Anda di halaman 1dari 9

OBJECT MODELING TECHNIQUE (OMT)

Tegar Sukmawan1

Sekolah Tinggi Teknologi Garut


Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga Garut 44151 Indonesia
Email : jurnal@sttgarut.ac.id
1
1906027@itg.ac.id

Abstrak – Aplikasi merupakan teknologi yang banyak digunakan oleh masyarakat modern ini,
dengan Aplikasi banyak hal dapat dilakukan dengan mudah baik melakukan komunikasi,
pencarian pekerjaan, atau sebagai media hiburan. Dengan pemerograman yang dimasukan
kedalamnya menjadikan Aplikasi memiliki fitur-fitur canggih, program ini memungkinkan
Aplikasi untuk memilih, membedakan, mengelompokan, ataupun menyimpan data. Program
yang dimasukan haruslah program yang dapat memecahkan masalah sesuai tujuannya.
Pemerograman Berorientasi Obyek digunakan untuk memecahkan permasalahan dalam
membangun sebuah program, dengan pemerograman yang berkosep pada “obyek” dari
permasalahan ini menjadikan Pemerograman Berorientasi Obyek bagus digunakan. Dengan
banyaknya metode-metode yang dapat digunakan dalam melakukan Pemerograman Berorientasi
Obyek, menjadikan proses pembangunan program harus berhati-hati. Object Modeling
Technique salah satu dari banyak metode yang dapat digunakan dalam membangun program
berorientasi obyek, memiliki tiga (3) tahapan sederhana menjadikan metode Object Modeling
Technique sangat direkomendasikan dalam pembangunan sebuah program.

Kata Kunci – Obyek, Object Modeling Technique, Pemerograman Berorientasi Obyek.

I. PENDAHULUAN

Perancangan sebuah program bukanlah sesuatu yang mudah untuk dikerjakan, membutuhkan keterampilan
dan keahlian khusus untuk melakukannya, program yang telah selesai secara prototype harus melewati
kegiatan pengujian sebelum akhirnya program dapat di publikasikan secara umum. Pemilihan metode yang
tepat menjadi salah satu kunci keberhasilan dari perancangan sebuah program, salah satu yang dapat
digunakan yaitu pembangunan program dengan konsep objek atau sering disebut Pemerograman Berorientasi
Objek (PBO). Memungkinkan pengembang/development merancang sebuah program sesuai dengan objek
dari dunia nyata, dalam pemerograman berorientasi objek terdabat banyak metode sebagai pendukung nya
atau disebut Object Oriented Method (OOM) diantranya ada Object Modelling Technique (OMT), Object
Process Methodology (OPM), dan ada Rational Unified Process (RUP). Dalam makalah kali ini metode yang
akan dibahas adalah Object Modelling Technique (OMT).

II. PEMBAHASAN

A. Pemerograman Berorientasi Obyek (PBO)

Pemrograman berorientasi obyek (Inggris: object-oriented programming disingkat OOP) merupakan


paradigma pemrograman berdasarkan konsep "obyek", yang dapat berisi data, dalam bentuk field atau
dikenal juga sebagai atribut; serta kode, dalam bentuk fungsi/prosedur atau dikenal juga sebagai method.
Semua data dan fungsi di dalam paradigma ini dibungkus dalam kelas-kelas atau obyek-obyek. Bandingkan
dengan logika pemrograman terstruktur. Setiap obyek dapat menerima pesan, memproses data, dan mengirim

1
Tegar Sukmawan Jurnal Algoritma
Vol. 1; No. 1; 2021 ; Hal 1-9

pesan ke obyek lainnya, Model data berorientasi obyek dikatakan dapat memberi fleksibilitas yang lebih,
kemudahan mengubah program, dan digunakan luas dalam teknik peranti lunak skala besar. Lebih jauh lagi,
pendukung OOP mengklaim bahwa OOP lebih mudah dipelajari bagi pemula dibanding dengan pendekatan
sebelumnya, dan pendekatan OOP lebih mudah dikembangkan dan dirawat [1].

Class & Object

Pemerograman Berorirentasi Objek adalah pemodelan pada bagaimana di dunia nyata, obyek-oyek sering
dibuat dari banyak bagian obyek-obyek yang lebih kecil. Kemampuan mengombinasikan obyek adalah salah
satu dari aspek dasar atau umum dari Pemerograman Berorirentasi Objek, Pemerograman Berorirentasi
Objek menyediakan beberapa konsep dan fitur lain untuk pembuatan dan penggunaan obyek lebih mudah
dan lebih fleksibel. Fitur terpenting adalah class.

Class adalah template (pola) untuk berbagai obyek dengan fitur serupa. Class ewujudkan semua
kumpulan atau set fitur tertentu dari objek.

Ketika program dibuat di dalam Pemerograman Berorirentasi Objek; pendefinisian yang dilakukan adalah
calss dari object, bukan mendeskripsikan object sesungguhnya. Sebagai contoh, dibuat class pohon yang
mendeskripsikan fitur dari semua pohon (daun, akar, tumbuh, dan menghasilkan klorofil). Class pohon
disedikan sebagai model abstrak untuk pohon untuk untuk menjangkau atau mengambil, berinteraksi, atau
memotongnya harus ada ‘instance konkrit’ dari pohon. Hal ini dapat dilakukan karena tela ada class Pohon
sehingga dapat dibuat banyak instance pohon yang berbeda-beda. Setiap pohon yang berbeda dapat memiliki
fitur yang berbeda (pendek, tinggi, lebat) tetapi dapat langsung dikenali sebagai pohon [2].

Instance dari class adalah kata lain untuk object yang sebenarnya. Jika class sebagai representasi
abstrak dari sebuah objek, maka instance adalah representasi konkret.

Gambar 1. Class Pohon & Instance

2 http://jurnal.sttgarut.ac.id/
Jurnal Algoritma Tegar Sukmawan
Vol. 1; No. 1; 2021 ; Hal 1-9

Konsep Pemerograman Berorientasi Obyek (PBO)

 Abstraction (Abstraksi)
Abstraction adalah mekanisme saat proses dalam sebuah objek disembunyikan. Object tersebut
hanya akan menyediakan apa yang benar-benar perlu digunakan. Abstraction layer atau abstraction
level merupakan mekanisme yang memisahkan dua kompleksitas sebuah sistem. Dalam proses
komputasi, abstraction layer atau level merupakan cara menyembunyikan detail implementasi yang
kompleks dari serangkaian fungsionalitas tertentu dengan tujuan agar dapat memisahkan masalah
seperti interoperabilitas.

Contoh abstraction di dunia nyata bisa dilihat ketika akan mengendarai mobil. hanya perlu menekan
pedal gas jika ingin mobil berjalan tanpa harus tau apa yang telah terjadi ketika pedal gas tersebut
ditekan. Ini berlaku juga ketika kita ingin melakukan pengereman.

Mekanisme seperti di atas menghindarkan dari sebuah kompleksitas sistem. Objek dalam bahasa
pemrograman dengan paradigma PBO menyediakan sebuah abstraction yang tentunya digunakan
untuk menyembunyikan mekanisme internal.

 Polymorphine (Polimorfisme)
Polymorphism merupakan kemampuan objek, variabel, atau fungsi yang dapat memiliki berbagai
bentuk. Maksud dari memiliki berbagai bentuk adalah dapat menimpa (override), suatu method,
yang berasal dari parent class (super class) dimana object tersebut diturunkan, sehingga memiliki
kelakuan yang berbeda.

Sebagai contoh analogikan sebuah laptop yang memiliki kemampuan sebagai alat bantu dalam
bekerja, sebagai alat bantu untuk belajar dan juga sebagai alat bantu untuk sarana hiburan seperti
bermain game.

Dari analogi di atas laptop tersebut adalah sebuah class yang akan dapat di salin menjadi sebuah
object sedangkan kemampuan sebagai alat bantu adalah polymorphism itu sendiri.

Pada dasarnya polymorphism terbagi menjadi dua jenis, yaitu :

1. Compile time polymorphism adalah sebuah proses di mana sebuah method atau fungsi
dipanggil saat kompilasi. Ini diakibatkan oleh sebuah konsep bernama method overloading.
Method overloading merupakan kondisi di mana bisa membuat dua atau lebih fungsi yang
memiliki jumlah, tipe, dan urutan parameter yang berbeda di dalam sebuah class.
2. Runtime polymorphism adalah proses di mana sebuah fungsi dipanggil pada saat runtime.
Contoh dari runtime polymorphism adalah method overriding, yaitu sebuah kelas yang
memiliki fungsi dengan nama sama dengan fungsi yang di dalam kelas induknya.

 Inheritance (Pewarisan)
Inheritance dapat didefinisikan sebagai proses dimana suatu objek memperoleh sifat serta perilaku
dari objek lainnya. Ketika ingin membuat class dengan fungsi yang sudah ada pada class lain, maka
tidak perlu lagi menulis ulang kode tersebut di dalam class yang akan dibuat. Cukup dengan
mewarisi class tersebut maka dapat langsung mengaksesnya.

konsep inheritance memungkinkan untuk mendefinisikan sebuah class (induk) ke class lain (anak)
dan memberi kesempatan untuk menggunakan member (function, property, variabel) dari class yang
diwariskan tersebut. Saat menggunakan inheritance, dapat dengan mudah menggunakan kembali,
menyesuaikan dan memelihara kode yang sudah dibuat.

alam penerapan inheritance, kita akan sering mendengar beberapa istilah seperti berikut :

http://jurnal.sttgarut.ac.id/ 3
Tegar Sukmawan Jurnal Algoritma
Vol. 1; No. 1; 2021 ; Hal 1-9

 SuperClass adalah sebuah class yang dapat mewariskan member yang ada di dalamnya.
Class ini juga biasa disebut dengan istilah Induk, Base, atau Parent Class.
 SubClass adalah sebuah class yang mewarisi member milik SuperClass. Class ini juga dapat
memiliki membernya sendiri selain dari yang diwariskan dari SuperClass-nya

 Encapsulation (Pembungkusan)
encapsulation adalah membungkus class dan menjaga apa saja yang ada didalam class tersebut, baik
function ataupun property agar tidak dapat di akses oleh class lainnya. Untuk menjaga hal tersebut
dalam Encapsulation dikenal sebuah istilah Hak Akses Modifier yang terdiri dari :

 Private : memberikan hak akses hanya pada class itu sendiri, artinya member yang ada di
dalam class A baik itu function ataupun property hanya bisa diakses oleh class A saja, class
lain tidak bisa mengaksesnya.
 Public : memberikan hak akses kepada function atau atribut agar bisa diakses oleh siapapun
(property atau class lain diluar class yang bersangkutan), artinya method atau atribut yang
ada diclass A dapat diakses oleh siapaun baik itu class A, class B dan class lainnya.
 Protected : memberikan hak akses kepada class itu sendiri dan class hasil turunannya
(inheritance), artinya member yang ada diclass A hanya bisa diakses oleh class A sendiri dan
class yang menjadi SubClass dari class A. Namun harus dipahami class lain yang berada
dalam satu package dengan class A mampu mengakses tipe data protected, Sedangkan yang
tidak mampu mengakses adalah class-class yang berada diluar package class A. untuk dapat
mengaksesnya, class yang berada diluar package class A harus menjadi SubClass dari class
A [3].

B. Object Modelling Technique

Objeck Modeling Techniqur merupakan pendekatan pemodelan obyek untuk pemodelan dan perancangan
perangkat lunak. Ini dikembangkan pada tahun 1991 oleh Rumbaugh, Blaha, Premerlani, Eddy dan Lorensen
sebagai metode untuk pengembangan sistem berorientasi obyek dan pemerograman berorientasi
obyek.Object Modelling Technique menggambarkan setiap model obyek nya atau struktur statis dari sistem.
Secara singkat model fungsional Object Modelling Technique mendefinisikan fungsi dari seluruh proses
internal dalam model dengan bantuan “Data Flow Diagram (DFD)”. Hal ini merinci bagaimana proses akan
dilakukan secara independen.

Metodologi dalam Object Modelling Technique merupakan suatu proses untuk menghasilkan perangkat
lunak yang terorganisir dengan mengguakan jumlah teknik dan konversi notasi yang terdefinisi, dimana hal
tersebut merupakan sebuah proses yang iteratif.

Tujuan Pengembangan

Tujuan dari metodologi Object Modelling Technique sendiri menurut Rumbaugh (1991) adalah sebagai
berikut;
1. Melakukan testing fisik dari entity sebelum membangunnya (simulasi).
2. Komunikasi dengan konsumen.
3. Visualisasi (alternative dari presentasi informasi).
4. Mengurangi kompleksitas

Fase Pengembangan

 Analysis; fase ini yaitu untuk memahami dan memodelkan aplikasi dan ranah oprasinya
 Perumusan Masalah

4 http://jurnal.sttgarut.ac.id/
Jurnal Algoritma Tegar Sukmawan
Vol. 1; No. 1; 2021 ; Hal 1-9

 Pemodelan Obyek
 Pemodelan Dinamis
 Pemodelan Fungsional
 Validasi, ulangi, perbaiki ketiga model

 System Design; merupakan arsitektur sistem dari keseluruhan (Lojik).


 Object Design; merupakan penerjemahan konsep-konsep aplikasi kepada konsep komputer (Fisik).
 Implementation

Tipe-Tipe Pemodelan

Metodologi Object Modelling Technique memiliki 3 jenis model utama di dalamnya, yaitu model obyek,
model dinamis dan model fungsional.

 Object Modeling (Pemodelan Objek: Sapek Statis pada sistem)


Model Obyek sendiri yaitu konsepan utama dari sebuah class dan asosiasi dengan atribut dan oprasi.
Relasi yang terkandung antar class yaitu berupa agregasi dan generalisasi.
 Mendeskripsikan obyek pada sistem dan keterhubungannya
 Output: Class, Object, &/or Instance diagram

 Dynamic Modeling (Pemodelan Dinamis: Aspek dinamis pada sistem)


Model Dinamis dapat merepresentasikan state atau transisi pada model. Konsep utamanya adalah
pada state, sehingga transisi antar state dan event yang akan menyebabkan transisi. Aksi akan
dimodelkan sebagai sebuah kejadian didalam state.
 Menggambarkan perubahan state pada obyek terhadap event tertentu.
 Output: State diagram

 Functional Modeling (Pemodelan Fungsional)


Model Fungsional akan menangasi semua proses dari model, menghubungkannya ke diagram alir
data. Konsep utamanya adalah sebagai proses, data store, data flow dan actor.
 Meggambarkan transformasi data yang terjadi pada sistem
 Output: Data Flow Diagram

C. Object Modeling

Object Modeling adalah memodelkan objek pada sistem dan keterhubungannya berdasarkan dari rasah
sistemnya. Pemahaman Object Modeling ini memiliki dua (2) fungsi;

1. Memudahkan untuk mempelajari secara seksama apa yang ada di dunia nyata.
2. Menyediakan suatu dasar kuat dalam implementasi ke dalam sistem terkomputerisasi

Dalam melakukan sebuah pemodelan objek maka dilakukan dengan beberapa tahap: Object & Class
Diagram, Link/Association, Multiplicity, Inheritence, dan Aggregation.

 Object & Class Diagram


Diagram objek dan diagram kelas berkaitan erat dan menggunakan notasi yang hampir sama. Kedua
diagram dimaksudkan untuk memvisualisasikan struktur statis dari suatu sistem. Sementara diagram
kelas menunjukkan kelas, diagram objek menampilkan contoh kelas (objek). diagram objek yang
lebih konkret dari diagram kelas. Mereka sering digunakan untuk memberikan contoh atau bertindak
sebagai kasus uji untuk diagram kelas.

http://jurnal.sttgarut.ac.id/ 5
Tegar Sukmawan Jurnal Algoritma
Vol. 1; No. 1; 2021 ; Hal 1-9

 Link/Association
Link adalh koneksi fisik atau konseptual antara objek, misalnya seorang mahasiswa belajar di ITG.
Secara matematis, dapat mendefinisikan Link sebagai tuple yang merupakan daftar objek yang
diurutkan. Selanjutnya, Link juga didefinisikan sebagai turunan dari Association. Dengan kata lain
bahwa Association adalah sekelompok Link dengan struktur dan makna yang sama. Link digunakan
untuk menunjukan hubungan antara 2 (atau lebih) objek. Association dapat berbentuk Unary, Binary,
Ternary, atau n-ary.

 Multiplicity
Multiplicity dalam sebuah Association menetukan berapa banyak objek yag berpartisipasi dalam
suatu hubungan. Multiplicity memutuskan jumlah dari objek terkait. Multiplicity umumnya
dijelaskan sebagai “one” atau “many”, tetapi secara umum hal tersebut merupakan bagian dari
bilangan bulat non-negatif.

Gambar 2. Indikator Multiplicity

Dalam Association, Multiplicity umumnya berada di kedua arah hubungan tetapi jika ingin spesifik
dalam arah tertentu harus menandainya dengan panah.

 Inheritance (Pewarisan)
Inheritance dapat didefinisikan sebagai proses dimana suatu objek memperoleh sifat serta perilaku
dari objek lainnya. Ketika ingin membuat class dengan fungsi yang sudah ada pada class lain, maka
tidak perlu lagi menulis ulang kode tersebut di dalam class yang akan dibuat. Cukup dengan
mewarisi class tersebut maka dapat langsung mengaksesnya.

konsep inheritance memungkinkan untuk mendefinisikan sebuah class (induk) ke class lain (anak)
dan memberi kesempatan untuk menggunakan member (function, property, variabel) dari class yang
diwariskan tersebut. Saat menggunakan inheritance, dapat dengan mudah menggunakan kembali,
menyesuaikan dan memelihara kode yang sudah dibuat.

alam penerapan inheritance, kita akan sering mendengar beberapa istilah seperti berikut :

 SuperClass adalah sebuah class yang dapat mewariskan member yang ada di dalamnya.
Class ini juga biasa disebut dengan istilah Induk, Base, atau Parent Class.
 SubClass adalah sebuah class yang mewarisi member milik SuperClass. Class ini juga dapat
memiliki membernya sendiri selain dari yang diwariskan dari SuperClass-nya

 Aggregation
Aggregation adalah bentuk khusus dari Association, yang memodelkan hubungan “part-whole” atau
“a-part-of” sebagai agregat (keseluruhan) bagian-bagian. Property Aggregation yang paling penting
adalah transitivitas, yaitu jika X adalah bagian dari Y dan Y adalah bagian dari Z, maka X adalah
Bagian dari Z. Aggregation dipandang sbeagai hubungan dimana Class perkaitan terkait dengan

6 http://jurnal.sttgarut.ac.id/
Jurnal Algoritma Tegar Sukmawan
Vol. 1; No. 1; 2021 ; Hal 1-9

Class komponen. Dalam komponen objek-objek tidak memiliki keberadaan yang terpisah, melainkan
bergantuk pada objek komposit [4].

D. Dynamic Modeling

Dynamic Modeling atau dalam bahasa Indonesia model dinamis dapat menggambarkan aspek-aspek sistem
yang bersangkutan dengan urutan oprasi dan time-event yang menyebabkan perubahan keadaan, urutan
event, keadaa ang menentukan konteks event. Model dinamis menagkap informasi control tanpa
memperhatikan apa tindakan oprasi atau bagaimana mereka diimplementasikan.

Model dinamis diwaliki secara grafis oleh diagram keadaan. Suatu keadaan sesuai dengan interval antara dua
pristiwa yang diterima oleh suatu objek, dan menggambarkan “value” objek untuk priode waktu itu. State
adalah abstrak dari nilai atribut objek dan link, di mana kumpulan nilai dikelompokan bersama ke dalam
satate sesuai dengan properti yang memengaruhi perilaku umum objek. Setiap diagram keadaan menunjukan
urutan keadaan dan event yang diixinkan dalan suatu sistem untuk suatu Class Object. Diagram keadaan juga
merujuk pada model lain: tindakan sesuai dengan fungsi dalam model funsional; pristiwa sesuai dengan
operasi pada objek dalam pemodelan objek. Dalam Dynamic Modeling terdapat dua (2) langkah pemodelan
yaitu Scenario dan Event-trace diagram.

 Scenario
Scenario atau skenario adalah urutan kejadian yang terjadi selama suatu eksekusi tertentu dari suatu
sistem. Setiap eksekusi dasar sistem harus direpresentasikan sebagai scenario. Ruang lingkup
scenario dapat bervariasi. Ini memungkinkan mencakup semua peristiwa dalam sistem atau mungkin
hanya mencakup peristiwa-peristiwa yang dihasilkan oleh objek tertentu. Scenario dapat ditulis
sebagai daftar pernyataan teks.

 Event-trace diagram
Keterbatasan scenario adalah tidak jelasnya dari sebuah scenario, beberapa objek banyak yang
terlibat dan objek yang mana yang menghasilka suatu peristiwa serta objek yang mana yang
menerima suatu peristiwa. Untuk mengatasi keterbatasannya ini, event-trace diagram diperlukan.
Dalam diagram jejak pristiwa, urutan peristiwa dn objek yang bertukar peristiwa keduanya dapat
ditampilkan.diagram menunjukan setiapobjek sebagai garis vertikal verticalap peristiwa sebagai
panah horizontal dari objek pengirim ek objek penerima. Waktu meningkat dari atas kebawah [5].

E. Functional Modeling

Functional Modeling atau pemodelan fungsional menggambarkan komputasi dan menentukan aspek-aspek
sistem yang bersangkutan dengan transformasi nilai-fungsi, pemetaan, kendala, dan dependensi fungsional.
Model fungsional menangkap apa yang dilakukan sistem, tanpa memperhatikan bagaimana atau kapan hal
tersebut dilakukan.

Pemodelan fungsional direpresentasikan secara grafis dengan beberapa diagram aliran data, yang
menunjukan aliran nilai dari inout eksternal, melalui oprasi dan penyimpanan data internal, hingga output
eksternal. Diagram aliran data yang menunjukan nilai antara nilai dan perhitungan nilai keluaran dan fungsi
masukan. Fungsi dipanggil sebagai tindakan dalam model dinamis dan ditampilkan sebagai oprasi pada objel
dalam model objek. Diagram aliran data harus mematuhi notasi OMT dan memanfaatkan kemampuat OMT,
sperti nesting, aliran control, dan batasan.

Janis Function Modeling


 Asynchronous Function: Asynchronous Function atau Fungsi asinkron dapat diaktifkan oleh objek
atau fungsi lain untuk melakukan beberapa tindakan.
 Asynchronous State-Dependent Fungction: Asynchronous State-Dependent Fungction atau Fungsi
bergantung keadaan asinkron biasanya merupakan tindakan “one-shot”, yang dijalankan selama

http://jurnal.sttgarut.ac.id/ 7
Tegar Sukmawan Jurnal Algoritma
Vol. 1; No. 1; 2021 ; Hal 1-9

transisi dari sati keadaan ke keadaan lainnya. Fungsi ini diaktifkan oleh transformasi control.
 Periodic Function: Periodic Function ataufungsi periodic diaktifkan secara berkala untuk
melakukan beberapa tindakan, frekuensi pengaktidan dungsi tertentu bergantung pada aplikasinya.
 Periodic State-Dependent Function: Periodic State-Dependent Function atau fungsi bergantung
negara berkala aktif secara berkala dan diaktifkan oleh transformasi control [6].

III. KESIMPULAN

Metodologi Object Modelling Technique atau disingkat OMT merupakan metodologi lama dengan
pendekatannya terhadap objek-objek pada dunia nyata. Metodologi OMT memiliki fleksibelitas yang baik
untuk digunakan oleh programing pemula yang hendak mengembangkan perangkat lunaknya sendiri, dengan
tiga (3) tahapan sendiri yakni Object Modeling, Dynamic Modeling, dan Functuional Modeling yang
menjadikan metodologi OMT sebagai salah satu pilihan yang baik dalam pengembangan perangkat lunak.

8 http://jurnal.sttgarut.ac.id/
Jurnal Algoritma Tegar Sukmawan
Vol. 1; No. 1; 2021 ; Hal 1-9

DAFTAR PUSTAKA

[1] Wikipedia.com, “Pemrograman berorientasi objek - Wikipedia bahasa Indonesia,


ensiklopedia bebas,” 2015. [Online]. Available:
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemrograman_berorientasi_objek.
[2] A. T. Object, “MENGENAL CLASS-OBJECT Analogi Tentang Object ( Thinking in Objects
),” pp. 1–9.
[3] Sekolahmobile.com, “Konsep Dasar Object Oriented Programming,”
Blog.Sekolahmobile.Com. p. 1, 2020, [Online]. Available:
https://blog.sekolahmobile.com/konsep-dasar-object-oriented-programming/.
[4] “links-and-association.” .
[5] “dynamic-model.” .
[6] O. O. Programming, “‫ םימצע החנומ תונכת‬Introduction to Object Oriented Programming.” .

http://jurnal.sttgarut.ac.id/ 9

Anda mungkin juga menyukai