Pendahuluan
PT. Kaltim Prima Coal merupakan salah satu perusahaan tambang batu bara
terbesar di Indonesia yang terikat Perjanjian Karya Pengusahaan Batubara
(PKP2B) generasi pertama dengan pemerintah NKRI. Saat ini PT. Kaltim Prima
Coal memiliki departemen dan divisi yang kompleks untuk melakukan
pertambangan serta kegiatan lain yang mendukungnya, termasuk salah satunya
adalah departemen Store & Inventory Control yang bertanggung jawab atas
pengelolaan dan pengendalian cadangan (stock) barang/material termasuk
penyimpanannya untuk mendukung lancarnya kegiatan pertambangan. Saat ini,
perusahaan belum melakukan identifikasi risiko dan manajemen risiko untuk
mengatasi risiko – risiko yang mungkin terjadi di dalam perusahaan. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengidentifikasi risiko-risiko yang terjadi di PT. Kaltim
Prima Coal serta menganalisis pengukuran risiko operasional beserta sumber
risikonya dan menentukan pengendalian risiko yang sebaiknya dilakukan di PT.
Kaltim Prima Coal.
Studi Literatur
Manajemen Risiko
Pada dasarnya risiko tidak dapat dihindari dari setiap proses bisnis
perusahaan, sehingga perlu dilakukan manajemen risiko untuk
mengatasi permasalahan dari perusahaan. Menurut Hanggraeni (2010) dalam
Suhendra dkk (2013), manajemen risiko merupakan suatu rangkaian prosedur
dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur,
memonitor dan mengontrol risiko yang timbul dari bisnis operasional
perusahaan. Tujuan dilaksanakan manajemen risiko oleh suatu perusahaan
adalah agar dapat terhindar dari kegagalan, menambah keuntungan, menekan
1
biaya produksi, dan sebagainya. Adapun sasaran yang mungkin dicapai jika
suatu perusahaan menerapkan manajemen risiko yang dikemukakan oleh Wiryono
(2008):
1. Memperkecil biaya (least cost)
2. Menstabilisir pendapatan perusahaan
3. Memperkecil gangguan dalam berproduksi
4. Mengembangkan pertumbuhan perusahaan
5. Mempunyai tanggung jawab social terhadap perusahaan.
Internal Environment
Komponen ini memperlihatkan penekanan dari organisasi dan penetapan
dasar terhadap bagaimana risiko dipandang dan ditetapkan oleh entitas,
termasuk di dalamnya filosofi pengelolaa risiko dan batas risiko, integrity dan
nilai-nilai etika dan lingkungan di mana mereka beroperasi.
Objective Setting
Tujuan harus telah ditetapkan sebelum manajemen dapat mengidentifikasi
kejadian-kejadian yang terjadi, yang dapat mempengaruhi pencapaian. ERM
memastikan bahwa manajemen telah berada pada proses yang tepat ketika
menetapkan tujuan dan memilih hal-hal yang dapat mendukung tujuan dan
menyatukannya dengan misi dari entitas dan mereka konsisten terhadap batas
risiko yang telah ditetapkan.
Event Identification
Kejadian internal dan eksternal yang berdampak terhadap pencapaian tujuan
dari entitas harus diidentifikasi, harus dibedakan antara risiko dan
kesempatan. Kesempatan merpakan jalur kembali
kepada strategi manajemen atau proses penetapan tujuan.
Risk Assessment
Risiko dianalisa dengan mempertimbangkan kemungkinan dan dampak
sebagai dasar untuk menetapkan bagaimana hal tersebut dapat dikelola.
Risiko juga dinilai atas dasar melekatnya dan hal yang ditinggalkannya.
Risk Response
Manajemen menyeleksi respon dari risiko, menghindari, menerima,
mengurangi atau membagi risiko, menetapkan tindakan-tindakan untuk
menyelaraskan risiko dengan toleransi risiko dari entitas dan batas risiko.
Control Activities
Peraturan dan prosedur yang ada diberlakukan dan diimplementasikan untuk
menolong memastikan respon dari risiko berjalan secara efektif.
2
Information and Communication
Informasi yang relevan diidentifikasikan, ditangkap dan dikomunikasikan
secara formal dan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan sehingga
membuat orang dapat mengetahui tanggung jawab mereka. Komunikasi yang
efektif juga harus berlangsung dalam pengertian yang luas, mengalir ke
bawah, menyeluruh dan ke atas entitas.
Monitoring
Keseluruhan dari ERM dimonitor dan dimodifikasi sifitas manjemen, sesuai
dengan kebutuhan. Memonitor hal tersebut diselesaikan melalui
aktifitas manajemen, evaluasi yang berbeda atau keduanya sekaligus.
Pengumpulan Data
Identifikasi risiko yang dapat terjadi di PT KPC didasarkan dari proses bisnis
yang berjalan di perusahaan. Identifikasi risiko dilakukan dengan melihat secara
langsung di lapangan, melakukan wawancara karyawan perusahaan sesuai
3
bidangnya masing-masing dan membuat daftar risiko-risiko yang mungkin terjadi
di perusahaan, kemudian melakukan seleksi daftar risiko-risiko dengan
mengurangi atau menambah daftar risiko yang mungkin terjadi di dalam
perusahaan. Setelah menganalisis daftar risiko yang ditimbulkan kemudian
membuat kuisioner untuk mengetahui penilaian risiko.
4
yakni sangat jarang, jarang, moderat, sering dan sangat sering. Selanjutnya adalah
menghitung hasil risk scoring. Hasil perhitungan risk scoring merupakan
perkalian antara occurance dan severity dari tiap risiko.
Level High
Pada level ini secara keseluruhan berisi risiko-risiko produktivitas yang harus
dihindari. Pada level ini, risk scoring tertinggi adalah risiko C3 dan D3 yaitu
Ketidaksesuaian jumlah barang datang dengan jumlah yang dipesan oleh
perusahaan dan kurangnya kapasitas gudang pada saat bahan baku datang. Risiko
tersebut sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan kerugian pada pihak
perusahaan. Pengelolaan risiko yang dapat dilakukan adalah menyepakati jumlah
pesanan barang yang dipesan dengan pihak supplier dan memonitor fungsi gudang
5
terhadap persediaan barang. Apabila kedua risiko tersebut terjadi, maka hal
tersebut dapat mempengaruhi proses produksi dan sangat perlu dihindari apabila
bahan baku untuk produksi yang urgent.
Level Moderate
Pada level moderate terdapat 3 risiko didalamnya. Contoh risiko B1
pelaksanaan kerja tidak sesuai SOP cara penanganan untuk merespon risiko di
level ini adalah dengan menghindari risiko dengan melakukan pengelolaan resiko
yaitu mengevaluasi kerja karyawan sehingga dapat bekerja secara ergonomis dan
terhindar dari risiko yang dapat terjadi.
Level Very Low
Pada level low terdapat 10 risiko didalamnya dengan salah satu contoh risiko
tertinggi adalah D1 yakni barang yang jatuh menimpa operator. Respon risiko
pada level ini adalah dapat direspon dengan penerimaan risiko dengan
pengelolaan risiko yaitu memberikan peralatan safety kerja seperti sepatu boot,
helm dan lain-lain.
Tidak
Signfikan A4
(1) 1 2
3 4 5
Pengendalian Risiko
6
Tabel 8 Pengendalian Risiko
Level Kode Nama Risiko Pengendalian Risiko
Ketidaksesuaian jumlah barang Melakukan evaluasi kinerja
datang dengan jumlah yang supplier
C3 dipesan oleh perusahaan
Tinggi Mengkomunikasikan kesepakatan
jumlah pesanan barang
Kurangnya kapasitas gudang pada Melakukan evaluasi kapasitas
D4 saat bahan baku datang gudang
Menurunnya performa pekerja dan Membatasi pekerjaan yang terlalu
Sedan A3 kelalaian pekerja meningkat berat dan diperlukan perhatian
terhadap kinerja karyawan
g Pelaksaan pekerjaan yang tidak Sosialisasi SOP kerja terhadap
B1
mengikuti SOP karyawan
Daftar Pustaka
Berg, H. P. (2010). Risk management: procedures, methods and experiences. Risk
Manage, 1, 79-95.
Cagno, E., Caron, F., & Mancini, M. (2007). A multi- dimensional analysis of
major risks in complex projects. Risk Management, 9(1), 1-18.
Deloitte. (2009). Global Risk Management Survey : Sixth Edition Risk
Management In The Spotlight.
Djohanputro, B. (2006). Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi. Jakarta : PPM
Frame Davidson, J. (2013). Managing Risk in Organizations: a guide for
managers / by J. Davidson Frame.—1st ed. p. cm.—(The Jossey-Bass
business & management series)
7
Jalal, A., AlBayati, F. S., & AlBuainain, N. R. (2011). Evaluating enterprise risk
management (ERM); Bahrain financial Sectors as a case study.International
Business Research, 4(3), 83.
Mellisa., & Andono, F. A. (2013). Penerapan Enterprise Risk Management Dalam
Rangka Meningkatkan Efektivitas Kegiatan Operasional CV Anugerah
Berkat Calondijaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2(1), 5 –
12.