Anda di halaman 1dari 4

Baskara membentuk 

Feast bersama Adnan Satyanugraha Putra, Dicky Renanda Putra, Fadli Fikriawan


Wibowo, dan Adrianus Aristo Haryo. Feast sendiri mengusung musik bergenre rock.

Aspek yang membuat Feast tumbuh menjadi komoditi panas di permusikan independen lokal adalah musik
yang ditawarkan dinilai cukup segar. Mereka meleburkan aroma musik rock dengan elemen-elemen elektronik
yang membuat antusiasme para pendengar meningkat.

Selain itu, Feast menawarkan lagu-lagu yang relevan dengan kalangan anak muda. Baskara tentunya punya
andil besar pada perjalanan karier Feast sebagai frontman. Kemampuan Baskara menangkap isu-isu terkini
membuat Feast memiliki ciri khas.

Pada 2014, Feast merilis lagu debutnya berjudul Camkan. Pada 18 September 2017, Feast akhirnya merilis
mini album perdana bertajuk Multiverses. Feast menggandeng banyak kolaborator ternama seperti vokalis
Bam Mastro, Elephant Kind, rapper Ramengvrl, Mardial, Oscar Lolang, hingga Haikal Azizi.

Multiverses menampilkan identitas sonik yang cair. Feast membuat musik rock yang mereka mainkan dipadu
elemen lain. Feast menghadirkan derap hip-hop, halusnya gitar akustik dan selusin musisi tamu dari berbagai
spektrum bunyi.

Ada 11 lagu di album Multiverses seperti Riphunter, Kelelawar, Sectumsempra, Wives of (We Belong Dead).
Baru pada 13 Juli 2018, Feast merilis lagu baru berjudul Peradaban. Feast juga berkolaborasi dengan Rayssa
Dynta pada lagu Berita Kehilangan pada Agustus 2018. Lagu ini berkisah tentang kasus kriminal,
pemerkosaan, dan terorisme di Indonesia.

Setelah konsisten merilis single, Feast lantas meluncurkan album kedua dengan tajuk Membangun dan
Menghancurkan. Beberapa lagu di album ini sangat dekat dengan isu-isu kiwari seperti lagu Dalam Hitungan
yang memiliki lagu satir tentang polarisasi politik dan candu media sosial di Indonesia.

Ada pula lagu berjudul Tarian Penghancur Raya yang bercerita tentang isu kerusakan alam. Pada penghujung
2019, Feast berkolaborasi dengan The Panturas untuk merilis single berjudul Gelora. Lagu ini dimaksudnya
menyambut gelaran SEA Games 2019 di Filipina.

sumber: https://www.superlive.id/news/baskara-putra-hindia-vokalis-feast-yang-menjajal-karier-solo

di akses: 12 Jan 21, Pukul 0.06

.Feast terbentuk dari 5 orang mahasiswa FISIP Universitas Indonesia yang resah dengan keadaan politik
dan sosial yang ada di Indonesia.
Terinspirasi dari beberapa fenomena pengeboman gereja, masjid dan tempat-tempat umum
lainnya, .Feast mulai membuat lagu sebagai kritik akan fonomena tersebut.
Salah satu anggota .Feast, mendengar tentang sebuah berita tentang pengeboman gereja di Surabaya,
akhirnya mereka berkumpul dan memutuskan untuk membuat sebuah karya sebagai kritik sosial dan
ajakan untuk anak-anak muda untuk aware terhadap kasus-kasus yang tabu untuk dibicarakan oleh anak-
anak muda. 
.Feast yakin bahwa band mereka mampu mengajak pendengarnya menjadi aktivis yang kritis terhadap isu
sosial politik indonesia.

Sumber: https://www.tribunnewswiki.com/2019/12/23/feast

Diakses: 12 jan 21, Pukul 0.23

Grup Band beraliran rock ini terbentuk dari sekumpulan mahasiswa FISIP Universitas Indonesia.
Ajakan membuat band ini diawali oleh Baskara Putra melalui layanan aplikasi chat Facebook. Ia
mengajak Adnan, gitarisnya untuk membuat project band. Adnan pun langsung menyetujuinya. 
Tak lama setelah terbentuk, Baskara dan Adnan mengajak tiga teman kampus lainnya.
Diantaranya adalah Adrianus Aristo, F. Fikriawan dan Dicky Renanda bergabung menjadi
session player di .Feast.
Dari yang awalnya hanya menjadi session player di .Feast, mereka pun nyaman ketika manggung
bersama. Akhirnya bergabunglah mereka dalam band .Feast.
Saat itu, mereka belum mempunyai lagu ciptaan sendiri. Mereka kemudian kerap membawakan
lagu-lagu dari grup musik lainnya tiap kali manggung di kampus. Lalu pada 2014, mereka
akhirnya mengeluarkan sebuah single berjudul Camkan. 
Setelah beberapa tahun berlalu, pada 2017 akhirnya .Feast bisa Feast merilis album Multiverses
ke pasaran. Dalam album ini, .Feast menggandeng beberapa musisi ternama seperti Bam Mastro,
Ramengvrl, Oscar Lolang, Mardial, dan Haikal Azizi.
Nama .Feast mulai makin dikenal di kalangan penikmat musik pada 2018 lewat lagu berjudul
Peradaban dan Berita Kehilangan. Lagu-lagu .Feast ini menceritakan soal isu-isu kriminalisasi
yang saat itu tengah ramai diperbincangkan. 

Sumber: https://kuyou.id/homepage/read/13072/daftar-personil-feast-band-indie-masa-kini-yang-jadi-
rolemodel-milenial-gen-z

Diakses: 12 jan 22, Pukul 0.26

Feast adalah band yang bergenre rock yang sedang dinikmati oleh kalangan anak muda zaman
sekarang. Aspek yang membuat Feast tumbuh menjadi komoditi panas di permusikan
independen lokal adalah musik yang ditawarkan dinilai cukup segar. Mereka meleburkan aroma
musik rock dengan elemen-elemen elektronik yang membuat antusiasme para pendengar
meningkat. Selain itu, Feast menawarkan lagu-lagu yang relevan dengan kalangan anak muda.
Baskara tentunya punya peran besar pada perjalanan karier Feast sebagai frontman. Kemampuan
Baskara menangkap isu-isu terkini membuat Feast memiliki ciri khas.
Awal terbentuk band .Feast dimulai dari sekumpulan mahasiswa FISIP Universitas Indonesia
pada tahun 2013. Ajakan membuat band ini diawali oleh Baskara Putra melalui layanan aplikasi
chat Facebook. Ia mengajak Adnan yang merupakan seorang gitaris untuk membuat project
band. Adnan pun langsung menyetujuinya. Tak lama setelah terbentuk, Baskara dan Adnan
mengajak tiga teman kampus lainnya. Diantaranya adalah Adrianus Aristo (drummer), F.
Fikriawan (bass) dan Dicky Renanda (gitaris) bergabung menjadi session player di .Feast. Dari
yang awalnya hanya menjadi session player di .Feast, mereka pun nyaman ketika manggung
bersama. Akhirnya bergabunglah mereka dalam band .Feast.
Saat itu, mereka belum mempunyai lagu ciptaan sendiri. Mereka kemudian kerap membawakan
lagu-lagu dari grup musik lainnya tiap kali manggung di kampus. Lalu pada tahun 2014, mereka
akhirnya mengeluarkan sebuah single berjudul “Camkan”. Dan setelah beberapa tahun berlalu
pada tahun 2017, Feast akhirnya merilis mini album perdana bertajuk Multiverses. Feast
menggandeng banyak kolaborator ternama seperti vokalis Bam Mastro, Elephant Kind, rapper
Ramengvrl, Mardial, Oscar Lolang, hingga Haikal Azizi.
Multiverses menampilkan dan menggabungkan dari beberapa gender dalam musik. Feast
membuat musik rock yang mereka mainkan dipadu elemen lain. Feast menghadirkan derap hip-
hop, halusnya gitar akustik dan beberapa musisi yang diundang dari berbagai spektrum bunyi.
Ada 11 lagu di album Multiverses seperti “Riphunter”, “Kelelawar”, “Sectumsempra”, “Wives
of (We Belong Dead)”. Baru pada 13 Juli 2018, Feast merilis lagu baru berjudul “Peradaban”.
Feast juga berkolaborasi dengan Rayssa Dynta pada lagu “Berita Kehilangan” pada Agustus
2018. Lalu nama band Feast mulai makin dikenal di kalangan penikmat musik pada 2018 lewat
lagu berjudul Peradaban dan Berita Kehilangan. Lagu-lagu Feast ini menceritakan soal isu-isu
kriminalisasi, pemerkosaan dan terorisme di Indonesia yang saat itu tengah ramai
diperbincangkan.
Setelah konsisten merilis single, Feast lalu mengeluarkan album kedua dengan tajuk Membangun
dan Menghancurkan. Beberapa lagu di album ini sangat dekat dengan isu-isu kiwari seperti lagu
Dalam Hitungan yang memiliki lagu satir tentang polarisasi politik dan candu media sosial di
Indonesia.
Ada pula lagu berjudul Tarian Penghancur Raya yang bercerita tentang isu kerusakan alam. Pada
penghujung 2019, Feast berkolaborasi dengan The Panturas untuk merilis single berjudul Gelora.
Lagu ini dimaksudnya menyambut gelaran SEA Games 2019 di Filipina.

Anda mungkin juga menyukai