Anda di halaman 1dari 267

PEDOMAN PERENCANAAN, PELAKSANAAN,

& PENGAWASAN PEMBANGUNAN FISIK SMK


BANTUAN PEMERINTAH FASILITASI SMK YANG DIKEMBANGKAN MENJADI
CENTER OF EXCELLENCE BIDANG LAINNYA

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i
KATA PENGANTAR ii

PENDAHULUAN 4 Aspek Perancangan 42


Latar Belakang 5 Arsitektural 43
Tujuan Pedoman 6 Struktural 66
Sasaran 7 Mekanikal & Elektrikal 69
Landasan Hukum 8 Penggunaan Ruang 70
Hasil Yang Diharapkan 9 Pembiayaan 71
Masterplan 72
PENGELOLAAN BANTUAN 10 Peletakan Massa 73
Pihak Terkait 11 Strategi Pembangunan 97
Lingkup & Tanggung Jawab Gambar Kerja 101
Direktorat SMK 12
Dinas Pendidikan Provinsi 13 PELAKSANAAN 111
Yayasan Pendidikan 14 Syarat Teknis Bahan 112
Sekolah Menengah Kejuruan 15 Persiapan 117
Tim Pembangunan 16 Pekerjaan Struktural 118
Tim Teknis Pembimbing Perencanaan & Pengawasan 18 Pekerjaan Arsitektural 123
Pejabat/Panitia Pengadaan Barang/Jasa 22 Pekerjaan Sanitasi 128
Tim Pemeriksa dan Penerima Hasil Pekerjaan Pengadaan 23 Pekerjaan Elektrikal 130
Peralatan Dan/Atau Perabot Penyelesaian 134

PERENCANAAN 24 SPESIFIKASI BAHAN 135


Proses Perencanaan 25
Prinsip Perencanaan 26 PENGAWASAN 144
Interaksi 27
Teknologi & Digital 29 PENUTUP 146
Lingkungan 32
Lokasi & Dimensi 34 LAMPIRAN 148
Fleksibilitas 37
Aksesibilitas 40

2
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga
telah tersusun Pedoman Perencanaan, Pelaksanaan, & Pengawasan Pembangunan Fisik SMK Bantuan Center of
Excellent (CoE). Pedoman ini memuat penjelasan tentang lingkup dan tanggung jawab, prinsip perencanaan, aspek
perencanaan, strategi pembangunan, gambar kerja, pelaksanaan, sfesifikasi bahan, dan pengawasan pelaksanaan
pembangunan fisik SMK.

Tujuan disusunnya Pedoman Perencanaan, Pelaksanaan, & Pengawasan Pembangunan Fisik SMK Bantuan Center of
Excellent (CoE) ini yakni: (1) sebagai acuan dalam pelaksanaan ragam pembangunan fisik SMK; (2) sebagai sarana
untuk menyamakan persepsi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan Fisik SMK, sehingga
standar mutu bangunan dapat tercapai, dan dan (3) membantu proses pelaksanaan pembangunan fisik di lingkungan
SMK agar menjadi lebih mudah.

Keberhasilan dalam Perencanaan, Pelaksanaan, & Pengawasan Pembangunan Fisik SMK sangat ditentukan oleh
kerjasama dan komitmen seluruh pemangku kepentingan, mulai dari Tim Teknis Pembimbing Perencanaan,
Pelaksanaan, dan Pengawasan, Panitia Pembangunan, Kepala Sekolah, Yayasan Pendidikan serta Pemerintah Daerah
dan Pemerintah Pusat. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas apresiasi dan partisipasi dari berbagai pihak
yang terlibat dalam penyusunan Pedoman Bantuan Pemerintah: Perencanaan, Pelaksanaan, & Pengawasan
Pembangunan Fisik SMK Bantuan Center of Excellent (CoE) ini.

Kami menyadari bahwa pedoman ini masih memerlukan penyempurnaan secara berkala sesuai ketentuan yang
berlaku. Oleh karena itu dukungan, masukan, dan pemikiran semua pihak dalam penyempurnaan pedoman ini menjadi
unsur penting kebersamaan dalam peningkatan mutu pendidikan serta pengembangan pusat keunggulan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK).

Jakarta, Agustus 2020


Direktur SMK

Dr. Ir. M. Bakrun, M.M


NIP. 196504121990021002

3
PENDAHULUAN

4
LATAR BELAKANG
Dalam rangka pengembangan pusat keunggulan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melalui Direktorat SMK melaksanakan
program bantuan pemerintah untuk Pembangunan Pusat Keunggulan (Center of
Excellence) SMK
Bantuan pemerintah ini dilaksanakan dengan mekanisme swakelola, dengan penyaluran
dana bantuan langsung ke rekening Dinas Pendidikan Provinsi atau Yayasan Pendidikan
atau sekolah sebagai penerima bantuan yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan
pembangunan.
Melalui mekanisme swakelola pelaksanaan pembangunan, direncanakan, dilaksanakan
dan diawasi secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan tenaga-tenaga yang
kompeten dan unsur masyarakat, sehingga diharapkan terkondisinya peningkatan
kapasitas dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) setempat secara
berkelanjutan

5
TUJUAN PEDOMAN
- Memberikan pedoman dalam melaksanakan ragam pembangunan
gedung SMK, khususnya bagi Pemerintah Daerah/Dinas Pendidikan
Provinsi, Yayasan Pendidikan SMK, Panitia Pembangunan serta Tim
Teknis Pembimbing Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengawasan;

- Memberikan penjelasan tentang perencanaan, pelaksanaan, dan


pengawasan pembangunan Gedung SMK, sehingga tercapai
kesamaan persepsi dalam proses pembangunan dan standar mutu
bangunan;

- Memberikan kemudahan dalam proses pelaksanaan pembangunan fisik


di lingkungan SMK

6
SASARAN
- Pemerintah Daerah/Dinas
Pendidikan Provinsi;

- Yayasan Pendidikan;

- Kepala Sekolah;

- Panitia Pembangunan;

- Tim Teknis Pembimbing


Perencanaan, Pelaksanaan, dan
Pengawasan

7
LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; Nomor 34 tahun 2018 tentang Standar Nasional
Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun Aliyah Kejuruan (SMK/MAK); pasal 2 ayat (7) Ketentuan
2017 tentang Jasa Konstruksi; mengenai sarana dan prasarana sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf f. tercantum dalam
3. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang lampiran VI yang merupakan bagian tidak terpisahkan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran dari Peraturan Menteri ini;
Negara Republik Indonesia tahun 2018 Nomor 33);
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 Tentang Nomor 9 Tahun 2020 tentang Perubahan atas
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2OI7 Tentang Jasa Kontruksi; Nomor 45 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
5. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 124);
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 Nomor 32 Tahun 2019 Tentang Pedoman Umum
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Penyaluran Bantuan Pemerintah di Kementerian
Republik Indonesia Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Pendidikan Dan Kebudayaan;
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik
1745); Daerah;

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan 12. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tahun 2020
Rakyat Nomor 22/PRT/M/2018 Tahun 2018 Tentang Satuan Kerja Direktorat SMK Nomor SP
Pembangunan Bangunan Gedung Negara; DIPA-023.18.1.690440/2020 tanggal 05 Mei 2020 .

8
HASIL YANG
DIHARAPKAN
- Adanya persamaan persepsi
tentang standar mutu dan
proses pembangunan Gedung
SMK bagi semua pemangku
kepentingan (stake holder);

- Tercapainya pelaksanaan
pembangunan Gedung SMK
yang sesuai dengan standar
konstruksi;

- Adanya komitmen semua pihak


terkait, dalam melaksanakan
pembangunan Gedung SMK
sesuai dengan ketentuan.

9
PENGELOLAAN BANTUAN

10
DIREKTORAT
SMK

DINAS YAYASAN
PENDIDIKAN PENDIDIKAN SMK COE
PROVINSI (SWASTA)

PIHAK TERKAIT TIM


PEMBANGUNAN
COE

TIM PEMERIKSA
DAN PENERIMA
TIM TEKNIS PEJABAT/PANITIA HASIL PEKERJAAN
PERENCANAAN & PENGADAAN BARANG & PENGADAAN PERALATAN
PENGAWASAN - COE JASA - COE DAN / ATAU PERABOT –
COE

11
LINGKUP & TANGGUNG JAWAB
DIREKTORAT SMK | DINAS PENDIDIKAN PROVINSI | YAYASAN PENDIDIKAN | SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN (SMK) | TIM PEMBANGUNAN | TIM TEKNIS PEMBIMBING PERENCANAAN DAN
PENGAWASAN | PEJABAT/PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA | TIM PEMERIKSA DAN PENERIMA
HASIL PEKERJAAN PENGADAAN PERALATAN DAN / ATAU PERABOT

a. Menyiapkan dokumen yang berkaitan dengan Bantuan Pemerintah Fasilitasi Center of


Excellence (COE) SMK Tahun 2020.
b. Melaksanakan sosialisasi pemberian bantuan.
c. Melakukan seleksi administrasi COE yang diajukan oleh sekolah, berdasarkan pemenuhan
kriteria sesuai pedoman.
d. Menetapkan penerima dana bantuan.
e. Melaksanakan bimbingan teknis (Bimtek) dan menandatangani Surat Perjanjian Kerja Sama
Pemberian Bantuan.
f. Mengatur tata cara penyaluran dana (apabila bantuan diberikan dalam bentuk uang).
g. Memberikan jawaban atas usulan revisi program kerja yang diajukan oleh sekolah
h. Memastikan dipenuhinya kriteria keterlaksanaan bantuan pemerintah COE SMK, oleh penerima
bantuan diantaranya:
1. Terlaksananya ruang lingkup bantuan sesuai dengan MoU;
2. Volume luas lantai terbangun sesuai dengan jumlah, jenis dan fungsi ruang yang ditetapkan;
3. Ruang dan bangunan dapat digunakan sesuai dengan fungsinya;
4. Waktu pelaksanaan pembangunan sesuai dengan ketentuan.

12
LINGKUP & TANGGUNG JAWAB
DIREKTORAT SMK | DINAS PENDIDIKAN PROVINSI | YAYASAN PENDIDIKAN | SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN (SMK) | TIM PEMBANGUNAN | TIM TEKNIS PEMBIMBING PERENCANAAN DAN
PENGAWASAN | PEJABAT/PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA | TIM PEMERIKSA DAN PENERIMA
HASIL PEKERJAAN PENGADAAN PERALATAN DAN / ATAU PERABOT
a. Membantu mensosialisasikan Program Bantuan Pemerintah Fasilitasi SMK yang
dikembangkan menjadi pusat keunggulan (Center of Excellence) Prioritas Sektor Hospitality ke
SMK di wilayahnya;
b. Menerima tembusan SK penetapan penerima Bantuan Pemerintah Fasilitasi dari Direktorat
SMK;
c. Melakukan pembinaan dan pengendalian terhadap pelaksanaan program;
d. Menindaklanjuti permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
kewenangannya;
e. Menerima tembusan laporan, mengadministrasikan dan melakukan penyelesaian pencatatan
aset ke Instansi yang terkait;
f. Menerbitkan Surat Tugas;
g. Serah terima aset baik bantuan berupa uang maupun barang:
1. Menandatangani Berita Acara Serah Terima Aset dan melakukan pencatatan aset bantuan
bagi SMK Negeri.
2. Mengetahui Berita Acara Serah Terima Aset bagi SMK Swasta.
h. Dinas Pendidikan Provinsi dapat mendelegasikan kewenangan kepada Kantor Cabang Dinas/
Balai Wilayah untuk penandatanganan surat tugas, lembar pengesahan, surat perjanjian kerja
sama dan berita acara serah terima aset, dibuktikan dengan surat pernyataan dan
disampaikan kepada Direktorat SMK pada saat kegiatan bimbingan teknis.
13
LINGKUP & TANGGUNG JAWAB
DIREKTORAT SMK | DINAS PENDIDIKAN PROVINSI | YAYASAN PENDIDIKAN | SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN (SMK) | TIM PEMBANGUNAN | TIM TEKNIS PEMBIMBING PERENCANAAN DAN
PENGAWASAN | PEJABAT/PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA | TIM PEMERIKSA DAN PENERIMA
HASIL PEKERJAAN PENGADAAN PERALATAN DAN / ATAU PERABOT

a. Bersama SMK, mengajukan usulan proposal ke Direktorat SMK yang diketahui oleh Kepala
Dinas Pendidikan Provinsi.
b. Melakukan koordinasi dengan Kepala Sekolah.
c. Menandatangani Berita Acara Serah Terima Aset dan melakukan pencatatan Serah Terima
Aset Yayasan dan diketahui oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi.

14
LINGKUP & TANGGUNG JAWAB
DIREKTORAT SMK | DINAS PENDIDIKAN PROVINSI | YAYASAN PENDIDIKAN | SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN (SMK) | TIM PEMBANGUNAN | TIM TEKNIS PEMBIMBING PERENCANAAN DAN
PENGAWASAN | PEJABAT/PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA | TIM PEMERIKSA DAN PENERIMA
HASIL PEKERJAAN PENGADAAN PERALATAN DAN / ATAU PERABOT

a. Menyusun proposal COE sesuai acuan pedoman bantuan pemerintah.


b. Menandatangani surat perjanjian dengan Direktorat SMK;
c. Menandatangani Pakta Integritas;
d. Menandatangani Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM);
e. Membentuk Tim Pelaksana Program yang diketuai oleh Kepala Sekolah berdasarkan Surat
Perjanjian antara Kepala Sekolah dan PPK yang memastikan tercapainya indikator
keberhasilan sebagaimana dimaksud dalam petunjuk teknis & pedoman ini
f. Kepala Sekolah membentuk Tim Pembangunan dan Tim Teknis Pembimbing Perencanaan dan
Pengawasan.
g. Melaksanakan kegiatan sesuai RAB dan/atau Rencana Penggunaan Dana yang telah disetujui
sesuai dengan peraturan perundangan-undangan;
h. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban Program Bantuan Pemerintah Fasilitasi SMK
tepat waktu sesuai dengan Surat Perjanjian;
i. Menyerahkan berita acara serah terima hasil pekerjaan kepada PPK Direktorat SMK dengan
tembusan ke Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan Provinsi sesuai dengan
Permendikbud Nomor 32 Tahun 2019 tentang Petunjuk Pedoman Umum penyaluran Bantuan
Pemerintah

15
LINGKUP & TANGGUNG JAWAB
DIREKTORAT SMK | DINAS PENDIDIKAN PROVINSI | YAYASAN PENDIDIKAN | SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN (SMK) | TIM PEMBANGUNAN | TIM TEKNIS PEMBIMBING PERENCANAAN DAN
PENGAWASAN | PEJABAT/PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA | TIM PEMERIKSA DAN PENERIMA
HASIL PEKERJAAN PENGADAAN PERALATAN DAN / ATAU PERABOT

a. Tim Pembangunan terdiri dari:


Tim Pembangunan (Jumlah Ganjil)
No Unsur / Instansi Jabatan dalam Tim
1 Sekolah Ketua Tim
2 Sekolah PembangunanPendiri
Sekretaris
3 Sekolah Bendahara

b. Tim Pembangunan bertugas sebagai berikut:

1. Menyeleksi, mengarahkan dan membimbing Tim Pelaksana (kepala tukang/tukang/pekerja)


selama pekerjaan berlangsung;
2. Melaksanakan Pengadaan bahan material sesuai dengan jadwal yang telah dibuat oleh Tim
Teknis Pembimbing Perencanaan dan Pengawasan;
3. Mencatat, merekap dan menyimpan bukti-bukti transaksi (kuitansi, nota, faktur, bukti setor
pajak) dengan baik;

16
LINGKUP & TANGGUNG JAWAB
DIREKTORAT SMK | DINAS PENDIDIKAN PROVINSI | YAYASAN PENDIDIKAN | SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN (SMK) | TIM PEMBANGUNAN | TIM TEKNIS PEMBIMBING PERENCANAAN DAN
PENGAWASAN | PEJABAT/PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA | TIM PEMERIKSA DAN PENERIMA
HASIL PEKERJAAN PENGADAAN PERALATAN DAN / ATAU PERABOT

4. Membuat laporan pekerjaan yang terdiri:


(a) Laporan awal yang menyatakan bahwa dana bantuan sudah diterima;
(b) Laporan berkala (laporan mingguan dan bulanan);
(c) Laporan ≥50%, dilengkapi dengan, Laporan Kemajuan Penyelesaian Pekerjaan,
lampiran kemajuan penyelesaian pekerjaan minggu terakhir dan foto dokumentasi;
(d) Laporan akhir (100%) dilengkapi dengan Berita Acara Pemeriksaan Kemajuan
Pekerjaan 100%, Berita Acara Serah Terima Aset, dan foto dokumentasi.
5. Mengendalikan dan memastikan pemenuhan ruang lingkup pembangunan COE SMK,
sesuai dengan dokumen teknis yang disiapkan oleh Tim Teknis Pembimbing
Perencanaan dan Pengawasan;
6. Bertanggungjawab kepada Kepala Sekolah (untuk COE).

Dalam pelaksanaan kegiatannya akan mendapatkan bantuan teknis dari Tim Teknis
Pembimbing Perencanaan dan Pengawasan.

17
LINGKUP & TANGGUNG JAWAB
DIREKTORAT SMK | DINAS PENDIDIKAN PROVINSI | YAYASAN PENDIDIKAN | SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN (SMK) | TIM PEMBANGUNAN | TIM TEKNIS PEMBIMBING PERENCANAAN DAN
PENGAWASAN | PEJABAT/PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA | TIM PEMERIKSA DAN PENERIMA
HASIL PEKERJAAN PENGADAAN PERALATAN DAN / ATAU PERABOT

Tim Teknis Pembimbing Perencanaan dan Pengawasan menggunakan profesional perorangan di


bidangnya yang mempunyai kemampuan untuk melaksanakan teknis Perencanaan dan
Pengawasan pembangunan gedung.

a. Susunan Tim Teknis Pembimbing Perencanaan dan Pengawasan (Ganjil) terdiri dari:

NO Jabatan Dalam Tim Bidang Keahlian


Ketua Teknik Arsitektur / Teknik Sipil / Guru bangunan*
Anggota Teknik Sipil / Teknik Mekanikal & Elektrikal
Anggota Drafter/Juru Gambar**
Anggota Perencana Bangunan (Teknik Arsitektur / Teknik
Anggota Pengawas Bangunan (Teknik Arsitektur / Teknik Sipil /
* Bersertifikat Keahlian Kontruksi Guru bangunan)*
** Bersertifikat Keahlian atau Kualifikasi pendidikan minimal SMK/sederajat dengan pengalaman sebagai
drafter minimal 3 tahun.

Komposisi tim terdiri dari latar belakang bidang keahlian Teknik Arsitektur, Teknik Sipil, Teknik Mekanikal
& Elektrikal, dan Juru Gambar.
18
LINGKUP & TANGGUNG JAWAB
DIREKTORAT SMK | DINAS PENDIDIKAN PROVINSI | YAYASAN PENDIDIKAN | SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN (SMK) | TIM PEMBANGUNAN | TIM TEKNIS PEMBIMBING PERENCANAAN DAN
PENGAWASAN | PEJABAT/PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA | TIM PEMERIKSA DAN PENERIMA
HASIL PEKERJAAN PENGADAAN PERALATAN DAN / ATAU PERABOT

b. Tim Teknis Pembimbing Perencanaan, memiliki tugas sebagai berikut:

1. Bersama dengan Tim Pendiri dan Tim Pembangunan mempelajari kembali dokumen dan
ruang lingkup perjanjian kerjasama pemberian bantuan pembangunan COE SMK;
2. Menyiapkan dokumen pendukung, yang diperlukan dalam pengurusan Ijin Mendirikan
Bangunan (IMB);
3. Membuat dokumen perencanaan bangunan yang terdiri dari:
a. Tata letak bangunan (masterplan & site plan);
b. Denah, Tampak, Potongan;
c. Instalasi listrik penerangan dan daya;
d. Instalasi air bersih;
e. Instalasi air kotor;
f. Instalasi mekanikal dan elektrikal;
g. Gambar detail meliputi: fondasi, slof, kolom, balok, pembesian/penulangan, lantai, plafon,
kusen pintu dan jendela, pintu dan jendela, kuda-kuda, dan atap, sesuai dengan kaidah
konstruksi tahan gempa.

19
LINGKUP & TANGGUNG JAWAB
DIREKTORAT SMK | DINAS PENDIDIKAN PROVINSI | YAYASAN PENDIDIKAN | SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN (SMK) | TIM PEMBANGUNAN | TIM TEKNIS PEMBIMBING PERENCANAAN DAN
PENGAWASAN | PEJABAT/PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA | TIM PEMERIKSA DAN PENERIMA
HASIL PEKERJAAN PENGADAAN PERALATAN DAN / ATAU PERABOT

4. Menyusun analisa harga satuan pekerjaan (kebutuhan bahan dan upah kerja), untuk
pembangunan yang dilaksanakan dengan mekanisme swakelola berdasarkan template
yang ditetapkan Direktorat SMK;
5. Membuat Rencana Penggunaan Dana (RPD) yang ditanda tangani oleh Kepala Sekolah dan
Pejabat Pembuat Komitmen;
6. Membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang mengacu pada rencana penggunaan dana
yang telah ditetapkan;
7. Membuat Rencana Kerja dan Syarat-syarat (administrasi dan teknis);
8. Membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan/kurva S;
9. Membuat shop drawing gambar kontruksi pelaksanaan pembangunan sebagai bagian dari
laporan pembangunan yang dibuat oleh Tim Pembangunan.
10. Memastikan kebenaran dari semua aspek teknis perencanaan (Gambar kerja, Volume
pekerjaan, RAB, RKS, dan Jadwal kerja);
11. Bertanggungjawab kepada Kepala Sekolah;

20
LINGKUP & TANGGUNG JAWAB
DIREKTORAT SMK | DINAS PENDIDIKAN PROVINSI | YAYASAN PENDIDIKAN | SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN (SMK) | TIM PEMBANGUNAN | TIM TEKNIS PEMBIMBING PERENCANAAN DAN
PENGAWASAN | PEJABAT/PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA | TIM PEMERIKSA DAN PENERIMA
HASIL PEKERJAAN PENGADAAN PERALATAN DAN / ATAU PERABOT

c. Tim Teknis Pembimbing Pengawasan, memiliki tugas sebagai berikut:

1. Mengarahkan dan membimbing Tim pelaksana selama pekerjaan berlangsung;


2. Mengawasi, memeriksa kualitas dan kuantitas bahan material yang diterima di lokasi;
3. Mengawasi, memeriksa dan mengevaluasi kualitas & kemajuan pekerjaan pembangunan;
4. Membantu Tim Pembangunan membuat laporan kemajuan pekerjaan yang terdiri:
(a) Laporan awal yang menyatakan bahwa dana bantuan sudah diterima;
(b) Laporan berkala (laporan mingguan dan bulanan);
(c) Laporan ≥50%, dilengkapi dengan, Laporan Kemajuan Penyelesaian Pekerjaan, lampiran
kemajuan penyelesaian pekerjaan minggu terakhir dan foto dokumentasi;
(d) Laporan akhir (100%) dilengkapi dengan Berita Acara Pemeriksaan Kemajuan Pekerjaan
100%, Berita Acara Serah Terima Aset, dan foto dokumentasi.
5. Menyampaikan laporan pengawasan pembangunan kepada Kepala Sekolah
6. Bertanggungjawab kepada Kepala Sekolah;

21
LINGKUP & TANGGUNG JAWAB
DIREKTORAT SMK | DINAS PENDIDIKAN PROVINSI | YAYASAN PENDIDIKAN | SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN (SMK) | TIM PEMBANGUNAN | TIM TEKNIS PEMBIMBING PERENCANAAN DAN
PENGAWASAN | PEJABAT/PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA | TIM PEMERIKSA DAN PENERIMA
HASIL PEKERJAAN PENGADAAN PERALATAN DAN / ATAU PERABOT

Dalam melaksanakan pengadaan Barang/Jasa, Pejabat pengadaan bertanggungjawab


melaksanakan pengadaan Barang/Jasa sesuai kebutuhan (meliputi jenis, jumlah, dan spesifikasi).
Susunan Pejabat/Panitia Pengadaan Barang/Jasa terdiri dari:

No Unsur / Instansi Jabatan dalam Tim


1 Sekolah Ketua
2 Sekolah Sekretaris
3 Sekolah Bendahara

22
LINGKUP & TANGGUNG JAWAB
DIREKTORAT SMK | DINAS PENDIDIKAN PROVINSI | YAYASAN PENDIDIKAN | SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN (SMK) | TIM PEMBANGUNAN | TIM TEKNIS PEMBIMBING PERENCANAAN DAN
PENGAWASAN | PEJABAT/PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA | TIM PEMERIKSA DAN PENERIMA
HASIL PEKERJAAN PENGADAAN PERALATAN DAN / ATAU PERABOT

Tim Pemeriksa dan Penerima Hasil Pekerjaan Pengadaan Peralatan dan/atau Perabot bertugas
sebagai berikut:
1. Melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan pengadaan Barang/Jasa sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam dokumen pengadaan;
2. Membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan dari Penyedia;
3. Membuat Berita Serah Terima Hasil Pengadaan Peralatan kepada Kepala Sekolah.

Susunan Pemeriksa dan Penerima Hasil Pekerjaan Pengadaan Peralatan dan/atau Perabot terdiri
dari :

No Unsur / Instansi Jabatan dalam Tim


1 Sekolah Ketua
2 Sekolah Sekretaris
3 Sekolah Bendahara

23
PERENCANAAN

24
LEGALITAS SITE PLAN

KAPASITAS
ASPEK PEMETAAN
PERENCANAAN

PROYEKSI

PROSES
PENDATAAN
PRINSIP PERENCANAAN
PERENCANAAN
JENIS
KEGIATAN

ALTERNATIF
ANALISA
SOLUSI KURIKULUM
SKALA
PRIORITAS

ALUR
REFOCUSING WAKTU KEGIATAN

25
PRINSIP PERENCANAAN
INTERAKSI | TEKNOLOGI & DIGITAL | LINGKUNGAN | LOKASI & DIMENSI | FLEKSIBILTAS | AKSESIBILITAS

26
PRINSIP PERENCANAAN
INTERAKSI | TEKNOLOGI & DIGITAL | LINGKUNGAN | LOKASI & DIMENSI | FLEKSIBILTAS | AKSESIBILITAS

Kehadiran ruang pembelajaran harus mewadahi beberapa aktivitas dan model-model


pembelajaran. Bagaimana ruang tersebut dapat menjadi ruang yang memacu keaktifan,
interaksi yang intens dan kolaborasi di antara pengguna (siswa ke siswa, siswa ke guru, hingga
internal tim guru). Maka beberapa poin dibawah ini harus menjadi catatan, antara lain:

- Apakah peralatan dan perabot yang ada dapat mendukung kolaborasi dan kerja sama
kelompok.
- Apakah peserta dapat bergerak di sekitar ruangan dengan mudah dan leluasa, serta proses
pengajaran dapat terjadi dimana saja dan dalam bentuk apa saja di dalam ruangan tersebut.
- Apakah sistem akustik sudah sesuai untuk berbagai kegiatan sehingga semua peserta dapat
secara efektif mendengar satu sama lainnya.

Untuk mewujudkan hal diatas, perlu disusun pertanyaan sebagai daftar investigasi dalam proses
desain perencanaan dan perancangan ruang pembelajaran, antara lain:

- Apakah tata ruang dan sirkulasi mendukung gerakan pengguna di seluruh ruang, dan apakah
guru mendapatkan kesempatan untuk melakukan kontak mata dengan siswa?
- Apakah tata ruang , peralatan, dan perabot akan mendukung model kolaborasi, dan diskusi
dalam pekerjaan siswa yang berbasis dengan alat bantu yang sesuai?

27
Bagaimana ruang tersebut dapat menjadi ruang yang memacu keaktifan, interaksi yang intens
dan kolaborasi di antara pengguna (siswa ke siswa, siswa ke guru, hingga internal tim guru). 28
PRINSIP PERENCANAAN
INTERAKSI | TEKNOLOGI & DIGITAL | LINGKUNGAN | LOKASI & DIMENSI | FLEKSIBILTAS | AKSESIBILITAS

Institusi sekolah harus mempertimbangkan peran teknologi dan sumber daya digital dalam
program pembelajarannya. Perkembangan jaman menunjukkan bahwa penggunaan perangkat
keras dalam lingkungan belajar semakin berkurang, dan mulai beralih menggunakan perangkat
lunak atau digital.

Hal ini menjadi penting untuk lebih memastikan kesiapan akses digital secara sistem maupun
sumberdaya (ketersediaan bandwidth yang cukup dan akses daya listrik untuk perangkat
selulernya). Banyak peserta didik sudah membawa alat digital mereka sendiri dalam bentuk
tablet atau ponsel pintar, sehingga peningkatan akses informasi semakin cepat.

29
PRINSIP PERENCANAAN
INTERAKSI | TEKNOLOGI & DIGITAL | LINGKUNGAN | LOKASI & DIMENSI | FLEKSIBILTAS | AKSESIBILITAS

Dalam jangka pendek, institusi sekolah mungkin perlu untuk menyediakan beberapa perangkat
keras, misalnya: tablet , laptop, dan alat praktik yang berbasis digital untuk digunakan di sekolah.
Peran institusi sekolah adalah untuk mengatur dan mengontrol penggunaannya, agar selalu
dalam lingkup tujuan pembelajaran di sekolah. Kunci kesuksesan pengaturan dan kontrol
tersebut akan semakin mudah bila sekolah sebagai penyedia akses dan daya Internet. Sehingga
ranah kebijakan kontrol dan manajemen teknis pengawasannya dapat lebih baik.

Ruang belajar mungkin perlu menyediakan cukup Bandwidth Wi-Fi untuk penggunaan bersama,
minimal dalam satu rombel yaitu minimal 36 siswa. Konsultasi intensif dengan in-house pakar
digital sekolah tentang pengembangan pembelajaran berbasis digital yang akan dibutuhkan
sangatlah penting. Tidak mungkin kita bisa memprediksi dengan benar tentang masa depan
dalam hal IT, karena teknologi bergerak sangat cepat. Sebaliknya, anggaplah investasi peralatan
itu akan memiliki masa hidup yang relatif singkat, sehingga kita berpandangan untuk melakukan
beberapa kali perubahan perangkat kerasnya.

30
Perkembangan jaman menunjukkan bahwa penggunaan perangkat keras dalam lingkungan
belajar semakin berkurang, dan mulai beralih menggunakan perangkat lunak atau digital. 31
PRINSIP PERENCANAAN
INTERAKSI | TEKNOLOGI & DIGITAL | LINGKUNGAN | LOKASI & DIMENSI | FLEKSIBILTAS | AKSESIBILITAS

Rancangan lingkungan yang berkelanjutan dan kondusif untuk pembelajaran, akan mendukung
penggunaan ruang secara jangka panjang. Maka beberapa poin dibawah ini harus menjadi
perhatian utama oleh para stake holder sekolah.

- Sistem penghawaan alami dan buatan, plumbing, kontrol akustik dan tingkat kebisingan
sekitar, serta pencahayaan yang ada dalam ruang pembelajaran harus sepenuhnya
mendukung proses pembelajaran yang dimaksudkan serta aspek pedagogisnya.
- Perabotan yang nyaman, ergonomis, dan kuat.
- Suasana ruang yang dapat mengundang pengguna dan ramah untuk mendukung
aksesibilitas.
- Pendekatan pelaksanaan kegiatan sekolah yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan
dalam membangun, mengoperasikan, dan menyesuaikan kebutuhan ruang belajar.
- Bahan dan infrastruktur teknis yang kuat sehingga menghasilkan umur yang panjang, serta
kemudahan servis perawatannya.
- Kontrol ruang yang intuitif, mudah dioperasikan, dan terintegrasi penuh dengan sistem
sekolah, merupakan prinsip-prinsip dasarnya.

32
Sistem penghawaan alami dan buatan, plumbing, kontrol akustik dan tingkat kebisingan sekitar, serta
pencahayaan yang ada dalam ruang pembelajaran harus sepenuhnya mendukung proses
pembelajaran yang dimaksudkan serta aspek pedagogisnya.
33
PRINSIP PERENCANAAN
INTERAKSI | TEKNOLOGI & DIGITAL | LINGKUNGAN | LOKASI & DIMENSI | FLEKSIBILTAS | AKSESIBILITAS

Ruang pembelajaran yang ideal tidak terletak pada area yang terpencil, tetapi harus merupakan
inti ataupun landmark dari institusi sekolah, dan dialokasikan secara optimal untuk
memungkinkan berbagai kegiatan yang diwadahinya.
Ruang pembelajaran seyogyanya terletak di dekat area pintu masuk, dan mempunyai akses
yang mudah ke fasilitas lainnya. Kantor manajemen yang berada di sebelah atau dekat dengan
ruang pembelajaran akan mempermudah waktu dalam mengoperasikan ruang-ruang
pembelajaran tersebut, dan memungkinkan kegiatan observasi secara masif sesuai kebutuhan.
Ruang-ruang pembelajaran harus memiliki akses ke pencahayaan alami. Letak ruang
pembelajaran akan mengundang keterlibatan semua pihak dan untuk mengirim pesan yang
jelas tentang bagaimana pembelajaran dihargai pada sebuah institusi sekolah.

Pengalaman menunjukkan bahwa di sebagian besar institusi sekolah modern, ruang


pembelajaran berada di area premium dan prioritas tersebut harus ditunjukkan. Dalam konteks
pembangunan gedung baru maupun renovasi, zona pembelajaran harus menjadi prioritas,
dibandingkan dengan ruang lain yang berfungsi sebagai area pendukung.

34
Letak ruang pembelajaran akan mengundang keterlibatan semua pihak dan untuk
mengirim pesan yang jelas tentang bagaimana pembelajaran dihargai pada sebuah
institusi sekolah.

35
PRINSIP PERENCANAAN
INTERAKSI | TEKNOLOGI & DIGITAL | LINGKUNGAN | LOKASI & DIMENSI | FLEKSIBILTAS | AKSESIBILITAS

Kami merekomendasikan area minimal 108 m2 per ruang pembelajaran praktik dasar. RPU 108
m2 akan memungkinkan sebuah rombongan belajar sejumlah 36 siswa SMK dengan 2 orang
guru yang terlibat dalam kegiatan belajar. Ruang tersebut terbagi dalam beberapa ruang
fungsional sesuai dengan kompetensi keahliannya. Dimensi ini tetap dengan
mempertimbangkan ruang penyimpanan yang cukup untuk berbagai kegiatan belajar.

Pada kasus bangunan baru, akan lebih mudah menyikapi kebutuhan, jumlah pengguna dan
aktivitas yang harus diwadahi.

36
PRINSIP PERENCANAAN
INTERAKSI | TEKNOLOGI & DIGITAL | LINGKUNGAN | LOKASI & DIMENSI | FLEKSIBILTAS | AKSESIBILITAS

Beberapa kasus sekolah yang telah berhasil mengembangkan ruang pembelajaran,


menunjukkan bahwa fleksibilitas adalah hal yang paling penting dalam menyusun perencanaan
sebuah ruang pembelajaran. Ruang belajar yang ideal adalah sepenuhnya ruang yang mudah
beradaptasi, fleksibel, cocok untuk beragam fungsi guna, serta penggunanya beragam usia. Di
masa lalu, pembelajaran atau pendidikan berarti hanya kegiatan yang berlangsung di ruang
sekolah atau ruang kelas.

Ruang belajar di masa kini, harus menyerupai ruang kegiatan yang dituju secara riil dengan
dunia usaha dan industri yang dipelajarinya. Ruang tersebut tidak bisa lagi seperti halnya ruang-
ruang belajar di institusi sekolah saat ini pada umumnya, alih-alih masa lalu. Ruang belajar yang
baik harus mengadaptasi apa yang terjadi saat ini dan masa akan datang, tidak hanya pada
kegiatan yang diwadahi, tetapi juga peralatan hingga pola ruang pada dunia usaha dan industri

37
Ruang belajar di masa kini, harus menyerupai ruang kegiatan yang dituju secara riil dengan dunia
usaha dan industri yang dipelajarinya.
38
Ruang belajar yang ideal adalah sepenuhnya ruang yang mudah beradaptasi, fleksibel, cocok untuk
beragam fungsi guna, serta penggunanya beragam usia. Di masa lalu, pembelajaran atau pendidikan
berarti hanya kegiatan yang berlangsung di ruang kelas.
39
PRINSIP PERENCANAAN
INTERAKSI | TEKNOLOGI & DIGITAL | LINGKUNGAN | LOKASI & DIMENSI | FLEKSIBILTAS | AKSESIBILITAS

Kepala Sekolah harus memastikan bahwa inti dari merencanakan dan merancang ruang
pembelajaran adalah memenuhi prinsip-prinsip aksesibilitas, dan bahwa semua pengguna harus
mendapatkan pengalaman ruang pembelajaran yang sama.

Dalam mendesain dan merancang ruang baru harus dipastikan memenuhi persyaratan ini.
Beberapa hal pertimbangan utama dalam memenuhi prinsip aksesibiltas antara lain :

- Model dan lay out tempat belajar harus dapat diakses sesuai jenis usia pengguna.
- Pertimbangan desain rambu petunjuk dalam sekolah yang mudah terbaca dan dapat
dipahami oleh semua pengguna, berikan rute yang jelas dan mudah diakses ke dan dari area
masuk bangunan, ke area dalam dan di seluruh ruang belajar.
- Prinsip akustik sesuai dengan fungsi ruang belajar.
- Pastikan bahwa ruang belajar dapat diakses oleh mereka yang menggunakan alat bantu
khusus atau mobilitas material lainnya.
- Desain kontrol pencahayaan, suara, peralatan yang intuitif dan mudah menggunakan.

40
Aksesibiltas ruang pembelajaran harus memenuhi prinsip kemudahan, dan bisa digunakan
beragam usia pengguna dan aksesibilitas fisik pengguna. 41
ASPEK PERANCANGAN

42
ARSITEKTURAL
PERENCANAAN & PERANCANGAN | CIRI & PENAMPILAN | DESAIN ARSITEKTURAL | SUASANA | TATA CAHAYA | TATA
PENGHAWAAN | TATA AKUSTIK | TATA LINGKUNGAN | PENYIMPANAN | FURNITURE | RUANG PENDUKUNG & TOILET

Dalam pelaksanaan pembangunan SMK, maka perlu diperhatikan beberapa hal terkait dengan
perencanaan & perancangan:

1. Proses desain meliputi adanya perencanaan dan perancangan bangunan dan fasilitas
baru di lingkungan sekolah;
2. Penempatan bangunan baru maupun renovasi harus sesuai dengan prinsip zoning
dengan memperhatikan masterplan sehingga tidak merusak tata letak bangunan;
3. Perancangan hendaklah dimungkinkan pengembangan di masa yang akan datang;
4. Perancangan hendaknya memperhitungkan desain kapasitas rombongan belajar yang
direncanakan;
5. Pemilihan dan kesesuaian material yang dipilih sesuai kondisi daerah dan mengikuti
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 22/PRT/M/2018 Tahun
2018 Tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara;

43
ARSITEKTURAL
PERENCANAAN & PERANCANGAN | CIRI & PENAMPILAN | DESAIN ARSITEKTURAL | SUASANA | TATA CAHAYA | TATA
PENGHAWAAN | TATA AKUSTIK | TATA LINGKUNGAN | PENYIMPANAN | FURNITURE | RUANG PENDUKUNG & TOILET

Perancangan bangunan harus mendukung ciri SMK secara umum, maupun ciri proses/mekanisme
pendidikan dalam skala lebih kecil, antara lain:
1. SMK berperan sebagai agen perkembangan/perubahan, selain sebagai tempat pencetakan
tenaga kerja yang kompeten, sehingga penampilan prasarana SMK harus mengadaptasi nilai-nilai
kebaruan;
2. Bangunan Prasarana SMK diharapkan mempunyai penampilan yang selaras/sesuai dengan
bangunan yang telah ada, menampilkan ciri arsitektur daerah dan secara khusus
mengekspresikan ciri jenis industri atau kejuruan yang ditanganinya;
3. Ciri arsitektur daerah yang ditampilkan, diharapkan dapat memberi aksen pada bangunan dan
lingkungan Sekolah dan ditempatkan pada daerah yang bersifat umum, terutama yang bisa terlihat
dari luar lingkungan sekolah. Penampilan ciri tersebut harus tetap mempertimbangkan aspek
fungsi sebagai bangunan pendidikan serta pertimbangan tujuan penampilan ciri daerah sebagai
kearifan lokal, besarnya biaya pembangunan dan kemudahan pemeliharaan.
4. Desain Prasarana SMK harus berbasis nilai kebaruan dengan mengacu pada perkembangan
teknologi masa depan. Perkembangan Teknologi yang perlu dipertimbangkan antara lain:
A. Pemilihan dan penggunaan bahan bangunan;
B. Desain dan teknologi arsitektur;
C. Pemenuhan fungsi bangunan yang optimal;
D. Efektifitas dan efisiensi.

44
SMK berperan sebagai agen perkembangan/perubahan, selain sebagai tempat pencetakan tenaga
kerja yang kompeten, sehingga penampilan prasarana SMK harus mengadaptasi nilai-nilai kebaruan;
45
ARSITEKTURAL
PERENCANAAN & PERANCANGAN | CIRI & PENAMPILAN | DESAIN ARSITEKTURAL | SUASANA | TATA CAHAYA | TATA
PENGHAWAAN | TATA AKUSTIK | TATA LINGKUNGAN | PENYIMPANAN | FURNITURE | RUANG PENDUKUNG & TOILET

Desain Prasarana SMK diharapkan mengutamakan prinsip fungsional, nilai estetika dan
keindahan bangunan, serta tata ruang luar yang optimal dengan menggunakan elemen dan
komponen yang ada;

Jika Prasarana SMK merupakan bangunan yang terpisah maka jarak minimal dengan massa
gedung lainnya adalah 8 meter. Jarak ini diperhitungkan sudah mencukupi kebutuhan untuk
utilitas sirkulasi manusia, sirkulasi udara dan pencahayaan, serta syarat kebencanaan
(menyediakan akses dan ruang untuk penyelamatan/evakuasi bencana).

Desain jendela dan bouvenlight dibuat efisien dan memenuhi syarat kebutuhan pencahayaan
sehingga memaksimalkan pencahayaan dan sirkulasi udara serta kemudahan dalam
membersihkan. Penempatan jendela yang tinggi hendaknya sudah diperhitungkan terhadap
kemudahan pemeliharaannya.

46
ARSITEKTURAL
PERENCANAAN & PERANCANGAN | CIRI & PENAMPILAN | DESAIN ARSITEKTURAL | SUASANA | TATA CAHAYA | TATA
PENGHAWAAN | TATA AKUSTIK | TATA LINGKUNGAN | PENYIMPANAN | FURNITURE | RUANG PENDUKUNG & TOILET

Desain pintu hendaknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:


A. Pintu untuk ruang administrasi dan penunjang, dengan ukuran lebar minimal antara
80-120 cm dan tinggi 210-240 cm;
B. Pintu ruang pembelajaran (teori, praktik, perpustakaan, dan laboratorium) dengan ukuran
lebar minimal antara 2x (70-80 cm) dan tinggi 210-240 cm;
C. Pintu untuk ruang praktik/pembelajaran khusus di SMK mempertimbangkan proses
pengangkutan alat dan perabot yang ada dalam ruang tersebut (lebar pintu minimal 2x
(80-120 cm ataupun lebih) dengan tinggi minimal 210-240 cm;
D. Daun pintu terbuat dari material yang kuat, mudah perawatan, serta memenuhi
fungsionalnya. Pemilihan kelengkapan pintu (engsel, handle, kunci) harus mengutamakan
kebenaran jenis material dan kekuatannya.

Secara umum, bagian bangunan yang mudah kotor (contoh: dinding dan lantai), jenis material
finishingnya menggunakan material yang mudah dibersihkan dan awet, sesuai standar
bangunan yang dipersyaratkan.

47
ARSITEKTURAL
PERENCANAAN & PERANCANGAN | CIRI & PENAMPILAN | DESAIN ARSITEKTURAL | SUASANA | TATA CAHAYA | TATA
PENGHAWAAN | TATA AKUSTIK | TATA LINGKUNGAN | PENYIMPANAN | FURNITURE | RUANG PENDUKUNG & TOILET

Ruang perlu mempunyai kesan ‘menyambut dan memikat’. Perlengkapan furnitur dan alat-alat,
pencahayaan, serta suasana akan berbicara banyak dan langsung memberi kesan apakah ini
sebuah ruang kelas, ruang praktik, laboratorium pembelajaran, kafetaria, atau sebuah ruang
administratif / manajemen. Ruang yang kosong tidak akan memberi kesan apapun, alih-alih
apabila tanpa perawatan.

Bagaimana ruang bisa terlihat hidup dan merangsang penggunaannya setiap saat ? , Kegiatan
yang aktif pada sebuah ruangan, tidak bisa terelakkan salah satunya adalah faktor stimulus dari
suasana ruang itu sendiri. Ruang akan hidup dengan segala ornamen display didalamnya yang
mendukung kegiatan yang diwadahinya. Seringkali kita terjebak dengan ornamen display yang
terpasang, tanpa pertimbangan faktor perawatan ketika memasangnya.

48
49
ARSITEKTURAL
PERENCANAAN & PERANCANGAN | CIRI & PENAMPILAN | DESAIN ARSITEKTURAL | SUASANA | TATA CAHAYA | TATA
PENGHAWAAN | TATA AKUSTIK | TATA LINGKUNGAN | PENYIMPANAN | FURNITURE | RUANG PENDUKUNG & TOILET

Bukaan-bukaan (jendela) pada sebuah ruang akan sangat berguna untuk memperlihatkan
aktivitas ruang kepada publik, dimana akan berfungsi untuk mengiklankan program/kegiatan
yang ditawarkan untuk menarik publik bergabung atau mencari tahu lebih lanjut kegiatan
pembelajaran di institusi sekolah. Bahkan di ruang kelas yang tertutup, panel pintu kaca dapat
memberikan kesan keterbukaan apa yang terjadi, sekaligus sebagai fungsi kontrol pada internal
institusi sekolah.

Ketika aktivitas ruang pembelajaran tidak ditampilankan pada poster-poster sekolah, tetapi akan
jauh lebih menarik, dalam kegiatan pembelajaran yang digambarkan secara sederhana dan
inklusif melalui bukaan-bukaan di ruang pembelajaran sekolah tersebut. Setiap institusi sekolah
tentunya mempunyai nilai yang berbeda, dengan karakteristiknya sendiri, dan ruang
pembelajarannya harus mencerminkan perbedaan itu dengan penuh kepercayaan diri
mengungkapkan jati diri sekolah tersebut.

50
51
ARSITEKTURAL
PERENCANAAN & PERANCANGAN | CIRI & PENAMPILAN | DESAIN ARSITEKTURAL | SUASANA | TATA CAHAYA | TATA
PENGHAWAAN | TATA AKUSTIK | TATA LINGKUNGAN | PENYIMPANAN | FURNITURE | RUANG PENDUKUNG & TOILET

Pencahayaan yang baik adalah persyaratan dasar. Sebagian besar ruang belajar ini berfungsi pada siang
hari sehingga sumber pencahayaan dari jendela atau kaca atap yang terang menjadi prioritas
dibandingkan dengan pencahayaan buatan. Seringkali beberapa ruang belajar membutuhkan spesifikasi
pencahayaan khusus karena kegiatan atau bahan yang mensyaratkannya. Rencana pencahayaan harus
menjadi pertimbangan utama, baik pencahayaan alami maupun pencahayaan buatan. Misalnya, kapan
ruangan perlu digelapkan dengan satu sentuhan tombol, ketika digunakan untuk proses pembelajaran.

Di beberapa sistem pencahayaan yang modern, lampu utama dapat disesuaikan dengan berbagai
pengaturan yang berbeda sesuai dengan aktivitas yang dibutuhkannya.

1. Tata cahaya dalam ruangan secara umum harus memiliki intensitas yang merata. Pencahayaan alam
harus digunakan secara optimal dengan cara perhitungan yang benar.
2. Jendela dengan material bening (tembus pandang) memenuhi syarat luas minimal 10-20% dari luas
lantai ruangan tersebut untuk mendapatkan cahaya sebanyak mungkin.
3. Penerangan dalam ruang, baik secara alamiah maupun buatan harus menghasilkan penyinaran yang
merata ke seluruh ruang (pembiasan).
4. Penempatan titik lampu untuk penerangan buatan harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
A. Kebutuhan luminasi cahaya pada fungsi yang diemban;
B. Penyebaran cahaya lampu terhadap semua sisi;
C. Kemudahan pemeliharaan dan penggantian elemen yang rusak.
D. Ketinggian titik lampu ditentukan dengan mempertimbangkan aktivitas/kegiatan didalam ruangan
dimaksud.
52
Pencahayaan yang baik adalah persyaratan dasar. Sebagian besar ruang belajar ini berfungsi pada siang hari sehingga
sumber pencahayaan dari jendela atau kaca atap yang terang menjadi prioritas dibandingkan dengan pencahayaan buatan.
53
ARSITEKTURAL
PERENCANAAN & PERANCANGAN | CIRI & PENAMPILAN | DESAIN ARSITEKTURAL | SUASANA | TATA CAHAYA | TATA
PENGHAWAAN | TATA AKUSTIK | TATA LINGKUNGAN | PENYIMPANAN | FURNITURE | RUANG PENDUKUNG & TOILET
Kemampuan untuk mengontrol suhu di suatu ruang juga penting untuk pembelajaran, seperti ventilasi
udara untuk memastikan kualitas udara yang baik. Bukti riset menunjukkan bahwa penggunaan
penghawaan alami jauh lebih baik dibandingkan ketika menggunakan penghawaan buatan dengan
tingkat CO yang tinggi pada ruang kelas akan mengganggu pencapaian anak-anak dalam pembelajaran
dan menambah jumlah hari absensi sakit. Perencanaan ventilasi yang baik, diwujudkan dengan sirkulai
udara silang dan idealnya sudah ada bukaan atau jendela yang bisa dibuka. Jika ini tidak memungkinkan,
rencanakan bagaimana Anda akan mengkondisikan udara dengan penghawaan buatan.

Dalam bangunan baru, desain harus memungkinkan kecukupan suhu ruang melalui desain penghawaan
yang baik, dengan meminimalkan sistem penghawaan buatan, sehingga menghasilkan peningkatan aliran
udara alami.
1. Kenyamanan termal dicapai pada kondisi 20 dan 24 derajat Celcius
2. Peletakan bukaan atau arah jendela menjadi penting dampaknya, karena faktor arah matahari yang
mengakibatkan sinar matahari akan memanaskan ruang belajar, faktor naungan adalah salah satu
solusinya.
3. Penghawaan ruangan menggunakan sistem penghawaan silang. Letak dan ukuran lubang
penghawaan harus diperhitungkan berdasarkan fungsi ruang, terutama posisi orang yang ada
dalam ruangan;
4. Terkait dengan tata letak bangunan secara menyeluruh, hendaknya udara kotor yang keluar dari
salah satu ruangan tidak masuk ke ruangan yang lain;
5. Seluruh bagian ruang harus mendapat penghawaan yang merata.
6. Penggunaan penghawaan buatan dimungkinkan dengan memperhatikan kebutuhan ruang
tersebut
54
55
ARSITEKTURAL
PERENCANAAN & PERANCANGAN | CIRI & PENAMPILAN | DESAIN ARSITEKTURAL | SUASANA | TATA CAHAYA | TATA
PENGHAWAAN | TATA AKUSTIK | TATA LINGKUNGAN | PENYIMPANAN | FURNITURE | RUANG PENDUKUNG & TOILET

Kemampuan untuk mendengar instruksi dan informasi adalah hal yang utama dalam proses
pembelajaran, terutama di lingkungan yang sangat tinggi intensitas polusi suara, karena
berkontribusi terhadap rasa nyaman dan keamanan. Penelitian telah menunjukkan bahwa hal ini
sangat penting untuk anak usia sekolah agar dapat mendengar dengan jelas. Panduan standar
arsitektur untuk sekolah menetapkan batas atas untuk kebisingan antara tingkat 35 dan 45
desibel. Tindakan untuk mencegah gema juga diharuskan, untuk memastikan kenyamanan
akustik di ruang belajar.

Rencana akustik mungkin termasuk lapisan permukaan akustik di dinding atau langit-langit dan
bahkan pada furnitur. Ingat, bahwa jenis lantai yang digunakan juga akan mempengaruhi tingkat
kebisingan pada ruangan tersebut.
1. Terkait dengan akustik ruang, secara umum desain ruang harus dibuat rencana yang
matang sehingga tercapai sistem akustik ruang yang memadai;
2. Suara bising yang timbul didalam ruangan, dimungkinkan untuk tidak keluar sehingga
tidak menjalar ke ruangan yang lain;
3. Apabila kebisingan tidak bisa dihindari, maka diupayakan pemakaian panel akustik.

56
ARSITEKTURAL
PERENCANAAN & PERANCANGAN | CIRI & PENAMPILAN | DESAIN ARSITEKTURAL | SUASANA | TATA CAHAYA | TATA
PENGHAWAAN | TATA AKUSTIK | TATA LINGKUNGAN | PENYIMPANAN | FURNITURE | RUANG PENDUKUNG & TOILET

Pembangunan Prasarana SMK diupayakan seminimal mungkin tidak merubah ekosistem yang
ada di sekitarnya, seperti;
1. Memperhatikan syarat koefisien dasar bangunan (KDB) dan koefisien lantai bangunan
(KLB) yang disyaratkan oleh SNP maupun peraturan setempat yang berlaku.
2. Tidak mengganggu daerah resapan air;
3. Proses pengolahan dan pembuangan limbah tidak mencemari lingkungan di sekitarnya;
4. Diupayakan untuk mempertahankan vegetasi (tanaman) yang ada;

57
Pembangunan Prasarana SMK
diupayakan seminimal
mungkin tidak merubah
ekosistem yang ada di
sekitarnya.
58
ARSITEKTURAL
PERENCANAAN & PERANCANGAN | CIRI & PENAMPILAN | DESAIN ARSITEKTURAL | SUASANA | TATA CAHAYA | TATA
PENGHAWAAN | TATA AKUSTIK | TATA LINGKUNGAN | PENYIMPANAN | FURNITURE | RUANG PENDUKUNG & TOILET

Salah satu permasalahan pada ruang belajar, adalah tidak adanya ruang penyimpanan yang
memadai. Beberapa poin yang perlu diperhatikan adalah:
1. Jumlah stok yang bisa disimpan langsung terkait dengan rentang aktivitas. Lebih banyak
stok dan peralatan = serangkaian program praktis yang lebih luas.
2. Semakin besar rentang usia dan jenis peserta yang dilayani, akan semakin besar variasi
stok yang dibutuhkan.

Ruang penyimpanan atau gudang terpisah adalah solusi ideal. Namun, sebagian besar ruang
belajar tidak memiliki ruang penyimpanan khusus, dan disinilah pola penyimpanan internal pada
ruang belajar adalah kuncinya. Berbagai model penyimpanan akan menjadi solusi yang cukup
baik, dibutuhkan data inventarisasi spesifikasi teknis baik dimensi, jenis bahan atau alat yang
akan disimpan, hingga durasi waktu penyimpanannya, untuk menentukan model penyimpanan
yang tepat. Kemudahan akses pencapaian juga merupakan salah satu faktor yang perlu
diperhatikan.
1. Pastikan bahwa rak penyimpanan internal cukup menampung dan cukup kuat sehingga
mereka dapat menahan beban berat bahan/alat yang bertumpuk.
2. Jika institusi sekolah memilih untuk berinvestasi dalam peralatan digital, maka perlu
dipertimbangkan penyimpanan yang aman serta sekaligus yang memiliki fasilitas
pengisian daya baterei.

59
Berbagai model
penyimpanan akan menjadi
solusi yang cukup baik,
dibutuhkan data inventarisasi
spesifikasi teknis baik
dimensi, jenis bahan atau alat
yang akan disimpan, hingga
durasi waktu
penyimpanannya, untuk
menentukan model
penyimpanan yang tepat.
60
ARSITEKTURAL
PERENCANAAN & PERANCANGAN | CIRI & PENAMPILAN | DESAIN ARSITEKTURAL | SUASANA | TATA CAHAYA | TATA
PENGHAWAAN | TATA AKUSTIK | TATA LINGKUNGAN | PENYIMPANAN | FURNITURE | RUANG PENDUKUNG & TOILET

Faktor mobilitas furnitur dalam model pembelajaran modern merupakan faktor yang harus
paling utama dipertimbangkan. Meja dan kursi harus dapat digerakkan secara teratur; karena
itu, furnitur yang mudah dioperasikan, kuat, mudah disimpan dan mudah dibersihkan adalah
pilihan yang paling praktis.

Kursi, bukan bangku, dibutuhkan untuk kenyamanan dan keamanan dimana usia pengguna
yang menggunakan ruangan, meskipun berbeda usia. Dalam kasus desain inklusif yang
beragam model tempat duduk, maka pilihan dari rangkaian furnitur yang sama adalah yang
terbaik. Kursi untuk orang dewasa tentunya berbeda dengan kursi untuk siswa, tetapi faktor
pertimbangan diatas tetaplah sama, hanya berbeda dari sisi dimensi teknis saja. Pertimbangan
menciptakan suasana nuansa kelas juga harus dipertimbangkan sehingga muncul stimulus
kreatif yang penuh dengan warna-warna yang tersedia. Sehingga furniture bukan hanya sebagai
pengisi ruang fungsional saja, tetapi juga pembentuk suasana ruang yang menstimulasi proses
pembelajarannya.

61
Meja dan kursi harus dapat digerakkan secara teratur; karena itu, furnitur yang mudah dioperasikan,
kuat, mudah disimpan dan mudah dibersihkan adalah pilihan yang paling praktis.
62
ARSITEKTURAL
PERENCANAAN & PERANCANGAN | CIRI & PENAMPILAN | DESAIN ARSITEKTURAL | SUASANA | TATA CAHAYA | TATA
PENGHAWAAN | TATA AKUSTIK | TATA LINGKUNGAN | PENYIMPANAN | FURNITURE | RUANG PENDUKUNG & TOILET

Keberadaan ruang pembelajaran tentunya tidak bisa berdiri sendiri, diperlukan beberapa ruang
pendukung agar ruang pembelajaran tersebut dapat berfungsi efektif. Beberapa ruang
pendukung itu antara lain :

1. Ruang manajemen sekolah : Ruang pimpinan sekolah, lounge guru, ruang administrasi
sekolah, ruang rapat, hingga lobi sekolah.
2. Ruang penyimpanan : Ruang penyimpanan alat di RPU maupun RPS, Loker siswa, Gudang
peralatan
3. Ruang pendukung lain : Kantin/Kafetaria, ruang makan, toilet, UKS, ruang kegiatan
organisasi, fasilitas olahraga, dan ruang auditorium.

Penempatan ruang-ruang diatas, tentunya menjadi bagian yang terintegrasi dengan penataan
ruang pembelajaran teori dan praktik dalam rencana master plan sekolah, tentunya dengan
ruang pembelajaran sebagai inti atau prioritas utamanya. Hal ini tidak bisa terlepas dari
pertimbangan ketersediaan lahan dan faktor regulasi teknis yang diatur dalam perundangan.

63
64
ARSITEKTURAL
PERENCANAAN & PERANCANGAN | CIRI & PENAMPILAN | DESAIN ARSITEKTURAL | SUASANA | TATA CAHAYA | TATA
PENGHAWAAN | TATA AKUSTIK | TATA LINGKUNGAN | PENYIMPANAN | FURNITURE | RUANG PENDUKUNG & TOILET

Catatan khusus untuk beberapa hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan penyediaan
toilet adalah:
1. Dimana toilet berada. Apakah sudah dipertimbangkan penggunaan toilet khusus untuk
para pengguna ruang belajar, apakah sudah dipertimbangkan faktor-faktor keamanan, dan
kenyamanan untuk para siswa dalam peletakan lokasi maupun penggunaannya?
2. Bagaimana sanitair dalam toilet tersebut dipasang. Apakah sudah sesuai dengan standar
fit-out yang berfungsi untuk semua pengguna, termasuk siswa?
3. Seberapa banyak toilet akan digunakan. Apakah toilet akan digunakan secara teratur
sepanjang hari atau hanya untuk jangka waktu singkat? Akankah ketersediaan toilet dapat
mengatasi penggunaan jangka waktu yang singkat, misalnya pada waktu istirahat, 36
siswa dalam waktu istirahat 15 menit?
4. Toilet harus selalu dapat diakses pengguna dengan cacat fisik. Apalagi bila sekolah
menampung pengguna (siswa/tenaga pendidik) yang mempunyai keterbatasan fisik ?
5. Faktor biaya akan menentukan beberapa pilihan sekolah tentang penyediaan area toilet
ini. Beberapa sekolah memiliki toilet khusus untuk pengguna dewasa dan anak-anak, atau
dapat diakses oleh keduanya
6. Poin utama adalah bahwa fasilitas harus dirancang dengan baik, kuat, mudah diakses,
mudah dan murah untuk dirawat, ramah pengguna dan aman.

65
STRUKTURAL
MATERIAL & KOMPONEN BANGUNAN | INFRASTRUKTUR

Prinsip penggunaan material & komponen bangunan dalam pembangunan SMK adalah :
1. Prasarana SMK dibangun dengan mengoptimalkan penggunaan material yang ada di daerah
tersebut. Apabila material tersebut harus diadakan dari daerah lain, maka harus memenuhi
spesifikasi teknis, harga, waktu dan jarak tempuh;
2. Secara umum, perhitungan dan desain struktur bangunan harus berdasarkan peraturan yang
berlaku;
3. Penggunaan sistem struktur atau material khusus yang memiliki hak paten bisa
dipertimbangkan apabila memang bermanfaat dan ada jaminan biayanya;
4. Desain, komponen, elemen dan konstruksi bangunan hendaknya dibuat secara efektif dan
efisien, mengutamakan kebutuhan dan fungsi, serta pemeliharaannya

66
STRUKTURAL
MATERIAL & KOMPONEN BANGUNAN | INFRASTRUKTUR

Prinsip infrastruktur dalam pembangunan SMK adalah :

1. Semua perencanaan infrastruktur yang meliputi pekerjaan kelistrikan, air kotor, air bersih, air
hujan, mekanikal bangunan dan sebagainya harus dihitung sesuai dengan kebutuhan dan
peraturan yang berlaku;
2. Semua jaringan infrastruktur diusahakan penempatannya sedemikian rupa sehingga mudah
pemeliharaan dan penggantiannya apabila ada kerusakan;
3. Perencanaan kelistrikan baik yang bersumber dari PLN atau generator di sekolah dengan
tegangan 220/240 volt, baik 1 dan 3 phase, yang meliputi listrik penerangan dan listrik
tenaga, harus mempertimbangkan:
A. Efisiensi dalam pemasangan jalur listrik dan panel distribusinya;
B. Keamanan penempatan jaringan jalurlistrik;
C. Keamanan dan keindahan penempatan panel listrik;
D. Kemudahan menjangkau dan mengoperasikan panel listrik;
E. Kemudahan pemeliharaan dan penggantian instalasi.
4. Jaringan kabel listrik harus didesain dengan memperhatikan fungsi, keamanan, kerapian dan
keindahan.

67
STRUKTURAL
MATERIAL & KOMPONEN BANGUNAN | INFRASTRUKTUR

5. Air bersih yang bersumber dari PDAM dan atau sumur dalam, dipergunakan untuk
kepentingan proses pendidikan, bagian sistem pemadam kebakaran dan keperluan umum
lain seperti KM/WC direncanakan agar memiliki jaringan masing-masing yang tidak saling
mengganggu.
6. Penanggulangan pertama terhadap kebakaran dilakukan dengan Alat Pemadam Api Ringan
(APAR) yang diletakkan pada titik-titik yang mudah dijangkau.
7. Apabila tidak ditampung pada sistem drainase kota, maka penanganan air kotor harus
dilakukan dengan sistem pengolahan setempat.
8. Air hujan diresapkan ke dalam tanah.
9. Perlu adanya penanganan limbah hasil praktik sehingga tidak merusak lingkungan.
10. Jaringan pipa instalasi udara tekan dan gas diletakkan pada dinding dan atau tergantung
pada plafon (misalnya dengan cable tray).
11. Penggunaan peralatan tertentu untuk tujuan kelengkapan mekanikal, kelistrikan dan
pemeliharaan bangunan pada prinsipnya dimungkinkan dengan tetap mengacu pada biaya
yang disediakan dan kemudahan operasionalnya.
12. Sistem pengamanan memperhitungkan penggunaan cara elektronik di masa yang akan
datang.
68
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
A. Aspek perencanaan mekanikal dan elektrikal antara lain:
1. instalasi listrik penerangan;
2. instalasi listrik tenaga;
3. instalasi penangkal petir;
4. instalasi pipa gas (oksigen/acetilyn/elpiji);
5. instalasi pipa air (bersih dan kotor);
6. instalasi pengkondisian udara (Air Conditioner/AC) di dalam ruangan.
B. Perencanaan harus berpedoman dan sesuai peraturan, persyaratan dan standarisasi
mengenai instalasi tersebut, yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang;
C. Penyajian hasil perencanaan baik mengenai gambar-gambar maupun persyaratan teknis
harus dapat dengan mudah dibaca dan dimengerti teknisi, agar tidak menimbulkan masalah
penafsiran;
D. Sistem instalasi yang direncanakan hendaknya harus tetap “up to date” dengan teknologi
yang ada dengan memikirkan pengembangan atau perluasan Prasarana SMK dikemudian
hari.
69
PENGGUNAAN RUANG
Faktor kunci keberhasilan perencanaan dan perancangan ruang pembelajaran adalah seberapa
baik ruang itu dapat digunakan, dikelola dan dipelihara. Ruang tersebut harus kompatibel
dengan banyak kebutuhan fisik dan pembelajaran, dan secara efektif mewadahi beragam
kegiatan dengan rentang usia dan pola yang berbeda dari para penggunanya. Ruang tersebut
juga harus mudah dijaga kebersihannya, dioperasikan secara efisien, serta mudah perbaikan
dan perawatannya.

Rencana manajemen untuk bagaimana ruang belajar tersebut akan dipelihara, diperbaiki dan
diperbaharui dari waktu ke waktu, sehingga harus dibuat dalam manajemen yang baik, dimana
anggaran yang dibutuhkan juga harus dialokasikan.

Apabila sekolah memungkinkan model bisnis dengan penyewaan ruang-ruang yang ada di
sekolah tersebut, maka fungsi utama sebagai ruang pembelajaran tetap harus menjadi prioritas
atas semua penggunaannya. Prosedur pemesanan yang jelas dan menunjukkan bahwa
manajemen sekolah dapat menunjukkan bahwa ruang belajar akan digunakan untuk fungsi
lainnya. Rencana tersebut, akan berimplikasi pada pengaturan kepegawaian, misalnya: tenaga
pembantu, tenaga kebersihan dan teknisi audio-visual maupun elektrikal.
Jika ruang belajar tersedia untuk digunakan berbagai kegiatan, maka ruang akan perlu untuk
dibersihkan dan diatur secara efisien. Pedoman standar operasional untuk bagaimana ruang
harus diatur dan simpan sehingga siap untuk sesi berikutnya sangatlah dibutuhkan.

70
PEMBIAYAAN
Rencana pembangunan ini akan berhasil apabila mempertimbangkan bagaimana caranya biaya
operasional ruang belajar dan pemeliharaannya akan didanai. Ketika dalam proses
perencanaan, pertimbangkan elemen program yang mana yang dapat menghasilkan
pendapatan, termasuk target pasarnya. Kegiatan belajar harus dapat diakses secara luas, jadi
jika sekolah memutuskan untuk mendapatkan pendapatan darinya, maka pikirkan dengan hati-
hati tentang bagaimana sekolah bisa memastikan struktur harga tidak menjadi penghalang bagi
target pasarnya.

Namun, sekolah harus memastikan bahwa fungsi utama suatu ruang pembelajaran tidak dapat
dikompromikan, sehingga keseimbangan kegiatan menyewakan atau memperoleh pendapatan
dan membuka akses harus selalu sesuai dengan tujuan sekolah dan kebutuhan penggunanya.

Penyewaan ruang belajar dapat menjadi bagian dari model penghasilan pembiayaan, tetapi
yang pertama dan terpenting adalah ruang belajar harus untuk kegiatan belajar: penggunaan
lainnya harus dilihat sebagai skala sekunder, termasuk dalam hal ini adalah penggunaan untuk
kegiatan sebuah institusi secara terbuka maupun untuk rapat internal, harus dipertimbangkan
dengan cermat, terencana dan terkelola dengan baik.

Pada awal panduan ini disebutkan bahwa salah satu prinsip perencanaan ruang pembelajaran
adalah fleksibilitas. Faktor fleksibilitas memastikan bahwa ruang dapat digunakan untuk
berbagai audiens, berbagai kegiatan, serta menarik untuk digunakan pihak lain dalam
kegiatannya. Sehingga sekolah dimungkinkan mendapatkan pembiayaan tambahan untuk
membuat ruang yang dapat digunakan fungsi yang berbeda ini.
71
MASTER PLAN

72
PERLETAKAN MASSA
ZONING | MODEL PENGEMBANGAN MASTERPLAN | PENGEMBANGAN RUANG BELAJAR KEJURUAN | GARIS
SEMPADAN | HUBUNGAN MASSA BANGUNAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU | KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (KDB)

Zoning merupakan pengelompokan ruang-ruang berdasarkan dari fungsi ruang, karakteristik di


dalam area yang sama. Pen-zoningan dalam Masterplan sekolah SMK meliputi area belajar yang
terdiri atas ruang pembelajaran, ruang praktik, ruang perpustakaan dan laboratorium; area
pendukung pembelajaran yang terdiri atas area perkantoran, ruang guru / lounge guru, dan area
pendukung pembelajaran lainnya; dan area penunjang yang terdiri atas area lapangan olahraga,
area ibadah, area pengamanan, dan toilet.

RUANG
RUANG RUANG RUANG RUANG
PERKANTOR TOILET
BELAJAR PRAKTIK AN GURU IBADAH

RUANG
PERPUS LABORAT AREA RUANG
PENDUKUNG
TAKAAN ORIUM OLAHRAGA KEAMANAN
LAINNYA

AREA BELAJAR AREA PENDUKUNG PEMBELAJARAN AREA PENUNJANG

73
PERLETAKAN MASSA
ZONING | MODEL PENGEMBANGAN MASTERPLAN | PENGEMBANGAN RUANG BELAJAR KEJURUAN | GARIS
SEMPADAN | HUBUNGAN MASSA BANGUNAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU | KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (KDB)

Pembangunan sebuah fasilitas pendidikan haruslah dimulai dari perencanaan makro fasilitas nya, dalam hal
ini adalah master plan. Problem terbesar dari mayoritas lembaga pendidikan adalah ketidakbaruan atau
bahkan ketidakadaan masterplan sebagai bagian dari rencana makro sebuah institusi pendidikan.

Dalam perencanaan dan perancangan sebuah masterplan institusi pendidikan tidaklah membahas faktor
lahan, bangunan, dan peralatan saja. Akan tetapi, sebuah masterplan akan menunjukkan visi-misi institusi
pendidikan tersebut, dari mana sekolah ini berawal, proyeksi masa depannya baik dalam kuantitas civitas
bahkan hingga kualitas pendidikannya, hingga bagaimana para stake holder akan mewujudkan visi misi
tersebut.

Pendekatan paradigma perencanaan masterplan pada institusi sekolah di Indonesia masih belum ada
perubahan yang sesuai dengan perkembangan jaman dan perkembangan dunia pendidikan, mayoritas
masih dengan satu model yang sudah ditetapkan sejak jaman dahulu. Maka, pada program ini, pendekatan
masterplan sebuah sekolah akan berdasarkan pada beberapa alternatif model desain yang disesuaikan
dengan beberapa faktor, antara lain :

-- Kondisi tapak masing-masing sekolah.


Kompetensi keahlian yang menjadi refocusing, karena setiap kompetensi keahlian tentunya mempunyai
model kegiatan yang berbeda
-- Kuantitas pengguna baik guru, siswa, hingga pengguna lainnya.
Tujuan khusus yang menjadi ciri khas setiap institusi sekolah tersebut
- Pola identifikasi khusus, baik pendekatan nilai arsitektur lokal, peninggalan dan cagar budaya, hingga
pendekatan kontruksi tanggap bencana setempat
74
PERLETAKAN MASSA
ZONING | MODEL PENGEMBANGAN MASTERPLAN | PENGEMBANGAN RUANG BELAJAR KEJURUAN | GARIS
SEMPADAN | HUBUNGAN MASSA BANGUNAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU | KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (KDB)

Dari gambar model diatas, dapat dijelaskan bahwasanya kondisi masterplan sekolah secara eksisting
mayoritas dan diawal, meskipun tidak mutlak seperti diatas. Pada masa lalu, faktor penyeragaman model
sekolah menjadi tuntutan dengan mengesampingkan kondisi tapak dan potensinya.

75
PERLETAKAN MASSA
ZONING | MODEL PENGEMBANGAN MASTERPLAN | PENGEMBANGAN RUANG BELAJAR KEJURUAN | GARIS
SEMPADAN | HUBUNGAN MASSA BANGUNAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU | KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (KDB)

76
PERLETAKAN MASSA
ZONING | MODEL PENGEMBANGAN MASTERPLAN | PENGEMBANGAN RUANG BELAJAR KEJURUAN | GARIS
SEMPADAN | HUBUNGAN MASSA BANGUNAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU | KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (KDB)

Pada perencanaan dan perancangan


sekolah baru di era ini, tim
perencanaan dituntut untuk secara
kreatif mendesain masterplan sesuai
dengan poin-poin diatas,
sebagaimana model masterplan
disamping ini.

77
PERLETAKAN MASSA
ZONING | MODEL PENGEMBANGAN MASTERPLAN | PENGEMBANGAN RUANG BELAJAR KEJURUAN | GARIS
SEMPADAN | HUBUNGAN MASSA BANGUNAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU | KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (KDB)

78
PERLETAKAN MASSA
ZONING | MODEL PENGEMBANGAN MASTERPLAN | PENGEMBANGAN RUANG BELAJAR KEJURUAN | GARIS
SEMPADAN | HUBUNGAN MASSA BANGUNAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU | KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (KDB)

79
PERLETAKAN MASSA
ZONING | MODEL PENGEMBANGAN MASTERPLAN | PENGEMBANGAN RUANG BELAJAR KEJURUAN | GARIS
SEMPADAN | HUBUNGAN MASSA BANGUNAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU | KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (KDB)

80
PERLETAKAN MASSA
ZONING | MODEL PENGEMBANGAN MASTERPLAN | PENGEMBANGAN RUANG BELAJAR KEJURUAN | GARIS
SEMPADAN | HUBUNGAN MASSA BANGUNAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU | KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (KDB)

81
PERLETAKAN MASSA
ZONING | MODEL PENGEMBANGAN MASTERPLAN | PENGEMBANGAN RUANG BELAJAR KEJURUAN | GARIS
SEMPADAN | HUBUNGAN MASSA BANGUNAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU | KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (KDB)

82
PERLETAKAN MASSA
ZONING | MODEL PENGEMBANGAN MASTERPLAN | PENGEMBANGAN RUANG BELAJAR KEJURUAN | GARIS
SEMPADAN | HUBUNGAN MASSA BANGUNAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU | KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (KDB)

- Ruang Pembelajaran Umum

Salah satu jenis konsepsi ruang pembelajaran dalam standar fasilitas disebut ruang
pembelajaran umum (RPU), RPU ini mewadahi kegiatan pembelajaran yang bersifat umum dan
atau teori, terdiri atas ruang kelas dan laboratorium dasar.

Pada pendidikan kejuruan, RPU ini harus mewadahi juga kegiatan pembelajaran yang
menuntut keterpenuhan kompetensi dasar keahlian masing-masing bidang. Sehingga secara
teknis, RPU pada sekolah kejuruan tidak bisa disamakan kualifikasi teknisnya dengan sekolah
menengah atas atau sekolah menengah pertama. Pada banyak konsep pendekatan desain di
sekolah modern, ruang pembelajaran umum atau bisa disebut dengan kelas, sudah
bertransformasi melengkapi dirinya dengan fasilitas untuk memenuhi kompetensi dasar
sesuai dengan peruntukan ruang tersebut, misalnya ruang kelas kimia sudah dilengkapi
dengan kebutuhan dasar laboratorium kimia didalamnya.

83
PERLETAKAN MASSA
ZONING | MODEL PENGEMBANGAN MASTERPLAN | PENGEMBANGAN RUANG BELAJAR KEJURUAN | GARIS
SEMPADAN | HUBUNGAN MASSA BANGUNAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU | KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (KDB)

Maka seyogyanya demikian pula pada sekolah kejuruan, yang mana tercermin dalam struktur
kurikulumnya bahwa materi kurikulum setiap kompetensi keahlian mencerminkan proporsi teori
praktik, dan pengajaran pelajaran umum serta pelajaran kompetensi keahlian. Bahkan secara
umum, seyogyanya jumlah ruang pembelajaran umum (RPU) tidaklah mencerminkan jumlah
rombongan belajar secara linier.

Transformasi ruang pembelajaran umum ini haruslah menjadi skala prioritas dalam merevitalisasi
setiap sekolah kejuruan, dengan alasan sebagai berikut:

- Revitalisasi ruang pembelajaran umum merupakan strategi mendasar untuk memenuhi


kebutuhan akan ketercapaian kompetensi dasar masing-masing kompetensi keahlian.
Dimana setiap RPU akan mencerminkan kompetensi keahlian rombongan belajar yang
menggunakannya.
- Penyediaan RPU model baru pada revitalisasi SMK ini merupakan bagian dari proses
pendekatan atau pembiasaan antara pola di sekolah dengan dunia usaha dan industri,
sehingga kompetensi dasar setiap kompetensi keahlian dapat diajarkan dan dilatih pada
level awal di ruang pembelajaran umum.

84
PERLETAKAN MASSA
ZONING | MODEL PENGEMBANGAN MASTERPLAN | PENGEMBANGAN RUANG BELAJAR KEJURUAN | GARIS
SEMPADAN | HUBUNGAN MASSA BANGUNAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU | KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (KDB)

Model ragam lay out kegiatan pembelajaran

85
PERLETAKAN MASSA
ZONING | MODEL PENGEMBANGAN MASTERPLAN | PENGEMBANGAN RUANG BELAJAR KEJURUAN | GARIS
SEMPADAN | HUBUNGAN MASSA BANGUNAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU | KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (KDB)

Contoh pengembangan ruang belajar kemampuan dasar


dan ruang praktik yang terintegrasi

86
PERLETAKAN MASSA
ZONING | MODEL PENGEMBANGAN MASTERPLAN | PENGEMBANGAN RUANG BELAJAR KEJURUAN | GARIS
SEMPADAN | HUBUNGAN MASSA BANGUNAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU | KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (KDB)

- Ruang Praktik Siswa

Jika pola pembelajaran untuk memenuhi kompetensi dasar sudah terwadahi di ruang
pembelajaran umum (RPU), maka ruang praktik siswa dituntut untuk dapat memenuhi
kebutuhan pada level berikutnya.

Ruang praktik siswa (RPS) haruslah dapat mewadahi beragam model pembelajaran yang
menjawab perkembangan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri. RPS harus
bertransformasi secara efektif dan efisien serta fungsional dengan perkembangan DUDI yang
cepat. Pemutakhiran peralatan, metode dan alur kerja, serta tuntutan produk sesuai dengan
zamannya tentulah menjadi skala prioritas dalam mendesain dan merancang ruang praktik
siswa ini.

Faktor pemanfaatan teknologi haruslah menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan
ketika sekolah melakukan tahapan ini, sehingga kesinambungan pola pembelajaran dengan
dukungan fasilitas menjadi lebih optimal.

87
PERLETAKAN MASSA
ZONING | MODEL PENGEMBANGAN MASTERPLAN | PENGEMBANGAN RUANG BELAJAR KEJURUAN | GARIS
SEMPADAN | HUBUNGAN MASSA BANGUNAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU | KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (KDB)

Ruang praktik siswa haruslah mempertimbangkan faktor-faktor dibawah ini:

- RPS harus mengadaptasi perkembangan pola alur kegiatan dan kerja pada setiap
kompetensi keahliannya. Adaptasi kurikulum dengan perkembangan dunia usaha dan
industri menjadi kunci utama dalam melakukan perencanaan dan desain RPS yang efektif,
efisien, dan fungsional.

- Pola pengadaptasian kurikulum ini tidaklah semata berbasis dengan jenis spesifikasi
fasilitas di dunia usaha dan industri, tetapi harus mempertimbangkan aspek fungsional yang
dibutuhkan. Proporsi kegiatan proses maupun hasilnya haruslah dilakukan dengan cermat
dalam penentuan skala ukuran dan teknis RPS maupun peralatannya. Sehingga sekolah
bisa mencegah over spesifikasi maupun down spesifikasi dalam proses perencanaan
hingga pelaksanaannya.

88
PERLETAKAN MASSA
ZONING | MODEL PENGEMBANGAN MASTERPLAN | PENGEMBANGAN RUANG BELAJAR KEJURUAN | GARIS
SEMPADAN | HUBUNGAN MASSA BANGUNAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU | KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (KDB)

89
PERLETAKAN MASSA
ZONING | MODEL PENGEMBANGAN MASTERPLAN | PENGEMBANGAN RUANG BELAJAR KEJURUAN | GARIS
SEMPADAN | HUBUNGAN MASSA BANGUNAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU | KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (KDB)

- Ruang Pendukung Informal & Ruang Luar

Selain ruang pembelajaran umum dan ruang praktik siswa sebagai inti fasilitas kegiatan
pembelajaran, maka ada beberapa ruang pendukung dan ruang luar yang menjadi bagian
tidak terpisahkan dari revitalisasi sekolah menengah kejuruan ini. Ruang-ruang tersebut
juga harus mendapatkan perhatian khusus dalam perencanaan dan perancangannya.

‣ Ruang manajemen sekolah yang


harus dapat mencerminkan
prinsip-prinsip dalam panduan ini,
bagaimana ruang administrasi
sekolah harus bisa
menggambarkan penerapan
teknologi dalam kegiatannya,
bagaimana ruang manajemen
sekolah dapat menunjukkan
efektivitas dan efisiensi

90
PERLETAKAN MASSA
ZONING | MODEL PENGEMBANGAN MASTERPLAN | PENGEMBANGAN RUANG BELAJAR KEJURUAN | GARIS
SEMPADAN | HUBUNGAN MASSA BANGUNAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU | KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (KDB)

‣ Ruang guru yang bertransformasi


menjadi lounge guru, transformasi
ini menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari proses revitalisasi
ini dengan dasar pertimbangan
bahwa ruang bagi setiap guru
adalah ruang pembelajaran aktif
baik itu ruang pembelajaran umum
maupun ruang praktik siswa. RPU
dan RPS ini adalah ruang kegiatan
utama bagi setiap guru/instruktur,
sehingga sudah seyogyanya para
guru/instruktur mendapatkan
tempat berkolaborasinya. Ruang
guru akan menjadi ruang
bersosialisasi, beristirahat, dan
berkoordinasi yang diwujudkan
dalam bentuk desain lounge.

91
PERLETAKAN MASSA
ZONING | MODEL PENGEMBANGAN MASTERPLAN | PENGEMBANGAN RUANG BELAJAR KEJURUAN | GARIS
SEMPADAN | HUBUNGAN MASSA BANGUNAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU | KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (KDB)

‣ Ruang luar adalah bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan sekolah, beragam aktivitas harus diwadahi
pada ruang luar ini. Mulai dengan fungsi ruang olahraga, ruang pembentukan karakter, hingga ruang
gerak sosialisasi siswa maupun civitas yang lainnya. Ruang luar terdiri dari ruang-ruang yang diletakan
sebagai penyangga antara Area Praktik dan Area Teori. Ruang-ruang tersebut antara lain:
1. Ruang Serbaguna; Mudah diakses dari luar dan tidak mengganggu proses kegiatan belajar mengajar;
2. Ruang Bimbingan Kejuruan (BK), Unit Kesehatan Siswa (UKS), OSIS, Ruang Koperasi, Kantin, Rumah
Jaga, Tempat Ibadah/ Musholla.
-- Mudah di akses, tidak mengganggu proses kegiatan belajar mengajar;
Ruang UKS mudah di akses oleh mobil Ambulan;
--Rumah Penjaga diletakan pada area tersembunyi namun dapat mengakses keamanan SMK;
Tempat Ibadah apabila dipergunakan hanya untuk kalangan sekolah dapat diletakkan diantara
Area Teori dan Praktik, namun jika dipergunakan oleh kalangan masyarakat sekitar diletakan di
depan agar mudah di akses.
3. Gudang Umum; Gudang umum perletakannya harus mudah di akses untuk loading barang baik dari
Ruang Teori atau Ruang Praktik.
4. Pos Jaga; Mudah di akses dari satu pintu masuk dan pintu keluar, sebagai sarana pendukung
keamanan (parkir mobil dan bangsal sepeda/motor).
5. Lapangan Olahraga; Perletakannya di area yang berada dekat dengan area penunjang lainnya.
Lapangan Olahraga, atau ruang terbuka interaksi.

92
PERLETAKAN MASSA
ZONING | MODEL PENGEMBANGAN MASTERPLAN | PENGEMBANGAN RUANG BELAJAR KEJURUAN | GARIS
SEMPADAN | HUBUNGAN MASSA BANGUNAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU | KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (KDB)

Contoh pengembangan ruang luar dan massa bangunan yang terintegrasi

93
PERLETAKAN MASSA
ZONING | MODEL PENGEMBANGAN MASTERPLAN | PENGEMBANGAN RUANG BELAJAR KEJURUAN | GARIS
SEMPADAN | HUBUNGAN MASSA BANGUNAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU | KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (KDB)

Berdasarkan Undang-undang No. 28 Tahun 2002 Pasal 13 tentang Bangunan Gedung secara
Definisi Garis Sempadan adalah Garis batas luar pengaman untuk mendirikan bangunan dan atau
pagar yang ditarik pada jarak tertentu sejajar dengan as jalan, tepi luar, kepala jembatan, tepi
sungai, tepi saluran, kaki tanggul, tepi situ atau rawa, tepi waduk, tepi mata air, as rel kereta api,
jaringan tenaga listrik, pipa gas.

Permen PUPR no 28 Tahun 2015 tentang Garis Sempadan Sungai (GSS) dan Garis Sempadan
Danau (GSD). Garis sempadan sungai adalah garis maya di kiri dan kanan palung sungai yang
ditetapkan sebagai batas perlindungan sungai. Garis Sempadan danau adalah luasan lahan yang
mengelilingi dan berjarak tertentu dari tepi badan danau yang berfungsi sebagai kawasan
pelindung danau.

Permen PUPR no 8 Tahun 2015 tentang Garis Sempadan Irigasi. Garis sempadan jaringan irigasi
adalah batas pengamanan bagi saluran dan/atau bangunan irigasi dengan jarak tertentu
sepanjang saluran dan sekeliling bangunan.

94
PERLETAKAN MASSA
ZONING | MODEL PENGEMBANGAN MASTERPLAN | PENGEMBANGAN RUANG BELAJAR KEJURUAN | GARIS SEMPADAN |
HUBUNGAN MASSA BANGUNAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU | KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (KDB)

Jarak massa ruang-ruang membentuk sebuah massa bangunan. Massa-massa bangunan tersebut
dikomposisikan menjadi suatu komplek bangunan. Jarak antar massa bangunan adalah minimal 8
m. Diantara massa bangunan tersebut akan terbentuk ruang terbuka (open space). Ruang terbuka
ini dapat dimanfaatkan menjadi taman, plaza, gazebo, area olahraga, sebagai filter udara dan
kebisingan serta untuk pencahayaan alami. Perbandingan ruang terbuka hijau dengan bangunan
dalam pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) adalah minimal 70% : 30% (KDB 30%) sesuai dengan
Standar Pendidikan Nasional atau disesuaikan dengan pola rancangan tata ruang kota dimasing-
masing Kabupaten/Kota.

Pola rancangan ini biasanya disebut Koefisien Daerah Hijau (KDH). Hal ini disebutkan dalam
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008, tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, disebutkan dalam Bab I tentang
ketentuan Umum, menjelaskan bahwa Koefisien Daerah Hijau (KDH), adalah angka persentase
perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan
bagi pertamanan/penghijauan dan luas tanah terpetakan/daerah perencanan yang dikuasai sesuai
rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan. Misalnya, USB dengan luas lahan
1,5 Ha, maka luas lahan terbuka adalah sebesar = 70% x 1,5 Ha = 1.050 m².

95
PERLETAKAN MASSA
ZONING | MODEL PENGEMBANGAN MASTERPLAN | PENGEMBANGAN RUANG BELAJAR KEJURUAN | GARIS
SEMPADAN | HUBUNGAN MASSA BANGUNAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU | KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (KDB)

Pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008, tanggal 26 Mei 2008 Tentang
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, disebutkan
dalam Bab I tentang ketentuan Umum,menjelaskan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah angka
persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung dan luas lahan/tanah
terpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata
bangunan dan lingkungan. Misalnya, USB dengan luas lahan 1,5 Ha, mempunyai KDB sebesar
30%. Maka luas seluruh lantai dasar bangunannya adalah sebesar = 30% x 1,5 Ha = 4.500 m².

96
STRATEGI PEMBANGUNAN
PENENTUAN PRIORITAS PEMBANGUNAN | PENENTUAN LOKASI PEMBANGUNAN |
PENENTUAN KEBUTUHAN RUANG

Contoh prioritas pembangunan ruang dalam pembangunan Unit Sekolah Baru (USB-SMK) adalah:
Prioritas I : Ruang Pembelajaran Umum dan Ruang Praktik;
Prioritas II : Laboratorium Dasar, Perpustakaan dan Ruang, Perkantoran;
Prioritas III : Ruang Guru dan Ruang Penunjang.
Pada kasus Unit Sekolah Baru (USB-SMK) diharapkan pada tahun pertama sudah dapat beroperasi,
oleh karena itu pada rencana penggunaan dana di tahun pertama dialokasikan untuk membangun
ruang teori, ruang praktik, kantor, wc dan peralatan praktik serta meubelair.

Contoh prioritas pembangunan ruang dalam pembangunan COE (Center Of Excellent) adalah:
Prioritas I : Ruang Praktik Siswa;
Prioritas II : Ruang Praktik Kompetensi Dasar.
Pada kasus CoE diharapkan pada tahun pertama sudah dapat beroperasi, oleh karena itu pada
rencana penggunaan dana di tahun pertama dialokasikan untuk membangun ruang praktik, dan
peralatan praktik serta meubelair.

97
STRATEGI PEMBANGUNAN
PENENTUAN PRIORITAS PEMBANGUNAN | PENENTUAN LOKASI PEMBANGUNAN |
PENENTUAN KEBUTUHAN RUANG

Dalam menentukan lokasi Ruang Teori dan Ruang Praktik yang


akan dibangun harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Ruang Teori
-- Dibangun pada lahan yang sudah siap bangun;
Pembangunannya dilaksanakan dalam satu massa
bangunan (tidak terpotong-potong);
- Arsiran pada site plan diberikan untuk menandai ruang
teori yang akan dibangun dan darimana sumber
dananya

2. Ruang Praktik
-Pilih Kompetensi Keahlian yang mempunyai potensi untuk
dapat dikembangkan menjadi Bussiness Center ;
--
Dibangun pada lahan yang sudah siap bangun;
Pembangunannya dilaksanakan dalam satu massa
bangunan (tidak terpotong-potong);
--
Dapat dicapai dengan mudah oleh akses publik;
Arsiran pada site plan diberikan untuk menandai ruang
praktik yang akan dibangun dan sumber dananya

98
STRATEGI PEMBANGUNAN
PENENTUAN PRIORITAS PEMBANGUNAN | PENENTUAN LOKASI PEMBANGUNAN |
PENENTUAN KEBUTUHAN RUANG

Pembangunan Ruang Teori dan Ruang Praktik harus memperhatikan arah pengembangan master
plan dan penyebaran massa-massa tersebut dalam lahan. Jarak yang terlalu jauh antara massa
ruang teori dan massa ruang praktik yang berjauhan menimbulkan in-efisiensi waktu dalam
kegiatan belajar mengajar dan pengawasan kepada siswa, juga mempertimbangkan masalah
keamanan lingkungan. Oleh sebab itu sebaiknya pembangunan massa ruang teori dan massa
ruang teori cukup dekat dan mudah diakses/ diawasi oleh guru atau petugas sekolah.

99
STRATEGI PEMBANGUNAN
PENENTUAN PRIORITAS PEMBANGUNAN | PENENTUAN LOKASI PEMBANGUNAN | PENENTUAN
KEBUTUHAN RUANG

1. Kebutuhan Jumlah Ruang Teori


Kebutuhan jumlah ruang teori dan praktik dapat dijabarkan sebagai berikut :
i) Perbandingan kebutuhan ruang teori dengan ruang praktik adalah 60% : 40%;
ii) Rumus untuk perhitungan ruang teori adalah jumlah RombonganBelajar (Rombel) dikalikan dengan
perbandingan jumlah ruang teori sebesar 60% dibagi dengan koefisien penggunaan kelas (used
factor) sebesar 80%.

Kebutuhan Kelas = (jumlah rombel x 60%) : 80%

Contoh, jika sebuah Unit Sekolah Baru (USB)-SMK mempunyai 2 Kompetensi Keahlian, dengan 12
rombel, maka perhitungan kebutuhan Ruang Teorinya adalah:
= (jumlah rombel x 60%) : 80%
= (12 X 60%) : 80%
= 9 Ruang Kelas
Jadi kebutuhan Ruang Teori Unit Sekolah Baru (USB)-SMK tersebut adalah 9 kelas

2. Kebutuhan Jumlah Ruang Praktik


Kebutuhan ruang praktik untuk Kompetensi Keahlian yang sudah distandarisasikan BSNP (Permendikud
No. 34 Tahun 2018) selengkapnya dapat dilihat pada lampiran I (Daftar Kebutuhan Ruang) pedoman ini.
Standar ini sebagai acuan minimal yang perlu ditelaah kembali berdasarkan referensi-referensi yang
sesuai dengan hubungan pola fungsi di industri dunia usaha dan dunia kerja, serta perkembangan
pendidikan vokasi saat ini.
100
GAMBAR KERJA

101
PEMBUATAN GAMBAR KERJA
PENGERTIAN | KOP/LABEL/ETIKET GAMBAR KERJA | DETAIL GAMBAR KERJA

1. Untuk pembangunan USB & COE SMK, Tim Teknis Pembimbing Perencanaan dan
Pengawasan menyajikan dokumen pelaksanaan dalam bentuk
a. Detail Engineering Design atau gambar kerja atau gambar kontruksi. Gambar kerja
adalah gambar-gambar dan uraian-uraian teknis yang terinci secara tersendiri
maupun secara keseluruhan yang menjelaskan detail bangunan sebagai acuan dalam
pelaksanaan dan pengawasan konstruksi
b. Rencana Kerja dan Syaratnya (spesifikasi dan syarat-syarat teknik pembangunan yang
jelas, dan lengkap).
c. Rencana Anggaran Biaya (RAB) pelaksanaan. Dokumen-dokumen tersebut
merupakan satu kesatuan yang melengkapi satu sama lain.
2. Gambar kerja harus mendapat persetujuan dari Kepala Sekolah dalam bentuk tanda tangan
dan di stempel sekolah. Gambar kerja yang dihasilkan dianggap sebagai rencana akhir dan
siap digunakan untuk acuan pelaksanaan dan pengawasan.

102
PEMBUATAN GAMBAR KERJA
PENGERTIAN | KOP/LABEL/ETIKET GAMBAR KERJA | DETAIL GAMBAR KERJA

3. Penggambaran arsitektur, struktur, dan instalasi listrik/air/udara bertekanan/gas harus


didasarkan atas standar gambar dan lambang-lambang gambar yang umum dipakai di
Indonesia dan merupakan persyaratan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.
4. Penggambaran instalasi baik untuk lay-out, potongan dan atau sistem harus digambar
dengan baik, rapi dan jelas. Bagian-bagian dari gambar yang mungkin dapat menimbulkan
keraguan dalam pelaksanaan harus dibuatkan gambar detailnya.
5. Besaran-besaran yang akan mengikat dalam pelaksanaan harus dicantumkan dalam gambar-
gambar instalasi yang bersangkutan, sehingga tidak menghasilkan keraguan bagi para
pelaksana.
6. Gambar-gambar harus dilengkapi dengan daftar penjelasan mengenai pemakaian lambang-
lambang gambar.

103
PEMBUATAN GAMBAR KERJA
PENGERTIAN | KOP/LABEL/ETIKET GAMBAR KERJA | DETAIL GAMBAR KERJA

1. Kop/Label/Etiket gambar masterplan/siteplan dan gambar perencanaan lainnya


diseragamkan. Berisikan logo Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Identitas sekolah,
Judul Pekerjaan, Judul gambar, Skala yang digunakan, Identitas legalisasi, hingga no halaman
dan jumlah lembar gambar.
2. Kop/Label/Etiket gambar kerja harus seragam dan mempunyai cukup ruang untuk tanda
tangan Kepala Sekolah dan Ketua Tim Teknis Pembimbing Perencanaan dan Pengawasan.

104
PEMBUATAN GAMBAR KERJA
PENGERTIAN | KOP/LABEL/ETIKET GAMBAR KERJA | DETAIL GAMBAR KERJA

MASTERPLAN DAN SITEPLAN


Masterplan harus menunjukkan bentuk dan ukuran tapak sekolah, blok massa atau tampak
atas seluruh kawasan tapak, skala terukur, arah mata angin, dan kondisi akses lingkungan
sekitarnya.
Sedangkan site plan harus menunjukkan bentuk dan ukuran tapak sekolah, denah lantai dasar
dari seluruh kawasan tapak, skala terukur, arah mata angin, dan kondisi akses lingkungan
sekitarnya, sehingga bias menggambarkan pola hubungan antar ruang pada seluruh tapak
tersebut.

105
PEMBUATAN GAMBAR KERJA
PENGERTIAN | KOP/LABEL/ETIKET GAMBAR KERJA | DETAIL GAMBAR KERJA

DENAH

Denah harus menunjukkan bentuk dan ukuran ruang, letak kolom, dinding, kusen pintu dan
jendela, elevasi lantai dan garis potongan (membujur dan melintang).

106
PEMBUATAN GAMBAR KERJA
PENGERTIAN | KOP/LABEL/ETIKET GAMBAR KERJA | DETAIL GAMBAR KERJA

TAMPAK (TAMPAK DEPAN, SAMPING KANAN-KIRI, BELAKANG)

Tampak menunjukkan wajah bangunan dilihat dari sisi yang memungkinkan (depan, samping
kiri-kanan dan belakang)

107
PEMBUATAN GAMBAR KERJA
PENGERTIAN | KOP/LABEL/ETIKET GAMBAR KERJA | DETAIL GAMBAR KERJA

POTONGAN (MEMBUJUR DAN MELINTANG)

Potongan menunjukkan penampang bangunan mulai dari pondasi hingga penutup atap untuk
menunjukkan hubungan arsitektural dan struktural yang terjadi. Gambar potongan harus dapat
menggambarkan pola hubungan vertikal mulai dari struktur hingga arsitektural. Gambar potongan
harus dibuat sesuai dengan kebutuhan yang akan digambarkan/dijelaskan.

108
PEMBUATAN GAMBAR KERJA
PENGERTIAN | KOP/LABEL/ETIKET GAMBAR KERJA | DETAIL GAMBAR KERJA

1. DETAIL ARSITEKTURAL & STRUKTURAL


a. RENCANA PONDASI (DENAH DAN POTONGAN)
Rencana pondasi terdiri dari denah pondasi, potongan dan detail pondasi.
b. RENCANA KOLOM, BALOK dan PLAT
Rencana kolom, balok dan plat terdiri dari denah kolom, balok dan plat lantai, potongan,
rencana pembesian dan mutu beton yang dipakai.
c. RENCANA KUDA-KUDA dan ATAP
Rencana kuda-kuda dan atap terdiri dari denah dan potongan perletakan kuda-kuda, jurai,
garis tepi atap dan talang. Detail kuda-kuda menunjukkan model/bentuk konstruksi atap
(sambungan-sambungan, dimensi-dimensi, material yang dipakai).
d. RENCANA KUSEN, PINTU DAN JENDELA
Rencana kusen, pintu dan jendela terdiri denah perletakan kusen pintu dan jendela, detail
kusen pintu dan jendela, model daun pintu dan jendela, dimensi dan material yang dipakai.
e. RENCANA PLAFON
Rencana plafon menunjukkan pola pemasangan plafon, kerangka plafon, dimensi dan material
yang dipakai.
f. RENCANA POLA LANTAI
Rencana pola lantai di bawah menunjukkan pola pemasangan penutup lantai, dimensi dan
material yang dipakai.

109
PEMBUATAN GAMBAR KERJA
PENGERTIAN | KOP/LABEL/ETIKET GAMBAR KERJA | DETAIL GAMBAR KERJA
2. RENCANA ELEKTRIKAL
a. LAYOUT TITIK LAMPU, STOP KONTAK, SAKLAR.
Terdiri dari perletakan titik lampu, stop kontak dan saklar. Perletakan titik lampu di dalam ruangan dan di
luar ruangan.
b. DIAGRAM PEMBAGIAN BEBAN (DAYA)
Diagram pembagian beban (daya) diperlukan untuk mengetahui seberapa besar kapasitas/beban listrik
yang akan terjadi dalam satu massa bangunan.
c. MDP (MAIN DISTRIBUTION PANEL)
MDP adalah panel distribusi utama/kumpulan dari beberapa panel yang berfungsi untuk mengatur
pasokan daya listrik dalam suatu komplek sekolah.
d. SDP/MCB (SINGLE DISTRIBUTION PANEL/MAIN CIRCUIT BREAK)
SDP/MCB adalah satu panel distribusi yang merupakan panel untuk mengatur pasokan daya listrik
dalam suatu wilayah yang lebih kecil (misal; satu massa bangunanRuang Teori, Ruang Praktik dan Ruang
Perkantoran).

3. RENCANA UTILITAS
a. RENCANA AIR BERSIH
Rencana air bersih adalah pengadaan, penyimpanan air bersih dan pendistribusian air bersih.
b. RENCANA AIR KOTOR
Rencana air kotor adalah pembuangan air kotor (termasuk pembuangan air hujan dan bak control),
pengolahan air kotor.
c. RENCANA PNGHAWAAN BUATAN
Rencana penghawaan buatan adalah titik-titik AC dan jalur outdoor serta pembuangannya.
110
PELAKSANAAN

111
PELAKSANAAN
SYARAT TEKNIS BAHAN | PERSIAPAN | PEKERJAAN STRUKTURAL | PEKERJAAN ARSITEKTURAL
| PEKERJAAN SANITASI | PEKERJAAN ELEKTRIKAL | PENYELESAIAN

1. Air
Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air tawar bersih yang tidak mengandung minyak, asam,
alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak bangunan.
2. Pasir Urug
Pasir untuk pengurugan, peninggian dan lain-lain tujuan, harus bersih dan keras.
3. Pasir Pasang
-- Butiran-butiran harus halus dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari;
Kadar lumpur harus kurang dari 5%;
- Butiran-butirannya harus dapat melalui ayakan persegi #3 mm.
4. Portland Cement (PC)
- Tipe semen yang digunakan adalah Tipe 1, yaitu semen yang biasa digunakan untuk konstruksi (1 zak
berisi 40 atau 50 kg);
- Dalam pengangkutan Portland Cement (PC) ke lokasi pekerjaan, harus dijaga agar tidak terjadi lembab
dan tidak kena air. Penempatan atau penyimpanannya harus di tempat yang terlindung, kering dan
pada ketinggian minimum 25 cm dari lantai;
- Portland Cement (PC) yang sudah membatu (menjadi keras) tidak boleh dipakai.
5. Pasir Beton
- Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan
kotoran lainnya;
-- Butiran-butiran pasir harus tajam dan keras, serta tidak dapat dihancurkan dengan jari;
Kadar lumpur harus kurang dari 5%.

112
PELAKSANAAN
SYARAT TEKNIS BAHAN | PERSIAPAN | PEKERJAAN STRUKTURAL | PEKERJAAN ARSITEKTURAL
| PEKERJAAN SANITASI | PEKERJAAN ELEKTRIKAL | PENYELESAIAN
6. Batu Kerikil/Split
-- Gunakan batu kerikil kualitas 1 (cor) atau batu pecah/split yang bersih, dan bermutu baik, serta tidak berpori;
Butiran-butiran split/batu kerikil harus dapat melalui ayakan berlubang persegi Ø 40 mm dan tertinggal diatas
ayakan berlubang Ø 20 mm;
- Batu kerikil/split tidak boleh mengandung lumpur melebihi 1%.
7. Batu kali/ batu belah/batu gunung
--Digunakan batu kali/batu belah/batu gunung yang bermutu baik, tidak berpori;
Ukuran batu kali/batu belah/batu gunung yang digunakan yaitu antara 20 cm sampai 30 cm berdasarkan panjang
sisi. Bentuk batu kali/batu belah/batu gunung diusahakan mendekati bentuk bujur sangkar atau agak bulat.
8. Kayu
--
Pada umumnya kayu harus berkualitas baik, dengan minimal mutu Kayu Kelas II;
Yang dimaksud dengan mutu kayu kelas II adalah kayu yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
‣ Kadar lengas kayu 30%;
‣ Besar mata kayu tidak melebihi ¼ dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih dari 5 cm;
‣ Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu yang lebih besar 1/10 dari tinggi balok;
‣ Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi 1/3 tebal kayu, dan retak-retak menurut lingkaran tidak
melebihi 1/4 tebal kayu;
‣ Miring arah serat (tangenial) tidak melebihi 1/7.
- Kayu untuk keperluan struktural seperti kuda-kuda, rangka atap, tiang, kantilever minimal menggunakan kayu
kelas II;
-- Kayu untuk keperluan non struktural seperti perancah dan bekisting minimal menggunakan kayu Kelas III;
Kusen pintu/ jendela, panel pintu dan jendela maupun jalusi minimal menggunakan kayu kelas II;
- Furniture/Meubelair minimal menggunakan bahan kayu kelas II. Permukaan kayu harus halus dan rata, finishing
akhir minimal menggunakan politur.

113
PELAKSANAAN
SYARAT TEKNIS BAHAN | PERSIAPAN | PEKERJAAN STRUKTURAL | PEKERJAAN ARSITEKTURAL
| PEKERJAAN SANITASI | PEKERJAAN ELEKTRIKAL | PENYELESAIAN

9. Beton Non Struktural


-- Pekerjaan ini meliputi kolom praktis, balok dinding dan lantai kerja;
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang minimal K-125;
- Perbandingan campuran yang digunakan yaitu 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr.
10. Beton Struktural
-- Pekerjaan ini meliputi sloof, kolom utama, balok utama, balok anak dan ring balk;
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang minimal K-225 (untuk struktural) dan
minimal K-175 untuk non struktural;
- Perbandingan campuran yang digunakan yaitu 1 PC : 2 Ps : 3 Kr.
11.Besi Beton
--Besi beton yang digunakan adalah besi beton minimal mutu U-24;
Besi harus bersih dan tidak mengandungminyak/lemak, asam alkali dan bebas dari cacat seperti
serpih-serpih serta tidak berkarat;
--
Pembengkokan besi yang terjadi diijinkan yaitu maksimal 2 kali pada titik pembengkokan yang sama;
Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan:
‣ Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971. NI-2;
‣ Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI-5;
‣ Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI-8.

114
PELAKSANAAN
SYARAT TEKNIS BAHAN | PERSIAPAN | PEKERJAAN STRUKTURAL | PEKERJAAN ARSITEKTURAL
| PEKERJAAN SANITASI | PEKERJAAN ELEKTRIKAL | PENYELESAIAN

12. Pasangan Dinding


- Bahan pasangan dinding antara lain Batu Bata/Batako/Bata ringan atau bahan sejenis harus satu
ukuran, satu warna dan satu kualitas;
-- Ukuran batu bata panjang sama dengan 2 x lebar + spesi (tebal spesi 1 - 1,2 cm) atau bahan sejenis;
Warna satu sama lain harus sama dan apabila dipatahkan warna penampang harus sama rata;
- Bidang-bidangnya harus rata atau sudut-sudut harus siku atau bersudut 90 derajat dan tidak boleh
retak-retak.
13. Anti rayap
Untuk daerah yang banyak terdapat rayap maka perlu dilakukan perlindungan bangunan dengan anti
rayap. Jenis obat anti rayap yang digunakan yaitu : Anti rayap pada tanah dan Anti rayap untuk kayu.
14. Keramik
- Keramik Lantai Ruangan
Jenis : Keramik lantai dan plint lantai
Ukuran : min 40 x 40 cm untuk keramik lantai, minimal 20 x 25 cm untuk dinding keramik kamar
mandi, 10 x 40 atau 10 x 20 cm untuk plin lantai ruangan dan keramik kamar mandi;
Kualitas : KW 1;
- Keramik Lantai Ruangan Basah
Untuk lantai ruangan basah menggunakan keramik yang mempunyai permukaan kasar atau beralur.

115
PELAKSANAAN
SYARAT TEKNIS BAHAN | PERSIAPAN | PEKERJAAN STRUKTURAL | PEKERJAAN ARSITEKTURAL
| PEKERJAAN SANITASI | PEKERJAAN ELEKTRIKAL | PENYELESAIAN

15. Cat
- Cat Dinding/cat plafon
Tahan perubahan cuaca dan tidak mudah terkelupas setelah kering;
- Cat kayu/ cat besi
Tahan perubahan cuaca dan tidak mudah terkelupas setelah kering.
16. Penutup Atap
- Bahan yang digunakan untuk penutup atap harus kuat, awet dan tahan lama terhadap gangguan iklim/
cuaca serta tidak gampang bocor atau berkarat dan tidak diperkenankan menggunakan penutup atap
seng gelombang.
- Penutup atap yang direkomendasikan:
Genteng : Minimal genteng tanah liat/keramik
Metal Deck : Genteng metal
17. Bahan-bahan lain
Bahan-bahan lain yang belum disebutkan, yang akan digunakan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Tim Teknis Pembimbing Perencanaan dan Pengawasan Pembangunan SMK.

116
PELAKSANAAN
SYARAT TEKNIS BAHAN | PERSIAPAN | PEKERJAAN STRUKTURAL | PEKERJAAN ARSITEKTURAL
| PEKERJAAN SANITASI | PEKERJAAN ELEKTRIKAL | PENYELESAIAN

1. Pembersihan lahan; meliputi penebangan pohon, pembuangan sampah dan hal-hal yang tidak
diperlukan untuk pekerjaan;
2. Pengukuran lahan; meliputi penentuan batas-batas lokasi, kontur (kemiringan) tanah;
3. Pematangan lahan (cut and fill); meliputi pemotongan, penimbunan dan pemadatan tanah yang
dianggap perlu;
4. Pembuatan jalan menuju lokasi; dilakukan untuk mempermudah sirkulasi barang dan tenaga ke lokasi
kerja;
5. Penyediaan air; dilakukan untuk menyediakan air yang dibutuhkan untuk membantu pelaksanaan
pekerjaan;
6. Penyediaan listrik; dilakukan untuk menyediakan listrik yang dibutuhkan untuk membantu pelaksanaan
pekerjaan;
7. Tersedia los/area kerja untuk fabrikasi komponen-komponen (contoh: kusen, pintu dan jendela);
dilakukan untuk mempermudah pekerja dalam melakukan pembuatan dan pemasangan komponen
kerja;
8. Penentuan peil lantai (± 0.00) atau titik duga; dilakukan untuk menentukan ketinggian lantai bangunan.
Ketinggian lantai bangunan adalah minimal 40 cm dari muka tanah atau permukaan air tertinggi jika pada
lokasi terdapat genangan air;
9. Pemasangan bouwplank; dilakukan untuk menentukan as bangunan pada gedung yang akan dibangun.
Untuk menentukan siku as bangunan dipakai segitiga siku-siku dengan perbandingan sisi 3:4:5.

117
PELAKSANAAN
SYARAT TEKNIS BAHAN | PERSIAPAN | PEKERJAAN STRUKTURAL | PEKERJAAN ARSITEKTURAL
| PEKERJAAN SANITASI | PEKERJAAN ELEKTRIKAL | PENYELESAIAN
1. Pekerjaan Pondasi
A. Pondasi Batu Kali
a. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan profil pondasi, pekerjaan galian dan urugan tanah, pekerjaan anti rayap (untuk daerah yang
terdapat banyak rayap) dan pembuatan pondasi.
b. Bahan yang digunakan
Batu kali dengan ukuran antara 20 cm s/d 30 cm, Pasir cor dan Pc.
c. Penjelasan Pekerjaan
- Siapkan lantai kerja dari pasir kosong tebal ± 5 cm, kemudian lakukan penyemprotan anti rayap. Letakkan
batu kosong (aanstamping) dengan posisi berdiri, batu kali yang digunakan berdiameter antara 20 – 30
cm. Pasangan batu kali menggunakan adukan spesi 1 PC : 4 Ps;
- Pada lokasi-lokasi yang tidak menemukan tanah keras, maka dapat dibantu dengan pemasangan cerucuk
dari kayu (ulin/besi/ dolken) atau bambu dipancang sampai mencapai tanah keras.
B. Pondasi Beton Bertulang
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan galian dan urugan tanah, pekerjaan anti rayap (untuk daerah yang terdapat banyak rayap) dan
pembuatan pondasi.
b. Bahan yang digunakan
PC, pasirbeton, kerikil/split, besi beton dan kawat bendrat.
c. Penjelasan pekerjaan
- Siapkan lantai kerja dari spesi 1 PC : 5 Ps setebal ± 5 cm, letakkan pembesian dengan dengan ukuran
minimal 12 mm untuk tulangan utama dan 8 mm untuk begel, cor campuran beton dengan spesi 1 Pc: 2 Ps :
3 Kr.
- Pada lokasi-lokasi yang tidak menemukan tanah keras, maka dapat dibantu dengan pemasangan cerucuk
dari kayu (ulin/besi/dolken) atau bambu dengan meruncingkan ujung kayu yang akan dipancang sampai
mencapai tanah keras. 118
PELAKSANAAN
SYARAT TEKNIS BAHAN | PERSIAPAN | PEKERJAAN STRUKTURAL | PEKERJAAN ARSITEKTURAL
| PEKERJAAN SANITASI | PEKERJAAN ELEKTRIKAL | PENYELESAIAN

2. Pekerjaan Sloof, Kolom, Balok, Plat Lantai


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan bekisting, pembesian, pengecoran
b. Bahan yang digunakan
Kayu bekisting, PC, pasir beton, besi beton dan kawat bendrat
c. Penjelasan Pekerjaan
(1) Pekerjaan papan bekisting
- Bekisting harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran sloof dan balok sesuai gambar.
Dengan perkuatan yang cukup kokoh agar bentuk sloof dan balok tidak berubah dan tetap
pada kedudukannya;
- Sebelum pengecoran, permukaan bekisting harus bebas dari kotoran-kotoran seperti serbuk
gergaji, potongan kayu, tanah dan sebagainya. Selain itu permukaan dalamnya sebaiknya
dilapisi oli/pelumas bekas agar setelah pengecoran selesai, bekisting mudah dibongkar tanpa
merusak permukaan beton;
- Setelah pengecoran tidak diizinkan mengganggu proses pengerasan beton dengan
menghindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam;
- Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain.
Bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu dibasahi dengan air
secara terus-menerus minimal selama 3 hari.

119
PELAKSANAAN
SYARAT TEKNIS BAHAN | PERSIAPAN | PEKERJAAN STRUKTURAL | PEKERJAAN ARSITEKTURAL
| PEKERJAAN SANITASI | PEKERJAAN ELEKTRIKAL | PENYELESAIAN

(2) Pekerjaan pembesian


-- Perakitan besi tulangan sesuai gambar;
Diameter besi untuk tulangan pokok minimal 12 mm, untuk lantai minimal 10 mm, dan untuk beugel minimal
8 mm;
- Pemasangan sengkang (beugel) berjarak 20 cm, untuk balok di dekat tumpuan jaraknya di buat lebih
rapat antara 7.5 cm – 15 cm;
- Tulangan beton harus diikat dengan kawat beton (bendraat) untuk menjaga ketebalan selimut beton maka
antara tulangan pokok dan bekisting perlu dipasang beton tahu (decking) setebal kurang lebih 2 cm;
- Setiap sambungan konstruksi (stek) yang direncanakan untuk dilanjutkan, maka pembesian harus
dilebihkan minimal 40 x d (diameter)
(3) Pengecoran beton
- Pengadukan beton struktural minimal menggunakan mesin molen atau readymix dengan mutu beton yang
telah ditentukan. Untuk beton bukan struktural dapat menggunakan manual;
- Bila diaduk secara manual, pengadukan harus dilakukan dalam wadah pengadukan, tidak boleh dilakukan
langsung diatas tanah;
- Ukuran tempat pengadukan beton yaitu 2 m x 2,5 m, tinggi tanggulan 20 cm. Bila menggunakan molen,
tempat ini bisa juga digunakan sebagai tempat penuangan adukan beton dari molen;
- Sebelum dilakukan pengecoran, cetakan wajib dibersihkan dan disiram, kekentalan adukan beton (slump)
harus diawasi;
- Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin dan untuk menjamin beton cukup padat digunakan alat
penggetar (vibrator);
- Apabila terjadi pemberhentian pengecoran pada balok dan lantai maka harus berhenti pada jarak 1/5
bentang dan sebelum dilanjutkan pengecoran harus diberikan pasta semen (air semen) terlebih dahulu
pada permukaan yang akan dilanjutkan.
120
PELAKSANAAN
SYARAT TEKNIS BAHAN | PERSIAPAN | PEKERJAAN STRUKTURAL | PEKERJAAN ARSITEKTURAL
| PEKERJAAN SANITASI | PEKERJAAN ELEKTRIKAL | PENYELESAIAN

3. Pekerjaan Atap
Pekerjaan atap meliputi pekerjaan rangka atap dan penutup atap
A. Pekerjaan Rangka Kuda-Kuda Kayu
a. Lingkup Pekerjaan : Pekerjaan kayu, pekerjaan anti rayap (untuk daerah yang terdapat banyak rayap)
b. Bahan yang digunakan : Kayu, paku, beugel, obat anti rayap
c. Penjelasan Pekerjaan
- Jika kayu yang digunakan pada pekerjaan structural, maka minimal jenis kayu kelas II (setara kamper);
- Kayu yang digunakan untuk kuda-kuda, rangka atap, tiang maupun kantilever untuk daerah yang
terdapat rayap harus diberikan obat anti rayap;
- Setelah kuda-kuda tertumpu di atas kolom atau ring balk harus dijepit dengan angkur minimal Ø 12
mm.
B. Pekerjaan Rangka Kuda-Kuda Baja
a. Lingkup Pekerjaan : Perakitan baja
b. Bahan yang digunakan : Baja
c. Penjelasan Pekerjaan
- Sambungan kuda-kuda baja dapat menggunakan las atau baut;
- Jika menggunakan kuda-kuda baja maka harus dilakukan pengecatan anti karat sebagai pelindung;
- Dalam hal daerah/sekolah menggunakan baja ringan (truss), maka baja yang digunakan harus berasal
dan dilaksanakan oleh pabrikan yang telah memiliki lisensi dan garansi yang jelas;
- Tatacara perkuatan sambungan baja ringan untuk konstruksi kuda-kuda harus mengikuti aturan yang
ditentukan oleh distributor (engineer), sesuai hasil analisa perhitungan struktur (pembebanan, dimensi
bahan, kualitas bahan dan faktor-faktor keamanan).
121
PELAKSANAAN
SYARAT TEKNIS BAHAN | PERSIAPAN | PEKERJAAN STRUKTURAL | PEKERJAAN ARSITEKTURAL
| PEKERJAAN SANITASI | PEKERJAAN ELEKTRIKAL | PENYELESAIAN

C. Pekerjaan Penutup Atap


a. Lingkup Pekerjaan : Pemasangan penutup atap
b. Bahan yang digunakan
Untuk atap dapat digunakan bahan genteng tanah liat/keramik, genteng metal atau bahan-
bahan lain yang setara.
c. Penjelasan Pekerjaan
- Pemasangan penutup atap genteng tanah disusun rapi dengan bertumpu pada reng;
- Kualitas dan bahan bubungan sama dengan penutup atapnya;
- Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik. Minimal tindisan antara
satu lembaran dengan lembaran lainnya 2,5 alur. Alur harus dipasang merata (tidak bolak
balik), sehingga hasil akhir pasangan akan rapi;
- Tindisan bubungan antara satu lembaran bubungan dengan lembaran bubungan lainnya
harus sesuai persyaratan pabrik;
- Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak berakibat bocor.
Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang bocor tersebut harus
dibongkar dan dipasang baru.

122
PELAKSANAAN
SYARAT TEKNIS BAHAN | PERSIAPAN | PEKERJAAN STRUKTURAL | PEKERJAAN ARSITEKTURAL
| PEKERJAAN SANITASI | PEKERJAAN ELEKTRIKAL | PENYELESAIAN

1. Pekerjaan Dinding
a. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan dinding, plesteran, dan acian
b. Bahan yang digunakan
Batu bata, pasir pasang, PC
c. Penjelasan Pekerjaan
-- Untuk pasangan dinding dipakai spesi 1 PC : 5 Ps. Untuk trasraam dipakai spesi 1 PC : 3 Ps;
Ketinggian trasraam dari permukaan sloof minimal adalah 30 cm. Kecuali kamar mandi termasuk
daerah rawa atau mengandung air, maka ketinggian trasraam adalah 1.5 m;
- Ketinggian perhari dalam pemasangan dinding bata untuk menjaga kekuatan dinding bata adalah
1.5 m;
- Bidang dinding yang luasnya lebih besar 12 m² harus ditambahkan kolom praktis dengan tulangan
besi 4 Ø 10, beugel Ø 8 – 20;
- Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus
diberi penguat stek-stek Ø 10 mm, jarak 50 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada
bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30
cm, kecuali ditentukan lain.

123
PELAKSANAAN
SYARAT TEKNIS BAHAN | PERSIAPAN | PEKERJAAN STRUKTURAL | PEKERJAAN ARSITEKTURAL
| PEKERJAAN SANITASI | PEKERJAAN ELEKTRIKAL | PENYELESAIAN
2. Pekerjaan Pintu & Jendela
a. Lingkup Pekerjaan : Pemasangan kusen, daun pintu, daun jendela dan teralis
b. Bahan yang digunakan : Kayu mutu minimal kelas II/alumunium/upvc, besi, dan kaca
c. Penjelasan Pekerjaan
(1) Pekerjaan Kusen
- Jika kayu, harus dalam keadaan utuh dan tidak cacat. Kayu maupun kusen harus dihindarkan/ dilindungi dari
hujan dan pengaruh pekerjaan lain supaya terhindar dari cacat atau rusak;
- Semua kayu yang jelas terlihat bekas pemakuannya harus didempul atau sejenisnya. Hindari terlalu banyak
pemakuan pada permukaan kayu;
- Setiap bahan yang digunakan, harus terlebih dahulu diberikan obat anti rayap agar tidak terjadi kerusakan di
masa datang;
- Ambang batas bawah jendela minimal adalah 115 cm. Di atas ambang atas kusen pintu dan jendela harus
dipasang balok latei atau rolaag bata yang dipasang miring.
(2) Pekerjaan daun pintu dan jendela
- Sebelum pemasangan, daun pintu dan jendela harus disimpan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang
baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban;
- Semua kayu harus diserut halus, rata, lurus dan harus siku sudut-sudutnya serta dilapangan sudah dalam
keadaan siap untuk penyetelan/pemasangan;
- Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka kayu dan penguat lain yang diperlukan hingga
terjamin kekuatannya, dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang yang tampak,
tidak boleh ada lubang-lubang atau bekas penyetelan;
-- Seluruh daun pintu harus terbuat dari papan kayu panil/pejal/solid kecuali untuk daun pintu kamar mandi;
Daun jendela dibuka keluar dengan engsel diletakkan di ambang atas, ketebalan kaca jendela adalah minimal 5
mm warna bening.
--Pemasangan teralis
Teralis dipasang pada ruang-ruang yang memerlukan pengamanan lebih tinggi seperti ruang praktik;
-Desain teralis harus cukup rapat dan kuat untuk meningkatkan keamanan.
124
PELAKSANAAN
SYARAT TEKNIS BAHAN | PERSIAPAN | PEKERJAAN STRUKTURAL | PEKERJAAN ARSITEKTURAL
| PEKERJAAN SANITASI | PEKERJAAN ELEKTRIKAL | PENYELESAIAN
3. Pekerjaan Penggantung & Pengunci
a. Lingkup Pekerjaan : Pemasangan engsel, handle, hak angin, pengantung dan pengunci
b. Bahan yang digunakan : Engsel, handle, hak angin, pengunci
c. Penjelasan Pekerjaan
- Semua kunci, engsel harus dilindungi dan dibungkus plastik atau tempat aslinya setelah dicoba.
Pemasangannya dilakukan setelah bangunan selesai dicat;
- Sekrup-sekrup harus cocok dengan barang yang dipasang, dilarang memukul sekrup, cara menancapkan/
membenamkan hanya diputar sampai ujung, sekrup yang rusak waktu dipasang harus dicabut kembali dan
diganti;
- Engsel untuk pintu kayu dipasang 30 cm dari tepi atas dan bawah, sedangkan untuk engsel ke 3 (tiga)
dipasang di tengah-tengah;
- Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu, dipasang setinggi 90 – 100 cm dari
lantai atau sesuai gambar. Jenis kunci tanam yang digunakan adalah kunci tanam besar;
- Untuk daun pintu yang membuka ke dalam menggunakan engsel kupu sedangkan yang membuka keluar
agar mengunakan engsel H.
4. Pekerjaan Plafon
a. Lingkup Pekerjaan : Pemasangan plafon dan lis plafon
b. Bahan yang digunakan : Kaso 5/7 dan 3/4, triplek 5 mm, Hollow 20/40 atau 40/40, GRC, gypsum, lis plafon
c. Penjelasan Pekerjaan
-- Perhatikan letak titik lampu dan bentuk rumah lampu (armature) saat memasang rangka plafon;
Rangka bisa menggunakan kayu atau besi/aluminium persegi (hollow). Jika menggunakan rangka kayu,
terlebih dahulu diberikan anti rayap agar tidak terjadi kerusakan di masa datang;
- Untuk penutup langit-langit dalam ruangan bisa menggunakan kayu triplek dengan ketebalan minimal 5 mm.
Untuk langit-langit selasar dan sekeliling bangunan bisa menggunakan GRC atau triplek;
- Hasil akhir pemasangan harus rata, lurus dan ukuran nat ± 0,5 cm.
125
PELAKSANAAN
SYARAT TEKNIS BAHAN | PERSIAPAN | PEKERJAAN STRUKTURAL | PEKERJAAN ARSITEKTURAL
| PEKERJAAN SANITASI | PEKERJAAN ELEKTRIKAL | PENYELESAIAN
5. Pekerjaan Lantai
a. Lingkup Pekerjaan : Pemadatan tanah, pembuatan lantai kerja, pemasangan lantai dan plint pengecoran lantai.
b. Bahan yang digunakan : Keramik/granit lantai Kw 1, Pc, Pasir pasang & pasir cor
c. Penjelasan Pekerjaan
(1) Pekerjaan Lantai Keramik/granit
- Untuk pasangan yang langsung di atas tanah, tanah yang akan di-sub lantai harus dipadatkan sehingga terdapat
permukaan yang rata dan untuk memperoleh daya dukung tanah yang maksimal, dipergunakan alat timbris
(pemadat);
- Pasir urug di bawah lantai disyaratkan harus pasir yang keras, bersih dan bebas alkali, asam maupun bahan
organik lainnya dengan tebal minimal 10 cm atau sesuai dengan gambar dan disiram dengan air kemudian
dipadatkan untuk memperoleh kepadatan yang maksimal. Setelah pekerjaan pasir urug selesai maka harus
dilakukan penyemprotan obat anti rayap;
-- Di atas pasir urug diberi adukan rabat beton setebal 5 cm dengan campuran 1 PC : 3 Ps : 5 Kr;
Adukan pengikat lantai keramik/granit menggunakan PC. Adukan harus cukup padat sehingga di permukaan
bawah keramik tidak terdapat rongga udara;
- Untuk menghindari terjadinya “ledakan” pada lantai keramik sebelum keramik dipasang terlebih dahulu direndam
dalam air;
-- Bidang lantai keramik yang dipasang harus benar-benar rata;
Bahan keramik yang telah terpasang dihindarkan dari injakan selama 3 x 24 jam setelah pemasangan;
- Lebar nat maksimum 5 mm membentuk garis lurus atau sesuai dengan gambar, nat diisi dengan bahan pengisi
berwarna/ grouting semen berwarna. Pemberian nat dilakukan minimal setelah 3 x 24 jam setelah pemasangan
keramik;
- Pada sambungan dinding dan lantai keramik harus dipasang plint dengan tinggi 10 cm.
(2) Pekerjaan Lantai Beton
- Untuk lantai beton pada bengkel/workshop umumnya dibuat dari beton bertulang, dengan campuran 1 PC : 2 Ps :
3 Kr atau mutu beton K-175 dan disarankan difinishing dengan floor hardener sehingga mudah dibersihkan dari
minyak pelumas.
126
PELAKSANAAN
SYARAT TEKNIS BAHAN | PERSIAPAN | PEKERJAAN STRUKTURAL | PEKERJAAN ARSITEKTURAL
| PEKERJAAN SANITASI | PEKERJAAN ELEKTRIKAL | PENYELESAIAN

6. Pekerjaan Pengecatan
a. Lingkup Pekerjaan : Pengecatan dinding, plafon, listplank, kusen, daun pintu dan jendela
b. Bahan yang digunakan : Cat tembok, cat kayu dan besi, plamur tembok
c. Penjelasan Pekerjaan :
(1) Pengecatan dinding dan plafon
-- Sebelum dicat permukaan dinding harus di plamur rata dan halus;
Pekerjaan plamur dilakukan sampai pori-pori permukaan dinding tertutup rapat;
-- Pekerjaan pengecatan dinding dilaksanakan setelah pemasangan plafon;
Pekerjaan pengecatan dinding harus merata, berwarna sama dan setelah mengering tidak mengelupas;
--Urutan pekerjaan pengecatan dengan cat pada permukaan plafon sebagai berikut:
Bidang plafon dibersihkan dan diplamur sebelum dipasang;
-Pengecatan plafon harus merata, berwarna sama dan setelah mengering tidak mengelupas.
(2) Pengecatan kayu dan besi
--
Pekerjaan meni/anti karat, residu harus betul-betul rata, berwarna sama, pengecatan minimal 2 (dua) kali;
Urutan pekerjaan pengecatan dengan cat pada permukaan kayu/besi sebagai berikut:
--
2 (dua) kali pengerjaan meni kayu/cat dasar;
1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu;
--
Penghalusan dengan amplas hingga rata;
Pengecatan dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali.
--
Urutan pekerjaan pengecatan dengan politur pada permukaan kayu/besi sebagai berikut:
Lubang-lubang pada permukaan kayu ditutup dengan dempul;
--
Penghalusan dengan amplas;
Pengelapan dengan kain compound (kompon);
-
Pemelituran dengan politur sampai rata.
127
PELAKSANAAN
SYARAT TEKNIS BAHAN | PERSIAPAN | PEKERJAAN STRUKTURAL | PEKERJAAN ARSITEKTURAL |
PEKERJAAN SANITASI | PEKERJAAN ELEKTRIKAL | PENYELESAIAN

1. Pekerjaan Sanitair
a. Lingkup Pekerjaan : Pemasangan wastafel, kran air
b. Bahan yang digunakan : Wastafel, kran air
c. Penjelasan Pekerjaan :
(1) Pekerjaan wastafel
- Wastafel yang digunakan adalah wastafel meja produk standar, Kw 1, tidak ada retak atau cacat
lainnya;
-- Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan dengan gambar;
Pemasangan harus baik, rapi tegak lurus dan dibersihkan dari semua kotoran serta
penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran.
(2) Perlengkapan sanitair
- Perlengkapan untuk toilet yaitu, tempat sabun, dan lain-lain seperti ditunjukan dalam gambar,
dipakai standar Kw 1 dan dipasang sesuai gambar;
- Semua kran yang dipakai adalah Kw 1, dengan chromed. Ukuran disesuaikan dengan keperluan
masing-masing. Kran-kran yang dipasang di halaman harus mempunyai ulir, sedang kran yang
digunakan di Ruang Praktik Siswa pada bak cuci menggunakan kran leher angsa;
-- Stop kran yang dapat digunakan adalah Kw 1 dari bahan kuningan;
Floor drain dan clean out yang digunakan adalah Kw 1, metal vercroom dengan siphon dan
penutup berengsel untuk floor drain,dop vercroom dengan draad untuk clean out;
- Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik, tanpa cacat. Pada tempat-tempat yang
akan dipasangi floor drain. Sebelum dipasang floor drain, maka harus disiapkan terlebih dahulu
sparing yang dipasang pada saat pengecoran.
128
PELAKSANAAN
SYARAT TEKNIS BAHAN | PERSIAPAN | PEKERJAAN STRUKTURAL | PEKERJAAN ARSITEKTURAL |
PEKERJAAN SANITASI | PEKERJAAN ELEKTRIKAL | PENYELESAIAN
2. Pekerjaan Plumbing
a. Lingkup Pekerjaan : Pemasangan pipa air bersih dan air kotor, stop kran, pipa hawa, bak air fiberglass.
b. Bahan yang digunakan : Pipa PVC type D kualitas No.1, pipa besi galvanis, kran dan stop kran, gantungan, klem dan
valve.
c. Penjelasan Pekerjaan :
(1) Pekerjaan instalasi air bersih
-- Bak kontrol (untuk Valve/Stop Kran) dibuat dari pasangan bata dengan adukan kuat dan ditutup beton;
Sambungan pipa PVC untuk air bersih memakai sambungan lem PVC (Solvent) untuk pipa ø 3“ ke bawah;
- Untuk katup/Valve/ Stop Kran yang mempunyai ø 2” ke bawah mengunakan katup penutup dengan sistem
penyambungan memakai ulir/screwed;
- Selanjutnya untuk katup ø 3,4” ke bawah dipakai katup tipe bola (global), yang lebih besar dari ø 3,4” dipakai
katup pintu (Gate Valve/Stop Kran).
(2) Pekerjaan instalasi air kotor
- Semua pipa air kotor baik pipa utama maupun pipa cabang terbuat dari bahan PVC dengan tekanan kerja 10 Kg/
Cm2 standar JIS k 674/kualitas baik;
-- Penyambung pipa (knee) untuk pemipaan ini juga terbuat dari bahan dan merk yang sama;
Floor drain dan clean out dari bahan stainless steel kualitas baik;
--Kemiringan pipa harus diperhatikan untuk memperlancar pembuangan air.
Pemasangan Penyambungan Pipa-Pipa.
--
Untuk penyambung pipa (knee) sambungan harus dari jenis standar yang dikeluarkan oleh pabrik;
Sistem sambungan bisa memakai Ring Gaskets/Rubbert Ring Join, untuk ø 2” digunakan lem/solvent semen;
--
Pipa-pipa dalam dinding dipasang sebelum dinding diplester atau kolom/plat dicor.
Perlindungan/Proteksi waktu pelaksanaan
-
Semua pipa yang terbuka karena belum tersambung dengan alat atau fixtures harus ditutup dengan kap/dop
atau plug, sehingga tidak memungkinkan masuknya kotoran atau benda lainnya;
-
Sebelum pemasangan dan penyambungan, semua pipa-pipa valve/Stop Kran, trap dan penyambung pipa (knee)
harus diperiksa dan dibersihkan dari segala kotoran yang menyumbat.
129
PELAKSANAAN
SYARAT TEKNIS BAHAN | PERSIAPAN | PEKERJAAN STRUKTURAL | PEKERJAAN ARSITEKTURAL |
PEKERJAAN SANITASI | PEKERJAAN ELEKTRIKAL | PENYELESAIAN

1. Lingkup Pekerjaan Listrik


Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi adalah seluruh sistem listrik secara lengkap, sehingga instalasi
dapat bekerja dengan sempurna dan aman.
2. Bahan yang digunakan
Kabel daya tegangan rendah, stop kontak, saklar, lampu dan armature, junction box dan bahan isolasi.
a. Kabel daya tegangan yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan tipe yang sesuai dengan gambar
rencana (NYA, NYM, NYY), kabel daya tegangan rendah ini harus sesuai dengan standard SII atau SPLN.
Sebelum dan sesudah dipasang, kabel harus dites dengan pengujian-pengujian sebagai berikut
-- Test isolasi/kebocoran;
Test kontinuitas/stabilitas.
b. Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan PUIL/LMK. Semua kabel/
kawat harus baru dan harus jelas ditandai dengan ukuran, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya;
c. Semua armature lampu yang terbuat dari metal harus mempunyai terminal pentanahan (grounding);
d. Semua lampu flourescent dan lampu tabung gas harus dilengkapi dengan kapasitor sehingga diperoleh faktor
daya 0,8;
e. Box tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block harus cukup besar dan dibuat sedemikian
rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak mengganggu kelangsungan kerja dan unsur komponen
lampu itu sendiri;
f. Ventilasi di dalam box harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabel dalam box harus diberikan saluran atau
klem-klem tersendiri, sehingga tidak menempel pada ballast atau kapasitor;
g. Box terbuat dari plat baja tebal minimum 0,7 mm, dicat dasar tahan karat, kemudian difinish dengan cat akhir
oven warna putih;
h. Ballast harus jenis “Low Loss Ballast” dan harus juga digunakan single lamp ballast (satu ballast untuk satu
lampu flourescent).
130
PELAKSANAAN
SYARAT TEKNIS BAHAN | PERSIAPAN | PEKERJAAN STRUKTURAL | PEKERJAAN ARSITEKTURAL |
PEKERJAAN SANITASI | PEKERJAAN ELEKTRIKAL | PENYELESAIAN
3. Penjelasan Pekerjaan
a. Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai adalah dari tipe:
-- Untuk instalasi penerangan adalah NYA/NYM dengan conduit pipa PVC;
Untuk kabel distribusi digunakan NYY, untuk penerangan taman dan pompa air digunakan kabel NYFGBY.
b. Semua kabel NYY yang ditanam di dalam perkerasaan (tembok, jalan, beton dll) harus berada di dalam conduit
PVC class AW yang disesuaikan dengan ukurannya;
c. Tidak diperkenankan adanya “splice” pencabangan ataupun sambungan-sambungan baik dalam feeder maupun
cabang-cabang kecuali pada outlet atau pada kotak-kotak penghubung yang biasa dipakai (acceptable);
d. Dalam membuat pencabangan, connector harus dihubungkan pada konduktor-konduktor dengan baik, sehingga
semua konduktor tersambung, tidak ada kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran
memenuhi prinsip kuat mekanis dan elektris;
e. Semua sambungan kabel, baik di dalam junction box, panel ataupun tempat lainnya harus mempergunakan
connector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan porselin atau bakelit ataupun PVC, yang diamaternya
disesuaikan dengan diameter kabel;
f. Semua bahan isolasi untuk percabangan, conector dan lain-lain seperti karet, PVC asbes tipe sintetis, resin, splice
case, composition dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi voltage dan lain-lain
tertentu itu harus dipasang memakai cara yang disetujui menurut anjuran atau manufacture;
g. Stop kontak biasa yang dipakai adalah stop kontak satu phasa, rating 250 volt, 13 ampere, untuk pemasangan rata
dinding. Stop kontak yang dipasang di dekat kran air harus dilengkapi dengan tutup. Stop kontak dinding
dipasang 75 cm dari permukaan lantai;
h. Saklar harus dari tipe untuk pemasangan rata dinding, tipe rocker dengan rating 250 volt, 10 ampere, single gang,
double gangs atau saklar hotel. Saklar ditempatkan di dekat pintu dan dipasang 120 cm di atas permukaan lantai;
i. Junction box harus terbuat dari bahan metal dengan kedalaman tidak kurang dari 35 mm. Kotak dari metal harus
mempunyai terminal pentanahan;

131
PELAKSANAAN
SYARAT TEKNIS BAHAN | PERSIAPAN | PEKERJAAN STRUKTURAL | PEKERJAAN ARSITEKTURAL |
PEKERJAAN SANITASI | PEKERJAAN ELEKTRIKAL | PENYELESAIAN

j. Saklar atau stop kontak dinding terpasang pada junction box dengan menggunakan baut atau ditanamkan dalam
dinding;
k. Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi stop kontak harus kabel inti tembaga dengan insulasi PVC,
satu inti atau lebih (NYM). Kabel harus mempunyai penampang minimal 2,5 mm²;
l. Kode warna insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL sebagai berikut: Fasa 1 : Merah, Fasa 2 : Kuning, Fasa
3 : Hitam, Netral : Biru, Tanda (ground) : Hijau – Kuning
m. Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah pipa PVC klas AW atau GIP;
n. Pipa, elbow, socket, junction box, clamp dan accessories lainnya harus sesuai satu dengan yang lainnya, tidak
kurang dari Φ ¾”;
o. Pipa fleksibel harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambungan (junction box) dan armature lampu.
p. Penyempurnaan kabel :
- Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan;
- Kabel-kabel disambungkan sesuai dengan warna-warna atau nama-nama masing-masing, dan harus diadakan
pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan;
- Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan-penyambungan tembaga yang dilapisi
dengan timah putih dan kuat. Penyambungan-penyambungan harus dari ukuran yang sesuai;
- Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC/ protolen yang khusus untuk
listrik.

132
PELAKSANAAN
SYARAT TEKNIS BAHAN | PERSIAPAN | PEKERJAAN STRUKTURAL | PEKERJAAN ARSITEKTURAL |
PEKERJAAN SANITASI | PEKERJAAN ELEKTRIKAL | PENYELESAIAN

q. Pemasangan kabel tanah :


- Kabel tanah yang dipasang di dalam tanah harus dilindungi terhadap kemungkinan terjadinya gangguan
mekanis dan kimiawi. Perlindungan terhadap gangguan mekanis pada umumnya dianggap mencukupi dan
aman jika kabelnya ditanam minimum 60 cm di bawah permukaan tanah yang tidak dilalui kendaraan dan
ditanam minimum 80 cm di bawah permukaan tanah yang dilalui kendaraan;
- Kabel tanah harus diletakkan di dalam pasir atau tanah lunak yang bebas dari batu-batuan dan bebas dari
benda-benda tajam, serta di atas galian tanah yang stabil, kuat dan rata. Lapisan pasir atau tanah lunak harus
sekurang-kurangnya 5 cm di sekeliling kabel. Sebagai perlindungan tambahan di atas timbunan pasir atau
tanah lunak dapat dipasang beton atau batu bata sebagai pelindung;
- Kabel tanah yang dipasang keluar dari tanah pada tempat di luar bangunan harus dipasang di dalam pipa atau
dari bahan lain yang cukup kuat sampai di luar jangkauan tangan, kecuali telah mendapatkan perlindungan
lain yang sekurang-kurangnya sederajat.
r. Proteksi dari kejut listrik
Proteksi dari kejut listrik harus diberikan dengan cara mentanahkan semua bagian konduktif terbuka peralatan dan
instalasi listrik. Pentanahan dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh tahanan pentanahan kurang dari 5 ohm.
s. Testing/Pengujian
Testing dilakukan dengan disaksikan oleh Ketua Panitia Pembangunan; ketua Tim Teknis Pembimbing Perencanaan
dan Pengawasan yang disahkan oleh lembaga yang berwenang. Pengujian tersebut meliputi :
-- Test ketahanan isolasi;
Pengukuran tahanan pentanahan;
- Test kontinuitas.

133
PELAKSANAAN
SYARAT TEKNIS BAHAN | PERSIAPAN | PEKERJAAN STRUKTURAL | PEKERJAAN ARSITEKTURAL |
PEKERJAAN SANITASI | PEKERJAAN ELEKTRIKAL | PENYELESAIAN

Sebelum pekerjaan diserahterimakan, pelaksana lapangan diwajibkan membersihkan bahan-


bahan bangunan, kotoran-kotoran bekas yang ada dalam lokasi bangunan, sehingga pada saat
serah terima dilaksanakan, bangunan dalam keadaan bersih dan rapi.

134
SPESIFIKASI BAHAN

135
SPESIFIKASI BAHAN
MATERIAL STRUKTURAL | MATERIAL ARSITEKTURAL | MATERIAL SANITASI | MATERIAL
ELEKTRIKAL
NO URAIAN BAHAN PENJELASAN
Pondasi Batu Kali Batu kali dengan ukuran ± 25 cm (30 x 20
cm), Pasir cor, PC
PONDASI Pondasi Beton PC, pasir beton, split/ koral beton, besi - Untuk bangunan 1 lantai, ukuran besi
Bertulang beton dan kawat bendrat tulangan minimal 12 mm, sedangkan
1. Pondasi Batu Kali
untuk bangunan lebih dari 2 lantai,
Atau Pondasi Beton
dipergunakan ukuran besi tulangan
Bertulang
sesuai dengan perhitungan konstruksi.
- Besi SNI.

Sloof Beton bertulang, PC, pasir, kawat bendrat, - Sloof 15/20 merupakan pasangan beton
tulangan utama min. 4 ø12 mm, atau 6 ø tulang besi yang dipasang diatas pondasi
10 mm,beugel min 8 mm, Mutu Beton K dan dipasang sepanjang pondasi dengan
175 - K 225 untuk bangunan 1 lantai, ukuran lebar 15 cm dan ]nggi 20 cm.
sedangkan untuk bangunan ber]ngkat, - Besi SNI
kebutuhan tulangan berdasarkan
Sloof, Kolom, Balok, Balok Beton Bertulang, PC, Pasir, Kawat Bendrat,
perhitungan konstruksi. Besi SNI
2.
Plat Lantai tulangan utama min. 6 ø12 mm, atau 4 ø
16 mm, Beugel min 8 mm, Mutu Beton K
175 - K 225 untuk bangunan 1 lantai,
sedangkan untuk bangunan ber]ngkat,
kebutuhan tulangan berdasarkan
perhitungan Konstruksi.

136
SPESIFIKASI BAHAN
MATERIAL STRUKTURAL | MATERIAL ARSITEKTURAL | MATERIAL SANITASI | MATERIAL
ELEKTRIKAL

NO URAIAN BAHAN PENJELASAN


Kolom Beton Bertulang, PC, pasir, - Beton K-175 merupakan
kawat bendrat, tulangan utama campuran semen, pasir dan
min. 4 ø12 mm, atau 6 ø 10 kerikil dengan perbandingan
mm, Beugel min 8 mm, Mutu semen: pasir: kerikil = 1:2:3,
Beton K-175 - K-225 untuk yang mempunyai kekuatan
bangunan 1 lantai, sedangkan tekanan 175kg/cm2, setara
untuk bangunan ber]ngkat, dengan beton K-175 yang
kebutuhan tulangan dipergunakan untuk sloof,
2. Sloof, Kolom, Balok, Plat Lantai
berdasarkan perhitungan kolom, balok dan ringbalk.
Konstruksi. - Besi SNI

Plat Lantai Beton Bertulang, PC, Pasir, - Tebal minimal plat lantai adalah
Kawat Bendrat, tulangan pokok 12 cm, untuk plat lantai atap
minimal 10 mm, Mutu Beton K minimal 10 cm
175 - K 225. Tebal plat lantai - Besi SNI
minimal 12 cm

137
SPESIFIKASI BAHAN
MATERIAL STRUKTURAL | MATERIAL ARSITEKTURAL | MATERIAL SANITASI | MATERIAL
ELEKTRIKAL

NO URAIAN BAHAN PENJELASAN


Rangka Kayu Kelas II (setara damar Sebaiknya batang kayu yang dipilih adalah yang
laut atau Kamper Medan/ lurus tanpa cacat, terutama untuk pembuatan
Kuda-Kuda Kayu
Kruing). kuda-kuda.
Kuda-kuda baja Menggunakan cat an] karat sebagai pelindung.

Rangka Kuda-Kuda
Kuda-kuda Baja Ringan - Menggunakan aplikator dan distributor
berser]fikat
Baja
- Harus ada jaminan produk dan pemasangannya
3. Atap secara jelas
Penutup Atap Genteng Tanah Liat, Beton,
Genteng Metal.
- Mempunyai ketebalan yang cukup sehingga
]dak mudah pecah.
- Tidak retak dan mempunyai ukuran yang sama.
- Pembakarannya sudah matang dengan warna
merah kehitaman dan berbunyi nyaring apabila
diketuk.
- Kuat menahan injakan kaki.

138
SPESIFIKASI BAHAN
MATERIAL STRUKTURAL | MATERIAL ARSITEKTURAL | MATERIAL SANITASI | MATERIAL
ELEKTRIKAL

NO URAIAN BAHAN PENJELASAN


Dinding Batu bata/ bata ringan sejenis, pasir - Tidak mudah patah (retak-retak) dan ]dak berlubang.
pasang dan atau sejenisnya, PC - Pembakarannya sudah cukup matang (warnanya merah
kehitaman)
- Bagian sisinya harus tajam dan siku, permukaan kasar dan
bunyinya nyaring apabila diketuk
- Agar mutu batu bata terjamin, harus disusun teratur dan
terlindung dari hujan dan terik matahari
- Pemasangan dinding dengan campuran spesi/adukan sesuai
spesifikasi teknis, dilakukan secara bertahap dengan
ke]nggian tertentu
1. Dinding - Ukuran batu bata panjang sama dengan 2 x lebar + spesi
(tebal spesi 1 - 1,2 cm)
Plesteran - Spesi 1PC : 5Ps untuk pasangan - Pekerjaan harus rata dan rapi
dinding. - Pasangan Trasraam adalah pasangan se]nggi 20 s/d 40 cm
- Spesi trasraam (dinding kedap air) (sesuai kebutuhan) yang berfungsi menahan rembesan air
adalah 1PC : 3Ps. dari bawah sehingga dinding tetap kering.
- Perekat Mortar
Acian - PC - Campuran untuk melapisi plesteran agar ]dak retak dan
- Perekat Mortar menjadi halus dan memudahkan pekerjaan pengecatan
- Ketebalan adalah 2-3 mm

139
SPESIFIKASI BAHAN
MATERIAL STRUKTURAL | MATERIAL ARSITEKTURAL | MATERIAL SANITASI | MATERIAL
ELEKTRIKAL

NO URAIAN BAHAN PENJELASAN


Kusen Minimal kayu kelas II atau Aluminium - Kayu Kusen minimal kayu kelas II
atau UPVC - Batang kayu dipilih yang lurus tanpa cacat.
- Kayu dengan mata kayu yang lepas atau busuk akan
mengurangi kekuatan dan menyulitkan pekerjaan.
- Kayu yang retak melintang sebaiknya ]dak digunakan.
- Harus menggunakan kayu yang kering.
- Pemasangan kusen pintu dan jendela dilakukan setelah
pemasangan pasangan dinding mencapai ke]nggian 1.2 m
- Untuk menghindari terjadinya retakan dinding, di atas kusen
pintu/jendela diberi pasangan balok lantai atau pasangan
bata roolag
-
Pintu &
2.
Daun Pintu Daun Pintu Panel, Minimal kayu kelas Kayu Pejal/Solid (Panel)
-
Jendela
2 atau Aluminium atau UPVC Tidak boleh ada mata kayu
- Finishing rapi (di amplas)
Daun - Minimal kayu kelas II atau
- Tidak boleh ada mata kayu;
Jendela
-
Aluminium atau UPVC
- Finishing rapi (di amplas) sampai rata.

-
Kaca Polos minimal 5 mm
Teralis Besi Besi dicat;
- Diameter besi yang digunakan harus tepat sesuai dengan
yang dibutuhkan (full);
- Ruang Komputer dan Ruang Prak]k yang memerlukan
pengamanan.

140
SPESIFIKASI BAHAN
MATERIAL STRUKTURAL | MATERIAL ARSITEKTURAL | MATERIAL SANITASI | MATERIAL
ELEKTRIKAL
NO URAIAN BAHAN PENJELASAN
Lantai Keramik Keramik lantai kw1 - Ukuran minimal 40 x 40;
- Ukuran minimal 20 x 20 bertekstur untuk lantai KM/WC;
- Ukuran 20x25 untuk dinding KM/WC;
- Warna dan tekstur keramik disesuaikan dengan fungsi
ruang.
Lantai Beton Beton bertulang, dengan - Bengkel/ workshop.
5. Lantai
campuran - Bengkel/workshop beban ]dak tetap memakai beton
1 PC : 2 Ps : 3 Krkl atau bertulang mutu minimal K-175
minimal mutu beton K-175
Plin Keramik lantai kw1 - Ukuran Minimal 10 x 40, untuk lantai ukuran 40 x 40
- Warna dan tekstur keramik disesuaikan dengan fungsi
ruang
Pengecatan Dinding Cat tembok dan plamir - Sebelum melakukan plamir tembok, diperha]kan tentang
tembok kematangan proses pekerjaan acian agar proses
pengecatan lebih maksimal;
- Sebelum pengecatan dilakukan pekerjaan plamir terlebih
dahulu untuk dinding bagian luar (outdoor), menggunakan
cat dengan pelindung cuaca (weathershield)
6. Pengecatan
- Proses pengecatan dilakukan minimal 3x
Pengecatan Plafon Cat kayu atau cat tembok
Pengecatan Cat Kayu
Sebelum pengecatan dilakukan pekerjaan plamir terlebih
Listplank
dahulu
Pengecatan Kusen & Cat Politur, Cat Melamik
Daun Pintu Jendela
141
SPESIFIKASI BAHAN
MATERIAL STRUKTURAL | MATERIAL ARSITEKTURAL | MATERIAL SANITASI | MATERIAL
ELEKTRIKAL

NO URAIAN BAHAN PENJELASAN


Wastafel Kualitas 1
Urinoir Kualitas 1
1. Sanitair
Kloset Kloset jongkok kualitas 1
Kran Air Kualitas 1
Pipa Air Bersih & Air Pipa kualitas 1
Kotor
2. Plumbing Stop Kran Kualitas 1
Pipa Hawa Pipa kualitas 1
Bak Air Fiberglass Kualitas baik

142
SPESIFIKASI BAHAN
MATERIAL STRUKTURAL | MATERIAL ARSITEKTURAL | MATERIAL SANITASI | MATERIAL
ELEKTRIKAL

NO URAIAN BAHAN PENJELASAN


SDP/MCB Kualitas 1
1. (SingleDistribu]on Panel/Main Kabel NYY tersambung dari
Circuit Break) Panel Utama
2. Ti]k Lampu Kabel NYA/NYM dengan Dipasang menyilang untuk memperoleh pencahayaan yang
Konduit Pipa PVC lebih merata
3. Ti]k AC Stop Kontak 1 Phasa dengan Dipasang mendeka]/berdekatan dengan Indoor Unit AC.
konduit pipa PVC
4. Stop Kontak Stop Kontak 1 atau 3 Phasa Dipasang minimum 120 cm dari Lantai
dengan Konduit Pipa PVC

143
PENGAWASAN

144
PENGAWASAN
Tugas dan tanggung jawab Pengawas Pembangunan Gedung SMK adalah mengawasi jalannya
pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan perencanaan, termasuk mendeteksi masalah dan
memberikan solusi dalam aspek teknis dan administrasi di lapangan. Tugas Pengawas juga memberikan
rekomendasi yang terkait dengan aspek administratif dan kelayakan teknis untuk penyusunan laporan
kegiatan.

A. PENGERTIAN PENGAWAS DALAM PEMBANGUNAN GEDUNG SMK


Untuk kepentingan terjaganya kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan, dalam sistem
manajemen Pembangunan Gedung SMK diperlukan pengawas pelaksanaan (selanjutnya disebut
Pengawas) yang mempunyai kompetensi terhadap hal tersebut. Pengawasan bukan saja sekedar
menjaga kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan, melainkan juga meliputi aspek
lainnya, yaitu waktu pelaksanaan.
Apabila terjadi ketidaksesuaian pelaksanaan, maka Pengawas dapat mengajukan pertanyaan/
meminta penjelasan kepada perencana maupun Tim/Pelaksana Pembangunan; termasuk apabila
terjadi perubahan atas perencanaan dan atau spesifikasi teknis.
Keterlibatan Pengawas ini dimaksudkan untuk menjaga agar semua yang sudah direncanakan
dapat terlaksana sesuai dengan syarat administrasi dan teknis.

B. TUGAS PENGAWAS
1. Membantu Kepala Dinas/Ketua Panitia mengarahkan dan membimbing secara periodik kepada
Panitia Pembangunan selama pekerjaan berlangsung;
2. Mengawasi, memeriksa kualitas dan kuantitas bahan yang diterima dilokasi;
3. Mengawasi, memeriksa dan mengevaluasi kemajuan pekerjaan pembangunan;
4. Memberikan saran administrasi dan teknis atas pelaksanaan pembangunan di lapangan;
5. Membantu Panitia Pembangunan membuat laporan kemajuan pekerjaan.
145
PENUTUP

146
PENUTUP
Pedoman perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan Pembangunan Gedung SMK
diharapkan menjadi acuan bagi pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan pembangunan
berbabagai ragam gedung SMK sesuai jenis dan fungsi ruang. Sehingga diharapkan terdapat
kesamaan pandangan dan persepsi dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program
Bantuan Pemerintah.
Program Bantuan Pemerintah, akan berjalan lancar apabila semua yang terlibat dalam
pelaksanaan program konsisten terhadap Peraturan Perundang-undangan yang berlaku
termasuk penerapan Pedoman perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan Pembangunan.
Hal-hal yang belum diatur dalam Pedoman perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
Pembangunan Gedung SMK ini akan diatur lebih rinci dalam Surat Perjanjian pemberian
Bantuan, dan Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Keuangan
yang dikeluarkan Direktorat SMK.

147
LAMPIRAN

148
PEDOMAN

BIDANG LAINNYA
AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN & HORTIKULTURA

AGRIBISNIS PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

NAUTIKA KAPAL PENANGKAP IKAN | TEKNIKA KAPAL PENGANGKAP IKAN

NAUTIKA KAPAL NIAGA | TEKNIKA KAPAL NIAGA


Agribisnis Tanaman Pangan
dan Hortikultura

Kompetensi Keahlian

Pola & Alur Kegiatan

Lay Out Pengembangan Tata Ruang

Daftar Alat dan Spesifikasi


Kompetensi Keahlian

pre-harvest & research green house post-harvest


Pola & Alur Kegiatan

Lab Lab
Kultur Jaringan Hama & Penyakit

Tanaman Tanaman Tanaman


Sayur Buah Pangan

GREEN HOUSE

Lab
Pasca-panen
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang

Lab Pasca
Lab Hama &
Panen
Penyakit

Green Green
House House

Lab
Kultur Jaringan Storage
Alat pertanian

Ruang Praktik Siswa


Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang

Ruang Praktik ATPH a


P asc
Luas Bangunan 480m2 Lab anen iswa
Jumlah Lantai P 12s -
1 2
80m
Kapasitas Total 36 siswa

H ama it
b
La enyakiswa en
& P0m - 12s Gre se
Hou
2
8

en
Gre se
Hou

e
t o rag nian
S erta
tP
Ala 112m
2

r
K ultu
Lab ringaniswa
Ja - 12s
2
64m

Ruang Praktik Siswa


Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang
Ala Stor
t P age
Ruang Praktik ATPH e
112 rta
m nia
Luas Bangunan 480m2
2
n
Jumlah Lantai 1 Lab
J K
Kapasitas Total 36 siswa 64 arin ultu
- 12 gan r
m2

wasis

Lab G
80 Pan asc
P Ho reen
a use
- 12 en
m 2
sisw
a

G
Ho reen
use

La
& P b Ha
80
m eny
ma
2
- 12 ak
sisw it
a

Ruang Praktik Siswa


Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
Agribisnis Pengolahan
Hasil Pertanian

Kompetensi Keahlian

Pola & Alur Kegiatan

Lay Out Pengembangan Tata Ruang

Daftar Alat dan Spesifikasi


Kompetensi Keahlian

food technology pengolahan hasil pertanian post-production & packaging


Pola & Alur Kegiatan

Lab Food
Mikrobiologi Technology

Pengolahan Pengolahan
Hasil Nabati Hasil Hewani

Sensoris
Packaging
(Testing)
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang

Storage Alat
Sensoris (Tester)

Lab
Food Packaging

Lab
Mikrobiologi

Lab
Food Processing

Receiving Lab
& Food Technology
Sorting

Ruang Praktik Siswa


Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian
Lay Out Pengembangan Tata
L
Ruang Tec ab Fo
27m hn od
2
- 4 olog
sisw y
Ruang Praktik APHP a
Rec
Luas Bangunan eiv
320m2 13,5 Sor ing
m tin &
Jumlah Lantai 1 - 2s g
2
i
sw
Kapasitas Total 36 siswa L a
Pro ab Fo
85,
5m ces od
2
- 10 sin
sisw g
a

Mik Lab
80 r o b
- 12 iolo
m2
sisw gi
a

L
Pac ab Fo
54m ka od
2
- 8s gin
isw g
a

Ruang Praktik Siswa


Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang

Ruang Praktik APHP


b F ood g
Luas Bangunan 320m2 La kaginswa
Jumlah Lantai 1
Pac4m - 8si
2
F ood g
5 b
La cessiniswa
Kapasitas Total 36 siswa
Pro,5m - 10
2
s
85
Lab ologi
i
rob siswa
Mik - 12
2
80m

i v i ng &
e
Rec ortingsiswa
S m -2 2
F o od
y
13,5
Lab nologswa
h i
Tec27m - 4s
2

Ruang Praktik Siswa


Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian
Nautika Kapal Penangkap Ikan

Kompetensi Keahlian

Pola & Alur Kegiatan

Lay Out Pengembangan Tata Ruang

Daftar Alat dan Spesifikasi


Kompetensi Keahlian

navigasi kecakapan bahari komunikasi dan mersar


Pola & Alur Kegiatan

navigasi

Visual Learning Ruang Kerja


Classroom Navigasi

ruang bangsal kapal

Ruang Kecakapan Komunikasi


Manjangka Peta Bahari dan Mersar
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang

Ruang
Visual Server Area Kerja
Learning Room Ruang Kerja Menjangka Peta
Navigasi

Ruang
Bangsal Kapal

Ruang Praktik Siswa


Nautika Kapal Penangkap Ikan
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang

Ruang Praktik Siswa


Nautika Kapal Penangkap Ikan
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang

Ruang Praktik Siswa


Nautika Kapal Penangkap Ikan
Teknika Kapal Penangkap Ikan

Kompetensi Keahlian

Pola & Alur Kegiatan

Lay Out Pengembangan Tata Ruang

Daftar Alat dan Spesifikasi


Kompetensi Keahlian

Teknik Mesin Kapal Teknik Elektro Kapal


Pola & Alur Kegiatan

Bengkel Ruang Ship Machinery


Teknika Kapal Electrical Kapal Operation
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang

Bengkel Teknika
Kapal

Lantai 1
Ruang Praktik Siswa
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang

Engineer Ship Electrical


Ship Machinery Room
Operation

Lantai 2

Ruang Praktik Siswa


Teknika Kapal Penangkap Ikan
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang

Lantai 1

Ruang Praktik Siswa


Teknika Kapal Penangkap Ikan
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang

Lantai 1

Ruang Praktik Siswa


Teknika Kapal Penangkap Ikan
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang

Lantai 2

Ruang Praktik Siswa


Teknika Kapal Penangkap Ikan
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang

Lantai 2

Ruang Praktik Siswa


Teknika Kapal Penangkap Ikan
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang

Axonometric
Perspective

Ruang Praktik Siswa


Teknika Kapal Penangkap Ikan
Nautika Kapal Niaga

Kompetensi Keahlian

Pola & Alur Kegiatan

Lay Out Pengembangan Tata Ruang

Daftar Alat dan Spesifikasi


Kompetensi Keahlian

navigasi kecakapan bahari komunikasi dan mersar


Pola & Alur Kegiatan

navigasi

Visual Learning Ruang Kerja


Classroom Navigasi

ruang bangsal kapal

Ruang Kecakapan Komunikasi


Manjangka Peta Bahari dan Mersar
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang

Ruang
Visual Server Area Kerja
Learning Room Ruang Kerja Menjangka Peta
Navigasi

Ruang
Bangsal Kapal

Ruang Praktik Siswa


Nautika Kapal Niaga
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang

Ruang Praktik Siswa


Nautika Kapal Niaga
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang

Ruang Praktik Siswa


Nautika Kapal Niaga
Teknika Kapal Niaga

Kompetensi Keahlian

Pola & Alur Kegiatan

Lay Out Pengembangan Tata Ruang

Daftar Alat dan Spesifikasi


Kompetensi Keahlian

Teknik Mesin Kapal Teknik Elektro Kapal


Pola & Alur Kegiatan

Bengkel Ruang Ship Machinery


Teknika Kapal Electrical Kapal Operation
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang

Bengkel Teknika
Kapal

Lantai 1
Ruang Praktik Siswa
Teknika Kapal Niaga
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang

Engineer Ship Electrical


Ship Machinery Room
Operation

Lantai 2

Ruang Praktik Siswa


Teknika Kapal Niaga
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang

Lantai 1

Ruang Praktik Siswa


Teknika Kapal Niaga
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang

Lantai 1

Ruang Praktik Siswa


Teknika Kapal Niaga
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang

Lantai 2

Ruang Praktik Siswa


Teknika Kapal Niaga
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang

Lantai 2

Ruang Praktik Siswa


Teknika Kapal Niaga
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang

Axonometric
Perspective

Ruang Praktik Siswa


Teknika Kapal Niaga
T E M P L AT E
ANALISA HARGA
SATUAN PEKERJAAN
DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN

SATUAN KERJA : BANTUAN PEMERINTAH


PEKERJAAN : PEMBANGUNAN USB / CEO SMK
LOKASI : SMK ….........
TAHUN ANGGARAN : 2020

I. AHSP - A.2.2.1 ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN PERSIAPAN

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.2.2.1.4 AHSP - A.2.2.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
SATUAN PEMBAYARAN : 1 M1

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,100 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,100 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,010 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,005 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Kayu 5/7 Kelas III/ Daerah - M3 0,120 - -
Paku Biasa 2" - 3" - Kg 0,060 - -
Kayu Papan 2/30 - M3 0,007 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-1
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.2.2.1.7 AHSP - A.2.2.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pembuatan Gudang Semen dan Peralatan
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 1,000 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 2,000 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,200 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,050 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Dolken Kayu Ø 8-10/400 cm - Batang 1,7000 - -
Kayu Kelas III - M3 0,210 - -
Paku Biasa 2" - 5" - Kg 0,300 - -
Seng Gelombang - Kg 1,500 - -
Semen Portland - Kg 10,500 - -
Pasir Beton - M3 0,030 - -
Koral Beton - M3 0,050 - -
Seng Gelombang - Lbr 1,500 - -
Seng Plat - Lbr 0,250 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.2.2.1.9 AHSP - A.2.2.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pembersihan Lapangan dan Perataan
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,100 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,050 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-2
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.2.2.1.11 AHSP - A.2.2.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pembuatan Kotak Adukan 40 x 50 x 25 cm
SATUAN PEMBAYARAN : Buah

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,300 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,030 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Kayu Papan Kelas III/ Daerah - M3 0,036 - -
Kayu 5/7 Kelas III/ Daerah - M3 0,014 - -
Paku Biasa 2" - 5" - Kg 0,080 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-3
DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN

SATUAN KERJA : BANTUAN PEMERINTAH


PEKERJAAN : PEMBANGUNAN USB / CEO SMK
LOKASI : SMK ….........
TAHUN ANGGARAN : 2020

II. AHSP - A.2.3.1 ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN TANAH

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.2.3.1.1 AHSP - A.2.3.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Penggalian Tanah Biasa Sedalam 1 Meter
SATUAN PEMBAYARAN : M3

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,750 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,025 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.2.3.1.2 AHSP - A.2.3.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Penggalian Tanah Biasa Sedalam 2 Meter
SATUAN PEMBAYARAN : M3

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,900 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,045 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-1
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.2.3.1.3 AHSP - A.2.3.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Penggalian Tanah Biasa Sedalam 3 Meter
SATUAN PEMBAYARAN : M3

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 1,050 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,067 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.2.3.1.9 AHSP - A.2.3.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pengurugan Kembali Galian Dihitung 1/3 Kali Dari Koefisien Galian
SATUAN PEMBAYARAN : M3

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
1. Penggalian 1 m3 Tanah Biasa Sedalam 1 Meter
0,333 - -
2. Penggalian 1 m3 Tanah Biasa Sedalam 2 Meter
0,333 - -
3. Penggalian 1 m3 Tanah Biasa Sedalam 3 Meter
0,333 - -

Halaman-2
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : T.14.a T - 14


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemadatan Tanah (Per 20 cm)
SATUAN PEMBAYARAN : M3

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,250 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,025 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.2.3.1.11 AHSP - A.2.3.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pengurugan Dengan Pasir Urug
SATUAN PEMBAYARAN : M3

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,300 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,010 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Pasir Urug - M3 1,200 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-3
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.2.3.1.13 AHSP - A.2.3.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Lapisan Ijuk Tebal 10 cm Untuk Bidang Resapan
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,150 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,015 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Ijuk - M3 6,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.2.3.1.14.a AHSP - A.2.3.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pengurugan Tanah Timbunan
SATUAN PEMBAYARAN : M3

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,250 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,025 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Tanah Timbunan - M3 1,200 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-4
DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN

SATUAN KERJA : BANTUAN PEMERINTAH


PEKERJAAN : PEMBANGUNAN USB / CEO SMK
LOKASI : SMK ….........
TAHUN ANGGARAN : 2020

III. AHSP - A.3.2.1 ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN PONDASI

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.3.2.1.1 AHSP - A.3.2.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Pondasi Batu Belah Campuran 1 SP : 3 PP
SATUAN PEMBAYARAN : M3

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 1,500 - -
Tukang Batu L.02 Org/Hari 0,750 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,075 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,075 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Batu Kali/ Batu Gunung - M3 1,200 - -
Semen Portland - Kg 202,000 - -
Pasir Pasang - M3 0,485 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.3.2.1.2 AHSP - A.3.2.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Pondasi Batu Belah Campuran 1 SP : 4 PP
SATUAN PEMBAYARAN : M3

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 1,500 - -
Tukang Batu L.02 Org/Hari 0,750 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,075 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,075 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Batu Kali/ Batu Gunung - M3 1,200 - -
Semen Portland - Kg 163,000 - -
Pasir Pasang - M3 0,520 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-1
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.3.2.1.3 AHSP - A.3.2.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Pondasi Batu Belah Campuran 1 SP : 5 PP
SATUAN PEMBAYARAN : M3

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 1,500 - -
Tukang Batu L.02 Org/Hari 0,750 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,075 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,075 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Batu Kali/ Batu Gunung - M3 1,200 - -
Semen Portland - Kg 136,000 - -
Pasir Pasang - M3 0,544 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.3.2.1.4 AHSP - A.3.2.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Pondasi Batu Belah Campuran 1 SP : 6 PP
SATUAN PEMBAYARAN : M3

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 1,500 - -
Tukang Batu L.02 Org/Hari 0,750 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,075 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,075 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Batu Kali/ Batu Gunung - M3 1,200 - -
Semen Portland - Kg 117,000 - -
Pasir Pasang - M3 0,561 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-2
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.3.2.1.9 AHSP - A.3.2.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Batu Kosong (Aanstamping)
SATUAN PEMBAYARAN : M3

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,780 - -
Tukang Batu L.02 Org/Hari 0,390 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,039 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,039 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Batu Kali/ Batu Gunung - M3 1,200 - -
Pasir Urug - M3 0,432 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-3
DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN

SATUAN KERJA : BANTUAN PEMERINTAH


PEKERJAAN : PEMBANGUNAN USB / CEO SMK
LOKASI : SMK ….........
TAHUN ANGGARAN : 2020

IV.1 AHSP - A.4.1.1 HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON (Mutu Beton)

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.4.1.1.1 AHSP - A.4.1.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Membuat Beton Mutu f'c = 7,4 MPa (K 100), Slump (12 ± 2) cm, W/C = 0,87
SATUAN PEMBAYARAN : M3

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 1,650 - -
Tukang Batu L.02 Org/Hari 0,275 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,028 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,083 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Semen Portland - Kg 247,000 - -
Pasir Beton - Kg 869,000 - -
Kerikil Split (Maks 30 mm) - Kg 999,000 - -
Air - Liter 215,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.4.1.1.2 AHSP - A.4.1.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Membuat Beton Mutu f'c = 9,8 MPa (K 125), Slump (12 ± 2) cm, W/C = 0,78
SATUAN PEMBAYARAN : M3

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 1,650 - -
Tukang Batu L.02 Org/Hari 0,275 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,028 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,083 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Semen Portland - Kg 276,000 - -
Pasir Beton - Kg 828,000 - -
Kerikil Split (Maks 30 mm) - Kg 1.012,000 - -
Air - Liter 215,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-1
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.4.1.1.3 AHSP - A.4.1.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Membuat Beton Mutu f'c = 12,2 MPa (K 150), Slump (12 ± 2) cm, W/C = 0,72
SATUAN PEMBAYARAN : M3

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 1,650 - -
Tukang Batu L.02 Org/Hari 0,275 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,028 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,083 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Semen Portland - Kg 299,000 - -
Pasir Beton - Kg 799,000 - -
Kerikil Split (Maks 30 mm) - Kg 1.017,000 - -
Air - Liter 215,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.4.1.1.4 AHSP - A.4.1.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Membuat Lantai Kerja Beton Mutu f'c = 7,4 MPa (K 100), Slump (3-6) cm, W/C = 0,87
SATUAN PEMBAYARAN : M3

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 1,200 - -
Tukang Batu L.02 Org/Hari 0,200 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,020 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,060 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Semen Portland - Kg 230,000 - -
Pasir Beton - Kg 893,000 - -
Kerikil Split (Maks 30 mm) - Kg 1.027,000 - -
Air - Liter 200,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-2
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.4.1.1.5 AHSP - A.4.1.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Membuat Beton Mutu f'c = 14,5 MPa (K 175), Slump (12 ± 2) cm, W/C = 0,66
SATUAN PEMBAYARAN : M3

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 1,650 - -
Tukang Batu L.02 Org/Hari 0,275 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,028 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,083 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Semen Portland - Kg 326,000 - -
Pasir Beton - Kg 760,000 - -
Kerikil Split (Maks 30 mm) - Kg 1.029,000 - -
Air - Liter 215,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.4.1.1.6 AHSP - A.4.1.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Membuat Beton Mutu f'c = 16,9 MPa (K 200), Slump (12 ± 2) cm, W/C = 0,61
SATUAN PEMBAYARAN : M3

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 1,650 - -
Tukang Batu L.02 Org/Hari 0,275 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,028 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,083 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Semen Portland - Kg 326,000 - -
Pasir Beton - Kg 760,000 - -
Kerikil Split (Maks 30 mm) - Kg 1.029,000 - -
Air - Liter 215,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-3
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.4.1.1.7 AHSP - A.4.1.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Membuat Beton Mutu f'c = 21,7 MPa (K 250), Slump (12 ± 2) cm, W/C = 0,56
SATUAN PEMBAYARAN : M3

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 1,650 - -
Tukang Batu L.02 Org/Hari 0,275 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,028 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,083 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Semen Portland - Kg 384,000 - -
Pasir Beton - Kg 692,000 - -
Kerikil Split (Maks 30 mm) - Kg 1.039,000 - -
Air - Liter 215,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-4
DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN

SATUAN KERJA : BANTUAN PEMERINTAH


PEKERJAAN : PEMBANGUNAN USB / CEO SMK
LOKASI : SMK ….........
TAHUN ANGGARAN : 2020

IV.2 AHSP - A.4.1.1 HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON (Pembesian dan Bekisting)

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.4.1.1.17 AHSP - A.4.1.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pembesian 10 Kg Dengan Besi Polos atau Besi Ulir
SATUAN PEMBAYARAN : 10 Kg

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
1. Besi Beton (Polos/ Ulir) Ǿ 6 mm
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,070 - -
Tukang Besi L.02 Org/Hari 0,070 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,007 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,004 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
a. Besi Beton (Polos/ Ulir) Ǿ 6 mm - Kg 10,500 - -
b. Kawat Beton - Kg 0,150 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -
Untuk Pembesian 1 Kg dengan Besi Polos atau Besi Ulir Ǿ 6 mm (Harga Satuan Pekerjaan / 10) -
2. Besi Beton (Polos/ Ulir) Ǿ 8 mm
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,070 - -
Tukang Besi L.02 Org/Hari 0,070 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,007 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,004 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
a. Besi Beton (Polos/ Ulir) Ǿ 8 mm - Kg 10,500 - -
b. Kawat Beton - Kg 0,150 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -
Untuk Pembesian 1 Kg dengan Besi Polos atau Besi Ulir Ǿ 8 mm (Harga Satuan Pekerjaan / 10) -
3. Besi Beton (Polos/ Ulir) Ǿ 10 mm
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,070 - -
Tukang Besi L.02 Org/Hari 0,070 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,007 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,004 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -

Halaman-1
HARGA SATUAN JUMLAH HARGA
No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)

B. BAHAN :
a. Besi Beton (Polos/ Ulir) Ǿ 10 mm - Kg 10,500 - -
b. Kawat Beton - Kg 0,150 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -
Untuk Pembesian 1 Kg dengan Besi Polos atau Besi Ulir Ǿ 10 mm (Harga Satuan Pekerjaan / 10) -
4. Besi Beton (Polos/ Ulir) Ǿ 12 mm
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,070 - -
Tukang Besi L.02 Org/Hari 0,070 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,007 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,004 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
a. Besi Beton (Polos/ Ulir) Ǿ 12 mm - Kg 10,500 - -
b. Kawat Beton - Kg 0,150 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -
Untuk Pembesian 1 Kg dengan Besi Polos atau Besi Ulir Ǿ 12 mm (Harga Satuan Pekerjaan / 10) -
5. Besi Beton (Polos/ Ulir) Ǿ 16 mm
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,070 - -
Tukang Besi L.02 Org/Hari 0,070 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,007 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,004 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
a. Besi Beton (Polos/ Ulir) Ǿ 16 mm - Kg 10,500 - -
b. Kawat Beton - Kg 0,150 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -
Untuk Pembesian 1 Kg dengan Besi Polos atau Besi Ulir Ǿ 12 mm (Harga Satuan Pekerjaan / 10) -

Halaman-2
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.4.1.1.21 AHSP - A.4.1.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Bekisting Untuk Sloof
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,520 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,260 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,026 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,026 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Kayu Kelas III - M3 0,045 - -
Paku 5 - 10 cm - Kg 0,300 - -
Minyak Bekisting - Liter 0,100 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-3
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.4.1.1.22 AHSP - A.4.1.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Bekisting Untuk Kolom
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,660 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,330 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,033 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,033 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Kayu Kelas III - M3 0,040 - -
Paku 5 - 12 cm - Kg 0,400 - -
Minyak Bekisting - Liter 0,200 - -
Balok Kayu Kelas II - M3 0,015 - -
Plywood Tebal 9 mm - Lembar 0,350 - -
Dolken Kayu Galam Ø 8 -10 Cm/ 4 M' - Batang 2,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.4.1.1.23 AHSP - A.4.1.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Bekisting Untuk Balok
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,660 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,330 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,033 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,033 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Kayu Kelas III - M3 0,040 - -
Paku 5 - 12 cm - Kg 0,400 - -
Minyak Bekisting - Liter 0,200 - -
Balok Kayu Kelas II - M3 0,018 - -
Plywood Tebal 9 mm - Lembar 0,350 - -
Dolken Kayu Galam Ø 8 -10 Cm/ 4 M' - Batang 2,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-4
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.4.1.1.24 AHSP - A.4.1.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Bekisting Untuk Lantai
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,660 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,330 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,033 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,033 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Kayu Kelas III - M3 0,040 - -
Paku 5 - 12 cm - Kg 0,400 - -
Minyak Bekisting - Liter 0,200 - -
Balok Kayu Kelas II - M3 0,015 - -
Plywood Tebal 9 mm - Lembar 0,350 - -
Papan Mall - M3 0,002 - -
Dolken Kayu Galam Ø 8 -10 Cm/ 4 M' - Batang 6,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.4.1.1.24.1 AHSP - A.4.1.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Bekisting Untuk Plat Dack
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,660 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,330 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,033 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,033 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Kayu Kelas III - M3 0,040 - -
Paku 5 - 12 cm - Kg 0,250 - -
Minyak Bekisting - Liter 0,200 - -
Balok Kayu Kelas II - M3 - -
Papan Mall - M3 0,020 - -
Dolken Kayu Galam Ø 8 -10 Cm/ 4 M' - Batang 2,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-5
DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN

SATUAN KERJA : BANTUAN PEMERINTAH


PEKERJAAN : PEMBANGUNAN USB / CEO SMK
LOKASI : SMK ….........
TAHUN ANGGARAN : 2020

IV.3 AHSP - A.4.1.1 HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON (Pekerjaan Beton)

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.4.1.1.35 AHSP - A.4.1.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Membuat Kolom Praktis Beton Bertulang 12 x 12 cm (K1)
SATUAN PEMBAYARAN : M1

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,180 - -
Tukang Batu L.02 Org/Hari 0,020 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,020 - -
Tukang Besi L.02 Org/Hari 0,020 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,006 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,009 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Kayu Kelas III - M3 0,005 - -
Paku 5 - 12 cm - Kg 0,010 - -
Minyak Bekisting - Liter - - -
Besi Beton Polos SNI - 4 Ø 12 mm - Kg 3,551 - -
Besi Beton Polos SNI - Ø 8 mm - 15 - Kg 1,357 - -
Kawat Beton - Kg 0,450 - -
Semen Portland - Kg 4,000 - -
Pasir Beton - M3 0,006 - -
Kerikil - M3 0,009 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-1
DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN

SATUAN KERJA : DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERHUBUNGAN KABUPATEN BANGGAI LAUT
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN USB / CEO SMK
LOKASI : SMK ….........
TAHUN ANGGARAN : 2020

VI. AHSP - A.4.4.1 HARGA SATUAN PEKERJAAN PASANGAN DINDING

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.4.1.4 AHSP - A.4.4.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Dinding Bata Merah (5 x 11 x 22) cm Tebal 1 Batu, Campuran 1 SP : 5 PP
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,600 - -
Tukang Batu L.02 Org/Hari 0,200 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,020 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,030 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Bata Merah - Buah 140,000 - -
Semen Portland - Kg 22,200 - -
Pasir Pasang - Kg 0,102 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-1
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.4.1.8 AHSP - A.4.4.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Dinding Bata Merah (5 x 11 x 22) cm Tebal 1/2 Batu, Campuran 1 SP : 3 PP
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,300 - -
Tukang Batu L.02 Org/Hari 0,100 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,010 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,015 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Bata Merah - Buah 70,000 - -
Semen Portland - Kg 14,370 - -
Pasir Pasang - Kg 0,040 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.4.1.9 AHSP - A.4.4.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Dinding Bata Merah (5 x 11 x 22) cm Tebal 1/2 Batu, Campuran 1 SP : 5 PP
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,300 - -
Tukang Batu L.02 Org/Hari 0,100 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,010 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,015 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Bata Merah - Buah 70,000 - -
Semen Portland - Kg 9,680 - -
Pasir Pasang - Kg 0,045 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-2
VII. AHSP - A.4.4.2 HARGA SATUAN PEKERJAAN PLESTERAN

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.4.2.3 AHSP - A.4.4.2


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Plesteran, Campuran 1 SP : 3 PP Tebal 15 mm
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,300 - -
Tukang Batu L.02 Org/Hari 0,150 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,015 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,015 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Semen Portland - Kg 7,776 - -
Pasir Pasang - Kg 0,023 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.4.2.5 AHSP - A.4.4.2


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Plesteran, Campuran 1 SP : 5 PP Tebal 15 mm
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,300 - -
Tukang Batu L.02 Org/Hari 0,150 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,015 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,015 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Semen Portland - Kg 5,184 - -
Pasir Pasang - Kg 0,026 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-3
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.4.2.27 AHSP - A.4.4.2


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Acian
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,200 - -
Tukang Batu L.02 Org/Hari 0,100 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,010 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,010 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Semen Portland - Kg 3,250 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

VIII. AHSP - A.4.4.3 HARGA SATUAN PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN PENUTUP DINDING

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.4.3.4 AHSP - A.4.4.3


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Lantai Keramik Ukuran 40 cm x 40 cm
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,250 - -
Tukang Batu L.02 Org/Hari 0,125 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,013 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,013 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Keramik Ukuran 40 cm x 40 cm - Buah 6,630 - -
Semen Portland - Kg 9,800 - -
Semen Warna - Kg 1,300 - -
Pasir Pasang - M3 0,045 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-4
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.4.3.21 AHSP - A.4.4.3


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Keramik Ukuran 10 cm x 40 cm
SATUAN PEMBAYARAN : M1

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,090 - -
Tukang Batu L.02 Org/Hari 0,090 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,009 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,005 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Stop Nozing 10 cm x 40 cm - Buah 2,650 - -
Semen Portland - Kg 1,140 - -
Semen Warna - Kg 0,100 - -
Pasir Pasang - M3 0,003 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.4.3.32 AHSP - A.4.4.3


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Plint Lantai Keramik Ukuran 10 cm x 20 cm
SATUAN PEMBAYARAN : M1

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,090 - -
Tukang Batu L.02 Org/Hari 0,090 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,009 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,005 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Keramik 10 cm x 20 cm - Buah 2,650 - -
Semen Portland - Kg 8,190 - -
Semen Warna - Kg 2,750 - -
Pasir Pasang - M3 0,045 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-5
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.4.3.36 AHSP - A.4.4.3


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Lantai Keramik Ukuran 25 cm x 25 cm
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,700 - -
Tukang Batu L.02 Org/Hari 0,350 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,035 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,035 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Keramik 25 cm x 25 cm - Buah 26,500 2.665,00 70.622,50
Semen Portland - Kg 10,400 - -
Semen Warna - Kg 1,620 - -
Pasir Pasang - M3 0,045 - -
JUMLAH HARGA BAHAN 70.622,50
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) 70.622,50
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 70.622,50

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.4.3.37 AHSP - A.4.4.3


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Lantai Keramik Ukuran 60 cm x 60 cm
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,250 - -
Tukang Batu L.02 Org/Hari 0,125 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,013 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,013 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Keramik Ukuran 60 cm x 60 cm - Buah 6,630 34.300,00 227.409,00
Semen Portland - Kg 9,800 - -
Semen Warna - Kg 1,300 - -
Pasir Pasang - M3 0,045 - -
JUMLAH HARGA BAHAN 227.409,00
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) 227.409,00
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 227.409,00

Halaman-6
DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN

SATUAN KERJA : BANTUAN PEMERINTAH


PEKERJAAN : PEMBANGUNAN USB / CEO SMK
LOKASI : SMK ….........
TAHUN ANGGARAN : 2020

IX. AHSP - A.4.5.1 HARGA SATUAN PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFOND)

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.5.1.7 AHSP - A.4.5.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Langit-langit Gypsum board Ukuran (120 x 240 x 9) mm, Tebal 9 mm
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,100 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,050 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,005 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,005 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Gypsum board Ukuran (120 x 240 x 9) mm - Lbr 0,364 - -
Paku Skrup - Kg 0,110 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.5.1.7.a AHSP - A.4.5.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Langit-langit Kalsium Silikat Board (Kalsiboard) Ukuran (120 x 240 x 9) mm, Tebal 9 mm
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,100 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,050 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,005 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,005 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Kalsiboard Ukuran (120 x 240 x 6) mm - Lbr 0,364 - -
Paku Skrup - Kg 0,110 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-1
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : ANL. SNI 2839-2008 (6.8) AHSP - A.4.5.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan List Plafond Profil Gypsum 9 - 11 CM
SATUAN PEMBAYARAN : M1

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,060 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,060 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,006 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,003 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
List Profil Gypsum 9 - 11 Cm - M1 1,050 - -
Cornice Adhesive - Kg 0,150 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

X. AHSP - A.4.5.2 HARGA SATUAN PEKERJAAN PENUTUP ATAP

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.5.2.32 AHSP - A.4.5.2


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Atap Genteng Metal Zincalume
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,200 - -
Tukang Alumunium L.02 Org/Hari 0,100 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,010 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,001 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Genteng Metal 0,800 x 0,770 - T= 0,25 mm - Lbr 1,644 - -
Screw 10 - 16 x 16 - Bh 9,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-2
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.5.2.36.a AHSP - A.4.5.2


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Nok Genteng Metal Zincalume
SATUAN PEMBAYARAN : M1

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,250 - -
Tukang Alumunium L.02 Org/Hari 0,150 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,015 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,013 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Nok Genteng Metal Zincalume - Bh 1,100 - -
Screw 10 - 16 x 16 - Bh 9,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.5.2.11.a AHSP - A.4.5.2


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Atap Zincalume
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,140 - -
Tukang Alumunium L.02 Org/Hari 0,070 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,007 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,007 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Atap Zincalume 80 x 170 cm, T= 0,25 mm - Lbr 0,735 - -
Screw 10 - 16 x 16 - Bh 8,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-3
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.5.2.36.a AHSP - A.4.5.2


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Nok Zincalume
SATUAN PEMBAYARAN : M1

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,250 - -
Tukang Alumunium L.02 Org/Hari 0,150 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,015 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,013 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Nok Zincalume, Tebal 0,25 mm - M1 1,100 - -
Screw 10 - 16 x 16 - Bh 6,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

XI. AHSP - A.4.6.1 HARGA SATUAN PEKERJAAN KAYU

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.6.1.1 AHSP - A.4.6.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pembuatan dan Pemasangan Kusen Pintu dan Kusen Jendela, Kayu Kelas II
SATUAN PEMBAYARAN : M3

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 6,000 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 18,000 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 1,800 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,300 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Balok Kayu Kelas II - M3 1,200 - -
Paku 10 cm - Kg 1,250 - -
Lem Kayu - Kg 1,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-4
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.6.1.5 AHSP - A.4.6.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pembuatan dan Pemasangan Daun Pintu Panil, Kayu Kelas II
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 1,000 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 3,000 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,300 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,050 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Papan Kayu Kelas II - M3 0,040 - -
Lem Kayu - Kg 0,500 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.6.1.6 AHSP - A.4.6.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pembuatan dan Pemasangan Daun Pintu dan Jendela Kaca, Kayu Kelas II
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,800 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 2,400 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,240 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,040 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Papan Kayu Kelas II - M3 0,024 - -
Lem Kayu - Kg 0,300 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-5
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.6.1.8 AHSP - A.4.6.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pembuatan Daun Pintu Plywood Rangkap, Rangka Kayu Kelas II Tertutup (Playwood 122 Cm x 244 Cm x 9 mm)
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,700 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 2,100 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,210 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,035 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Papan Kayu Kelas II - M3 0,025 - -
Paku 1 cm - 2,5 cm - Kg 0,030 - -
Lem Kayu - Kg 0,500 - -
Playwood 122 Cm x 244 Cm x 9 mm - Lembar 1,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.6.1.8.a AHSP - A.4.6.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pembuatan Daun Pintu Teakwood Lapis Alumunium Kulit Jeruk, Rangka Kayu Kelas II Tertutup
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,700 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 2,100 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,210 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,035 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Papan Kayu Kelas II - M3 0,025 - -
Paku 1 cm - 2,5 cm - Kg 0,030 - -
Lem Kayu - Kg 0,500 - -
Playwood 90 Cm x 210 Cm x 3 mm - Lembar 1,000 - -
Tripleks Kulit Jeruk 90 Cm x 210 Cm x 3 mm - Lembar 1,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-6
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.6.1.25 AHSP - A.4.6.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Dinding Pemisah Kalsiboard Rangkap, Rangka Kayu Kelas II
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,200 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,600 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,060 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,010 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Balok Kayu 6/10 Kelas II - M3 0,024 - -
Paku 5 cm - 10 cm - Kg 0,150 - -
Kalsiboard 122 Cm x 244 Cm x 6 mm - Lembar 0,860 - -
Lem Kayu - Kg 0,560 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.6.1.25.a AHSP - A.4.6.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Dinding Pemisah Plywood (1 Muka), Rangka Kayu Kelas II
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,200 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,600 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,060 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,010 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Balok Kayu 5/7 Kelas II - M3 0,014 - -
Paku 5 cm - 10 cm - Kg 0,150 - -
Playwood 120 Cm x 240 Cm x 9 mm - Lembar 0,430 - -
Lem Kayu - Kg 0,280 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-7
DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN

IX. AHSP - A.4.5.1 HARGA SATUAN PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFOND)

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.5.1.5 AHSP - A.4.5.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Langit-langit Tripleks Ukuran (60 x 120) cm, Tebal 4 mm
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,100 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,100 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,010 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,005 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Tripleks Tebal 4 mm - Lbr 0,375 69.850,00 26.193,75
Paku Tripleks - Kg 0,030 21.500,00 645,00
JUMLAH HARGA BAHAN 26.838,75
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) 26.838,75
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 26.838,75

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.6.1.20 AHSP - A.4.6.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Rangka Langit-langit (60 x 60 cm), Kayu Kelas II
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,200 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,300 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,030 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,010 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Balok 5/7 cm Kayu Kelas II - M3 0,0163 - -
Paku 7 - 10 cm - Kg 0,250 17.000,00 4.250,00
JUMLAH HARGA BAHAN 4.250,00
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) 4.250,00
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 4.250,00

Halaman-1
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.5.1.7 AHSP - A.4.5.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Langit-langit Gypsum board Ukuran (120 x 240 x 9) mm, Tebal 9 mm
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,100 76.000,00 7.600,00
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,050 121.000,00 6.050,00
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,005 130.000,00 650,00
Mandor L.04 Org/Hari 0,005 95.000,00 475,00
JUMLAH TENAGA KERJA 14.775,00
B. BAHAN :
Gypsum board Ukuran (120 x 240 x 9) mm - Lbr 0,364 80.000,00 29.120,00
Paku Skrup - Kg 0,110 250,00 27,50
JUMLAH HARGA BAHAN 29.147,50
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) 43.922,50
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 43.922,50

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.5.1.7.a AHSP - A.4.5.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Langit-langit Kalsium Silikat Board (Kalsiboard) Ukuran (120 x 240 x 9) mm, Tebal 9 mm
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,100 76.000,00 7.600,00
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,050 121.000,00 6.050,00
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,005 130.000,00 650,00
Mandor L.04 Org/Hari 0,005 95.000,00 475,00
JUMLAH TENAGA KERJA 14.775,00
B. BAHAN :
Kalsiboard Ukuran (120 x 240 x 6) mm - Lbr 0,364 95.000,00 34.580,00
Paku Skrup - Kg 0,110 250,00 27,50
JUMLAH HARGA BAHAN 34.607,50
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) 49.382,50
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 49.382,50

Halaman-2
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.5.1.9 AHSP - A.4.5.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan List Plafond Profil Kayu
SATUAN PEMBAYARAN : M1

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,050 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,050 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,005 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,003 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
List Kayu Profil - M1 1,050 9.500,00 9.975,00
Paku 1 cm - 2,5 cm - Kg 0,010 27.000,00 270,00
JUMLAH HARGA BAHAN 10.245,00
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) 10.245,00
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 10.245,00

Halaman-3
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : ANL. SNI 2839-2008 (6.8) AHSP - A.4.5.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan List Plafond Profil Gypsum 9 - 11 CM
SATUAN PEMBAYARAN : M1

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,060 76.000,00 4.560,00
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,060 121.000,00 7.260,00
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,006 130.000,00 780,00
Mandor L.04 Org/Hari 0,003 95.000,00 285,00
JUMLAH TENAGA KERJA 12.885,00
B. BAHAN :
List Profil Gypsum 9 - 11 Cm - M1 1,050 20.000,00 21.000,00
Cornice Adhesive - Kg 0,150 15.000,00 2.250,00
JUMLAH HARGA BAHAN 23.250,00
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) 36.135,00
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 36.135,00

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.6.1.13 AHSP - A.4.6.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Konstruksi Kuda-kuda Konvensional, Kayu Kelas II
SATUAN PEMBAYARAN : M3

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 4,000 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 12,000 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 1,200 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,200 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Balok Kayu Kelas II - M3 1,100 - -
Besi Strip Tebal 5 mm - Kg 15,000 10.000,00 150.000,00
Paku Biasa 4" - 10" - Kg 5,600 16.000,00 89.600,00
JUMLAH HARGA BAHAN 239.600,00
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) 239.600,00
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 239.600,00

Halaman-4
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.6.1.15 AHSP - A.4.6.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Konstruksi Gording Kuda-kuda Kayu
SATUAN PEMBAYARAN : M3

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 6,700 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 20,100 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 2,010 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,335 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Balok Kayu Kelas II - M3 1,100 - -
Paku Biasa 4" - 10" - Kg 3,000 16.000,00 48.000,00
JUMLAH HARGA BAHAN 48.000,00
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) 48.000,00
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 48.000,00

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.6.1.22 AHSP - A.4.6.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Listplank Ukuran (3 x 25) cm, Kayu Kelas II
SATUAN PEMBAYARAN : M1

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,100 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,200 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,020 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,005 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Papan Kayu Kelas II - M3 0,0082 1.984.400,00 16.272,08
Paku Biasa 2,5" - 3,5" - Kg 0,050 17.000,00 850,00
JUMLAH HARGA BAHAN 17.122,08
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) 17.122,08
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 17.122,08

Halaman-5
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.6.1.10 AHSP - A.4.6.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Jalusi Papan
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,670 76.000,00 50.920,00
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 2,000 121.000,00 242.000,00
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,200 130.000,00 26.000,00
Mandor L.04 Org/Hari 0,335 95.000,00 31.825,00
JUMLAH TENAGA KERJA 350.745,00
B. BAHAN :
Papan Kayu Kelas II - M3 0,060 1.984.400,00 119.064,00
Paku 1 cm - 2,5 cm - Kg 0,150 27.000,00 4.050,00
JUMLAH HARGA BAHAN 123.114,00
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) 473.859,00
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 473.859,00

X. AHSP - A.4.5.2 HARGA SATUAN PEKERJAAN PENUTUP ATAP

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.5.2.32 AHSP - A.4.5.2


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Atap Genteng Metal Zincalume
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,200 76.000,00 15.200,00
Tukang Alumunium L.02 Org/Hari 0,100 121.000,00 12.100,00
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,010 130.000,00 1.300,00
Mandor L.04 Org/Hari 0,001 95.000,00 95,00
JUMLAH TENAGA KERJA 28.695,00
B. BAHAN :
Genteng Metal 0,800 x 0,770 - T= 0,25 mm - Lbr 1,644 27.540,00 45.275,76
Screw 10 - 16 x 16 - Bh 9,000 500,00 4.500,00
JUMLAH HARGA BAHAN 49.775,76
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) 78.470,76
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 78.470,76

Halaman-6
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.5.2.36.a AHSP - A.4.5.2


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Nok Genteng Metal Zincalume
SATUAN PEMBAYARAN : M1

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,250 76.000,00 19.000,00
Tukang Alumunium L.02 Org/Hari 0,150 121.000,00 18.150,00
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,015 130.000,00 1.950,00
Mandor L.04 Org/Hari 0,013 95.000,00 1.235,00
JUMLAH TENAGA KERJA 40.335,00
B. BAHAN :
Nok Genteng Metal Zincalume - Bh 1,100 23.723,33 26.095,67
Screw 10 - 16 x 16 - Bh 9,000 500,00 4.500,00
JUMLAH HARGA BAHAN 30.595,67
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) 70.930,67
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 70.930,67

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.5.2.11.a AHSP - A.4.5.2


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Atap Zincalume
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,140 76.000,00 10.640,00
Tukang Alumunium L.02 Org/Hari 0,070 121.000,00 8.470,00
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,007 130.000,00 910,00
Mandor L.04 Org/Hari 0,007 95.000,00 665,00
JUMLAH TENAGA KERJA 20.685,00
B. BAHAN :
Atap Zincalume 80 x 170 cm, T= 0,25 mm - Lbr 0,735 67.000,00 49.245,00
Screw 10 - 16 x 16 - Bh 8,000 500,00 4.000,00
JUMLAH HARGA BAHAN 53.245,00
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) 73.930,00
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 73.930,00

Halaman-7
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.5.2.36.a AHSP - A.4.5.2


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Nok Zincalume
SATUAN PEMBAYARAN : M1

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,250 76.000,00 19.000,00
Tukang Alumunium L.02 Org/Hari 0,150 121.000,00 18.150,00
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,015 130.000,00 1.950,00
Mandor L.04 Org/Hari 0,013 95.000,00 1.235,00
JUMLAH TENAGA KERJA 40.335,00
B. BAHAN :
Nok Zincalume, Tebal 0,25 mm - M1 1,100 35.000,00 38.500,00
Screw 10 - 16 x 16 - Bh 6,000 500,00 3.000,00
JUMLAH HARGA BAHAN 41.500,00
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) 81.835,00
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 81.835,00

XI. AHSP - A.4.6.1 HARGA SATUAN PEKERJAAN KAYU

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.6.1.1 AHSP - A.4.6.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pembuatan dan Pemasangan Kusen Pintu dan Kusen Jendela, Kayu Kelas II
SATUAN PEMBAYARAN : M3

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 6,000 76.000,00 456.000,00
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 18,000 121.000,00 2.178.000,00
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 1,800 130.000,00 234.000,00
Mandor L.04 Org/Hari 0,300 95.000,00 28.500,00
JUMLAH TENAGA KERJA 2.896.500,00
B. BAHAN :
Balok Kayu Kelas II - M3 1,200 1.984.400,00 2.381.280,00
Paku 10 cm - Kg 1,250 16.000,00 20.000,00
Lem Kayu - Kg 1,000 15.491,67 15.491,67
JUMLAH HARGA BAHAN 2.416.771,67
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) 5.313.271,67
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 5.313.271,67

Halaman-8
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.6.1.5 AHSP - A.4.6.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pembuatan dan Pemasangan Daun Pintu Panil, Kayu Kelas II
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 1,000 76.000,00 76.000,00
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 3,000 121.000,00 363.000,00
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,300 130.000,00 39.000,00
Mandor L.04 Org/Hari 0,050 95.000,00 4.750,00
JUMLAH TENAGA KERJA 482.750,00
B. BAHAN :
Papan Kayu Kelas II - M3 0,040 1.785.960,00 71.438,40
Lem Kayu - Kg 0,500 15.491,67 7.745,83
JUMLAH HARGA BAHAN 79.184,23
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) 561.934,23
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 561.934,23

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.6.1.6 AHSP - A.4.6.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pembuatan dan Pemasangan Daun Pintu dan Jendela Kaca, Kayu Kelas II
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,800 76.000,00 60.800,00
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 2,400 121.000,00 290.400,00
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,240 130.000,00 31.200,00
Mandor L.04 Org/Hari 0,040 95.000,00 3.800,00
JUMLAH TENAGA KERJA 386.200,00
B. BAHAN :
Papan Kayu Kelas II - M3 0,024 1.785.960,00 42.863,04
Lem Kayu - Kg 0,300 15.491,67 4.647,50
JUMLAH HARGA BAHAN 47.510,54
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) 433.710,54
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 433.710,54

Halaman-9
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.6.1.8 AHSP - A.4.6.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pembuatan Daun Pintu Teakwood Rangkap, Rangka Kayu Kelas II Tertutup (Teakwood 90 Cm x 210 Cm x 3 mm)
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,700 76.000,00 53.200,00
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 2,100 121.000,00 254.100,00
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,210 130.000,00 27.300,00
Mandor L.04 Org/Hari 0,035 95.000,00 3.325,00
JUMLAH TENAGA KERJA 337.925,00
B. BAHAN :
Papan Kayu Kelas II - M3 0,025 1.492.400,00 37.310,00
Paku 1 cm - 2,5 cm - Kg 0,030 27.000,00 810,00
Lem Kayu - Kg 0,500 15.491,67 7.745,83
Teakwood 90 Cm x 210 Cm x 3 mm - Lembar 1,000 113.000,00 113.000,00
JUMLAH HARGA BAHAN 158.865,83
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) 496.790,83
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 496.790,83

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.6.1.8.a AHSP - A.4.6.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pembuatan Daun Pintu Teakwood Lapis Alumunium Kulit Jeruk, Rangka Kayu Kelas II Tertutup
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,700 76.000,00 53.200,00
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 2,100 121.000,00 254.100,00
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,210 130.000,00 27.300,00
Mandor L.04 Org/Hari 0,035 95.000,00 3.325,00
JUMLAH TENAGA KERJA 337.925,00
B. BAHAN :
Papan Kayu Kelas II - M3 0,025 1.492.400,00 37.310,00
Paku 1 cm - 2,5 cm - Kg 0,030 27.000,00 810,00
Lem Kayu - Kg 0,500 15.491,67 7.745,83
Playwood 90 Cm x 210 Cm x 3 mm - Lembar 1,000 113.000,00 113.000,00
Tripleks Kulit Jeruk 90 Cm x 210 Cm x 3 mm - Lembar 1,000 110.000,00 110.000,00
JUMLAH HARGA BAHAN 268.865,83
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) 606.790,83
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 606.790,83

Halaman-10
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.6.1.25 AHSP - A.4.6.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Dinding Pemisah Kalsiboard Rangkap, Rangka Kayu Kelas II
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,200 76.000,00 15.200,00
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,600 121.000,00 72.600,00
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,060 130.000,00 7.800,00
Mandor L.04 Org/Hari 0,010 95.000,00 950,00
JUMLAH TENAGA KERJA 96.550,00
B. BAHAN :
Balok Kayu 6/10 Kelas II - M3 0,024 1.984.400,00 47.625,60
Paku 5 cm - 10 cm - Kg 0,150 24.000,00 3.600,00
Kalsiboard 122 Cm x 244 Cm x 6 mm - Lembar 0,860 95.000,00 81.700,00
Lem Kayu - Kg 0,560 15.491,67 8.675,33
JUMLAH HARGA BAHAN 141.600,93
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) 238.150,93
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 238.150,93

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.6.1.25.a AHSP - A.4.6.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Dinding Pemisah Plywood (1 Muka), Rangka Kayu Kelas II
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,200 76.000,00 15.200,00
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,600 121.000,00 72.600,00
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,060 130.000,00 7.800,00
Mandor L.04 Org/Hari 0,010 95.000,00 950,00
JUMLAH TENAGA KERJA 96.550,00
B. BAHAN :
Balok Kayu 5/7 Kelas II - M3 0,014 1.984.400,00 27.781,60
Paku 5 cm - 10 cm - Kg 0,150 24.000,00 3.600,00
Playwood 120 Cm x 240 Cm x 9 mm - Lembar 0,430 109.000,00 46.870,00
Lem Kayu - Kg 0,280 15.491,67 4.337,67
JUMLAH HARGA BAHAN 82.589,27
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) 179.139,27
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 179.139,27

Halaman-11
DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN

SATUAN KERJA : BANTUAN PEMERINTAH


PEKERJAAN : PEMBANGUNAN USB / CEO SMK
LOKASI : SMK ….........
TAHUN ANGGARAN : 2020

XII. AHSP - A.4.6.2 HARGA SATUAN PEKERJAAN KUNCI DAN KACA

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.6.2.2 AHSP - A.4.6.2


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Kunci Tanam 2 Slaag (Kualitas Baik)
SATUAN PEMBAYARAN : Buah

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,010 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,500 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,050 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,005 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Kunci Tanam Kualitas Baik - Bh 1,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.6.2.2.a AHSP - A.4.6.2


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Kunci Pintu Tanam Ex. Muller
SATUAN PEMBAYARAN : Buah

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,010 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,500 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,050 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,005 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Kunci Pintu Tanam Ex. Muller - Set 1,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-1
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.6.2.5 AHSP - A.4.6.2


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Engsel Pintu Tanam
SATUAN PEMBAYARAN : Buah

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,015 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,150 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,015 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,0008 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Engsel Pintu Kualitas Baik - Bh 1,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.6.2.6 AHSP - A.4.6.2


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Engsel Jendela
SATUAN PEMBAYARAN : Buah

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,010 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,100 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,010 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,0005 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Engsel Jendela - Bh 1,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-2
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.6.2.8.a AHSP - A.4.6.2


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Grendel Jendela
SATUAN PEMBAYARAN : Buah

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,015 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,150 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,015 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,008 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Grendel Jendela - Bh 1,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.6.2.8.b AHSP - A.4.6.2


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Grendel Pintu
SATUAN PEMBAYARAN : Buah

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,015 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,150 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,015 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,008 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Grendel Pintu - Bh 1,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-3
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.6.2.9 AHSP - A.4.6.2


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Kait Angin Jendela
SATUAN PEMBAYARAN : Buah

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,015 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,150 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,015 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,008 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Kait Angin Jendela - Bh 1,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.6.2.9.a AHSP - A.4.6.2


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Handle Pintu Stainless Steel, 80 cm
SATUAN PEMBAYARAN : Set (2 Sisi Bidang Pintu)

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,015 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,150 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,015 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,008 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Handle Pintu Stainless Steel 80 cm - Set 1,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-4
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.6.2.17 AHSP - A.4.6.2


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Memasang Kaca Bening, Tebal 5 mm
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,015 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,150 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,015 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,0008 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Kaca Bening Tebal 5 mm - m2 1,100 - -
Sealant - Kg 0,050 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-5
DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN

SATUAN KERJA : BANTUAN PEMERINTAH


PEKERJAAN : PEMBANGUNAN USB / CEO SMK
LOKASI : SMK ….........
TAHUN ANGGARAN : 2020

XIII. AHSP - A.5.1.1 HARGA SATUAN PEKERJAAN SANITASI DALAM GEDUNG

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.5.1.1.1 AHSP - A.5.1.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Kloset Duduk Monoblock
SATUAN PEMBAYARAN : Buah

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 3,300 - -
Tukang Batu L.02 Org/Hari 1,100 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,010 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,160 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Kloset Duduk Monoblock - Unit 1,000 - -
Perlengkapan 6 % Harga Kloset - Ls 0,060 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.5.1.1.1.a AHSP - A.5.1.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Kloset Duduk Standar
SATUAN PEMBAYARAN : Buah

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 3,300 - -
Tukang Batu L.02 Org/Hari 1,100 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,010 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,160 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Kloset Duduk Standar - Unit 1,000 - -
Perlengkapan 6 % Harga Kloset - Ls 0,060 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-1
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.5.1.1.5.b AHSP - A.5.1.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Kitchen Zink Stainless
SATUAN PEMBAYARAN : Buah

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 1,200 - -
Tukang Pipa L.02 Org/Hari 1,450 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,150 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,060 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Kitchen Zink Stainless - Unit 1,000 - -
Semen Portland - Kg 6,000 - -
Pasir Pasang - M3 0,010 - -
Perlengkapan 12 % Kitchen Zink Stainless - Ls 0,120 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.5.1.1.14 AHSP - A.5.1.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Floor Drain
SATUAN PEMBAYARAN : Buah

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,010 - -
Tukang Pipa L.02 Org/Hari 0,100 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,010 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,005 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Floor Drain - Bh 1,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-2
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.5.1.1.18 AHSP - A.5.1.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Pipa PVC 1/2"
SATUAN PEMBAYARAN : M1

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,054 - -
Tukang Pipa L.02 Org/Hari 0,090 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,009 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,027 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Pipa PVC 1/2" - M1 1,200 7.394,17 8.873,00
Perlengkapan 35% Harga Pipa - Ls 0,350 3.105,55 1.086,94
JUMLAH HARGA BAHAN 9.959,94
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) 9.959,94
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 9.959,94

Halaman-3
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.5.1.1.19 AHSP - A.5.1.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Kran ø 1/2" atau ø 3/4"
SATUAN PEMBAYARAN : Buah

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,010 - -
Tukang Pipa L.02 Org/Hari 0,400 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,040 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,005 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Kran Air Stainless - Buah 1,000 - -
Seal Tape - Bh 0,0025 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.5.1.1.31 AHSP - A.5.1.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Pipa PVC Type AW Diameter 2,5"
SATUAN PEMBAYARAN : M1

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,081 - -
Tukang Pipa L.02 Org/Hari 0,135 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,0135 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,004 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Pipa PVC 2,5" - M1 1,200 - -
Perlengkapan 35% Harga Pipa - Ls 0,350 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-4
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : A.5.1.1.32 AHSP - A.5.1.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Pipa PVC Type AW Diameter 4"
SATUAN PEMBAYARAN : M1

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,081 - -
Tukang Batu L.02 Org/Hari 0,135 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,0135 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,004 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Pipa PVC 4" - M1 1,200 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

AHSP - A.5.1.1
KODE/ JENIS PEKERJAAN Memasang 1 m' Pipa PVC tipe AW Ø ¾"
SATUAN PEMBAYARAN : M1

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,081 80.000,00 6.480,00
Tukang Batu L.02 Org/Hari 0,135 125.000,00 16.875,00
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,0135 135.000,00 1.822,50
Mandor L.04 Org/Hari 0,004 - -
JUMLAH TENAGA KERJA 25.177,50
B. BAHAN :
Pipa PVC Tipe AW ؾ - m' 1,200 7.400,00 8.880,00
Accessories (30% Material) - Ls 0,300 8.880,00 2.664,00
JUMLAH HARGA BAHAN 11.544,00
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) 36.721,50
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 36.721,50

Halaman-5
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

AHSP - A.5.1.1
KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Pipa PVC Type AW Diameter 3"
SATUAN PEMBAYARAN : M1

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,081 - -
Tukang Batu L.02 Org/Hari 0,135 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,0135 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,004 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Pipa PVC Type AW 3" - M1 1,200 23.000,00 27.600,00
JUMLAH HARGA BAHAN 27.600,00
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) 27.600,00
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 27.600,00

Halaman-6
DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN

SATUAN KERJA : BANTUAN PEMERINTAH


PEKERJAAN : PEMBANGUNAN USB / CEO SMK
LOKASI : SMK ….........
TAHUN ANGGARAN : 2020

XIV. AHSP - A.4.7.1 HARGA SATUAN PEKERJAAN PENGECATAN

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.7.1.5 AHSP - A.4.7.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pengecatan Bidang Kayu Baru (1 Lapis Plamur, 1 Lapis Cat Dasar, 3 Lapis Cat Penutup)
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,070 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,105 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,004 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,003 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Cat Meni - Kg 0,200 - -
Plamur Kayu - Kg 0,150 - -
Cat Dasar - Kg 0,170 - -
Cat Penutup - Kg 0,350 - -
Kuas - Buah 0,010 - -
Pengencer - Kg 0,030 - -
Ampelas - Lbr 0,200 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.7.1.10 AHSP - A.4.7.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pengecatan Tembok Baru (1 Lapis Plamur, 1 Lapis Cat Dasar, 2 Lapis Cat Penutup), Interior
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,020 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,063 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,0063 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,003 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Plamur - Kg 0,100 - -
Cat Dasar - Kg 0,100 - -
Cat Penutup - Kg 0,260 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-1
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.7.1.10.a AHSP - A.4.7.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pengecatan Tembok Baru (1 Lapis Plamur, 1 Lapis Cat Dasar, 2 Lapis Cat Penutup), Exterior
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,020 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,063 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,0063 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,003 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Plamur - Kg 0,100 - -
Cat Dasar - Kg 0,100 - -
Cat Penutup - Kg 0,260 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.7.1.16 AHSP - A.4.7.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pengecatan Permukaan Baja Dengan Menie Besi
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,020 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,200 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,0200 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,0025 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Menie Besi - Kg 0,100 - -
Kuas - Bh 0,010 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-3
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.7.1.16.a AHSP - A.4.7.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pengecatan Permukaan Besi/ GRC
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,020 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,200 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,0200 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,0025 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Cat Besi - Kg 0,100 - -
Kuas - Bh 0,010 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : AHSP - A.4.7.1.16.b AHSP - A.4.7.1


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pengecatan Vernis Permukaan Kayu
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,020 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,200 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,0200 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,0025 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Cat Vernis - Kg 0,100 - -
Kuas - Bh 0,010 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-4
DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN

SATUAN KERJA : BANTUAN PEMERINTAH


PEKERJAAN : PEMBANGUNAN USB / CEO SMK
LOKASI : SMK ….........
TAHUN ANGGARAN : 2020

XV. ANL. TERAPAN HARGA SATUAN PEKERJAAN TAMBAHAN

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : Analisa Praktis - 01 ANALISA TERAPAN


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,180 - -
Tukang Alumunium L.02 Org/Hari 0,240 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,018 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,024 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Cord - Kanal C Tebal = 1 mm - Btg 0,367 - -
Reng - Kanal U Tebal = 0,6 mm - Btg 0,733 - -
L. Braket 1,5 mm - Bh 0,025 - -
Screw 12 - 14 x 20 - Bh 2,000 - -
Screw 10 - 16 x 16 - Bh 8,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : Analisa Praktis - 02 ANALISA TERAPAN


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Lisplank GRC 30 Cm
SATUAN PEMBAYARAN : M1

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,094 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,156 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,016 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,016 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Lisplank GRC 30 Cm - Lbr 0,275 - -
Holo 2/2 - Btg 0,750 - -
Screw 1" - Bh 16,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-1
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : Analisa Praktis - 03 ANALISA TERAPAN


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pasang Plafond Gypsumboard + Rangka Hollow Galvalum
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,250 - -
Tukang Allumunium L.02 Org/Hari 0,300 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,025 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,013 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Gypsumboard 9 mm - Lbr 0,364 - -
Rangka Hollow Galvalum 2x4 cm, T = 0,35 mm - Btg 1,025 25.000,00 25.625,00
Stifenner/ Braket - Bh 3,000 - -
Skrup Fixer - Kg 0,150 - -
Penggantung dan Ramset - Bh 4,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN 25.625,00
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) 25.625,00
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 25.625,00

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : Analisa Praktis - 04 ANALISA TERAPAN


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pasang Plafond Kalsiboard + Rangka Hollow Galvalum
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,250 - -
Tukang Allumunium L.02 Org/Hari 0,300 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,025 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,013 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Kalsiboard 4 mm - Lbr 0,364 - -
Rangka Hollow 2x4 cm, T = 0,35 mm - Btg 1,025 25.000,00 25.625,00
Stifenner/ Braket - Bh 3,000 - -
Skrup Fixer - Kg 0,150 - -
Penggantung dan Ramset - Bh 4,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN 25.625,00
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) 25.625,00
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 25.625,00

Halaman-2
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : Analisa Praktis - 05 AHSP - A.4.4.3


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Dinding Keramik Ukuran 20 cm x 40 cm
SATUAN PEMBAYARAN : M2

URAIAN HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,240 - -
Tukang Batu L.02 Org/Hari 0,120 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,012 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,012 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Keramik Ukuran 20 cm x 40 cm - Buah 12,500 - -
Semen Portland - Kg 9,300 - -
Semen Warna - Kg 1,940 - -
3
Pasir Pasang - M 0,018 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : Analisa Praktis - 06 AHSP - A.4.4.3


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Dinding Keramik Ukuran 20 cm x 40 cm (Bermotif)
2
SATUAN PEMBAYARAN : M

URAIAN HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,240 - -
Tukang Batu L.02 Org/Hari 0,120 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,012 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,012 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Keramik Bermotif Ukuran 20 cm x 40 cm - Buah 12,500 - -
Semen Portland - Kg 9,300 - -
Semen Warna - Kg 1,940 - -
Pasir Pasang - M3 0,018 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-3
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : Analisa Praktis - 07 ANALISA TERAPAN


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pengecatan Plafond Gypsum (1 Lapis Plamur, 1 Lapis Cat Dasar, 2 Lapis Cat Penutup)
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,020 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,063 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,0063 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,0025 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Cat Plafond ( Dasar ) - Kg 0,100 - -
Cat Plafond ( Penutup 2 x ) - Kg 0,260 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : Analisa Praktis - 08 ANALISA TERAPAN


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pengecatan Pelapis Kedap Air (Water Proofing)
2
SATUAN PEMBAYARAN : M

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,020 - -
Tukang Kayu L.02 Org/Hari 0,063 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,0063 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,0025 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Polimer Mortar - Kg 2,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-4
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : Analisa Praktis - 09 ANALISA TERAPAN


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Gantungan Teralis Type-1, Rangka Besi Hollow 40.40.2 mm (Lihat Gbr. Rencana)
SATUAN PEMBAYARAN : Unit

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 1,375 - -
Tukang Besi L.02 Org/Hari 1,375 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,138 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,072 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
1
Rangka Metal Hollow 40.40.2 mm - M 11,950 - -
Peralatan dan Accesories (Perkuatan, Las, dll) - Ls 25 % x - -
Material -
2
Pengecatan Besi Hollow AHSP - A.4.7.1.5.1 M 1,540 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : Analisa Praktis - 10 ANALISA TERAPAN


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Gantungan Teralis Type-2, Rangka Besi Hollow 40.40.2 mm (Lihat Gbr. Rencana)
SATUAN PEMBAYARAN : Unit

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,500 - -
Tukang Besi L.02 Org/Hari 0,500 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,250 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,025 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Rangka Metal Hollow 40.40.2 mm - M1 6,350 - -
Peralatan dan Accesories (Perkuatan, Las, dll) - Ls 25 % x - -
Material -
Pengecatan Besi Hollow AHSP - A.4.7.1.5.1 M2 0,867 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-5
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : Analisa Praktis - 11 ANALISA TERAPAN


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Instalasi Titik Lampu
SATUAN PEMBAYARAN : Titik

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pembantu Tukang Listrik L.01 Org/Hari 0,250 - -
Tukang istrik L.02 Org/Hari 0,420 - -
Kepala Tukang Listrik L.03 Org/Hari 0,030 - -
Mandor Tukang Listrik L.04 Org/Hari 0,010 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
1
Kabel NYM 2 x 1 x 2,5 mm2 - M 3,000 - -
Pipa Hight Impact Ø 20 mm - M1 2,000 - -
fitting, kotak sambung, klem & alat bantu lainnya - Ls 5% x - -
Material
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :

JUMLAH HARGA ALAT -


D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : Analisa Praktis - 12 ANALISA TERAPAN


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Instalasi Titik Saklar dan Stop Kontak
SATUAN PEMBAYARAN : Titik

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pembantu Tukang Listrik L.01 Org/Hari 0,350 - -
Tukang istrik L.02 Org/Hari 0,520 - -
Kepala Tukang Listrik L.03 Org/Hari 0,030 - -
Mandor Tukang Listrik L.04 Org/Hari 0,010 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Kabel NYM 2 x 1 x 2,5 mm - M1 4,000 - -
Pipa Hight Impact Ø 20 mm - M1 3,000 - -
fitting, kotak sambung, klem & alat bantu lainnya - Ls 5% x - -
Material
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :

JUMLAH HARGA ALAT -


D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-6
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : Analisa Praktis - 13 ANALISA TERAPAN


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Stop Kontak 1P, 13 A
SATUAN PEMBAYARAN : Buah

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pembantu Tukang Listrik L.01 Org/Hari 0,300 - -
Tukang istrik L.02 Org/Hari 0,100 - -
Kepala Tukang Listrik L.03 Org/Hari 0,050 - -
Mandor Tukang Listrik L.04 Org/Hari 0,050 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Stop Kontak 1P, 13 A - Bh 1,000 - -
Inbow Does - Bh 1,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :

JUMLAH HARGA ALAT -


D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : Analisa Praktis - 14 ANALISA TERAPAN


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Stop Kontak 2P, 13 A
SATUAN PEMBAYARAN : Buah

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pembantu Tukang Listrik L.01 Org/Hari 0,300 - -
Tukang istrik L.02 Org/Hari 0,100 - -
Kepala Tukang Listrik L.03 Org/Hari 0,050 - -
Mandor Tukang Listrik L.04 Org/Hari 0,050 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Stop Kontak 2 Phase, 16 A - Bh 1,000 - -
Inbow Does - Bh 1,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :

JUMLAH HARGA ALAT -


D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-7
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : Analisa Praktis - 15 ANALISA TERAPAN


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Switch Socket AC + Indikator Lamp 16 A
SATUAN PEMBAYARAN : Buah

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pembantu Tukang Listrik L.01 Org/Hari 0,300 - -
Tukang istrik L.02 Org/Hari 0,100 - -
Kepala Tukang Listrik L.03 Org/Hari 0,050 - -
Mandor Tukang Listrik L.04 Org/Hari 0,050 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Switch Socket AC + Indikator Lamp 16 A - Bh 1,000 - -
Inbow Does - Bh 1,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :

JUMLAH HARGA ALAT -


D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : Analisa Praktis - 16 ANALISA TERAPAN


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Saklar Tunggal, 10 A, 250 VAC
SATUAN PEMBAYARAN : Buah

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pembantu Tukang Listrik L.01 Org/Hari 0,300 - -
Tukang istrik L.02 Org/Hari 0,100 - -
Kepala Tukang Listrik L.03 Org/Hari 0,010 - -
Mandor Tukang Listrik L.04 Org/Hari 0,010 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Saklar Tunggal, 10 A, 250 VAC - Bh 1,000 - -
Inbow Does - Bh 1,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :

JUMLAH HARGA ALAT -


D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-8
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : Analisa Praktis - 17 ANALISA TERAPAN


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Saklar Seri, 10 A, 250 VAC
SATUAN PEMBAYARAN : Buah

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pembantu Tukang Listrik L.01 Org/Hari 0,300 - -
Tukang istrik L.02 Org/Hari 0,100 - -
Kepala Tukang Listrik L.03 Org/Hari 0,010 - -
Mandor Tukang Listrik L.04 Org/Hari 0,010 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Saklar Seri, 10 A, 250 VAC - Bh 1,000 - -
Inbow Does - Bh 1,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :

JUMLAH HARGA ALAT -


D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : Analisa Praktis - 18 ANALISA TERAPAN


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Saklar Triple, 10 A, 250 VAC
SATUAN PEMBAYARAN : Buah

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pembantu Tukang Listrik L.01 Org/Hari 0,300 - -
Tukang istrik L.02 Org/Hari 0,100 - -
Kepala Tukang Listrik L.03 Org/Hari 0,010 - -
Mandor Tukang Listrik L.04 Org/Hari 0,010 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Saklar Triple, 10 A, 250 VAC - Bh 1,000 40.000,00 40.000,00
Inbow Does - Bh 1,000 5.000,00 5.000,00
JUMLAH HARGA BAHAN 45.000,00
C. PERALATAN :

JUMLAH HARGA ALAT -


D. Jumlah (A+B+C) 45.000,00
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 45.000,00

Halaman-9
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : Analisa Praktis - 19 ANALISA TERAPAN


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Lampu RMI TL 2 x 18 Watt, Stainlees Grill
SATUAN PEMBAYARAN : Buah

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Upah Pasang Ls 1,000 8.500,00 8.500,00
JUMLAH TENAGA KERJA 8.500,00
B. BAHAN :
Lampu RMI TL 2 x 18 Watt, Stainlees Grill - Bh 1,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
Material Bantu/ Alat Bantu Ls 1,000 5.000,00 5.000,00
JUMLAH HARGA ALAT 5.000,00
D. Jumlah (A+B+C) 13.500,00
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 13.500,00

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : Analisa Praktis - 20 ANALISA TERAPAN


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Lampu RM TL 2 x 18 Watt Komplit, Glass ALML
SATUAN PEMBAYARAN : Buah

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Upah Pasang Ls 1,000 8.500,00 8.500,00
JUMLAH TENAGA KERJA 8.500,00
B. BAHAN :
Lampu RM TL 2 x 18 Watt Komplit, Glass ALML - Bh 1,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
Material Bantu/ Alat Bantu Ls 1,000 5.000,00 5.000,00
JUMLAH HARGA ALAT 5.000,00
D. Jumlah (A+B+C) 13.500,00
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 13.500,00

Halaman-10
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : Analisa Praktis - 21 ANALISA TERAPAN


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Lampu SL 20 Watt + Downlight Metal Ø 4"
SATUAN PEMBAYARAN : Buah

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Upah Pasang Ls 1,000 8.500,00 8.500,00
JUMLAH TENAGA KERJA 8.500,00
B. BAHAN :
Lampu Philips 20 Watt - Bh 1,000 - -
Down Light Metal Ø 4" - Bh 1,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
Material Bantu/ Alat Bantu Ls 1,000 5.000,00 5.000,00
JUMLAH HARGA ALAT 5.000,00
D. Jumlah (A+B+C) 13.500,00
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 13.500,00

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : Analisa Praktis - 22 ANALISA TERAPAN


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Lampu SL 18 Watt + Downlight Metal Ø 4"
SATUAN PEMBAYARAN : Buah

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Upah Pasang Ls 1,000 8.500,00 8.500,00
JUMLAH TENAGA KERJA 8.500,00
B. BAHAN :
Lampu Philips 18 Watt - Bh 1,000 - -
Down Light Metal Ø 4" - Bh 1,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
Material Bantu/ Alat Bantu Ls 1,000 5.000,00 5.000,00
JUMLAH HARGA ALAT 5.000,00
D. Jumlah (A+B+C) 13.500,00
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 13.500,00

Halaman-11
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : Analisa Praktis - 23 ANALISA TERAPAN


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Lampu SL 8 Watt + Downlight Metal Ø 3"
SATUAN PEMBAYARAN : Buah

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Upah Pasang Ls 1,000 8.500,00 8.500,00
JUMLAH TENAGA KERJA 8.500,00
B. BAHAN :
Lampu Philips 8 Watt - Bh 1,000 - -
Down Light Metal Ø 3" - Bh 1,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
Material Bantu/ Alat Bantu Ls 1,000 5.000,00 5.000,00
JUMLAH HARGA ALAT 5.000,00
D. Jumlah (A+B+C) 13.500,00
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 13.500,00

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : Analisa Praktis - 24 ANALISA TERAPAN


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Lampu SL 11 Watt
SATUAN PEMBAYARAN : Buah

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Upah Pasang Ls 1,000 8.500,00 8.500,00
JUMLAH TENAGA KERJA 8.500,00
B. BAHAN :
Lampu Philips 11 Watt - Bh 1,000 - -
Fitting Tempel - Bh 1,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
Material Bantu/ Alat Bantu Ls 1,000 5.000,00 5.000,00
JUMLAH HARGA ALAT 5.000,00
D. Jumlah (A+B+C) 13.500,00
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 13.500,00

Halaman-12
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : Analisa Praktis - 25 ANALISA TERAPAN


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Sekring Kast
SATUAN PEMBAYARAN : Buah

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Upah Pasang Ls 1,000 8.500,00 8.500,00
JUMLAH TENAGA KERJA 8.500,00
B. BAHAN :
Sekring Kas Kosong DN 3 G - Bh 1,000 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
Material Bantu/ Alat Bantu Ls 1,000 5.000,00 5.000,00
JUMLAH HARGA ALAT 5.000,00
D. Jumlah (A+B+C) 13.500,00
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 13.500,00

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : Analisa Praktis - 26 ANALISA TERAPAN


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Exhaust Fan
SATUAN PEMBAYARAN : Set

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Tukang Instalasi Listrik L.02 Ls 1,000 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Exhaust Fan - Set 1,000 - -
Perlengkapan 35% Harga Bahan - Ls 0,350 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

Halaman-13
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : Analisa Terapan AHSP - A.4.4.2.27 ANALISA TERAPAN


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan Acian Dinding 1 PC : 7 KPR
2
SATUAN PEMBAYARAN : M

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,200 - -
Tukang Batu L.02 Org/Hari 0,100 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,010 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,010 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Semen Portland - Kg 0,800 - -
Kapur Mil - Kg 0,070 - -
JUMLAH HARGA BAHAN -
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) -
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) -

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

ITEM PEMBAYARAN NO. : Analisa Terapan AHSP - A.4.4.2.28 ANALISA TERAPAN


KODE/ JENIS PEKERJAAN : Pemasangan 1 m2 Partisi Gypsum board 9 mm rangka metal stud /runer
SATUAN PEMBAYARAN : M2

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


No. URAIAN KODE SATUAN KOEFISIEN
(Rp). (Rp).
1 2 3 4 5 6 7 = (5x6)
A. TENAGA :
Pekerja L.01 Org/Hari 0,200 - -
Tukang Batu L.02 Org/Hari 0,100 - -
Kepala Tukang L.03 Org/Hari 0,010 - -
Mandor L.04 Org/Hari 0,010 - -
JUMLAH TENAGA KERJA -
B. BAHAN :
Gypsum board 9 mm 2 sisi - m2 2,400 34.166,67 82.000,00
Paku Sekrup - Kg 0,200 19.800,00 3.960,00
Rangka metal stude / runer 10 mm - Btg 1,250 120.000,00 150.000,00
JUMLAH HARGA BAHAN 85.960,00
C. PERALATAN :
- - - - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D. Jumlah (A+B+C) 85.960,00
E. Overhead & Profit 10% x D
F. Harga Satuan Pekerjaan(D + E) 85.960,00

Halaman-14

Anda mungkin juga menyukai