Anda di halaman 1dari 8

ENTERPRISE RISK MANAGEMENT IN DEPARTEMENT STORE AND

INVENTORY CONTROL PT KPC


Endra Yuafanedi Arifianto1, Alif Radina P2, Yudith Prasetyo3
1,2,
Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya, Jalan Veteran Malang
3,
Superintendent PT KPC Kalimantan Timur
endra@ub.ac.id
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi risiko – risiko yang mungkin
dalam perusahaan kemudian membuat matriks risiko untuk mengetahui risiko yang
terparah untuk dijadikan prioritas dalam pengendalian. Penelitian ini dilakukan di Dept
Store & Inventory Control PT Kaltim Prima Coal dengan menggunakan pendekatan
Enterprise Management Risk. (ERM) dengan memfokuskan pada risiko operasional
perusahaan. Dari identifikasi risiko yang dilakukan, temuan dari penelitian menunjukan
bahwa terdapat 17 risiko operasional yang mungkin terjadi dalam perusahaan. Risiko
tersebut berasal dari adanya risiko sumber daya manusia, produktivitas, pengadaan
bahan baku, pergudangan, risiko sistem, delivery. Perhitungan penilaian setiap risiko
didasarkan pada tingkat keparahannya dan tingkat peluang terjadinya. Dari perhitungan
yang dilakukan dalam penelitian, dapat diketahui bahwa risiko yang perlu diprioritaskan
untuk dikendalikan adalah, ketidaksesuaian jumlah barang datang dan barang pesanan
dari supplier dan penanganan kapasitas gudang.
Kata kunci: enterprise, risk management, operasional, risiko

Pendahuluan
PT. Kaltim Prima Coal merupakan salah satu perusahaan tambang batu bara
terbesar di Indonesia yang terikat Perjanjian Karya Pengusahaan Batubara
(PKP2B) generasi pertama dengan pemerintah NKRI. Saat ini PT. Kaltim Prima
Coal memiliki departemen dan divisi yang kompleks untuk melakukan
pertambangan serta kegiatan lain yang mendukungnya, termasuk salah satunya
adalah departemen Store & Inventory Control yang bertanggung jawab atas
pengelolaan dan pengendalian cadangan (stock) barang/material termasuk
penyimpanannya untuk mendukung lancarnya kegiatan pertambangan. Saat ini,
perusahaan belum melakukan identifikasi risiko dan manajemen risiko untuk
mengatasi risiko – risiko yang mungkin terjadi di dalam perusahaan. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengidentifikasi risiko-risiko yang terjadi di PT. Kaltim
Prima Coal serta menganalisis pengukuran risiko operasional beserta sumber
risikonya dan menentukan pengendalian risiko yang sebaiknya dilakukan di PT.
Kaltim Prima Coal.

Studi Literatur
Manajemen Risiko
Pada dasarnya risiko tidak dapat dihindari dari setiap proses bisnis
perusahaan, sehingga perlu dilakukan manajemen risiko untuk
mengatasi permasalahan dari perusahaan. Menurut Hanggraeni (2010) dalam
Suhendra dkk (2013), manajemen risiko merupakan suatu rangkaian prosedur
dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur,
memonitor dan mengontrol risiko yang timbul dari bisnis operasional
perusahaan. Tujuan dilaksanakan manajemen risiko oleh suatu perusahaan
adalah agar dapat terhindar dari kegagalan, menambah keuntungan, menekan

1
biaya produksi, dan sebagainya. Adapun sasaran yang mungkin dicapai jika
suatu perusahaan menerapkan manajemen risiko yang dikemukakan oleh Wiryono
(2008):
1. Memperkecil biaya (least cost)
2. Menstabilisir pendapatan perusahaan
3. Memperkecil gangguan dalam berproduksi
4. Mengembangkan pertumbuhan perusahaan
5. Mempunyai tanggung jawab social terhadap perusahaan.

 Enterprise Risk Mangement


Enterprise Risk Management (ERM) memiliki beberapa kerangka konseptual
yang dikemukakan oleh COSO (2004) dalam Jalal dkk (2011) yang telah
dikembangkan menjadi leader sejak tahun 2004 hingga saat ini. ERM versi COSO
terdiri dari delapan macam komponen yang saling terkait. Kedelapan komponen
ini diturunkan dari bagaimana manajemen menjalankan perusahaan dan
diintegrasikan dengan proses manajemen. Kedelapan komponen ini diperlukan
untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan, baik tujuan strategis, operasional,
pelaporan keuangan, maupun kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan.
Komponen-komponen tersebut adalah (Moeller, 2009).

 Internal Environment
Komponen ini memperlihatkan penekanan dari organisasi dan penetapan
dasar terhadap bagaimana risiko dipandang dan ditetapkan oleh entitas,
termasuk di dalamnya filosofi pengelolaa risiko dan batas risiko, integrity dan
nilai-nilai etika dan lingkungan di mana mereka beroperasi.
 Objective Setting
Tujuan harus telah ditetapkan sebelum manajemen dapat mengidentifikasi
kejadian-kejadian yang terjadi, yang dapat mempengaruhi pencapaian. ERM
memastikan bahwa manajemen telah berada pada proses yang tepat ketika
menetapkan tujuan dan memilih hal-hal yang dapat mendukung tujuan dan
menyatukannya dengan misi dari entitas dan mereka konsisten terhadap batas
risiko yang telah ditetapkan.
 Event Identification
Kejadian internal dan eksternal yang berdampak terhadap pencapaian tujuan
dari entitas harus diidentifikasi, harus dibedakan antara risiko dan
kesempatan. Kesempatan merpakan jalur kembali
kepada strategi manajemen atau proses penetapan tujuan.
 Risk Assessment
Risiko dianalisa dengan mempertimbangkan kemungkinan dan dampak
sebagai dasar untuk menetapkan bagaimana hal tersebut dapat dikelola.
Risiko juga dinilai atas dasar melekatnya dan hal yang ditinggalkannya.
 Risk Response
Manajemen menyeleksi respon dari risiko, menghindari, menerima,
mengurangi atau membagi risiko, menetapkan tindakan-tindakan untuk
menyelaraskan risiko dengan toleransi risiko dari entitas dan batas risiko.
 Control Activities
Peraturan dan prosedur yang ada diberlakukan dan diimplementasikan untuk
menolong memastikan respon dari risiko berjalan secara efektif.

2
 Information and Communication
Informasi yang relevan diidentifikasikan, ditangkap dan dikomunikasikan
secara formal dan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan sehingga
membuat orang dapat mengetahui tanggung jawab mereka. Komunikasi yang
efektif juga harus berlangsung dalam pengertian yang luas, mengalir ke
bawah, menyeluruh dan ke atas entitas.
 Monitoring
Keseluruhan dari ERM dimonitor dan dimodifikasi sifitas manjemen, sesuai
dengan kebutuhan. Memonitor hal tersebut diselesaikan melalui
aktifitas manajemen, evaluasi yang berbeda atau keduanya sekaligus.

Tabel 1 Pengukuran Occurance


Level Deskriptor Contoh Deskripsi Rinci Frekuensi
5 Hampir pasti kejadiannya diharapkan muncul pada kebanyakan situasi > 1 kali per th
4 Sering kejadiannya mungkin muncul pada kebanyakan situasi ≥ 1 kali per th
3 Moderat kejadiaannya seharusnya muncul pada saat yang sama ≥ 1 kali per 5 th
2 Jarang kejadiannya dapat muncul pada saat yang sama ≥ 1 kali per 10 th
1 Sangat Jarang kejadian muncul hanya dalam keadaan tertentu < 1 kali per10 th

Tabel 2 Pengukuran Dampak Risiko (Severity)


Level Rating Dampak Keterangan
5 Sangat tinggi/ Mengancam program dan organisasi serta stakeholders. Kerugian sangat
katas- tropik besar bagi organisasi dari segi keuangan maupun politis
4 Besar Mengancam fungsi program yang efektif dan organisasi. Kerugian cukup
besar bagiorganisasi dari segi keuangan maupun politis
3 Menengah/mediu Mengganggu administrasi program. Kerugian keuangan dan politis cukup
m besar
2 Kecil Mengancam efisiensi dan efektivitas beberapa aspek program. Kerugian
kurang material dan sedikit mempengaruhi stakeholders
1 Sangat rendah/ Dampaknya dapat ditangani pada tahap kegiatan rutin. Kerugian kurang
tidak signifikan material dan tidak mempengaruhi stakeholders

Tabel 3 Matriks Risiko (Risk Matrix)

Pengumpulan Data
Identifikasi risiko yang dapat terjadi di PT KPC didasarkan dari proses bisnis
yang berjalan di perusahaan. Identifikasi risiko dilakukan dengan melihat secara
langsung di lapangan, melakukan wawancara karyawan perusahaan sesuai

3
bidangnya masing-masing dan membuat daftar risiko-risiko yang mungkin terjadi
di perusahaan, kemudian melakukan seleksi daftar risiko-risiko dengan
mengurangi atau menambah daftar risiko yang mungkin terjadi di dalam
perusahaan. Setelah menganalisis daftar risiko yang ditimbulkan kemudian
membuat kuisioner untuk mengetahui penilaian risiko.

Tabel 4 Identifikasi Risiko


Jenis Risiko No Risiko Sumber Risiko
A1 Pencurian bahan baku oleh Tidak adanya pengawasan terhadap system
karyawan keluar masuk yang bebas kepada karyawan
A2 Kecelakaan dalam melaksanakan
SOP yang diabaikan, kelalaian pekerjaan
pekerjaan
Risiko Sumber Daya
A3 Menurunnya performa pekerja dan
Manusia Evaluasi terhadap pekerja jarang dilaksanakan
kelalaian pekerja meningkat
A4 Ketidakpuasan karyawan dalam Sistem dan sarana yang baik untuk
melaksanakan pekerjaan meningkatkan produktivitas karyawan yang
tidak diberikan kepada karyawan
B1 Pelaksaan pekerjaan yang tidak
Tidak dilakukan evaluasi SOP
mengikuti SOP
Risiko Produktivitas
B2 Pendataan dan pelaporan yang
Ketidakakuratan dalam memberikan informasi
keliru
C1 Kesalahan pemesanan bahan baku Kelalaian pekerja dalam memasukkan jumlah
pemesanan
C2 Keterlambatan kedatangan bahan Kedatangan bahan baku tidak sesuai jadwal
baku dari jadwal yang ditentukan yang telah ditentukan
Risiko Pengadaan Bahan C3 Ketidaksesuaian jumlah barang
Baku datang dengan jumlah yang Ketidaksiapan supplier dalam pemenuhan
dipesan oleh perusahaan pesanan

C4 Pemilihan supplier yang tidak


Supplier yang terbatas
terkualifikasi
D1 Barang yang jatuh menimpa Barang yang diletakkan di tempat yang tinggi
operator dan berada di alur jalan operator
Risiko Pengawasan D2 Kesalahan pencatatan perhitungan
Gudang Bahan Baku Ketidaktelitian karyawan dalam pengecekan
stock barang aktual dan
dan Bahan Jadi jumlah stock barang di gudang
dokumentasi
D3 Kurangnya kapasitas gudang pada
saat bahan baku datang Penataan gudang minim dilakukan
Sistem jaringan komputer
Gangguan pada sistem komputer sehingga
Risiko Sistem E1 mengalami trouble sehingga data
muncul virus, pencurian data dari pihak luar
perusahaan hilang
F1 Kerusakan pada saat pengiriman Kurangnya pengawasan pada saat pengiriman
barang barang
Risiko Delivery F2 Risiko barang hilang pada saat Pemberian surat jalan tidak disertai jumlah
pengiriman barang
F3 Kesalahan dalam pengiriman Kesalahan dalam pemberian dokumen
barang tanpa dokumen pengiriman yang dilakukan karyawan

Hasil dan Pembahasan


Setelah melakukan identifikasi risiko tahap selanjutnya adalah Penilaian
risiko. Diketahui bahwa terdapat 17 risiko yang dapat terjadi di perusahaan. Tahap
pertama penilaian risiko adalah mengukur tingkat kemungkinan terjadi dan tingkat
keparahan dari risiko. Langkah selanjutnya yaitu mengukur probabilitas atau
kemungkinan terjadinya risiko (occurance) yang dibagi menjadi lima golongan

4
yakni sangat jarang, jarang, moderat, sering dan sangat sering. Selanjutnya adalah
menghitung hasil risk scoring. Hasil perhitungan risk scoring merupakan
perkalian antara occurance dan severity dari tiap risiko.

Tabel 5 Penilaian Risiko


Risk
Jenis Risiko No Risiko Severity Occurance
Scoring
Terjadinya pencurian bahan baku
A1 3 1 3
oleh karyawan
Kecelakaan dalam melaksanakan
A2 3 1 3
Risiko Sumber Daya pekerjaan
Manusia Menurunnya performa pekerja dan
A3 3 2 6
kelalaian pekerja meningkat
Ketidakpuasan karyawan dalam
A4 1 1 1
melaksanakan pekerjaan
Pelaksaan pekerjaan yang tidak
B1 3 2 6
mengikuti SOP
Risiko Produktivitas
Pendataan dan pelaporan yang
B2 4 1 4
keliru
C1 Kesalahan pemesanan bahan baku 3 1 3
Keterlambatan kedatangan bahan
C2 3 3 9
baku dari jadwal yang ditentukan
Risiko Pengadaan Bahan Ketidaksesuaian jumlah barang
Baku C3 datang dengan jumlah yang 4 3 12
dipesan oleh perusahaan

Pemilihan supplier yang tidak


C4 4 1 4
terkualifikasi
Barang yang jatuh menimpa
D1 5 1 5
operator
Risiko Pengawasan Kesalahan pencatatan perhitungan
Gudang Bahan Baku D2 stock barang aktual dan 2 3 6
dan Bahan Jadi dokumentasi
Kurangnya kapasitas gudang pada
D3 saat bahan baku datang 3 3 9
Terjadi gangguan pada komputer
Risiko Sistem E1 perusahaan sehingga 4 1 4
data perusahaan hilang
Kerusakan pada saat pengiriman
F1 5 1 5
barang
Risiko barang hilang pada saat
Risiko Delivery F2 5 1 5
pengiriman
Kesalahan dalam pemberian
F3 dokumen pengiriman yang 3 1 3
dilakukan karyawan

 Level High
Pada level ini secara keseluruhan berisi risiko-risiko produktivitas yang harus
dihindari. Pada level ini, risk scoring tertinggi adalah risiko C3 dan D3 yaitu
Ketidaksesuaian jumlah barang datang dengan jumlah yang dipesan oleh
perusahaan dan kurangnya kapasitas gudang pada saat bahan baku datang. Risiko
tersebut sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan kerugian pada pihak
perusahaan. Pengelolaan risiko yang dapat dilakukan adalah menyepakati jumlah
pesanan barang yang dipesan dengan pihak supplier dan memonitor fungsi gudang

5
terhadap persediaan barang. Apabila kedua risiko tersebut terjadi, maka hal
tersebut dapat mempengaruhi proses produksi dan sangat perlu dihindari apabila
bahan baku untuk produksi yang urgent.
 Level Moderate
Pada level moderate terdapat 3 risiko didalamnya. Contoh risiko B1
pelaksanaan kerja tidak sesuai SOP cara penanganan untuk merespon risiko di
level ini adalah dengan menghindari risiko dengan melakukan pengelolaan resiko
yaitu mengevaluasi kerja karyawan sehingga dapat bekerja secara ergonomis dan
terhindar dari risiko yang dapat terjadi.
 Level Very Low
Pada level low terdapat 10 risiko didalamnya dengan salah satu contoh risiko
tertinggi adalah D1 yakni barang yang jatuh menimpa operator. Respon risiko
pada level ini adalah dapat direspon dengan penerimaan risiko dengan
pengelolaan risiko yaitu memberikan peralatan safety kerja seperti sepatu boot,
helm dan lain-lain.

Hasil Risk Matrix

Katastropik Tabel 6 Risk Matrix


(5) D1,F1,F2
5 20 25
10 15
Besar B2,C4,E1
(4) 4 20
8 12 16
Dampak SedangA1,A2,F3,C1 A3,B1 C2,D3 C3
(3) 3 6 9 12
15
Kecil D2
(2) 6
2 4 8 10

Tidak
Signfikan A4
(1) 1 2
3 4 5

Jarang Kemungkinan Kemungkinan Kemungkinan Hampir


(1) Kecil Sedang Besar Pasti
(2) (3) (4) (5)
Likelihood/
Probabilitas

Tabel 7 Kategori level risiko

Pengendalian Risiko

6
Tabel 8 Pengendalian Risiko
Level Kode Nama Risiko Pengendalian Risiko
Ketidaksesuaian jumlah barang  Melakukan evaluasi kinerja
datang dengan jumlah yang supplier
C3 dipesan oleh perusahaan
Tinggi  Mengkomunikasikan kesepakatan
jumlah pesanan barang
Kurangnya kapasitas gudang pada  Melakukan evaluasi kapasitas
D4 saat bahan baku datang gudang
Menurunnya performa pekerja dan  Membatasi pekerjaan yang terlalu
Sedan A3 kelalaian pekerja meningkat berat dan diperlukan perhatian
terhadap kinerja karyawan
g Pelaksaan pekerjaan yang tidak  Sosialisasi SOP kerja terhadap
B1
mengikuti SOP karyawan

Kesimpulan dan Saran


Dari hasil hasil penelitian di PT Kaltim Prima Coal, terdapat beberapa
kesimpulan yang dapat diambil yakni sebagai berikut :
1. Dengan Entreprise Risk Management (ERM) dapat membantu perusahaan
untuk mengelola risiko dengan baik dimana risiko-risiko tersebut
diidentifikasi dan dinilai. Diketahui terdapat 17 risiko yang mungkin terjadi di
perusahaan. Resiko operasional perusahaan meliputi dari risiko sumber daya
manusia, produktivitas, pengadaan bahan baku, pergudangaan bahan baku
dan bahan jadi, sistem dan delivery.
2. Risiko yang telah dibedakan menjadi level risiko yang berbeda ditangani
dengan merespon risiko terlebih dahulu. Terdapat beberapa cara respon risiko
yakni menghindari risiko, mereduksi risiko, mentransfer risiko dan menerima
risiko. Pada level high dan moderate risiko difokuskan untuk dihindari dan
direduksi. Pada level low, risiko difokuskan untuk direduksi dan ditransfer
apabila memungkinkan. Sedangkan pada level very low respon risiko adalah
menerima risiko dengan pemantauan secara rutin.

Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan Enterprise Risk


Management (ERM) dapat membantu perusahaan untuk menilai dan
mengelola risiko terimasuk risiko yang besar dan kecil dengan baik sehingga
dapat membantu perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dan
meningkatkan keuntungan dan tidak merugikan perusahaan.

Daftar Pustaka
Berg, H. P. (2010). Risk management: procedures, methods and experiences. Risk
Manage, 1, 79-95.
Cagno, E., Caron, F., & Mancini, M. (2007). A multi- dimensional analysis of
major risks in complex projects. Risk Management, 9(1), 1-18.
Deloitte. (2009). Global Risk Management Survey : Sixth Edition Risk
Management In The Spotlight.
Djohanputro, B. (2006). Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi. Jakarta : PPM
Frame Davidson, J. (2013). Managing Risk in Organizations: a guide for
managers / by J. Davidson Frame.—1st ed. p. cm.—(The Jossey-Bass
business & management series)

7
Jalal, A., AlBayati, F. S., & AlBuainain, N. R. (2011). Evaluating enterprise risk
management (ERM); Bahrain financial Sectors as a case study.International
Business Research, 4(3), 83.
Mellisa., & Andono, F. A. (2013). Penerapan Enterprise Risk Management Dalam
Rangka Meningkatkan Efektivitas Kegiatan Operasional CV Anugerah
Berkat Calondijaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2(1), 5 –
12.

Anda mungkin juga menyukai