Faktor Naik Turun Harga Emas
Faktor Naik Turun Harga Emas
Peristiwa Global
Ketidakpastian biasanya membuat investor takut menaruh dananya di produk investasi yang
berisiko turun nilainya pada suatu kondisi, seperti pasar saham pada saat krisis keuangan. Krisis
finansial bisa membuat perusahaan sulit berekspansi, bahkan berpotensi menggerus pendapatan
dan laba. Padahal, nilai saham sebagai produk investasi adalah potensi pertumbuhan di masa
depan. Namun, mengeluarkan aset dari pasar saham begitu saja bukan tanpa risiko, karena
investor tetap memindahkan asetnya dalam bentuk lain. Pilihannya bisa dana tunai atau produk
lain. Emas adalah pilihan yang sejauh ini dipercaya aman karena nilai universalnya.
Dibandingkan dengan uang tunai atau cash, emas lebih aman, misalnya dalam kondisi perang.
Bahkan dolar AS bisa saja tidak laku jika negara yang menjaminnya kehilangan kekuasaan. Hal
itu berbeda dengan emas yang punya sejarah panjang sebagai alat tukar dan menyimpan
kekayaan sejak ribuan tahun. Emas bisa diterima di manapun tanpa mengenal batas negara.
Non-Farm Payroll
Data ketenagakerjaan di Amerika Serikat adalah indikator ekonomi penting, yang mempengaruhi
(NPF) adalah data yang dikeluarkan oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS pada Jumat pertama
setiap bulannya. Data ini menunjukkan berapa banyak pekerjaan bertambah atau berkurang yang
jadi indikator pemangku kepentingan mengambil keputusan. Sebagai negara dengan tingkat
produk domestik bruto terbesar di dunia, indikator ekonomi AS menjadi pertimbangan investor
dalam mengambil keputusan. Apalagi, perhitungan harga emas juga mengacu pada mata uang
dolar AS (US$). Tak ayal, jika Anda trading pada produk emas berjangka, perubahan NPF jadi
sesuatu yang sensitif terhadap naik-turunnya harga emas. Semakin tinggi risiko AS dari resesi
atau dari masalah pengangguran, maka makin banyak dana dialihkan ke aset safe haven.
Produk Domestk Bruto (PDB)
PDB adalah nilai uang semua barang jadi dan jasa yang diproduksi di suatu negara yang secara
luas mengukur aktivitas ekonomi secara keseluruhan. Baik estimasi maupun data riil PDB suatu
negara bisa mempengaruhi harga emas, terutama adalah PDB negara-negara yang punya
pengaruh secara global, seperti AS, China, Jepang, dan Jerman. Indeks Harga Konsumen
(Inflasi)
adalah parameter yang mengukur harga rata-rata dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh
rumah tangga (household). Indeks ini dipakai untuk mengukur tingkat inflasi suatu negara, dan
juga sebagai pertimbangan untuk penyesuaian gaji, upah, uang pensiun, dan kontrak lainnya.
Sementara itu, untuk memperkirakan nilai IHK pada masa depan, ekonom menggunakan indeks
harga produsen, yaitu harga rata-rata bahan mentah yang dibutuhkan produsen untuk membuat
produknya
Bank sentral AS The Federal Reserve Ini adalah pertemuan rutin yang digelar 8 kali per tahun
untuk menentukan kebijakan moneter AS dan perubahan suku bunga. Biasanya, pasar emas
naik jika ada kebijakan pemotongan suku bunga, demikian juga sebaliknya.
yang telah diakui sebagai acuan secara global. Indeks ini didesain, dikelola, dan dipublikasikan
oleh Intercontinental Exchange Inc. (ICE) dengan nama “U.S. Dollar Index.” Komposisinya adalah
euro (EUR) dengan bobot 57,6 persen, yen (JPY) 13,6 persen, Pound sterling (GBP) 11,9 persen,
dollar Kanada (CAD) 9,1 persen, krona Swedia (SEK), 4,2 persen, dan franc Swiss (CHF) 3,6
persen.
Kebijakan bank sentral berpengaruh pada jumlah uang yang beredar, tingkat suku bunga,
pembelian atau penjualan obligasi pemerintah, hingga perubahan persyaratan cadangan. Banyak
bank sentral di dunia yang juga merupakan pemegang emas murni dalam jumlah besar. Jika
suatu bank sentral memutuskan untuk menambah cadangan emasnya, maka bisa berdampak ke
Indeks Harga Produsen adalah alat ukur perubahan rata-rata harga yang diterima produsen
domestik (suatu negara) untuk barang yang mereka hasilkan pada suatu periode tertentu. PPI
adalah salah satu indikator yang digunakan untuk memperkirakan tingkat inflasi dan termasuk
salah satu indikator fundamental yang perubahannya setiap bulan dicermati oleh pelaku pasar