Hendri-hendri pada Tradisi Pernikahan Adat


Nias (Kajian Pragmatik)
Latar Belakang Masalah Pragmatik adalah studi tentang maksud penutur. Dalam bertutur,
penutur dan mitra tutur sama-sama menyadari bahwa ada kaidah-
kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya dan
interpretasinya terhadap tindakan dan ucapan lawan tuturnya.
Dalam tindak tutur juga harus memiliki prinsip sopan santun agar
komunikasi yang tersampaikan berjalan dengan baik.

Pragmatik (atau semantik behavioral) menelaah keseluruhan


perilaku insan, terutama dalam hubungannya dengan tanda-tanda
dan lambang-lambang. Pragmatik memusatkan perhatian pada cara
insan berperilaku dalam keseluruhan situasi pemberian dan
penerimaan tanda. (George, 1964: 31-8). Seperti yang dikatakan
Kunjana Rahadi (2005: 59) dalam bukunya “Pragmatik”, prinsip
sopan santun menurut Leech memiliki beberapa maksim, yaitu
maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim
penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim pemufakatan dan
maksim simpati.

Maksim adalah kaidah kebahasaan didalam interaksi lingual,


kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasa,
dan interpretasinya terhadap tindakan dan ucapan lawan tuturnya.
Selain itu, maksim juga disebut sebagai bentuk pragmatik
berdasarkan prinsip kerja sama dan prinsip kesopanan. Maksim-
maksim tersebut menganjurkan agar kita mengungkapkan
keyakinan-keyakinan dengan sopan dan menghindari ujaran yang
tidak sopan.

Menyangkut pembahasan tentang pragmatik dan prinsip


kesopanan ini, adapun hal yang berkaitan erat pada tindak tutur
yang telah dijabarkan, seperti dalam tradisi pernikahan adat suku
Nias. Dimana, dalam tradisi yang disebut hendri-hendri memiliki
makna tindak tutur pragmatik serta mengandung kaidah kesopanan
dalam bertutur. Tuturan yang terdapat dalam hendri-hendri
mengandung makna yang melekat pada kajian pragmatik.

Dalam usaha untuk mengungkapkan diri mereka, orang-orang


tidak hanya menghasilkan tuturan yang mengandung kata-kata dan
struktur-struktur yang gramatikal saja, tetapi mereka juga
memperlihatkan tindakan-tindakan melalui tuturan-tuturan itu
(George Yule, 2006: 81).

Pulau Nias juga tentunya memiliki bahasa, adat-istiadat dan


kebudayaannya tersendiri. Yang selalu menarik perhatian adalah
budayanya, karena budaya merupakan suatu tata cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang
yang diwariskan dari generasi ke generasi. Seperti dalam setiap
tradisi pernikahan memiliki budaya yang wajib dilaksanakan
karena merupakan hal yang telah melekat. Contohnya dalam
pelaksanaan pernikahan adat suku Nias, sebelum jelang
pernikahan akan dilaksanakan sebuah tradisi yang dinamai hendri
hendri tersebut.

Hendri-hendri Adalah sambutan khas yang dilakukan rombongan


Sowatö (tuan rumah) kepada rombongan Tome (Tamu) dalam
bentuk pantun yang berirama khas dengan nada yang khas. Isi
pantun bisa merupakan rangkaian beberapa bait dengan maksud
menyatakan sambutan sukacita kepada rombongan tamu yang
dating, hendri-hendri mengiringi Fangowai (ucapan selamat
datang) dan Fame’e Afo (memberikan sirih) dan Fanema Afo
(menerima sirih), terbagi dalam rombongan ibu-ibu dan bapak-
bapak. Hendri-hendri Sowatö (tuan rumah) berbeda dengan
hendrihendri Tome (tamu). Hendri-hendri merupakan "pembukaan
acara yang wajib" dilakukan pada tahapan-tahapan kegiatan adat
perkawinan Nias yaitu : Fanunu Manu, Folau Bawi dan Falöwa.
Tanpa hendri-hendri maka acara tersebut terasa hambar atau ibarat
lauk tanpa garam. Oleh karena itu maka Pihak Sowatö maupun
Tome baik Ibuibu maupun Bapak-bapaknya, harus ada salah
seorang yang menguasai/membawakan hendri-hendri.

Tradisi hendri-hendri berperan penting dalam prosesi acara


pernikahan, untuk itu sangat penting dijaga kelestariannya.
Namun, kebanyakan orang tidak peduli terhadap budayanya
sendiri, bahkan tidak tahu tentang budayanya tersebut. Seperti
budaya hendri-hendri saat ini, kebanyakan masyarakat nias tidak
tahu apa itu hendri-hendri dan tidak menerapkannya dalam proses
pernikahan, hanya dibeberapa daerah saja yang masih menerapkan
budaya tersebut.

Dalam hendri-hendri ini pun terdapat pesan moral serta nilai-nilai


penting yang tidak diketahui oleh masyarakat pada zaman
sekarang ini. Keberadaan hendri-hendri saat ini telah digantikan
dengan prosesi adat modern, misalnya digantikan lagu-lagu dan
tari-tarian modern. Sehingga terlepasnya hendri-hendri ini generasi
sekarang tidak mengetahui apapun tentang hendri-hendri tersebut.

Manfaat Penelitian 1. Sebagai salah satu pengembangan ilmu pengetahuan di bidang


budaya, sehingga menambah wawasan mengenai budaya
khususnya budaya Nias, serta mengerti dan mengetahui
tentang sastra lisan yang terkandung dalam adat pernikahan
tersebut.
2. Menambah wawasan tentang tradisi adat pernikahan Nias,
sehingga adat budaya tersebut dapat menjadi sesuatu yang
perlu dipertahankan oleh suku tersebut dalam kehidupannya.
3. Menambah bahan masukan dan acuan yang relevan tentang
penelitian mengenai adat pernikahan Nias.
4. Sebagai bahan inspirasi atau ide-ide baru bagi peneliti yang
melakukan penelitan mengenai kajian yang diambil dari
upacara adat.
5. Sebagai kontribusi bagi para pembaca khususnya bagi
mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia.
Hendri-hendri memiliki makna merendahkan segala sesuatu dan
Tinjauan Pustaka meninggi-ninggikan lawan tutur. Hendri-hendri mencakup tiga
prinsip kesopanan, yakni maksim kedermawanan, maksim
pengharaan dan maksim kesederhanaan. Selain itu, hendri-hendri
mengandung jenis tindak tutur lokusi didalamnya.

Perkawinan di Nias adalah eksogami. Mempelai pria harus


melunasi emas kawin kepada semua pihak yang punya hubungan
famili dengan mempelai wanita itu, terutama kepada pihak ibunya
(uwu). Kemudian di dalam desa sendiri masih diharapkan supaya
mempelai pria mengadakan satu pesta untuk seluruh warga. Pesta
itu merupakan syarat kalau di kemudian hari hendak diadakan
pesta jasa (owasa). Kalau mempelai pria tidak memberi pesta
dalam desanya, dia tetap dianggap sebagai anak-anak [iraono],
sekalipun ia sudah tua secara umur, dan tidak punya hak suara
dalam desa. Biaya utama dari pesta pernikahan waktu itu dan
masih sampai hari ini adalah pembayaran sebanyak babi yang
dibutuhkan untuk pesta. Sampai hari ini, biaya pesta pernikahan
merupakan beban besar pada pasangan muda yang berencana
untuk menikah.

Pragmatik adalah kajian tentang penggunaan bahasa


sesungguhnya. Pragmatik mencakup bahasan tentang deiksis,
praanggapan, tindak tutur, dan implikatur percakapan. Dalam
kehidupan di masyarakat manusia selalu melakukan interaksi atau
hubungan dengan sesamanya adalah bahasa. Bahasa dan manusia
merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, dalam arti
keduanya berhubungan erat. Bahasa merupakan alat komunikasi
yang paling penting bagi manusia karena dengan bahasa manusia
dapat mengekspresikan apa yang ada dalam pikiran atau
gagasannya (Zagoto, 2020; Sarumaha, 2018). Bahasa Nias pada
hakikatnya merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan
sesuatu secara verbal kepada lawan bicara. Bahasa Nias hingga
sekarang masih dalam tanda kutip asal-usulnya, banyak para
arkeologi menjelaskan bahwa bahasa ini merupakan salah satu
bahasa di dunia yang masih belum diketahui persis dari mana
asalnya. Cara bertutur orang Nias pada umumnya cukup unik.
Vokal suara keras dan lepas dengan bunyi-bunyi bahasa yang sulit
disimak oleh orang luar. Iramanya cepat. Dan tidak memiliki
konsonan akhir dalam bahasa tutur sehari-hari. Bahasa Nias ini
dapat dikategorikan sebagai bahasa yang unik karena merupakan
satu-satunya bahasa di dunia yang setiap akhiran katanya
berakhiran huruf vokal. Bahasa Nias mengenal enam huruf vokal,
yaitu A, E, I, U, O dan ditambah dengan Ö. Seseorang akan
melakukan tindakan meminta dengan berbagai cara tergantung
dari situasi dan kondisi penutur. Jika penutur dalam situsi emosi
marah akan berujar semaunya dan tidak perduli orang yang
dihadapannya berkata apa. Sebaliknya jika penutur berada dalam
situasi santai akan berujar dengan sopan dan menyenangkan
sehingga orang yang diajak berbicara senang. Fungsi bahasa
secara praktis adalah sebagai alat komunikasi yang digunakan
untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
Fungsi bahasa dalam hal ini tidak dapat dipisahkan dari konteks
situasi dan konteks budaya yang melatarbelakangi bahasa itu.
Bahasa juga digunakan untuk mengungkapkan banyak hal
menyangkut penutur dan petutur, seperti informatif-naratif
refresentasional, diri sendiri, memengaruhi orang lain, dan
imajinatif atau estetis. Fungsi bahasa dalam arti pemakaian atau
penggunaan bahasa oleh penuturnya merupakan suatu peristiwa
sosial (Ferdiansyah, 2020; Bawamenewi, 2019; Masril, 2020).

Kerangka Pemikiran Kebudayaan

Pesta Pernikahan

Adat Nias

Hendri-hendri
Lokasi Penelitian Desa Sisarahili Gamo, Kec. Gunungsitoli , Kota Gunungsitoli.
Alat Analisis Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Menurut Bogdan
& Bikklen dalam Rahmat. (2009), penelitian kualitatif adalah
salah satu prosedur penelitan yang menghasilkan data penelitian
deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang
yang diamati. Penelitian ini metode pendekatan etnografi,
Koentjaraningrat dalam Kamarusdiana (2019), penelitian etnografi
merupakan penelitian yang digunakan untuk menggambarkan,
menjelaskan, dan menganalisis, unsur-unsur suatu kebudayaan,
atau merupakan suatu deskripsi tentang kebudayaan etnik dari
suatu suku bangsa secara holistik (keseluruhan) melalui teknik
observasi, wawancara, simak, catat, rekam serta dokumentasi.
Pengumpulan data dengan teknik wawancara sebagai alat untuk
mendapatkan data-data yang terkait dalam penelitian.
Daftar Pustaka Bawamenewi A. (2020). Analisis Tindak Tutur Bahasa Nias
Sebuah Kajian Pragmatik. Junal Review
Pendidikan dan Pengajaran, 3(2), 200-208.
https:// doi.org/10.31004/jrpp.v3i2.1217
Telaumbanua, asa Abid (2020). Komunikasi Budaya Pernikahan
Adat Nias (Studi Etnografi Pernikahan Adat
Nias di Pekanbaru). Universitas Islam Riau.
Zebua, Tri Elvira Angelin, “Analisis Hendri-Hendri Pada Tradisi
Pernikahan Adat Nias”. Skripsi, Universitas
Medan, 2019.
Yule, George dan Brown. 1996. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Zebua, F. A. Yana, dkk. 1984. Adat dan Upacara Perkawinan
Daerah Nias. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Sumatera Utara.

Gunungsitoli, Oktober 2023

Disetujui oleh Disahkan oleh


Dosen Penasihat Akademik, Ketua Program Studi

AROZATULO BAWAMENEWI, S.Pd., M.Pd MASTAWATI NDURU, S.Pd., M.Hum


NIDN. 0110058801 NIDN. 0101079102

Tembusan :
1. Kepala LPPM Universitas Nias
2. Dekan (FKIP)

Anda mungkin juga menyukai