Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ajeng Nova Eryani

Notar : 2202019
Kelas : MTJ 1.8

URBANISASI MASYARKAT DI KABUPATEN KUDUS

Mobilitas penduduk merupakan gejala dan fenomena sosial yang sering dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu gerak perpindahan penduduk dari satu unit geografis (wilayah) ke dalam unit
geografis lainnya. Pergerakan penduduk juga bisa bersifat permanen (migrasi, transmigrasi,
urbanisasi) dan non-permanen (sirkulasi dan komutasi). Gejala mobilitas penduduk pada dasarnya
merupakan bentuk respons manusia terhadap situasi dan kondisi yang sedang dihadapi. Misalnya,
desakan ekonomi, situasi politik, kebutuhan pendidikan, gangguan keamanan, terjadinya bencana
alam di daerah asal, ataupun alasan-alasan sosial lainnya. Diskursus tentang mobilitas sosial dalam
suatu masyarakat seringkali digunakan sebagai sarana untuk melegitimasi sekaligus menutupi fakta
tentang ketimpangan sosial dalam masyarakat sendiri.

Desa Karangampel ini mempunyai luas lahan sebesar 174. 120 Ha, dengan Jumlah Penduduk sebesar
7.345 Jiwa dan kepadatan sebesar 280 orang/ km2. Setiap tahun terjadi penambahan penduduk
karena banyaknya imigran dari luar Kudus yang menetap dan tingginya angka kelahiran. Selain itu
banyaknya Industri rokok dan tempat wisata religi dapat menyerap banyak pekerja juga menjadi
salah satu faktor terjadinya kepadatan penduduk. Mobilitas yang terjadi pada sebagian besar warga
desa ini dapat dianalisis sebagai gerak mobilitas permanen karena kebanyakan para imigran menetap
di desa ini mengikuti pasangannya sehingga terjadi perubahan tempat tinggal aslinya terdahulu yang
dapat digolongkan dalam migrasi internal karena masih mencakup daerah nasional. Namun, bagi
warga yang biasanya bekerja di industri biasanya melakukan gerak non permanen dengan jenis
gerakan komutasi dimana kebanyakan dari mereka bekerja di Industri percetakan sepatu di Kota
Jepara, mereka dari kudus pergi ke Jepara dengan tujuan melakukan aktivitas pekerjaan setelah
selesai mereka akan pulang ke desanya lagi, dan itu sifatnya berkelanjutan sampai kontrak dengan
pabrik selesai.

Sedangkan permasalahan yang mendorong terjadinya mobilitas penduduk asli desa Karangampel
sendiri adalah sulitnya memperoleh lapangan pekerjaan di kota sendiri karena banyaknya warga
pendatang berakibat pada kurangnya lahan terbuka dan terbatasnya kesempatan kerja, hal ini
menjadi pemicu utama penduduk asli desa Karangampel melakukan mobilitas dengan cara
urbanisasi, mereka mempunyai tujuan dan harapan akan mendapatkan kehidupan yang lebih layak di
perkotaan. Mobilitas ini kebanyakan dilakukan oleh penduduk berusia produktif, alasan pendorong
masyarakat desa melakukan mobilisasi yaitu: semakin sempitnya lahan pertanian karena pembukaan
lahan untuk industri dan perumahan, tidak mempunyai bakat mengelola lahan, dan penghasilan di
desa yang rendah sedangkan jika mereka merantau ke kota kesempatan kerjanya sangat banyak,
penghasilan tinggi, lengkapnya fasilitas dan sarana sosial ekonomi.

Sedangkan untuk mobilitas sosial yang terjadi pada masyarakatnya secara individual di Desa
Karangampel, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, pasca banyaknya pembangunan Industri dan
perumahan adalah mobilitas sosial horizontal, dimana masyarakat melakukan perpindahan atau
pergerakan dari status pekerjaan mereka pada posisi yang sejajar atau setara. Mobilitas sosial yang
terjadi merupakan implikasi dari perubahan mata pencaharian yang terjadi pada saat sebelum dan
pasca pembangunan Industri dan perumahan. Di mana sebelum pembangunan tersebut mayoritas
masyarakat melakoni pekerjaan sebagai petani maupun penggarap, sedangkan pasca pembangunan
Industri dan perumahan mayoritas masyarakat melakoni pekerjaan sebagai TKW, pekerja bangunan,
pembantu rumah tangga dan buruh pabrik. Baik sebelum maupun pasca pembangunan Industri dan
perumahan, status pekerjaan masyarakat sama-sama diklasifikasikan sebagai buruh atau pekerja
kasar, akan tetapi berada pada sektor yang berbeda. Dimana sebelum pembangunan Industri dan
perumahan masyarakat melakoni pekerjaan di sektor pertanian, sedangkan pasca pembangunan
masyarakat melakoni pekerjaan di sektor non pertanian.

Anda mungkin juga menyukai