Anda di halaman 1dari 25

Modul 2 Peraturan terkait alokasi air

MODUL 02

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


MODUL 2 PERATURAN TERKAIT ALOKASI AIR

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
validasi dan penyempurnaan Modul Peraturan Terkait Alokasi Air sebagai Materi
Wawasan dalam Pelatihan Alokasi Air. Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan
kompetensi dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) di bidang Sumber Daya Air.

Modul Peraturan Terkait Alokasi Air disusun dalam 3 (tiga) bab yang terbagi atas
Pendahuluan, Materi Pokok, dan Penutup. Penyusunan modul yang sistematis
diharapkan mampu mempermudah peserta pelatihan dalam memahami peraturan
terkait alokasi air. Penekanan orientasi pembelajaran pada modul ini lebih
menekankan pada partisipasi aktif dari para peserta.

Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim
Penyusun dan Narasumber Validasi, sehingga modul ini dapat diselesaikan dengan
baik. Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa
terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan
peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan manfaat
bagi peningkatan kompetensi ASN di bidang Sumber Daya Air.

Bandung, September 2017


Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Sumber Daya Air dan Konstruksi

Ir. K. M. Arsyad, M.Sc

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI i


MODUL 2 PERATURAN TERKAIT ALOKASI AIR

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... iv

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ......................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Deskipsi Singkat ................................................................................................. 2
1.3 Tujuan Pembelajaran ......................................................................................... 2
1.3.1 Hasil Belajar ............................................................................................ 2
1.3.2 Indikator Hasil Belajar ............................................................................. 2
1.3 Materi Pokok dan Sub Materi Pokok.................................................................. 2

BAB II KEBIJAKAN DAN PERATURAN DALAM PENYELENGARAAN ALOKASI


AIR ................................................................................................................................ 3
2.1 Pengertian .......................................................................................................... 3
2.2 Kebijakan Umum ................................................................................................ 3
2.3 Strategi ............................................................................................................... 5
2.4 Prinsip Dasar Penyediaan/ Pengalokasian Air .................................................. 5
2.5 Prioritas Penyediaan/ Pengalokasian Air ........................................................... 6
2.6 Peraturan-Peraturan Terkait .............................................................................. 6
2.6.1 UU No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan ............................................. 6
2.6.2 UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah .......................... 9
2.6.3 Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air9
2.6.4 Permen PUPR No. 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan
Wilayah Sungai........................................................................................ 9
2.6.5 Permen PUPR No. 06/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan
Pemeliharaan Sumber Air Bangunan Pengairan .................................. 10
2.6.6 Permen PUPR No. 18/PRT/M/2015 tentang Iuran Eksploitasi dan
Pemeliharaan Bangunan Pengairan ..................................................... 15
2.6.7 Permen PUPR No. 09/PRT/M/2015 tentang Penggunaan Sumber Daya
Air .......................................................................................................... 15

ii PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL 2 PERATURAN TERKAIT ALOKASI AIR

2.6.8 Surat Edaran Dirjen Sumber Daya Air No. 04/SE/D/2012 perihal:
Petunjuk Teknis Penyusunan Neraca air dan Penyelenggaraan Alokasi
Air ........................................................................................................... 15
2.7 Ketentuan-Ketentuan dalam Penyelenggaraan Alokasi Air ............................. 16

BAB III PENUTUP ......................................................................................................17


3.1 Simpulan ........................................................................................................... 17
3.2 Tindak Lanjut .................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................18


LAMPIRAN

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI iii
MODUL 2 PERATURAN TERKAIT ALOKASI AIR

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Implementasi Kebijakan Alokasi Air ........................................................ 4


Gambar 2.2. Peraturan dalam Penyelenggaraan Alokasi Air....................................... 6

iv PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL 2 PERATURAN TERKAIT ALOKASI AIR

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Deskripsi

Modul Peraturan Terkait Alokasi Air ini terdiri dari satu kegiatan belajar mengajar
yaitu membahas tentang kebijakan dan peraturan dalam penyelenggaraan
alokasi air.

Peserta diklat mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang berurutan.
Pemahaman setiap materi pada modul ini diperlukan untuk memahami peraturan
terkait alokasi air.

Persyaratan

Dalam mempelajari modul pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan dapat


menyimak dengan seksama penjelasan dari pengajar, sehingga dapat
memahami dengan baik materi yang merupakan dasar dari Alokasi Air. Untuk
menambah wawasan, peserta diharapkan dapat memahami terlebih dahulu
peraturan-peraturan dan kebijakan tentang Alokasi Air.

Metode

Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah


dengan kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Widyaiswara/ Fasilitator,
adanya kesempatan tanya jawab, curah pendapat, bahkan diskusi.

Alat Bantu/ Media

Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat Bantu/


Media pembelajaran tertentu, yaitu: LCD/ proyektor, Laptop, white board dengan
spidol dan penghapusnya, bahan tayang, serta modul dan/ atau bahan ajar.

Tujuan Kurikuler Khusus

Setelah mengikuti semua kegiatan pembelajaran dalam mata pelatihan ini,


peserta diharapkan mampu memahami peraturan terkait alokasi air.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI v


MODUL 2 PERATURAN TERKAIT ALOKASI AIR

vi PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL 2 PERATURAN TERKAIT ALOKASI AIR

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air adalah salah satu zat yang dapat terbarukan dan sangat esensial bagi
kehidupan manusia dan oleh karenanya kehidupan manusia tidak terlepas
dari ketersediaan air ini. Air dapat memenuhi hajat hidup rakyat sehingga
perlu digunakan secara terencana dan beretika untuk memenuhi hajat
hidup rakyat serta memberikan andil dalam melestarikan kehidupan.

Undang Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3 mengamanahkan bahwa


“Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasi oleh
Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat “ Oleh
kerenanya Negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi
kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupannya yang
sehat, bersih dan produktif.

Untuk itu dibutuhkan manajemen penyediaan dan pengalokasian air agar


dapat memenuhi kebutuhan air masyarakat.

Data Kondisi Potensi Air Permukaan di Indonesia (Direktorat Sumber Daya


Air,2016) adalah sebesar 2.783 juta m3/th dan yang diandalkan sebesar
2.085 juta m3/th. Dari jumlah ini yang terpakai untuk berbagai kebutuhan
sebesar 500.87 Juta m3/tahun dan 1.584 juta m3/tahun tak terpakai

Penyediaan air dan pengalokasian air sendiri merupakan salah satu


kegiatan dalam operasi prasarana sumber daya air dimana kegiatannya
meliputi pengaturan, pengalokasian serta penyediaan air dan sumber air
sumber daya air. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan pemanfaatan
prasarana sumber daya air. Sedangkan neraca sumber daya air dalam
konteks pengelolaan sumber daya air bertujuan untuk memanfaatkan
sumber daya air secara berkelanjutan utamanya untuk memenuhi
kebutuhan pokok kehidupan masyarakat secara arif.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 1


MODUL 2 PERATURAN TERKAIT ALOKASI AIR

1.2 Deskipsi Singkat

Mata pendidikan dan pelatihan ini membekali peserta dengan pengetahuan


mengenai peraturan terkait alokasi air yang disajikan dengan cara ceramah
dan tanya jawab.

1.3 Tujuan Pembelajaran


1.3.1 Hasil Belajar

Setelah mengikuti semua kegiatan pembelajaran dalam mata pelatihan ini,


peserta diharapkan mampu memahami peraturan terkait alokasi air.

1.3.2 Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu


menjelaskan kebijakan dan peraturan dalam penyelenggaraan alokasi air.

1.3 Materi Pokok dan Sub Materi Pokok


a) Kebijakan dan Peraturan dalam Penyelenggaraan Alokasi Air
1) Pengertian
2) Kebijakan Umum
3) Strategi
4) Prinsip Dasar Penyediaan/ Pengalokasian Air
5) Prioritas Penyediaan/ Pengalokasian Air
6) Peraturan-Peraturan Terkait
7) Ketentuan-Ketentuan dalam Penyelengaraan Alokasi Air

2 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL 2 PERATURAN TERKAIT ALOKASI AIR

BAB II
KEBIJAKAN DAN PERATURAN DALAM
PENYELENGARAAN ALOKASI AIR
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan kebijakan dan
peraturan dalam penyelenggaraan alokasi air.

2.1 Pengertian

Pengalokasian air adalah proses pejatahan air untuk berbagai jenis


penggunaan menurut kuantitas, tempat dan waktu penggunaan yang
besarnya disesuaikan dengan ketersediaan total volume air yang terdapat
pada suatu sumber air.

Penyediaan air adalah tindakan menentukan dan/atau memenuhi


kebutuhan air untuk berbagai jenis penggunaan yang terukur menurut
kuantitas, waktu, dan kualitas air sesuai dengan jatah yang ditetapkan
dalam rencana alokasi air.

Ketersediaan air menjadi kunci kesehatan masyarakat dan ketersediaan


pangan, defisit penyediaan air menyebabkan krisis air bersih yang sangat
berkorelasi dengan kantong-kantong kemiskinan dan keterbelakangan.
Adapun air yang bersih, dan terkendali merupakan indikator lingkungan
hidup yang sehat.

Disamping itu pengalokasian air diperlukan untuk mengetahui potensi air


baik yang belum dan telah dimanfaatkan agar dapat dikelola dengan tepat
dan berkelanjutan serta sebagai dasar atau masukan bagi penyusunan
kebijakan dan perencanaan, pengelolaan sumber daya air wilayah sungai
maupun pembangunan pusat dan daerah.

2.2 Kebijakan Umum

Kebijakan pengelolaan alokasi air terkait dengan Konsevasi dan


perlindungan pada sumber sumber air dan Pendayagunaan sumber air

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 3


MODUL 2 PERATURAN TERKAIT ALOKASI AIR

dalam rangka untuk wewujudkan kemanfaatan sumber daya air secara


berkelanjutan/lestari

Kebijakan operasional dalam penyelenggaraannya khususnya


dilingkungan Direktorat Sumber Daya Air dilaksankan dalam kegiatan wajib
yang harus dilakukan oleh setiap UPT (Balai Besar/ Balai Wilayah Sungai)
setiap tahunnya

Implementasi kebijakan dalam pengelolaan alokasi air adalah seperti


skema berikut :

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
PENYUSUNAN NERACA AIR DAN PENYELENGGARAAN ALOKASI AIR PADA WILAYAH
SUNGAI

A Belum ada POLA WILAYAH


SUNGAI
C D
Neraca Air 20-30 Tahunan
D
Ada A
RENCANA T
Belum ada PENGELOLAAN
WILAYAH SUNGAI A
Neraca Air 5 Tahunan

ALOKASI AIR
SEMENTARA HIDROLOGI
UU 7/2004 Pasal 46 (4) Ada &
POLA
ALOKASI AIR/ I
NERACA AIR
N
Ada
F
RAAG/RAAD O
Tahunan
R
M
REKOMTEK UNTUK IZIN (SIPPA) A
BBWS/BWS
S
IZIN (SIPPA I
B DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR

Gambar 2.1. Implementasi Kebijakan Alokasi Air

Tahapan perencanaan alokasi air dalam suatu wilayah sungai terdiri dari
rencana jangka panjang dan jangka pendek. Rencana jangka panjang
pengaturannya sampai 20-30 tahun mendatang dan rencana neraca air dan
alokasi ini ada dalam dokumen Pola Pengelolaan Sumber Daya Air dan
selanjutnya monitoring evaluasi nya pada Rencana Pengelolaan Sumber
Daya Air.

4 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL 2 PERATURAN TERKAIT ALOKASI AIR

Tahap perencanaan alokasi air berjangka pendek terdiri Rencana Alaokasi


Air tahunan (RAAT) yang penyusunannnya perlu mendapatkan
kesepakatan/ rekomendasi dari para pemilik kepentingan dan pengguna air
dalam forum TKPSDA dan Rencana Alokasi Air Rinci (RAAR) yang
digunakan sebagai acuan pelaksanaan dilapangan yang berjangka lebih
detail 10 – 15 harian.

Dokumen RAAT ini merupakan acuan dari pengelola sungai untuk


memberikan rekomendasi teknis dan ijin bagi para pemohon bila yang
memanfaatkan air dan sumber air. Dan data hidrologi dan klimatologi
merupakan data yang sangat vital dalam analisa perhitungan neraca dan
alokasi air ini. Pengelola sungai wajib untuk mensosialisasikan informasi
tentang alokasi air ini kepada masyarakat.

2.3 Strategi

Strategi dalam penyelenggaraan alokasi air adalah sebagai berikut :


a) Penguatan kelembagaan dan sumber daya manusia.
b) Peningkatan peran aktif stake holders.
c) Revitalisasi sarana dan prasarana alokasi air.
d) Peningkatan pemantauan dan pengawasan.
e) Penyediaan data dan informasi terkait dengan neraca dan alokasi air.

2.4 Prinsip Dasar Penyediaan/ Pengalokasian Air

Prinsip dasar penyediaan dan pengalokasian air adalah :


a) Mengutamakan keadilan
Pengalokasian air dilakukan secara adil dan proposional antar wilayah
administrasi serta antar daerah hulu dan hilir.
b) Perlindungan terhadap lingkungan
Dalam pengalokasian air harus memperhatikan kebutuhan ekosistem.
c) Dalam pengunaan air perlu memperhatikan sebagai berikut:
1) Prioritas pembangunan.
2) Keseimbangan antara kebutuhan dan permintaan air.
3) Mempromosikan efisiensi dan penggunan air.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 5


MODUL 2 PERATURAN TERKAIT ALOKASI AIR

2.5 Prioritas Penyediaan/ Pengalokasian Air

Prioritas Utama penyediaan air adalah untuk memenuhi kebutuhan pokok


sehari hari dan irigasi bagi pertanian rakyat dalam sistem irigasi yang
sudah ada.

2.6 Peraturan-Peraturan Terkait

Peraturan peraturan yang terkait dalam penyelenggaraan alokasi air seperti


skema dibawah:

PERATURAN TERKAIT DALAM PENYELENGGARAAN


ALOKASI AIR
UU No. 11/1974 PENGAIRAN
UU NO 23/2014 PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN PERATURAN MENTERI


PEMERINTAH SE DIRJEN
PUPR

PERMEN NO. 04/2015 KRITERIA


PENETAPAN WIL SUNGAI SE DIRJEN No. 04/2010 PETUNJUK
PP 22/1982 TATA PENGATURAN TEKNIS PENYUSUNAN NERACA AI
AIR R DAN PENYELENGGARAAN
PERMEN NO. 06/2015 EP SUMBER
ALOKASI AIR
AIR DAN BANG PENGAIRAN

PERMEN No. 18/2015 EP


PERMEN No.
BANGUNAN 09/2015
PENGAIRAN
PENGGUNAAN SUMBER DAYA AIR
PP 121/2015 PENGUSAHAAN PERMEN 01/2016 TATA CARA
SUMBER DAYA AIR PERIZINAN PENGUSAHAAN SDA
DAN PENGGUNAAN SDA

SURAT EDARAN BERSAMA


MENDAGRI DAN KEPALA BIG 2012
PENYUSUNAN NERACA SUMBER
DAYA ALAM DAERAH

Gambar 2.2. Peraturan dalam Penyelenggaraan Alokasi Air

Tingkatan peraturan terbagi atas Undang –undang, Peraturan Pemerintah


dan Peraturan Menteri selengkapnya masing masing peraturan pada
lampiran. Penjelasan pasal pasal masing masing peraturan adalah sebagai
berikut:

2.6.1 UU No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan


a) Pasal 3 ayat 1 dan 2
1) Air beserta sumber-sumbernya, termasuk kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya, dikuasai oleh Negara. Yang dimaksud
dengan:
6 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
MODUL 2 PERATURAN TERKAIT ALOKASI AIR

 Air adalah semua air yang terdapat di dalam dan atau berasal
dari sumber-sumber air, baik yang terdapat di atas maupun di
bawah permukaan tanah, tidak termasuk dalam pengertian ini air
yang terdapat di laut.
2) Sumber-sumber Air adalah tempat-tempat dan wadah-wadah air,
baik yang terdapat di atas, maupun di bawah permukaan tanah baik
yang alamiah maupun yang telah diusahakan oleh manusia Hak
menguasai oleh Negara tersebut dalam ayat (1), memberi wewenang
kepada pemerintah untuk:
 Mengelola serta mengembangkan kemanfaatan air dan atau
sumber-sumber air;
 Menyusun mengesahkan, dan atau memberi izin berdasarkan
perencanaan dan perencanaan teknis tata pengaturan air dan
tata pengairan;
 Mengatur, mengesahkan dan atau memberi izin peruntukan,
penggunaan, penyediaan air, dan atau sumber-sumber air;
 Mengatur, mengesahkan dan atau memberi izin pengusahaan
air, dan atau sumber-sumber air ( Pasal 3 ayat 2).
b) Pasal 8 ayat 1
 Tata Pengaturan Air dan Tata Pengairan serta Pembangunan
Pengairandisusun atas dasar perencanaan dan perencanaan teknis
yang ditujukan untuk kepentingan umum.
c) Pasal 8 ayat 2
1) Hasil perencanaan dan perencanaan teknis yang berupa rencana-
rencana teknis tata pengaturan air dan tata pengairan serta
pembangunan pengairan disusun untuk keperluan rakyat di segala
bidang dengan memperhatikan urutan prioritas Yang dimaksud
dengan keperluan Rakyat di segala bidang berdasarkan prioritasnya
antara lain meliputi:
 Air minum; Rumah tangga; Pertahanan dan Keamanan Nasional;
Peribadatan; Usaha perkotaan, misalnya: pencegahan
kebakaran, penggelontoran, menyiram tanaman dan lain
sebagainya.
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 7
MODUL 2 PERATURAN TERKAIT ALOKASI AIR

 Pertanian, pertanian rakyat dan usaha pertanian lainnya;


Peternakan; Perkebunan; Perikanan.
 Ketenagaan; Industri; Pertambangan; Lalu-lintas air; Rekreasi.

d) Pasal 11
Pengusahaan air dan atau sumber-sumber air yang ditujukan untuk
meningkatkan kemanfaatannya bagi kesejahteraan Rakyat pada
dasarnya dilakukan oleh Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah.
e) Pasal 14 ayat 1
Segala pembiayaan untuk melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka
Tata Pengaturan Air dan Pembangunan Pengairan diatur lebih lanjut
oleh Pemerintah Masyarakat yang mendapat manfaat langsung dari
adanya bangunan-bangunan pengairan, baik untuk diusahakan lebih
lanjut maupun untuk keperluan sendiri dapat diikut sertakan
menanggung pembiayaan sebagai pengganti jasa pengelolaan.
f) Pasal 14 ayat 2
Segala pembiayaan untuk melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka
Tata Pengaturan Air dan Pembangunan Pengairan diatur lebih lanjut
oleh Pemerintah Masyarakat yang mendapat manfaat langsung dari
adanya bangunan-bangunan pengairan, baik untuk diusahakan lebih
lanjut maupun untuk keperluan sendiri dapat diikut sertakan
menanggung pembiayaan sebagai pengganti jasa pengelolaan.
g) Pasa; 14 ayat 3
Badan Hukum, Badan Sosial dan atau perorangan yang mendapat
manfaat dari adanya bangunan-bangunan pengairan, baik untuk
diusahakan lebih lanjut maupun untuk keperluan sendiri, wajib ikut
menanggung pembiayaan dalam bentuk iuran yang diberikan kepada
Pemerintah.

Yang dimaksud dengan Badan Hukum, Badan Sosial dan atau


perorangan pada ayat ini adalah pihak-pihak yang berusaha mencari
keuntungan dari pemanfaatan air dan atau sumber-sumber air, antara
lain seperti usaha-usaha perkebunan, perindustrian, pertambangan.

8 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL 2 PERATURAN TERKAIT ALOKASI AIR

2.6.2 UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah


a) Pasal 9 ayat 1
Urusan Pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan absolut, urusan
pemerintahan konkuren dan urusan pemerintahan umum.
b) Pasal 9 ayat 3
Urusan Pemerintahan konkuren adalah Urusan Pemerintahan yang
dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi dan Daerah
Kabupaten/Kota.
c) Pasal 15 ayat 1
Pembagian urusan pemerintahan konkuren antara Pemerintah Pusat
dan Daerah Provinsi serta Daerah Kabupaten/Kota tercantum dalam
Lampiran yangmerupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Undang-
Undang ini.

2.6.3 Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air
Pasal 3 dan Pasal 4 ayat (1), pengelolaan air dan/atau sumber-sumber air
didasarkan pada kesatuan wilayah tata pengairan yang ditetapkan
berdasarkan wilayah sungai.

2.6.4 Permen PUPR No. 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan


Wilayah Sungai
a) Pasal 4
Pasal 4 dan sesuai dengan Lampiran C No 1a UU no 23 tahun 2014
tentang Matrix Pembagian urusan pemerintahan konkuren antara
Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi serta Daerah Kabupaten/Kota.
1) Ayat (3): Pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas
negara, wilayah sungai lintas provinsi, dan wilayah sungai strategis
nasional menjadi wewenang dan tanggung jawab Menteri.
2) Ayat (4): Pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas
Kabupaten/Kota menjadi wewenang dan tanggung jawab Gubernur.
3) Ayat (5):Pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai yang
berada dalam satu wilayah Kabupaten/Kota menjadi wewenang dan
tanggung jawab Bupati/Walikota.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 9


MODUL 2 PERATURAN TERKAIT ALOKASI AIR

b) Pasal 8
Penetapan wilayah sungai dirinci dalam tabel yang tercantum dalam
Lampiran merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
ini.

2.6.5 Permen PUPR No. 06/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan


Pemeliharaan Sumber Air Bangunan Pengairan
a) Pasal 3
1) Ayat (1): Eksploitasi dan pemeliharaan sumber air dan bangunan
pengairan meliputi:
(a) pemeliharaan sumber air; dan
(b) operasi dan pemeliharaan prasarana sumber daya air.
2) Ayat (2): Pemeliharaan sumber air merupakan kegiatan untuk
merawat sumber air dan prasarana sumber daya air yang ditujukan
untuk menjamin kelestarian fungsi sumber air dan prasarana sumber
daya air.
3) Ayat (3): Operasi dan pemeliharaan prasarana sumber daya air
merupakan kegiatan pengaturan, pengalokasian, serta penyediaan
air dan sumber air untuk mengoptimalkan pemanfaatan prasarana
sumber daya air.
b) Pasal 6
1) Ayat (1) huruf a: Operasi Prasarana Sumber Daya Air yang terdiri
atas kegiatan pengaturan dan pengalokasian air dan sumber air.
2) Ayat (2): Operasi prasarana sumber daya air ditujukan untuk
mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya air dan prasarana
sumber daya air.
c) Pasal 7
1) Ayat (1): Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan prasarana sumber
daya air didasarkan atas rencana tahunan operasi dan pemeliharaan
prasarana sumber daya air.
2) Ayat (2): Rencana tahunan operasi dan pemeliharaan prasarana
sumber daya air merupakan rencana untuk mengalokasikan sumber
daya yang tersedia sesuai dengan kondisi prasarana sumber daya

10 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL 2 PERATURAN TERKAIT ALOKASI AIR

air dan perkembangan kebutuhan pengguna sumber daya air


selama 1 (satu) tahun.
3) Ayat (3): Rancangan rencana tahunan operasi dan pemeliharaan
prasarana sumber daya air disusun oleh pengelola sumber daya air
berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri.
4) Ayat (4): Rancangan rencana tahunan operasi dan pemeliharaan
prasarana sumber daya air ditetapkan oleh Menteri, Gubernur,
Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya.
d) Pasal 9
1) Ayat (1): Dalam mengalokasikan air dan sumber air untuk kegiatan
operasi prasarana sumber daya air harus dilakukan berdasarkan
prinsip:
(a) mengutamakan alokasi air untuk pemenuhan kebutuhan pokok
sehari-hari dan irigasi bagi pertanian rakyat pada sistem irigasi
yang sudah ada;
(b) menjaga kelangsungan alokasi air untuk pemakai air lain yang
sudah ada;
(c) memperhatikan alokasi air untuk pemenuhan kebutuhan pokok
sehari-hari bagi penduduk yang berdomisili di dekat sumber air
dan/atau sekitar jaringan pembawa air.
2) Ayat (2): Pemakai air lain merupakan pemakai air selain untuk
kebutuhan pokok sehari-hari dan irigasi bagi pertanian rakyat pada
sistem irigasi yang sudah ada.
e) Pasal 10
1) Ayat (1): Prinsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
digunakan sebagai dasar penetapan urutan prioritas alokasi sumber
daya air pada setiap wilayah sungai.
2) Ayat (2): Prioritas utama alokasi sumber daya air ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dan untuk memenuhi
kebutuhan irigasi bagi pertanian rakyat dalam sistem irigasi yang
sudah ada.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 11


MODUL 2 PERATURAN TERKAIT ALOKASI AIR

3) Ayat (3): Dalam hal ketersediaan sumber daya air tidak mencukupi
untuk memenuhi prioritas utama, maka untuk memenuhi kebutuhan
pokok sehari-hari lebih diutamakan.
4) Ayat (4): Prioritas alokasi sumber daya air untuk kebutuhan lain pada
setiap wilayah sungai ditetapkan berdasarkan hasil penetapan zona
pemanfaatan sumber air, peruntukan air, dan kebutuhan air pada
wilayah sungai yang bersangkutan.
f) Pasal 12
1) Ayat (1): Rencana alokasi sumber daya air disusun berdasarkan
urutan prioritas alokasi sumber daya air.
2) Ayat (2): Rencana alokasi sumber daya air disusun pada setiap
wilayah sungai
3) Ayat (3): Rencana alokasi sumber daya air terdiri atas rencana
alokasi sumber daya air tahunan dan rencana alokasi sumber daya
air rinci.
g) Pasal 13
1) Ayat (1): Rencana alokasi sumber daya air tahunan disusun
berdasarkan ketersediaan air pada musim kemarau dan musim
hujan.
2) Ayat (2): Rencana alokasi sumber daya air tahunan ditetapkan oleh
Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawabnya dengan memperhatikan pertimbangan dari
wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai
yang bersangkutan.
3) Ayat (3): Rencana alokasi sumber daya air tahunan yang telah
ditetapkan dapat diubah apabila terjadi:
(a) perubahan ketersediaan air yang diakibatkan oleh peristiwa alam;
atau
(b) perubahan kondisi lingkungan hidup dan/atau kerusakan jaringan
sumber air yang tidak terduga.
4) Ayat (4): Perubahan rencana alokasi sumber daya air tahunan
dilakukan oleh Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawabnya dengan memperhatikan

12 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL 2 PERATURAN TERKAIT ALOKASI AIR

pertimbangan wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air pada


wilayah sungai yang bersangkutan.
5) Ayat (5): Dalam hal wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air
pada wilayah sungai yang bersangkutan tidak atau belum terbentuk,
pertimbangan diberikan oleh wadah koordinasi pengelolaan sumber
daya air provinsi atau Kabupaten/Kota sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawabnya.
h) Pasal 14
0) Ayat (1): Rencana alokasi sumber daya air rinci merupakan rencana
operasional dari rencana alokasi sumber daya air tahunan pada setiap
sumber air yang menggambarkan besaran volume, lokasi, dan waktu
untuk memenuhi kebutuhan air dalam periode yang ditetapkan sesuai
dengan kondisi setempat.
1) Ayat (2): Rencana alokasi sumber daya air rinci pada setiap sumber
air ditetapkan dengan periode antara lain 7 (tujuh) harian, 10 (sepuluh)
harian, atau 15 (lima belas) harian.
2) Ayat (3): Rencana alokasi sumber daya air rinci diselenggarakan oleh
pengelola sumber daya air pada wilayah sungai yang bersangkutan.
3) Ayat (4): Pengelola sumber daya air dapat melakukan pengurangan,
penambahan, atau penggiliran alokasi sumber daya air dalam hal
rencana alokasi sumber daya air rinci tidak dapat dilaksanakan
karena:
(a) berkurangnya ketersediaan air yang disebabkan peristiwa alam;
(b) kerusakan jaringan sumber air dan prasarana sumber daya air
yang tidak terduga;
(c) hal lain di luar pengelolaan sumber daya air berdasarkan perintah
dari Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawabnya.
4) Ayat (5): Peristiwa alam antara lain akibat terjadinya musim kemarau
panjang akibat adanya anomali iklim.
5) Ayat (6): Kerusakan jaringan sumber air yang tidak terduga antara lain
terjadinya tanah longsor yang menutup jaringan sumber air dan
prasarana sumber daya air serta tanggul jebol atau rusak.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 13


MODUL 2 PERATURAN TERKAIT ALOKASI AIR

6) Ayat (7): Hal lain di luar pengelolaan sumber daya air antara lain
adanya keperluan mendadak untuk menanggulangi wabah penyakit,
penanggulangan kebakaran, atau evakuasi korban kecelakaan pada
sumber air dan pada prasarana sumber daya air.

i) Pasal 18

1) Ayat (1): Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah dapat melakukan


kerja sama dalam pelaksanaan operasi dan pemeliharaan prasarana
sumber daya air.
2) Ayat (2): Kerja sama merupakan pembagian peran dan tanggung
jawab antara Pemerintah Pusat dan/atau pemerintah daerah.
3) Ayat (4): Sumber dana untuk pembiayaan operasi dan pemeliharaan
prasarana sumber daya air dapat berasal dari:
(a) anggaran Pemerintah Pusat;
(b) anggaran swasta; dan/atau
(c) hasil penerimaan iuran eksploitasi dan pemeliharaan bangunan
pengairan.
4) Ayat (5): Anggaran Pemerintah Pusat diperuntukkan untuk
pembiayaan pengelolaan sumber daya air wilayah sungai.
5) Ayat (6): Anggaran swasta merupakan anggaran keikutsertaan swasta
dalam pembiayaan operasi dan pemeliharaan prasarana sumber daya
air.
6) Ayat (7): Hasil penerimaan Iuran eksploitasi dan pemeliharaan
bangunan pengairan selanjutnya dalam Peraturan Menteri ini disebut
biaya jasa pengelolaan sumber daya air merupakan dana yang
dipungut dari pengguna sebagai pemegang izin penggunaan sumber
daya air atau pemegang izin pengusahaan sumber daya air yang wajib
membayar biaya jasa pengelolaan sumber daya air terhadap
penggunaan atau pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai
yang bersangkutan.

14 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL 2 PERATURAN TERKAIT ALOKASI AIR

2.6.6 Permen PUPR No. 18/PRT/M/2015 tentang Iuran Eksploitasi dan


Pemeliharaan Bangunan Pengairan
a) Pasal 5

1) Ayat (1): Jenis kegiatan usaha yang dikenakan biaya jasa


pengelolaan sumber daya air meliputi penggunaan sumber daya air
untuk kegiatan usaha:
(a) industri;
(b) air minum;
(c) pembangkit listrik tenaga air; dan
(d) pertanian termasuk perkebunan dan perikanan.
2) Ayat (2) Kegiatan usaha pertanian yang dikenakan biaya jasa
pengelolaan sumber daya air meliputi kegiatan pertanian termasuk
perkebunan dan perikanan yang cara penggunaan airnya lebih dari 2
(dua) l/dt/KK dan dilakukan diluar sistem irigasi yang sudah ada.

2.6.7 Permen PUPR No. 09/PRT/M/2015 tentang Penggunaan Sumber Daya


Air
Keberlanjutan fungsi sumber air diwujudkan oleh pengelola sumber daya
air dengan mengamankan fungsi utama sumber air, diantaranya adalah
menjaga tempat hidup biota air dengan cara mengalokasikan pengaliran air
agar tercipta lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan biota air.

2.6.8 Surat Edaran Dirjen Sumber Daya Air No. 04/SE/D/2012 perihal:
Petunjuk Teknis Penyusunan Neraca air dan Penyelenggaraan Alokasi
Air
Tata cara penyusunan neraca air dan Penyelenggaraan Alokasi air ini
meliputi:
a) Teknis Penyusunan Neraca Air dan Penyelenggaraan Alokasi Air
1) Perencanaan
2) Pelaksanaan Alokasi Air
3) Pengawasan dan Pengendalian
4) Pemantauan dan Evaluasi

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 15


MODUL 2 PERATURAN TERKAIT ALOKASI AIR

b) Kelembagaan
1) Pengaturan kewenangan
2) Pembiayaan
3) Koordinasi
c) Sistem Pelaporan
1) Laporan Pelaksanaan
2) Laporan Bulanan
3) Laporan Khusus

2.7 Ketentuan-Ketentuan dalam Penyelenggaraan Alokasi Air


a) Teknis penyusnan neraca air dan penyelenggaraan alokasi air meliputi
tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan/pengendalian,
monitoring dan evaluasi.
b) Tahap perencanaan
1) Penyusunan RAAT berbasis wilayah sungai.
2) Penyusunan RAAT dilakukan setiap tahun sekali dan dokumen
tersebut perlu disepakati dan direkomendasi oleh para pengguna
air dalam forum TKPSDA.
3) RAAT ditetapkan oleh pejabat yang berwenang didalam Wilayah
Sungai.
4) Prosedur penyusunan RAAT meliputi pengumpulan data, analisa
data, penetapan prioritas penggunaan air, penyusunan model
alokasi air, simulasi neraca air, uji coba model, penyusunan dan
penetepan dokumen RAAT.
c) Tahap pelaksanaan dasn nmontoring evaluasi
1) Penyusunan dokumen RAAR
2) Penyusunan petunjuk pelaksanaan
3) Pembentukan struktur organisasi pelaksanaan
4) Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
5) Monitoring dan evaluasi
6) Pelaporan

16 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL 2 PERATURAN TERKAIT ALOKASI AIR

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kebijakan dan peraturan dalam penyelenggaraan alokasi air mengikuti
Undang undang yang berlaku saat ini yaitu UU No.11 tahun 1974 tentang
Pengairan dan Peraturan peraturan yang mengikutinya.

3.2 Tindak Lanjut


Untuk pengetahuan lebih lengkap, peserta diharapkan membaca
keseluruhan peraturan dan kebijakan terkait penyelengaraan alokasi air
sesuai dengan yang ada di isi modul ini.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 17


MODUL 2 PERATURAN TERKAIT ALOKASI AIR

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang No. 11 Tahun 1974 tentang Perairan

Undang-Undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air

Permen PUPR No. 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah


Sungai

Permen PUPR No. 06/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Sumber


Air Bangunan Pengairan

Permen PUPR No. 09/PRT/M/2015 tentang Penggunaan Sumber Daya Air

Permen PUPR No. 18/PRT/M/2015 tentang Iuran Eksploitasi dan Pemeliharaan


Bangunan Pengairan

Surat Edaran Dirjen Sumber Daya Air No. 04/SE/D/2012 perihal: Petunjuk Teknis
Penyusunan Neraca air dan Penyelenggaraan Alokasi Air

18 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI

Anda mungkin juga menyukai