Anda di halaman 1dari 54

KIMIA DASAR

TEORI ASAM BASA


OLEH
DRA. SALBIAH, MSi., Apt.
Teori asam-basa
• Pada mulanya, asam dan basa didefinisikan
sesuai dengan sifat-sifatnya. Perkataan asam
berasal dari bahasa Latin acidus yang artinya asam.
• Asam adalah zat yang mempunyai sifat:
- berasa asam
- dapat mengubah warna beberapa indikator
seperti lakmus
- bereaksi dengan basa dan menghasilkan garam
dan air
- dapat bereaksi dengan logam aktif  gas
hidrogen
Teori asam-basa

• Basa berasal dan bahasa Arab, al-kali yang berarti


abu.
• Basa adalah zat yang mempunyai sifat-sifat yang
berlawanan dengan asam yaitu:
- berasa pahit, juga berasa seperti sabun.
- merubah warna indikator dengan cara berlawanan
dengan asam
- bereaksi dengan asam menghasilkan garam dan air

Teori asam-basa

• 1. Teori Asam Basa Arrhenius


Pada tahun 1887, Arrhenius mengemukakan teorinya
tentang disosiasi.
Arrhenius : Dalam larutan air, asam adalah suatu senyawa
yang dapat membebaskan ion hydrogen (H+); basa adalah
suatu senyawa yang dapat melepaskan ion hidroksida (OH -)
Asam : HX → H+ + X-
Basa : BOH → OH- + B+
• HCl dinamakan asam karena didalam air terdissosiasi
menjadi ion H+dan CL-, NaOH dinamakan basa sebab didalam
air dapat terurai menjadi ion Na+ dan OH-.
Teori asam-basa

• Reaksi netralisasi: reaksi antara asam dan


basa. Jika larutan (air) asam dan larutan (air)
basa dicampur dalam jumlah yang tepat 
larutan yang tidak mempunyai efek terhadap
Iakmus, dan tidak berasa asam/pahit.
Misalnya, jika larutan HCl dan larutan NaOH
dicampur dalam jumlah yang tepat, hasilnya
adalah suatu larutan NaCl dalam air.
• Reaksinya : HC1 (aq) + NaOH (aq) → NaCl +
H2O
Teori asam-basa
Reaksi ionisasi dari senyawa molekuler
• Dalam keadaan murni, HCl adalah suatu senyawa molekuler,
bukan ionik. Suatu ikatan kovalen menghubungkan H dan Cl
dalam HCl(g). Jika HCl(g) didinginkan hingga -85°C, 
mengkondensasi menjadi cairan yang tidak menghantarkan
listrik. Tidak terdapat ion dalam cairan HCl murni. Jika HCl(g)
dilarutkan dalam air, akan terjadi reaksi seperti dibawah ini,
dimana akan dihasilkan ion-ion yang sebelumnya tidak
terdapat dalam HCl(g);
HCl (g) + H2O → H3O+ (aq) + Cl-(aq)
• Ini bukan gas, HCl(g), tetapi larutan airnya yang disebut
hydrochloric acid(asam klorida), yang mengandung ion
hidronium, H3O+, dan ion klorida, Cl-, dalam jumlah yang sama.
Teori asam-basa

• Arrhenius tidak mengenal ion


hidronium, hanya ion hidrogen, H+.
Ternyata bahwa H+ dapat berada dalam
air hanya jika terikat kepada sesuatu,
seperti dalam H3O+.

• Reaksi HCl (g) dengan air menggunakan


struktur Lewis sbb; dimana kita lihat
reaksi sebagai perpindahan H+ dari HCl
kepada H2O.

• Reaksi seperti ini dimana terbentuk ion


padahal sebelumnya tidak ada
dinamakan reaksi ionisasi. Hasil dari
reaksi  suatu larutan yang dapat
menghantarkan listrik.
Teori asam-basa
• Asam HNO3, H2SO4, dan H3PO4 juga sama seperti asam
klorida. Asam-asam ini molecular dalam keadaan murni,
tetapi merupakan konduktor listrik jika dalam air karena
mengalami reaksi ionisasi dengan air. Misalnya asam
nitrat bereaksi sbb:
HNO3(1) + H2O → H3O+(aq).+ NO3-(aq)
• Asam-asam ini, diklasifikasikan sebagai elektrolit, tetapi
tidak sebagai elektrolit lainnya, mereka molekular dalam
keadaan murni, dan merupakan pengecualian terhadap
aturan bahwa senyawa molekular adalah nonelektrolit.
Teori asam-basa
• Elekrolit Kuat dan Elektrolit Lemah
• Natrium klorida dan kalsium klorida keduanya adalah contoh dari
elektrolit yang dapat memisah 100% menjadi ion-ion dalam air
apakah secara disosiasi atau ionisasi. Tidak ada molekul dijumpai
dalam larutan airnya baik pada NaCl maupun pada CaCl2;
semuanya terdapat sebagai ion sehingga kita dapat menegakkan
suatu aturan mengenai senyawa ionic
• Semua senyawa ionic adalah elektrolit kuat, bahkan senyawa-
senyawa ionik yang kelarutannya sangat terbatas.
• CaCO3 padat adalah suatu senyawa ionic yang praktis tidak larut
dalam air. Namun CaCO3 adalah elektrolit kuat karena jika
dilarutkan terdissosiasi menjadi ion Ca2+ dan CO32-
Teori asam-basa
• Umumnya, hidroksida logam juga elektrolit kuat, termasuk
semua hidroksida dari logam golongan IA dan 11 A.
Beberapa contoh adalah:
Gol. IA NaOH Gol IIA Mg(OH)2
KOH Ca(OH)2
Logam gol. IIA, sangat sukar larut dalam air, tetapi jika
larut ia memisah 100% menjadi ion logam dan ion
hidroksida. Hidroksida logam-logam ini adalah basa khas,
dan disebut elektrolit kuat. Setiap basa yang elektrolit kuat
adalah basa kuat.
Teori asam-basa
• Asam, seperti HCl, yang bersifat elektrolit kuat biasanya disebut asam kuat.
Semua asam kuat adalah elektrolit kuat, dan hanya ada beberapa saja,
yaitu HClO4 (aq), HCl(aq), HBr (aq), HI (aq), HNO3 (aq), H2SO4 (aq).
• Banyak asam, seperti asam asetat, walaupun sangat mudah larut dalam
air, tidak banyak terionisasi. Suatu larutan asam asetat IM, HC2H3O2,
memberikan aliran listrik yang relatif lemah yang mengalir melaluinya yang
>< aliran yang kuat yang diberikan oleh 1 M HCI. Ini disebabkan dalam 1 M
HC2H3O2, hanya sebagian kecil fraksi, sekitar 0.5%, dari molekul asam
asetat terdapat sebagai ion H3O+ dan ion C2H3O2-. Ion-ion ini terbentuk
menurut reaksi ionisasi berikut (asam asetat dituliskan sebagai HC2H3O2
untuk menunjukkan bahwa hanya satu dari 4 H dalam molekul yang dapat
terionisasi).
HC2H3O2 (aq) + H2O small percentage
H3O+ (aq) + C2H3O2- (aq)
• Sisanya 99.5% dari molekul solute terdapat dalam bentuk molekul
keseluruhannya. Jadi asam asetat adalah contoh dari elektrolit lemah.
Contoh lainnya: as. Karbonat, H2CO3, dan as. Nitrit, HNO2.
Teori asam-basa
• Basa-basa tertentu juga elektrolit lemah dan mempunyai %tase ionisasi yang
rendah. Ammonia dalam larutan air merupakan contoh yang paling umum.
Amonia murni, NH3, merupakan gas pada temp kamar, tetapi larut dalam air.
Larutan I M ammonia adalah penghantar listrik yang jelek, sama seperti
larutan IM asam asetat. Ion yang terdapat dalam larutan ammonia (jumlah
kecil) disebabkan reaksi ionisasi berikut, tetapi %tasenya kurang dari 1%.
NH3 (aq) + H2O small percentage NH4+ (aq) + OH- (aq)
< 1%
• Disebabkan %tase ionisasinya yang rendah dalam air, ammonia disebut
elektrolit lemah, dan juga adalah basa lemah. Semua basa lemah adalah
elektrolit lemah
Asam lemah dan basa lemah adalah elektrolit lemah
Asam kuat dan basa kuat adalah elektrolit kuat
• Harus diingat bahwa apakah suatu senyawa merupakan asam, basa, atau
elektrolit kuat/lemah tergantung pada persentase ionisasinya, bukan pada
kelarutannya.
Teori asam-basa
Ionic Equations
• Untuk memberikan deskripsi yang lebih akurat dari suatu
reaksi, dapat dituliskan dengan persamaan ion dimana
formula dari semua elektrolit kuat ditunjukkan dalam
bentuk terdissosiasi (atau terionisasi). Cd(NO3)2(aq)
menunjukkan bahwa senyawa ionic ini tidak hanya larut
dalam air tapi ion-ion nya sudah terpisah dalam larutan.
Jadi kita akan memisahkan Cd(NO3)2(aq)  Cd2+(aq) +
2NO3-(aq) jika kita menyusun persamaan ion. Juga
memisahkan Na2S(aq)  2Na+(aq) + S2-(aq). Untuk
elektrolit lemah dan nonelektrolit kita akan tunjukkan
hanya predominant species present in solution
Teori asam-basa
• The ionic equation for the reaction
Cd2+(aq) +2NO3-(aq)+ 2Na+(aq) + S2-(aq) →
CdS(s) + 2Na+(aq) + 2NO3-(aq)
• Gambar 11.5 menunjukkan apa yang terjadi dalam reaksi ini.
Gambar 11.5ª Larutan reaktan yang terpisah dimana solute telah
terdissosiasi.
Gambar 11.5b, larutan bercampur dan hanya ion Cd 2+ dan ion S2- yang
berinteraksi membentuk CdS, suatu senyawa yang kelarutannya sangat
rendah dalam air. Jika kita letakkan sedikit CdS dalam beaker besar yang
berisi air, sedikit yang terdissosiasi sehingga dikatakan tidak terjadi apapun.
Kenyataannya, sekelumit (trace) CdS melarut, tetapi konsentrasinya dalam
larutan hanya 3 x 10-14 M. jadi jika kita gabungkan larutan Cd(NO3)2 0.1
M(aq) dan Na2S(aq) 0.1 M , konsentrasi awal dari ion Cd2+ dan ion S2- ádalah
jauh lebih besar dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh CdS.
Kadmum sufida mengendap, dan hal itu akan berlanjut terus hingga
larutan mencapai tingkat kejenuhan utk CdS.
(a) (b)
The reaction of Cd(NO3)2 with Na2S. (a) These ionic compounds exist as separated ions in their
aqueous solutions, (b) When the two solutions are combined, the cadmium ions, Cd2+, and sulfide
ions, S2~, collect together and form an insoluble precipitate of cadmium sulfide, CdS. However, the
sodium ions, Na+, and nitrate ions, NOS~, remain free.
Teori asam-basa
• Persamaan ion, seperti semua persamaan,
harus seimbang.
• Kriteria utk Persamaan Ion Seimbang
1. material balance. Semua atom pada salah
satu sisi dari panah harus muncul pada sisi
lainnya.
2. electrical balance. Muatan listrik bersih
disebelah kiri harus sama dengan muatan
listrik bersih disebelah kanan.
Teori asam-basa
• Persamaan Ion Bersih
Pada persamaan ionik yang baru saja kita tuliskan, dua ion yang muncul
identik pada kedua sisi panah, NO3-(aq) dan Na+(aq) . Pada reaksi terlihat
tidak ada pengaruh terhadap ion-ion ini. Ion-ion ini ada sebelum reaksi
dimulai dan masih tetap ada setelah reaksi selesai. Senyawa tsb tidak
mengendap karena NaNO3, larut dalam air. Reaksi yang sebenarnya,
adalah antara ionCd2+(aq) dan ion S2-(aq) membentuk endapan CdS(s). Ion-
ion yang tidak berpartsipasi dalam suatu reaksi disebut spectator ions.
• Jika kita hilangkan semua spectator ions dari sisi yang berlawanan
dari panah dalam suatu persamaan ion bersih, kita dapatkan persamaan
ionik bersih. Pada contoh jika kita cross out spectator ions,
Cd2+(aq) +2NO3-(aq)+ 2Na+(aq) + S2-(aq) →
CdS(s) + 2Na+(aq) + 2NO3-(aq)
Persamaan menjadi
Cd2+(aq) + S2-(aq) → CdS(s)
Teori asam-basa
• PROBLEM
When solution of sodium sulfate, Na2SO4, and barium nitrate,
Ba(NO3)2, are mixed, a precipitate of barium sulfate forms. The
other product is sodium nitrate, which is soluble in water.
Write molecular, ionic, and net ionic equation for the reaction.
• Analysis
Start with the molecular equation using the correct formulas
(and their state). Then, to write the ionic equation, separate
the formula of the water-soluble, strong electrolytes. Finally,
cancel the spectator ions and rewrite what is left to give the
net ionic equation. Always be sure that any two species that
you cancel are in the same state. Both must have not only the
same formula but also the same designation of state, like (aq)
or (s).
Teori asam-basa
Solution
The Molecular Equation The correct formulas in the proper equation form are
Na2SO4(aq) + Ba(NO3)2(aq) → BaSO4(s) + NaNO3(aq) (unbalanced)
To balance, we need coefficient of 2 in front of NaNO3.
Na2SO4(aq) + Ba(NO3)2(aq) → BaSO4(s) + 2NaNO3(aq)

The Ionic Equation All of the formulas except BaSO4 represent water-soluble, strong
electrolytes. So we split them up as follows to obtain the ionic equation.
2Na+(aq) + SO4-(aq) + Ba2+(aq) + 2NO3-(aq) →
BaSO4(s) + 2Na+ (aq) + 2NO3- (aq)
Net Ionic Equation On each side of the ionic equation are 2Na+(aq) and 2NO3-(aq), so we
cancel them. They are spectator ion.
2Na+(aq) + SO4-(aq) + Ba2+(aq) + 2NO3-(aq) →
BaSO4(s) + 2Na+ (aq) + 2NO3- (aq)
We rewrite what is left as the net ionic equation
Ba2+(aq) + SO4-(aq) → BaSO4(s)
Notice that it satisfies the requirements for both a material balance and an electrical balance,
Teori asam-basa
2. Teori Asam Basa Bronsted - Lowry
Dalam air, reaksi antara ammonia (suatu basa) dan asam
klorida menghasilkan garam amoniumklorida, NH4C1.
• Menurut Arrhenius, reaksi dianggap terjadi antara OH-, yang
terbentuk dari ionisasi dari basa lemah NH3
NH3 + H2O  NH4+ + OH-
dan H3O+, yang terbentuk dari reaksi ionisasi HC1 dalam air
HC1 + H2O  H3O+ + Cl-
• tetapi reaksi antara HCI dan NH3 dapat berlangsung tanpa
adanya air. Ternyata sama sekali tidak diperlukan adanya
pelarut. Dalam gambar terlihat awan putih NaCl terbentuk
dari reaksi antara ammonia (gas) dan HCI (gas)
Teori Bronsted-Lowry
NH3 (g) + HCl(g) → NH4Cl(s)
• Reaksi dalam fase air
maupun fase gas,
melibatkan pereaksi yang
sama (NH3 dan HCl) dan
terbentuk hasil akhir
yang sama (NH4Cl).
Reaksi dalam fase gas
tidak dapat dijelaskan
dengan teori Arrhenius
karena reaksi disini tidak
melibatkan H3O+dan OH-.
Teori Bronsted-Lowry

• Pada tahun 1923,


Bronsted melihat
bahwa banyak reaksi
baik dalam air maupun
tanpa air, satu H+
dipindahkan dari satu
atom ke atom lainnya.
Misalnya reaksi antara
gas ammonia dan gas
HC1.
Teori Bronsted-Lowry
• Kesamaan ini menyebabkan Bronsted mendefinisikan asam basa dengan
perpindahan H+ antara 2 partikel. Tetapi H+, adalah inti dari atom hidrogen,
dan inti ini hanya terdiri dari 1 partikel yaitu proton. Maka nama lain dari
ion hidrogen adalah proton. Jadi ion hidrogen, H+, disebut proton dalam
asam basa Bronsted. Menurut Bronsted reaksi asam basa adalah suatu
reaksi perpindahan proton dari suatu zat pemberi proton (asam) kepada
zat penerima proton (basa).
Bronsted: Asam adalah suatu proton donor; sedangkan
basa adalah suatu proton aseptor.
• Maka walaupun HCl dalam bentuk gas, tetapi adalah asam yang bereaksi
dengan NH3, karena dalam reaksinya HClmemberikan proton kepada
molekul NH3, dan ammonia adalah suatu basa karena menerima proton
dari HCl.
• Sebuah proton dapat diterima oleh sebuah molekul basa, atau anion basa
maupun kation basa. Molekul basa misalnya: NH3, H2O, CH3NH2,dll.
• ANION basa: OH-, HCO3-; Kation basa: [Cu(H2O)3OH]+
Teori Bronsted-Lowry
Asam-basa Konjugasi
• Jika suatu asam melepaskan proton, akan terbentuk zat yang
bersifat basa disebut basa konjugasi dari asam. Jika suatu asam
lemah (HCN) dilarutkan dalam air, akan terjadi reaksi bolakbalik
sbb:
HCN(aq) + H2O  H3O+(aq) + CN-(aq)
• Pada reaksi kekanan molekul HCN memberikan proton kepada
molekul air dan berubah  ion sianida, CN-. Maka HCN adalah
asam Bronsted karena proton donor, dan air adalah basa
Bronsted karena proton aseptor dari HCN.
• Pada reaksi yang berlansung dari kanan kekiri, H 3O+ adalah suatu
asam Bronsted karena memberikan proton kepada ion CN -; dan
ion sianida, CN- adalah basa Bronsted karena menerima proton
dari H3O+.
Teori Bronsted-Lowry
• Jadi reaksi antara HCN dan H2O adalah suatu reaksi perpindahan
proton. Dalam reaksi seperti ini selalu ditemukan 2 asam
(misalnya HCN dan H3O+) dan 2 basa (H2O dan CN-). Perhatikan
bahwa: asam yang dikanan (H3O+) berasal dari basa yang dikiri
(H2O), dan basa dikanan (CN-) berasal dari asam yang dikiri (HCN).
Kedua zat seperti H3O+ dan H2O yang berbeda 1 sama lainnya oleh
1 proton disebut pasangan asam- basa konjugat; dimana yang
satu disebut asam konjugat karena memberikan proton, dan
lainnya adalah basa konjugat karena CN menerima proton.
Sehingga untuk pasangan H3O+/ H2O, dikatakan bahwa H3O+ adalah
asam konjugat dari H2O, dan H2O adalah basa konjugat dari H3O+.
(H3O+ dan H2O berbeda hanya dengan satu proton, H +.)
• Pasangan asam basa lainnya dari reaksi HCN dan air adalah
pasangan HCN dan CN-.
Teori Bronsted-Lowry
ps konjugat

HCN + H2O  H3O+ + CN-

ps konjugat
Teori Bronsted-Lowry

Contoh asam dan basa konjugat.

Asam Proton basa konjugat


HCl → H+ + Cl-
H2SO4 → H+ + HSO 4-
H 2O → H+ + OH -

Basa Proton Asam konjugat


H 2O + H+ → H3O+
NH3 + H+ → NH4+
OH- + H+ → H 2O
PO43- + H+ → HPO42-
F- +. H+ → HF .
Teori Bronsted-Lowry
• Kekuatan asam-basa konjugat
HCN (aq) + H2O  H3O+(aq) + CN-(aq)
Asam basa asam basa
• HCN adalah asam lemah sehingga hanya sedikit yang terionisasi;
sebagian besar HCN terdapat sebagai molekul-molekul
yang tidak terionisasi. Dpl kesetimbangan akan bergeser
kekiri. Posisi keseimbangan asam basa menunjukkan tentang
kekuatan dari kedua asam dan basa Bronsted.
• Dalam reaksi diatas kedua asam yaitu HCN dan H3O+ masing-
masing bersaing untuk memberikan proton kepada basa.
Kenyataan hampir semua proton ada pada molekul HCN dan
hanya sedikit yang tertinggal pada molekul H3O+, berarti bahwa
ion hidronium kemampuan proton donornya lebih baik dari pada
HCN.
Teori Bronsted-Lowry
• Dengan cara yang sama, CN- merupakan basa yang lebih kuat dari
pada H2O. Kedua basa ini bersaing untuk mendapatkan proton.
Pada kesetimbangan sebagian besar proton terdapat pada molekul
HCN dibandingkan dengan yang bergabung kepada H2O dalam
H3O+. ini berarti bahwa ion sianida lebih efektif memenangkan
proton dari pada molekul air.
• Dalam kesetimbangan antara asam dan basa Bronsted, posisi
keseimbangan selalu mendukung jenis yang lemah. Misalnya, pada
contoh diatas posisi keseimbangan mendukung HCN dan H2O, yang
lebih lemah dari kedua asam tsb. Jadi asam dan basa yang lebih
kuat cenderung bereaksi menghasilkan konjugat yang lebih lemah.
• Berarti: makin kuat suatu asam Bronsted, semakin lemah basa
konjugatnya;sebaliknya makin kuat suatu basa, semakin lemah
asam konjugatnya.
Teori Bronsted-Lowry
• Contoh: HCL adalah suatu asam Bronsted yang sangat kuat, dalam air
terionisasi 100%, sehingga cukup kuat memberikan semua protonnya
kepada molekul air.
HC1 + H2O 100%
H3O+ + Cl-
• Dalam waktu bersamaan, H2O bertindak sebagai basa menerima proton
dan membentuk H3O+. ion Cl-(basa konjugat dari HCl) adalah basa
Bronsted yang sangat lemah, tidak mampu menangkap proton, walaupun
terdapat proton donor yang cukup baik (H3O+). Karena reaksi telah
sempurna kearah kanan, pada keseimbangan tidak ada HCl dalam larutan.
• Ini berarti pada asam kuat, asam dan basa disebelah kiri adalah kombinasi
yang lebih kuat dibandingkan dengan kombinasi asam-basa konjugat
disebelah kanan. Diantara dua basa dalam larutan tsb (H 2O dan Cl-), H2O
adalah basa yang lebih kuat dan memenangkan kompetisi terhadap
kepemilikan proton; diantara dua asam dalam larutan tsb (HCI dan H 3O+),
HCl lebih mampu menyumbangkan protonnya.
Teori Bronsted-Lowry
Senyawa Amphoter
• Beberapa molekul atau ion dapat berfungsi sebagai asam
maupun basa tergantung pada zat yang bereaksi
dengannya. Contohnya, air:
H2O + HCl(g) → H3O+(aq) + Cl-
basa asam
H2O bersifat basa karena menerima proton dari molekul
HC1. Tetapi pada reaksi dibawah ini,
H2O + NH3 → NH4+ +OH-
asam basa
H2O adalah suatu asam karena memberikan proton kepada
molekul NH3.
Teori Bronsted-Lowry
• Zat yang dapat bersifat asam/basa, tergantung pada zat lain
yang ada disebut amphoter, atau amphiprotik melukiskan
kemampuan memberi/ menerima proton. Zat-zat yang bersifat
amphoter tidak harus molekul. Beberapa ion juga mempunyai
sifat ini terutama anion-anion dari garam asam, contohnya, ion
bikarbonat dapat memberikan proton kepada suatu basa atau
menerima proton dari suatu asam.
• Terhadap ion hidroksida, ion bikarbonat adalah suatu asam.
HCO3- + OH- → CO32- + H2O
asam basa
• Terhadap ion hidronium, ion bikarbonat adalah suatu basa
HCO3- + H3O+ → H2CO3 + → H2O
basa asam
Teori Bronsted-Lowry
Kekuatan asam Bronsted berdasarkan sistem periodik
Kekuatan asam tidak sama, misalnya asam sulfat (H2SO4)
lebih kuat dari H2SeO4. Hal ini ada kaitannya dengan sifat-
sifat periodisitas dalam sistem berkala.

Asam Okso (Oxo Acids)


• Asam okso adalah asam yang mengandung hidrogen,
oksigen dan beberapa elemen lain. Dalam asam ini
hidrogen yang dapat terionisasi terikat pada atom
oksigen, selanjutnya oksigen terikat pada atom lain yang
nonlogam/metaloid yang terdapat ditengah-tengah
molekul.
Teori Bronsted-Lowry
Tabel 1: asam-asam Okso dari Nonlogam dan Metaloid
GolGolongan GoGolongan GGolongan Golongan
IVAongan IVA Vlongan V VIolongan VI VIIAGolongan
VIIA
H2CO3 *HNO3 HFO
HNO2
H3PO4 *H2SO4 *HClO4
H3PO3 H2SO3 *HClO3
HClO2
HClO
H3AsO4 H2SeO4 HBrO4
H3AsO3 H2SeO3 HBrO3
HIO4
HIO3
Teori Bronsted-Lowry
• Asam okso dapat mempunyai satu atau lebih gugus -
OH yang terikat kepada atom pusat. Misalnya, asam
okso dari golongan VIA, atom pusat untuk H2SO4
adalah S dan atom pusat untuk H2SeO4 adalah Se.
O O

HO S OH HO Se OH

O O
sulfuric acid selenic acid

Asam sulfat lebih kuat dari asam selenat, mengapa?


Teori Bronsted-Lowry
Jawaban: untuk dapat bersifat asam berarti bahwa H+ dapat
dipindahkan lepada H2O dalam suatu ionisasi. Dalam asam
okso, atom H terikat kepada atom O (atom ke-2 yang
paling kuat keelektronegatifitasnya) sehingga ikatan O-H
ádalah ikatan yang sangat polar. Walaupun belum
terionisasi atom H cenderung membentuk muatan positif
(H+)  -  
O H

Polaritas ikatan O - H dalam asam okso


Makin polar ikatan O-H, makin bertambah muatan parsial
positif atom hidrogen, makin mudah H ditransfer sebagai
H+ kepada H2O, berarti makin kuat asamnya.
Teori Bronsted-Lowry

Asam Okso dengan atom pusat berbeda, jumlah


oksigen sama
• Makin polar ikatan OH, makin besar beda
keelektronegatifitas sehingga makin mudah H
ditransfer sebagai H+ kepada H2O, akan semakin kuat
asamnya. Dalam hal ini atom pusat mempunyai
pengaruh terhadap kekuatan asam.
• Jika atom pusat dari suatu asam okso berada pada
satu golongan yang sama dan mengandung jumlah
oksigen yang sama, maka kekuatan asam akan
bertambah dari bawah keatas
Elektronegatifitas atom dalam I golongan meningkat
dari bawah keatas. Atom S letaknya lebih keatas dari
atom Se, sehingga S lebih elektronegatif dari Se.
Jadi: asam sulfat >> asam selenat; asam fosfat >>
asam arsenat
Teori Bronsted-Lowry

• Asam okso dengan atom pusat berada dalam periode


yang sama, jumlah oksigen yang sama, maka kekuatan
asamnya meningkat dari kiri kekanan.
Misalnya, asam fosfat << asam sulfat
OH O

HO P OH HO S OH

O O
phosphoric acid sulfuric acid

Hal ini juga disebabkan karena elektronegatifitas unsur-


unsur dalam satu periode meningkat dari kiri kekanan.
Teori Bronsted-Lowry
• Asam okso dengan atom pusat sama, tetapi mengandung jumlah
oksigen yang berbeda, maka kekuatan asam akan meningkat jika
jumlah atom oksigen bertambah.
• Contohnya: H2SO4 > H2SOO3; HNO3 > HNO2
O O H
N
HO S OH HO S -
O N+
O O H
OH O nitrous acid
O
sulfurous acid nitric acid
sulfuric acid

Adanya kelebihan oksigen pada atom S pada asam sulfat membuat


masing-masing ikatan OH menjadi lebih polar dibandingkan dengan
asam sulfit. Dengan menjadi lebih polarnya ikatan OH  δ+ pada
asam sulfat menjadi lebih besar,  H lebih mudah berubah
menjadi H+,  kekuatan asam sulfat lebih besar dari asam sulfit.
Teori Bronsted-Lowry

Asam Biner (Asam Diatomik) '


• Senyawa biner yang terdiri dari hidrogen dan nonlogam,
juga bersifat asam dan disebut dengan asam biner.
Contohnya, HCI. Tabel dibawah ini memberikan senyawa
biner hidrogen yang dalam air bersifat asam.
Tabel 2. Senyawa Biner yang bersifat asam dari Hidrogen
dan Nonlogam
Golongan VIA Golongan VIIA
(H2O) HF
H2S *HCl
H2Se *HBr
H2Te *HI
Teori Bronsted-Lowry

• Kekuatan asam biner akan bertambah dari kiri


kekanan dalam 1 periode pada sistem periodik.
• Misalnya, pada periode 3 dari S ke Cl. Dan pada
periode 2 dari O ke F, ke eleklronegatifitas
semakin meningkat, ikatan H – X menjadi lebih
polar, sehingga δ+ semakin besar, sehingga H
makin mudah dilepaskan sebagai H+, maka asam
menjadi lebih kuat.
• Jadi HCl > H2S, HF > H2O
Teori Bronsted-Lowry
Dalam satu golongan, kekuatan asam biner meningkat dari atas kebawah.
• Asam biner dari halogen, urutan kekuatan asamnya dalam larutan air adalah sbb:
HF < HC1 < HBr < HI
• HF adalah asam yang paling lemah dalam urutan ini, dan HI yang paling kuat.
Kenapa? F paling kuat elektronegatifitasnya dan I paling lemah
elektronegatifitasnya?
• Dalam hal ini ikatan H-F lebih polar dari ikatan HI, tetapi elektronegatifitas adalah
salah satu faktor yang menentukan kekuatan asam.
• Faktor lain yang juga mempengaruhi adalah kekuatan ikatan nonlogam terhadap
H.
Ikatan nonlogam terhadap H juga dipengaruhi oleh jarak antara inti atom
nonlogam terhadap H, makin jauh jarak inti atom nonlogam dengan pasangan
elektron dalam ikatan H-X, makin lemah ikatan ini. Maka makin besar ukuran
atom nonlogam, kemampuan untuk menahan atom H semakin lemah.
• Dalam golongan halogen makin kebawah, ikatan H-X makin lemah, akan
cenderung melepaskan H+, maka asam semakin kuat. Sebenarnya
elektronegatifitas dan ukuran atom nonlogam sama-sama berperan, tetapi dalam
hal ini, ukuran atom lebih kuat (berperan).
Asam basa Lewis

3. Teori Asam Basa Lewis


Teori asam basa secara lebih luas dikemukakan oleh Lewis.

Definisi asam basa Lewis:


• asam adalah setiap spesies kimia (molekul atau ion) yang
dapat menerima satu pasang elektron dalam pembentukan
satu ikatan kovalen koordinat.
• basa adalah setiap spesies kimia (molekul atau ion) yang
dapat memberikan satu pasang elektron dalam pembentukan
satu ikatan kovalen koordinat.
• netralisasi adalah pembentukan ikatan kovalen koordinat
diantara donor pasangan (basa) dan aseptor pasangan
electron (asam).
Asam basa Lewis

Contoh reaksi asam basa Lewis:


H :Cl: H :Cl:

H N: + B Cl : H N B Cl :

H :Cl: H :Cl:
.. ..

Molekul ammonia mempunyai satu pasang elektron,


berarti basa Lewis. Atom boron dalam BCl3 hanya
mempunyai 6 elektron dalam kulit valensinya, dan
harus mendapat 2 elektron lagi untuk mencapai
octet. Dengan menerima electrón dari molekul
ammonia, BCl3 adalah asam Lewis.
Asam basa Lewis
..
2. [ :O - H ] -
H-O-H
H+ + ..
asam Lewis basa Lewis

.. .. 2-
O: O:
3. .. ..
.. .. 2- .. ..
:S + : O: :S :O:
.. .. .. ..
:O:
..
asam Lewis basa Lewis

:O : :O:
H

4. .. -
+ C
..
O C
H-O: ..
.. -
:O :
..
:O:
ion bikarbonat, HCO3-
Asam basa Lewis

Pembentukan komplek logam (sebagai contoh asam basa Lewis)


• Banyak ion-ion dan logam transisi dan post transisi dapat bersifat
sebagai asam Lewis. Berdasarkan reaksi asam basa Lewis unsur-
unsur tsb terikat secara kovalen dengan atom lain.
• Dalam larutan air dari garam Cu(II), misalnya CuSO 4 atau
Cu(NO3)2, kuprum tidak terdapat sebagai ion Cu2+ yang
sederhana. Sebaliknya, masing-masing ion Cu2+ terikat kepada 4
molekul air memberikan suatu ion berwarna biru dengan rumus
Cu(H2O)42+, dan ini disebut ion komplek.
Reaksi:
Cu2+ + 4H2O → Cu(H2O)42+

Atau jika dtuliskan dengan struktur Lewis adalah sbb:


• Pada reaksi ini ion Cu2+ menerima pasangan elektron dari molekul
air, maka Cu2+ adalah asam Lewis dan tiap-tiap molekul air adalah
basa Lewis. Basa Lewis yang terikat kepada ion logam disebut ligand.
Ligand dapat berupa mulekul netral (mis. H2O) atau anion (mis OH-)
• Atom dalam ligand yang dapat memberikan pasangan elektron
disebut atom donor, dan ion logam adalah aseptor elektron. Hasil
dari penggabungan ion logam dengan satu atau lebih ligand disebut
ion komplek atau komplek.
Penentuan Kekuatan asam basa dalam larutan air

1. Persentase Ionisasi
jumlah HA yang terionisa si
persentase ionisasi  x 100%
jumlah HA mula - mula yang tersedia

Membandingkan kekuatan asam lemah dan asam


kuat dapat digunakan persentase ionisasi.

[  ][CH 3CO 2 ]
K  1.8 x10 5
[CH 3CO 2  ]

2. Konstanta kesetimbangan
Asam dapat berdissosiasi sebagian (asam lemah) atau
berdissosiasi sempurna (asam kuat). Untuk asam lemah
maka konstanta kesetimbangan dapat dihitung,
Contoh: CH3CH2OH  H+ + CH3CO2-

Maka: [  ][CH 3CO 2 ]
K  1.8 x10 5
[CH 3CO 2  ]

Makin besar konstanta kesetimbangan (Ka) maka kekuatan


asam makin besar dan sebaliknya.
Dengan cara yang sama basa juga dapat ditentukan
seperti diatas. Makin besar Kb makin kuat basanya.
3. Konsentrasi ion hidrogen dan ion hidroksida
Konsentrasi ion hidrogen dalam larutan dapat
dipakai sebagai ukuran keasaman atau
kebasaan suatu zat.
4. pH dan pOH
Konsentrasi ion H+ sering dinyatakan dalam
bentuk: pH = -log[H+]
dan pOH = -log [OH-]
H H H H 2+

.. ..
H O: :O H H O O H
.. ..
Cu2+ Cu
.. ..
H O: :O H H ..O O.. H

H H H H

Cu(H2O)42+

Anda mungkin juga menyukai