OLEH
GHITA ATIKA SULAM (151501087)
EMELIYANI BR. GINTING (151501089)
JOULE DCM (151501225)
NABILA DELI SYAFARINA LUBIS (151501226)
SALMA IRADATILLAH (151501242)
INDRI P. SEMBIRING (151501252)
ESTER FEBRINA HUTABARAT (151501257)
SYLVIA PANDIANGAN (151501259)
ATIKA FIRMANSYAH (141501150)
ARFAH NURHAZ SIREGAR (141501148)
Meningitis
5. Meningitis non-infeksi
Meningitis jenis ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
Kanker
Penyakit lupus
Beberapa obat
Cedera kepala
Pembedahan otak
Patologi
Proses radang selain pada arteri juga terjadi pada vena-vena di korteks
dan dapat menyebabkan trombosis, infark otak, edema otak dan degenerasi
neuronneuron. Trombosis serta organisasi eksudat perineural yang fibrino-
purulen menyebabkan kelainan kraniales. Pada meningitis yang disebabkan
oleh virus, cairan serebrospinal tampak jernih dibandingkan meningitis yang
disebabkan oleh bakteri.
GEJALA
PENYAKIT
MENINGITIS :
• Gelisah
• Demam tinggi
• Kaku pada leher
• Terlihat bingung dan
kurang responsif
• Mudah mengantuk
• Ruam merah
• Sensitif terhadap
cahaya
• Sakit pada sendi
• Muntah
• Kejang
Manifestasi Klinis
5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan tekanan intra
kranial akibat eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda
perubahan karakterisitik tanda-tanda vital (melebarnya tekanan pulsa dan
bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan
tingkat kesadaran
6. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis
meningokokal, terdapat lesi-lesi pada kulit diantaranya ruam
ptekie dengan lesi purpura sampai ekimosis pada daerah yang
luas
.
Stadium II : Gejala-gejala terlihat lebih berat, terdapat kejang umum atau
fokal terutama pada anak kecil dan bayi. Tanda-tanda rangsangan meningeal
mulai nyata, seluruh tubuh dapat menjadi kaku dan timbul opistotonus,
terdapat tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, ubun-ubun menonjol
dan muntah lebih hebat. Nyeri kepala bertambah berat dan progresif
menyebabkan si anak berteriak dan menangis dengan nada yang khas yaitu
meningeal cry. Kesadaran makin menurun Terdapat gangguan nervus kranial
antara lain : N II, III, IV, VI, VII dan VIII. Dalam stadium ini dapat terjadi
defisit neurologis fokal seperti hemiparesis, hemiplegia karena infark otak dan
rigiditas deserebrasi. Pada funduskopi dapat ditemukan atrofi N. II dan koroid
dan ukurannya sekitar setengah diameter papil.
• Stadium III: Dalam stadium ini suhu tidak teratur dan semakin
tinggi yang disebabkan oleh terganggunya regulasi pada diensefalon.
Pernapasan dan nadi juga tidak teratur dan terdapat gangguan dalam
bentuk cheyne-stokes atau kussmaul. Gangguan miksi berupa retensi atau
inkontinesia urin. Di dapatkan pula adanya gangguan kesadaran makin
menurun sampai koma yang dalam. Pada stadium ini penderita dapat
meninggal dunia dalam waktu 3 minggu bila tidak memperoleh
pengobatan sebagaimana mestinya.
Prognosis
a. Non Farmakologi
1. Konsumsi cairan sebanyak mungkin
Gejala awal munculnya penyakit meningitis biasanya adalah dehidrasi
secara berlebihan. Untuk mengatasi gejala yang satu ini, bisa
mengonsumsi banyak cairan. Mulai dari air putih, teh, jus jeruk ataupun
minuman yang mengandung banyak isotonik. Jika biasanya manusia
memerlukan konsumsi cairan sebanyak minimal 8 gelas, akan tetapi
untuk penderita penyakit meningitis memerlukan konsumsi cairan yang
lebih banyak dari 8 gelas.
2. Istirahat secara total
Istirahat total ini sangat diperlukan bagi penderita penyakit meningitis,
terutama istirahat dari aktivitas-aktivitas berat yang memerlukan banyak
tenaga dan pikiran. Istirahat yang terbaik bagi penyakit meningitis adalah
dengan tidur sebanyak mungkin.
Treatment
3. Diet makanan
Makanan yang dikonsumsi oleh penderita penyakit meningitis, haruslah
berbeda dengan makanan yang dikonsumsi oleh masyakat pada
umumnya. Adapun makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh
penderita penyakit meningitis antara lain seperti kacang-kacangan,
buah, sayur dan sereal. Selain makanan jenis tersebut, usahakan untuk
mengurangi atau menghindari sebisa mungkin.
Antibiotik
Antibiotik empiris harus dimulai segera, bahkan sebelum hasil pungsi
lumbal dan analisis CSF diketahui. Pilihan pengobatan awal tergantung pada
jenis bakteri yang menyebabkan meningitis di tempat tertentu dan populasi.
Misalnya, di Inggris pengobatan empiris terdiri dari cefalosporin generasi
ketiga seperti cefotaxime atau ceftriaxone. Di Amerika Serikat, dimana
resistensi terhadap cefalosporins semakin ditemukan pada streptokokus,
penambahan Vankomisin untuk pengobatan awal dianjurkan. Kloramfenikol,
baik tunggal atau dalam kombinasi dengan ampicillin, dapat diberikan dengan
pertimbangan tertentu.
Terapi Meningitis Bakteri
Terapi Antibiotik Spesifik
Treatment Farmakologi
1) Prednison
Prednison 1–2 mg/kgBB/hari dibagi 3-4 dosis, diberikan selama 2–4 minggu,
dilanjutkan tapering off. Bila pemberian oral tidak memungkinkan dapat
diberikan deksametason dengan dosis 0.6 mg/kgBB/hari IV selama 2–3
minggu.
2) Deksamethason
Pemberian terapi deksamethason dapat terjadi potensi penurunan
tekanan CSF, peningkatan kadar glukosa CSF dan penurunan kadar
protein CSF. Dianjurkan bahwa pemberian deksamethason hanya
pada penderita dengan resiko tinggi, atau pada penderita dengan
status mental sangat terganggu, edema otak atau tekanan intrakranial
tinggi. Hal ini mengingat efek samping penggunaan deksamethason
yang cukup banyak seperti perdarahan traktus gastrointestinal,
penurunan fungsi imun seluler sehingga menjadi peka terhadap
patogen lain dan mengurangi penetrasi antibiotika kedalam CSF.
2. Terapi meningitis virus
Meningitis virus biasanya hanya membutuhkan terapi suportif.
Meningitis virus cenderung lebih jinak dari meningitis bakteri.
Herpes simplex virus dan varicella zoster virus mungkin responsif
dengan obat-obat antivirus seperti aciclovir, tetapi tidak ada uji klinis
yang telah secara khusus membahas apakah pengobatan ini efektif.
Kasus meningitis virus ringan dapat diobati di rumah dengan
langkah-langkah yang konservatif seperti cairan, bedrest dan
analgesik.