Materi Ke 1 Tanggal 6-1-2022 - Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu
Materi Ke 1 Tanggal 6-1-2022 - Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu
MODUL 03
MODUL
PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR TERPADU
2017
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II-
Modul 3 Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
pengembangan Modul Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu sebagai materi
inti/substansi dalam Pelatihan Perencanaan Teknik Sungai. Modul ini disusun untuk
memenuhi kebutuhan kompetensi dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) di bidang
sumber daya air.
Modul pengelolaan sumber daya air terpadu ini disusun dalam 3 (tiga) bagian yang
terbagi atas pendahuluan, materi pokok, dan penutup. Penyusunan modul yang
sistematis diharapkan mampu mempermudah peserta pelatihan dalam memahami
dan menerapkan Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Penekanan orientasi
pembelajaran pada modul ini lebih menonjolkan partisipasi aktif dari para peserta.
Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim
Penyusun dan Narasumber, sehingga modul ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka
dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan
yang terus menerus terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan manfaat bagi
peningkatan kompetensi ASN di bidang SDA.
DAFTAR ISI
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iii
Modul 3 Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Deskripsi
Modul pengelolaan sumber daya air terpadu ini terdiri dari 4 (empat) materi pokok.
Materi pokok pertama membahas pengertian pengelolaan sumber daya air
terpadu. Materi pokok kedua membahas lingkup pengelolaan sumber daya air
terpadu. Materi pokok ketiga membahas penerapan pengelolaan sumber daya
air terpadu. Materi pokok keempat membahas ilustrasi implementasi
pengelolaan sumber daya air terpadu.
Peserta pelatihan mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang berurutan.
Pemahaman setiap materi pada modul ini diperlukan untuk memahami dan
menerapkan pengelolaan sumber daya air terpadu. Setiap materi pokok dilengkapi
dengan latihan yang menjadi alat ukur tingkat penguasaan peserta pelatihan
setelah mempelajari materi pada materi pokok.
Persyaratan
Dalam mempelajari modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat menyimak
dengan seksama penjelasan dari pengajar, sehingga dapat memahami dan
menerapkan dengan baik materi yang merupakan materi inti/substansi dari
Pelatihan Perencanaan Teknik Sungai. Untuk menambah wawasan, peserta
diharapkan dapat membaca terlebih dahulu materi yang berkaitan dengan
pengelolaan sumber daya air terpadu dari sumber lainnya.
Metode
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan
kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Pengajar/Widyaiswara/Fasilitator, adanya
kesempatan diskusi, tanya jawab dan peragaan.
Alat Bantu/Media
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat Bantu/Media
pembelajaran tertentu, yaitu: LCD/projector, Laptop, white board dengan spidol dan
penghapusnya, bahan tayang, serta modul dan/atau bahan ajar.
Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran, peserta diharapkan mampu
memahami dan menerapkan pengelolaan sumber daya air terpadu.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vii
Modul 3 Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air dan sumber-sumber air adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa, “Air merupakan
zat yang paling esensial dibutuhkan dalam setiap aspek kehidupan” dan “Kita
semua tidak dapat hidup tanpa air”, karena pentingnya air dalam kehidupan di bumi
ini maka diamanatkan kepada manusia untuk : Menjaga air dan sumber-sumber air
dari segala bentuk perbuatan yang menimbulkan kerusakan.
Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (PSDAT) adalah proses yang ditujukan
untuk meningkatkan pengembangan dan pengelolaan air, lahan dan sumber daya
terkait secara terkoordinasi demi tercapainya kesejahteraan ekonomi dan sosial
yang maksimum dengan cara yang adil dan secara mutlak mempertahankan
keberlanjutan ekosistem yang vital.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II-1
Modul 3 Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu
B. Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini membekali peserta pelatihan dengan pengetahuan mengenai
pengelolaan sumber daya air terpadu, yang disajikan dengan menggunakan
metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan peragaan.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran, peserta diharapkan
mampu memahami dan menerapkan pengelolaan sumber daya air terpadu.
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta diharapkan mampu:
a. Menjelaskan dan menerapkan pengertian pengelolaan sumber daya air
terpadu,
b. Menjelaskan dan menerapkan lingkup pengelolaan sumber daya air
terpadu,
c. Menjelaskan dan menerapkan pengelolaan sumber daya air terpadu,
d. Menjelaskan dan menerapkan ilustrasi implementasi pengelolaan sumber
daya air terpadu.
E. Estimasi Waktu
Alokasi waktu yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk
mata pelatihan “Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu” ini adalah 6 (enam) jam
pelajaran (JP) atau sekitar 270 menit.
MATERI POKOK 1
PENGERTIAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR TERPADU
b. Terkait dengan air dan sumber daya air dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Air : semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan
tanah, seperti air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada
di darat
2. Sumber air : tempat atau wadah air alami dan atau buatan yang terdapat
pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah
3. Daya air : potensi yang terkandung dalam air dan atau sumber daya air
yang dapat member manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan manusia
dan lingkungannya
4. Sumber daya air : air, sumber air, dan daya air yang dikandung di
dalamnya.
3. Banjir
Banjir merupakan fenomena alam ketika sungai tersebut tidak dapat
menampung limpahan air hujan karena proses infiltrasi mengalami
penurunan. Gejala banjir yang terasa semakin sering frekuensinya serta
membesar dimensinya disebabkan karena degradasi Daerah Aliran Sungai
yang menurunkan kapasitas infiltrasi dan meningkatnya koefisien aliran
permukaan.
4. Pencemaran
Berbagai pencemaran lingkungan saat ini melanda di muka bumi akibat dari
bertambahnya industri di mana banyak pabrik yang dibangun dan
menyebabkan berbagai jenis polusi.
Pencemaran air adalah perubahan zat atau kandungan di dalam air baik itu
air yang ada di sungai, danau ataupun air di lautan luas bahkan saat ini juga
sudah terdapat pencemaran pada air tanah. Dari pengamatan ternyata
penyebab pencemaran air ini lebih banyak diakibatkan oleh ulah manusia.
Sungai Citarum adalah sungai yang paling tercemar berat. Limbah industri
menjadi penyebab tercemarnya sungai. Tidak kurang terdapat 500 pabrik
yang berada di sepanjang aliran sungai Citarum.
5. Degradasi DAS
Dengan adanya pertambahan penduduk memerlukan lahan baik untuk
kegiatan pertanian, perumahan, industri dan lain-lain yang akan
menyebabkan perubahan penggunaan lahan. Perubahan penggunaan
lahan yang paling besar pengaruhnya terhadap kelestarian sumber daya air
adalah perubahan dari kawasan hutan ke penggunaan lainnya seperti
pertanian, perumahan, ataupun industri.
Apabila kegiatan tersebut tidak segera dikelola dengan baik, maka akan
menyebabkan kelebihan air pada saat musim hujan dan kekeringan pada
musim kemarau. Akibat tekanan yang berlebihan pada daerah aliran sungai
bagian hulu ini, luas daerah kritis di 282 DAS mencapai 6,9 juta hektar,
sedangkan areal yang sangat kritis mencapai 23,3 juta hektar. Walaupun
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah membuat program
gerakan rehabilitasi lahan, Kementerian Pertanian sudah melakukan
bimbingan kepada masyarakat tentang penanaman lahan dan Kementerian
PUPR sudah membuat kebijakan pengendalian banjir, usaha-usaha
tersebut belum memberikan hasil seperti yang diharapkan.
b. Multiguna
Perkembangan kebutuhan masyarakat yang beragam, mulai menyebabkan
pertentangan antar pengguna air. Kerusuhan demi kerusuhan terjadi, seperti
kerusuhan di Sind-Punjab (1941). Peraturan pada waktu itu : “Yang terdahulu
mengambil air, mendapat preoritas”.
c. Terpadu
Konsep bangunan multiguna sebagai perkembangan dari bangunan ekaguna,
yang sukses dalam memenuhi kebutuhan air setempat dengan cara yang
efisien pada pembangunan sejumlah proyek, ternyata gagal dalam memenuhi
kebutuhan air bagi seluruh DAS. Presiden Theodore Roosevelt, dalam suratnya
kepada Inland Waterway Commission (1908) menyatakan sebagai berikut :