menghasilkan lima karya, tidak dengan puisi. Puisi memerlukan suplemen khusus
yaitu “momen puitis”. Momen puitis adalah saat ketika penyair mendapatkan ide.
Ide inilah yg yang tidak bisa dijadwalkan; ia harus dipikirkan agar berbeda
dibandingkan karya yang sudah ada; segar; memberikan kesan tertentu pada
terhadap realitas. Wujud moment puitis bisa berupa satuan bahasa (kata, frasa,
dan kalimat), perasaan yang menyeruak (suasana batin), bisa pula berupa “isi”
bukan sekedar mengingat, tetapi mencatat. Berri ruang yang luas bagi kata kunci,
beri pula keterangan penunjang, seperti acuan teknik yang akan dipakai, suasana
yang akan dibangun, dan lain-lain. salah satu cara yang sering penulis lakukan
dalam mencatat momen puitis adalah dengan metode mind mapping. Puisi
berjudul “Rawatlah Puisi Ini” karya Hasta Indriyana adalah contohnya. Momen puitis
puisi tersebut datang ketika membaca peringatan sebuah produk dalam kemasan
ke kardus: “Simpan di tempat sejuk…” dan seterusnya. Ketika itu tiba-tiba terlintas
tersebut dengan isi atau kemenangan puisi? Marilah kita baca dan kita nikmati
FUN BAHASA 2
SIMPAN DI TEMPAT SEJUK
(ide awal)
PUISI
(ide akhir/ide utama)
Mind Mapping
Perlu dirawat
Puisi
FUN BAHASA 3
Kemudian ditulis menjadi puisi di bawah.
Yang Mahapuisi
2002
Di dunia kreatif, termasuk puisi, kreator berproses melalui belajar dari karya-
karya yang sudah ada. Hal ini terjadi alamiah dan massal. Ruang-ruang
pameran, diskusi, maupun kajian. Di dalam proses kreatif ini tak terelakkan terjadi
proses peniruan, baik gaya maupun pemilihan isi. Oleh karena massif, maka
memungkinkan hasil karya masing- masing kreator tidak jauh berbeda. Pemilihan
tema dan penggunaan gaya nyaris seragam oleh karena akibat peniruan
FUN BAHASA 4
Khususnya di dunia puisi Indonesia, ruang kreatif ini jika diandaikan seperti berada
di dalam sebuah ruang kaca bersegi banvak. Sebuah benda yang berada di
tengah akan dipantulkan ke segala sisi. Gava satu penyair patron akan ditiru oleh
kreator.
Coba kita tilik sejarah puisi Indonesia. Dimulai dari Angkatan Balai Pustaka
sampai generasi ketika buku ini dicetak. selalu ada angkatan-angkatan yang
seperti ini selalu melahirkan pionir dan epigon. Sapardi Djoko Damono. Goenawan
Mohamad, dan Afrizal Malna adalah tiga penyair Indonesia yang gaya
puisipuisinya diikuti banyak orang. Diluar ketiga nama di atas, ada penyair yang
cukup berpengaruh, seperti Sutardji Calzoum Bachri. Remy Sylado. dan Joko
Pinurbo.
terhadap sebuah kata atau istilah. Inilah mula dari "benda-benda usang" itu
tercipta. Benda-benda using yang penulis maksud adalah kata-kata atau istilah
menemui kata dan istilah “anu”, begitu juga ketika membaca penyair B, C, X, Y. Z Puisi
Segera kemas benda-benda usang tersebut. Cari dan ciptakan kesegaran istilah
dan gaya pengucapan. Yang berbeda dibandingkan yang sudah ada. Mari kita
FUN BAHASA 5
telisik, apa saja kata-kata yang sering dipakai banvak penyair. Misalnya, kata
"mentari" dan "pelita" untuk mewakili hal-hal yang memberikan pencerahan atau
akan lebih baik jika Anda menjauhi penulisan baris puisi demikian: /Mentari di ufuk
Di bawah ini merupakan kata-kata yang perlu dicurigai usang di zaman ini
(tetapi tidak harus tidak dipakai), terutama yang berpotensi membuat puisi
asa : harapan
langiy : ketakterbatasan
laut : kedalaman
malaikat : penolong
matahari : pencerahan
mawar : keindahan
sayap : kebebasan
FUN BAHASA 6
stasiun/kereta : hakikat hidup manusia
temaram : remang-remang
teratai : keagungan
dan seterusnya.
terpikir untuk menghindari pemilihan atau istilah tertentu karena sering dipakai
orang lain Apakah Anda juga menemukan kata-kata atau istilah lain yang sering
dipakai orang lain? Jika jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut iya, maka
Anda dalam kondisi “kreatif”, sebbab bisa membedakan antara hyang using
dengan yang segar. Nah, pakaha kuncinya agar kita makin tajam dalam
1. “Kata-kata atau istilah apa yang sering Anda pakai ketika menulis puisi?”
2. “Dalam sejumlah puisi-puisi yang telah Anda tulis, berapa jumlah kata-kata
4. “Bisakah Anda mulai meninggalkan kata-kata atau istilah yang sering Anda
pakai itu?”
FUN BAHASA 7
3. Menciptakan Kesegaran Daya Ungkap
Daya ungkap yang segar bisa berupa frasa atau kalimat. Upaya ini adalah
ungkapan yang berlaku dalam sebuah wilayah pada waktu tertentu, dan lain-lain.
FUN BAHASA 8
Pembalikan logika -Gerhana bulan -Gerhana bumi
-Bayangan hitam -Bayangan putih
-Panas matahari -Dingin matahari
-Ibu yang lembut -Ibu yang gagah
Lingsir (Jawa):
terbenam
Penekanan Malam gelap gulita Malam kelam gelap
senyap
(perhatikan bunyi
mampat pada suku kata
-am, -am dan
ap, -ap)
Hatiku sangat sedih
FUN BAHASA 9
terjadi berdasarkan
gejala yang muncul
(“Nanaku”, Roymon
Lemosol)
Jalesveva Jayamahe,
bisikmu perlahan
Sepelan angin malam
dan kursi. Di atas meja ada dua cangkir kopi tersaji. Meja itu ditunggui dua orang
Kata sambung berfungsi untuk merekatkan satu kata dengan kata lain, satu
kalimat dengan kalimat lain, atau satu bait dengan baik lainnya. Kata sambung
FUN BAHASA 10
Salah satu hal penyebab puisi disebut padat adalah penghilangan kata
sambung dalam sebuah kata atau kalimat. Puisi sebaiknya padat-ringkas untuk
membedakan dengan prosa; untuk tidak boros menghamburkan kala kata: dan
untuk mencapai titik bernas. Puisi efisien yang disebabkan penghilangan kata
Kata sifat adalah kata yang menunjukkan ciri khas atau keadaan sesuatu.
Salah satu ciri untuk menandai kata sifat adalah dengan menempelkan kata
FUN BAHASA 11
Gedung itu tinggi. Gedung itu tinggi sekali.
Lima contoh di atas yang menunjukkan kata sifat adalah tinggi, ramah,
cantik, indah, dan mengagumkan. Di dalam puisi, menggunakan kata sifat tidak
tabu. Akan tetapi, menjadi tidak menarik ketika susunan kalimat menjadi vulgar.
menuliskannya menjadi puisi, apakah Anda akan menuliskan baris kalimat berikut?
Sungguh baris kalimat tersebut vulgar dan tidak puitis, bahkan klise.
sifat. Dalam kalimat /DI pantai yang indah ini/, hilangkah kata “indah”, Anda bisa
mencari hal-hal yang membuat pantai tersebut indah. Apa saja yang menurut
FUN BAHASA 12
Sekali lagi, galilah unsur-unsur pantai yang menjadikan Anda menyebutnya
indah. Apakah pasir hitamnya; awan yang berarak di atas ombak; kerumun jingking
dan kepiting serakan perahu-perahu kayu; tebing yang mencuat; angin ang
kencang; tangan-tangan nelayan yang kekar; dan lain sebagainya. Nah, latihlah
6. Menulis Hujan
Ada banyak puisi dengan gaya penulisan seragam. Sebagai contoh, dalam
Kalian juga pasti pernah membaca baris-baris puisi yang mirip atau bahkan
sama dengan puisi di atas. Apabila pernah, dan masih, sebaiknya mulai sekarang
jangan menulis seperti itu. Alasannya, karena semua orang paham betul
bagaimana kronologi terjadinya hujan. Seperti yang kita tau, hujan pasti turun dari
langi dan jatuh ke tanah. Karena hujannya air, pasti membasahi bumi. Daun-daun
Pelajaran yang bisa diambil dari puisi di atas yaitu, menulislah dengan tidak
berlebihan. Pergunakan kata dengan hemat dan padat. Sebagai penulis, kita tidak
perlu menulis semua hal secara runtut / kronologis. Jika satu unsur atau peristiwa
sudah diwakili unsur atau peristiwa lain,pakailah salah satu di antaranya. Nah,
FUN BAHASA 13
7. Menulis Kata Pertama atau Bait Pembuka
Meskipun penulis sudah menentukan ide dan gaya bahasa, biasanya ia masih
bingung harus memulai dari mana. Menentukan kata pertama bisa diawali dengan
dipakai untuk jenis puisi dramatik. Percakapan ini berfungsi untuk mengenalkan
tokoh yang berbicara dan topik yang diangkat. Contohnya, puisi “Valentine di
Membuat sampiran berupa pantun. Pantun bisa ditulis sebagai pembuka puisi.
Fungsinya untuk mengantarkan puisi pada tema yang diangkat. Contohnya, puisi
RUMAH
FUN BAHASA 14
Ning, kembali aku kenangkan dolanan
Menulis narasi sebuah konflik atau klimaks cerita. Pembuka puisis jenis ini pas
untuk puisi jenis dramatik. Efek yang ditimbulkan adalah terciptanya rasa igin tahu
NUH
Pada hari Ahad kedua, kota tua itu tumpas. Curah hujan
tak lagi deras, meskipun angkasa masih ungu, dan hari gusar.
pembuka berupa pantun. pembuka jenis ini berfungsi sebagai sampiran untuk
topik dengan lentur dan luwes. Sebagai contoh adalah nukilan puisi "Istri" karya
FUN BAHASA 15
ISTRI
Menyapu pekarangan
Memasak di dapur
Mencuci di sumur
Penyebutan nama tempat. Penyebutan nama tempat ini akan menggiring kea rah
LHOK NGA
Masa kecimu
Menulis satu benda yang dilihat. Ketika Anda bingung menentukan kata pertama
untuk mengawali puisi padahal ide, tema, dan gaya sudah didapat. langkah yang
bisa Anda mulai adalah menulis satu benda vang Anda lihat saat itu. Misalnya,
FUN BAHASA 16
pada suatu waktu Anda menatap daun pepohonan, cobalah tulis kata
pertamanya "daun". Sebagai contoh, mari kita simak puisi Hasta Indriyana berikut.
PULANG
Daun jatuh
Dan tanah
Mengubur kenangan
Kata seru adalah kata tugas yang mengungkapkan rasa hati penyair.
Fungsinya untuk memperkuat ungkapan rasa seperti kagum, dendam, benci, sedih,
heran, kaget, dan sebagainya. Begitu juga dengan puisi, kata seru dipakai untuk
menekankan perasaan. Contoh kata seru antara lain; bah, cis, cuih, aduh, wah, wow,
astaga, ayo, nah, o, aha, aduhai, aih, dan lain-lain. Di bawah ini contoh nukilan puisi
FUN BAHASA 17
PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO
9. Menulis Judul
Judul bagi mereka adalah kunci yang bisa menarik pembaca. Oleh karena itu, judul
keseluruhan isi puisi. Nah, berikut ini beberapa cara yang bisa dipakai untuk
Berikut.
b. Menuliskan nama tokoh dalam puisi. Misalnya: “Nuh”; “Adam”; “Raden Sahid”;
dan lain-lain.
d.
FUN BAHASA 18
e. Menuliskan peristiwa yang mewakili isi. Misalnya: “Sebelum Pertunjukan”;
f. Menuliskan hari, bulan, tahun atau orde yang menjadi latar puisi. Misalnya:
g. Frasa yang merangkum isi. Misalnya: "Pelabuhan Sunyi"; "Doa Kecil"; "Jejak
h. Kalimat panjang. Salah satu kelebihan judul dengan kalimat panjang adalah
efek menarik. Misalnya: "Tuhan, Aku Lupa Menulis Sajak Cinta", "Suami-Istri
yang Menyanyikan Satu Lagu Dangdut Untukku", "Dua Orang Kembar yang
i. Mencomot salah satu baris di antara bait-bait puisi. Misalnya puisi Hasta
Indriyana berikut.
FUN BAHASA 19
Kisahku sebagai sad ending
10. Revisi
kembali agar ia bisa menilai apa kekurangan dan kelebihan puisinya. Hal-
yang dipilih (efoni), meliputi rima; ritme; penekanan; dan kesan kata, 2)
yang dianggap puitis), 3) opening dan ending, biasanya untuk puisi jenis
keseluruhan puisi, dan lain-lain. Sebagai contoh, berikut ini adalah puisi
direvisi) dan bagain 2 (sudah direvisi). Meskipun hampir sama, namun kesan
Senyuman
FUN BAHASA 20
Sesampai di rumah ada oleh-oleh yang bisa
Dewadaru, 2002
FUN BAHASA 21
Dibersihkan, barangkali lumbung yang makin
Dewadaru, 2002
Catatan: materi ini dibuat dan dikembangkan khusus oleh Tim Fun Bahasa
FUN BAHASA 22
Berdiri pada Maret 2017, Fun Bahasa merupakan platform edukatif yang memiliki visi
mengakselerasi pemahaman bahasa dan sastra kepada masyarakat luas dengan memberikan
pengetahuan seputar bahasa dan sastra sekaligus mewadahi karya dan pikiran anak bangsa
melalui kegiatan/lomba kebahasaan dan kesastraan yang diselenggarakan secara berkala.
E-mail: funbahasa@gmail.com
Instagram: @funbahasa
Website: www.funbahasa.com
FUN BAHASA 23