Anda di halaman 1dari 21

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN

ANATOMI SALURAN PERNAFASAN

1. NARES ANTERIOR
- Lubang kembar hidung di depan tempat masuknya udara dari luar.
- Bermuara ke Vestibulum nasi (rongga hidung).
- Mengandung kelenjar sebaseus dan rambut kasar.

2. VESTIBULUM NASI (RONGGA HIDUNG)


- Dilapisi selaput lendir, banyak pembuluh darah.
- Epitel silindris bersilia dengan sel goblet.
- Terdapat 3 tulang kerang (Concha).
- Berhubungan dengan lubang-lubang Sinus paranasal dan Lubang nasolakrimal.

3. NARES POSTERIOR
- Lubang kembar hidung di belakang yang berhubungan dengan pharynx.
- Disebut juga CHOANAE.
- Lubang ini terletak di daerah nasopharynx dan lubang kanan dan kiri nya
dipisahkan oleh septum nasi.
- Lubang ini dibatasi oleh Vomer, Os palatinum dan Os sphenoidale.
- Sebelah dorsalnya terdapat Tonsilla pharyngica.
- Sebelah dorsolateralnya terdapat lubang medial dari Tuba auditiva
EUSTACHII.
4. PHARYNX (TEKAK)
- Pipa berotot berjalan dari dasar tengkorak sampai ke Oesophagus setinggi
Tulang rawan krikoid.
- Berdasarkan letaknya, di belakang hidung (Naso-pharynx)=Nares posterior, di
belakang mulut (Oro-pharynx), di belakang Larynx (Laryngeal-pharynx).

5. LARYNX (TENGGOROK)
- Bagian terendah Pharynx sampai ketinggian Cervical vertebrae masuk ke
dalam Trachea di bawahnya.
- Merupakan kepingan tulang rawan, yakni Tulang rawan tiroid (terbesar),
Tulang rawan krikoid, Tulang rawan aritenoid, Tulang rawan kuneiforme, Tulang
rawan kornikulata.
- Katup tulang rawan (=Epiglottis).
- Pita suara di sebelah dalam Larynx dari Rawan tiroid ke Rawan aritenoid.

6. TRACHEA
- Berupa tabung dengan panjang 13 cm dan diameter 2,5 cm.
- Berdinding fibroelastis tertanam dalam balok-balok Rawan hialin berbentuk
huruf U.
- Dimulai dari leher di bawah Tulang rawan krikoid larynx setinggi Corpus
vertebra cervicalis VI.
- Berakhir di dalam Rongga thorax setinggi Angulus sterni (pinggir bawah
Vertebra thoracica IV.
- Di daerah akhir Trachea, membelah menjadi Bronchus kanan dan kiri
(Bifurcatio trachea).

7. BRONCHUS
- Kanan lebih lebar, lebih pendek, lebih vertikal, panjangnya 2,5 cm.
- Kiri lebih sempit, lebih panjang, lebih horizontal, panjangnya 5 cm.

8. PARU-PARU (PULMO)
- Terletak di dalam Rongga thorax.
- Batas-batas Rongga thorax: depan (Sternum, Cartilago costae), belakang
(Vertebrae thoracales dan Discus intervertebralisnya), samping (Costae dan Otot
intercostalnya), bawah (Diaphragma), atas (Dasar leher).
- Isi Rongga thorax: kanan-kiri (paru-paru dengan pleuranya), tengah
(Mediastinum berisi jantung, pembuluh darah besar, Oesophagus, Ductus torasika,
Aorta descenden, Vena cava superior, N.vagus, N.phrenicus, Kelenjar limphe).
- Paru kanan: sedikit lebih besar, 2 Fissura (obliqua dan horizontalis), 3 Lobus
(superior, medius, inferior).
- Paru kiri: 1 Fissura (obliqua), 2 Lobus (superior dan inferior).
- Urutan saluran pernafasan di dalam paru: Bronchus principalis (primer) –
Bronchus lobaris (sekunder) – Bronchus segmentalis (tertier) – Bronchiolus terminalis
– Bronchiolus respiratorius – Ductus alveolaris – Saccus alveolaris – Alveolus.

- Hilus paru berisi: AV.pulmonalis, Bronchus, AV.Bronchialis, pembuluh dan


Kelenjar limphe, saraf.
- Selaput paru disebut Pleura, paling luar lapisan parietale dan dalam lapisan
viscerale, ruangan diantaranya Cavitas pleuralis.
- Berdasarkan daerahnya, Pleura parietale dibagi menjadi Pleura cervicale,
Pleura costalis, Pleura diaphragmatica.
TINJAUAN TEORITIS

A. Anatomi Sistem Pernapasan


1. Pengertian Pernapasan
Pernapasan atau respirasi adalah kegiatan pertukaran udara
(karbodioksida dan oksigen) dari dalam tubuh ke luar tubuh/paru-
paru. Oksigen yang berada di luar tubuh dihirup (inspirasi) melalui
organ-organ pernapasan. Pada keadaan tertentu, bila tubuh kelebihan
karbondioksida, maka tubuh berusaha untuk mengeluarkan
karbondioksida yang ada didalam tubuh tersebut dengan jalan
menghembuskan napas (ekspirasi) sehingga terjadi suatu
keseimbangan antara oksigen dan karbondioksida didalam tubuh.
Syaifuddin (2016).

1.1 Anatomi Sistem Pernapasan


a. Hidung
Hidung merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai alat
pernapasan dan indra penciuman. Bentuk dan stuktur hidung
menyerupai piramida atau kerucut dengan alasnya pada
prosesus palatinus osis maksilaris dan pars horizontal osis
palatum. Dalam keadaan normal, udara masuk dalam sistem
pernapasan, melalui rongga hidung. Vestibulum rongga
hidung berisi serabut-serabut halus. Epitel vestibulum berisi
rambut-rambut halus yang mencegah masuknya benda-benda
asing yang menggangu proses pernapasan. Syaifuddin
(2016).

Hidung terdiri dari hidung eksterna dan rongga hidung di


belakang eksterna. Hidung eksterna terdiri dari kartilago
sebelah bawah dan tulang hidung disebelah atas ditutupi
bagian luarnya dengan kulit dan pada bagian dalamnya
dengan membran mukosa. Santa et al (2013).

Hidung juga naso atau nasal. Terdiri dari dua kavum nasi
yang dipisahkan oleh septum nasi (sekat rongga hidung).
Didalam hidung terdapat bulu-bulu halus yang berfungsi
untuk menyaring udara, debu dan kotoran-kotoran yang
masuk ke dalam hidung. Manurung (2016).

b. Faring
Faring adalah suatu saluran otot selaput kedudukannya tegak
lurus antara basis kranii dan vertebrae servikalis VI. Di antara
basis kranii dan esofagus berisi jaringan ikat digunakan untuk
tempat lewat alat-alat di daerah faring. Syaifuddin (2016).

Faring (tekak) adalah pipa berotot yang bermula dari dasar


tenggorokan dan berakhir sampai persambungannya dengan
esofagus dan batas tulang rawan krikoid. Faring terdiri atas
tiga bagian yang dinamai berdasarkan letaknya, yakni
nasofaring (dibelakang hidung), orofaring (dibelakang
mulut), dan laringofaring (dibelakang laring). Muttaqin
(2012).

Faring merupakan tempat persimpangan antara jalan


pernapfasan dan jalan makan. Manurung (2016).

c. Laring
Laring atau pangkal tenggorokan merupakan jalinan tulang
rawan yang dilengkapi dengan otot, membran, jaringan ikat,
dan ligamentum. Sebelah atas pintu masuk laring membentuk
tepi epiglotis, lipatan dari efiglotis aritenoid dan pita
interaritenoid, dan sebelah bawah tepi bawah kartilago
krikoid. Tepi tulang dari pita suara asli kiri dan kanan
membatasi daerah epiglotis. Bagian atas disebut supraglotis
dan bagian bawah disebut subglotis. Syaifuddin (2016).

Laring terletak diantara faring dan trakea. Berdasarkan letak


vertebra servikalis, laring berada di ruas ke-4 atau ke-5 dan
berakhir di vertebra servikalis ruas ke-6. Laring disusunoleh
9 kartilago yang disatukan oleh ligamen dan ot rangka pada
tulang hioid di bagian atas dan trakea dibawahnya. Muttaqin
(2012).

Laring menghubungkan faring dan trakea. Laring yang


dikenal sebagai kotak suara (voice box) atau pangkal
tenggorok mempuanyai bentuk seperti tabung pendek dengan
bagian besar diatas dan menyempit ke bawah. Irianto (2013).

Laring merupakan rangkaian cincin tulang rawan yang


dihubungkan dengan otot dan mengandung pita suara. Laring
berhubungan dengan fonasi dan berfungsi sebagai pelindung.
Epiglotis berfungsi menutup laring saat menelan. Manurung
(2016).

d. Trakea
Trakea (batang tenggorokan) adalah tabung berbentuk pipa
seperti huruf C yang dibentuk oleh tulang-tulang rawan yang
disempurnakan oleh selaput, terletak diantara vertebrae
servikalis VI sampai tepi bawah kartilago krikoidae
vertebrata torakalis V. Panjangnya sekitar 13 cm dan
diameter 2,5 cm, dilapisi oleh otot polos, mempunyai dinding
fibroelastis yang tertanam dalam balok-balok hialin yang
mempertahankan trakea tetap terbuka. Syaifuddin (2016).
Trakea adalah sebuah tabung yang berdiameter 2,5 cm
dengan panjang 11 cm. Trakea terletak setelah laring dan
memanjang ke bawah setara dengan vertebra torakalis ke-5.
Ujung trakea bagian baawah bercabang menjadi dua bronkus
kanan dan kiri. Muttaqin (2012).

Trakea merupakan bagian saluran pernapasan yang


bentuknya seperti tabung dan merupakan lanjutan laring, dan
merupakan saluran udara sejati, panjangnya kira-kira 10 cm.
Dinding trakea terdiri dari otot polos yang ditunjang oleh
sejumlah 16-20 cincin tulang rawan yang bentuknya seperti
hurup C. Irianto (2013).

Trakea merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16


sampai dengan 20 cincin yang terdiri dari tulang rawan yang
dibentuk seperti kuku kuda (huruf C). Panjang trakea lebih
kurang 9-11 cm. Manurung (2016).

e. Bronkus
Bronkus (cabang tenggorokan) merupakan lanjutan dari trakea,
terdapat pada ketinggian vertebrae torakalis IV dan V. Bronkus
mempunyai struktur sama dengan trakea dan dilapisi oleh
sejenis sel yang sama dengan trakea dan berjalan kebawah
kearah tampuk paru-paru. Bronkus mengadakan pendekatan
pada lobus pernafasan, struktur dalam bronkus berbeda dengan
diluar bronkus.
Seluruh gabungan otot menekan bagian yang melaui cabang-
cabang tulang rawan yang makin sempit dan semakin kecil
yang disebut brokiolus. Dari tiap-tiap bronkiolus masuk ke
dalam lobus dan bercabang lebih banyakdengan diameter 0,5
mm, bronkus yanng terakhir membangkitkan pernapasan
brokiolus membuka dengan cara melepaskan udara ke
permukaan pernapasan paru-paru. Pernapasan bronkiolus
membuka dengan cara memperluas ruangan pembuluh alveoli
dimana terjadi pertukaran udara (oksigen dengan karbon
dioksida). Syaifuddin (2016).

Bronkus mempunyai struktur serupa dengan trakea. Bronkus


kiri dan kanan tidak simetris. Bronkus kanan lebih pendek,
lebih lebar, dan arahnya hampir vertikal dengan trakea.
Sebaliknya, bronkus kiri lebih panjang, lebih sempit, dan
sudutnya pun lebih runcing. Bentuk anatomi yang khusus ini
memiliki implikasi klinis tersendiri seperti jika ada benda asing
yang terinhalasi, maka benda itu lebih memungkinkan berada
di bronkus kana di bandingkan bronkus kiri karena arah dan
lebarnya. Muttaqin (2012).

Struktur mikrodkopis bronkus mirip dengan trakea. Bronkus


primer kiri lebih horizontal, lebih panjang dan lebih kecil dari
bronkus kanan. Maka benda-benda asing yang terhisap lebih
sering dan lebih mudah masuk ke bronkus kanan. Irianto
(2013).

f. Pulmo
Paru-paru merupakan organ utama sistem pernapasan yang
berda di dalam rongga dada, terdiri atas paru kanan dan paru
kiri. Paru-paru dibungkus kantung yang dibentuk oleh pleura
paritalis dan pleura viseralis. Di antara paru kanan dan paru
kiri terdapat mediasternum yang berisi jantung, aorta, dan
arteri besar, pembuluh darah vena besara, trakea.
Kelenjar timus, saraf, jaringan ikat, kelenjar getah bening dan
salurannya. Kedua paru sangat lunak dan elastis, mampu
mengembang dan mengempis secara bergantian. Sifat elastis
paru disebabkan oleh adanya serat-serat jaringan ikat elastis
dan tegangan permukaan alveolus. Paru-paru berwarna biru
keabu-abuan dan berbintik-bintik akibat dari partikel-partikel
debu yang masuk dimakan fagosit, banyak ditemukan pada
pekerja tambang.
Masing-masing paru mempunyai apeks yang tumpul menjorok
keatas, masuk ke leher kira-kira 2,5 cm diatas klavikula. Fasies
kostalis yang koveks berhubungan dengan dinding dada dan
fasies mediastinalis yang konkaf membentuk perikardium.
Sekitar pertengahan permukaan kiri terdapat hilus pulmonalis
suatu lekukan dimana bronkus, pembuluh darah, dan saraf
masuk paru-paru membentuk radiks pulmonalis. Syaifuddin
(2016).

Paru-paru terdiri dari paru-paru kanan (lobus superior, medial


dan inferior), 10 segmen. Paru-paru kiri (lobus superior, dan
inferior), 10 segmen. Paru-paru terletak di dlam rongga dada
atau rongga thoraks, paru-paru dibungkus oleh sepalut yang
disebut pleura, terbagi atas dua lapisan yaitu, pleura parietalis
(bagian luar, yang melapisi rongga dada). Pleura viseralis
(bagian dalam, yang menyelubungi seriap paru-paru). Celah
antara pleura parietalis dan pleura viseralis disebut kavum
pleura yang normalnya hampa udara sehingga paru-paru dapat
berkembang kempis secara sempurna, didalamnya juga
terdapat sedikit cairan yang berfungsi untuk melumasi
permukaan pleura serta menghindarkan gersekan antara paru-
paru dengan dinding dada pada waktu bernafas atau bergerak.
Manurung (2016).

g. Sinus Pleura
Tidak seluruh kantung dibentuk oleh lapisan pleura diisi secara
sempurna oleh paru-paru, baik kearah bawah maupun kearah
depan. Terdapat kavum pleura yang dibentuk hanya oleh
lapisan pleura parietalis saja, rongga ini disebut sinus pleura
(recessus pleura). Syaifuddin (2016).

h. Ligamentum Pulmonal
Radiks pulmonalis : bagian depan, atas, dan belakang ditutupi
oleh pertemuan parietalis dan pleura viseralis. Sebelah bawah
radiks yang berasal dari depan dan belakang bergabung
membentuk lipatan yang disebut ligamentum pulmonal.
Ligamentum ini terdapat diantara bagian bawah fasies
mediastinalis dan perikordiuim dan berakhir pada pinggir yang
bundar. Syaifuddin (2016).

B. Fisiologi Sistem Pernapasan


1. Fisiologi sistem pernapasan berdasarkan santa et al (2013) :
a. Ventilasi
Ventilasi adalah gerakan udara masuk dan keluar dari paru-
paru. Gerakan dalam pernafasan adalah ekspansi dan inspirasi.
Pada inspirasi otot diafragma berkontraksi dan kuabh dari
diafragma menurun, pada waktu yang bersamaan otot-otot
interkostal interna berkontraksi dan mendorong dinding dada
sedikit ke arah luar. Dengan gerakan seperti ini ruang didalam
dada meluas, tekanan dalam alveoli menurun dan udara
memasuki paru-paru.
Pada ekspirasi diafragma dan otot-otot interkosta eksterna
relaksasi. Diafragma naik, dinding-dinding dada jatuh kedalam
dan ruamg di dalam dada hilang. Pada pernafasan normal yang
tenang terjadi sekitas 16 kali permenit. Ekspirasi diikuti
dengan terhentinya sejenak. Kedalaman dan jumlah dari
gerakan pernafasan sebegian besar dikendalikan secara
biokimiawi.
b. Difusi
Difusi adalah gerakan diantara udara dan karbondioksida
didalam alveoli dan darah didalam kapiler sekitarnya. Gas-gas
melewati hampir secara seketika siantara alveoli dan darah
dengan cara difusi. Dalam cara difusi ini gas mengalir dari
tempat yang tinggi tekanan partialnya ke tempat lain yang
lebih rendah tekanan parsialnya.
c. Transportasi gas dalam darah
Transport : pengangkutan oksigen dan karbon dioksida oleh
darah. Oksigen ditrasportasi dalam darah: dalam sel-sel darah
merah; oksigen bergabung dengan hemoglobin utuk
membentuk oksihemoglobin, yang berwarna merah terang.
Dalam plasma: sebagian oksigen terlarut dalam plasma.
d. Pertukaran gas dalam jaringan
Metabolisme jaringan meliputi pertukaran oksigen dan
karbondioksida diantara darah dan jaringan.

2. Fisiologi sistem pernafasan menurut Manurung (2016) :


a. Pernafasan Paru-paru ( pernafasan Eksternal)
Merupakan pertukaran O2 dan CO2 yang terjadi pada paru-
paru. O2 diambil melalui hidung pada waktu bernafas dimana
O2 masuk melalui trakea sampai ke alveoli berhubungan
dengan darah dalam kapiler pulmonal, alveoli memisahkan
O2 dari darah. O2 menembus embran, diambil oleh sel darah
merah dibawa ke jantung dan dari jantung dipompakan ke
seluruh tubuh. CO2 yang merupakan hasil buangan
menembuh membran alveoli, dari kapiler darah dikeluarkan
melalui pipa bronkus berakhir sampai pada mulut dan hidung.
b. Pernafasan Jaringan (Pernafasan Internal)
Hemoglobin yang banyak mengandung O2 masuk ke dalam
jaringan tubuh dan pada akhirnya mencapai kapiler. Darah
mengeluarkan O2 ke dalam jaringan dan mengambil
CO2 untuk di bawa ke paru-paru.

3. Mekanisme Pernapasan
Paru-paru dan dinding dada adalah sturtur yang elastis. Dalam
keadaan normal terdapat lapisan cairan tipis antara paru-paru dan
dinding dada, paru- paru dengan mudah mengembang dadalam
dinding dada. Tekanan pada ruang antara paru-paru dan dinding dada
dibawah tekanan atmossfer, paru- paru teregang dan berkembang pada
waktu bayi baru lahir. Pada waktu lahir ekspirasi tenang
kecenderungan recoil dinding dada diimbangi oleh kecenderungan
dinding dada untuk recoil kearah yang berlawanan. Paru- paru dapat
mengembang dan mengempis melalui dua cara, yaitu (1) dengan cara
gerakan diafragma untuk membesar dam memperkecil rongga dada,
serta (2) dengan depresi atau elevasi tulang iga untuk memperbesar
dan memperkecil diameter anterposterior rongga dada. Syafuddin
(2016).
FISIOLOGI PERNAPASAN

Fungsi paru-paru adalah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Pada pernapasan
melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen dipungut melalui hidung dan
mulut. Pada waktu bernapas, oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkhial ke
alveoli, dan dapat erat hubungan dengan darah di dalam kapiler pulmonaris.
Hanya satu lapisan membran , yaitu membran alveoli-kapiler, memisahkan oksigen dari
darah. Oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah
dan dibawa ke jantung. Dari sini, dipompa di dalam arteri ke semua bagian tubuh.
Darah meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mmHg dan pada tingkat ini
hemoglobinnya 95 persen jenuh oksigen.
Di dalam paru-paru, karbon dioksida adalah salah satu hasil buangan metabolisme,
menembus membran alveoler-kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui
pipa bronkhial dan trakhea, dinafaskan keluar melalui hidung dan mulut.
Empat proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmoner atau pernafasan
eksterna :
1. Ventilasi pulmoner, atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam alveoli
dengan udara luar.
2. Arus darah melalui paru-paru
3. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga jumlah tepat dari
setiapnya dapat mencapai semua bagian tubuh
4. Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler. CO2 lebih
mudah berdifusi daripada oksigen.

Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paru-paru
menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan lebih banyak darah
datang di paru-paru membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2. Jumlah
CO2 itu tidak dapat dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam arteri bertambah. Hal ini
merangsang pusat pernapasan dalam otak untuk memperbesar kecepatan dan dalamnya
pernapasan. Penambahan ventilasi yang dengan demikian terjadi pengeluaran CO2 dan
memungut lebih banyak O2.
PERNAPASAN JARINGAN ATAU PERNAPASAN INTERNA
Darah yang telah menjenuhkan hemoglobinnya dengan oksigen (oksihemoglobin)
mengitari seluruh tubuh dan mencapai kapiler, dimana darah bergerak sangat lambat.
Sel jaringan memungut oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan oksigen
berlangsung dan darah menerima sebagai gantinya hasil buangan oksidasi yaitu
karbondioksida.
Perubahan- perubahan berikut terjadi dalam komposisi udara dalam alveoli, yang
disebabkan pernapasan eksterna dan pernapasan interna atau penapasan jaringan.

Udara (atmosfer) yang dihirup :


Nitrogen : 79 %
Oksigen : 20 %
Karbondioksida : 0-0,4 %

Udara yang masuk alveoli mempunyai suhu dan kelembaban atmosfer.


Udara yang dihembuskan
Nitrogen : 79 %
Oksigen : 16 %
Karbon dioksida : 4-0,4
Udara yang dihembuskan jenuh dengan uap air dan mempunyai suhu yang sama dengan
badan (20 persen panas badan hilang untuk pemanasan udara yang dikeluarkan)

Daya Muat Udara oleh Paru-paru


Besarnya daya muat udara oleh paru-paru ialah 4.500 ml sampai 5.000 ml atau 4,5
sampai 5 liter udara. Hanya sebagian kecil dari udara ini, kira-kira 1/10nya atau 500 ml
adalah udara pasang surut (tidal air), yaitu yang dihirup masuk dan dihembuskan ke luar
pada pernapasan biasa dengan tenang.
Kapasitas tidal. Volume udara yang dapat dicapai masuk dan keluar paru-paru pada
penarikan napas dan pengeluaran napas paling kuat, disebut kapasitas vital paru-paru.
Diukurnya dengan alat spirometer. Pada seorang laki-laki, normal 4-5 liter dan pada
seorang perempuan 3-4 liter. Kapasitas itu berkurang pada penyakit paru-paru , pada
penyakit jantung (yang menimbulkan kongesti paru-paru) dan pada kelemahan otot
pernapasan.

KECEPATAN DAN PENGENDALIAN PERNAPASAN


Mekanisme pernapasan diatur dan dikendalikan oleh dua faktor utama. (a) kimiawi, dan
(b) pengendalian oleh saraf. Beberapa faktor tertentu merangsang pusat pernapasan
yang terletak di dalam medula oblongata. Dan kalau dirangsang maka pusat itu
mengeluarkan impuls yang disalurkan oleh saraf spinalis ke otot pernapasan- yaitu otot
diafragma dan otot interkostalis.

Pengendalian oleh saraf. Pusat pernapasan ialah suatu pusat otomatik di dalam medula
oblongata yang mengeluarkan impuls eferen ke otot pernapasan. Melalui beberapa radix
saraf servikalis impuls ini diantarkan ke diafragma oleh saraf frenikus: dan di bagian
yang lebih rendah pada sumsum belakang, impulsnya berjalan dari daerah torax melalui
saraf interkostalis untuk merangsang otot interkostalis. Impuls ini menimbulkan
kontraksi ritmik pada otot diafragma dan interkostal yang kecepatan kira-kira lima belas
kali setiap menit.

Impuls aferen yang dirangsang oleh pemekaran gelembung udara, diantarkan oleh saraf
vagus ke pusat pernapasan di dalam medula.

Pengendalian secara kimiawi


Faktor kimiawi ini ialah faktor utama dalam pengendalian dan pengaturan frekuensi,
kecepatan dan dalamnya gerakan pernapasan. Pusat pernapasan di dalam sumsum
sangat peka pada reaksi : kadar alkali darah harus dipertahankan. Karbondioksida
adalah produk asam dari metabolisme, dan bahan kimia yang asam ini merangsang
pusat pernapasan untuk mengirim keluar impuls saraf yang bekerja atas otot pernapasan.
Kedua, pengendalian, melalui saraf dan secara kimiawi adalah penting. Tanpa salah
satunya orang tak dapat bernafas terus. Dalam hal paralisa otot pernapasan (interkostal,
dan diafragma), digunakan ventilasi paru-paru atau suatu alat pernapasan buatan lainnya
untuk melanjutkan pernapasan, sebab dada harus bergerak supaya udara dapat
dikeluarmasukkan paru-paru.
Faktor tertentu lainnya menyebabkan penambahan kecepatan dan dalamnya pernapasan.
Gerakan badan yang kuat yang memakai banyak oksigen dalam otot untuk memberi
energi yang diperlukan untuk pekerjaan, akan menimbulkan kenaikan pada jumlah
karbon dioksida di dalam darah dan akibatnya pembesaran ventilasi paru-paru.
Emosi, rasa takut dan sakit misalnya, menyebabkan impuls yang merangsang pusat
pernapasan dan menimbulkan penghirupan udara secara kuat. Hal yang kita ketahui
semua.
Impuls aferen dari kulit menghasilkan efek serupa- bila badan dicelup dalam air dingin
atau menerima guyuran air dingin, maka penarikan napas kuat menyusul.
Pengendalian secara sadar atas gerakan pernapasan mungkin, tetapi tidak dapat
dijalankan lama. Oleh sebab gerakannya adalah otomatik. Suatu usaha untuk menahan
napas untuk waktu lama akan gagal karena pertambahan karbondioksida yang melebihi
normal di dalam darah akan menimbulkan rasa tak enak.

Kecepatan pernapasan pada wanita lebih tinggi daripada pria. Kalau bernapas secara
normal maka ekspirasi akan menyusul inspirasi, dan kemudian ada istirahat sebentar.
Inspirasi-ekspirasi-istirahat. Pada bayi yang sakit urutan ini ada kalanya terbalik dan
urutannya menjadi : innspirasi-istirahat-ekspirasi. Hal ini disebut pernapasan terbalik.
Kecepatan normal setiap menit :
Bayi baru lahir 30-40
Dua belas bulan 30
Dari dua sampai lima tahun 24
Orang dewasa 10-20
Gerakan pernapasan. Dua saat terjadi sewaktu pernapasan: (a) inspirasi dan (b)
ekspirasi.

Inspirasi atau menarik nafas adalah proses aktif yang diselenggarakan oleh kerja otot.
Kontraksi diafragma meluaskan rongga dada dari atas sampai bawah, yaitu vertikal.
Penaikan iga-iga dan sternum yang ditimbulkan oleh kontraksi otot interkostalis,
meluaskan rongga dada ke dua sisi dan dari belakang ke depan. Paru-paru yang bersifat
elastik mengembang untuk mengisi ruang yang membesar itu dan udara ditarik masuk
ke dalam saluran udara. Otot interkostal eksterna diberi peran sebagai otot tambahan,
hanya bila inspirasi menjadi gerak sadar.
Pada ekspirasi, udara dipaksa keluar oleh pengendoran otot dan karena paru-paru
kempes kembali, disebabkan sifat elastik paru-paru itu. Gerakan ini adalah proses pasif.
Ketika pernapasan sangat kuat, gerakan dada bertambah. Otot leher dan bahu membantu
menarik iga-iga dan sternum ke atas. Otot sebelah belakang dan abdomen juga dibawa
bergerak dan alae nasi (cuping atau sayap hidung) dapat kembang kempis.

Kebutuhan tubuh akan oksigen


Dalam banyak keadaan, termasuk yang telah disebut, oksigen dapat diatur menurut
keperluan. Orang tergantung pada oksigen untuk hidupnya, kalau tidak mendapatkannya
selama lebih dari empat menit akan menyebabkan kerusakan pada otak yang tak dapt
diperbaiki dan biasanya pasien meninggal. Keadaan genting timbul bila misalnya
seorang anak menudungi kepala dan mukanya dengan kantong plastik dan menjadi mati
lemas. Tetapi bila penyediaan oksigen hanya berkurang, maka pasien menjadi kacau
pikiran (menderita anoxia serebralis) Hal ini terjadi pada orang yang bekerja dalam
ruangan sempit tertutup seperti dalam ruang kapal, di dalam tank atau ruang ketel uap:
oksigen yang ada mereka habiskan dan kalau mereka tidak diberi oksigen untuk
bernapas atau tidak dipindahkan ke udara yang normal, maka mereka akan meninggal
karena anoxemia atau disingkat anoxia. Istilah lain adalah hipoxemia atau hipoxia.
Bila oksigen di dalam darah tidak mencukupi maka warna merahnya hilang dan berubah
menjadi kebiru-biruan, bibir, telinga, lengan dan kaki pasien menjadi kebiru-biruan dan
ia disebut menderita sianosis.
Orang yang berusaha bunuh diri dengan memasukkan kepalanya ke dalam oven gas,
bukan saja terkena anoxia tetapi ia juga menghirup karbon monoksida yang bersifat
racun dan yang segera bergabung dengan hemoglobin sel darah merah, menyingkirkan
isi normal oksigen. Dalam hal ini, bibir tidak kebiru-biruan, melainkan merah ceri ayng
khas. Pengobatan yang diperlukan adalah pengisapan dan pemberian oksigen dalam
konsentrasi sampai lima kali jumlah oksigen udara atmosfer atau lima atmosfer.

Anda mungkin juga menyukai