Anda di halaman 1dari 26

Tumbuhan Famili Piperaceae;

Liliaceae; Lamiaceae
OLEH : KELOMPOK 1

• RESKI RUMONDA HASIBUAN


141501022
• AINIL MARWIYAH TUMANGGOR
141501052
• FAHMI ALHADI WULUR
141501073
• ARFAH NURHAZ
141501148
• ATIKA FIRMANSYAH
Famili Piperaceae
1. Sirih Merah (Piper crocatum)
• Sirih Merah (Piper crocatum) rebusan daun
sirih mengandung alkaloid, flavonoid, dan
tanin

• Air rebusan tersebut dapat menurunkan kadar


glukosa darah tikus sebesar 38% setelah
diberikan selama 10 hari dengan dosis 20 g/kg
BB
Menurut Mega Safithri (2012) :

ANTIDIABETES

ALKALOID, FLAVONOID,
DAN TANIN

ANTIOKSIDAN PENURUN BERAT BADAN


• Dosis = 20 g/kg BB

• Menyatakan bahwa rebusan sirih merah tidak


bersifat toksik karena sampai tertinggi pada skala
Hodge, yaitu dosis 20 g/kg BB tidak ada tikus yang
mati.

• sesuai dengan klasifikasi toksisitas akut menurut


skala Hodge dan Sterner (2005) yang menyatakan
bahwa zat kimia dengan nilai LD50 15 g/kg BB atau
lebih bersifat praktis tidak toksik (toksis tinggi, LD50
= 1 - 50 mg/kg; toksis sedang, LD50 = 50 - 500
mg/kg; toksis ringan, LD50 = 500 - 5000 mg/kg).
2. Suruhan (Peperomia pellucida (L) Kunth)
• Salah satu tanaman yang selama ini digunakan
masyarakat sebagai pilihan obat tradisional untuk
asam urat adalah suruhan (Peperomia pellucida (L)
Kunth).
• Asam urat merupakan produk akhir penguraian purin
pada manusia. Produk purin dikonversi menjadi asam
urat melalui xanthin dalam reaksi yang dikatalisis
oleh xanthin oksidase. Xanthin teroksidasi menjadi
asam urat dalam reaksi selanjutnya yang dikatalisis
oleh enzim xanthin oksidase (merupakan lokasi
essensial untuk intervensi farmakologis pada
penderita hiperurisemia dan penyakit gout/pirai).
Menurut Nanang Yunarto (2013) :

obat abses
Obat Asam Urat
(Gout) Obat bisul

ALKALOID, KARDENOLID,
SAPONIN DAN TANIN
Mengurangi nyeri Obat jerawat
pada rematik
Obat Sakit
kepala
• Hasil uji toksisitas pada tikus putih, penggunaan
ekstrak suruhan dalam jangka waktu lama cukup aman
dan tidak mempengaruhi fungsi sel hati. Pemberian
secara oral serbuk ekstrak air herba suruhan pada
mencit jantan dan betina selama 14 hari, dihasilkan
LD50 11,78 g/Kg BB, sehingga dosis pada perlakuan
hewan uji dari 100-400 mg/Kg BB cukup aman karena
dosis tersebut jauh dari nilai LD50.

• Potensi menurunkan kadar asam urat ekstrak air lebih


besar dibandingkan dengan ekstrak heksan. Khasiat
ekstrak air 200 mg/Kg BB sebanding dengan
Allopurinol 10 mg/Kg BB.
3. Cabai Jawa (Piper retrofractum)
• Memiliki potensi sebagai insektisida nabati untuk
mengendalikan H. antonii pada kakao karena
memiliki aktivitas insektisida

• Pengendalian menggunakan insektisida yang


berasal dari tumbuhan (insektisida botani)
merupakan pengendalian alternatif yang umumnya
lebih aman, dan sejalan dengan konsep
pengendalian hama terpadu (Prijono, Sudiar, &
Irmayetri, 2006)
Menurut Gusti Indriati (2014) :

Piperin yaitu 1-[(2E,4E)-5-(1,3-benzodioxol-5-yl)-2,4-


pentadienoyl] piperidine; (E,E) 1,3-benzodioxol-5-yl-1-
oxo-2,4-pentadienyl-piperidine; dan 3-benzodioxol-5-yl-
1-oxo-2,4-pentadienyl-piperine

Potensi sebagai
insektisida nabati
• Ekstrak etil asetat buah P. retrofractum menunjukkan
racun paling kuat terhadap imago H. antonii.

• Nilai LC50 dari ekstrak etil asetat buah P.


retrofractum 0,099% dan nilai LC95 0,375% pada
120 jam setelah perlakuan. Aktivitas insektisida dari
P. retrofractum sangat kuat karena mengandung
senyawa piperin.

• Oleh sebab itu, ekstrak P. retrofractum paling


berpotensi untuk dikembangkan sebagai insektisida
nabati pengendali hama H. antonii pada kakao.
Famili Liliaceae
1. Lidah buaya (Aloe vera L.)

• Salah satu tanaman obat yang memiliki


khasiat obat adalah lidah buaya (Aloe vera L.).

• Beberapa peneliti terdahulu telah


membuktikan bahwa Aloe vera berkhasiat
sebagai antiinflamasi, antipiretik, antijamur,
antioksidan, antiseptik, antimikroba, serta
antivirus.
Menurut Christian (2015) :

3) Peradangan
sinus

(4) Untuk rambut


(2) Infeksi kulit
rontok

ALKALOID,
FLAVONOIDS,
(1) Mengobati (5) Rasa nyeri pada
GLYCOSIDES,
luka bakar SAPONIN, DAN saluran cerna
TANNIN
2. Bawang Putih (Allium sativum)
• Alisin 1,5% merupakan komponen penting dengan efek
antibiotik, Protein sebesar 4,5 gram, Lemak 0,20 gram, Hidrat
arang 23,10 gram, Vitamin B 1 0,22 miligram, Vitamin C 15
miligram, Kalori 95 kalori, Posfor 134 miligram, Kalsium 42
miligram, Zat besi 1 miligram, Air 71 gram.

• Penyakit yang dapat disembuhkan maupun dicegah oleh


bawang putih adalah penyakit menular, sedangkan beberapa
penyakit tidak menular atau penyakit degeneratif
diantaranya adalah hipertensi, hiperkolesterol, aterosklerosis
Menurut Udhi Eko (2003) :

Anti-hipertensi
Anti-diabetes Antikanker

Anti-kolesterol,
ALLIIN, ALLISIN, AJOENE, Anti-mikrobia
KELOMPOK ALLIL
SULFIDA,
DAN ALLIL SISTEIN Anti-virus
Anti-atherosklerosis,

Anti-agregasi sel
Anti-oksidan platelet
Pemacu
fibrinolisis
• Umbi bawang putih aman untuk dikonsumsi
manusia pada takaran normal, yakni kurang
dari tiga umbi per hari. Pada takaran tersebut,
toksisitas dan efek samping konsumsi umbi
bawang putih belum ada. Bahkan untuk
wanita hamil dan menyusui, umbi bawang
putih tidak menunjukkan efek negatif.
3. Bawang Bombay (Allium cepa)

• Bawang Bombay memiliki beberapa varietas :


1. Varietas jenis hari pendek: Red Creole, White
Creole, Exel, Yellow Bermuda, White Bermuda,
Farly Grano dan Patna Early.
2.Varietas jenis hari sedang: Crystal Grano, San
Yoaquin, California Early Red.
3.Varietas jenis hari panjang: Globe Danvers,
Yellow Globe, dan Silver King.
Menurut Wuryanti (2009) :

Anti kanker

Mencegah Diuretik
penggumpalan darah

ASAM AMINO, MINERAL,


VITAMIN, MINYAK ESENSIAL,
QUERSETIN, ALLISIN

Antibakteri Desinfektan
• Ekstrak bawang bombay coklat yang
diperoleh berwarna hijau muda sebanyak
66,5 %, pH 5, memiliki sifat anti bakteri
gram negative Pseudomonas aeruginosa
(Wuryanti, 2009).
Famili Lamiaceae
1. Jintan (Plectranthus amboinicus)
• Tanaman Jintan (Plectranthus amboinicus)
dikenal sebagai tanaman bangun-bangun,
dikenal sebagai salah satu tanaman berkhasiat
obat bagi masyarakat Indonesia.

• Komposisi kimia dari jintan dalam bentuk


ekstrak air terdiri atas Δ-3-carene, γ-terpinene,
kamper dan carvacrol.
Menurut Lailatul (2013) :

Obat Arthritis

Obat
Obat Asma
Luka/Borok

Obat Perut
Flavonoid, Saponin,
Kembung Polifenol, Terpen dan Obat Sariawan
Antrakuinon

Obat Demam
Obat Batuk
tinggi

Obat Epilepsi
• Pada penelitian oleh Ling & Feng29
melaporkan bahwa ekstrak air daun jintan
mempunyai dosis toleransi maksimal (maximal
tolerance dose) 188.200 mg/kg BB pada
hewan coba mencit.

• Berdasarkan hasil uji toksisitas akut dosis


maksimal 5000 mg/kgBB tidak mempengaruhi
fisik dan tidak menimbulkan kematian 50%
pada hewan tikus maka ekstrak daun jintan
dapat digolongkan praktis tidak toksik.
2. Mint (Mentha arvensis L.)
• Kandungan pada tumbuhan mint : mentol, menton,
mentil asetat,cineol, isomenton, mentofuran,
limonene

• Manfaat : dapat digunakan insektisida serangan hama


ulat krop kubis (Crocidolomia pavonana F.) (Teresia,
2014).

• Toksisitas ekstrak daun mint terhadap mortalitas C.


pavonana F. fraksi lapisan H2O lebih tinggi bila
dibandingkan dengan fraksi EtOAc (Teresia, 2014).
3. Selasih (Ocimum basilicum L.)

• Bagian-bagian dari selasih yang dapat dipergunakan


sebagai bahan obat yaitu biji, batang, tangkai dan
bunga. Salah satu khasiat dari selasih sebagai obat
tradisonal adalah sebagai antipiretik (penurun
demam) namun belum ada data ilmiah terhadap
khasiatnya tersebut.

• Selain itu juga biji selasih bisa digunakan untuk


meredakan muntah-muntah, mengobati cacingan,
batuk, luka, bengkak (Kardinan,2003).
• Efek antipiretik dari ekstrak biji selasih ini diduga
karena adanya senyawa flavonoid yang terkandung
dalam biji selasih. Selasih memiliki kandungan
flavanoid. Penelitian Adesokan tahun 2008
membuktikan bahwa flavanoid dapat bersifat
antipiretik (Sitti, 2015).

• Ekstrak biji selasih (Ocimum basilicum L.) dapat


berefek sebagai antipiretik pada mencit (Mus
musculus). Efek antipiretik yang paling efektif
digunakan untuk menurunkan suhu rektal mencit
demam yaitu pada ekstrak yang menggunakan pelarut
etil asetat (Sitti, 2015).
Referensi
• Christian, dkk. (2015). UJI EFEK EKSTRAK DAUN LIDAH BUAYA (Aloevera L.)
TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI KULIT KELINCI (Oryctolagus cuniculus).
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 3 (1).
• Lailatul Muniroh, dkk. (2013). Efek Anti Radang dan Toksisitas Akut Ekstrak
Daun Jintan (Plectranthus amboinicus) pada Tikus yang Diinduksi Arthritis.
17(1): In Press DOI.
• Mega Safithri, dkk. (2012). ANALISIS PROKSIMAT DAN TOKSISITAS AKUT
EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH YANG BERPOTENSI SEBAGAI ANTIDIABETES.
Jurnal Gizi dan Pangan. 7(1): 43-48.
• Sitti Rahimah, dkk. (2015). UJI AKTIVITAS EKSTRAK BIJI SELASIH (Ocimum
basilicum L.) DENGAN BEBERAPA PELARUT SEBAGAI ANTIPIRETIK PADA MENCIT
(Mus musculus). Vol 07 (02) : 158-163.
• Teresia, dkk. (2014). KAJIAN TOKSISITAS EKSTRAK DAUN MINT (Mentha arvensis
L.) TERHADAP MORTALITAS ULAT KROP KUBIS (Crocidolomia pavonana F.). Vol.
2 (1): 119 – 123.

Anda mungkin juga menyukai