Anda di halaman 1dari 30

MODUL PELATIHAN TIM PENILAI

JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN

MATERI INTI 5
PENILAIAN DUPAK
Modul Pelatihan Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan

MATERI INTI 5 PENILAIAN DUPAK

I. DESKRIPSI SINGKAT
Tugas atau tanggung jawab utama tim penilai angka kredit jabatan
fungsional kesehatan adalah melakukan penilaian terhadap daftar usul
penetapan angka kredit yang diajukan oleh setiap pemangku jabatan
fungsional kesehatan. Hasil penilaian ini sangat penting untuk
kelangsungan proses selanjutnya dalam pengajuan angka kredit bagi
pejabat fungsional kesehatan. Penilaian dapat dilakukan apabila seorang
anggota tim penilai memahami apa yang akan dinilai dan bagaimana
menghitung angka kredit dengan tepat dan benar sehingga dapat
menilai angka kredit yang diusulkan oleh pemangku jabatan fungsional
kesehatan.

Oleh karena itu, setiap Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional
Kesehatan harus memiliki kecepatan, ketepatan, kebenaran, ketelitian,
kecermatan, kesabaran dan kejujuran dalam menilai DUPAK yang
diajukan agar dapat ditetapkan angka kredit yang diperlukan untuk
kenaikan jabatan atau golongan.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu melakukan penilaian
DUPAK jabatan fungsional kesehatan

B. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah selesai menikuti materi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan mekanisme pengajuan DUPAK
2. Melakukan penilaian angka kredit
3. Membuat laporan hasil penilaian angka kredit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR – 2014
87
III. POKOK BAHASAN
Pada modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan
sebagai berikut:

Pokok Bahasan 1. Mekanisme Pengajuan DUPAK


Pokok Bahasan 2. Penilaian Angka Kredit
Sub pokok bahasan :
a. Verifikasi berkas DUPAK
b. Teknik penilaian dan penghitungan angka kredit
c. Teknik pengisian form DUPAK
Pokok Bahasan 3. Laporan Hasil Penilaian Angka Kredit

IV. METODE

 Ceramah tanya jawab


 Curah pendapat
 Latihan menilai DUPAK

V. MEDIA DAN ALAT BANTU

 Bahan tayangan (Slide power point)


 Laptop
 LCD/OHP
 Flipchart
 White board
 Spidol (ATK)
 Panduan latihan
 Rincian butir kegiatan
 Berkas DUPAK

VI. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN


Berikut disampaikan langkah-langkah kegiatan dalam proses
pembelajaran materi ini.

Langkah 1. Pengkondisian
Langkah Pembelajaran:
a. Fasilitator harus memperkenalkan diri dengan menyebutkan
namanya, instansi tempat bekerja dan materi yang akan disampaikan.
b. Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran materi dan pokok
bahasan dengan menggunakan bahan tayang.

Langkah 2.Penyampaian Materi


Langkah Pembelajaran:
a. Fasilitator menjelaskan secara berurutan tentang pokok bahasan
penilaian terhadap DUPAK yang meliputi penilaian administrasi dan
penilaian angka kredit serta penyusunan laporan melalui ceramah dan
tanya jawab dengan menggunakan bahan tayang, laptop dan LCD.
b. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk
menanyakan permasalahan yang mungkin ditemui dilapangan seputar
penilaianDUPAK dan penyusunan laporan.
c. Fasilitator menjawab pertanyaan peserta dengan penjelasan
berdasarkan peraturan yang berlaku, bila perlu menggunakan bahan
tayang (slide powerpoint), whiteboard dan spidol.
d. Fasilitator memberikan kesempatan kepada para peserta untuk
menyampaikan pendapat mengenai penilaian DUPAK dan
penyusunan laporan.

Langkah 3.Latihan
Langkah Pembelajaran:
a. Fasilitator membagikan berkas DUPAK yang akan dinilai.
b. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk melakukan
penilaian terhadap DUPAK yang diusulkan.
c. Fasilitator dan peserta bersama-sama mengoreksi hasil latihan
penilaian (verifikasi) terhadap DUPAK yang diusulkan dan membahas
permasalahan yang terdapat dalam pengusulan DUPAK tersebut.
d. Fasilitator memberikan solusi mengenai masalah yang dihadapi dalam
penilaian DUPAK dan penyusunan laporan.

Langkah 4.Penutup, Umpan Balik dan Rangkuman


Langkah Pembelajaran:
a. Fasilitator merangkum atau pembulatan tentang pembahasan materi
ini dengan mengajak seluruh peserta untuk melakukan refleksi atau
umpan balik.
b. Dilanjutkan dengan memberikan apresiasi atas keterlibatan aktif
seluruh peserta.

VII. URAIAN MATERI

Pokok Bahasan

1.
MEKANISME PENGAJUAN DUPAK

A. Pengertian
Tata cara pengajuan DUPAK adalah teknik/cara mengajukan angka
kredit yang telah disusun dalam bentuk DUPAK yang telah dilakukan
oleh pemangku jabatan fungsional kesehatan tertentu.

Kenaikan jabatan fungsional sangat ditentukan oleh seberapa banyak


jumlah kumulatif angka kredit yang berhasil
dikumpulkan.Pengumpulan angka kredit yang dilakukan setiap hari
dituliskan dalam format laporan harian, bulanan dan semesteran.

B. Mekanisme Pengajuan DUPAK

MEKANISME PENILAIAN ANGKA KREDIT & SK


JABFUNG YANG PBAK-nya di DINKES
PROP/KAB/KOT

P.B.A.K
Ka. Dinkes
Prop/Kab/Kota

Set Tim Penilai Dinkes


Atasan Langsung PF Pejabat TIM PENILAI
Prop/Kab/Kota
Pengusul

Biro Kepeg/BKD Tim


Yg Terkait SK Jabfung Teknis
Langkah – langkah:
1) Dupak diusulkan oleh Pejabat Pengusul ke Sekretariat Tim Penilai
Dinas Kesehatan Prop/Kab/Kota selambat-lambatnya tanggal 10
bulan Februari/Agustus.
2) Sekretariat Tim Penilai Dinas Kesehatan Prop/Kab/Kota melakukan
verifikasi untuk mengecek kelengkapan dokumen dan melakukan
Persiapan Sidang Tim Penilai selambat-lambatnya tanggal 20 bulan
Februari/Agustus.
3) Tim Penilai Dinas Kesehatan Prop/Kab/Kota menyelesaikan
Penilaian PAK selambat-lambatnya akhir bulan Februari/Agustus.
4) Sekretariat Tim Penilai Dinas Kesehatan Prop/Kab/Kota
menyelesaikan SK PAK dan mengusulkan pembuatan SK Jabatan
Fungsional ke Biro Kepegawaian/BKD selambat-lambatnya tanggal
10 bulan Maret/September.
5) Biro Kepegawaian/BKD menyelesaikan SK Jabatan Fungsional yang
telah ditandatangani oleh Pejabat yang berwenang selambat-
lambatnya tanggal 20 bulan Maret/September.
6) Usul Kenaikan Pangkat ke Biro Kepegawaian/BKD selambat-
lambatnya akhir Maret/September.
7) Apabila DUPAK yang masuk ke Sekretariat Tim Penilai Dinas
Kesehatan Prop/Kab/Kota telah melampaui tanggal 20 Februari/
Agustus, maka DUPAK akan diproses untuk periode berikutnya.
Mekanisme Penilaian AK dan SK Jabfung yang PBAK-nya di Pusat
sebagai Pembina Jabfungkes Jenjang Madya keatas atau PNS DPK di
Daerah

Langkah-langkah :
1) Dupak diusulkan oleh Pejabat Pengusul ke Sekretariat Tim Penilai
Dinas Kesehatan Prop/Kab/Kota selambat-lambatnya tanggal 10
bulan Februari/Agustus.
2) Sekretariat Tim Penilai Dinas Kesehatan Prop/Kab/Kota melakukan
verifikasi untuk mengecek kelengkapan dokumen dan melakukan
Persiapan Sidang Tim Penilai selambat-lambatnya tanggal 20 bulan
Februari/Agustus.
3) Tim Penilai Dinas Kesehatan Prop/Kab/Kota meneruskan DUPAK ke
Sekretariat Tim Pusat selambat-lambatnya akhir bulan Februari/
Agustus
4) Sekretariat Tim Pusat melakukan verifikasi untuk mengecek
kelengkapan dokumen DUPAK dan melakukan Persiapan Sidang
Tim Penilai selambat-lambatnya tanggal 10 bulan
Maret/September.
5) Tim Penilai Pusat melakukan Penilaian DUPAK yang telah
ditandatangani oleh Pejabat yang berwenang selambat-lambatnya
tanggal 20 bulan Maret/September.
6) Sekretariat Tim Pusat mengirim PAK yang telah selesai ke Biro
Kepegawaian/BKD Selambat-lambatnya akhir bulan
Maret/September untuk dibuatkan SK JABFUNG dan Proses KP.
7) Apabila DUPAK yang masuk ke Sekretariat Tim Pusat telah
melampaui bulan Februari/Agustus maka DUPAK akan diproses
untuk periode berikutnya.

AL # Pejabat
PJF Pengusul

Biro
Yg Te
Kepegawaian
terkait
SK Tunjab
(#) Pimpinan unit
Pelayanan/ PJ Struktural
Atasan YBS
Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit(Sesuai
Kewenangan yang tercantum dalam Kepmenpan masing-masing
Jabfungkes)

1. Instansi Pusat
MENKES atau Pejabat lain yang ditunjuk selaku Pembina Jabfung
Kesehatan, secara umum Menetapkan PAK Jabfung baik bagi PJF
Pusat/Daerah/Instansi

2. Instansi Daerah Propinsi


Kepala Dinas Kesehatan Propinsi atau Pejabat lain yang ditunjuk
untuk menetapkan PAK Jabfung Jenjang Terampil (Pemula s/d
Penyelia) dan Jenjang Ahli (Pertama dan Muda) yang bekerja pada
sarana kesehatan di Propinsi.

3. Instansi Daerah Kab/Kota


Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota atau Pejabat lain yang ditunjuk
bagi Jabfung Jenjang Terampil (Pelaksana Pemula s/d Penyelia)
dan Jenjang Ahli (Pertama dan Muda) yang bekerja pada sarana
kesehatan di Kab/ Kota.

Pokok Bahasan 2.
PENILAIAN ANGKA KREDIT

A. Verifikasi Berkas DUPAK


Tugas utama tim penilai adalah melakukan penilaian atau pengkajian
(verifikasi) terhadap DUPAK yang diajukan oleh pemangku jabatan
fungsional kesehatan (Jabfungkes). Penilaian DUPAK selayaknya
dilakukan 2 (dua) kali dalam setahun yaitu periode semester pertama
(Januari – Juni) dan semester kedua (Juli - Desember). Penilaian
terhadap DUPAK dan angka kredit ini sangat penting, karena dengan
demikian dapat diketahui berapa angka kredit yang dapat mereka
kumpulkan dan apa tindaklanjutnya. Sebagaimana diketahui bahwa
prestasi seorang pemangku jabfungkes sangat ditentukan oleh nilai
kumulatif angka kredit yang dapat dikumpulkan dalam periode
tertentu dan kelengkapan berkas yang diperlukan sebagai bukti fisik
atas kegiatan yang telahdilakukan.
Dalam penilaian DUPAK ini ada 2(dua) pokok kegiatan yaitu penilaian
terhadap kelengkapan berkas dan penilaian terhadap ketepatan
angka kredit yang diajukan.

Penilaian terhadap Berkas DUPAK


Penilaian terhadap daftar usulan penetapan angka kredit merupakan
langkah awal dari tugas tim penilai, oleh karena itu seorang anggota
tim penilai harus mampu menguasai apa yang dinilai, syarat-syarat
atau kelengkapan berkas yang harus dipenuhi agar dapat dinilai dan
tidak kalah pentingnya adalah kriteria dari tim tersebut yaitu jujur,
adil, konsisten, teliti, sabar dan lain sebagainya.

Langkah – langkah dalam penilaian DUPAK :


1) Amati DUPAK yang sudah diisi mulai dari identitas pemangku
jabfungkes, unit kerja, periode pengajuan, tanggal pengajuan serta
tanda tangan atasan langsung yang mensyahkan.
2) Perhatikan lampiran – lampiran yang menyertai DUPAK sebagai
persyaratan penting dalam memberikan penilaian seperti:
a) Lampiran DUPAK terkait administrasi :
(1) SK Pengangkatan pertama sebagai pemangku jabfungkes
untuk tenaga fungsional yang baru mengajukan DUPAK
kenaikan jabatan atau pangkat.
(2) SK jabatan atau pangkat terakhir
b) Lampiran berkas terkait dengan penetapan angka kredit
sebagai bukti fisik yang meliputi:
(1) Pendidikan, dokumen yang harus ada :
(a) SPMK pendidikan;
(b) Fotocopy surat izin mengikuti pendidikan diluar
kedinasan atau surat keputusan penugasan belajar
bagi yang tugas belajar;
(c) Fotocopy ijazah yang disahkan/dilegalisir oleh pejabat
yang berwenang berdasarkan ketentuan pendidikan
nasional;
(d) Fotocopy surat keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang
persamaan ijazah untuk ijazah yang diperoleh dari luar
negeri.
(2) Pelatihan, dokumen yang harus ada :
(a) SPMK Pelatihan;
(b) Fotocopy surat tugas;
(c) Fotocopy dari STTPL/sertifikat yang disahkan oleh
penyelenggara diklat atau pejabat pengelola
kepegawaian.

(3) Kegiatan pelayanan, dokumen yang harus ada :


(a) SPMK pelayanan/pekerjaan;
(b) Laporan harian yang disahkan oleh atasan
langsungnya;
(c) Laporan bulanan yang disahkan oleh atasan
langsungnya;
(d) Dokumen pendukung lainnya;
(e) Bukti fisik hasil kegiatan.

(4) Pengembangan profesi, dokumen yang harus ada:


(a) SPMK pengembangan profesi;
(b) Buku/majalah/makalah asli guntingan media massa
yang memuat tulisan tersebut atau fotocopynya yang
disahkan oleh Kepala/Pimpinan organisasi;
(c) Surat keterangan dari pihak penyelenggara pertemuan
untuk karya ilmiah/karya tulis yang disampaikan dalam
pertemuan ilmiah.

(5) Pengabdian masyarakat, dokumen yang harus ada:


(a) SPMK pengabdian masyarakat;
(b) Surat penugasan yang disahkan oleh pejabat yang
berwenang menugaskan dilokasi pengabdian.

(6) Kegiatan penunjang yang meliputi :


(a) Mengajar/melatih/membimbing pada diklat, dokumen
yang harus ada:
 SPMK Penunjang;
 Fotocopy surat dari penyelenggara yang disertai
jadwal diklat.
(b) Peran serta dalam pertemuan ilmiah, dokumen yang
harus ada:
 SPMK Penunjang;
 Fotocopy sertifikat seminar, lokakarya, konferensi
atau kongres;
 Fotocopy surat penugasan.
(c) Keanggotaan dalam organisasi profesi, dokumen yang
harus ada :
 Fotocopy kartu anggota aktif;
 Surat keputusan dari organisasi profesi, jika pejabat
fungsional kesehatan yang bersangkutan
merupakan pengurus organisasi profesi tersebut.
(d) Keanggotaan dalam Tim Penilai Angka Kredit Jabatan
Fungsional Kesehatan, dokumen yang harus ada :
 SPMK Penunjang;
 Fotocopy SK Tim Penilai yang dilegalisir asli oleh
pejabat kepegawaian.
(e) Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya, dokumen yang
harus ada:
 SPMK Pendidikan;
 Fotocopy surat izin mengikuti pendidikan di luar
kedinasan atau surat keputusan penugasan belajar
bagi yang tugas belajar;
 Fotocopy ijazah yang disahkan/dilegalisir oleh
pejabat yang berwenang berdasarkan ketentuan
pendidikan nasional;
 Fotocopy Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang
persamaan ijazah untuk ijazah yang diperoleh dari
luar negeri.
(f) Memperoleh penghargaan/tanda jasa, dokumen yang
diperlukan:
 SPMK Penunjang;
 Fotocopy piagam penghargaan/tanda jasa yang
disahkan oleh pejabat yang menangani
kepegawaian.

Hasil penilaian (verifikasi) terhadap dokumen ini perlu segera


diberikan umpan baliknya kepada sekretariat tim penilai sehingga tim
penilai dapat segera menyampaikan umpan balik tersebut kepada
pejabat pengusul DUPAK. Melalui umpan balik ini kekurangan–
kekurangan atau ketidaklengkapan dokumen yang dipersyaratkan
dapat segera diatasi, sehingga tidak terjadi keterlambatan dalam
proses pengajuan kenaikan jabatan atau pangkat .

B. Teknik Penilaian dan Penghitungan Angka


Kredit Definisi
1) Angka kredit adalah suatu angka yang diberikan berdasarkan
penilaian atas prestasi yang telah dicapai oleh pejabat fungsional
dalam mengerjakan butir kegiatan yang digunakan sebagai salah
satu syarat untuk pengangkatan dan kenaikan jabatan/pangkat.

2) Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK) adalah hasil


keseluruhan dari satuan nilai butir kegiatan dan/atau akumulasi
nilai butir-butir kegiatan dalam suatu kurun waktu tertentu yang
diajukan sebagai dasar untuk Penetapan Angka Kredit.

3) Penetapan Angka Kredit (PAK) adalah hasil perhitungan akhir


kegiatan pejabat fungsional dalam kurun waktu tertentu yang
telah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka
kredit.

4) Dokumen adalah surat keterangan yang merupakan hasil kegiatan


pelayanan/pekerjaan dari pejabat fungsional kesehatan yang telah
disahkan oleh atasan langsungnya atau pejabat yang berwenang.

5) Bukti fisik adalah hasil prestasi kerja riil dari pelaksanaan kegiatan
pelayanan/pekerjaan yang dilakukan oleh pejabat fungsional
kesehatan sebagai data pendukung dokumen.
6) Butir kegiatan adalah rincian kegiatan pelayanan dari pekerjaan
baik dari unsur utama maupun unsur penunjang yang mengacu
pada Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara jabatan
fungsional tertentu.

7) Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan (SPMK) adalah surat


keterangan yang menyatakan hasil pelaksanaan kegiatan
pelayanan/pekerjaan harian pejabat fungsional kesehatan yang
dinyatakan oleh atasan langsung dan dibuat secara periodik.

8) Laporan harian adalah laporan yang dibuat setiap hari berdasarkan


kegiatan yang dilakukan setiap hari dan diketahui oleh atasan
langsungnya.

9) Laporan Bulanan adalah laporan yang dibuat setiap bulan


berdasarkan akumulasi hasil kegiatan pelayanan/pekerjaan dari
SPMK mingguan yang disahkan oleh atasan langsung.

Penilaian terhadap Angka Kredit


Menilai angka kredit yang diajukan merupakan tugas utama dari tim
penilai jabatan fungsional. Dalam melakukan penilaian ini diperlukan
kecermatan, ketelitian, ketepatan dan kebenaran dalam menilai
angka kredit dari setiap butir kegiatan, karena hasil dari penilaian ini
sangat mempengaruhi kelanjutan dari karier seorang pemangku
jabfungkes.

Tujuan penilaian terhadap angka kredit yang diusulkan ini untuk


melihat adanya kesesuaian dari angka kredit dengan kegiatan yang
dilakukan pemangku jabfungkes mulai dari unsur utama sampai unsur
penunjang dan sub unsurnya secara berurutan dengan nilai angka
kredit dari butir kegiatan yang sudah ditetapkan dalam PERMENPAN
masing-masing jabfungkes.

Langkah – langkah dalam melakukan penilaian:


1) Identifikasi unsur dan sub unsur serta butir-butir kegiatan yang
diajukan angka kreditnya.
2) Lakukan pengecekan dari setiap butir kegiatan dan kelengkapan
dokumen yang diperlukan.
3) Lakukan penilaian terhadap angka kredit dari setiap butir kegiatan
yang diajukan dengan menghitung ulang angka kredit dari butir-
butir kegiatan yang diajukan.
a) Apakah butir kegiatan yang diajukan sudah sesuai dengan tugas
dan tanggung jawab dari jabfungkes bersangkutan.
b) Apakah angka kredit dari butir-butir kegiatan sudah sesuai
dengan mengacu pada Permenpan dari jabfungkes.
c) Apakah perhitungan angka kredit sudah tepat dan benar.
4) Buat catatan mengenai hasil penilaian terhadap angka kredit dari
setiap unsur dan sub unsur serta butir-butir kegiatan yang diajukan
dengan justifikasinya sebagai dasar penilaian.

Unsur dan sub unsur kegiatan Jabatan Fungsional Kesehatan yang


dinilai angka kreditnya sesuai dengan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara masing-masing Jabatan Fungsional,
meliputi:
1) Penilaian Angka Kredit Unsur Utama
Kegiatan ini terdiri dari atas:
 Pendidikan;
 Pelatihan;
 Pelayanan/pekerjaan;
 Pengembangan profesi;
 Pengabdian masyarakat.

a) Penilaian Angka Kredit dari kegiatan Pendidikan


Yang dimaksud pendidikan sekolah adalah pendidikan yang
diakui atau diakreditasi oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Kementerian Kesehatan dan Organisasi yaitu :
 Strata 3 (S-3)/Doktor diberikan angka kredit sebesar 200
(dua ratus);
 Dokter Spesialis/Dokter/Apoteker/Magister (S-2) diberikan
angka kredit sebesar 150 (seratus lima puluh);
 Sarjana (S-1)/D-4 diberikan angka kredit sebesar 100
(seratus);
 Diploma III/Sarjana Muda diberikan angka kredit sebesar 60
(enam puluh);
 Diploma II diberikan angka kredit sebesar 40 (empat puluh);
 SLTA/Diploma I diberikan angka kredit sebesar 25 (dua puluh
lima).
(1) Angka kredit yang diperoleh dari pendidikan formal
dengan ijazah sesuai dengan kompetensi jabatan
fungsional kesehatan yang bersangkutan, dikategorikan
ke dalam kegiatan dari unsur utama. Angka kredit yang
diberikan adalah selisih antara angka kredit dari
pendidikan yang baru dengan angka kredit dari
pendidikan yang lama.
Contoh: Pendidikan lama Sarjana (100 AK), Pendidikan
baru Pasca Sarjana (150 AK). Jadi AK yang dimasukkan
adalah 150 AK – 100 AK= 50 AK.
(2) Angka kredit yang diperoleh dari pendidikan formal
dengan ijazah tidak sesuai dengan kompetensi jabatan
fungsional kesehatan yang bersangkutan, dikategorikan
ke dalam kegiatan dari unsur penunjang. Angka kredit
yang diberikan sesuai dengan angka kredit yang
tercantum dalam unsur penunjang. Contoh: Jabfung
Apoteker (S1), mengambil S2 Biostatistik, karena S2
tidak sesuai dengan kompetensi jabfung Apoteker,
maka pendidikan S2 (Biostatistik) masuk dalam kegiatan
penunjang dan mendapat AK 10.

b) Penilaian Angka Kredit dari Kegiatan Pelatihan:


(1) Angka kredit dari mengikuti kegiatan pelatihan kedinasan
serta memperoleh Surat Tanda Tamat Pelatihan (STTPL)
atau sertifikat dapat diberikan apabila pelatihan yang
diikuti sesuai dengan kompetensi jabatan fungsional
kesehatannya dan ditugaskan oleh Kepala/Pimpinan Unit
Organisasi;
(2) Angka kredit dari kegiatan mengikuti pelatihan sesuai
dengan kompetensinya diberikan sesuai dengan jumlah
jam pelajaran pelatihan yang tercantum dalam Peraturan
MENPAN.
Contoh: seorang Jabfung Perawat mengikuti pelatihan
”Manajemen Keperawatan pada Pasien HIV” selama 3
bulan (500 JP), akan mendapat angka kredit 5.
c) Penilaian Angka Kredit dari Kegiatan Pelayanan/ Pekerjaan :
(1) Angka kredit dari kegiatan pelayanan/pekerjaan jabatan
fungsional kesehatan dapat diberikan apabila kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan butir kegiatan
sebagaimana yang tercantum dalam ketentuan yang
berlaku;
(2) Angka kredit yang diperoleh dari kegiatan
pelayanan/pekerjaan jabatan fungsional kesehatan baik
tingkat ahli maupun tingkat terampil sesuai dengan butir
kegiatan dan jenjang jabatan fungsional kesehatan
sebagaimana tercantum dalam Peraturan MENPAN;
(3) Angka kredit yang diperoleh dari kegiatan
pelayanan/pekerjaan jabatan fungsional kesehatan satu
tingkat diatas jenjang jabatan fungsional kesehatan yang
dimiliki dihitung 80%.Angka kredit yang diperoleh dari
kegiatan pelayanan/pekerjaan jabatan fungsional
kesehatan satu tingkat dibawah jenjang jabatan fungsional
kesehatan yang dimiliki dihitung 100%.
(4) Pejabat fungsional kesehatan yang melaksanakan tugas
kegiatan pelayanan/pekerjaan jabatan fungsional
kesehatan satu tingkat lebih tinggi harus dibuatkan surat
pelimpahan tugas dari atasan langsungnya.
d) Penilaian Angka Kredit dari Kegiatan Pengembangan Profesi:
(1) Angka kredit pengembangan profesi jabatan fungsional
kesehatan dari kegiatan menyusun karya tulis/karya ilmiah
atau menerjemahkan/menyadur karya tulis/karya ilmiah
dibidang kesehatan dapat diberikan apabila memenuhi
kriteria penilaian karya tulis/karya ilmiah;
(2) Angka kredit yang diperoleh dari kegiatan pengembangan
profesi menyusun karya tulis/karya ilmiah diberikan sesuai
dengan angka kredit yang tercantum dalam Peraturan
MENPAN;
(3) Apabila terdiri dari 2 (dua) orang penulis maka pembagian
angka kreditnya adalah 60 % (enam puluh persen) bagi
penulis utama dan 40% (empat puluh persen) untuk penulis
pembantu.
(4) Apabila terdiri dari 3 (tiga) orang penulis maka pembagian
angka kreditnya adalah 60 % (enam puluh persen) bagi
penulis utamadan 40% (empat puluh persen) untuk 2
penulis pembantu.
(5) Apabila terdiri dari 4 (empat) orang penulis maka
pembagian angka kreditnya adalah 60% (enam puluh
persen) bagi penulis utama dan 40% (empat puluh persen)
untuk 3 penulis pembantu.
(6) Jumlah penulis pembantu sebanyak-banyaknya terdiri dari
3 (tiga) orang.
e) Penilaian Angka Kredit dari Kegiatan Pengabdian Masyarakat:
(1) Angka kredit jabatan fungsional kesehatan dari kegiatan
pengabdian masyarakat dapat diberikan apabila kegiatan
tersebut berkaitan dengan bidang tugas dan profesi
kesehatan masing-masing;
(2) Angka kredit yang diperoleh dari kegiatan pengabdian
masyarakat diberikan sesuai dengan angka kredit yang
tercantum dalam Peraturan MENPAN.

2) Penilaian Angka Kredit Unsur Penunjang


Kegiatan ini terdiri dari atas:
 Mengajar/melatih/membimbing pada diklat;
 Peran serta dalam kegiatan pertemuan ilmiah;
 Keanggotaan dalam organisasi profesi;
 Keanggotaan dalam Tim Penilai Angka Kredit Jabatan
Fungsional Kesehatan;
 Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya;
 Memperoleh penghargaan/tanda jasa.
a) Penilaian Angka Kredit dari Kegiatan Mengajar/Melatih/
Membimbing pada diklat:
(1) Angka kredit jabatan fungional kesehatan dari kegiatan
mengajar/melatih/membimbing pada pendidikan dan
pelatihan pegawai dapat diberikan apabila diklat tersebut
sesuai dengan bidang jabatan fungsional kesehatannya;
(2) Angka kredit yang diperoleh dari kegiatan
mengajar/melatih/ membimbing pada pendidikan dan
pelatihan pegawai diberikan sesuai dengan angka kredit
yang tercantum dalam ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.

b) Penilaian Angka Kredit dari Kegiatan Mengikuti Pertemuan


Ilmiah :
(1) Angka kredit dari kegiatan mengikuti pertemuan ilmiah
seperti seminar, lokakarya, mengikuti delegasi ilmiah dapat
diberikan apabila kegiatan tersebut dalam lingkup bidang
jabatan fungsional kesehatannya atau memperluas
cakrawala jabatan fungsional kesehatannya dan
merupakan penugasan dari pimpinan unit organisasi;
(2) Angka kredit yang diperoleh dari kegiatan mengikuti
pertemuan ilmiah seperti seminar, lokakarya, mengikuti
delegasi ilmiah diberikan sesuai dengan angka kredit yang
tercantum dalam ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.

c) Penilaian Angka Kredit dari Kegiatan Menjadi Anggota


Organisasi Profesi :
(1) Angka kredit dari kegiatan menjadi anggota organisasi
profesi dapat diberikan apabila organisasi tersebut
merupakan organisasi profesi/keahlian yang
beranggotakan individu-individu yang memiliki
profesi/keahlian yang sama/sejenis, bersifat
internasional/nasional/propinsi dan diakui oleh instansi
Pembina atau Pemerintah.
(2) Angka kredit yang diperoleh dari kegiatan menjadi anggota
organisasi profesi diberikan sesuai dengan angka kredit
yang tercantum dalam ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
Bagi pejabat fungsional kesehatan yang memiliki kartu
anggota lebih dari satu, maka yang dinilai hanya 1 (satu)
kartu tanda anggota.

d) Penilaian Angka Kredit dari Kegiatan Menjadi Anggota Tim


Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan :
(1) Angka kredit dari kegiatan menjadi anggota Tim Penilai
jabatan fungsional kesehatan dapat diberikan apabila yang
bersangkutan telah bertugas sekurang-kurangnya 1 (satu)
tahun;
(2) Angka kredit yang diperoleh dari kegiatan menjadi anggota
Tim Penilai jabatan fungsional kesehatan diberikan sesuai
dengan angka kredit yang tercantum dalam ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.

e) Penilaian Angka Kredit dari Memperoleh Gelar Kesarjanaan


Lainnya:
(1) Angka kredit yang diperoleh dari pendidikan formal dengan
ijazah tidak sesuai dengan kompetensi jabatan fungsional
kesehatan yang bersangkutan (memperoleh gelar
kesarjanaan lainnya), dikategorikan kedalam kegiatan
unsur penunjang.
(2) Angka kredit yang diberikan sesuai dengan angka kredit
yang tercantum dalam unsur penunjang pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(3) Pejabat fungsional yang memperoleh Ijazah Strata 1 (S-1),
Strata 2 (S-2) dan Strata 3 (S-3) diluar bidang jabatan
fungsionalnya, diberikan angka kredit sebagai berikut:
 Strata 3 (S-3) diberikan angka kredit sebesar15(lima
belas);
 Strata 2 (S-2) diberikan angka kredit sebesar 10
(sepuluh);
 Strata 1 (S-1)/D-IV diberikan angka kredit sebesar 5
(lima).

f) Penilaian Angka Kredit dari Kegiatan Memperoleh Penghargaan


atau Tanda Jasa :
(1) Angka kredit dari kegiatan memperoleh penghargaan atau
tanda jasa dapat diberikan apabila penghargaan/tanda jasa
diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia atau Negara
Asing atau organisasi ilmiah atau organisasi profesi atas
prestasi dalam pengabdian kepada Nusa, Bangsa dan
Negara;
(2) Angka kredit yang diperoleh dari kegiatan memperoleh
penghargaan atau tanda jasa diberikan sesuai dengan
angka kredit yang tercantum dalam ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.

Penilaian angka kredit jabatan fungsional kesehatan dari kegiatan


pelayanan, pengembangan profesi, pengabdian masyarakat dan
penunjang tugas diberikan sepanjang masih dalam tenggang
waktu masa penilaian.

Apabila penilaian angka kredit jabatan fungsional kesehatan telah


ditetapkan dalam keputusan, maka angka kredit dari unsur
pelayanan, pengembangan profesi, pengabdian masyarakat dan
penunjang tugas jabatan fungsional kesehatan yang diperoleh
pada masa penilaian tersebut tetapi belum diusulkan, sudah tidak
dapat diperhitungkan kembali untuk masa penilaian berikutnya.
Kecuali untuk penilaian angka kredit dari unsur pendidikan dan
pelatihan dan sejenisnya yang memerlukan waktu untuk
penerbitan ijazah atau sertifikat.

Teknik Penghitungan Angka Kredit


 Pengertian
Teknik penghitungan angka kredit adalah suatu cara/teknik
bagaimana menghitung angka kredit suatu kegiatan yang telah
dilakukan oleh pemangku jabatan fungsional tenaga
kesehatan.Besaran nilai angka kredit dari setiap butir kegiatan
berbeda sesuai dengan bobot, resiko dan tanggung jawab dari
pelaksana pemangku jabatan fungsional.

Dalam pasal 3 Keppres RI No. 87 Tahun 1999 tentang Rumpun


Jabatan Fungsional PNS, jabatan-jabatan yang dihimpun dalam
jabatan fungsional dapat dikategorikan dalam jabatan fungsional
keahlian atau jabatan fungsional ketrampilan.

Berdasarkan penilaian bobot jabatan fungsional maka jabatan


fungsional ahli dibagi dalam 4 jenjang jabatan yaitu utama, madya,
muda dan pertama.Sementara untuk jabatan fungsional terampil
dibagi dalam 4 jenjang yaitu penyelia, pelaksana lanjutan,
pelaksana dan pelaksana pemula.

 Penghitungan Angka Kredit


a) Unsur Utama
1. Unsur Pendidikan dan Pelatihan
Untuk pendidikan, jenjang jabatan disesuaikan dengan latar
belakang pendidikan dasar dengan angka kredit yang
didapat dari unsur pendidikan.
Mengikuti pendidikan
Terampil

Bukti yang Angka


Butir Kegiatan Pelaksana
diperlukan Kredit
SarjanaMuda/ Fc Ijazah,
60 Semua jenjang
Akademi/DIII Transkrip nilai
Fc Ijazah,
D II 40 Semua jenjang
Transkrip nilai
Fc Ijazah,
SLTA 25 Semua jenjang
Transkrip nilai
Ahli

Bukti yang Angka


Butir Kegiatan Pelaksana
diperlukan Kredit
Fc Ijazah,
S3/Doktor Transkrip nilai, 200 Semua jenjang
dilegalisir
Fc Ijazah,
S2/Pasca Sarjana Transkrip nilai, 150 Semua jenjang
dilegalisir
Fc Ijazah,
S1/D IV Transkrip nilai, 100 Semua jenjang
dilegalisir

Mengikuti pelatihan

Angka
Butir Kegiatan Bukti yang diperlukan Pelaksana
Kredit
Lebih dari 960
Fc STTPL/ Sertifikat 15 Semua jenjang
jam
641 – 960 jam Fc STTPL/ Sertifikat 9 Semua jenjang
481 – 640 jam Fc STTPL/ Sertifikat 5 Semua jenjang
161 – 480 jam Fc STTPL/ Sertifikat 3 Semua jenjang
81 – 160 jam Fc STTPL/ Sertifikat 2 Semua jenjang
30 – 80 jam Fc STTPL/ Sertifikat 1 Semua jenjang

2. Unsur Pelayanan
Dalam unsur pelayanan, kegiatan, bobot pekerjaan dan
tanggung jawab pelaksanaan menentukan besaran nilai
angka kredit.Untuk pemangku jabatan fungsional terampil
mempunyai wewenang dan tanggung jawab berbeda
dengan pemangku jabatan fungsional ahli, demikian pula
dengan jenjang jabatan dari setiap pemangku jabatan
fungsional terampil atau ahli.
Contoh : Jabfung PKM Ahli

Bukti yang Angka


Kegiatan Pelaksana
diperlukan Kredit
Menyusun rencana
tahunan :
- Membuat kerangka Kerangka acuan 0,05 PKM Pertama
acuan
- Mengevaluasi Laporan yang 0,06 PKM Madya
penyusunan rencana dilegalisir

Bila didalam suatu unit pelayanan, seorang pemangku


jabfungkes dengan tingkat jabatan tinggi melakukan
tindakan yang menjadi tanggung jawab jabfung dibawahnya,
maka pemangku jabfung yang tinggi tadi mendapat nilai
angka kredit 100 % dari butir kegiatan yang dilakukannya.
Sebaliknya bila dalam kondisi tertentu jabfung dibawahnya
melakukan tindakan yang menjadi tanggung jawab
pemangku jabfung diatasnya, maka pemangku jabfung
tersebut mendapat nilai angka kredit 80 % dari angka kredit
yang seharusnya.
Contoh :
PKM Madya membuat kerangka acuan, maka akan
mendapat nilai angka kredit 0,05. Bila PKM Pertama
melakukan evaluasi penyusunan rencana, maka pemangku
jabfung tersebut mendapat nilai : 80 % x 0,06 = 0,048.

3. Unsur Pengabdian Masyarakat


Dalam unsur pengabdian masyarakat, nilai angka kredit
sama untuk semua jenjang jabatan fungsional dalam bidang
profesinya.
Contoh : Jabfung Perawat

Bukti yang Angka


Kegiatan Pelaksana
diperlukan Kredit
Melaksanakan
kegiatan Surat tugas Semua
0,5
penanggulangan dan SPMT jenjang
bencana (Terampil)
Melaksanakan
kegiatan Surat tugas Semua
0,5
penangulangan dan SPMT jenjang
bencana (Ahli)

4. Unsur Pengembangan Profesi


Pemberian angka kredit untuk kegiatan pengembangan
profesi yang dilakukan oleh pemangku jabatan fungsional
kesehatan sebagaimana tercantum dalam rincian kegiatan
akan mendapatkan nilai angka kredit yang sama untuk
semua jenjang jabatan fungsional dalam profesinya.
Contoh : Jabfung Asisten Apoteker

Bukti yang Angka


Kegiatan Pelaksana
diperlukan Kredit
Karya tulis hasil tinjauan
atau ulasan ilmiah hasil
gagasan sendiri dalam
bentuk :
- Buku yang diterbitkan Buku 8 Semua
dan diedarkan secara jenjang
nasional

Karya tulis yang disusun bersama, penulis utama mendapat


angka kredit 60 % dan penulis pembantu 40 %.Jumlah penulis
pembantu sebanyak-banyaknya 3 orang. Jadi bila penulis
utama dengan 3 orang penulis pembantu, maka penulis
utama mendapat 60 % dan masing-masing penulis pembantu
mendapat angka kredit = 40 % : 3 dari jumlah angka kredit
yang seharusnya.

b) Unsur Penunjang
Angka kredit untuk unsur penunjang dalam setiap jenjang
jabatan fungsional nilainya sama.
Contoh : Jabfung Apoteker

Bukti yang Angka


Kegiatan Pelaksana
diperlukan Kredit
Mengajar/melatih yang
berkaitan dengan bidang
farmasi/ kesehatan

Memberikan pelajaran/pelatihan Surat Tugas 0,04 Semua jenjang


kepada sejumlah pelatihan yang Mengajar,
formal dengan materi pelajaran/ Surat telah
pelatihan yang berkaitan dengan melaksanak
bidang kefarmasian an tugas.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penghitungan angka


kredit adalah :
(a) Setiap Tim penilai jabatan fungsional kesehatan harus
memahami unsur-unsur kegiatan yang dinilai dalam satuan
angka kreditnya.
(b) Untuk mempermudah penghitungan angka kredit setiap
anggota tim penilai harus memiliki rincian butir kegiatan dan
angka kreditnya dari jabfungkes yang akan dihitung angka
kreditnya.
(c) Dalam penghitungan angka kredit, semua berkas yang
diperlukan harus terlampir.
C. Teknik Pengisian Form DUPAK
1) Pengisian Laporan Harian
Kegiatan pemangku jabatan fungsional yang dilakukan setiap hari
mencakup seluruh unsur utama dan penunjang dimasukkan dalam
format, pada akhir bulan jumlah kegiatan dijumlahkan secara
kumulatif dan dihitung angka kreditnya.

2) Pengisian Laporan Bulanan


Laporan harian yang sudah dijumlahkan dalam 1 (satu) bulan,
dipindahkan ke dalam laporan bulanan.

3) Pengisian Laporan 6 Bulan (Semester)


Laporan semesteran dilakukan setiap 6 (enam) bulan, periode
Januari – Desember.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengajuan DUPAK


adalah :
1) Pengumpulan angka kredit dari unsur utama minimal 80 % dari
total jumlah angka kredit kumulatif yang harus dikumpulkan untuk
naik ke jabatan setingkat diatasnya, dan angka kredit dari unsur
penunjang maksimal 20 % dari total jumlah angka kredit yang harus
dikumpulkan untuk naik ke jabatan setingkat diatasnya.
2) Telah memenuhi jumlah angka kredit yang disyaratkan untuk
kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi.
3) Diterima sesuai jadwal yang ditetapkan, selambat-lambatnya 3
(tiga) bulan sebelum periode kenaikan pangkat. Kenaikan pangkat
periode April, angka kreditnya ditetapkan selambat-lambatnya
pada bulan Januari tahun yang bersangkutan, sedangkan kenaikan
pangkat periode Oktober, angka kreditnya ditetapkan selambat-
lambatnya pada bulan Juli.
4) Dilengkapi bukti fisik antara lain : Fotokopi Ijazah, STTPL, Surat
Pernyataan Melakukan Pelayanan, Pengabdian Masyarakat/
Pengembangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat,
Pengembangan Profesi dan Kegiatan Penunjang.
5) DUPAK yang lengkap diserahkan kepada Ketua Tim Penilai yang
akan membagi tugas kepada anggota tim.
Pokok Bahasan 3.
LAPORAN HASIL PENILAIAN ANGKA KREDIT

A. Pengertian
Penyusunan Laporan Hasil Penilaian (Verifikasi) adalah hasil penilaian
DUPAK dan angka kredit yang dituangkan secara tertulis dan rinci
berdasarkan unsur, sub unsur dan butir-butir kegiatan yang diajukan.

Tujuan Penyusunan Laporan :


1) Sebagai dokumen penting hasil penilaian tim
2) Sebagai acuan/pedoman bagi sekretariat tim penilai apabila
dikemudian hari ada hal – hal yang perlu diklarifikasi/umpan balik
terhadap hasil penilaian bagi pemangku jabfungkes
3) Sebagai masukan didalam melakukan perbaikan mekanisme
penilaian serta pemanfaatannya.

Teknik Penyusunan Laporan Penilaian :


1) Tuliskan identitas pejabat fungsional yang dinilai dalam format
yang telah ditetapkan
2) Pada unsur/sub unsur dan butir-butir kegiatan, tuliskan nilai angka
kredit yang diusulkan disebelah kiri dan nilai angka kredit hasil
penilaian/yang disetujui tim penilai di sebelah kanan.
3) Jumlah nilai angka kredit yang diajukan dari setiap unsur dan sub
unsurdituliskan disebelah kiri sementara jumlah nilai angka kredit
hasil penilaian/yang disetujui disebelah kanan.
4) Tanda tangan dan nama jelas dari anggota tim yang menilai berkas
DUPAK jabfungkes tertentu.
5) Tim penilai dapat memberikan catatan pada lembar terakhir
DUPAK yang berisi:
(a) Rekomendasi dari tim penilai kepada Pejabat yang berwenang
menetapkan angka kredit mengenai pejabat fungsional
kesehatan yang dinilai;
(b) Catatan perkembangan nilai angka kredit, khususnya bagi
yang tidak dapat memenuhi angka kredit yang dipersyaratkan
untuk periode tertentu.
Format Laporan Penilaian Angka Kredit

Nama Pejabat Fungsional :


Instansi/Unit Kerja :
Jabatan :
Pangkat/Golongan :

Unsur/sub Hasil
Unsur/sub unsur/ AK yang Keterangan
NO NO unsur/butir Penilaian
butir kegiatan diusulkan /Justifikasi
kegiatan AK

Jumlah AK yang Jumlah AK


diusulkan Hasil Penilaian

Rekomendasi :
……………………………………………………….…………………….

Tim Penilai

Tanda tangan
(Nama Jelas)
VIII. REFERENSI
1. Kepmenkes RI Nomor 153/MENKES/SK/III/2006 tentang Pedoman Penilaian
Angka Kredit Jabatan Fungsional Kesehatan di Lingkungan Departemen
Kesehatan.
2. Pedoman Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Kesehatan di lingkungan
Departemen Kesehatan.
3. Kepmenpan/Permenpan masing-masing Jabatan Fungsional Kesehatan dan
Angka Kreditnya
4. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Kepala Badan Kepegawaian
Negara tentang Petunjuk Pelaksanaan masing-masing Jabatan Fungsional
Kesehatan dan Angka Kreditnya.

IX. LAMPIRAN
1. Formulir Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK) Jabatan Fungsional
Teknisi Elektromedis
2. Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan
3. Formulir Laporan Enam Bulanan
4. Formulir Laporan Harian
5. Panduan Latihan :
 Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 3 orang.
 Masing-masing kelompok menilai/mengkaji berkas pengajuan DUPAK
yang dibagikan oleh fasilitator.
 Setiap kelompok mempresentasikan hasil kajian dan kelompok yang lain
memperhatikan, setelah itu memberikan tanggapan.
 Fasilitator memberikan masukan terhadap tanggapan kelompok.
 Fasilitator menyimpulkan hasil pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai