PERENCANAAN STRATEGIS
2. W = Weaknesses (Kelemahan)
adalah “kelemahan-kelemahan” yg dimiliki
organisasi, yang menjadikan organisasi tsb.
sukar/tidak dapat tumbuh atau berkembang
dan tidak mampu bersaing.
5
Analisis LINGKUNGAN EKSTERNAL:
3. O = Opportunities (Peluang)
adalah sebanyak mungkin “peluang” yg
dapat diraih dan didayagunakan agar
organisasi dapat tumbuh atau berkembang
dan mampu mengalahkan
pesaing-pesaingnya.
4. T = Threats (Ancaman)
adalah ancaman-ancaman terhadap
keberlangsungan organisasi dalam
persaingan yang jika tidak disadari maka
kehidupan, kemampu-tumbuhan,
kemampu-bersaingan organisasi bisa
terancam 6
Matriks External Factors Evaluation (EFE)
• Susun faktor-faktor yang merupakan ancaman dan
peluang yang terdapat dalam organisasi
• Beri bobot masing-masing faktor tersebut mulai dari
0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting). Jumlah
total bobot tidak boleh lebih dari 1,0.
• Berikan rating pada kolom ketiga untuk tiap faktor
dengan skala 1 (sangat buruk) hingga 4 (sangat baik).
• Kalikan bobot pada kolom kedua dengan rating pada
kolom ketiga untuk memperoleh skor pada
masing-masing faktor
• Jumlahkan skor untuk memperoleh total skor
S/W/O/T?
• Kegiatan promosi ASI ekslusif sudah sering
dilakukan oleh tenaga kesehatan melalui
penyuluhan saat Posyandu maupun ANC
• Lokasi wilayah Puskesmas yang cukup luas namun
secara keseluruhan mudah dijangkau petugas
• Kesibukan ibu yang bekerja, sehingga bayi diberi
makanan tambahan/susu formula
• Belum ada pelatihan ASI eksklusif untuk bidan
desa dan kader
Matriks EFE
Faktor Eksternal Bobot (a) Rating (b) Skor (c = a x b)
Peluang (Opportunities)
1. c1
2. c2
dst cdst
Total peluang ∑ peluang
Ancaman
1. c1
2. c2
dst cdst
Total ancaman (Threats) ∑ ancaman
Total Skor 1,00 ∑ peluang + ancaman
Matriks Internal Factors Evaluation (IFE)
• Susun faktor-faktor yang merupakan kekuatan dan
kelemahan yang terdapat dalam organisasi
• Beri bobot masing-masing faktor tersebut mulai dari
0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting). Jumlah
total bobot tidak boleh lebih dari 1,0.
• Berikan rating pada kolom ketiga untuk tiap faktor
dengan skala 1 (sangat buruk) hingga 4 (sangat baik).
• Kalikan bobot pada kolom kedua dengan rating pada
kolom ketiga untuk memperoleh skor pada
masing-masing faktor
• Jumlahkan skor untuk memperoleh total skor
Matriks IFE
Faktor Internal Bobot (a) Rating (b) Skor (c = a x b)
Kekuatan (Strengths)
1. c1
2. c2
dst cdst
Total kekuatan ∑ kekuatan
Kelemahan (Weaknesses)
1. c1
2. c2
dst cdst
Total kelemahan ∑ kelemahan
Total Skor 1,00 ∑ kekuatan+ kelemahan
Matriks SWOT
Pendekatan Kualitatif Matriks
SWOT
Pendekatan kualitatif matriks
SWOT sebagaimana
dikembangkan oleh Kearns
menampilkan delapan kotak,
yaitu dua paling atas adalah
kotak faktor eksternal
(Peluang dan Tantangan)
sedangkan dua kotak sebelah
kiri adalah faktor internal
(Kekuatan dan Kelamahan).
Empat kotak lainnya
merupakan kotak isu-isu
strategis yang timbul sebagai
hasil titik pertemuan antara
faktor-faktor internal dan
eksternal.
Langkah-langkah Pengembangan Matriks
SWOT
• Buat daftar peluang kunci eksternal perusahaan
• Buat daftar ancaman kunci eksternal perusahaan
• Buat daftar kekuatan kunci internal perusahaan
• Buat daftar kelemahan kunci internal perusahaan
• Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan
peluang‑peluang eksternal dan catat hasilnya dalam sel
strategi SO
• Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan
peluang-peluang eksternal dan catat hasilnya dalam sel
strategi WO
• Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan
ancaman-ancaman eksternal dan catat hasilnya di sel
strategi ST
• Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan
ancaman-ancaman eksternal dan catat hasilnya di sel
strategi WT
ANALISIS KUADRAN DALAM SWOT
Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
1. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor serta jumlah total perkalian
skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T;
Menghitung skor :
1. Masing-masing point faktor dilakukan secara saling bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor
tidak boleh dipengaruhi atau mempengaruhi penilaian terhadap point faktor lainnya. Pilihan
rentang besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah
dari 1 sampai 4, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 4 berarti skor yang
paling tinggi.
2. Perhitungan bobot (b) masing-masing faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan. Penilaian
terhadap satu faktor dilakukan dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan faktor
lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang nilainya sama
dengan banyaknya point faktor) dibagi dengan banyaknya jumlah point faktor).
2. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor O dengan T
(e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara
perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y;
3. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran SWOT.
ANALISIS KUADRAN DALAM SWOT
Kuadran IV (negatif,
negatif)
Posisi ini menandakan sebuah
organisasi yang lemah dan
menghadapi tantangan besar.
Rekomendasi strategi yang
diberikan adalah Strategi
Bertahan, artinya kondisi
internal organisasi berada
pada pilihan dilematis. Oleh
karenanya organisasi
disarankan untuk
meenggunakan strategi
bertahan, mengendalikan
kinerja internal agar tidak
semakin terperosok. Strategi
ini dipertahankan sambil
terus berupaya membenahi
diri.
Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif
(Quantitative Strategic Planning Matrix - QSPM)
AS TAS AS TAS
Faktor Eksternal
Faktor Internal
Owen (1997)
Evaluasi merupakan proses: negosiasi rencana
evaluasi; mengumpulkan dan menganalisis
bukti untuk memproduksi hasil evaluasi;
diseminasi hasil pada audiens yang akan
menggunakan hasil tsb untuk: memahami
objek yang dievaluasi; membuat
penilaian/keputusan terkait objek tsb.
Owen, J. (1999) Program Evaluation: Forms and Approaches
Allen & Unwin p4
Definisi yang komprehensif
• Evaluasi program dirancang untuk
memberikan nilai pada suatu intervensi
dengan mengumpulkan informasi yang valid
dan reliable tentang intervensi tsb. secara
sistematis, dan dengan membuat
perbandingan, yang bertujuan untuk
membuat keputusan yang terinformasi.
Penelitian deskriptif
(menentukan angka kejadian)
Penelitian analitik
(menentukan faktor risiko atau penyebab)
Perencanaan
Identifikasi masalah
Penentuan prioritas
Evaluasi dan Pengembangan solusi-Merancang
diseminasi program
evaluasi sumatif Perencanaan evaluasi & diseminasi/
(outcome-impact) pelaporan
Economic evaluation Needs assessment, evaluasi formatif,
program logic
Implementasi
Evaluasi proses,
evaluability assessment
Evaluasi dan siklus program
Siklus program Strategi evaluasi
Perencanaan
• Kebutuhan program • Needs analysis
• Pengembangan program • Formative/clarificative evaluation
• Program logic
Implementasi
• Pelaksanaan program • Process evaluation
• Evaluability assessment
Evaluasi & diseminasi
• Program yang sudah berlangsung
• Di akhir pendanaan • Impact evaluation
• Outcome evaluation
• Dipertimbangkan untuk • Economic evaluation
direplikasi • Evaluation utilisation
• Efisiensi penggunaan dana
Pendekatan dalam evaluasi
• Tidak ada sistem klasifikasi yang kaku – para
ahli dengan teori yang berbeda mengusulkan
berbagai pendekatan dan model evaluasi
• It depends!
Pendekatan dasar
• Evaluasi Formatif
• Evaluasi Proses
• Evaluasi Sumatif
Evaluasi formatif: need analysis
Tujuan/ Sebelum program ada
orientasi Untuk mendukung proses pengambilan keputusan
mengenai tipe program/bagaimana cara terbaik
untuk mengembangkan program
Peran Evaluator Adviser, penyedia bukti tentang kebutuhan,
menyarankan bentuk program, atau kebutuhan
perubahan dalam organisasi
Pertanyaan Apakah ada kebutuhan akan program? Apa yang
evaluasi kita ketahui tentang permasalahan yang ada? Apa
best practice? Apa hasil riset yang ada? Dapatkah
kita memperbaharui program dengan informasi
baru? Apakah kebutuhan program telah terpenuhi?
Pendekatan Needs assessment/needs analysis
utama Research/evidence base review
Review of best practice
Evaluasi formatif: program clarification
Tujuan/ Untuk mengklarifikasi struktur internal dan cara kerja
orientasi program, program logic, hubungan sebab akibat.
Sebelum program dilaksanakan, terkadang sebelum
evaluasi outcomes
Merancang aspek-aspek evaluasi
Peran Evaluator Memfasilitasi klarifikasi program logic atau ‘theory of
action’ - teori tentang bagaimana program tsb bekerja
2. Ekonomi
– Efisiensi penggunaan sumber daya (≈sumatif)
Perspektif evaluasi (Ovretveit, 1998)
3. Developmental
– Dilakukan pada fase awal program 🡺
pengembangan program
– Pengembangan lebih lanjut 🡺 memastikan
program memenuhi kebutuhan kelompok target &
memiliki peluang besar untuk sukses
– ≈Proses & formatif
Perspektif evaluasi (Ovretveit, 1998)
4. Manajerial:
– Dilakukan oleh pihak manajemen organisasi 🡺
akuntabilitas, kualitas, peningkatan kinerja
– Fokus pada implementasi (≈proses)
Diskusikan!
1. Apakah monitoring sama dengan evaluasi?
Jika berbeda, apa saja perbedaan antara
monitoring & evaluasi?
KONSEP DASAR
MONITORING DAN
EVALUASI
Monitoring & Evaluasi
What is monitoring and evaluation (M&E)?
Evaluation activities
⬥Inputs
Outcomes – Impact –
Outputs:
⬥Activities: progress progress
quality &
did actions towards towards goal
quantity
happen – & objectives
efficiently?
TERIMA KASIH
Aplikasi Monitoring & Evaluasi
Program Kesehatan
Activities/
Input Output Outcome Impact
Processes
7
The Basic Logic Model (Model Logika Dasar)
The W.K. Kellog Foundation
15
Contoh:
Program perbaikan gizi bagi anak-anak dari keluarga
yang tidak mampu secara ekonomi
16
Kriteria untuk menguji “answerability”
17
Kriteria untuk menguji “answerability” (2)
Rossi, Lipsey & Freeman (2004) Evaluation: A Systematic Approach, 7th Ed., Sage
Ukuran kinerja program
Banyak kriteria yang mungkin relevan, antara lain:
• Kebutuhan atau keinginan populasi target
• Goals dan objectives program
• Standar profesional
• Kebiasaan atau norma program lain
• Ketentuan hukum…..
19
Ukuran kinerja program (2)
• Nilai etika atau moral, keadilan sosial, equity
• Kinerja masa lalu; data historis
• Target yang ditentukan oleh manajer program
• Opini para ahli
• Level baseline (sebelum intervensi) populasi target
• Kondisi yang mungkin terjadi jika program tidak ada
(kontrafaktual)
• Biaya
Rossi, Freeman, Lipsey (1999) Evaluation: A Systematic Approach, 6th Ed., Sage
20
Untuk siapa evaluasi dilaksanakan?
22
Metode pengumpulan data yang akan
digunakan?
• Intinya adalah memilih metode yang paling
tepat untuk menjawab pertanyaan penelitian
• Qualitative versus quantitative bukan
masalah. Yang penting adalah metode mana
yang dapat menyediakan data untuk
menjawab pertanyaan
• Mixed methods (kombinasi kuantitatif &
kualitatif) seringkali merupakan metode yang
berguna untuk evaluasi program kesehatan
modern
23
Contoh pendekatan mixed method
26
Pelaporan dan utilisasi
• Perspektif evaluator:
– Penggunaan instrumental
– Penggunaan konseptual
• Perspektif stakeholders:
– Penggunaan persuasif, legitimatif, verifikatif
– Penggunaan simbolik
• Faktor yg mempengaruhi penggunaan hasil penelitian:
– Karakteristik evaluasi (Bagaimana evaluasi
dilaksanakan?
– Karakteristik dalam organisasi yang dievaluasi
Pelaporan dan utilisasi
• Strategi untuk meningkatkan penggunaan hasil
penelitian?
– Laporan yang tipis dan berwarna biasanya akan
dibaca!
– Membuat laporan kemajuan selama evaluasi
– Laporan tertulis versus oral
– Formal versus informal
• Evaluator harus menjadi komunikator dan
pendidik yang efektif!
Owen, J. (2006) Program Evaluation: Forms and Approaches Allen
& Unwin, Chapter 6 28
Kode Etik
• Do not harm!
• Untuk melindungi peserta dari bahaya (fisik
dan psikologis) yang diakibatkan oleh
partisipasi mereka dalam evaluasi.
• Pertimbangkan risiko & manfaat 🡺 evaluasi
atau tidak
• Apa saja isue etik yang mungkin muncul dan
bagaimana isue tsb. dipecahkan?
29
Kode Etik
• Etik terkait dengan:
– Informed consent (aktif & pasif)
– Menjaga privacy (mencegah invasi terhadap kehidupan pribadi
peserta),
– Menjaga confidentiality (menjaga kerahasiaan peserta dengan
menyamarkan identitas peserta dalam analisis dan pelaporan),
– Anonimity (tidak mencantumkan nama, alamat, atau identitas lain)
– Juga terkait dengan integritas evaluator (kode etik profesi):
menganalisis dan melaporkan hasil secara beretika, menghindari
penyalahtafsiran hasil evaluasi, plagiarisme, transparansi dan
penghargaan untuk partisipan
– Mungkin juga terkait dengan hukum dan isue terkait kelompok
masyarakat yang termarginalkan
Take home messages
31
Terima kasih
Sustainabilitas
Program Kesehatan
• Individu
– Pendidikan & pelatihan untuk meningkatkan perubahan
pengetahuan, sikap, kepercayaan & perilaku individu
• Organisasi
– Perubahan kebijakan & praktik dalam organisasi, peningkatan
mutu berkelanjutan, peningkatan akses, yang mempengaruhi
perubahan pada perilaku individu
• Aksi masyarakat
– Aksi sosial untuk membangun kemitraan baru yang
mempengaruhi organisasi & redistribusi sumber daya
• Sistem
– Advokasi sosial untuk perubahan legislasi untuk mempengaruhi
individu, organisasi dan masyarakat
A system for sustainable health programmes
Gruen, R. L., Elliott, J. H., Nolan, M. L., Lawton, P. D., Parkhill, A., McLaren, C. J. and Lavis, J. N. (2008) Sustainability science: an
integrated approach for health-programme planning', The Lancet, 372, 1579-89.
Program kesehatan
berfungsi sebagai
sistem yang
kompleks yang terdiri
dari komponen kunci
(1) isu kesehatan, (2)
elemen program &
(3) faktor pendorong
& penghambat
program yang saling
berinteraksi dalam
konteks &
ketersediaan sumber
daya tertentu
A system for sustainable health programmes
Gruen, R. L., Elliott, J. H., Nolan, M. L., Lawton, P. D., Parkhill, A., McLaren, C. J. and Lavis, J. N. (2008) Sustainability science: an
integrated approach for health-programme planning', The Lancet, 372, 1579-89.
Sumber: SRAD Penanggulangan HIV & AIDS di Provinsi Bali (KPA Provinsi Bali 2013)
Bantuan Luar Negeri & Penanggulangan HIV di
Indonesia
• Penggunaan dana luar negeri:
– upaya penjangkauan, pendampingan & penyebarluasan
informasi
– Supply ARV yang tidak diproduksi di Indonesia
– Insentif Nakes utk mobile VCT
– Operasional LSM
• Bagaimana dampak keberadaan bantuan donor
terhadap sistem kesehatan lokal?
– Positif terhadap pencapaian output & outcome
– Sistem kesehatan paralel? Mis. SDM, sistem manajemen &
logistik
– Fragmentasi?
Bantuan Luar Negeri & Penanggulangan HIV di
Indonesia
• Pasca mundurnya donor luar negeri 🡺
sustainabilitas upaya penanggulangan HIV??
– Menggantungkan harapan pada peningkatan
alokasi pembiayaan utk sektor kesehatan: 5%
APBN, 10% APBD (sesuai UU No. 36 Tahun 2009)
– Sumber lain: ADD, dll?
– Integrasi HIV ke JKN?
– Komitmen Pemerintah
Apa upaya untuk mempertahankan
sustainabilitas program HIV?
• Untuk mempertahankan
sustainabilitas program 🡺
pemerintah mengembangkan exit
strategy
– Meningkatkan sumber pembiayaan
program HIV oleh pemerintah, asuransi
& CSR
– Tanggungjawab tiap level
pemerintahan (mis. Pemerintah pusat
pengaturan, pembinaan, pengawasan,
ToT, Monev, Pemerintah Prov,
Kab/Kota: kegiatan operasional seperti
pelatihan, Monev, pengembangan
pengelolaan logistik, Analisa data,
estimasi dan pemodelan, advokasi dan
sosialisasi, maintenance dan
operasional cost)
Referensi
• Gruen, R. L., Elliott, J. H., Nolan, M. L., Lawton, P. D., Parkhill, A., McLaren,
C. J. and Lavis, J. N. (2008) 'Sustainability science: an integrated approach
for health-programme planning', The Lancet, 372, 1579-89.
• Johnson, K., Hays, C., Center, H. and Daley, C. (2004) 'Building capacity and
sustainable prevention innovations: a sustainability planning model',
Evaluation and Program Planning, 27, 135-149.
• Scheirer, M. A. (2005) 'Is Sustainability Possible? A Review and
Commentary on Empirical Studies of Program Sustainability', American
Journal of Evaluation, 26(3), 320-347.
• Shediac-Rizkallah, M. C. and Bone, L. R. (1998) 'Planning for the
sustainability of community-based health programs: conceptual
frameworks and future directions for research, practice and policy ',
Health Education Research, 13(1), 87-108.
METODE REINKE
Oleh Kelompok 1
KELOMPOK 1
1. Ni Ketut Delvia Tri Lestari 1802561001
2. Ni Kadek Dwi Cahyani Oktarina 1802561002
3. Ni Kadek Sudastri 1802561012
4. Ni Putu Meiliana Dewantari 1802561017
5. Ni Luh Pusparini Putri Wikarsa 1802561044
6. Ni Putu Yunik Artha Sari 1802561061
7. Ni Luh Putu Indah Artika Dewi 1802561063
OUTLINE
03 KELEBIHAN &
KEKURANGAN 04 PENGGUNAAN & CONTOH
APLIKATIF
PENDAHULUAN
● Prioritas masalah → suatu kegiatan yang
bertujuan untuk menentukan hal yang perlu
diselesaikan terlebih dahulu.
KELEBIHAN KEKURANGAN
Menilai efisiensi dari Terdapat pertimbangan biaya
setiap alternatif yang akan menghambat
permasalahan yang dianggap
penyelesaian masalah
lebih penting.
TAHAP PENGGUNAAN METODE REINKE
ANGGOTA
Kadek Darmawan (1802561019)
Ni Putu Mirananda Pradevi (1802561048)
AA Sg Ningrat Dwi Maheswari (1802561062)
Ni Komang Alit Febriani (1802561072)
Pengertian Metode CARL
Metode CARL merupakan suatu metode atau cara yang digunakan untuk menentukan
prioritas dari beberapa masalah yang terjadi, metode ini diinginkan jika data yang tersedia dari
masalah-masalah tersebut adalah data kualitatif (Chang, J & Octavia, T, 2017). Metode CARL
juga digunakan apabila pelaksanaan suatu program masih mempunyai suatu keterbatasan atau
dapat dikatakan belum siap dalam menyelesaikan suatu masalah yang terjadi. Penggunaan
metode ini juga ditujukan untuk menekankan kemampuan pelaksana suatu program. CARL
adalah singkatan dari beberapa kriteria yang digunakan dalam menentukan prioritas masalah
yang terdiri dari Capability, Accessibility, Readiness, dan Leverage (Pradani, E & Sujianto, S,
2017). Metode CARL ini juga digunakan untuk menentukan skor atas kriteria tertentu, dimana
semakin besar skor suatu masalah yang terjadi maka semakin besar juga masalah yang dihadapi,
sehingga letak pada urutan prioritasnya semakin tinggi. Metode CARL ini juga sudah lumayan
banyak diterapkan pada bidang kesehatan. Penerapan metode CARL dilakukan dengan
menggunakan rentangan skor.
Langkah Pelaksanaan Metode CARL
a. Persiapan
b. Peserta
c. Data
d. Proses Dinamika Kelompok
e. Langkah inti pelaksanaan metode CARL
PERSIAPAN
1. Persiapan gugus tugas
Lakukan pembagian pekerjaan atau tugas perlu sebelum pertemuan dimulai. Tentukan
siapa yang menjadi pimpinan proses CARL, siapa yang menulis di flipchart, siapa
yang melakukan pencatatan skoring dan menghitung hasilnya untuk menentukan
ranking dan siapa yang membacakan hasilnya.
Susunan petugas:
1. Pimpinan CARL:............................................................
2. Petugas pencatat pada flipchart:.....................................
3. Petugas skoring dan rangking:........................................
PERSIAPAN (Lanjutan)
2. Persiapkan ruangan pertemuan
Pilih dan atur ruang pertemuan. Ruang pertemuan yang dipilih hendaknya yang
cukup luas dan nyaman. Meja dan tempat duduk diatur seperti huruf “U” yang
terbuka ujungnya (round table) dimana pada ujung meja yang terbuka
ditempatkan flipchart atau papan tulis atau white board.
2. Persiapkan sarana atau peralatan
Sarana atau peralatan yang perlu disiapkan antara lain :
a. Daftar hadir (absensi)
b. Kertas flipchart atau papan tulis atau white board lengkap dengan alat tulisnya
(spidol besar atau kapur tulis atau white board maker jika bisa yang berwarna
hitam 3 buah dan merah 3 buah)
c. Alat tulis di masing-masing meja
d. Kalkulator (jika perlu)
PESERTA
Tentukan siapa saja orang yang akan diundang atau dilibatkan dalam pertemuan untuk
melaksanakan CARL.
1. Untuk Tingkat Dinkes Kabupaten yang harus dilibatkan antara lain para kasubdin
dan para kasie.
2. Untuk Tingkat Puskesmas yang harus dilibatkan antara lain kepala puskesmas,
dokter puskesmas, bidan, dan perawat.
3. Jumlah peserta 4-7 orang.
DATA
Data yang harus disediakan dalam pelaksanaan CARL antara lain:
1. Hasil analisis situasi
2. Informasi sumber daya yang dimiliki
3. Dokumen kebijakan yang berlaku
PROSES DINAMIKA KELOMPOK
Sebelum masuk pada langkah inti proses CARL, pimpinan CARL memberikan kata
sambutan atau prakata yang berisi:
1. Ucapan selamat datang pada peserta CARL
2. Penjelasan tentang teknik proses, terutama mengenai jalannya proses, dengan
penekanan pada pentingnya untuk menciptakan suasana kerjasama, saling
pengertian dan kesatuan pandangan dari setiap peserta dalam melaksanakan setiap
tahapan proses.
3. Tujuan pertemuan yang berorientasi pada masalah dan pemecahan masalah
LANGKAH INTI PELAKSANAAN METODE CARL
Langkah 1. Pemberian skor pada masing-masing masalah dan perhitungan hasilnya
1. Pemberian skor pada masing-masing masalah dan perhitungan hasilnya.
2. Tulis masalah atau penyebab masalah atau alternatif penyelesaian masalah, dan
letakkan pada lembar flipchart/papan tulis.
3. Tentukan skor atau nilai akan diberikan pada tiap masalah atau penyebab masalah
atau alternatif penyelesaian masalah, berdasarkan kesepakatan bersama. Telah
disepakati bersama skor atau nilai yang diberikan adalah 1-10.
LANGKAH INTI PELAKSANAAN METODE CARL (Lanjutan)
4. Berikan skor atau nilai untuk setiap alternatif masalah berdasarkan kriteria CARL
(Capability atau kemampuan, Accesability atau kemudahan, Readiness atau kesiapan,
Leverage atau daya ungkit atau pengaruh).
LANGKAH INTI PELAKSANAAN METODE CARL (Lanjutan)
Contoh Tabel:
Langkah 2. Menentukan prioritas berdasarkan hasil ranking
Urutkan masalah menurut prioritasnya, berdasarkan hasil yang telah diperoleh pada
langkah 1. Dari contoh tampilan pada langkah 1, maka prioritas masalahnya adalah
sebagai berikut:
1. Masalah A
2. Masalag B
3. Masalah C
Alur Pelaksanaan Metode CARL
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
KELEBIHAN KEKURANGAN
Belum tercapainya target SPM pada indikator program KIA dapat menunjukkan masih rendahnya kualitas
pelayanan kesehatan.
METODE CARL
Pada metode ini penentuan prioritas masalah didasarkan pada
serangkaian kriteria yang harus diberi skor 1-10.
Kriteria CARL diantaranya,
C (Capability) = Ketersediaan sumber dana
A (Accessibility) = Kemudahan, masalah yang ada mudah
diatasi atau tidak
R (Readiness) = Kesiapan dari tenaga pelaksana maupun
kesiapan sasaran 35
L (Leverage) = Seberapa besar pengaruh kriteria yang satu
25 22
dengan yang lain dalam pemecahan masalah yang dibahas.
Nilai total merupakan hasil perkalian dari C x A x R x L 15
Dari hasil perhitungan skor CARL, didapatkan 3 prioritas masalah dengan nilai tertinggi pada program KIA di Provinsi Bengkulu
adalah sebagai berikut :
1. Cakupan ibu risiko tinggi (Risti) sebanyak 5.340 dan ditangani tenaga kesehatan sebanyak 2.756 (52%) belum mencapai
target SPM yaitu 80% sebagai prioritas pertama dengan skor CARL sebesar 3.584
2. Jumlah persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan di Provinsi Bengkulu tahun 2012 adalah 32.520 dari 39.779. Jumlah
ibu bersalin mencapai angka 88% dan belum mencapai target SPM yaitu 90% sehingga persalinan yang dibantu oleh tenaga
kesehatan menjadi prioritas kedua dengan skor CARL sebesar 2.688.
3. Program KIA di Provinsi Bengkulu masih ada yang belum mencapai target SPM yaitu Indikator kunjungan ibu hamil K4
sebanyak 33.903 bumil (87%) yang belum mencapai target SPM yaitu 90% sebagai prioritas ketiga dengan skor CARL
yang diperoleh sebesar 2.352 (Rozi, 2020).
DAFTAR PUSTAKA
Chang, J., & Octavia, T. \(2017). Upaya Penurunan Produk Cacat Departemen Blow Molding PT. X Surabaya. Jurnal Titra, 5(2),
111-116.
Pradani, E. A., & Sujianto, S. (2017). Keterlambatan Pengumpulan Berkas Verifikasi Klaim BPJS di RS X: Apa Akar Masalah dan
Solusinya?. Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit, 6(2), 112-121.
Rozi, V. F., & Hartati, N. (2020). Analisis Manajemen Mutu Pelayanan Pada Program Kesehatan Ibu Dan Anam (KIA) Di Provinsi
Bengkulu. Mitra Raflesia (Journal of Health Science), 10(1).
Suprapti, S., Haryanto, T., Jaya, A. P., & Widyaningrum, K. (2018). Sistem Evaluasi Pasca Pelatihan di Rumah Sakit X Malang.
JURNAL DINAMIKA MANAJEMEN DAN BISNIS, 1(2), 1-10.
Tyas, R. C. (2020). Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan Dan Jenis Intervensi Di RW 13 DAN RW 14 Kelurahan Ampel
Kecamatan Semampir Surabaya Tahun 2018. JURNAL PENELITIAN KESEHATAN (JPK). 18(1), 10-13.
TERIMA KASIH
Tugas Akhir Perencanaan
dan Evaluasi Kesehatan
Metode PAHO
Oleh :
Kelompok 3
Ni Putu Intan Prtaiwi (1802561026)
Kadek Cantika Dewi (1802561034)
I Gusti Agung Mas Harsaniansari (1802561038)
Septian (1802561042)
Ni Putu Amanda Ayuning Krissita (1802561066)
Made Adelia Sevita Maharani (1802561075)
Januario Nuno Dos Reis Gomes (1602561072)
Definisi Metode PAHO
Metode PAHO pertama kali dikembangkan dan digunakan di
wilayah Amerika Latin dan dikenal dengan nama Pan American
Health Organization. Metode PAHO digunakan untuk
menentukan prioritas dari suatu masalah dengan cara pemberian
skor, yang mana setiap indikator akan memiliki nilai sesuai
dengan urgensi dari masalah kesehatan tersebut dan yang akan
menjadi prioritas masalah pertama adalah masalah dengan bobot
paling besar.
Lanjutan …
Terdapat beberapa indikator atau kriteria dalam menentukan prioritas masalah antar lain :
− Magnitude (M)
Dalam magnitude, akan menggambarkan berapa banyak penduduk atau orang yang terkena masalah
kesehatan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan hasil angka prevalensi atau insiden dari suatu penyakit,
semakin luas atau semakin banyak orang yang terkena dampak dari masalah kesehatan tersebut, maka
semakin tinggi nilai prioritas yang diberikan pada masalah kesehatan tersebut.
− Severity (S)
Severity merupakan penunjuk besar kerugian yang akan ditimbulkan, yang dapat digunakan sebagai
penentu dalam menentukan severity adalah CFR (Case Fatality Rate) dari suatu masalah keseshatan.
Namun seiring perkembangannya severity juga dapat dilihat dari jumlah disability days atau disability
years atau diseases burden yang ditimbulkan oleh penyakit yang berkaitan.
3
Lanjutan …
− Vulnerability (V)
Dalam vulnerability menggambarkan kemampuan atau cara untuk mengatasi masalah, juga
menunjuukan seberapa besar tersedianya teknologi dan obat-obatan yang efektif dalam mengatasi
permasalahan kesehatan atau penyakit.
− Community and Political Concern (C)
Merupakan sejauh mana masalah tersebut menjadi concern atau kegusaran masyarakat dan para
politisi maupun pemerintah.
− Affordability (A)
Pada affordability ini akan memperlihatkan ketersediaan dana. Sejauh mana tersedianya dana yang
digunakan dalam mengatasi masalah kesehatan atau penyakit itu sendiri (Fatima, et al. 2016).
4
Lanjutan …
Adapun cara penilaian yang diberikan untuk masing-masing indikator adalah menggunakan ordinal 1
sampai dengan 5 sebagai berikut:
1. Magnitude (luas masalah) : Sangat luas = 5, Luas = 4, Sedang = 3, Kurang luas = 2, Sangat tidak luas
=1
2. Severity (dampak) : sangat parah = 5, parah = 4, sedang = 3, ringan = 2, sangat ringan = 1
3. Vulnerabilty (cara mengatasi) : tersedia mudah dan murah = 5, tersedia = 4, sedang = 3, tersedia dan
sulit = 2, tidak tersedia = 1
4. Community and political concern (dukungan secara politik) : sangat didukung = 5, didukung = 4,
sedang = 3, kurang didukung = 2, tidak didukung = 1.
5. Affordability (dana) : sangat murah atau kecil = 5, murah = 4, sedang = 3, mahal = 2, sangat mahal = 1
5
Langkah-Langkah metode PAHO
Proses validasi
terhadap
kelengkapan
data yang
Setelah dilakukan
pemberian skor
terhadap
sudah
masing-masing
indikator, selanjutnya
masing-masing penyakit
dikumpulkan
atau masalah
Analisis data yang
kesehatan akan dihitung
didapatkan
nilai skor akhirnya yaitu
dengan perkalian antara
nilai skor
masing-masing kriteria
untuk penyakit atau
masalah kesehatan
tersebut.
Setelah didapatkan
kesenjangan, tentukan
prioritas masalah
dengan menggunakan
metode PAHO.
6
Langkah-Langkah metode PAHO
Proses validasi
terhadap kelengkapan
data yang sudah
dikumpulkan
Setelah dilakukan
pemberian skor
terhadap
masing-masing
indikator, selanjutnya
masing-masing penyakit
atau masalah
Analisis
kesehatan akan dihitung
nilai skor akhirnya yaitu data yang
dengan perkalian antara
nilai skor
masing-masing kriteria
didapatkan
untuk penyakit atau
masalah kesehatan
tersebut.
Setelah didapatkan
kesenjangan, tentukan
prioritas masalah
dengan menggunakan
metode PAHO.
7
Langkah-Langkah metode PAHO
Proses validasi
terhadap kelengkapan
data yang sudah
dikumpulkan
Setelah dilakukan
pemberian skor
terhadap
masing-masing
indikator, selanjutnya
masing-masing penyakit
atau masalah
Analisis data yang
kesehatan akan dihitung
didapatkan
nilai skor akhirnya yaitu
dengan perkalian antara
nilai skor
masing-masing kriteria
untuk penyakit atau
masalah kesehatan
tersebut.
Membandingkan
tingkat capaian dari
Pemberian skor dalam
hasil analisis
metode PAHO ini
dilakukan oleh panelis
yang sudah expert di
dengan target
bidangnya, memahami
permasalahan Standar Pelayanan
kesehatan dalam forum
curah pendapat (brain
storming).
Minimal (SPM) atau
rencana strategi
Setelah didapatkan
kesenjangan, tentukan
pusat, daerah pada
prioritas masalah
dengan menggunakan
metode PAHO.
periode tertentu.
8
Langkah-Langkah metode PAHO
Proses validasi
terhadap kelengkapan
data yang sudah
dikumpulkan
Setelah dilakukan
pemberian skor
terhadap
masing-masing
indikator, selanjutnya
masing-masing penyakit
atau masalah
Analisis data yang
kesehatan akan dihitung
didapatkan
nilai skor akhirnya yaitu
dengan perkalian antara
nilai skor
masing-masing kriteria
untuk penyakit atau
masalah kesehatan
tersebut.
kesenjangan,
tentukan
prioritas
masalah dengan
menggunakan
metode PAHO .
9
Langkah-Langkah metode PAHO
Proses validasi
terhadap kelengkapan
data yang sudah
dikumpulkan
Setelah dilakukan
pemberian skor
terhadap
masing-masing
indikator, selanjutnya
masing-masing penyakit
atau masalah
Analisis data yang
kesehatan akan dihitung
didapatkan
nilai skor akhirnya yaitu
dengan perkalian antara
nilai skor
masing-masing kriteria
untuk penyakit atau
masalah kesehatan
tersebut.
10
Langkah-Langkah metode PAHO
Setelah dilakukan
pemberian skor terhadap Proses validasi
masing-masing indikator, terhadap kelengkapan
data yang sudah
dikumpulkan
selanjutnya
masing-masing penyakit
atau masalah kesehatan
akan dihitung nilai skor Analisis data yang
didapatkan
Setelah didapatkan
kesenjangan, tentukan
prioritas masalah
dengan menggunakan
metode PAHO.
11
Perkalian tersebut dilakukan guna perbedaan nilai skor akhir dan masalah menjadi sangat kontras, hal ini
dilakukan agar menghindari terjadinya keraguan apabila perbedaan skor terlalu tipis (Avisena & Bantas.
2017).
12
Fungsi Metode PAHO
Fungsi dalam penerapan metode PAHO ini untuk
memprioritaskan permasalahan kesehatan, maka masing-masing
kriteria tersebut diberi skor dengan nilai ordinal. Setelah
diberikan skor pada masing-masing masalah Kesehatan,
kemudian dihitung nilai skor akhir yaitu perkalian antara nilai
skor dengan masing-masing kriteria untuk permasalahan
Kesehatan.
Pengaplikasian Metode PAHO dan Perhitungannya
∙ Melakukan Analisis Situasi
1. Merumuskan masalah
2. Menetapkan prioritas masalah. Prioritas masalah didapatkan dari data atau fakta yang ada secara
kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya pengetahuan yang cukup.
3. Indikator masalah. Ukuran indikator masalah adalah kinerja akan dinilai baik jika persentase hasil
yang didapat sesuai dengan target.
4. Identifikasi masalah. Identifikasi masalah merupakan kegiatan merinci rumusan masalah yang
brtsifat umum menjadi bagian-bagian sampai pada unsur-unsurnya secara konkret dan operasional.
5. Penetapan prioritas masalah.
Lanjutan ...
∙ Perhitungan Metode PAHO
Metode PAHO menggunakan skor pada setiap variabel penilaian, dengan menggunakan skor 1-10, dan
penilaiannya lebih luas dibadingkan dengan matriks
Rumus :
P = M.S.V.C.A
Langkah-Langkah Metode PAHO
1. Tuliskan terlebih dahulu masalah yang didapatkan dari kegiatan analisis situasi
4. Pemberian skor oleh para ahli untuk setiap masalah berdasarkan kriteria dari PAHO. Pada tahap
pemberian skor sebaiknya membandingkan antar permasalahan yang sudah ditetapkan dengan kriteria
yang sama
6. Setelah itu, tentukan prioritas berdasarkan urutan hasil perkalian. Hasil yang besar dijadikan sebagai
prioritas utama
Berikut ini tabel perhitungan menggunakan metode PAHO
1. Magnitude (M) 10 10 10 10 5 2 2 5 10 10 10 10
2. Severity (S) 8 8 10 5 8 1 5 7 8 10 10 10
3. Vulnerability (V) 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1
Dari hasil tabel diatas didapatkan angka skor tertinggi pada permasalahan III yaitu Presentase Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe
dengan total skor 3400 menjadi prioritas pertama. Kemudian permasalahan I yaitu Persentase Balita Ditimbang Berat
Badannya mendapatkan prioritas masalah kesehatan kedua
Kekurangan dan Kelebihan Metode PAHO
Kekurangan
Kelebihan dari metode PAHO adalah mudah dilakukan dan dapat dilakukan dalam
jangka waktu relative cepat. Selain itu, metode PAHO ini beberapa dari kriterianya penting
dan dapat dimasukkan dalam penilaian menentukan prioritas
Kelebihan
Kekurangan dari metode PAHO adalah dalam menentukan nilai skor sesungguhnya
didasarkan pada penelitian kualitatif atau ilmu dari para ahli yang bisa saja dalam menentukan
tidak objektif. Selain itu, masih kurangnya spesifik dari kriteria penentuan para ahli tersebut
Terima Kasih
Perencanaan
dan Evaluasi
Kesehatan
Metode Delphi
Nama Anggota :
03
Pengertian Kelebihan dan
01 02
Langkah –
Metode Langkah Metode Kekurangan
Delphi Delphi Metode Delphi
04 Fungsi Metode
Delphi 05 Aplikasi
Metode Delphi
Pengertian
Metode Delphi
Metode Delphi merupakan proses yang dilaksanakan
dalam suatu kelompok untuk mensurvei dan melakukan
pengumpulan pendapat dari para ahli yang terkait pada
topic tertentu. Metode Delphi ini dilakukan biasanya
dengan bantuan kuesioner, metode ini mampu
menstrukturkan proses komunikasi dalam kelompok
sehingga proses yang dilakukan dapat berjalan dengan
baik dan efektif.
Back Next
Langkah – Langkah Metode Delphi
Gordon, 1994 dalam Kurniawan et al., 2017
Back Next
Lanjutan…
Back Next
Kelebihan dan Kekurangan Metode Delphi
Kelebihan Kekurangan
● Berguna ketika masalah yang ada tidak
● Tidak memungkinkan melakukan komunikasi
bisa diselesaikan secara metode analisis instan atau stimulasi intelektual.
empiris. ● Mengabaikan dan membutuhkan keahlian dalam
● Tidak memerlukan kemampuan yang komunikasi tertulis.
statistik/matematika yang rumit. ● Memaksakan pandangan atau anggapan dari suatu
permasalahan kepada responden dari struktur yang
● Menghindari adanya groupthink.
dibuat menggunakan metode Delphi.
● Adanya fleksibilitas.
● Lebih menghabiskan waktu daripada metode
● Konsensus akan konvergen mencapai satu normal discussion group.
kesepakatan penilaian. ● Mengabaikan dan tidak mengkaji lebih lanjut
● Konsensus yang dicapai dapat berguna perbedaan pendapat .
untuk mengungkapkan kondisi sekarang ● Diperlukan panelis yang berpengalaman dan harus
mempunyai kemampuan komunikasi yang baik.
maupun di masa yang akan datang.
Back Next
Fungsi Metode Delphi
Metode Delphi berfungsi untuk menstrukturkan proses komunikasi
kelompok sehingga proses dapat berjalan efektif dan masalah dapat
terselesaikan. Metode ini berguna pada saat pendapat dan penilaian dari
para ahli dan praktisi dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah (Rum,
Heliati and Padjadjaran, 2018). Metode ini cocok untuk diterapkan saat
dibutuhkan penilaian dari para ahli namun terdapat kendala dari faktor
waktu atau jarak yang membuat para ahli sulit secara panel untuk duduk
bersama dalam pengambilan keputusan. Selain itu, metode ini dapat
digunakan untuk mendapatkan konsensus mengenai proyeksi/tren masa
depan menggunakan proses pengumpulan informasi yang sistematis.
Back Next
Aplikasi Metode Delphi
Salah satu contoh aplikasi yang menggunakan metode Delphi yaitu misalkan seorang
manajer program yang ingin mengkaji opini dan kemudian mencapai sebuah keputusan
tentang bagaimana suatu produk dapat mencapai kesuksesan di pasaran. Manager ini
menggunakan Metode Delphi dan mengundang beberapa orang dalam organisasi untuk
berpartisipasi dalam penilaian untuk memilih beberapa opsi agar tujuan perusahaan dapat
tercapai. Manager telah menyusun kuesioner dan meminta peserta menilai setiap opsi
tersebut yaitu:
• Meningkatkan produktivitas tim
• Memberikan harga produk yang mampu bersaing di pasaran
• Menambah jumlah tim penjualan
• Merespon balik pelanggan dengan cepat
• Lainnya (peserta dapat menambahkan opsi sesuai dengan ide masing-masing)
Back Next
Lanjutan…
Back Next
Lanjutan…
Back Next
Thank You
METODE DELBECQ
KELOMPOK 5 :
Ni Kadek Ayu Sriandewi (1802561008)
Ni Kadek Ari Arniti (1802561010)
Cok Istri Mirah Sulistia Dewi (1802561011)
Ni Nyoman Trijayanti (1802561024)
Ida Ayu Indah Widyasuari(1802561027)
Made Ayu Mas Anggarani (1802561050)
Gusti Ayu Eka Agustini (1802561073)
OUTLINE
01
PENDAHULUAN
02
PEMBAHASAN
03
KESIMPULAN
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Merancang suatu program kesehatan memerlukan perencanaan sistematis dalam rangka memecahkan
masalah kesehatan agar mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan program. Tantangan yang dihadapi
dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat lebih rumit dan beragam karena dihadapkan dan
berkaitan dengan sektor lain selain sektor kesehatan, maka dari itu perencanaan bidang kesehatan
masyarakat adalah perencanaan yang membutuhkan jalinan kerjasama lintas sektoral dengan tahapan
yang teratur serta berkesinambungan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
Symond, D. (2013b). Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan dan Prioritas Jenis Intervensi Kegiatan Dalam Pelayanan Kesehatan Di Suatu Wilayah. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 7(2), 95–100.
Metode Delbecq adalah metode penetapan prioritas masalah dengan rancangan kualitatif yang
ditetapkan oleh kelompok pakar/ahli yang memiliki pemahaman terhadap informasi dan data
kuatitatif masalah kesehatan yang termasuk kedalam kelompok prioritas (Symond, 2013).
Metode ini pertama kali dikembangkan oleh Delbecq dan Van de Venn pada 1868 pada awalnya
digunakan pada kajian psikologis sosial dalam menentukan keputusan dalam sebuah konfersi,
kajian pada ilmu manajemen dalam menyatukan penilian kelompok, dan kajian kerja sosial
untuk mengikutsertakan masyarakat dalam merumuskan permasalahan dalam perencanaan
program (Rohmatulloh dkk., 2016).
Rohmatulloh, Kusumastuti, R., & Shiddiq, J. A. (2017). Penentuan Kriteria Evaluasi Kinerja Widyaiswara Menggunakan Nominal Group Technique. Jurnal Teknik Industri, 17(2), 51.
https://doi.org/10.22219/jtiumm.vol17.no2.51-61
RUMUSAN MASALAH TUJUAN
1. Apakah fungsi dari metode Delbecq dalam 1. Mengetahui fungsi dari metode Delbecq
penetapan prioritas masalah pada dalam penetapan prioritas masalah pada
perencanaan program? perencanaan program
2. Apakah keuntungan dan kelebihan 2. Mengetahui keuntungan dan kelebihan
penetapan prioritas masalah perencanaan penetapan prioritas masalah perencanaan
program dengan menggunakan metode program dengan menggunakan metode
Delbecq? Delbecq
3. Bagaimana langkah-langkah penetapan 3. Mengetahui langkah-langkah penetapan
prioritas masalah perencanaan program prioritas masalah perencanaan program
dengan menggunakan metode Delbecq? dengan menggunakan metode Delbecq
4. Apakah contoh aplikatif penetapan prioritas 4. Mengetahui contoh aplikatif penetapan
masalah perencanaan program prioritas masalah perencanaan program
menggunakan metode Delbecq? menggunakan metode Delbecq
PEMBAHASAN
PENGERTIAN METODE DELBECQ
Metode delbecq adalah salah satu quality tools dalam mengambil keputusan terbaik dan
merupakan metode yang terstruktur untuk menggali kontribusi dari setiap peserta. Metode delbecq
merupakan metode kualitatif yang dilakukan melalui kesepakatan dari sekelompok orang dengan
keahlian yang berbeda. Sehingga, dalam hal ini diperlukan penjelasan terdahulu untuk dapat
meningkatkan pengertian maupun pemahaman dari peserta. Dalam pelaksanaannya, sekelompok
pakar akan diberikan informasi mengenai permasalahan penyakit yang perlu ditetapkan
prioritasnya, termasuk pula data kuantitatif untuk masing-masing penyakit tersebut. Ide-ide akan
dikumpulkan dari tiap peserta, yang kemudian akan diberikan voting dan ranking terhadap ide –
ide tersebut.
FUNGSI METODE DELBECQ
Metode delbecq dapat digunakan untuk menentukan solusi atau penyelesaian masalah yang telah
ditetapkan sebagai prioritas. Masalah kesehatan yang telah ditetapkan sebagai prioritas akan
ditindaklanjuti dengan rencana intervensi.
Metode Delbecq adalah metode yang juga digunakan ketika situasi membutuhkan tindakan
pengambilan keputusan dengan cepat. Contoh situasi pengambilan keputusan yang dilaksanakan
adalah pelaksanaan pengumpulan suara terbanyak (voting) yang dipertimbangkan dengan
mempertimbangkan pendapat dari seluruh kelompok pakar/ahli. Hasil pertimbangan
pendapat dari pakar/ahli digunakan untuk mengidentifikasi urgensi suatu masalah. Pakar/ahli
akan memberikan nilai terhadap permasalahan yang telah diidentifikasi, sehingga permasalahan
tersebut dapat diurutkan sesuai tingkat prioritasnya dengan cara di-ranking (Symond, 2013b).
Symond, D. (2013b). Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan dan Prioritas Jenis Intervensi Kegiatan Dalam Pelayanan Kesehatan Di Suatu Wilayah. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7(2), 95–100
KELEBIHAN METODE DELBECQ
❑ Pelaksanaan NGT dilakukan pada sebuah pertemuan tatap muka dalam sebuah kelompok kecil, sehingga
sesama partisipan saling mengenal
❑ NGT juga bisa dilaksanakan dengan berbasis web (online) atau tanpa tatap muka secara langsung.
❑ Pelaksanaan NGT lebih efisien dari segi biaya dan waktu (hanya beberapa jam) dalam proses
pengumpulan data dan pengambilan keputusan
❑ Pelaksanaan NGT akan mendorong individu yang berpartisipasi untuk mengekspresikan
pendapatnya
❑ Dalam pelaksanaan NGT akan bertemu dengan para ahli secara langsung atau tatap muka
❑ Dalam pelaksanaan NGT dapat menangkap berbagai sudut pandang dari kelompok yang
berbeda
❑ NGT dapat dijadikan sebagai alat untuk menganalisis dan memecahkan permasalahan yang
kompleks menjadi lebih sederhana
KEKURANGAN METODE DELBECQ
▪ Peserta menulis masalah kesehatan pada form yang telah disediakan tanpa mengeluarkan
suara dan fokus pada kegiatan.
▪ Moderator/fasilitator menyiapkan file chart dan hanya mencatat masalah kesehatan yang
disampaikan oleh peserta pada form yang dilaksanakan secara bergantian dan berulang.
Dalam menetapkan prioritas masalah, dapat digunakan beberapa metode salah satunya Metode
Delbecq atau Nominal Group Technique (NGT). Metode ini merupakan metode kualitatif yang
digunakan dalam pengambilan keputusan, pemecahan masalah serta metode yang digunakan
untuk menemukan ide - ide strategis. Penentuan prioritas masalah dengan metode delbecq akan
dilakukan berdasarkan kesepakatan sekelompok pakar dengan keahlian yang berbeda, sehingga
para pakar akan menyampaikan pendapatnya masing-masing. Selain menentukan prioritas
masalah, fungsi lain dari metode ini yaitu dapat menentukan solusi atau penyelesaian
permasalahan yang telah diprioritaskan.
.
SIMPULAN
Metode Delbecq memiliki kelebihan, diantaranya partisipan saling mengenal karena pertemuan
dapat dilakukan tatap muka, pelaksanaan NGT lebih efisien dari segi biaya dan waktu, dapat
mendorong individu untuk mengekspresikan pendapatnya, dapat membangkitkan ide
permasalahan dan solusi, akan bertemu dengan para ahli secara tatap muka, dapat menangkap
berbagai sudut pandang dari kelompok yang berbeda, dan dapat dijadikan sebagai alat untuk
menganalisis dan memecahkan permasalahan yang kompleks menjadi lebih sederhana. Selain itu,
metode ini memiliki beberapa kekurangan diantaranya NGT tidak dapat diterapkan pada diskusi
yang bersifat rutin, koordinasi, dan tawar menawar, prioritas masalah yang dihasilkan tidak selalu
layak untuk diterapkan, partisipan kekurngan peluang untuk berpikir panjang, dan kesulitan dalam
mengorganisir pelaksanaan NGT dalam waktu yang seluruh partisipan bisa hadir Adapun
langkah-langkah dalam menentukan prioritas masalah menggunakan metode Delbecq diawali
dengan menetapkan kriteria masalah, menentukan bobot masalah dari masing-masing kriteria
masalah, dan menentukan skoring masalah yang tidak melebihi nilai 0-10.
SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu dalam
menentukan suatu prioritas masalah, dapat
digunakan metode delbecq yang diselesaikan
dengan memberikan bobot pada masing-masing
kriteria masalah. Adapun dalam pemberian bobot
ini sebaiknya sesuai dengan kriteria seperti
besarnya masalah, urgensi dari masalah yang
terjadi, biaya atau dana yang diperlukan dalam
mengatasi permasalahan, tersedianya sarana dan
prasarana, tenaga, waktu, cara atau metode dan
teknologi untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut.
TERIMA
KASIH
METODE PROBLEM TREE
Kelompok 6
Anggota Kelompok
1. Diniatul Fitriah 1802561016
2. Gusti Ayu Made Aricintya 1802561020
3. Putu Sukma Manikasanthi 1802561029
4. I Putu Eka Yayang Pratama 1802561036
5. Debby Sophie 1802561064
6. Anita Hayatun Nisa 1802561068
7. Alma Rois Safitri 1802561074
OUTLINE
1. Definisi Metode 2. Tahapan Penggunaan
Problem Tree Metode Problem Tree
4. Kekurangan
3. Kelebihan Metode
Metode Problem
Problem Tree
Tree
6. Contoh Aplikatif
5. Fungsi Metode
Metode Problem
Problem Tree
Tree
Definisi Metode Problem Tree
Metode problem tree atau pohon masalah merupakan bagian dari
analisis pohon. Analisis pohon adalah langkah pemecahan masalah dengan
mencari sebab dari suatu akibat. Oleh sebab itu, pohon masalah memiliki
definisi suatu alat atau teknik untuk mengidentifikasi dan menganalisis
masalah dalam situasi tertentu dan menggambarkan informasi tersebut
sebagai rangkaian hubungan sebab akibat dari beberapa faktor yang saling
terkait. Teknik ini umumnya digunakan pada tahap perencanaan (Asmoko,
2014).
Tahapan Penggunaan Metode
Problem Tree
1. Langkah pertama, yaitu 2. Langkah kedua, yaitu 3. Langkah ketiga, yaitu
mengidentifikasi suatu menganalisa pengaruh atau menganalisa penyebab
masalah utama organisasi akibat yang disebabkan oleh munculnya masalah utama.
berdasarkan hasil analisa permasalahan tersebut. Penyebab pada tahap ini
yang dilakukan. disebut penyebab level 1.
Asmoko, Hindri. 2012. Memahami Analisis Pohon Masalah. Balai Diklat Kepemimpinan. Pp 1-9.
Asmoko, Hindri. 2014. Memahami Analisis Pohon Masalah. Magelang : Pusdiklat Pengembangan
SDM, BPPK.
Dillon, Leonellha Barreto. 2014. Problem Tree Analysis. Available at accessed on [Nov 29, 2020].
TERIMA KASIH
METODE
FISHBONE
GREEN
Martin Rinaldi Pasaribu 1802561030
KELOMPOK 7
Komang Rossa Trianika 1802561053
a)
digambar secara horizontal menuju pernyataan masalah
sebagai sebuah cabang. Setiap cabang dapat
diinterpretasikan sebagai cause atau secara visual dalam
metode fishbone seperti tulang ikan.
Langkah- Langkah Penggunaan Metode
Fishbone
KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Dapat menjabarkan setiap masalah yang terjadi 1. Kekurangan dalam fishbone yaitu opinion
atau yang muncul dan setiap orang yang based on tool
terlibat di dalamnya dapat memberikan saran 2. Di design membatasi kemampuan dari tim
yang mungkin menjadi penyebab masalah atau pengguna secara visual dalam
tersebut. menjabarkan masalah yang mengunakan
2. Mudah digunakan, sehingga dapat metode “level why” yang dalam, kecuali jika
meningkatkan struktur dan memungkinkan kertas yang digunakan benar – benar besar
beberapa kreativitas. dalam menyesuaikanya dengan kebutuhan
3. Menghasilkan penemuan secara aktif tentang tersebut.
penyebab masalah. 3. Secara umum, pengambilan digunakan
4. Memberikan petunjuk dalam pengumpulan dalam memilih penyebab yang paling
data. memungkinkan terdaftar didalam diagram
tersebut.
Fungsi dari
Metode
Fishbone
Fungsi dari Metode Fishbone
1. Pertama, menentukan masalah yang terjadi. Masalah yang muncul misalnya rendahnya
kepersertaan JKN.
2. Kedua adalah menuliskan masalah tersebut pada kepala ikan yang merupakan akibat atau effect.
3. Ketiga, menuliskan faktor – faktor yang mungkin menjadi penyebab masalah pada rendahnya
kepersetaan JKN. Misalnya yang menjadi faktor penyebab utama masalah ini adalah 4M + 1I +
1T (Man, Method, Money, Market, Information, Time).
4. Keempat, mencari penyebab–penyebab yang mungkin mempengaruhi faktor 4M+1I +1T misalnya
kemungkinan penyebab pada tulang Man bersumber dari masyarakat yang tidak memahami JKN,
masyarakat apatis, malas, serta tidak memahami pentingnya JKN begitu seterusnya sampai
tulang Time.
5. Kelima, mencari penyebab–penyebab sekunder yang mungkin bisa mempengaruhi
penyebab–penyebab utama.
6. Keenam, mencari penyebab tersier dari penyebab sekunder. Jika tidak ditemukan penyebab
tersier, penyebab sekunder dapat dinyatakan cukup menjadi akar dari permasalahan pada tiap
pokok tulang permasalahan.
Contoh Aplikatif dari Penggunaan
Metode Fishbone
Contoh Aplikatif dari Penggunaan Metode Fishbone
7. Ketujuh, menetukan hal-hal yang penting dari setiap faktor pada hasil diagram langkah kelima
bahwa faktor-faktor tersebut yang paling mungkin mempunyai pengaruh nyata terhadap
rendahnya kepersetaan JKN kemudian menyajikan hasilnya menjadi diagram fishbone sebagai
berikut
Contoh Aplikatif dari Penggunaan Metode Fishbone
Dari hasil analisis, dapat disimpulkan dari diagram tulang ikan di atas
dapat dilihat bahwa ternyata, rendahnya kepersetaan JKN di pedesaan
khususnya pada pekerja informal tidak hanya disebabkan oleh
masyarakat saja namun juga oleh pihak terkait seperti perangkat desa
dan bidan desa dalam hal sosialiasi untuk distribusi informasi mengenai
kepersetaan JKN.
Fishbone merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
mengidentifikasi akar penyebab masalah.
Dalam menggunakan metode fishbone terdapat langkah - langkah yang terdiri dari
identifikasi dan menyepakati pernyataan masalah, mengidentifikasi kategori-kategori,
menemukan sebab potensial melalui kegiatan brainstorming dalam mengkaji dan
menyepakati sebab-sebab yang paling mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
KASIH
PERENCANAAN DAN EVALUASI
KESEHATAN METODE HANLON
Nama Anggota Kelompok
Fungsi Metode
04 Hanlon
01
Gambaran
Umum Metode Kelebihan dan
Hanlon Kekurangan
Metode Hanlon
03 Contoh
05 Aplikatif
Metode Hanlon
Gambaran Umum
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam penetapan
prioritas pemecahan adalah metode Hanlon atau bisa juga
disebut Sistem Dasar Penilaian Prioritas. Metode ini
dilakukan dengan menggunakan 4 kriteria yaitu :
a. Kelompok kriteria 1 : besarnya masalah (magnituda)
b. Kelompok kriteria 2 : tingkatan kegawatan
(emergency/seriousness)
c. Kelompok kriteria 3 : kemudahan dalam penanggulangan
(causability)
d. Kelompok kriteria 4 : dapat atau tidaknya program
dilaksanakan menggunakan istilah yang disebut PEARL
fakto
Besar Masalah
Kriteria 1
Tingkat Kegawatan Masalah
1) Tingkat urgensi
2) Kecenderungannya
3) Tingkat keganasannya
Kriteria 2
Kemudahan Penanggulangan Masalah
- 1 (sangat sulit)
- 2 (sulit)
- 3 (cukup sulit)
- 4 (mudah)
- 5 (sangat mudah)
Kriteria 3
Dapat atau tidaknya program
dilaksanakan menggunakan
istilah PEARL factor
Dapat menentukan
factor yang dimodifikasi
Kekurangan
Adanya penerapan pada
metode hanlon lebih sulit
sehingga diperlukannya
waktu yang cukup lama, itu
disebabkan karena ada
banyak sitem di dalam
penilaian yang digunakan
Fungsi Metode Hanlon
a. Metode yang lebih tepat jika daftar
outcome dari tujuan yang ingin dicapai
tersedia dari daftar prioritas yang ada
dengan data yang memadai dan system
penilaian.
b. Metode hanlon lebih tepat berfungsi
untuk menentukan prioritas masalah
kesehatan dengan memperhatikan
teknik responsive dimana tujuan yang
dicapai dari program jelas yang
dituangkan dalam criteria dan
faktor-faktor lain yang memungkinkan.
c. Memungkinkan faktor- faktor sehinnga
dapat di modifikasi agar sama dengan
kebutuhan dan di nilai secara individu.
Contoh
Kasus
Berdasarkan data masalah yang sudah diidentifikasi
sebelumnya mengenai profil Kesehatan di Kabupaten
Kulon Progo pada tahun 2016-2018, saya memilih
masalah pelayanan Kesehatan pada usia produktif,
pelayanan Kesehatan usia lanjut, pelayanan Kesehatan
orang dengan TB, dan pelayanan Kesehatan orang
dengan faktor risiko HIV untuk menentukan prioritas
masalah dengan menggunakan metode hanlon
Menentukan rangking urutan dengan kriteria spesifik
Memasukan nilai rangking dengan metode PEARL
Menghitung prioritas dengan scoring
THANK YOU
PERENCANAAN DAN EVALUASI
KESEHATAN: METODE MULTI CRITERIA UTILITY ASSESMENT (MCUA)
Kelompok 10:
Alifia Prianti Putri 1802561025
Damarwati Niki Ayuning Purnami 1802561032
Frisilia Olivia 1802561040
Zahrotul Ulum 1802561043
Luh Mahadianthi Widyasari Mastera 1802561047
Revita Dea Sari 1802561052
Ray Marzirat 1802561056
PENGERTIAN Multi Criteria Utility Assessment (MCUA)
adalah suatu metode yang digunakan oleh
sebuah organisasi dalam mengambil
sebuah keputusan terhadap beberapa
alternatif pilihan yang ada.
2.
Menyaring alternatif masalah yang sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan suatu 5.
batasan atau suatu kriteria. Menentukan prioritas masalah di unit
rekam medis maupun rumah sakit.
3.
Menentukan prioritas masalah kesehatan
dan prioritas jenis intervensi pelayanan
kesehatan, penentuan, dan pemecahan 6.
masalah kesehatan. Penanganan keluhan terhadap
keberhasilan program JKN di
Puskesmas.
01 Menetapkan kriteria
Suatu hal yang dapat dianggap sebagai pengaruh yang
signifikan dan spesifik suatu masalah pada masyarakat
1. 2.
3.
Dapat digunakan untuk Mudah dilakukan karena Perhitungan dalam setiap
menentukan prioritas memiliki langkah pada metode ini sangat
masalah dan prioritas jenis langkah-langkah mudah karena menggunakan
intervensi pelayanan pengerjaan yang range angka yang kecil.
kesehatan. mudah.
Kekurangan
Anggota diskusi yang memberikan skor
sebelumnya harus diseleksi dengan teliti, hal
ini dilakukan agar anggota diskusi paham akan 01
permasalahan yang ada sehingga tidak
memberikan skor yang sembarangan.
a. Menetapkan Kriteria
b. Melakukan Pembobotan Kriteria
Dalam penelitian ini pembobotan kriteria
masalah diberikan atas kesepakatan
peserta FGD. Kisaran pembobotan yang
disepakati adalah 1-5, artinya bobot yang
terendah adalah 1 dan yang tertinggi
adalah 5. Kesepakatan pada langkah ini
yaitu, bobot untuk kriteria gawat adalah 5,
bobot kriteria tren adalah 3 dan bobot
kriteria besar adalah 4.
Aplikasi Metode
Ni Komang Widiantari
(1802561051)
Bryant Prevalensi
yaitu seberapa banyak penduduk
Metode bryant atau masyarakat terkena
penyakit atau masalah tersebut.
berfungsi untuk
menentukan prioritas
Seriousness
masalah dengan yaitu sejauh mana penyakit tersebut
menggunakan skor menimbulkan dampak. Dampak
tersebut bisa tingginya angka
area prioritas (Hanafi morbiditas atau mortalitas dan
dkk, 2014). Cara kecenderungannya.
menentukan prioritas
masalah dibagi Manageability
menjadi 4 macam yaitu sejauh mana kita dapat
kriteria, yaitu : mengatasi masalah tersebut
dengan kemampuan dan
ketersediaan sumber daya yang
ada (tenaga, dana, sarana, dan
cara)
Kelebihan & Kekurangan Metode Bryant
Adapun kelebihan dari metode ini yaitu Adapun kekurangan dari metode ini, yaitu
(Khulaila et al., 2013): (Khulaila et al., 2013):
Selain dalam prioritas masalah dari program penanggulangan kesehatan secara umum,
penggunaan Metode Bryant dalam menetapkan prioritas masalah juga dapat dilakukan dalam
satu bidang yang ada di Dinas Kesehatan. Contohnya, dalam bidang Pengamatan, Pencegahan
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PPL) di Dinas Kesehatan Kota Mataram dapat
menggunakan metode ini dalam menentukan skala prioritas program penanggulangan penyakit
menular yang ada di bidang tersebut sesuai dengan hasil evaluasi dari program di tahun
anggaran sebelumnya.
Simpulan
Metode Bryant merupakan salah satu metode yang digunakan dalam penentuan
prioritas masalah kesehatan. Metode Bryant memiliki 4 kriteria yaitu prevalensi,
seriousness, community concern, dan manageability dengan mengisi kuesioner yang
berisi pemberian skor pada masing-masing indikator. Kelebihan metode ini adalah
metode ini telah dipergunakan di berbagai negara seperti Afrika dan Thailand,
menggunakan penghitungan 4 kriteria (community concern, prevalensi, seriousness
dan manageability) yang telah diberi skor, dalam pemberian skor terkait kriteria
permasalahan, juga mencakup derajat masalah, besar masalah, cara
penanggulangan efektif dan biaya sehingga kriteria penting didalamnya dapat
dipertimbangkan, mudah digunakan, dan membutuhkan waktu yang relatif singkat.
Sedangkan kelemahan dari metode Bryant ini adalah memerlukan kuesioner yang
sesuai dengan kriteria hasil yang diperoleh bersifat subjektif, hasil akhir yang
diperoleh dengan metode ini terlalu berdekatan sehingga sulit untuk
membandingkan masalah yang harus prioritas, dan kurangnya data karena
responden tidak memberikan kuesioner tepat waktu akan mempengaruhi hasil dari
skoring. Penerapan metode adalah dalam bidang Pengamatan, Pencegahan Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan (P3PPL) di Dinas Kesehatan Kota Mataram dapat
menggunakan metode ini dalam menentukan skala prioritas program
penanggulangan penyakit menular yang ada di bidang tersebut sesuai dengan hasil
evaluasi dari program di tahun anggaran sebelumnya.
Daftar Pusaka
Hanafi, A. S., Setyaningrum, R., Rahayu, A., Purwanto, H., Sholihah,
Q., & Khairiyati, L. UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA
MELALUI PENGADAAN DAN SOSIALISASI PERANGKAT LOTO
(LOCK OUT TAG OUT) PADA MEKANIK.