Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.3, September 2013, pp.

222-226
ISSN 2302-495X

Pengelolaan Risiko Supply Chain dengan Metode House of Risk

Flora Tampubolon1, Achmad Bahaudin2, Putro Ferro Ferdinant3


1,2,3
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
floratpbln@yahoo.com1,baha@ft-untirta.ac.id2,oom_pheo@yahoo.com3

ABSTRAK

Dalam pengelolaan supply chain, secara umum risiko dapat timbul dalam berbagai bentuk dari
setiap kejadian. Risiko merupakan peluang terjadinya sesuatu yang akan berdampak dalam
pencapaian tujuan. Kompleksitas dari struktur supply chain yang melibatkan banyak pihak dan
banyaknya ketidakpastian yang terjadi secara mendadak menjadi tantangan dalam pengelolaan
supply chain perusahaan. Gangguan atau risiko dalam supply chain akan berdampak negatif dalam
jangka panjang terhadap perusahaan dan banyak perusahaan tidak mampu pulih secara cepat dari
dampak negatif tersebut. Bila suatu risiko dalam supply chain terjadi, sektor bisnis juga akan ikut
terserang akibatnya akan mempengaruhi kinerja perusahaan. PT. XYZ adalah perusahaan
manufaktur yang memproduksi pipa baja. Secara umum produk dari perusahaan ini ada dua jenis
yaitu: Spiral dan ERW. Saat ini PT. XYZ belum memiliki manajemen risiko yang terstruktur untuk
mengidentifikasi dan memitigasi risiko yang terjadi terutama dalam fungsi supply chain. Oleh
karena itu perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi risiko yang mungkin
terjadi dalam aktivitas supply chain PT. XYZ, menentukan penyebab risiko yang harus
diprioritaskan untuk dimitigasi pada supply chain PT. XYZ dan menentukan strategi mitigasi yang
harus diprioritaskan untuk mengatasi penyebab risiko pada supply chain PT. XYZ. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode House Of Risk (HOR). HOR digunakan untuk
mengidentifikasi risk event, risk agent pada supply chain dan juga merancang strategi mitigasi
untuk risk agent berdasarkan nilai ARP(Aggregate Risk Potential). Risk event yang teridentifikasi
sebanyak 16 dan risk agent sebanyak 24. Risk agent yang akan dimitigasi berdasarkan nilai ARP
sebanyak empat risk agent yaitu A6(Pembuatan Purchasing requisition terlambat), A3(pengadaan
material terlambat), A4 (data material/produk tidak segera di-update) dan A1 (permintaan produksi
yang mendadak). Strategi mitigasi yang digunakan untuk mencegah penyebab risiko adalah
coordination, strategy stock dan multiple route.
Kata kunci : supply chain, HOR, mitigasi risiko, ARP, strategi mitigasi

PENDAHULUAN perusahaan dalam pemenuhan permintaan pelanggan dan


perusahaan dapat mengalami kerugian.
Persaingan dunia bisnis saat ini sangat ketat,
sehingga perusahaan dituntut untuk memiliki strategi Dalam pengelolaan supply chain secara umum
yang tepat agar dapat bertahan dalam persaingan bisnis. risiko dapat timbul dalam berbagai bentuk dari setiap
Strategi dapat dilakukan dengan mengelola supply chain kejadian. Ketidakpastian yang bersumber dari supplier
perusahaan dengan tepat. Dalam pengelolaan supply juga dapat menimbulkan risiko yaitu ketidakpastian
chain tidaklah mudah karena melibatkan secara leadtime pengiriman material bahan baku dan juga
keseluruhan pihak perusahaan maupun pihak eksternal kualitas material yang dikirim. Dari pihak internal
perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan bisnis perusahaan juga dapat terjadi ketidakpastian seperti
perusahaan tersebut. Kompleksitas dari struktur supply kerusakan mesin yang mengakibatkan produktifitas
chain yang melibatkan banyak pihak dan banyaknya menurun. Risiko risiko tersebut dapat dikelola
ketidakpastian yang terjadi secara mendadak menjadi berdasarkan kebutuhan organisasi. PT. XYZ adalah
tantangan dalam pengelolaan supply chain perusahaan. perusahaan manufaktur yang memproduksi pipa baja.
Kondisi tersebut rentan terjadinya suatu risiko yang Secara umum produk dari perusahaan ini ada dua jenis
berdampak pada proses bisnis perusahaan. Dalam yaitu: Spiral dan ERW. Bahan baku utama produk adalah
Geraldin (2007), Hendricks dan Singhal (2003) HRC atau dikenal black steel. Bahan baku tersebut
menyatakan bahwa gangguan atau risiko dalam supply diperoleh dari perusahaan induk PT. XYZ yang
chain berdampak negatif dalam jangka panjang terhadap memproduksi berbagai jenis baja. PT. XYZ saat ini tidak
perusahaan dan banyak perusahaan tidak mampu pulih hanya memenuhi permintaan kebutuhan konsumen
secara cepat dari dampak negatif tersebut. Bila suatu dalam negri saja, tetapi juga berasal dari luar negeri.
risiko dalam supply chain terjadi, sektor bisnis juga akan Beberapa kejadian risiko yang terjadi pada supply
ikut terserang akibatnya akan mempengaruhi chain PT. XYZ dalam pemenuhan permintaan adalah
pihak pemasaran perusahaan tanpa koordinasi terlebih

222
Tampubolon, et al. / Pengelolaan Risiko Supply Chain dengan Metode House of Risk
JTI Vol.1, No.3, September 2013, pp.222-226

dahulu kepada pihak PPC untuk memenuhi permintaan mengetahui kegiatan proses bisnis supply chain.
pelanggan. Pihak pemasaran tidak terlebih dulu Aktivitas proses supply chain berdasarkan SCOR dibagi
mengecek kemampuan pihak produksi, ketersediaan menjadi lima proses yaitu plan, source, make, deliver,
material dalam gudang sehingga akan terjadi perubahan return.
jadwal produksi yang mendadak, berakibat pada
Dari kegiatan proses bisnis tersebut diidentifikasi
pengadaaan bahan baku harus segera dilakukan atau
risiko yang terjadi maupun yang berpotensi terjadi. Pada
diubah.
tahap ini juga akan diidentifikasi agen risiko yang
Saat ini PT. XYZ belum memiliki manajemen menyebabkan timbulnya risiko dan juga akibat yang
risiko yang terstruktur untuk mengidentifikasi dan akan ditimbulkan oleh resiko tersebut. Setelah
memitigasi risiko yang terjadi terutama dalam fungsi melakukan identifikasi, maka selanjutnya melakukan
supply chain. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian assesment risiko. assesmen dilakukan untuk menentukan
untuk mengidentifikasi, menganalisa risiko-risiko yang tingkat keparahan (severity) dari masing masing risiko
mungkin timbul dalam supply chain PT. XYZ sekaligus yaitu dengan pembobotan nilai severity, kemudian
untuk memitigasi risiko-risiko tersebut dengan penerapan menentukan tingkat kemungkinan terjadi (occurance)
metode House Of Risk. agen penyebab risiko dengan pembobotan nilai
occurance dan juga nilai korelasi (correlation) antara
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi risiko
kejadian risiko dan agen penyebab risiko tersebut dengan
yang mungkin terjadi dalam aktivitas supply chain PT.
nilai correlation.
XYZ, menentukan penyebab risiko yang harus
diprioritaskan untuk dimitigasi pada supply chain PT. Setelah assesment dilakukan maka tahap
XYZ dan menentukan strategi mitigasi yang harus selanjutnya perhitungan nilai Aggregate Risk Potential
diprioritaskan untuk mengatasi penyebab risiko pada (ARP). Perhitungan nilai ARP untuk menentukan
supply chain PT. XYZ. Supply Chain Risk Management peringkat dan risk prioritization yaitu menentukan urutan
(SCRM) merupakan suatu tool untuk me-manage (dalam prioritas risk agent yang akan dimitigasi terlebih dahulu
hal ini meminimalkan) kemungkinan (possibility) dengan menentukan peringkat mana yang memiliki
terjadinya hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya prioritas paling tinggi yang telah teridentifikasi
kegagalan (failure) di dalam salah satu aspek supply berdasarkan besarnya nilai ARP risk agent.
chain (supply, operating, demand) sehingga keseluruhan
Penentuan risk prioritization menggunakan metode
kinerja supply chain (overall chain performance) tidak
House of Risk (HOR)1. Tahap selanjutnya perancangan
dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Tang (2006a)
strategi mitigasi. Pada tahap ini perancangan strategi
mengatakan bahwa Supply Chain Risk Management yang
mitigasi dengan menggunakan House of Risk (HOR)2
efektif menjadi kebutuhan perusahaan perusahaan saat
untuk menangani risiko yang teridentifikasi berpotensi
ini. Model House Of Risk (HOR) berdasarkan gagasan
terjadi pada supply chain perusahaan dan juga
supply chain risk management yang berfokus pada
menentukan strategi mitigasi yang prioritas untuk
tindakan pencegahan, mengurangi kemungkinan
dilakukan. Pada perancangan strategi mitigasi pada Risk
terjadinya suatu risk agent terjadi. Mengurangi terjadinya
agent yang akan dimitigasi ditentukan berdasarkan
risk agents biasanya akan mencegah terjadinya suatu
output HOR1 dilakukan sesuai dengan peringkat risiko.
risiko (risk event) juga. Biasanya suatu risk agent
Untuk menentukan jumlah agent risiko yang akan
menyebabkan lebih dari satu risiko.
dimitigasi adalah dengan menggunakan diagram pareto.
Penanganan risiko pada HOR dimulai dengan
mengidentifikasi risiko yang akan ditangani. Dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
tahap ini akan dihasilkan suatu daftar risiko yang didapat Pengumpulan Data
dari identifikasi sumber risiko. Risiko tersebut yang
berdampak terhadap pencapaian sasaran dan tujuan Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara
perusahaan. pihak perusahaan yang berkaitan dengan proses bisnis
perusahaan. Identifikasi risiko dilakukan untuk
METODE PENELITIAN mengetahui risiko risiko yang terjadi pada kegiatan
aktivitas perusahaan juga pengidentifikasian risiko risiko
Penelitian ini dilakukan di PT. XYZ. Perusahaan
yang berpotensi terjadi yang mempengaruhi kegiatan
tersebut memproduksi pipa baja. Jenis produk yang
supply chain perusahaan juga mengidentifikasi penyebab
dihasilkan ada dua jenis pipa yaitu spiral dan ERW . terjadinya risiko. Identifikasi ini dilakukan berdasarkan
Penelitian dimulai dengan studi lapangan dan studi aktivitas supply chain metode SCOR. Kegiatan supply
literatur untuk mengetahui kondisi dan situasi yang ada chain pada SCOR yaitu plan, source, make, deliver dan
pada perusahaan, dilanjutkan dengan perumusan masalah return. Identifikasi risiko ini dilakukan dengan
untuk mengetahui permasalahan apa saja yang ada di wawancara pihak perusahaan yang berkaitan dengan
perusahaan, lalu menentukan tujuan penelitian dari proses bisnis perusahaan. Berikut tabel kegiatan supply
rumusan masalah yang telah dibuat. chain PT. XYZ
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara
dengan pihak perusahaan. Tahap pertama yang dilakukan
adalah pemetaan aktivitas supply chain perusahaan
berdasarkan SCOR. Pemetaan ini dilakukan untuk

223
Tampubolon, et al. / Pengelolaan Risiko Supply Chain dengan Metode House of Risk
JTI Vol.1, No.3, September 2013, pp.222-226

Tabel 1. Aktivitas SCOR PT XYZ Pengolahan Data


Process Area Sub Process/kegiatan Setelah dilakukan pengumpulan data maka
Perencanaan Produksi
selanjutannya dilakukan pengolahan data dengan
Plan menggunakan House Of Risk 1 untuk risk identification.
Pengendalian persediaan material
Tahap ini untuk menentukan perangkingan risk agent.
Source Proses pengadaan barang Dapat dilihat pada gambar.
Make
Pelaksanaan produksi Risk Agents (Aj)
Quality Control Business Processes Risk event (Ei) A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 Severity Of Risk event i (Si)
Informasi data ketersediaan produk E1 R11 R12 R13 … … … … S1
Delivery
Pengiriman produk ke pelanggan Plan E2 R21 R22 … … … … … S2
Pengembalian material ke supplier E3 R31 … … … … … … S3
Return
Penanganan produk yang dikembalikan dari pelanggan Source E4 R41 … … … … … … S4
E5 … … … … … … … S5
Dari aktivitas supply chain diatas maka dilakukan Make E6 … … … … … … … S6
identifikasi risk event dan juga risk agent. Kemudian E7 … … … … … … … S7
dilakukan assesment penentuan nilai severity, occurance Deliver E8 … … … … … … … S8
dan nilai correlation. Risk event yang teridentifikasi
sebanyak 16 dan risk agent teridentifikasi sebanyak 24. Return E9 … … … … … … … S9
Berikut Tabel risk event dan juga risk agent yang Occurance of Agent j O1 O2 O3 O4 O5 O6 O7
teridentifikasi pada supply chain PT.XYZ. Aggregate Risk Potential j ARP1 ARP2 ARP3 ARP4 ARP5 ARP6 ARP7
Tabel 2. Daftar Risk Event dan Risk agent Priority Rank of Agent j P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7
Risk Event Code Risk Agent Code Gambar 1. House Of Risk 1
Permintaan produk yang mendadak A1 Dengan keterangan :
Perubahan rencana produksi yang mendadak E1 Kekurangan kapasitas pasokan material pada gudang A2
Pengadaaan material terlambat A3
E1, E2, E3,...En = risk event (kejadian risiko) yang
Data tidak segera diupdate
Ketidaksesuaian jumlah kapasitas pada sistem dengan kondisi aktual diE2gudang A4 teridentifikasi
Kemampuan supplier memenuhi permintaan sesuai jadwal rendah A5 A1,A2,A3,...An = risk agent (agen risiko) yang
Permintaan produk yang mendadak A1
Pengadaaan material terlambat A3
teridentifikasi
Keterlambatan kedatangan material (non HRC) dari supplier E3
Pembuatan Purchasing requisition (PR) terlambat A6 R11, R12, ...Rnn = korelasi antara risk agent dengan risk
Kesalahan informasi data estimasi kuantitas dari user pada purchase requisition
A7 (PR)event
Terjadi bencana alam atau kecelakaan pada saat pengiriman material dari
A8 suplier
Supplier tidak mengirim material (non HRC) sesuai PR A9
S1,S2,S3, ...Sn = Nilai severity risk event
Kemampuan supplier memenuhi permintaan rendah secara kualitas A10 O1,O2,O3,...On = Nilai occurance risk agent
Ketidaksesuaian material yang dipesan supplier dari supplier E4
Kesalahan informasi data estimasi kuantitas dari owner pada purchaseA7requisition (PR)ARPj = Nilai Agen Potensial Risiko Agregat
Supplier utama memasok material HRC dengan spesifikasi ukuran yangA11lebih besar
Pembuatan PR terlambat A6
P1,P2,P3 = Peringkat risk agent berdasarkan
Terlambat dalam release purchase requisition E5 Permintaan produk mendadak A1 nilai ARPj
Pengadaan material mendadak A3 ARPj = Oj (1)
Kesalahan pengambilan material HRC dari gudang coil E6 Spesifikasi label tidak sesuai dengan spesifikasi aktual material A12
Kesalahan penjadwalan mesin E7 Kesalahan input data (Human error ) A13
Kinerja mesin tidak sempurna A14 Hasil pengolahan pada House Of Risk 1 dapat dilihat
Terjadi delay E8 Kesalahan dalam maintenance A15 pada tabel berikut :
Kekurangan kapasitas pasokan material pada gudang A2
Ketidaksesuaian spesifikasi produk E9 Kesalahan dalam pengambilan sample produk A16 Tabel 3. Risk Agent berdasarkan ARPj dan peringkat Pj
Kesalahan input data coil reservasi produk pada SAP A17
Ketidaksesuaian data jumlah produk pada sistem (SAP) dengan kondisiE10aktual (gudang)
Data tidak segera diupdate A4 Kode Risk Agent ARPj Pj
Kesalahan pengiriman produk ke konsumen E11 Kesalahan informasi PR dari konsumen A18 A6 Pembuatan Purchasing requisition (PR) terlambat 819 1
Penyelesaian finish produk tidak sesuai jadwal A19 A3 Pengadaaan material terlambat 756 2
Keterlambatan pengiriman E12 Kekurangan jumlah tansportasi A20 A4 Data tidak segera diupdate 720 3
Terjadi bencana alam atau kecelakaan pada saat pengiriman material dari
A8 suplier A1 Permintaan produk yang mendadak 714 4
Bencana alam E13 Faktor alam A21 A2 Kekurangan kapasitas pasokan material pada gudang 504 5
Terjadi kecelakaan E14 Human error A22 A11 Supplier utama memasok material HRC dengan spesifikasi ukuran yang lebih besar 441 6
Keterlambatan menangani material yang dating A10 A19 Penyelesaian finish produk tidak sesuai jadwal 441 7
Keterlambatan dalam mengajukan komplain kepada supplier E15 A5 Kemampuan supplier memenuhi permintaan sesuai jadwal rendah 378 8
Kelemahan dalam nota kesepakatan, tidak bisa klaim asuransi A23
Terlambat dalam menangani pengembalian produk dari konsumen E16 Alat transportasi rusak A24 A7 Kesalahan informasi data estimasi kuantitas dari owner pada purchase requisition (PR) 252 9
A8 Terjadi bencana alam atau kecelakaan pada saat pengiriman material dari supplier 252 10
A13 Kesalahan input data (Human error ) 216 11
Setelah identifikasi dilakukan, maka selanjutnya A10 Kemampuan supplier memenuhi permintaan rendah secara kualitas 189 12
A17 Kesalahan input data coil reservasi produk pada SAP 162 13
adalah melakukan assesment yaitu memberikan penilaian A18 Kesalahan informasi PR dari konsumen 162 14
tingkat severity yaitu keparahan suatu risk event, A22 Human error 162 15
penilaian occurrence yaitu tingkat peluang terjadinya A21 Faktor alam 144 16
A9 Supplier tidak mengirim material (non HRC) sesuai PR 126 17
suatu risk agent. Dengan masing-masing skala 1-10. A14 Kinerja mesin tidak sempurna 126 18
Penilaian correlation yaitu pada kasus ini penilaian A15 Kesalahan dalam maintenance 126 19
adanya hubungan antara risk event dan risk agent. Bila A20 Kekurangan jumlah tansportasi 126 20
A24 Alat transportasi rusak 126 21
suatu risk agent menyebabkan timbulnya suatu risk event A12 Spesifikasi label tidak sesuai dengan spesifikasi aktual material 108 22
maka dikatakan terdapat korelasi. Penilaian correlation A16 Kesalahan dalam pengambilan sample produk 108 23
berdasarkan nilai korelasi 1,3,9. A23 Kelemahan dalam nota kesepakatan, tidak bisa klaim asuransi 18 24

224
Tampubolon, et al. / Pengelolaan Risiko Supply Chain dengan Metode House of Risk
JTI Vol.1, No.3, September 2013, pp.222-226

Setelah melakukan pengolahan pada HOR1 dan Dengan keterangan :


mendapatkan nilai ARPj, maka tahap selanjutnya tahap
A1,A2,A3...An = risk agent yang terpilih untuk
mitigasi risiko dengan menggunakan HOR fase 2 yaitu
dimitigasi
melakukan penanganan (risk treatment). Risk agent yang
PA1, PA2...Pan = aksi/strategi mitigasi yang akan
teridentifikasi memiliki nilai ARPj terbesar yang
dilakukan
ditentukan dengan digram pareto akan menjadi input
E11,E12,...Enm = korelasi antara strategi mitigasi
pada HOR2 yaitu risk agent prioritas yang akan
dengan risk agent
dilakukan mitigasi. Berikut daftar risk agent yang akan
ARP1,ARP2..ARPn = aggregate risk potential dari
dimitigasi berdasarkan nilai ARPj dengan menggunakan
risk agent
diagram pareto.
TE1, TE2... TEn = merupakan efektivitas total
masing masing aksi mitigasi
D1, D2, D3,...Dn = tingkat kesulitan dalam
melakukan masing aksi mitigasi
ETD1, ETD2,... ETDn = Total Efektivitas (Tek)
dengan tingkat kesulitan (Difficulty Dk)
R1,R2,R3..Rn = peringkat dari masing
masing aksi, penentuan peringkat berdasarkan nilai ETD,
peringkat pertama menunjukkan aksi dengan ETD
tertinggi.

Tek = ∙Ejk (2)

ETDk = (3)

Rencana strategi mitigasi yang akan dilakukan


untuk memitigasi risk agent adalah strategy stock,
Gambar 2. Diagram Pareto Risk Agent coordination dan multiple route. Strategi mitigasi untuk
Dari hasil diagram pareto diketahui risk agent yang masing masing risk agent dapat dilihat pada gambar
menjadi prioritas akan dilakukan mitigasi adalah sebagai berikut.
berikut. Strategy Proactive
Supply
Tabel 4 Risk Agent yang akan dimitigasi
Kode Risk Agent ARPj Pj

Multiple Route
Strategy Stock

Coordination
A6 Pembuatan Purchasing requisition (PR) terlambat 819 1
A3 Pengadaaan material terlambat 756 2
A4 Data tidak segera diupdate 720 3 Kode Risk Agent
A1 Permintaan produk yang mendadak 714 4
Pembuatan Purchasing requisition
Setelah diketahui risk agent yang akan dimitigasi A6
(PR) terlambat
maka berikut merupakan tahap perancangan strategi
mitigasi dengan HOR2. Menetukan rencana strategi A3 Pengadaaan material terlambat
mitigasi yang akan dilakukan. HOR2 sebagai gambar
berikut. Pada matriks HOR2 ini juga akan ditentukan A4 Data tidak segera diupdate
nilai Effectiveness To Difficulty ratio (ETD).
A1 Permintaan produk yang mendadak
Preventive Action (Pak)
To be treated Risk Agent (Aj) PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 Aggregate Risk Potentials (ARPj) Gambar 4. Strategi mitigasi untuk masing masing risk agent
A1 E11 E12 E13 ... ... ARP1 Untuk keterangan penjelasan masing-masing strategi
A2 E31 E12 ... ... ... ARP2 mitigasi dapat dilihat pada tabel 5
A3 E31 ... ... ... ... ARP3
Setelah dilakukan pengolahan data untuk
A4 ... ... ... ... ... ARP4 penanganan risk yaitu mitigasi risiko dapat diketahui
A5 ... ... ... ... Ejk ARP5 besar nilai ETD setiap strategi mitigasi risk agent dan
Total Efectiveness Of Action k TE1 TE2 TE3 TE4 TE5 juga peringkat prioritas strategi mitigasi berdasarkan
Degree of difficulty performing action k D1 D2 D3 D4 D5 nilai ETD masing-masing. EDT yaitu untuk mengetahui
Effectiveness to difficulty ratio ETD1 ETD2 ETD3 ETD4 ETD5 tingkat keefektifan strategi mitigasi untuk mereduksi
atau memitigasi risk agent. Semakin kecil nilai ETDnya
Rank Priority R1 R2 R3 R4 R5 maka aksi mitigasi tersebut kurang efektif mereduksi
Gambar 3. House Of Risk Fase 2 atau memitigasi risk agent yang bersangkutan.

225
Tampubolon, et al. / Pengelolaan Risiko Supply Chain dengan Metode House of Risk
JTI Vol.1, No.3, September 2013, pp.222-226

Tabel 5 Keterangan Strategi Mitigasi yang diprioritaskan untuk dimitigasi berdasarkan nilai
Strategy Mitigating Keterangan ARP sebanyak 4 yaitu risk agent A6 (pembuatan
Setiap melakukan kegiatan pengadaan material, pihak User dengan Pihak Logistik harus
purchasing requisition terlambat), risk agent A3
Coordination melakukan kooordinasi untuk menentukan deadline pembuatan PR, menyiapkan persyaratan (pengadaan material terlambat), risk agent A4 (data tidak
yang diperlukan, menyediakan anggaran segera diupdate) dan risk agent A1 (permintaan produk
Mencari dicari rute alternatif pengiriman material sehingga material dapat terkirim sesuai jadwal yang mendadak). Strategi mitigasi atau pencegahan yang
Multiple Route
penerimaan yang telah ditentukan. diprioritaskan untuk mencegah penyebab risiko adalah
Keterlambatan pengadaan material akan mengalami kekurangan material, untuk memitigasi maka
strategi coordination dari tiga strategi mitigasi yang pilih
Strategy Stock yaitu coordination, strategy stock dan multiple route.
dilakukan penambahan stok

Agar data selalu up to date dan informasi akurat, pihak Gudang, Produksi, PPC, PHP dan
Marketing melakukan koordiasi Setiap hari kerja melakukan penyesuaian data antara pada
DAFTAR PUSTAKA
Coordination system (SAP) dengan aktual dilapangan. Mendata jumlah produk yang diproduksi masuk ke
gudang produk dan juga yang keluar gudang, mendata kondisi material yang ada pada system Aflakha, N.2012.Analisis dan Mitigasi Risiko Rantai Supply
dan pada gudang sesuai Pada Perusahaan Jasa Penyedia Layanan Data dan
Agar bisa memitigasi permintaan yang mendadak, perusahaan melakukan penambahan stok juga
Internet.Skripsi. ITS.Surabaya
menentukan kebijakan manajemen persedian yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Sehingga Airmic.2002. A Risk Standard Management.Published by
Strategy Stock
ketika ada permintaan yang mendadak tidak mengalami kekurangan stok, sehingga tetap
melakukan produksi
ALARM, IRM
AS/NZS 4360:2004.Risk Management..Australia
Juga sebaliknya, semakin besar nilai ETD aksi Badariah,N.2012.Analisa Supply Chain Risk Management
mitigasi, maka semakin efektif dalam mereduksi atau Berdasarkan Metode Failure Mode And Effect Analysis.
memitigasi risk agent yang bersangkutan. Dengan nilai Skripsi.Trisakti.Jakarta
ETD juga dapat menentukan prioritas strategi mitigasi Besterfield,1999.Total Quality Management.Prentice Hall
yang harus dilakukan oleh pihak perusahaan untuk International,Inc.USA
memitigasi agent risk yang mengakibatkan munculnya
Fendi,A.2012.Analisis Strategi Mitigasi Risiko Supply Chain
risk event. Dapat dilihat pada tabel berikut ini.
PT.PAL Indonesia (Persero). Skripsi. Institut Adhi
Tabel 6. Peringkat Strategi Mitigasi Berdasarkan nilai ETD Tama.Surabaya
Geraldin,H.2007.Manajemen Risiko dan Aksi Mitigasi Untuk
Peringkat Strategi Mitigasi Nilai ETD Menciptakan Rantai Pasok yang Robust. Tesis.Fakultas
1 Coordination 10138,5 Teknik.ITS.Surabaya

2 Strategy Stock 2898 Pujawan, I, N. 2010. Supply Chain Management. Guna


Widya.Surabaya
3 Multiple Route 189
Pujawan, I, N.2009.House Of Risk : A Model Proactive Supply
Chain Management Business Process Management Journal.
KESIMPULAN Vol 15 No. 6.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di PT. Purwandono,D,K.2010.Aplikasi House Of Risk Untuk
XYZ berkaitan dengan pengelolaan risiko supply chain Mitigasi Risiko pembangunan Jalan Tol Gempol-
Pasuruan.Tesis. ITS.
dengan metode house Of Risk, maka didapat kesimpulan
bahwa Risiko (risk event) yang teridentifikasi berpeluang Satria,Y.2012.Pengelolaan Risiko Pada Supply Chain PT.
timbul pada aktivitas supply chain PT. XYZ yaitu pada Graha Makmur Cipta Pratama.Skripsi.ITS.Surabaya
aktivitas plan terdapat 2 risk event (Perubahan rencana Tang,S.C.2006. Robust strategies for mitigating supply chain
produksi yang mendadak dan Ketidaksesuaian jumlah disruptions. UCLA Anderson School.USA (Online diakses 14
kapasitas pada sistem dengan kondisi aktual di gudang). March 2013, At: 19:45)
Pada aktivitas source terdapat 2 risk event
Yuskartika,D.2012.Pengelolaan Risiko Mengggunakan Metode
(Keterlambatan kedatangan material (non HRC) dari FMECA (Failure Modes and Criticality Analysis) dan Simulasi
supplier dan Ketidaksesuaian material yang dipesan Berbasis Proses Bisnis Pada Rantai Pasok Makanan.
supplier dari supplier). Pada aktivitas make terdapat 4 Skripsi.ITS.Surabaya
risk event (Terlambat dalam release purchase
requisition, Kesalahan pengambilan material HRC dari Zigaris,S.2000.Supply Chain Management. BPR Engineer.
BPR Hellas.SA
gudang coil, Kesalahan penjadwalan mesin, terjadi
delay). Pada aktivitas delivery 6 risk event
(Ketidaksesuaian spesifikasi produk, Ketidaksesuaian
data jumlah produk pada sistem (SAP) dengan kondisi
aktual (gudang), Kesalahan pengiriman produk ke
konsumen, Keterlambatan pengiriman, Bencana alam,
Terjadi kecelakaan). Pada aktivitas return teridentifikasi
2 risk event (Keterlambatan dalam mengajukan komplain
kepada supplier dan Terlambat dalam menangani
pengembalian produk dari konsumen). Risk agent pada
supply chain PT. XYZ teridentifikasi sebanyak 24 dan

226

Anda mungkin juga menyukai