Anda di halaman 1dari 3

FAQ'S (FREQUENTLY ASKING QUESTIONS)

HAL-HAL YANG SERING DITANYAKAN


MENGENAI KBK DAN RBK

Apa itu KBK ?


KBK adalah singkatan dari Kelompok Budaya Kerja, yang terdiri
atas sekelompok pegawai yang secara sukarela untuk
bekerjasama dan melakukan pertemuan secara berkala dalam
mengupayakan pengendalian mutu (kualitas) pelayanan,

Apa hasil dari aktifitas KBK?


 Hasilnya adalah sebuah karya tulis yang dituangkan dalam
bentuk risalah budaya kerja (RBK).
 RBK tersebut menceritakan langkah-langkah yang telah
dilakukan, mulai dari tahap Plan, Do, Check dan Action

Siapa saja yang dapat menjadi anggota KBK ?


Setiap personil yang ada di seksi / subbidang / subbagian.
Namun, jika tidak dimungkinkan dapat dinaikkan di level Bidang /
Bagian.

Siapa yang menyusun RBK ?


Setiap anggota KBK memiliki peran dalam penyusunan RBK,
karena RBK dapat dihasilkan melalui kerja tim (super team).

Dimana ada KBK ?


Di setiap seksi / subbidang / subbagian (atau jika tidak
memungkinkan, muncul di level bidang). Namun, secara prinsip
(setidaknya) setiap OPD harus memiliki KBK.

Dimana RBK disusun ?


RBK disusun di setiap seksi / subbidang / subbagian (atau jika
tidak memungkinkan, muncul di level bidang).

Kapan KBK melakukan kegiatan ?


KBK melakukan pertemuan secara berkala, dipimpin oleh Kepala
Seksi / Kepala Subbidang / Kasubbag-nya
Kapan KBK dibentuk ?
 KBK dibentuk sepanjang OPD tersebut memberikan fungsi
pelayanan (tidak terbatas pada pelayanan eksternal,
melainkan juga pada pelayanan internal).
 Dibentuk dengan SK Kepala OPD.

Kapan RBK disusun ?


RBK disusun ketika ada suatu permasalahan atau upaya
peningkatan mutu / kualitas pelayanan yang dirasakan masih
dapat ditingkatkan menjadi lebih baik. Dengan demikian, RBK
dapat diawali penyusunannya setiap saat, ketika data dasar yang
menjadi acuan perbaikan tersedia.

Kenapa ada KBK ?


KBK perlu dibentuk sebagai upaya untuk pengendalian mutu
pelayanan pada seksi / subbidang / subbagian tersebut.

Kenapa harus membuat KBK harus membuat RBK ?


 Agar segala bentuk / upaya perbaikan tercatat secara
administratif, mengingat di dalam RBK juga ada pengesahan
dari pimpinan sebagai bukti / tanda adanya komitmen dari
pimpinan untuk berperan dalam proses perbaikan tersebut.
 Sekaligus RBK tersebut merupakan output awal, bagaimana
sebuah inovasi terjadi, karena inovasi harus berdasarkan
data dasar yang riil dan nyata, bukan berdasarkan atas ide
perorangan.

Bagaimana aktifitas KBK?


dengan mengidentifikasi, menganalisis dan melakukan tindakan
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi atau dalam rangka
meningkatkan level pelayanan, dari yang sudah baik menjadi
lebih baik. Artinya selalu berupaya mencari solusi / perbaikan /
peningkatan kinerja yang belum ada atau sudah ada.

Bagaimanakah caranya menyusun RBK ?


Caranya adalah dengan menggunakan metode DELTA (Delapan
Langkah Tujuh Alat).
 Delapan Langkah tersebut adalah (dilakukan secara berturut-
turut / sistematis) :
1. Menentukan tema dan judul
2. Menganalisa penyebab
3. Menguji dan menentukan penyebab dominan
4. Membuat rencana perbaikan
5. Melaksanakan perbaikan
6. Meneliti hasil
7. Membuat standar baru
8. Mencari data baru dan menetapkan tema berikutnya.
 Tujuh Alat adalah :
1. Membuat histogram / diagram batang
2. Diagram pareto
3. Diagram tulang ikan (fishbone / 5 M + 1 E)
4. Stratifikasi (perangkingan)
5. Pengumpulan data (bisa melalui pengamatan / kuesioner /
lainnya)
6. Diagram scatter / diagram pencar
7. Membuat lembar periksa pada saar pelaksanaan
perbaikan (mengacu 5W + 2H)

Anda mungkin juga menyukai