Anda di halaman 1dari 39

PENDUDUK TUMBUH SEIMBANG?

Aris Aananta
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia

BKKBN, 30 Agustus 2021


GARANGAN

• Topik Kependudukan Indonesia Masa Lalu dan Kini/ Kedepan


• Pembangunan Berwawasan Kependudukan
• Proyeksi Penduduk : Tantangan dalam Membuat Asumsi
• Mobilitas Penduduk di Era Wabah/Pasca Wabah dan Digital
• Penduduk Tumbuh Seimbang: Salah Pemahaman
• Mega-tren Demografi menuju Indonesia Emas 2045
TOPIK KEPENDUDUKAN MASA LALU DAN SEKARANG

Tahun 1960an/1970an: Masalah Awal Abad 21: Kesempatan

• Jumlah penduduk yang besar • Jumlah besar/ kecil dapat menjadi bonus,
dapat menjadi bencana
• Pertumbuhan penduduk yang tinggi
• tergantung mutu modal manusia, kondisi
• Kepadatan penduduk yang tinggi ekonomi, sosial dan politik
• Ketimpangan persebaran penduduk • Hak asasi. Contoh: memakai kontrasepsi
• Kemiskinan dan berpindah tempat tinggal merupakan
hak asasi

• Maka, perlu “pengendalian” • Kebebasan memilih


• Kesadaran individu/ solidaritas masyarakat
Peningkatan
Covid-19
Digitalisasi

Revolusi Digital
Yang Kini
Sedang Berlangsung
Revolusi Demografi -2
Perubahan Besar pada Pola Mobilitas Penduduk:
Wira-Wiri dan
Revolusi Demografi-1: Going Nowhere, but Being Everywhere
penurunan fertilitas
Mempengaruhi pola pelayanan publik
termasuk pelayanan kesehatan dan kontrasepsi
PEMBANGUNAN
BERWAWASAN KEPENDUDUKAN
Pembangunan Berwawasan Kependudukan

Size
Fertility
Composition
Age-Sex, Education, Development Mobility
Health, etc
Geographical Mortality
Distribution
Box 2
Box 3
Box 1

Source: Aris Ananta. Variabel Demografi dalam Perencanaan Pembangungan Ekonomi.


Jakarta, Lembaga Demografi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia 1991.
PROYEKSI PENDUDUK:
TANTANGAN DALAM
MEMBUAT ASUMSI
ARTI DAN MANFAAT
PROYEKSI PENDUDUK (1)

• Proyeksi penduduk merupakan serangkaian skenario


“If……., then……”
• Proyeksi bukan ramalan, bukan target.
• Proyeksi terdiri dari serangkaian skenario. Bukan satu skenario.
• Rangkaian skenario memberi pilihan pada pembuat kebijakan,
arah mana yang dipilih
ARTI DAN MANFAAT
PROYEKSI PENDUDUK (2)

• Yang paling penting: pembuatan asumsi tren di masa datang.


• Tren kependudukan masa depan sering berbeda dengan tren
masa lalu, terutama mobilitas penduduk
• Agar bermanfaat, proyeksi penduduk harus dapat salah.
• Kalau tidak dapat salah, proyeksi penduduk tidak ada gunanya.
MOBILITAS PENDUDUK:
TANTANGAN TERBERAT MEMBUAT
ASUMSI PROYEKSI
PENDUDUK MENUJU INDONESIA EMAS 2045

SETELAH 2000
TAHUN 60-AN, 70-AN, 80-AN DAN TERUTAMA SETELAH 2020

• Kelahiran / fertilitas • Mobilitas penduduk


merupakan penentu menjadi penentu utama
utama dinamika dinamika
kependudukan kependudukan.
MOBILITAS PENDUDUK

Mobilitas Jangka Mobilitas Jangka Pendek: < 1 tahun


Panjang (sering terlewat di sensus/ survey)
(Migrasi):
> 1 tahun Berpola, Dapat Ulang-alik
Ditebak Sirkuler
Musiman

Tak Berpola,Tak Dapat


Ditebak Wira-Wiri (Ananta dan Arifin, 2014)

Aris Ananta and Evi Nurvidya Arifin. 2014. “Emerging Patterns of Indonesia’s International Population
Mobility”, Malaysian Journal of Economic Studies, 51 (1), pp.29-41.
MOBILITAS PENDUDUK JANGKA
PENDEK DAN PEMBANGUNAN

• Mereka ini kadang kadang disebut penduduk “terapung”, tak tercatat


• Walau begitu, mereka sangat berpengaruh pada produksi dan
konsumsi suatu daerah.
• Siapa yang berproduksi dan konsumsi di Jakarta?
• Banyak sumbangan dari orang luar Jakarta, yang ulang-alik, sirkuler,
musiman dan wira-wiri ke Jakarta
• Mereka ini tidak tercatat dan tidak diproyeksikan.
MOBILITAS PENDUDUK DI ERA
WABAH DAN TEKNOLOGI DIGITAL?
MOBILITAS PENDUDUK:
KINI DAN MASA DEPAN

Mobilitas Mobilitas
Mobilitas
Jangka Pendek Forced
Jangka Panjang Jangka Pendek
Terpaksa Immobility Covid-19
(Migrasi) Sukarela:
Wira-Wiri

Tak Ke Mana-Mana,
Tapi Di Mana-Mana Mobilitas Virtual Immobility
Pasca Covid-19
*Wira-Wiri Virtual Sukarela
Going NOWHERE,
but Being Aris Ananta. 2020. “Going Nowhere, Being Everywhere: an Emerging Pattern
EVERYWHERE of Population Mobility”. The Newsletter Mahidol Migration Center, volume
7, 14 November.
(Ananta, 2020)
MOBILITAS VIRTUAL DAN
PEMBANGUNAN

Dampak pada produksi dan konsumsi


tidak terbatas pada daerah sekitar
tempat tinggal, tetapi bisa sampai jauh.

Tantangan untuk membuat proyeksi mobilitas virtual


PENDUDUK TUMBUH SEIMBANG :
SALAH PEMAHAMAN
STABLE POPULATION

• Stable population: ketika pertumbuhan penduduk dan komposisi penduduk


menurut usia dan jenis kelamin tidak berubah dalam jangka waktu lama.
• Bosan nggak ya, kalau bertahun tahun tak ada perubahan komposisi penduduk
dan naiknya jumlah penduduk sama terus?
• Baikkah hal ini? Tak Tahu.
• Konsep ini tidak bicara buruk atau baik.
• Kapan terjadi? Ketika ASFR (angka kelahiran menurut usia) and ASDR (angka
kematian menurut usia) tidak berubah selama minimal 40 tahun
• Ribet banget bila selama minimal 40 tahun harus mengatur jumlah kelahiran
dan kematian agar ASFR dan ASDR tidak berubah
STATIONARY POPULATION (1)

• Satationary population merupakan bagian dari stable population.


• Pertumbuhan penduduk tidak pernah berubah selama bertahun tahun.
• Namun, di stationary pertumbuhan penduduknya nol. Zero population
growth
• Di saat stationary population, jumlah penduduk tidak berubah selama
bertahun tahun. Demikian pula komposisi penduduk menurut usia dan
jenis kelamian.
• Baik atau buruk? Tak Tahu. Konsep stationary population tidak
mengatakan baik atau buruk
STATIONARY POPULATION (2)

• Stationary population dicapai ketika fertilitas dan mortalitas mencapai


replacement level atau biasanya TFR sekitar 2,1 dan angka harapan
hidup sekitar 74 tahun selama minimal 40 tahun.
• Ribet ya? Lebih ribet lagi, kita harus melakukan hal ini untuk tiap
propinsi, kabupaten, dan bahkan kelurahan. …..
• Inilah cerita mengapa muncul istilah penduduk tumbuh seimbang
dengan TFR sekitar 2,1 dan menjadi asumsi proyeksi penduduk dan
target dalam pembuatan kebijakan
• Itu sebabnya, tak perlu membuat target TFR = 2,1 dan dipertahankan
terus. Asumsi yang tidak realistis
TAKUT JUMLAH PENDUDUK MENURUN?

• Kalau pun terjadi masih akan dirasakan minimal 40 tahun lagi.


• Kalau pun jumlah penduduk menurun, mengapa risau? Sejak tahun
60-an kita berusaha mengurangi jumlah penduduk.
• Jumlah penduduk yang lebih sedikit lebih mudah diatur, kepadatan
berkurang
• Kurang tenaga kerja? Dengan peningkatan mutu modal manusia dan
teknologi robotik, tak perlu risau penurunan jumlah penduduk/
angkatan kerja
• Penduduk kelompok 60 + juga dapat masuk angkatan kerja
ANGKA KELAHIRAN BOLEH TURUN
MENJADI BERAPA?

• Nggak usah diatur. Hak asasi tiap pasangan untuk


menentukan jumlah kelahiran mereka.
• Pasangan jaman sekarang tidak dapat diatur seperti di era
ketika TFR masih di atas 3.
• Biarkan TFR turun terus, bahkan di bawah 1,5
• Permintaan terhadap kontrasepsi yang aman, efektif dan
murah akan meningkat luar biasa. Unmet need penggunaan
kontrasepsi menjadi tantangan utama.
• Alat kontrasepsi menjadi salah satu kebutuhan pokok.
KELEMAHAN KONSEPTUAL
KONSEP
PERTUMBUHAN PENDUDUK SEIMBANG

• Pertumbuhan penduduk merupakan hasil perubahan angka kelahiran, angka kematian,


dan angka mobilitas penduduk.
• Konsep stable population, stationary population, dan pertumbuhan penduduk
seimbang hanya bicara angka kelahiran dan angka kematian. Tidak bicara mobilitas
penduduk.
• Walau kita dapat mempertahankan NRR=1 (atau TFR sekitar 2.1 dan angka harapan
hidup sekitar 74) selama paling tidak 40 tahun, jumlah penduduk tidak akan konstan
karena ada mobilitas penduduk.
• Maka, lupakan saja konsep pertumbuhan penduduk seimbang untuk pembuatan
kebijakan pembangunan yang berwawasan kependudukan.
BONUS
KONSEP BONUS DEMOGRAFI

• Dasarnya adalah konsep ketergantungan.


• Bahwa anak anak dan orang tua tak berguna untuk pembangunan,
merupakan beban perekonomian
• Angkatan kerja merupakan modal, dan menopang beban perekonomian
• Kalau banyak orang tua, beban pembangunan meningkat, bonus hilang
• Siapakah orang tua? Biasanya, di atas 60 tahun atau 65 tahun. Kasihan banget,
begitu di atas 60 tahun atau 65 tahun menjadi beban perekonomian.
• Menurut konsep ini, jumlah dan persentase angkatan kerja yang besar
merupakan bonus demografi.
KONSEP ACTIVE AGEING:
LEBIH MANUSIAWI

• Konsep Active Ageing tidak melihat orang tua sebagai beban


• Konsep ini melihat hidup lama sebagai celebration.
• Konsep ini berfokus pada bagaimana melihat orang tua tetap
sehat, berpartisipasi secara ekonomi/ sosial di masyarakat, dan
merasa aman.
• Kebijakan melakukan pendekatan life-course, sejak muda, bahkan
sejak dalam kandungan.
• Setiap orang diharapkan suatu ketika akan menjadi tua, dan tidak
meninggal sebelum tua. Mereka bukan beban.
BONUS DEMOGRAFI:
SUDAH ADA?

• BELUM ADA!
• Untuk mendapatkan bonus itu masih harus bekerja keras yang lama.
• Harus menciptakan mutu modal manusia yang bagus, termasuk
pendidikan, kesehatan dst
• Lebih tepat disebut IMING IMING DEMOGRAFI
• Kalau mutu modal manusia jelek, jumlah dan persentase angkatan
kerja yang besar menjadi BENCANA DEMOGRAFI
BONUS DEMOGRAFI:
KELEMAHAN KONSEPTUAL DAN EMPIRIS

• Kelemahan konseptual
• Kelemahan empiris
• Orientasi pada pertumbuhan
ekonomi. • Pengukuran penduduk yang
merupakan “beban” dapat
• Padahal kita berorientasi ke dipertanyakan.
Sustainable Development, beyond
economic growth • Penentuan batas beban
ketergantungan juga berdasar
• Produktivitas hanya diukur berdasar convenience, yaitu 0.5
usia secara kronologis
• Kalau angka ini diubah, hasil akan
• Mengabaikan mutu modal manusia berubah
• Mengabaikan teknologi
KEBIJAKAN APA YANG HARUS DIBUAT?

• Tak usah risau.


• Kebijakan yang kita buat sudah banyak yang tepat, ada atau tidak ada bonus
demografi.
• Dari pada bingung berdebat bonus, iming iming, atau bencana demografi, kita
fokus saja pada pembuatan kebijakan.
• Kebijakan peningkatan pendidikan, kesehatan, mengurangi kemiskinan,
penciptaan kesempatan kerja, penciptaan infrastructure dst perlu dilakukan
tanpa kita bicara bonus, iming iming, atau bencana demografi.
MEGA-DEMOGRAFI DALAM PERJALANAN
MENUJU INDONESIA EMAS 2045
MOBILITAS PENDUDUK

Sudah dibahas di slide sebelum ini


TRANSISI URBANISASI

Dominasi
Urban Mobilitas
Natural
Virtual
Growth

Rural-Urban
Urbanisasi
Mega De-Mega-
Migration Urbanization
Urbanization
Peningkatan mobilitas ulang-alik, sirkuler,
musiman, dan terutama wira wiri
Munculnya
Pekotaan
Kecil dan
Menengah
TRANSISI FERTILITAS-MORTALITAS

Transisi Demografi Kedua


Transisi Demografi Pertama • TFR berfluktuasi di bawah 2,1, sering disebut di
bawah replacement rate
• Dari TFR sekitar 6 atau 7
• Perubahan norma sosial
• Menuju TFR sekitar 2,1
• Social engineering tak dapat dilaksanakan.
• Social engineering dapat dilaksanakan
• Rasional dalam menentukan kelahiran dan bentuk
• Pasangan mulai belajar kalkulasi rasional keluarga
menentukan kapan menikah, akan punya anak atau
• Aksentuasi diri, jati diri
tidak, berapa anak yang diinginkan, berapa
penjarakan kelahiran • Kesadaran akan hak asasi
• Masyarakat digital mempercepat perubahan norma
TRANSISI MORTALITAS

Angka Kematian Akan Terus Menurun


Angka Harapan Hidup Akan Terus Menaik
KE MANA ARAH KESEHATAN DAN NUTRISI KITA?
Transisi Epidemiologi Transisi Nutrition

• Kematian karena penyakit menular, wabah, • Food gathering


bencana alam
• Kelaparan, banyak kematian
• Karena kemiskinan • Mulai mengkonsumsi buah, sayur, dan protein
• Karena penyakit kronis dan degeneratif hewani
• Penundaan usia saat penyakit kronis dan • Konsumsi “Barat”, lemak jenuh, gula, refined
degeneratif dimulai food, sedikit serat, dan gaya hidup sedentary.
• Kompresi penyakit kronis dan degeneratif • Beban ganda: under nutrition dan over-
• Beban ganda. Penyakit menular bersamaan nutrition.
dengan penyakit kronis/ degeneratif • Gaya Hidup Sehat. Kembali ke alam. Minimal
• Bencana alam, perubahan iklim, dan wabah polusi udara dan air. Makanan yang sehat dan
enak dan murah. Olah raga dst.
• Covid-19 bukan wabah terakhir
• Hidup lebih lama, sehat lebih lama, meninggal
dengan dignity
Perubahan Norma “Keluarga”

Super
Redefinisi
Extended Pekerja
Usia
Digital Serabutan
Lansia
Family
KELUARGA DIGITAL

• Super-extended digital family: ke depan, ke belakang, ke samping.


• Keakraban digital
• Yang dekat secara geografis, tapi tak masuk jaringan, menjadi “bukan
keluarga”. Yang jauh secara geografi, masuk jaringan, menjadi “keluarga”
• Pendidikan, rekreasi, pekerjaan, istirahat, kesehatan, ibadah menjadi “satu”
• Design rumah berubah untuk adaptasi semua kebutuhan ini
• Perkawinan, Kematian, Pendidikan, Pelayanan Kesehatan digital
REDEFINISI USIA LANSIA

• Kalau kita berhasil melaksanakan gaya hidup sehat, lansia juga akan hidup
sehat lebih lama, periode menderita sakit lebih pendek
• Masyarakat lansia digital juga menyebabkan penduduk usia 60 tahun ke
atas makin mampu berkontribusi positif pada perekonomian.
• Maka, definisi “lansia” dapat diubah. Bukan lagi, 60 atau 65 tahun ke atas,
tetapi 80 atau 90 tahun ke atas pada tahun 2045.
• Hal ini juga mempunyai implikasi pada usia pensiun.
PEKERJA SERABUTAN

• Sering disebut gig economy, flexible employment


• Makin sedikit pekerja full time di satu institusi untuk waktu lama
• Tempat bekerja juga dapat di mana pun, tergantung ketersediaan internet.
• Tak ada jaminan sosial, asuransi kesehatan, uang “pensiun”. Tak ada karier.
Karier menjadi DIY – Do It Yourself.
• Gelar/ ijasah akademis menjadi tidak relevan.
• Orang mengambil kuliah/ kursus untuk mendapatkan keahlian, bukan
ijazah/ sertifikat/ gelar.
SELAMAT MENEMPUH PERJALANAN
MENUJU INDONESIA EMAS 2045

Dengan Memanfaatkan
Kecenderungan Mega-Demografis

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai