Anda di halaman 1dari 55

Gangguan Tidur

Sleep
-Sleep is unconsciousness from which the
person can be aroused by sensory or other
stimuli

-Coma is unconsciousness from which the


person cannot be aroused
Sleep
1. Slow-wave sleep (non REM sleep)

2. Rapid eye movement sleep (REM sleep)


Fisiologis Tidur
Siklus tidur terdiri dari 2
fase:
1. Non rapid eye movement (NREM)
- Tingkat I - Tingkat III
- Tingkat II -Tingkat IV

2. Rapid eye movement (REM)

 manusia mengalami 4-6x


siklus tidur(70-120 menit/siklus)

 Diperlukan siklus tidur yang lengkap agar


diperoleh tidur yang sehat(NREM→REM) Grafik EEG
dengan lama tidur 7-8 jam (<6 jam
dan >9 jam → angka kematian
lebih tinggi)
Slow-wave deep (non-REM)
-Most sleep during night (75%).
-Exceedingly restful.
-Dec. peripheral vascular tone.
-10-30% dec. in blood pressure, resp. rate and
basal metabolic rate.
-dreams are usually not remembered.
Rapid Eye Movement (REM)
-Occurs in normal night sleeps.
-Last for 5-30 min. and occur every 90 min.
-Rapid movement of the eyes.
-Usually ass. With active dreaming and active
bodily muscle movement.
-The heart rate and resp. rate become irregular
(dream).
-The brain is highly active.
Perbedaan siklus tidur
pada berbagai usia
Masa kanak-kanak
Tahap deep sleep paling
menonjol dan berkurang
seiring bertambahnya usia

Fase REM berlangsung


singkat yang semakin lama
bertambah seiring dengan
bertambahnya usia
Masa lansia

Kebalikan dari masa kanak-


kanak
Peranan Neurotransmiter

Nature Neuroscience 5, 1071 - 1075 (2002)


Peranan Neurotransmiter
1. GABAergic/Galaninergic neurons pada VLPO (ventro lateral preoptic area)
→ sleep promoting
2. Hypocretin/orexin neurons pada lateral hypotalamus dan Histaminergic
→ wake promoting
3. Norepinefrin, asetilkolin, zat P dan faktor pelepas kortikotropin pada
hipotalamus
→wakefulness
4. Sistem dopamin pada area ventral tegmental
A10 → kontrol kewaspadaan
A11 → kontrol motor
5. Sistem serotonergik
→ kontrol motor di daerah nucleus hipoglossal (upper
airway)
Theories of sleep
passive theory of sleep: excitatory areas of
(RAS) in the upper brain stem fatigued and
became inactive.

active inhibitory process:


Stimulation of center located below the midpontile
level of the brain stem inhibiting excitatory areas
of (RAS) in the upper brain stem leading to sleep.
DEFINISI
Sleep Disorders :
Terjadinya ketidaknormalan
fisiologis tidur seseorang
sehingga menimbulkan
berbagai keluhan.

Contoh keluhan :
Disomnia (insomnia/hipersomnia)
Parasomnia(prilaku aneh sewaktu tidur)
Sleep Disorders
-1/3 of U.S. people suffer from sleep disorders.
-It is classified into:
1. Primary (Dyssomnias and Parasomnias)
2. Secondary
Causes of 2ry sleep disorders
-Medical conditions (pain, met dis, endo dis)
-Physical conditions (obesity)
-Sedative withdrawal
-Use of stimulants
-Major depression
-Mania or anxiety
-Neurotransmitter abnormalities ( dopamine or
norepinephrine, ACH, serotonin).
Dyssomnias
• Tanda : gangguan pada jumlah, kualitas, atau
waktu tidur
• 5 tipe :
1. primary insomnias
2. primary hipersomnia
3. narcolepsy
4. breathing-related sleep disorder
5. circadian rythm sleep disorder
Primary insomnia
• Di Amerika, 1 dari 3 orang dewasa menderita
insomnia kronis
• Insomnia kronis selama >= 1 bulan sering
mrpkn tanda yg mendasari problem fisiologis
atau gangg psikologis (mis : depresi)
Primary insomnia....cont’d
• Ciri : selama bbrp bulan akan :
a. sangat sulit utk tertidur,
b. tidur tanpa perasaan segar
• Gangg tidur atau yg berhubungan dg kelelahan
menyebabkan :
a. tk tinggi personal distres,
b. kesulitan dlm tugas sehari2 (kerja atau
tugas sekolah)
Primary insomnias....cont’d
• Orang dg gangg ini akan membawa kecemasan
utk tidur shg meningkatkan keterbangkitan
tubuh ke arah terhambatnya tidur yg alamiah
• Juga kekhawatiran ttg tdk cukup tidur
• Pdhl tidur tdk dpt dipaksa dimana relax 
secara alamiah dg sendirinya akan tertidur
Primary hipersomnias
• Ciri : tidur yg berlebihan selama seharian; yg
berlanjut hingga 1 bl atau lebih
• Kadang berkaitan dg sleep drunkenness, sulit
bangun
• Mengarahkan pd kesulitan melakukan tugas
sehari2, spt tdk datang ke pertemuan krn sulit
dibangunkan
Narcolepsy
• Tanda : mengalami serangan kantuk shg tiba2
jatuh tertidur; tjd dlm bbrp kali sehari 
waktu jatuh tertidur +/- 15 menit
• Diagnosa : bila tjd selama >= 3 bl maka
diagnosa cataplexy (tiba2 kehilangan kontrol
otot)
Breathing related sleep disorder
• Tanda : mengalami gangg tidur yg berulang berkaitan
dg problem pernafasan
• Ketika gangg pernafasan datang : orang yg tertidur
tiba2 duduk, sulit bernafas saat mengambil nafas
dlm; kmdn tertidur tanpa bangun atau menyadari
bhw pernafasannya pernah terhenti.
• Sering berakibat insomnia pada tidur yg berlebih
4. Breathing-Related dis.
-Sleep disruption and excessive daytime
sleepiness caused by abnormal sleep
ventilation from either:
1. Obstructive Sleep Apnea [OSA] which is
correlated to snoring or
2. Central Sleep Apnea [SPA] which is correlated
to heart failure.
OSA risk factors:
-Male gender.
-Obesity
-male shirt collar size >17
-Previous upper airway surgeries.
-Deviated nasal septum.
Breathing-Related dis. (cont.)
-Treatment:
1. OSA:
Nasal continuous positive airway pressure
(nCPAP), weight loss, nasal surgery
2. CSA:
Mechanical ventillation with a backup rate.
Circadian rythm sleep disorder
• Fungsi2 tubuh paling banyak mengikuti rangkaian
ritme internal yg disebut circadian rythm
• Gangg ini disebabkan ketidakcocokan jadwal tidur
• Menyebabkan distres & ketidakmampuan fungsi
sosial, pekerjaan atau peran yg lain
• jet lag bukan termasuk gangg ini krn jet lag biasanya
hanya sementara
Parasomnias
• Meliputi : perilaku abnormal atau kejadian
fisiologis :
a. selama tidur, atau
b. ambang antara bangun & tidur
• 3 tipe :
a. Nightmare disorder
b. Sleep teror disorder
c. Sleepwalking disorder
Nightmare disorder
• Tanda : bangun dr tidur krn mengalami mimpi
buruk; spt mimpi diserang atau dilukai
• Meskipun kewaspadaan cepat kembali, ttp
masih ada ketakutan & sulit utk tidur kembali
• Sering berhubungan dg pengalaman traumatik
• Secara umum lbh sering dialami ketika orang
berada di bawah tekanan
• Tjd pd saat tidur pertengahan atau larut malam
atau menjelang pagi
1. Nightmare dis.
-Repeated awakenings with recall of extremely
frightening dreams.
-Occurs during REM sleep.
-Onset most often starts at childhood.
-Occur more frequently during time of stress.
-NO SPECIFIC TREATMENT but tricyclics could be
used.
Sleep teror disorder
• Tjd pada saat awal tidur
• Meliputi episode teror yg berulang, berakibat
bangun dg kasar shg mulai dg teriakan panik
• Jika bangun terjadi selama episode sleep teror
biasanya akan muncul kebingungan dan
disorientasi selama bbrp menit
Night Terror dis. (cont.)
-Usually occur in children.
-More common in boys.
-Tend to run in families.
-High ass. With comorbid sleepwalking dis.
-No specific treatment but giving diazepam
before bedtime might be effective.
Sleep walking disorder
• Episode berulang dmn orang yg tidur berjalan
dr tempat tidur dg tetap tidur
• Biasanya ketika bangun akan mengalami
disorientasi atau bingung selama bbrp menit
3. Sleepwalking dis. (Somnambulism)
-Repeated episodes of getting out of bed and
walking.
-Ass. With blank stare and difficulty in being
awakened.
-Onset bet. Age 4-8 yrs.
run in family to tends boy - More common in
-The best treatment is to prevent injury in
surrounding environment.
PREVALENSI
20-50% penduduk dunia melaporkan pernah
mengalami gangguan tidur dan 17% diantaranya
mengalami gangguan tidur serius

70 juta penduduk Amerika mengalami


gangguan tidur dan 60% diantaranya
menderita gangguan tidur kronik (1995)

20 % penduduk Uni Eropa (80 juta)


mengalami sleep disorders (2004)

20% populasi dewasa di Indonesia melaporkan


adanya gangguan tidur
Insomnia Narkolepsi Sleep Parasomnia
apnea
35% populasi dewasa 0,1% 4% Sleep walking:
(17% diantaranya populasi populasi 15% populasi anak-
menderita insomnia (onset saat (onset > anak(4-12 tahun)
dewasa) umur 30 2-5%populasi dewasa
serius, insiden pada
tahun)
wanita 2 x pria Sleep teror:
Onset terjadi saat usia 3% populasi anak-anak
Remaja/paruh baya <1% populasi dewasa
Nightmares :
10-50% populasi anak-
anak (3-6 tahun)
50% orang dewasa
pernah mengalami mimpi
buruk dan 1% sering
mengalami mimpi buruk
Patofisiologi
Insomnia Narkolepsi Sleep Apnea Parasomnia

Gangguan pada Gangguan pada Gangguan pada Gangguan sistem


sistemGABAergik sistem GABAergik sistem dopaminergik
pada VLPO dan pada VLPO dan serotonergik
hypocretin hypocretin
neurons/histami neurons/histamin
nergik di ergik di
hipotalamus hipotalamus serta
Gangguan sistem
dopaminergik
ETIOLOGI
Insomnia Narkolepsi Sleep apnea Parasomnia
Situasi Genetik Central SA Penyakit saraf,
stress karena pekerjaan dan Obstruksi Obat-obat
keuangan,konflik nasal tertentu
internal,terkena suatu Gagal
(thioridazin,
musibah, kerja shift /jet lag kloral hidrat,
jantung lithium,
Kondisi medis
kongestif fluphenazin,
Penyakit kardiovaskuler, Lesi sistem perphenazin
sal.pernafasan,kehamilan,ga
saraf dan
ng. kelenjar endokrin, nyeri
otonom desipramin)
kronis, saraf
Kondisi kejiwaan OSA
gangguan mood, ansietas, Obesitas

penyalahgunaan, Lesi/
alkohol,memberhentikan kelainan SPA
penggunaan hipnotik-sedatif
Obat-obat
antikonvulsan, bloker
adrenergik pusat, SSRI,
diuretik,steroid, stimulan
Gejala –Gejala Klinis
Insomnia Narkolepsi Sleep Apnea Parasomnia
(kurang tidur) (tidur (gangguan (gangguan
berlebihan) pernafasan prilaku
sewaktu tidur) sewaktu tidur)
Sulit untuk Merasa Timbul sesak Berjalan

tertidur sangat nafas (20-30 sewaktu tidur


Sering mengantuk mnt) sewaktu Sleep terors

terbangun sepanjang tidur Nightmares


bangun hari Mendengkur
terlalu Katapleksi
Narkolepsi
awal dan sulit Sleep paralysis (OSA)
untuk dapat Hypnagogic
Insomnia
tidur kembali hallucinations (CSA)
Diagnosa
A. Identifikasi Keluhan
 Sudah berapa lama gangguan tidur berlangsung?

 Bagaimana pola tidur sehari-hari dan apakah hal tersebut berubah belakangan ini?

 Berapa lama waktu yang biasa dibutuhkan untuk tidur?apakah tiap malam tidur pada jam yang sama?biasa tidur siang?

 Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk dapat tertidur?seberapa sering terbangun di waktu malam?jam berapa terbangun?
Apakah dapat tidur kembali?

 Apakah ada masalah lain sehingga menggangu tidur?(nyeri, khawatir, stress, pekerjaan, keluarga)

 Apakah menderita penyakit fisik / kejiwaan?

 Apakah mengkonsumsi obat, alkohol atau minuman/makanan yang mengandung kafein

 Apakah istri/anggota keluarga mendengar adanya dengkuran atau melihat adanya gerakan yang aneh sewaktu tidur?

 Bagaimana perasaan setelah bangun dan sepanjang hari:lelah, tertekan, mengantuk, lekas marah?

 Adakah anggota keluarga lain yang juga mengalami gangguan tidur?

 Adakah hal-hal lain yang dapat membantu gangguan tidur yang dialami:obat tidur, olahraga, tidur di ruangan yang berbeda?
B. Pemeriksaan Laboratorium
- Polisomnografi (EOGs, EEG
dan EMG)
- Pengukuran respirasi
(respiratory effort,aliran
udara,dan kejenuhan oksigen)
- ECG (elektrocardiogram)

C. Pemeriksaan daytime functioning


- MLST (multi latency sleep test)
Insomnia dan Penanganannya
• Jenis-jenis insomnia
Transient insomnia (2-3 malam)
Short term insomnia (<3 minggu)
Chronic insomnia (> 3 minggu)

 Identifikasi jenis insomnia yang diderita menentukan cara


penanganan penyakit ini
transient short term insomnia chronic insomnia
insomnia
sleep hygiene Terapi Non Farmakologi Mengobati penyebab
Sedatif-hipnotik Sedatif-hipnotik yang Terapi non farmakologi

dosis rendah dan memiliki waktu paruh Sedatif-hipnotik yang

waktu paruh menengah sampai memiliki waktu paruh


pendek panjang panjang
Terapi Non Farmakologi
A.Stimulus Control Procedures
 Mendisiplinkan waktu untuk bangun dan waktu untuk tidur
 Tidur sebanyak yang diperlukan untuk tujuan istirahat
 Ke tempat tidur hanya kalau merasa ngantuk, hindari
melakukan aktivitas lain (baca, nonton tv)
 Jangan memaksakan diri untuk tidur, bila dalam waktu 20-30
menit tidak bisa tidur, lakukan kegiatan relaksasi
 Hindari tidur siang
 Tidak membawa masalah ke tempat tidur
B. Anjuran Sleep Hygiene
 Olahraga rutin (3-4 x seminggu) pagi/sore
 Ciptakan suasana tidur yang menyenangkan
 Hentikan/kurangi konsumsi alkohol, kafein dan nikotin
 Hindari minum terlalu banyak pada malam hari
 Lakukan hal yang membuat rileks dan menyenangkan
sebelum tidur

C. Sleep Restriction
Pembatasan waktu di tempat tidur
Terapi Farmakologi
• Non Benzodiazepin sedatif-hipnotik
- Antihistamin : difenhidramin dan doksilamin
diindikasikan untuk insomnia ringan dan tidak disarankan untuk
digunakan pada manula karena efek antikolinergik
- L-triptofan
- Antidepresan :amitriptilin
- Trazodon
- Melatonin
- Valerian
- Zolpidem
- Zaleplon
• Benzodiazepin sedatif-hipnotik
Estazolam, quazepam, flurazepam, temazepam dan triazolam

 Penggunaan sedatif-hipnotik harus dengan pengawasan (untuk mengantisipasi


toleransi dan ketergantungan)
TERAPI FARMAKOLOGI
• Nonbenzodiazepin
Zolpidem (5-20)
Zaleplon (5-20)
Trazodon (25-75)

• Benzodiazepin (dosis dalam satuan miligram)


Waktu paruh pendek(1 jam)
Triazolam (0,125-0,25)

Waktu paruh menengah (10-15jam)


estazolam (1-2)
temazepam (15-30)

Waktu paruh panjang (30 Jam)


flurazepam(15-30)
quazepam (7.5-15)
Narcolepsy dan Penanganannya
Terapi Non Farmakologi:
Konseling tentang pemahaman penyakit (pasien dan
keluarga)
Sleep higiene
Tidur di sela kesibukan 2X 15 menit

Terapi Farmakologi:
Bertujuan untuk menangani perasaaan ngantuk sepanjang
hari (EDS) dan katapleksi klik

Sodium oksibat merupakan obat baru yang


menjanjikan efek yang jauh lebih baik
Sleep Apnea dan Penanganannya
Terapi non farmakologi:
CSA (Central Sleep Anea)
: Oksigen dan CPAP

Terapi Farmakologi: OSA (Obstructive Sleep Apnea


CSA :menurunkan BB, menangani
Acetazolamid, Teofilin penyakit yang jadi penyebab,
Medoksi progestron posisi tidur yang benar, CPAP
OSA
- Protyptilin
- Medoksi progesteron
- Teofilin CPAP merupakan
first line therapy
Hindari depresan SSP
Parasomnia dan Penangannya
• Terapi non farmakologi

Sleep walking Sleep terors Nightmares


Anak-anak dewasa Anak-anak dewasa Anak-anak dewasa
Proteksi terhadap psikoterapi Menemani Psikoterapi
hal-hal yang dapat & intensif
membahayakan, menenangkan
semisal : mengunci (orang tua)
pintu dan jendela,
letak kamar tidak
di lantai atas,
menjauhkan
benda-benda
berbahaya
• Terapi farmakologi

Sleep terors Nightmares

Benzodiazepin/ Benzodiazepin dosis


antidepresan (TCA, rendah/siproheptadin
SSRI)
Treatment
• Biological approach : diberi obat penenang
• Psychologiacal approach : Cognitive Behavior
Therapy dg tujuan :
a. fokus secara langsung kpd penurunan keadaan
keterbangkitan fisiologi,
b. memodifikasi kebiasaan tidur yg maladaptif, &
c. mengubah pikiran negatif
Treatment CBT........cont’d
• Mengkombinasikan kontrol stimulus : memperkuat
hub antara tempat tidur & tidur, dg membatasi
sebanyak mungkin aktivitas di tempat tidur &
membatasi waktu untuk tidur maks 10 menit
• Tetap tdk tidur : harus meninggalkan tempat tidur ke
ruang lain utk me-relax-kan pikiran
• Shg kombinasi treatment yg dibutuhkan : relaksasi
STUDI KASUS
1.Tidur disembarang tempat.Begitulah yang dialami Jimmy, laki-
laki berusia 34 tahun tersebut dimanapun dan pada situasi
apapun dapat dengan mudah bisa terlelap.Saat asyik ngobrol
dengan kawanpun, tiba-tiba dia tertidur dan lebih parah lagi,
pas berhenti di lampu merah dia bisa langsung tertidur
dengan posisi sedang memegang setir mobil.”Saya tak bisa
menahan kantuk” ungkap Jimmy. Selain itu Jimmy juga
mempunyai penyakit tidur lain yaitu mendengkur. Untunglah
sang istri, kata Jimmy telah kebal meski suara dengkurannya
tergolong keras.
Berdasarkan keluhan-keluhan yang muncul, jenis sleep disorders apakah
yang diderita Jimmy? Dan bagaimana penangannya bila diketahui
kemudian ada pembesaran tonsil?
Jawab :
Jimmy menderita obstructive sleep apnea dengan manifestasi klinis
berupa narkolepsi
Penyakit yang diderita Jimmy ini dapat ditangani dengan cara melakukan
operasi tonsil dan menggunakan CPAP (Control Positive Airway Pressure)
sewaktu tidur dan juga disarankan untuk menghindari obat-obat sedatif
dan menjaga berat badan normal . Untuk terapi farmakologinya digunakan
protyptilin 10-30 mg/hari selama 2-4 minggu.
2. Bapak Abdul berusia 56 tahun mengeluh
susah tidur dan terbangun lebih cepat
selama dua bulan terakhir ini. Memasuki 6
bulan masa pensiunnya membuat Pak Abdul
lebih sering menghabiskan waktunya di
rumah. Hal ini sangat bertolak belakang
dengan kebiasaannya sewaktu berprofesi
sebagai polisi dulu. Hasil pemeriksaan
laboratorium menunjukkan kondisi
kesehatan Pak Abdul cukup baik.
Pertanyaan :
Jenis gangguan tidur apa yang dialami Pak Abdul ? Dan
bagaimana penanganannya?

Jawab :
Pak Abdul mengalami insomnia kronik yang disebabkan
karena berubahnya kebiasaan dan stress dalam
menghadapi masa pensiun. Untuk mengobati insomnia
kronik yang dideritanya maka sebaiknya Pak Abdul
disarankan untuk menemui psikiater sehingga stress
dalam menghadapi masa pensiun dapat diatasi. Agar
tidurnya kembali normal maka Pak Abdul dianjurkan
melakukan terapi pengontrolan stimulus, higene tidur
dan sleep restriction dan diberikan estazolam dengan
dosis 1-2 mg selama 2-4 minggu.

Anda mungkin juga menyukai