Anda di halaman 1dari 8

‫ْل ِح َوار ׃‬

Al-hiwaar

Dialog

‫خَالِ ٌد ׃ اَل َّسالَ ُم َعلَ ْي ُكم‬

Khalid : Assalaamu ‘alaikum

‫َع ْب ُد هّللا ׃ َو َعلَ ْي ُك ُم ال َّسالَ م‬

Abdullah : Wa’alaikum salaam

َ ُ‫خَالِ ٌد ׃ َك ْيفَ َحال‬


‫ك؟‬

Khalid : Kayfa haaluka ?

Khalid : Apa Kabar ?


‫ ْال َح ْم ُد هّلِل‬٬ ‫َع ْب ُد هّللا ׃ بِخَ ي ٍْر‬

Abdullah : Bikhair Alhamdulillah

Abdullah : Alhamdulillah baik-baik saja

َ ‫خَالِ ٌد ׃ َما إِ ْس ُم‬


‫ك؟‬

Khalid : Masmuka ?

Khalid : Siapa namamu ?

‫ َو أَ ْنتَ ؟‬٬ ‫َع ْب ُد هّللا ׃ إِ ْس ِم ْي َع ْب ُد هّللا‬

Abdullah : Ismii ‘Abdullaah, Wanta ?

Abdullah : Nama saya Abdullah, dan nama kamu ?

‫خَالِ ٌد ׃ أَنا خَالِ ٌد‬

Khalid : Ana Khaalid

Khalid : Saya Khalid

‫َع ْب ُد هّللا ׃ أَ ْهأل يَا خالِ ٌد‬

Abdullah : Ahlan yaa aisyah

Abdullah : Salam perkenalan denganmu hei khalid


‫ك يَا َع ْب َد هّللا‬
َ ِ‫خَالِ ٌد ׃ أَ ْهالً َو َس ْهالً ب‬
Khalid : Ahlan wasahlan bika yaa fatimah

Khalid : Sama-sama hei Abdullah

‫ض أَ ْن َت ؟‬
ٌ ‫از ٌم أَ َم ِر ْي‬
ِ ‫َح‬
Hazi
Apakah kamu sakit?
m
. ‫ش ِد ْيدَ ٍة فِي َب ْطنِي‬ ْ َ‫ أ‬، ‫َعا ِم ٌر َن َع ْم‬
َ ‫ش ُع ُر ِبآاَل ٍم‬
Iya, aku memiliki sakit yang parah di perutku. Amirg
‫ب؟‬ َّ ‫از ٌم َهلْ َذ َه ْب َت إِ َلى‬
ِ ‫الط ِب ْي‬ ِ ‫َح‬
Hazi
Apakah kamu telah pergi ke dokter?
m
. ‫اء‬ َّ َ‫ َو َل ْم أَ َت َن َاولْ أ‬، ‫ب‬
ٍ ‫ي د ََو‬ ِ ‫الط ِب ْي‬ ْ ‫ َل ْم أَ ْذه‬، ‫َعا ِم ٌر اَل‬
َّ ‫َب إِ َلى‬
Tidak, aku belum pergi ke dokter, dan belum sama sekali minum
Amir
obat.
‫س َّل ْم ؟‬
َ ‫ص َّلى هللاُ َع َل ْي ِه َو‬
َ ُ ‫س ْول‬
ُ ‫الر‬ َّ ‫ِص َة‬
َّ ‫الص َح ِاب ِّي ا َّلذِي َعا َل َج ُه‬ َّ ‫سم ِْع َت ق‬
َ ْ‫از ٌم َهل‬
ِ ‫َح‬
Apakah kamu pernah mendengar kisah sahabat yang diobati oleh Hazi
Rasul -shallallahu 'alaihi wa sallam-? m
ْ ‫ ِم َّم ا‬. ‫ َل ْم أَ ْس َم ْع ِب َها‬، ‫َعا ِم ٌر اَل‬
َّ ‫ش َت َكى‬
‫الص َح ِاب ُّي ؟‬
Tidak, aku belum pernah mendengarnya. Apa yang sahabat
Amir
tersebut keluhkan?
. ‫ش َت َكى مِنْ َب ْط ِن ِه‬
ْ ‫از ٌم ِا‬
ِ ‫َح‬
Hazi
Ia mengeluhkan perutnya.
m
‫س َّل َم ؟‬
َ ‫ص َّلى هللاُ َع َل ْي ِه َو‬
َ ُ ‫س ْول‬ َّ ‫ف َعا َل َج ُه‬
ُ ‫الر‬ َ ‫َعا ِم ٌر َو َك ْي‬
Bagaimana Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam-
Amir
mengobatinya.

َ ‫از ٌم أَ َم َر أَ َخاهُ أَنْ َي ْسقِ َي ُه َع‬


. ‫ساًل‬ ِ ‫َح‬
Hazi
Beliau memerintahkan saudaranya untuk meminumkannya madu.
m
ُ ْ‫َعا ِم ٌر َو َهل‬
‫شف َِي ؟‬
Apakah ia sembuh? Amir
.‫ت‬ َ ْ‫ َب ْعدَ أَن‬، ‫از ٌم َن َع ْم‬
ٍ ‫س َقاهُ َثاَل َث َم َّرا‬ ِ ‫َح‬
Hazi
Iya, setelah diminumkan madu tiga kali.
m
! ‫هللا‬
ِ َ‫س ْب َحان‬
ُ !‫سل ُ ؟‬ َ ‫َعا ِم ٌر‬
َ ‫الع‬
Madu ya?! Subhanallah! Amir

ِ ‫ َقال َ َت َعا َلى (فِ ْي ِه شِ َفا ٌء لِل َّن‬. ُ ‫سل‬


. (‫اس‬ َ ، ‫از ٌم َن َع ْم‬
َ ‫الع‬ ِ ‫َح‬
Iya, madu. Allah -ta'ala- berfirman: "Di dalamnya terdapat Hazi
kesembuhan bagi manusia". m

َّ ‫سل َ ِم ْثل َ ه ََذا ال‬


. ‫ص َح ِاب ِّي‬ َ ُ ‫سأ َ َت َن َاول‬
َ ‫الع‬ َ ‫َعا ِم ٌر‬
Aku akan minum madu seperti sahabat itu. Amir
.‫ي‬
ِّ ‫س ْو ِق الـ َم ْر َك ِز‬
ُّ ‫س ِل فِي ال‬ ٌ ‫از ٌم ُت ْو َج ُد َم َحاَّل‬
َ ‫ت لِ َب ْي ِع‬
َ ‫الع‬ ِ ‫َح‬
Hazi
Ada beberapa toko yang menjual madu di pasar besar.
m
. َ ‫سل‬ ْ َ‫ َوأ‬، ‫َب اآلنَ إِ َلى ُه َنا َك‬
َ ‫ش َت ِري‬
َ ‫الع‬ ُ ‫سأ َ ْذه‬
َ ‫َعا ِم ٌر‬
Sekarang aku akan pergi kesana, dan membeli madu. Amir
. ُ‫ش َفا َك هللا‬
َ ‫از ٌم‬
ِ ‫َح‬
Hazi
Semoga lekas sembuh.
m
. ‫َعا ِم ٌر َج َزا َك هللاُ َخ ْي ًرا‬
Jazaakallahu khairan. Amir

ِ ‫ًًّد ا لِ َمع‬8 ‫خَالِ ٌد ׃ أَنَا َس ِع ْي ٌد ِج‬


َ‫ْرفَتِك‬
Khalid : Anaa sa’iidun jiddan lima’rifatik

Khalid : Senang sekali saya dapat berkenalan denganmu

‫َع ْب ُد هّللا ׃ َو أَنَا أَ ْيضًا‬

Abdullah : Wanaa aydhan

Abdullah : Saya pun demikian

ِ ‫خَالِ ٌد ׃ ُش ْكرًا َعلَي التَّ َعار‬


‫ُف‬

Khalid : Syukran ‘alat-ta’aarufi

Khalid : Terima kasih atas perkenalannya

‫َع ْب ُد هّللا ׃ َع ْف ًوا‬

Abdullah : Afwan

Abdullah : Sama-sama

‫خَالِ ٌد ׃ َم َع ال َّسالَ َم ِة‬

Khalid : Ma’as-salaamah

Khalid : Sampai jumpa

‫َع ْب ُد هّللا ׃ َم َع ال َّسالَ َم ِة‬

Abdullah : Ma’as-salaamah

Abdullah : Sampai jumpa lagi

pembagian Kalam yang jumlahnya ada 3, yaitu: Isim, Fi’il, dan Huruf.
‫واقسمه ثلثة اسم وفعل وحرف جاء لمعنى‬
Perlu diketahui bahwa pembagian kata pada bahasa Arab sedikit berbeda
dengan pembagian kata pada bahasa Inggris. Jika dalam bahasa Inggris
pembagiannya adalah noun (kata benda), verb (kata kerja), adjective (kata
sifat), dan beberapa jenis kata yang total jumlahnya ada 9 itu, maka pada
bahasa Arab pembagiannya secara garis besar hanya ada 3 (meskipun
nantinya setiap kategori ini memiliki anak kategorinya masing-masing),
yaitu: isim (kata benda), fi’il (kata kerja), dan huruf (kata hubung). Adjective
dalam sistem tata bahasa Arab ikut dikategorikan ke dalam Isim.

Untuk diketahui, dari ketiga jenis kata ini kesemuanya memiliki ciri masing-
masing agar dapat dibedakan. Berikut ciri-ciri isim, fi’il, dan huruf:

1. Isim (noun/kata benda)


‫فاالسم يعرف بالخفض ولتنوين ودخول االلف والالم وحروف الخفض‬

Isim secara garis besar bisa diartikan sebagai kata benda (kata sifat juga
termasuk ke dalam isim), namun dalam pengertian yang lain isim diartikan
sebagai kata yang pada dirinya sendiri mengandung arti tetapi tidak
disandarkan pada waktu.

Contoh: ‫زيد ـ انا ـ هذا‬

Tanda-tanda untuk dapat mengetahui apakah kata tersebut termasuk isim atau
bukan ada 4 tanda, yaitu:

 Bisa di-jer-kan

Suatu kata bisa dibaca jer karena beberapa sebab, yang paling banyak
biasanya karena kemasukan huruf jer atau karena idlofah (gabungan kata).

Contoh:

1. ‫ت بِزَي ٍد‬ ُ ْ‫( َم َرر‬Saya berpapasan dengan Zaid)


2. ‫ْت زَي ٍد‬8ُ ‫( بَي‬Rumahnya Zaid)
Pada kedua contoh diatas, kata Zaid merupakan isim. Contoh (a.) merupakan
contoh kata yang dibaja jer karena kemasukan huruf jer yaitu ‫ب‬ِ . Jadi kata
Zaid termasuk isim karena bisa dijerkan. Sedangkan contoh (b.) merupakan
contoh kata yang dibaca jer karena idlofah. Kata Zaid dibaca jer karena
berkedudukan sebagai mudlof ilaih. Jadi kata Zaid termasuk kategori isim.

 Adanya tanwin

Jika suatu kata mengandung tanwin, maka sudah bisa dipastikan kata tersebut
merupakan isim.

Contoh: ‫زَي ٌد ـ َر ُج ٌل‬

 Kemasukan alif dan lam (baca: al)

Sama seperti tanwin, jika suatu kata mengandung al maka sudah dapat
dipastikan kata tersebut merupakan isim.

Contoh: ‫( اَل َّر ُج ُل‬seorang laki-laki)

Perlu diketahui bahwa al dan tanwin merupakan penanda isim yang sifatnya
saling menegasikan. Jadi jika sudah ada al maka tidak boleh ada tanwin, dan
sebaliknya, jika sudah ada tanwin maka tidak boleh ada al.

 Kemasukan huruf jer

ُ ْ‫( َم َرر‬saya berpapasan dengan Zaid)


Contoh: ‫ت بِ َز ْي ٍد‬

Kata Zaid diatas merupakan isim karena kemasukan huruf jer ‫ب‬
ِ .

Dalam kitab Jurumiyah ini huruf jer disebutkan ada 12, yaitu:
‫وهى من والى وعن وعلى وفي ورب والباء والكاف والالم وحروف القسم وهى الواو والباء والتاء‬

Huruf jer sebenarnya jumlahnya banyak, tidak hanya berjumlah 12 seperti


yang disebutkan diatas. Dalam referensi lain misalnya pada nadlom Alfiyah
yang diadopsi juga ke dalam metode Amtsilati, menyebutkan bahwa huruf jer
ada 20:

‫ َحتَّى خَال َحا َشا َعدَا في ع َْن َعلَى‬# ‫ك ُحرُوفَ ْال َجرِّ َو ْه َي ِم ْن إل َى‬
َ ‫هَا‬

‫اف َو ْالبَا َولَ َع َّل َو َمتَى‬


ُ ‫ َوال َك‬# ‫ُم ْذ ُم ْن ُذ رُبَّ الاّل ُم َك ْي َوا ٌو َوتَا‬

Huruf jer iku rupane min lan ila  # hatta khola hasya ‘ada fi ‘an ‘ala

Mudz mundzu rubba lam lan kay wawu lan ta’ # ugo kaf lan ba’ lan la’alla
lan mata

2. Fi’il (verb/kata kerja)


‫والفعل يعرف بقد والسين والتاء التأنيث الساكنة‬

Fi’il dalam bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai kata kerja, namun dalam
pengertian yang lain fi’il diartikan sebagai kata yang pada dirinya sendiri
mengandung arti dan padanya disandarkan pada waktu: lampau (past), kini
(present), dan yang akan datang (future).

Contoh:   ‫ضرب ـ يضرب ـ إضرب‬

Tanda-tanda untuk dapat mengetahui apakah kata tersebut termasuk fi’il atau
bukan ada 3 tanda, yaitu:

 Bisa kemasukan qod (sungguh)

Qod ini bisa masuk ke dalam fi’il madli maupun fi’il mudlori’.

Contoh:‫ قد قام‬  (sungguh telah berdiri), ‫( قد يقوم‬kadang-kadang berdiri)

Baca Juga: Unen Unen Jowo dan Hubungannya dengan Kaidah Balaghoh

 Bisa kemasukan sin tanfis (hendak/akan)

Sin tanfis hanya bisa masuk ke dalam fi’il mudlori’.


Contoh: ‫سيقوم‬

 Bisa kemasukan saufa taswif (hendak/akan)

Saufa taswif hanya bisa masuk ke dalam fi’il mudlori.’

Contoh: ‫سوف يقوم‬

Antara sin tanfis dan saufa taswif sebenarnya maknanya sama yaitu
hendak/akan. Perbedaannya adalah pada kadar waktunya dimana pada sin
tanfis zaman mustaqbalnya (akannya) lebih sedikit daripada zaman
mustaqbalnya (akannya) saufa, karena banyaknya huruf menunjukkan
banyaknya makna. Mudahnya, sin tanfis menunjukkan bahwa kejadiannya
sudah hampir terjadi, sedangkan saufa kejadiannya masih lama.

 Bisa kemasukan ta’ ta’nits (ta’ yang menunjukkan makna mu’annats)

Ta’ ta’nits hanya bisa masuk ke dalam fi’il madli.

Contoh: ‫قامت‬ (telah berdiri -seorang perempuan-)

3. Huruf (conjunction/kata hubung)


‫والحرف ما ال يصلح معه دليل االسم وال دليل الفعل‬

Huruf dalam bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai kata hubung, namun
dalam pengertian yang lain huruf diartikan sebagai kata yang mengandung
arti (dapat dipahami maknanya) jika digabung dengan kata lain. Dengan
demikian, kata ini tidak akan memiliki makna tertentu, kecuali disandarkan
pada kata-kata lain.

Contoh: ‫ ـ لم‬ ‫الى‬

Jika untuk mengetahui isim dan fi’il terdapat tanda-tanda yang menyertainya,
maka untuk mengetahui huruf adalah sebaliknya, yaitu dengan tidak adanya
tanda-tanda isim dan fi’il. Dengan kata lain, jika suatu kata bukan merupakan
isim maupun fi’il, maka sudah dapat dipastikan kata tersebut merupakan
huruf.

Anda mungkin juga menyukai