0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut berisi jawaban soal UTS bioremediasi lingkungan seorang mahasiswa bernama Dinda Ayu Sari dengan NIM 18106040042. Jawaban tersebut mencakup mekanisme bioremediasi, jenis pencemar, teknik pengolahan limbah sekunder, karakteristik tanaman wetland, dan ringkasan hasil penelitian fitoremediasi limbah yang mengandung timbal dan kromium menggunakan tanaman kangkung air.
Dokumen tersebut berisi jawaban soal UTS bioremediasi lingkungan seorang mahasiswa bernama Dinda Ayu Sari dengan NIM 18106040042. Jawaban tersebut mencakup mekanisme bioremediasi, jenis pencemar, teknik pengolahan limbah sekunder, karakteristik tanaman wetland, dan ringkasan hasil penelitian fitoremediasi limbah yang mengandung timbal dan kromium menggunakan tanaman kangkung air.
Dokumen tersebut berisi jawaban soal UTS bioremediasi lingkungan seorang mahasiswa bernama Dinda Ayu Sari dengan NIM 18106040042. Jawaban tersebut mencakup mekanisme bioremediasi, jenis pencemar, teknik pengolahan limbah sekunder, karakteristik tanaman wetland, dan ringkasan hasil penelitian fitoremediasi limbah yang mengandung timbal dan kromium menggunakan tanaman kangkung air.
1. a) Mekanisme yang paling efektif yaitu mekanisme yang melalui melalui akar, karena merupakan suatu proses adsorpsi atau penjerapan zat kontaminan oleh akar untuk menempel pada akar tersebut sehingga membentuk suatu lapisan tipis atau film pada permukaannya, ilustrasi proses rhizofiltration. Bila dilihat secara sekilas, mekanisme rhizofiltration mirip dengan mekanisme phytoextraction namun perbedaanya, pada mekanisme rhizofiltration media yang tercemarnya adalah badan perairan. b) Xenobiotik adalah senyawa asing bagi makhluk hidup. Adapun yang termasuk golongan dari xenobiotik adalah pewarna, pemutih, pestisida, pengawet, dan obat- obatan. Bahan xenobiotik merupakan bahan kimia baik alami maupun sintetis yang berasal dan lingkungan yang masuk ke dalam tubuh manusia atau binatang sebagai benda asing. > Bersifat lipofilik ► Masuk melalui kulit, paru maupun gastro intestinal 2. Secondary treatment. Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan yaitu metode trickling filter, activated sludge, dan treatment ponds / lagoons. Pada metode trikling filter bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan organik melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa serpihan batu atau plastik, dengan dengan ketebalan ± 1 – 3 m. Limbah cair kemudian disemprotkan ke permukaan media dan dibiarkan merembes melewati media tersebut. Setelah merembes sampai ke dasar lapisan media, limbah akan menetes ke suatu wadah penampung dan kemudian disalurkan ke tangki pengendapan. Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses pengendapan untuk memisahkan partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme dari air limbah 3. Ciri-ciri tumbuhan yang dapat digunakan dalam sistem wetland yaitu tumbuhan yang tahan terhadap beban nutrisi dan material organik dalam tingkatan tinggi dan tahan terhadap kondisi tercekam seperti tergenang air sehingga kandungan oksigen rendah, serta memiliki sistem perakakaran yang lebat untuk melekatnya mikroorganisme. Tumbuhan-tumbuhan yang dapat digunakan dalam sistem wetland yaitu Typha latifolia, Typha angustifolia, Phragmintes australis, Phragmintes karka, Coix lacryma-jobi, Scirpus validus, Arundo donax, Sagaittaria latifolia, Cyperus sp., dan Juncus sp. 4. Jurnal: FITOREMEDIASI LIMBAH YANG MENGANDUNG TIMBAL (Pb) DAN KROMIUM (Cr) DENGAN MENGGUNAKAN KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica) Analisis: Pencemaran logam berat dari limbah yang mengandung timbal (Pb) dan krom (Cr) merupakan masalah serius di kondisi lingkungan saat ini. Banyak industri yang menyebabkan meningkatnya pencemaran sumber air dari limbah yang dibuang ke perairan tanpa pengolahan terlebih dahulu. Salah satu lingkungan pengolahan terkontaminasi dengan teknologi fitoremediasi timbal dan kromium. Tanaman menyerap Pb dan Cr berpotensi salah satu menanam kangkung air (Ipomoea aquatica). Penelitian dilakukan untuk mengetahui seberapa besar penurunan konsentrasi timbal (Pb) dan krom (Cr) dan untuk analisis tanaman kangkung air basah (Ipomoea Aquatica) dan waktu tinggal yang lama yang optimum untuk mereduksi limbah yang mengandung konsentrasi timbal (Pb) dan kromium (Cr). Hasil penelitian adalah penurunan besar konsentrasi Pb 0,5 mg/l dan 0,8 mg/l oleh air rawa, mencapai 0,001 mg/l dan 0,034 mg/l. Sedangkan penurunan konsentrasi Cr 1,5 mg/l dan 2 mg/l adalah 0,25 mg/l dan 0,623 mg/l. Analisis air kangkung basah optimum adalah 100 gram. Cara penyerapan konsentrasi Pb dan Cr oleh kangkung adalah rhizofiltrasi dan fitoekstraksi.