MODUL 02
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
validasi dan penyempurnaan Modul Peraturan Terkait Alokasi Air sebagai Materi
Wawasan dalam Pelatihan Alokasi Air. Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan
kompetensi dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) di bidang Sumber Daya Air.
Modul Peraturan Terkait Alokasi Air disusun dalam 3 (tiga) bab yang terbagi atas
Pendahuluan, Materi Pokok, dan Penutup. Penyusunan modul yang sistematis
diharapkan mampu mempermudah peserta pelatihan dalam memahami peraturan
terkait alokasi air. Penekanan orientasi pembelajaran pada modul ini lebih
menekankan pada partisipasi aktif dari para peserta.
Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim
Penyusun dan Narasumber Validasi, sehingga modul ini dapat diselesaikan dengan
baik. Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa
terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan
peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan manfaat
bagi peningkatan kompetensi ASN di bidang Sumber Daya Air.
DAFTAR ISI
2.6.8 Surat Edaran Dirjen Sumber Daya Air No. 04/SE/D/2012 perihal:
Petunjuk Teknis Penyusunan Neraca air dan Penyelenggaraan Alokasi
Air ........................................................................................................... 15
2.7 Ketentuan-Ketentuan dalam Penyelenggaraan Alokasi Air ............................. 16
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI iii
MODUL 2 PERATURAN TERKAIT ALOKASI AIR
DAFTAR GAMBAR
Deskripsi
Modul Peraturan Terkait Alokasi Air ini terdiri dari satu kegiatan belajar mengajar
yaitu membahas tentang kebijakan dan peraturan dalam penyelenggaraan
alokasi air.
Peserta diklat mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang berurutan.
Pemahaman setiap materi pada modul ini diperlukan untuk memahami peraturan
terkait alokasi air.
Persyaratan
Metode
BAB I
PENDAHULUAN
Air adalah salah satu zat yang dapat terbarukan dan sangat esensial bagi
kehidupan manusia dan oleh karenanya kehidupan manusia tidak terlepas
dari ketersediaan air ini. Air dapat memenuhi hajat hidup rakyat sehingga
perlu digunakan secara terencana dan beretika untuk memenuhi hajat
hidup rakyat serta memberikan andil dalam melestarikan kehidupan.
BAB II
KEBIJAKAN DAN PERATURAN DALAM
PENYELENGARAAN ALOKASI AIR
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan kebijakan dan
peraturan dalam penyelenggaraan alokasi air.
2.1 Pengertian
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
PENYUSUNAN NERACA AIR DAN PENYELENGGARAAN ALOKASI AIR PADA WILAYAH
SUNGAI
ALOKASI AIR
SEMENTARA HIDROLOGI
UU 7/2004 Pasal 46 (4) Ada &
POLA
ALOKASI AIR/ I
NERACA AIR
N
Ada
F
RAAG/RAAD O
Tahunan
R
M
REKOMTEK UNTUK IZIN (SIPPA) A
BBWS/BWS
S
IZIN (SIPPA I
B DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
Tahapan perencanaan alokasi air dalam suatu wilayah sungai terdiri dari
rencana jangka panjang dan jangka pendek. Rencana jangka panjang
pengaturannya sampai 20-30 tahun mendatang dan rencana neraca air dan
alokasi ini ada dalam dokumen Pola Pengelolaan Sumber Daya Air dan
selanjutnya monitoring evaluasi nya pada Rencana Pengelolaan Sumber
Daya Air.
2.3 Strategi
Air adalah semua air yang terdapat di dalam dan atau berasal
dari sumber-sumber air, baik yang terdapat di atas maupun di
bawah permukaan tanah, tidak termasuk dalam pengertian ini air
yang terdapat di laut.
2) Sumber-sumber Air adalah tempat-tempat dan wadah-wadah air,
baik yang terdapat di atas, maupun di bawah permukaan tanah baik
yang alamiah maupun yang telah diusahakan oleh manusia Hak
menguasai oleh Negara tersebut dalam ayat (1), memberi wewenang
kepada pemerintah untuk:
Mengelola serta mengembangkan kemanfaatan air dan atau
sumber-sumber air;
Menyusun mengesahkan, dan atau memberi izin berdasarkan
perencanaan dan perencanaan teknis tata pengaturan air dan
tata pengairan;
Mengatur, mengesahkan dan atau memberi izin peruntukan,
penggunaan, penyediaan air, dan atau sumber-sumber air;
Mengatur, mengesahkan dan atau memberi izin pengusahaan
air, dan atau sumber-sumber air ( Pasal 3 ayat 2).
b) Pasal 8 ayat 1
Tata Pengaturan Air dan Tata Pengairan serta Pembangunan
Pengairandisusun atas dasar perencanaan dan perencanaan teknis
yang ditujukan untuk kepentingan umum.
c) Pasal 8 ayat 2
1) Hasil perencanaan dan perencanaan teknis yang berupa rencana-
rencana teknis tata pengaturan air dan tata pengairan serta
pembangunan pengairan disusun untuk keperluan rakyat di segala
bidang dengan memperhatikan urutan prioritas Yang dimaksud
dengan keperluan Rakyat di segala bidang berdasarkan prioritasnya
antara lain meliputi:
Air minum; Rumah tangga; Pertahanan dan Keamanan Nasional;
Peribadatan; Usaha perkotaan, misalnya: pencegahan
kebakaran, penggelontoran, menyiram tanaman dan lain
sebagainya.
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 7
MODUL 2 PERATURAN TERKAIT ALOKASI AIR
d) Pasal 11
Pengusahaan air dan atau sumber-sumber air yang ditujukan untuk
meningkatkan kemanfaatannya bagi kesejahteraan Rakyat pada
dasarnya dilakukan oleh Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah.
e) Pasal 14 ayat 1
Segala pembiayaan untuk melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka
Tata Pengaturan Air dan Pembangunan Pengairan diatur lebih lanjut
oleh Pemerintah Masyarakat yang mendapat manfaat langsung dari
adanya bangunan-bangunan pengairan, baik untuk diusahakan lebih
lanjut maupun untuk keperluan sendiri dapat diikut sertakan
menanggung pembiayaan sebagai pengganti jasa pengelolaan.
f) Pasal 14 ayat 2
Segala pembiayaan untuk melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka
Tata Pengaturan Air dan Pembangunan Pengairan diatur lebih lanjut
oleh Pemerintah Masyarakat yang mendapat manfaat langsung dari
adanya bangunan-bangunan pengairan, baik untuk diusahakan lebih
lanjut maupun untuk keperluan sendiri dapat diikut sertakan
menanggung pembiayaan sebagai pengganti jasa pengelolaan.
g) Pasa; 14 ayat 3
Badan Hukum, Badan Sosial dan atau perorangan yang mendapat
manfaat dari adanya bangunan-bangunan pengairan, baik untuk
diusahakan lebih lanjut maupun untuk keperluan sendiri, wajib ikut
menanggung pembiayaan dalam bentuk iuran yang diberikan kepada
Pemerintah.
2.6.3 Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air
Pasal 3 dan Pasal 4 ayat (1), pengelolaan air dan/atau sumber-sumber air
didasarkan pada kesatuan wilayah tata pengairan yang ditetapkan
berdasarkan wilayah sungai.
b) Pasal 8
Penetapan wilayah sungai dirinci dalam tabel yang tercantum dalam
Lampiran merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
ini.
3) Ayat (3): Dalam hal ketersediaan sumber daya air tidak mencukupi
untuk memenuhi prioritas utama, maka untuk memenuhi kebutuhan
pokok sehari-hari lebih diutamakan.
4) Ayat (4): Prioritas alokasi sumber daya air untuk kebutuhan lain pada
setiap wilayah sungai ditetapkan berdasarkan hasil penetapan zona
pemanfaatan sumber air, peruntukan air, dan kebutuhan air pada
wilayah sungai yang bersangkutan.
f) Pasal 12
1) Ayat (1): Rencana alokasi sumber daya air disusun berdasarkan
urutan prioritas alokasi sumber daya air.
2) Ayat (2): Rencana alokasi sumber daya air disusun pada setiap
wilayah sungai
3) Ayat (3): Rencana alokasi sumber daya air terdiri atas rencana
alokasi sumber daya air tahunan dan rencana alokasi sumber daya
air rinci.
g) Pasal 13
1) Ayat (1): Rencana alokasi sumber daya air tahunan disusun
berdasarkan ketersediaan air pada musim kemarau dan musim
hujan.
2) Ayat (2): Rencana alokasi sumber daya air tahunan ditetapkan oleh
Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawabnya dengan memperhatikan pertimbangan dari
wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai
yang bersangkutan.
3) Ayat (3): Rencana alokasi sumber daya air tahunan yang telah
ditetapkan dapat diubah apabila terjadi:
(a) perubahan ketersediaan air yang diakibatkan oleh peristiwa alam;
atau
(b) perubahan kondisi lingkungan hidup dan/atau kerusakan jaringan
sumber air yang tidak terduga.
4) Ayat (4): Perubahan rencana alokasi sumber daya air tahunan
dilakukan oleh Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawabnya dengan memperhatikan
6) Ayat (7): Hal lain di luar pengelolaan sumber daya air antara lain
adanya keperluan mendadak untuk menanggulangi wabah penyakit,
penanggulangan kebakaran, atau evakuasi korban kecelakaan pada
sumber air dan pada prasarana sumber daya air.
i) Pasal 18
2.6.8 Surat Edaran Dirjen Sumber Daya Air No. 04/SE/D/2012 perihal:
Petunjuk Teknis Penyusunan Neraca air dan Penyelenggaraan Alokasi
Air
Tata cara penyusunan neraca air dan Penyelenggaraan Alokasi air ini
meliputi:
a) Teknis Penyusunan Neraca Air dan Penyelenggaraan Alokasi Air
1) Perencanaan
2) Pelaksanaan Alokasi Air
3) Pengawasan dan Pengendalian
4) Pemantauan dan Evaluasi
b) Kelembagaan
1) Pengaturan kewenangan
2) Pembiayaan
3) Koordinasi
c) Sistem Pelaporan
1) Laporan Pelaksanaan
2) Laporan Bulanan
3) Laporan Khusus
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kebijakan dan peraturan dalam penyelenggaraan alokasi air mengikuti
Undang undang yang berlaku saat ini yaitu UU No.11 tahun 1974 tentang
Pengairan dan Peraturan peraturan yang mengikutinya.
DAFTAR PUSTAKA
Surat Edaran Dirjen Sumber Daya Air No. 04/SE/D/2012 perihal: Petunjuk Teknis
Penyusunan Neraca air dan Penyelenggaraan Alokasi Air