Anda di halaman 1dari 7

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

GAMBARAN STATUS GIZI PEKERJA BANGUNAN WANITA DI


KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TAHUN 2016

Danan Surya Fitriananto, Laksmi Widajanti, Ronny Aruben, M. Zen Rahfiludin


Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
E-mail :danansoeryaf@gmail.com

ABSTRACT
On-site construction work for women is heavy, and the complexity of the factors
is direct. Nutrition status in workers has an important role, both for the interest
and in order to improve discipline and work productivity. Therefore, it is needed
and in accordance with the type or work performed. This research is an
observational analytic research with cross-sectional approach. Data were
collected using questionnaires and body mass index instruments (IMT). The
research was conducted in four housing in Tembalang sub-district, Bukit Cemara
Residence, GriyaTembalang Sejahtera, Citra Grand, and Bukit Pandanaran. The
number of samples in this study using Lamesshow sample formula is 67 women
workers. Female construction workers who have thin category have 3 people
(4.9%) who have high productivity level and 3 people (4.9%) who have low
porductivity level. Women with normal nutritional status are 25 people (40.9%)
who have high productivity and 7 people (11,4%) have low level. Meanwhile, on
nutritional status of fat there are 8 people (13,1%) which have high productivity
and 15 people (24,6%) have low level. There is correlation of nutrient status with
work productivity at woman worker of building in Tembalang Sub-district
Semarang City.

Keywords : Nutritional Status, Female Construction Workers, Semarang City

PENDAHULUAN
Pemenuhan kebutuhan motivasi wanita untuk bekerja.2
ekonomi di era globalisasi saat ini, Jumlah pekerja wanita di
seluruh masyarakat dituntut untuk Indonesia setiap tahun semakin
bekerja, mulai dari karyawan/ti, meningkat. Pada tahun 2007
pedagang, TNI, Polisi hingga buruh mencapai 2,12 juta orang (35,37%).
bangunan. Menurut data dari BPS Peningkatan ini dilihat dari segi
(Badan Pusat Statistik) pekerjaburuh positif bertambahnya tenaga
bangunan di Indonesia adasekitar produktif, dan dari segi negatif status
1.129.647.175 orang yang tersebar kesehatan maupun gizi pekerja
di seluruh Indonesia. 1Hal ini umumnya belum mendapat
menjadi dorongan yang kuat bagi perhatian yang baik.34
wanita untuk bekerja di luar rumah. Penelitian pada pekerja
Beberapa tahun terakhir ini, wanita di Pemalang menunjukkan
keterlibatan wanita pada sector sebesar 80,9% pekerja wanita
public menunjukkan angka yang kurang produktif. Penelitian lain
terus meningkat dan mendorong tepatnya di Sukoharjo menunjukkan

419
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

sebesar 44,1% pekerja wanitanya protein yang mencukupi akhirnya


kurang produktif.5,6 akan mudah terserang infeksi
Salah satu jenis industri (penyakit).5
pembangunan yang banyak Setelah dilaksanakan
membutuhkan tenaga kerja wanita orbservasi awal oleh peneliti dengan
yaitu proyek pembangunan di pengamatan langsung di lapangan,
perumahan, seperti sejumlah didapatkan informasi mengenai
perumahan di Kecamatan keadaan status gizi pekerja
Tembalang yang saat ini banyak bangunan wanita Kecamatan
dibangun.6Pekerjaan konstruksi di Tembalang Kota Semarang sangat
lapangan bagi wanita yang relatif beraneka ragam, mulai dari
berat, serta kompleksitas faktor- sebagian besar pekerja wanita
faktor yang mempengaruhi pekerja menjadi pembantu tukang atau
wanita baik pendukung maupun sering disebut “kernet”. Hasil studi
penghambatnya, secara langsung pendahuluan serta wawancara
berpengaruh terhadap kinerja dengan pekerja wanita langsung,
pekerja. Peningkatan kinerja pekerja penelti mendapatkan banyak pekerja
wanita di sektor konstruksi, dalam wanita kurang memperhatikan
hal ini pekerja lapangan, sangat asupan makanan mereka. Pekerja
penting karena menunjukkan wanita hanya mengkonsumsi
eksistensi dalam pekerjaan dan makanan nasi bungkus ukurankecil
selanjutnya berpengaruh pada upah yang dibelidaripedagangkeliling
dan tingkat penghasilan, hingga ataupun membawa bekal sendri.
masa kerja.7Masalah kecukupan Mayoritas dari pekerja wanita
pangan dan gizi mutlak didapatkan banguna di Kecamatan tembalang
oleh tenaga kerja, tanpa makanan membawa bekal yang hanya
dan minuman yang cukup maka memenuhi kebutuhan karbohidrat,
kebutuhan akan energi untuk seperti nasi putih dan lauk
bekerja akan diambil dari energi (tempe/tahu/telur/mie goreng).
cadangan yang yang terdapat dalam Asupan air para pekerja wanita di
sel tubuh. Kekurangan makanan Kecamatan Tembalang Kota
yang terus menerus akan Semarang juga masih kurang dari 8
menyebabkan susunan fisiologis gelas per hari. Hal inidapat
tubuh terganggu. Apabila hal ini memungkinkan para pekerja wanita
terjadi akibatnya tenaga kerja yang tidak selalu dapat memenuhi status
bersangkutan tidak dapat melakukan gizi yang dapat memengaruhi
pekerjaan secara baik dan standar produktivitas pekerja.
produktivitas kerja akan menurun Penelitian ini bertujuan untuk
bahkan dapat mencapai target mendeskripsikan Status Gizi Pekerja
rendah.8 Bangunan Wanita
Kekurangan zat gizi, diKecamatanTembalang, Kota
khususnya energy dan protein, pada Semarang.
tahap awal menimbulkan rasa lapar
dalam jangka waktu tertentu berat BAHAN DAN METODE
badan menurun yang disertai Jenis penelitian ini
dengan kemampuan (produktivitas) merupakan penelitian diskriptif
kerja. Kekurangan yang berlanjut dengan menggunakan hasil
akan mengakibatkan keadaan gizi observasi dan wawancara.
kurang dan gizi buruk. Apabila tidak Rancangan yang digunakan dalam
ada perbaikan konsumsi energy dan penelitian ini adalah cross sectional.

420
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Populasi dalam penelitian Sambiroto, Tembalang, Kota


adalah seluruh subjek yang Semarang, Jawa Tengah.
memenuhi kriteria yang telah Perumahan yang memiliki luas total
ditetapkan. Populasi dalam 60 hektar ini dikembangkan dengan
penelitian ini meliputi seluruh pekerja konsep “City of Festival”.
wanita bangunan Kecamatan Pandanaran Hills
Tembalang pada bulan Juli-Agustus merupakan salah satu perumahan
2016. Jumlah populasi yang yang terletak di perbukitan
terhitung sebanyak 100 orang Sambiroto Semarang dengan udara
pekerja bangunan wanita.Dengan yang masih sejuk dan asri.
menggunakan rumus Lemeshow Pandanaran Hills yang beralamat
didapat jumlah sampel yang Ruko Pandanaran Hills Blok AA No.
diperlukan dalam penelitian ini 36 Jln. Sambiroto Raya Semarang
sebanyak 67 orang wanita pekerja ini memiliki lokasi strategis, hanya
bangunan yang bekerja di 10 menit dari UNDIP Tembalang
Kecamatan Tembalang Kota dengan akses jalan besar.
Semarang yaitu di Perumahan Bukit Pekerja melakukan kegiatan
Cemara Residence, Pandanaran pembangunan dimulai dari pukul
Hills dan Perumahan Citra Grand. 08.00 hingga 16.00. Para pekerja
Dari 67 Sampel penelitian beristirahat dari pukul 12.00 hingga
diteliti dengan menggunakan 13,00. Aktivitas yang dilakukan
kuesioner serta pengukuran pekerja dimulai dari pembuatan
antropometri menggunakan meteran adonan semen dan yang untuk
dan timbangan untuk pekerja wanita sendiri memulainya
mendeskripsikan status gizi Indeks dengan mengangkat bahan
Massa Tubuh (IMT) pekerja bangunan seperti bata, semen
bangunan wanita. maupun genteng yang akan
dipergunakan untuk pembangunan
HASIL DAN PEMBAHASAN rumah.
Perumahan Bukit Cemara Pekerja wanita di perumahan
Resindence (BCR) berada pada bekerja selama enam hari dari hari
Kelurahan Bulusan Kecamatan senin sampai dengan hari sabtu.
Tembalang Kota Semarang, Pembayaran gaji dilakukan setiap
merupakan perumahan dengan hari sabtu sore setelah seluruh
pegawai pekerja bangunan wanita pekerjaan selesai. Para pekerja
paling banyak di Kecamatan wanita mendapatkan gaji sekitar
Tembalang. Perumahan Bukit Rp50.000,00 – Rp 65.000,00
Cemara Residence ini tergantung dari lamanya mereka
mempekerjakan sekitar 50 orang bekerja. Untuk usia sendiri pekerja
pekerja bangunan wanita dalam wanita di perumahan berkiasar dari
pembangunan perumahannya. usia 30 tahun hingga 70 tahun.
Citra Grand Semarang Masa kerja pekerja wanita berkisar 1
beralamatkan di Jalan Kompol R. tahun hingga paling lama 12 tahun.
Soekanto, Sambiroto, Tembalang,

421
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel 1DitribusiFrekuensiUsiaResponden

Frekuensi Persen
Usia
(orang) (%)
Produktif 23 37,7
Tidak Produktif 38 62,3
Total 61 100

Berdasarkan tabel 1, dapat produktif (≥50 tahun) yaitu sebanyak


diketahui bahwa usia produktif 38 orang dengan persentase 62,3%.
pekerja bangunan wanita (15-49 Rata-rata usia pekerja bangunan
tahun) sebanyak 23 orang dengan wanita pada penelitian nini adalah
presentase 37,7%. Sedangkan 49,9 tahun.
pekerja bangunan wanita usia tidak

Tabel 2 Gambaran Status Gizi IMT Responden


Frekuensi Persen
IMT
(orang) (%)
Kurus 6 9,8
Normal 32 52,5
Gemuk 23 37,7
Jumlah 61 100

Berdasarkantabel 2, Pekerja berat badan (BB) dan tinggi badan


bangunan wanita dengan status gizi (TB). Pengukuran berat badan dan
yang paling banyak pada tingkat tinggi badan kemudian dihitung dan
indeks masa tubuh normal yaitu menghasilkan angka indeks masa
sebanyak 32 orang dengan tubuh (IMT).
persentase 52,5%. Sedangkan Indeks Masa Tubuh (IMT)
untuk indeks masa tubuh pekerja merupakan pembagian berat badan
bangunan wanita yang paling sedikit (dalam kilogram) terhadap kuadrat
pada tingkat kurus yaitu 6 orang berat badan (dalam meter).Indeks
dengan persentase 9,8%. Rata-rata Masa Tubuh (IMT) IMT yang telah
indeks masa tubuh seluruh pekerja didapat kemudian diklasifikasikan
bangunan wanita yaitu 23,6 menjadi tiga yaitu kurus (<18,4),
(normal), nilai maksimum indek normal (18,5-25,0) dan gemuk (>27).
masa tubuh sebesar 32,9. Status gizi responden pada
Status gizi pekerja merupakan penelitian ini menunjukkan bahwa
gambaran keadaan fisik pekerja dari 61 pekerja wanita, responden
yang disebabkan dari keseimbangan yang memiliki Indeks Masa Tubuh
antara asupan zat gizi pekerja yang (IMT) kurus sebanyak 6 orang
diperoleh dari makanan sehari-hari (9,8%). Sedangkan responden yang
dengan zat gizi yang dikeluarkan memiliki Indeks Masa Tubuh (IMT)
untuk menunjang aktivitas pekerjaan normal dengan frekuensi paling
mencapai target produktivitas. 9 besar yaitu 34 orang (55,7%) dan
Metode pengukuran status gizi responden dengan IMT gemuk yaitu
pada penelitian ini menggunakan 21 orang (34,4%).
metode anthopometri.10 Indikator Status gizi kurang terjadi bila
anthopometri yang dapat digunakan tubuh mengalami kekurangan satu
untuk menilai status gizi antara lain atau lebih zat gizi esensial, status

422
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

gizi lebih terjadi karena tubuh Bagi pekerja dengan aktivitas


memperoleh zat-zat gizi dalam berat, energy dan gizi seimbang
jumlah berlebihan, sehingga menjadi syarat utama penentu
menimbulkan efek toksik yang tingkat produktivitas kerja. Konsumsi
membahayakan. Baik pada status energy dan gizi seimbang dapat
gizi kurang, maupun status gizi lebih meningkatkan ketahanan fisik.
terjadi gangguan gizi.11 Status gizi kurang pengaruhnya
Indeks massa tubuh kategori terhadap pekerja adalah penurunan
kurus disebabkan pola makan yang berat badan disebabkan tingkat
tidak teratur dan jumlah asupan konsumsi energi yang tidak
makanan terutama protein, lemak mencukupi sehingga simpanan
dan karbohidrat yang tidak sesuai lemak tubuh terpakai ditandai
dengan kebutuhan kalori yang penurunan berat badan secara
dibutuhkan oleh tenaga kerja drastis, perubahan perilaku dengan
sebagai pekerja dengan beban kerja penurunan kepekaan syaraf motorik
berat. Diketahui bahwa protein, yang mengakibatkan penderita akan
lemak dan karbohidrat merupakan merasa lesu, cepat lelah, mudah
unsure utama penghasil energi. terkena stress mental, produktivitas
Kurangnya asupan makanan yang kerja menurun menyebabkan target
diperoleh oleh tenaga kerja tidak tercapai. Status gizi lebih
menyebabkan menurunnya energi disebabkan ketidak seimbangan
yang dihasilkan oleh tubuh sehingga antara konsumsi kalori dengan
tenaga kerja tidak memiliki daya kebutuhan atau pemakaian energi.
kerja yang maksimal ketika Menyebabkan kegemukan sehingga
melakukan aktivitas kerja. Hal inilah mempunyai kecenderungan
yang menyebabkan sebagian besar menderita penyakit jantung, darah
tenaga kerja kategori tidak normal tinggi dan gula. Pada umumnya
memiliki tingkat produktivitas kerja orang ini akan cepat gerah, lelah
tidak baik.12 serta cenderung membuat
Hasil penelitian ini sejalan kekeliruan dalam bekerja,
dengan pendapat Suma’mur (2001) berdampak target kerja tidak
yang mengatakan bahwa status gizi tercapai.
dapat memengaruhi tingkat Gizi pada pekerja mempunyai
produktivitas kerja.12 Status gizi peran penting, baik bagi
dapat dinilai dari setiap jenis zat gizi, kesejahteraan maupun dalam
baik makro maupun mikro. rangka meningkatkan disiplin dan
Zatgizimakro yang utama adalah produktivitas. Oleh karena itu
protein, lemak dan karbohidrat. pekerja perlu mendapatkan asupan
Fungsi utama zat gizi adalah sumber gizi yang cukup dan sesuai dengan
zat tenaga/energi, zat pembangun jenis atau beban pekerjaan yang
dan zat pengatur. Lemak dan dilakukannya. Kekurangan nilai gizi
karbohidrat adalah unsure utama pada makanan yang dikonsumsi
sebagai penghasil energi. Energi tenaga kerja sehari-hari akan
yang dihasilkan langsung digunakan membawa akibat buruk terhadap
untuk aktivitas tubuh. Selain itu tubuh, seperti: pertahanan tubuh
fungsi dari zat gizi adalah untuk terhadap penyakit menurun,
membantu tubuh mempertahankan kemampuan fisik kurang, berat
suhu, kenetralan dan membentuk badan menurun, badan menjadi
antibodi.13 kurus, muka pucat kurang
bersemangat, kurang motivasi,

423
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

bereaksi lamban dan apatis dan lain tercapainya efisiensi dan


sebagainya. Dalam keadaan yang produktivitas kerja yang optimal.12
demikian itu tidak bisa diharapkan

KESIMPULAN Wanita Usia Subur. Jakarta


Hasil penelitian Gambaran Status Al-Mawardi Prima; 1998.
Gizi Pekerja Bangunan Wanita di 5. Hardinsyah, Martianto D. Gizi
Kecamatan Tembalang, Kota Terapan. 1992.
Semarang Tahun 2016 maka dapat 6. L.T. Astuti. Hubungan Indeks
diambil kesimpulan bahwa usia Massa Tubuh, Hemoglobin,
responden yang paling besar berada dan Kesegaran Jasmani
pada rentang 41-50 tahunya itu dengan Produktivitas Kerja
sebanyak 30 orang dengan pada Tenaga Kerja Wanita
persentase 49,2%. Usia responden Bagian Packaging (Studi di
yang paling sedikit berasa pada PT Danliris, Banaran, Grogol,
rentang usia 61-70 tahun yaitu Sukoharjo). 2007;
sebayak 5 orang dengan persentase 7. Farah MS, Lubis Z, Siregar
8,2%. Sedangkan status gizi yang MA. Gambaran Asupan Zat
paling banyak pada tingkat indeks Gizi, Status Gizi, Dan
masa tubuh normal yaitu sebanyak Produktivitas Kerja Pada
32 orang dengan persentase 52,5%. Pekerja Pabrik Kelapa Sawit
Sedangkan untuk indeks masa Bagerpang Estate PT. PP.
tubuh responden yang paling sedikit Lonsum. Kesehatan.
pada tingkat kurus yaitu 6 orang 2013;2013.
dengan persentase 9,8%. 8. Susanti W. Hubungan Antara
Status Gizi Dengan
DAFTAR PUSTAKA Produktivitas Tenaga Kerja
1. Statistik BP. BPS [Internet]. Wanita di Perusahaan Rokok
2016. Available from: Pamor Kudus,. 2002.
www.bps.go.id 9. Wardhani MW. Hubungan
2. Haryanto S. Peran Aktif Gizi Kerja dengan
Wanita Dalam Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja.
Pendapatan Rumah Tangga Universitas Sebelas Maret
Miskin : Studi Kasus Pada Surakarta; 2008.
Wanita Pemecah Batu Di 10. Euis S. Mengasuh dengan
Pucanganak Kecamatan Tugu Hati. Tantangan yang
Trenggalek. 2008;9(2):216– Menyenangkan. Jakarta: PT
27. Elex Media Komputindo;
3. Kartasapoetra G, Marsetyo. 2004.
Ilmu Gizi (Korelasi Gizi, 11. Sunita Almatsier. Prinsip
Kesehatan dan Produktivitas Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT.
Kerja). Jakarta: Rineka Cipta; Gramedia Pustaka Utama;
2008. 2010.
4. Departemen 12. Suma’mur. Ergonomi Untuk
Kesehatan.Direktorat jenderal Produktivitas Kerja. Jakarta:
pembinaan kesehatan CV. Haji Masagung; 2001.
masyarakat. Pedoman 13. Proverawati, Kusumawati.
Penanggulangan Anemia Gizi Ilmu Gizi untuk Keperawatan
Untuk Remaja Putri Dan dan Gizi Kesehatan.

424
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Yogyakarta: Nuha Medika;


2010.

425

Anda mungkin juga menyukai