Anda di halaman 1dari 8

SWOT ANALYSIS

A. Definisi SWOT
SWOT adalah akronim untuk kekuatan (Strenghts), kelemahan (Weakness), peluang
(Opportunities), dan ancaman (Threats) dari lingkungan eksternal perusahaan. Menurut Jogiyanto
(2005:46), SWOT digunakan untuk menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari
sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan dan kesempatan-kesempatan eksternal dan
tantangan-tantangan yang dihadapi.
Menurut David (Fred R. David, 2008,8), Semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan
dalam area fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama kuatnya atau lemahnya dalam
semua area bisnis.
Kekuatan/kelemahan internal, digabungkan dengan peluang/ancaman dari eksternal dan
pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar untuk penetapan tujuan dan strategi.Tujuan dan strategi
ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi kelemahan.
Berikut ini merupakan penjelasan dari SWOT (David,Fred R.,2005:47) yaitu :
1. Strenghts (Kekuatan)
Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-keungulan lain yang berhubungan
dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang
diharapkan dapat dilayani. Kekuatan adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan
kompetitif bagi perusahaan di pasar
2. Weakness (Kelemahan)
Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas
yang secara efektif menghambat kinerja perusahaan. Keterbatasan tersebut daoat berupa fasilitas,
sumber daya keuangan,kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran dapat meruoakan
sumber dari kelemahan perusahaan.
3. Opportunities (Peluang)
Peluang adalah situasi penting yang mengguntungkan dalam lingkungan perusahaan.
Kecendrungan kecendrungan penting merupakan salah satu sumber peluang, seperti perubahaan

teknologi dan meningkatnya hubungan antara perusahaan dengan pembeli atau pemasok
merupakan gambaran peluang bagi perusahaan.
4. Threats (Ancaman)
Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam lingkungan perusahaan.
Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan.
Adanya peraturan-peraturan pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat merupakan ancaman
bagi kesuksesan perusahaan.
B. Fungsi SWOT
Menurut Ferrel dan Harline (2005), fungsi dari Analisis SWOT adalah untuk mendapatkan
informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok persoalan internal (kekuatan dan
kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan ancaman).
Analisis SWOT tersebut akan menjelaskan apakah informasi tersebut berindikasi sesuatu yang
akan membantu perusahaan mencapai tujuannya atau memberikan indikasi bahwa terdapat
rintangan yang harus dihadapi atau diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang diinginkan.
Analisis SWOT dapat digunakan dengan berbagai cara untuk meningkatkan analisis dalam usaha
penetapan strategi. Umumnya yang sering digunakan adalah sebagai kerangka / panduan sistematis
dalam diskusi untuk membahas kondisi altenatif dasar yang mungkin menjadi pertimbangan
perusahaan.
C. Pendekatan Analisis SWOT
Ada dua macam pendekatan dalam analisis SWOT, yaitu:

a. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT


Pendekatan kualitatif matriks SWOT yang dikembangkan oleh Kearns menampilkan delapan
kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal (Opportunity/Peluang dan
Treaths/Ancaman) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (Strength/Kekuatan
dan Weakness/Kelamahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul
sebagai hasil titik pertemua antara faktor-faktor internal dan eksternal.

Matriks SWOT Kearns

Keterangan:
1. Sel A: Comparative Advantages (S+O)
Sel ini merupakan pertemuan dua elemen Strength/Kekuatan dan Opportunity/Peluang
sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat.

2. Sel B: Mobilization(S+T)
Sel ini merupakan interaksi antara Strength/Kekuatan dan Treaths/Ancaman. Di sini harus
dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk
memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu menjadi
sebuah peluang.

3. Sel C: Divestment/Investment (W+O)


Sel ini merupakan interaksi antara Weakness/Kelemahan organisasi dan Opportunity/Peluang
dari luar. Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang
tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak
cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah (melepas peluang yang ada
untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi).

4. Sel D: Damage Control (W+T)


Sel ini merupaka kondisi yang paling lemah dari semua sel karena merupakan pertemuan antara
Weakness/Kelemahan organisasi dengan Treaths/Ancaman dari luar, dan karenanya keputusan
yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil

adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah dari
yang diperkirakan.

b. Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT


Data SWOT kualitatif diatas dapat dikembangkan secara kuantitatif melalui perhitungan Analisis
SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson (1998) agar diketahui secara pasti posisi
organisasi yang sesungguhnya. Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
1. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) poin faktor setiap jumlah total perkalian skor dan
bobot (c = a x b) pada setiap factor S-W-O-T.
Menghitung skor (a) masing-masing poin faktor dilakukan secara saling bebas (penlilaian
terhadap sebuah poin faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengaruhi penilain terhadap poin
faktor lainnya). Pilihan rentang besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian namun yang
lazim digunakan adalah 1 sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan
10 berarti yang paling tinggi.
Perhitungan bobot (b) masing-masing poin faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan.
Artinya, penilaian terhadap suatu poin faktor adalah dengan membandingkan tingkat
kepentingannya dengan poin faktor lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai
yang telah didapat (rentang nilainya sama dengan banyaknya poin faktor) dibagi dengan
banyaknya jumlah poin faktor.
2. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor O dengan T (e).
Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan
angka (e = y).
3. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran SWOT.

Kuadran I (positif, positif)


Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang. Rekomendasi strategi yang
diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat
dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan
secara maksimal.
Kuadran II (positif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam
kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda
organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi
sebelumnya. Oleh karenanya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi
taktisnya.
Kuadran III (negatif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi
strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah
strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap
peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.
Kuadran IV (negatif, negatif)
Posisi ini mendandakan sebuah organisai yang lemah dan menghadapi tantangan besar.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi
berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk menggunakan strategi
bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan
sambil terus berupaya membenah diri.
D. Contoh Analisis SWOT
SWOT sering digunakan untuk kegiatan bisnis. Pada dasarnya hampir seluruh bidang dapat
menggunakan analisis SWOT untuk kegiatan pembuatan maupun pemasaran produk. Berikut
merupakan contoh analisis SWOT pada pembuatan software pengolahan citra digital A oleh
software house X:

Strengths
Software House X memiliki programmer
yang berkompetensi di bidang PCD
Programmer software house X memiliki
kerja sama tim yang baik
User-friendly interfaces
Software A memiliki sertifikat ISO
Proses pembelian software dapat dilakukan
secara online maupun offline
Customer service yang siap melayani setiap
hari pada jam kerja
Proses online update otomatis yang tersedia
secara gratis
Weaknesses
Programmers software house X yang
memiliki kompetensi di bidang PCD hanya
20% dari total programmer yang ada
Proses pembuatan software A yang
membutuhkan waktu lebih lama dibanding
software PCD dari pihak saingan
Kebutuhan resources dalam pembuatan
software A sangat besar
Harga software A lebih besar dibanding
software PCD dari pihak saingan

Opportunities

Threats

Brand software A yang sudah dikenal oleh


masyarakat sebagai software PCD yang
handal
Kebutuhan akan software PCD yang
sedang berkembang pada insdustri
perfilman.
Tingginya minat masyarakat untuk belajar
PCD
S-O

Software saingan memiliki harga yang lebih


murah
Koneksi yang buruk dapat mengakibatkan
kegagalan saat update
Peluang pembajakan yang besar

Proses pemasaran yang lebih mudah karena


masyarakat sudah mengenal software A
sebagai software PCD yang handal dan
berstandar internasional
Peluang keuntungan yang besar akibat
kebutuhan software PCD yang sedang
meningkat dan proses pembelian yang
mudah
Meningkatkan layanan pembelian, update,
maupun customer service

S-T

Berusaha untuk menekan biaya produksi


agar lebih kompetitif namun tetap menjaga
kualitas
Membuat usaha penanggulangan ketika
terjadi masalah konektifitas
Memberikan fitur-fitur tambahan bagi user
yang membeli software A secara legal

W-O

W-T

Software house X harus menjaga kualitas


software A agar penilaian user tidak menjadi
buruk
Walaupun harga software A lebih mahal,
namun sebanding dengan kualitasnya
Menambah jumlah programmer yang
berkompetensi di bidang PCD
Melakukan training materi PCD bagi
programmer

Membuat keputusan antara merekrut


programmer yang berkompetensi di bidang
PCD atau melakukan training bagi
programmer lainnya agar biaya produksi
tidak membengkak dan proses produksi
tidak membutuhkan waktu yang lama
Membatasi fitur yang dapat digunakan bagi
user ilegal
Mendalami keterangan hukum tentang
legalitas

Anda mungkin juga menyukai