Anda di halaman 1dari 6

Tarumanagara Medical Journal

Vol. 1, No. 2, 195-200, April 2019

Uji fitokimia dan aktivitas antioksidan ekstrak mentimun


(Cucumis sativus)
Vamelda Agustin1, Shirly Gunawan2,*
1
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia
2
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia
*korespondensi email: shirlyg@fk.untar.ac.id

ABSTRAK

Mentimun (Cucumis Sativus L) merupakan salah satu tumbuhan di Indonesia yang memiliki potensi
sebagai antioksidan. Dalam uji fitokimia, mentimun terdapat macam-macam senyawa aktif yaitu:
steroid, terpenoid, alkaloid, fenolik, flavonoid, dan saponin. Senyawa aktif yang mungkin berperan
dalam aktivitas antioksidan adalah flavonoid dan fenolik. Pengukuran aktivitas antioksidan
dilakukan menggunakan medote DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl). hasil uji aktivitas
antioksidan dengan konsentrasi 10, 30, 50, 70, 90 µg/mL mendapatkan IC 50 sebesar 189,261
µg/mL. Berdasarkan hasil tersebut mentimun merupakan antioksidan, sehingga mentimun bagus
digunakan dalam bentuk topikal yaitu krim untuk memutihkan kulit dan menghambat timbulnya
jerawat.

Kata kunci: mentimun, Cucumis sativus, fitokimia, antioksidan, DPPH, IC50

PENDAHULUAN sumber antioksidan alami karena


memiliki kandungan vitamin C dan
Saat ini banyak hasil penelitian mengenai
flavonoid yang dapat memutus reaksi
penggunaan bahan alam untuk
radikal bebas.2 Oleh karena itu, mentimun
pengobatan maupun produk kecantikan.
dapat digunakan sebagai produk
Salah satu alasannya adalah adanya
kecantikan contohnya untuk mengurangi
kandungan antioksidan yang berfungsi
mata sembab, menghaluskan dan
melindungi kerusakan akibat radikal
mengencangkan kulit, mengurangi noda
bebas. Antioksidan bisa didapatkan dari
pada wajah, dapat menetralkan kulit yang
vitamin C, E, pro-vitamin A,
berminyak, mencegah adanya kerutan di
organosulfur, α-tocopherol, flavonoid,
wajah serta menghambat penuaan pada
thymoquinone, statin, niasin,
kulit.3 Selain itu, mentimun dapat
phycocyanin.1 Banyak bahan alam yang
digunakan untuk pengobatan, yaitu untuk
dapat ditemukan sehari-hari yang bisa
menurunkan tekanan darah,
menjadi sumber antioksidan, salah
menyembuhkan penyakit kuning,
satunya adalah mentimun (Cucumis
melancarkan buang air kecil, menjaga
sativus). Mentimun merupakan family
kesehatan tulang, anti kanker, mencegah
dari Cucurbitaceae dan dapat menjadi
dehidrasi dan menghancurkan batu

195
Tarumanagara Med. J. 2, 1, 195-200, Oktober 2019

ginjal.4,5 Melihat manfaat yang beragam asetat anhidrat dan H2SO4 pekat jika
karena kandungan antioksidan dari mengandung terpenoid, timbul busa
mentimun tersebut, maka penulis setelah dikocok jika mengandung
bermaksud untuk meneliti efek saponin, timbul warna biru atau biru ungu
antioksidan pada mentimun. setelah ditambahkan FeCl3 1% jika
mengandung fenol, dan mengandung
flavonoid jika timbul warna merah pada
METODE PENELITIAN
uji flavonoid.
Mentimun (Cucumis sativus) dilakukan Uji aktivitas antioksidan dengan
uji fitokimia meliputi uji alkaloid, uji menggunakan metode 2,2-diphenyl-1-
fenolik, uji flavonoid, uji saponin, uji picrylhydrazyl (DPPH) dan
terpenoid dan steroid. Sampel mentimun spektrofotometer UV-Vis.
dalam bentuk segar maupun ekstrak yang
diujikan akan terbentuk endapan putih
HASIL DAN PEMBAHASAN
pada pereaksi Meyer atau jingga pada
Tabel 1 memperlihatkan hasil uji
pereaksi Dragendorf jika mengandung
fitokimia mentimun sedangkan Tabel 2
alkaloid, akan timbul warna biru setelah
memperlihatkan aktivitas antioksidan
ditambahkan asam asetat anhidrat dan
mentimun dibandingkan vitamin C
H2SO4 pekat jika mengandung steroid,
menggunakan metode DPPH.
warna ungu setelah ditambahkan asam

Tabel 1. Uji fitokimia mentimun


Uji Sampel segar Keterangan Ekstrak Keterangan
Alkaloid
Meyer ++ Endapan putih ++++ Endapan putih
Dragendorf ++ Endapan jingga ++ Endapan jingga
Flavonoid + Merah muda ++++ Merah
Fenolik + Kekuningan ++++ Merah
Saponin ++++ Busa - -
Terpenoid ++++ Ungu ++++ Ungu
Steroid + Biru +++ Hijau tua

196
Tarumanagara Medical Journal
Vol. 1, No. 2, 195-200, April 2019

Tabel 2. Aktivitas antioksidan ekstrak mentimun dan vitamin C menggunakan


metode DPPH

Konsentrasi Absorban % Inhibisi IC50


(µg/ml) (µg/ml)
Mentimun 10 0,474 6,324
30 0,452 10,672
50 0,417 17,589 189,261
70 0,395 21,937
90 0,38 24,901
Vitamin C 2 0,37 26,877
3 0,28 44,664
4 0,25 50,593 4,315
5 0,200 60,474
6 0,140 72,332

Pada uji fitokimia sampel mentimun tinggi dibanding pada sampel segar. Hal
segar diketahui bahwa kandungan ini disebabkan metabolit sekunder
metabolit yang dominan adalah terpenoid alkaloid, fenolik, dan flavonoid bersifat
dan saponin. Selain itu terdapat juga polar, dan pelarut yang digunakan yaitu
kandungan steroid, alkaloid, fenolik, dan metanol juga bersifat polar, sehingga
flavonoid. Alkaloid dan saponin memiliki kandungan yang polar lebih mudah untuk
efek sebagai larvasida. Hal ini dijelaskan larut karena pelarutnya sama-sama
dalam penelitian yang dilakukan Eka polar.9
Siswanto mengenai mentimun yang dapat Efek antioksidan pada mentimun karena
digunakan sebagai larvasida terhadap adanya kandungan senyawa golongan
nyamuk Aedes aegypti L.6 Mentimun juga fenolik seperti flavonoid dan asam
memiliki efek hipoglikemia yang sudah fenolat.10 Yuhernita dalam penelitiannya
dilakukan penelitiannya oleh Chita menjelaskan bahwa mentimun memiliki
Setya.7 Menurut penelitian M Yulis daya antioksidan karena kandungan
Hamidy terpenoid, fenol, dan flavonoid terpenoid, alkaloid, fenolik dan flavonoid
memiliki efek antimikroba.8 Uji fitokimia yang tinggi.11
menunjukkan semua kandungan Langkah awal untuk uji aktivitas
metabolit sekunder pada ekstrak lebih antioksidan yaitu menentukan panjang

197
Tarumanagara Med. J. 2, 1, 195-200, Oktober 2019

gelombang maksimum dari DPPH didapatkan hasil IC50 yang lebih rendah
kontrol. Pada penelitian ini setelah atau aktivitas antioksidannya lebih kuat.
dilakukan pembacaan dengan Perbedaan ini dapat disebabkan karena
spektrofotometer didapatkan panjang berbedanya pelarut yang digunakan. Pada
gelombang maksimum 514,5. Setelah itu penelitian ini pelarut yang digunakan
dilakukan pembacaan aktivitas adalah metanol sedangkan pelarut yang
antioksidan ekstrak dan vitamin C dengan digunakan pada penelitian Selly adalah
berbagai konsentrasi menggunakan etanol.12 Metanol lebih polar
spektrofotometer. Kemudian dilakukan dibandingkan etanol sehingga metanol
penghitungan persen inhibisi. Setelah lebih kuat menarik kandungan metabolit
didapatkan persen inhibisi maka kita akan sekunder yang bersifat polar, contohnya
mendapatkan persamaan linear untuk flavonoid, fenolik. Kandungan metabolit
menghitung IC50. Hasil IC50 untuk sekunder tersebut bersifat antioksidan
ekstrak mentimun adalah 189,261 sehingga mampu mempengaruhi hasil uji
(µg/ml), sedangkan IC50 vitamin C adalah aktivitas antioksidannya. Pada penelitian
4,315 (µg/ml). Penggunaan vitamin C Selly juga didapatkan perbedaan tempat
sebagai pembanding karena vitamin C pengambilan sampel nya, dimana tempat
merupakan salah satu vitamin yang pengambilan sampel pada penelitian
memiliki antioksidan yang kuat yang Selly di Manoko, sedangkan pada
dapat mencegah atau mengendalikan pengujian kali ini sampel diambil di
oksidasi.11 Selain itu, vitamin C juga yang Cianjur, sehingga dapat mempengaruhi
biasa digunakan sebagai pembanding kandungan metabolit sekundernya,
atau standard. Pengujian dengan berbagai tergantung: formulasi/ komposisi media
konsentrasi dapat dilihat bahwa semakin kultur, faktor fisik (suhu, cahaya,
tinggi konsentrasinya semakin besar kelembaban), faktor genetik (genotip sel),
aktivitas antioksidannya. Berdasarkan dan faktor stress lingkungan (logam
hasil yang didapat dapat dilihat bahwa berat, sinar UV).13 Dengan adanya efek
ekstrak mentimun memiliki aktivitas antioksidan dalam mentimun, maka
antioksidan yang lebih lemah menurut penelitian Kuncoro Puguh,
dibandingkan dengan vitamin C. mentimun dapat digunakan untuk
Hal ini berbeda dengan penelitian perlindungan kerusakan membran sel
antioksidan mentimun yang dilakukan akibat pemberian asap rokok.14 Menurut
oleh Selly Nurul yang mendapatkan IC50 penelitian Naveed Akhtar mentimun
835.41 ppm. Pada penelitian kami dapat digunakan sebagai krim topikal

198
Tarumanagara Medical Journal
Vol. 1, No. 2, 195-200, April 2019

untuk pemutihan kulit dan memberikan yang dominan adalah terpenoid dan
efek anti jerawat karena terjadi saponin. Pada ekstrak mentimun
penurunan sebum.15 Menurut penelitian kandungan yang dominan adalah fenolik,
Raaz K Maheswari mentimun juga dapat flavonoid dan terpenoid. Uji antioksidan
digunakan sebagai masker untuk dari mentimun didapatkan IC50 189,261
mengencangkan kulit, mengurangi µg/ml. Jika dibandingkan dengan asam
pembengkakan contohnya di bengkak askorbat mentimun lebih rendah aktivitas
dibawah mata.16 antioksidannya. Peneliti menyarankan
untuk dilakukannya uji fitokimia secara
KESIMPULAN DAN SARAN kuantitatif. Untuk uji aktivitas
Mentimun segar memiliki kandungan antioksidan peneliti menyarankan juga
metabolit sekunder seperti: alkaloid, untuk dilakukan dengan metode lain atau
fenolik, flavonoid dengan kandungan menggunakan pelarut lain.

DAFTAR PUSTAKA 5. Ware M. Cucumbers health benefits facts


research. MNT since. 2016 Jul 6.
1. Werdhasari A. Peran antioksidan bagi
http://terbitan.biotek.lipi.go.id/index.php/bi
kesehatan. Biotek medisiana
otrends/article/view/18/pdf
Indonesia.2014Agu20;3:60-1. Dapat
diunduh dari: http://webcache.googleuser 6. Syamsu ES, Purwanto EN. Uji aktivitas
content.com/search?q=cache:Q7337PJdliEJ perasan buah mentimun (Cucumis sativus L)
ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/jbm sebagai biolarvasida terhadap larva nyamuk
i/article/view/4203+&cd=2&hl=en&ct= Aedes aegypti L. Jurnal kimia mulawarman.
clnk&client=safari 2014 Mei 2; 11: 70-2

2. Santoso PS, Effendi C, Herawati L, 7. Widyani CS, Sugiyanta, Sofiana KD.


Damayanti R. Pengaruh ketimun (Cucumis Pengaruh terapi kombinasi ekstrak etanol
sativus) sebagai antioksidan terhadap mentimun (Cucumis sativus) dan vidagliptin
perlindungan kerusuhan membrane sel terhadap penurunan kadar glukosa darah
akibat pemberian asap rokok. Penelitian tikus wistar yang diinduksi alosan. E-jurnal
medika eksakta. 2005 Apr 1;6:1-2. Dapat pustaka kesehatan. 2015 Jan; 3(1): 14-7.
diunduh dari: http://journal.unair.ac.id/ 8. Hamidy MY, Safitri I, Inayah, Syafril D.
downloadfullpapersmedika%20eksakta368e Efek antimikroba esktrak metanol daun sapu
da26902full.pdf jagad (Isotoma longifolia) terhadap
3. Surtiningsih. Cantik dengan bahan alami. Escherichia coli.J. Sains Tek. 2006 Aug;
Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2005. 12(1):91-96

4. Rohmatussolihat. Antioksidan penyelamat 9. Al-Ash’ary MN, Supriyanti FMT, Zackiyah.


sel-sel tubuh. Biotrends. 2009; Penentuan pelarut terbaik dalam
4:8.Biotrends.2009;4:8. Dapat diunduh dari: mengekstrasi senyawa bioaktif dari kulit
http://terbitan.biotek.lipi.go.id/index.php/bi batang Artocarpus heterophyllus. Jurnal
otrends/article/view/18/pdf sains dan teknologi kimia. 2010 Okt;1: 2.

199
Tarumanagara Med. J. 2, 1, 195-200, Oktober 2019

10. Andayani R, Maimunah, Lisawati Y. 14. Santoso KP, Effendi C, Herawati L,


Penentuan aktivitas antioksidan, kadar Damayanti R. Pengaruh ketimun (Cucumis
fenolat total dan likopen pada buah tomat sativus) sebagai antioksidan terhadap
(Solanum lycopersicum L). Jurnal sains dan perlindungan kerusuhan membran sel akibat
teknologi farmasi. 2008; 13. pemberian asap rokok. Jurnal penelitian
11. Yuhernita, Juniarti. Analisis senyawa medika eksakta. 2005 Apr; 6(1): 1-5.
metabolit sekunder dari ekstrak metanol 15. Akhtar N, Mehmood A, Khan BA,
daun surian yang berpotensi sebagai Mahmood T. Exploring cucumber extract
antioksidan. MAKARA Sains. 2011 Apr; for skin rejuvenation. African journal of
15(1): 48-52. biotchenology. 2011 Feb 4; 10(7): 1206-16
12. Ulfah SN. Formulasi dan evaluasi sediaan 16. Maheswari RK, Mohan L, Malhotra J,
mikroemulsi ekstrak buah mentimun ( Updhuay B. Invigorating Efficacy of
Cucumis sativus L) serta uji aktivitas Cucumis sativas for healthcare & radiance.
antioksidan dengan metode International journal of chemistry and
diphenylpicrylhidrazil (skrispi). pharmaceutical sciences. 2014; 2(3): 737-
Repository.unisba.ac.id. 744.
13. Mariska I. Metabolit sekunder: jalur
pembentukan dan kegunaannya. Biogen.
13 Aug 2013; 1: 4

200

Anda mungkin juga menyukai